Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM KB DI INDONESIA.

OLEH:

OLEH :Vl
1. SAVERIUS JONTA : 508 05 01
2. ALBERTUS TAMUR : 508 05 174
3. FLORIANUS DIN :503 05 062
4.YOHANES GARSO :508 05 029
5. SALMIAH :508 05 006
6. IRMA DARMAYANTI :508 05 066

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
anugrah, serta hidayanhya kepada kami semua sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Program Kb Di Indonesia
ini yang merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak
,untuk itu saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya. Makalah
yang telah kami buat ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu
kami mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif.
Semoga makalah ini dapat menjadi bahan referensi dan bermanfaat bagi
kita semua terimakasih.

DAFTAR ISI
Halaman judul…………………………………………………………………i

Kata pengantar…………………………………………………………………ii

Daftar isi…………………………………………………………………….......iii

Bab I. Pendahuluan …………………………………………………………..1

1.1 latar belakang……………………………………………………….. 1

1.2 rumusan masalah………………………………………………………….2

1.3………………………………………………………………………………....2

Bab II.pembahasan…………………………………………………………… 3

2.1 Pengertian KB……………………………………………………………. .3

2.2 Tujuan Program KB……………………………………………………… 3

2.3 Strategi Program KB………………………………………………………

2.4 Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran………………

BAB III. PENUTUP………………………………………………………………

3.1 kesimpulan………………………………………………………………13

Daftar pustaka……………………………………………………….14

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan


mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam
melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya
manusia. Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil
bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk
Indonesia.

Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah


PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat
kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun
non program.

Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan


meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan
berkembang Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS).
Sasaran dalam program ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
ditetapkan berdasarkan survei PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu
tahun dan pelaksanaannya di koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB
(PLKB)

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana Ruang lingkup program KB ?

2.Bagaimana Strategi pendekatan dan cara operasional program KB ?

3.Bagaimana Dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran ?

1.3 TUJUAN

a. untuk mengetahui ruang lingkup program KB.

b.untuk mengetahui strategi pendekatan dan cara operasional program


KB

c. untuk mengetahui dampak program KB terhadap pencegahan kelahiran

1.4. MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui Program KB di


Indonesia

2.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian KB

1. Upaya peningkatkan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan


keluarga kecil yang bahagia sejahtera (Undang-undang No.
10/1992).
2. Keluarga Berencana (Family Planning, Planned Parenthood) :
suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
3. WHO (Expert Committe, 1970), tindakan yg membantu individu/
pasutri untuk: Mendapatkan objektif-obketif tertentu, menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga.

2.2 Tujuan Program KB

1. Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan


kekutan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
3. Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki
kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa;
Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat
dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan
KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan

3.
angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.

a. Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:

1. Keluarga dengan anak ideal


2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)

b. Sasaran Program KB

Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:

1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar


1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per
perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin
menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara
kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional,
efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan
menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh
kembang anak.

4.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga
sejahtera-1 yang aktif dalam usaha ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan Program KB Nasional.

c. Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup KB antara lain:

1. Keluarga berencana;

2. Kesehatan reproduksi remaja;

3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga;

4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas;

5. Keserasian kebijakan kependudukan;

6. Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan;

7. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

8. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di


masyarakat (pada saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan
kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan
sebagainya). Termasuk ke dalamnya kegiatan penyuluhan ini adalah
konseling untuk PUS.

10. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan


pelayanan pengobatan efek samping KB

.5.
11. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin.

Dukun diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan


bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan
pelayanan dukun.

2.3 Strategi Program KB

Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:

1. Strategi dasar
2. Strategi operasional

a.Strategi dasar

Lima grand strategi (strategi dasar) yang merupakan program utama


dalam mensukseskan Keluarga Berencana Nasional guna mewujudkan
keluarga kecil bahagia sejahtera.

1. menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam


program KB,

2. menata kembali pengelolaan KB,

3. memperkuat sumber daya manusia operasional program KB,

4. meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui


pelayanan KB

5. meningkatkan pembiayaan program KB.

6.
Untuk menggerakkan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam
program KB haruslah tokoh masyarakat dan tokoh agama aktif pada
setiap desa serta pelayanan KB berkualitas disetiap desa atau kelurahan
tertinggal dan terpencil serta di perbatasan, memberikan promosi dan
konseling kesehatan reproduksi.

Program KB yang terintegrasi dengan outcome yang jelas, sitem informasi


yang up to date, fasilitas, advokasi dan supervise dari Pusat untuk daerah,
jejaring kerja yang aktif dengan mitra kerja serta adanya dukungan pemda
dengan membuat perda ini semua merupakan bentuk menata kembali
pengelolaan KB.

Memperkuat SDM operasinal KB dengan mengelola KB untuk setiap


kecamatan serta petugas KB dengan jumlah yang memadai dengan
kompetensi yang baik dan petugas lapangan KB maupun petugas KB
terlatih untuk setiap desa atau kelurahan.

Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui KB untuk


seluruh keluarga dengan balita, aktif jadi anggota badab KB, pra keluarga
sejahtera anggota unit pembinaan dan peningkatan keluarga sejahtera
punya usaha ekonomi produktif, kelompok percontohan bina keluarha
remaja untuk setiap kecamatan serta bina lingkungan keluarga untuk
kabupaten/kota.

Sedangkan untuk meningkatkan pembiayaan program KB dengan


memprioritaskan anggaran dari pusat ke daerah, sistem pembiayaan
terutama bagi rakyat miskin serta alat/obat kontrasepsi dengan harga
terjangkau disetiap kecamatan.

7.
b. Strategi operasional

 Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional


 Peningkatan kualitas dan prioritas program
 Penggalangan dan pemantapan komitmen
 Dukungan regulasi dan kebijakan
 Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan

1.Program Keluarga Berencana

a) Pengembangan kebijakan tentang pelayanan KB, KIE peran serta


masyarakat dalam KB dan kespro

b) Peningkatan akses dan pelayanan KB dan kespro

c) Peningkatan penggunaan kontrasepsi yang efektifdan efisien

d) Penyediaan alat, obat dan cara kontrasepsi dengan memprioritaskan


keluarga miskin

e) Penyelenggaraan promosi dan pemenuhan hak-hak kespro termasuk


KIE dan konseling.

2. Program Kesehatan Reproduksi Remaja

a) Pengembangan kebijakan pelayanan KRR bagi remaja

b) Penyelenggaraan promosi KRR, pemahaman dan pencegahan dan


bahaya NAPZA, termasuk KIE dan konseling bagi masyarakat, keluarga
dan remaja

8.
c) Penguatan dukungan dan partisipasi masyarakat terhadap
penyelenggaraan program KRR yang mandiri.

3. Program Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

a) Pengembangan dan memantapkan ketahanan dan pemberdayaan


keluarga

b) Penyelenggaraan advokasi, KIE dan konseling bagi keluarga

c) Pengembangan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan melalui


pelatihan teknis

d) Pengembangan cakupan dan kualitas UPPKS

e) Pengembangan cakupan dan kualitas kelompok binakeluarga bagi


keluarga dengan balita, remaja dan lanjutusia

4. Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas

a) Pengembangan sistem pengelolaan dan informasi (personil, sarana


dan prasarana) untuk mendukung keterpaduan program

b) Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan kemandirian


kelembagaan KB yang berbasis masyarakat

c) Pengelolaan data dan informasi keluarga berbasis data mikro

d) Pengkajian dan pengembangan serta pembinaan dan supervise


pelaksanaan program

9.
2.4 Dampak Program KB Terhadap Pencegahan Kelahiran

Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu :

1. penurunan angka kematian ibu dan anak;

2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi;

3. Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan;

4. Peningkatan mutu dan layanan KB-KR;

5. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM;

6. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam


penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

Selama kurun waktu 1971-1980 jumlah penduduk mengalami


pertumbuhan dari 118,0 juta orang pada tahun 1971 menjadi 147,5 juta
orang pada tahun 1980. Dengan demikian rata-rata laju pertumbuhan
penduduk pada kurun waktu 1971-1980 adalah sebesar 2,32% per tahun.
Sedangkan jumlah penduduk pada tahun 1990 sebesar 179,9 juta orang.
Oleh karena itu, rata-rata laju pertumbuhan penduduk telah turun menjadi
1,97% per tahun dalam kurun waktu 1980-1990. Jumlah penduduk pada
tahun 1992 diperkirakan berjumlah 186,0 juta orang dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,70%. Laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,70% ini masih diupayakan penurunannya di masa yang. akan.
datang sehingga dapat mendukung peningkatan kesejahteraan penduduk.

Laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi .oleh tingkat kelahiran, di


samping tingkat kematian, oleh karena itu salah satu usaha untuk
menurunkan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui upaya penurunan

10.
tingkat ,kelahiran. Usaha penurunan angka kelahiran secara langsung

dilakukan melalui program keluarga berencana.

Pada akhir Repelita IV angka kelahiran kasar adalah sebesar 28,7


kelahiran per seribu penduduk dan diperkirakan akan mengalami
penurunan menjadi 24,9 kelahiran per seribu penduduk pada tahun 1992.
Seperti halnya angka kelahiran, maka angka fertilitas total juga mengalami
penurunan. Hal tersebut menunjukkan kecenderungan makin kecilnya
jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita selama hidupnya.

Pada tahun 1980 angka fertilitas total sebesar 4,6 anak per wanita umur
15-49 tahun dan diperkirakan mengalami penurunan menjadi 2,9 anak per
wanita pada tahun 1992.

Penurunan angka kelahiran dan angka fertilitas merupakan ha¬sil usaha


pembangunan di berbagai bidang. Pelaksanaan program KB merupakan
usaha yang mempunyai dampak langsung terhadap hasil pencapaian
tersebut. Sementara itu peningkatan taraf hidup masya¬rakat, tingkat
pendidikan dan pelayanan kesehatan juga mempunyai peranan yang
penting. Dari data yang ada diketahui bahwa wanita yang berstatus kawin
dan berumur 15-49 tahun hampir seluruhnya telah mengetahui keluarga
berencana. Sedangkan yang pernah mema-kai alat kontrasepsi telah
mencapai 68,4%.

Tingkat kematian terutama untuk bayi dan anak lazim dipakai sebagai
indikator keadaan sosial ekonomi masyarakat atau indikator
kesejahteraan rakyat. Angka kematian bayi menurut hasil Sensus
Penduduk 1971 adalah 131,2 kematian per seribu kelahiran. Angka

.11.
tersebut telah mengalami penurunan menjadi 60 kematian per seribu
kelahiran pada tahun 1992. Dengan turunnya angka kematian tersebut,
rata-rata angka harapan hidup diperkirakan akan meningkat dari 61,5
tahun pada tahun 1990 menjadi 62,3 tahun pada tahun 1992. Penurunan
tingkat kematian dan menaiknya angka harapan hidup ini terutama
disebabkan oleh keberhasilan program kesehatan dalam meningkatkan
derajat kesehatan dan gizi penduduk. Sementara itu, hasil-hasil
pembangunan di berbagai sektor juga memberikan andil yang berarti
dalam usaha penurunan tingkat kematian.

12.
BAB Ill

PENUTUP

KESIMPULAN

Dengan adanya program KB yang didukung dengan strategi pendekatan


dan cara operasional program pelayanan KB diharapkan dapat
menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga
di dalam keluarganya akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS).

13.
DAFTAR PUSTAKA

Arjoso, S. Rencana Strategis BKKBN. Maret, 2005.

BKKBN, 1999. Kependudukan KB dan KIA. Bandung, Balai Litbang.

NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana.

Makalah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia.

www. bkkbn.go.id

14.

Anda mungkin juga menyukai