Oleh:
Nim : 3183331009
Kelas :X
Semester : II
Kurikulum : 2013
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
KEGIATAN BELAJAR I
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
D. Uraian Materi
3. Jenis-Jenis Iklim
KEGIATAN BELAJAR II
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
D. Uraian Materi
1. Siklus Hidrologi
2. Perairan Darat
3. Perairan Laut
A. Kompetensi Dasar
B. Indikator
D. Uraian Materi
2. Tsunami
3. Gempa Bumi
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Dewasa ini berbagai fenomena tentang kebumian menjadi berbagai wacana yang
menarik untuk diperbincangkan. Mulai dari keunikan sampai kepada nilai estetika, dari yang
umum sampai kepada yang jarang terjadi. Berbagai fenomena kehidupan yang sering terjadi
di sekitar kita tidak pernah luput dari pandangan dan sentuhan ilmu geografi, mulai dari
fenomena bencana, cuaca, dinamika sosial, sampai kepada fenomena penentuan kebijakan.
Bahkan dari aspek fisik sampai kepada aspek sosial. Untuk itu, pemahaman mengenai
lingkungan geography sangat penting untuk dikembangkan. Pemahaman tentang manusia dan
sistem alam, penalaran geografis dan pengambilan keputusan yang sistematis dikenal dengan
istilah geography literacy.
Menurut Paul McDaniel (2005) dalam Enok Maryani (2010), ketiadaan ilmu geografi
akan berpengaruh terhadap kehidupan bisnis, masyarakat dan negara. Artinya suatu negara
tidak akan memiliki jati diri maupun kemajuan seperti yang dicantumkan di dalam UUD
1945 tentang mencerdaskan kehidupan bangsa dan memberikan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia jika tidak mengetahui kondisi geografis negaranya. Melek geografi
bukan hanya tentang mengenal peta Indonesia, tapi geografi merupakan ilmu yang
multidisipliner yang menggabungkan ilmu dari bidang ilmu pengetahuan, seni, Kesehatan,
humaniora, hukum, Bisnis, teknik, dan teknologi.
Di usia negara yang semakin dewasa ini, alih-alih makin subur makmur gemah ripah
loh jinawi kerta raharja aman sentosa, justru rakyat makin sengsara. Kekayaan sumberdaya
alam semakin menipis bahkan hampir habis dikuras dan dieksploitasi oleh pihak asing
dengan dalih “investasi”, keindahan alam sudah tidak tampak lagi karena tergerus oleh
“keserakahan” orangorang berkantong tebal yang berlindung dibalik “program
pembangunan”. Hal ini menunjukkan bahwa sudah semakin banyak kekeliruan yang selama
ini dianggap sebagai sesuatu yang wajar,lingkungan kita makin tidak lestari seiring maraknya
pembabatan hutan, perubahan fungsi lahan, tata kota yang buruk, pembangunan yang tidak
berwawasan lingkungan dan dinamika cuaca yang ekstrem serta fenomena alam lain yang
tidak sewajarnya.
KEGIATAN BELAJAR I
A. Kompetensi Dasar
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Indikator
1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change di bumi dengan cara menata
lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin.
3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika
atmosfer.
4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai
pengaruh dinamika atmosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan
atau peta konsep.
Tahukah Kamu
D. Uraian Materi
a. Lapisan Troposfer
Merupakan lapisan paling bawah dengan ketebalan rata-rata 12 km. Ketebalan lapisan
troposfer di setiap tempat berbeda-beda. Di daerah kutub tebalnya sekitar 8 -9 km, di daerah
lintang sedang kira-kira 11 km, dan di daerah equator/ khatulistiwa kira-kira 16 km. Lapisan
ini sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan di bumi, karena terjadi peristiwa-peristiwa
cuaca seperti angin, hujan, awan, dan halilintar. Suhu udara pada lapisan ini bervariasi, setiap
kenaikan 100 meter dari permukaan air laut, suhu akan berkurang 0,60C. Penurunan suhu ini
sering disebut dengan gradien geothermis.
b. Lapisan Stratosfer
Lapisan stratosfer berada pada ketinggian sekitar 12-50 km, dengan ditandai adanya
proses intervensi suhu, artinya suhu udara bertambah tinggi seiring denngan ketinggian mulai
dari 560C sampai 30C. Di stratosfer tidk ditemukan lagi uap air, awan, maupun debu
atmosfer. Ciri khas dari stratosfer adalah adanya lapisan ozon. Ozon yang terkonsentrasi pada
lapisan ini merupakan tempat penyaringan sinar ultraviolet. Ozon diproduksi saat radiasi
sinar ultraviolet gelombang pendek memanaskan molekul oksigen. Akibatnya, molekul
oksigen (O2) terpecah menjadi dua atom oksigen. Selanjutnya, satu atom oksigen bergabung
dengan molekul oksigen lain membentuk ozon (O3). Lapisan ozon berfungsi menyerap
radiasi sinar ultraviolet sehingga melindungi Bumi dari bahaya radiasi sinar ultraviolet (UV)
matahari. Antara lapisan stratosfer dan mesosfer terdapat lapisan stratopause.
c. Lapisan Mesosfer
Berada pada ketinggian 85-500 km. Kenaikan suhu secara tajam di lapisan ini terjadi akibat
penyerapan sinar X dan ultraviolet yang dipancarkan oleh Matahari. Pada ketinggian sekitar
100 km ke atas, terjadi proses ionisasi yang menyebabkan terkonsentrasinya ion positif
(proton) dan ion negatif (elektron), sehingga pada ketinggian tersebut sering disebut ionosfer.
Pada termosfer bagian atas, suhu udara mencapai 1.1000C -1.6500C. Selain itu, pada lapisan
ini merupakan lapisan terjadinya refleksi (pantulan) gelombang radio yang dipancarkan dari
bumi untuk kemudian diterima di tempat lain. Fenomena unik lainnya adalah aurora yang
pada dasarnya merupakan hamburan partikel gas Matahari saat bersinggungan dengan
atmosfer Bumi di bagian Kutub. Lapisan peralihan antara termosfer dan eksosfer disebut
lapisan termopause.
e. Lapisan Eksosfer
Merupakan lapisan atmosfer yang paling luar yang berada di atas ketinggian 500
sampai 1.000 km. Pengaruh gaya berat pada lapisan ini sangat kecil, karena terdapat
kandungan gas hidrogen. Lapisan eksosfer merupakan lapisan terluar. Gas utama yang ada,
yaitu hidrogen yang kerapatannya makin tipis sampai hampir habis di luar angkasa.
adalah keadaan rata-rata udara pada suatu daerah yang sempit pada wktu tertentu
sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada periode atau waktu yang lama dan
meliputi wilayah yang luas.Unsur-unsur cuaca meliputi beberapa hal, yaitu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.
Tinggi rendahnya suhu udara suatu tempat banyak dipegaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain sebagai berikut.
Wilayah Indonesia terletak pada lintang 23°LU – 23°LS. Letak ini menyebabkan lama
penyinaran matahari di wilayah ini lebih kurang 12 jam. Penyinaran matahari yang panjang
akan memengaruhi peningkatan suhu di permukaan Bumi.
Bentuk muka Bumi yang melengkung atau membulat menyebabkan sudut datang penyinaran
matahari tidak sama. Apabila arah sinar matahari semakin tegak dengan bidang horizontal
permukaan Bumi atau semakin kecil sudut datangnya, intensitas penyinaran matahari
semakin tinggi. Besarnya sudut ini berkaitan dengan letak lintang.
Berdasarkan relief, persebaran suhu mempunyai dua tipe, yaitu berdasarkan ketinggian dan
arah hadap lereng. Semakin tinggi relief akan semakin rendah suhunya. Setiap kenaikan
ketinggian 100 m, kondisi suhu mengalami penurunan sekitar 0,6°C. Penurunan suhu ini
sering disebut dengan gradien geothermis. Selain itu, relief yang menghadap ke arah
datangnya sinar matahari akan mempunyai suhu yang lebih tinggi daripada lereng yang tidak
berhadapan langsung dengan sinar matahari.
b. Angin
Angin adalah gerakan massa udara dari daerah yang bertekanan maksimum atau daerah
kerapatan udaranya tinggi ke daerah yang bertekanan minimum atau daerah yang kerapatan
udaranya renggang. Semakin besar perbedaan tekanan udara maka semakin kencang angin
yang terjadi. Angin diberi nama berdasarkan arah dari mana angin itu datang, dan mengikuti
Hukum Buys Ballot, yang berbunyi sebagai berikut.
1) Angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara maksimum ke daerah yang bertekanan
minimum.
2) Di belahan bumi utara angin dibelokkan ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan
arahnya dibelokkan ke kiri. Angin dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti
berlayar, menggerakkan kincir, dan mengeringkan jemuran.
Angin pasat adalah angin yang bertiup di dua daerah bertekanan maksimum subtropika utara
dan selatan secara terus menerus, menuju ke arah equator atau khatulistiwa. Sedangkan angin
anti pasat adalah angin yang gerakannya berlawanan dengan angin pasat.
Gambar angin pasat dan antipasat
Berdasarkan sifat dan asalnya, angin muson dibedakan menjadi dua, yaitu angin muson barat
dan angin muson timur.
a) Angin muson barat, bertiup pada bulan Oktober – Maret dari arah barat laut (Asia) ke arah
selatan (Australia). Angin ini bersifat basah dan lembab, karena melewati Samudra Indonesia
dan Laut Cina Selatan. Pada bulan-bulan tersebut di Indonesia umumnya merupakan musim
penghujan.
b) Angin muson timur, bertiup pada bulan April – September dari Australia ke Asia. Angin
muson timur bersifat kering, uap air sedikit, dan panas, sehingga di Indonesia terjadi musim
kemarau.
3) Angin Lokal
Angin lokal terjadi pada wilayah yang relatif sempit yang dipengaruhi oleh sifat daratan dan
perairan, intensitas pemanasan matahari, dan ketinggian. Berikut ini beberapa contoh angin
lokal.
a) Angin Darat dan Angin Laut Pada malam hari suhu air laut terasa panas, sementara darat
sudah mendingin.Akibatnya, tekanan udara di darat tinggi dan tekanan udara di laut rendah.
Oleh karena itu, bertiuplah angin darat yang bertiup dari darat menuju laut. Angin darat
digunakan para nelayan untuk berangkat berlayar mencari ikan laut.
c. Tekanan udara
Udara memiliki kekuatan untuk menekan. Hal itu disebabkan udara memiliki massa. Tekanan
uang dihasilkan disebut tekanan udara. Makin tinggi tempat, makin rendah tekanan udara
karena kerapatan udara makin kecil. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan milibar
(mb). Besarnya tekanan udara bergantung pada beberapa faktor, antara lain sebagai berikut.:
1) Temperatur (pada daerah bersuhu udara tinggi, tekanan udara lebih rendah)
2) Uap air (makin besar jumlah uap air, makin kecil tekanan udaranya)
3) Ketinggian (makin tinggi tempat dari permukaan laut, makin reandah tekanan udaranya).
d. Kelembaban Udara
Kelembaban udara adalah kandungan uap air dalam massa udara. Hal ini mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kondisi cuaca suatu wilayah.
e. Awan
Awan adalah uap air di dalam udara yang mengalami proses kondensasi atau pengembunan
yang terbentuk dari titik-titik air. Menurut bentuknya, awan dapat digolongkan menjadi
empat yaitu sebagai berikut.
1) Awan kumulus, yaitu awan putih bergumpal, sering tampak pada sore hari
3) Awan nimbus, yaitu awan gelap dengan bentuk tidak menentu, biasanya pertanda akan
hujan
4) Awan sirus, yaitu awan tipis bagai tabir.
f. Curah Hujan
Curah hujan adalah banyaknya air hujan yang jatuh sampai ke permukaan bumi. Satuan curah
hujan adalah mm. Curah hujan diukur selama 24 jam. Dari sini dapat diukur curah hujan
harian, bulanan, maupun tahunan. Jumlah curah hujan setiap bulan dalam satu tahun sering
berbeda.
1) Jika dalam satu bulan curah hujannya kurang dari 60 mm disebut bulan kering.
2) Jika dalam satu bulan curah hujannya antara 60 – 100 mm disebut bulan lembab.
3) Jika dalam satu bulan curah hujannya lebih dari 100 mm, disebut bulan basah.
3. Jenis-Jenis Iklim
Iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi garis lintang, angin, massa daratan dan benua,
arus samudra, dan topografi
a. Iklim Matahari
Klasifikasi iklim matahari berdasarkan pada garis lintang. Hal itu berpengaruh pada jumlah
energi matahari yang tersedia. Keadaan tersebut menyebabkan wilayah lintang rendah
(khatulistiwa) memiliki jumlah penyinaran matahari lebih banyak sehingga suhunya lebih
tinggi dibanding daerah lintang tinggi. 66°30'LU.
b. Iklim Koppen
Iklim Koppen diklasifikasikan berdasarkan pada curah hujan dan suhu udara. Klasifikasi ini
dikemukakan oleh Wladimir Koppen, seorang ahli klimatologi dari Jerman. Berikut ini
pembagiannya.
1) Iklim Tipe A (Iklim Hujan Tropis) Wilayah ini memiliki curah hujan tinggi, penguapan
tinggi, dan suhu rata-rata bulanan di atas 18°C. Wilayah beriklim tipe A dibagi menjadi tiga
sebagai berikut.
a) Iklim tipe Af memiliki curah hujan tinggi dan suhu udara panas sepanjang tahun sehingga
terdapat banyak hutan hujan tropik. Contohnya di wilayah Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
b) Iklim tipe Am memiliki ciri-ciri antara lain curah hujan tergantung musim, jenis tanaman
pendek dan homogen, dan hutan homogen yang menggugurkan daunnya ketika kemarau.
Wilayah yang beriklim Am antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan
Papua bagian selatan.
c) Iklim tipe Aw memiliki ciri-ciri antara lain terdapat hutan yang berbentuk sabana, jenis
tumbuhan padang rumput dan belukar, serta pohonnya berjenis rendah. Wilayah ini memiliki
musim kemarau lebih panjang dibandingkan musim hujan. Contohnya terdapat di wilayah
Jawa Timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Aru, dan Papua bagian selatan.
Iklim tipe B memiliki curah hujan rendah dan penguapan yang tinggi. Di wilayah ini tidak
memiliki surplus air dan tidak dijumpai sungai yang permanen. Wilayah beriklim tipe B
dibedakan menjadi tipe Bs (iklim stepa) dan tipe Bw (iklim gurun).
3) Iklim Tipe C (Iklim Sedang Hangat) Di wilayah yang memiliki tipe C terdapat empat
musim, yaitu musim dingin, semi, gugur, dan panas. Iklim tipe C dibedakan menjadi tiga
sebagai berikut.
a) Iklim tipe Cw, yaitu iklim sedang basah dengan musim dingin yang kering.
b) Iklim tipe Cs, yaitu iklim sedang basah dengan musim panas yang kering.
c) Iklim tipe Cf, yaitu iklim sedang basah dengan hujan dalam semua bulan.
4) Iklim Tipe D (Iklim Salju Dingin) Iklim tipe D memiliki suhu udara rata-rata bulan
terdingin < –3° C dan suhu udara rata-rata bulan terpanas > 10° C. Iklim tipe D dibedakan
menjadi dua.
a) Iklim tipe Df, yaitu iklim dingin dengan semua bulan lembap.
b) Iklim tipe Dw, yaitu iklim hutan salju dingin dengan musim dingin yang kering.
Wilayah beriklim tipe E memiliki ciri tidak mengenal musim panas, terdapat salju abadi dan
padang lumut.
c. Iklim Junghuhn
Klasifikasi iklim Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat yang dikaitkan dengan jenis
tanaman yang dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal di Indonesia.
1) Daerah panas atau tropis Tinggi tempat: 0 – 600 meter diatas permukaan air laut Suhu 26,3
0C – 22 0 C
2) Daerah sedang Tinggi tempat: 600 - 1500 meter diatas permukaan air laut Suhu 22,3 0C –
17 0 C
3) Daerah sejuk Tinggi tempat: 1500 - 2500 meter diatas permukaan air laut Suhu 17 0 C –
11,10 C
4) Daerah dingin Tinggi tempat: >2500 meter diatas permukaan air laut Suhu 11,10C
Tanaman: Tidak ada tanaman budidaya
KEGIATAN BELAJAR II
A. Kompetensi Dasar
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Indikator
1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change di bumi dengan cara menata
lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin.
3.4 Menganalisis hubungan antara manusia dengan lingkungan sebagai akibat dari dinamika
hidrosfer.
4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan antara manusia dengan lingkungannya sebagai
pengaruh dinamika hidrosfer dalam bentuk narasi, tabel, bagan, grafik, gambar ilustrasi, dan
atau peta konsep.
Tahukah Kamu
D. Uraian Materi
1. Siklus Hidrologi
2. Perairan Darat
adalah massa air yang ada di bawah permukaan tanah. Hampir 98% air di daratan
tersembunyi di bawah permukaan tanah. Hanya sekitar 2% yang terlihat sebagai air di sungai,
danau, dan reservoir. Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam tujuh
bagian, yaitu sebagai berikut.
1) Meteoric water (vadose water), yaitu air tanah yang berasal dari hujan, dan terdapat pada
lapisan tanah yang tak jenuh.
2) Connate Water (air tanah turbin), yaitu air tanah yang terperangkapdalam rongga-rongga
batuan endapan, sejak pengendapan itu terjadi, termasuk juga air yang terperangkap pada
rongga-rongga batuan beku lelehan sewaktu magma tersembur
3) Fossil water (air fosil), yaitu air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan dan tetap
tinggal di dalam batuan tersebut sejak penimbunan itu terjadi. Kadang-kadang istilah ini di
samakan dengan connate water
4) Juvenil water (air magma), yaitu air yang berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan
dari atmosfer atau air permukaan.
5) Pellicular water (air pelikular) yaitu air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan
molekul-molekul tanah
6) Phreatis water (air freatis), yaitu air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus
(sarang).
7) Artesian water (air artesis), yaitu air yang berada di antara dua lapisan batuan yang kedap
(tidak tembus) air sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
b. Sungai
Sungai adalah bagian dari muka bumi yang karena sifatnya menjadi tempat air mengalir. Sifat
yang dimaksud adalah bagian permukaan bumi yang paling rendah jika di bandingkan dengan
daerah sekitarnya. Berdasarkan letaknya, sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut.
Berdasarkan pola aliran sungai, sungai dibagi menjadi delapan sebagai berikut.
1) Dendritik adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut yang
tidak teratur. Terdapat di daerah dataran rendah.
2) Pinnate adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya membentuk sudut lancip.
Terdapat di daerah yang memiliki kemiringan lereng curam.
3) Trellis adalah suatu pola aliran sungai yang relative sejajar dengan anak-anak sungai yang
bermuara pada sungai utama dan membentuk sudut 90⁰. Terdapat di daerah lipatan.
4) Radial Sentripetal adalah suatu pola aliran sungai yang memusat ke suatu daerah. Terdapat
di daerah cekungan atau ledok.
5) Anular adalah suatu pola aliran sungai yang anak sungainya melingkar. Terdapat di daerah
kubah (dome).
6) Radial sentrifugal adalah suatu pola aliran sungai yang menyebar dari suatu puncak kea
rah lereng.
7) Paralel merupakan pola aliran pada suatu daerah yang luas dan miring sekali.
8) Rektangular merupakan pola aliran di daerah dengan struktur patahan. Pola aliran yang
terbentuk adalah siku-siku.
3. Perairan Laut
Laut adalah sekumpulan air yang sangat luas di permukaan bumiyang memisahkan atau
menghubungkan suatu benua atau pulau dengan benua atau pulau lainnya. Laut yang sangat
luas disebut samudera. Umumnya perairan laut merupakan massa air asin dengan kadar
garam cukup tinggi (rata-rata 3,45%).
Laut memiliki sumberdaya alam yang melimpah dan sampai saat ini belum dapat
dimanfaatkan atau dikelola semuanya.
Pantai (shore atau beach) adalah kenampakan alam yang menjadi batas antara wilayah yang
bersifat daratan dengan wilayah yang bersifat lautan. Wilayah pantai dimulai dari titik
terendah air laut pada saat surut hingga arah ke daratan sampai batas jauh gelombang atau
ombak menjangkau daratan. Tempat pertemuan antara air laut dengan daratan dinamakan
garis pantai (shore line). Garis ini setiap saat berubah-ubah sesuai dengan perubahan pasang-
surut air laut. Pesisir adalah suatu wilayah yang lebih luas dari pada pantai. Wilayahnya
mencakup wilayah daratan yang masih mendapat pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan
ombak, rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sejauh masih mendapat pengaruh dari
darat (aliran air sungai dan sedimentasi dari darat).
1) Laut Teritorial adalah batas laut yang diukur dari garis dasar pantai pulau terluar ke
arah laut bebas sejauh 12 mil. Laut yang terletak pada sebelah dalam garis dasar
disebut laut pedalaman, Jsedangkan garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungkan titiktitik dari ujung pulau.
2) Zone Ekonomi Eksklusif adalah wilayah perairan laut ekonomis suatu Negara yang
tetapi berada di luar laut territorial selebar 200 mil laut ditarik dari garis dasar pantai
pulau terluar kearah laut bebas. Di dalam batas ZEE, Negara bersangkutan memiliki
prioritas untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi SDA (hayati dan non hayati)
yang terdapat di permukaan, di dalam dan di dasar laut. Ditetapkan melalui UU No.5
Tahun 1983 dan UU No.17 Tahun 1985
3) Landas Kontinen adalah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis
merupakan lanjutan dari sebuah kontinen, batas Landas Kontinen diukur dari garis
dasar kea rah laut dengan jarak paling jauh 200 mil laut. Pemerintah Indonesia
mengeluarkan UU No.1 tahun 1973 tentang Landas kontinen Indonesia yang secara
tidak langsung mengukuhkan Perpu No. 4 Tahun 1960 tentang Wilayah Perairan Laut
Indonesia
KEGIATAN BELAJAR III
A. Kompetensi Dasar
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Indikator
1.3 Menghayati jati diri manusia sebagai agent of change di bumi dengan cara menata
lingkungan yang baik guna memenuhi kesejahteraan lahir batin.
3.7 Menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.
4.7 Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadap bencana alam di
lingkungan sekitar.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan daerah pertemuan tiga lempeng
besar yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik dan Lempeng Indo-Australia, dan Indonesia
juga merupakan jalur gunung aktif dunia yang disebut dengan ring of fire. Indonesia juga
merupakan paru paru dunia dimana terdapat Hutan Hujan Tropis yang merupakan penyuplai
oksigen bagi dunia. Hal ini menyebabkan Indonesia menjadi negara yang rawan terhadap
bencana alam, diantaranya gunung meletus, longsor, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan,
angin puting beliung, dan juga banjir.
Bencana Tersebut banyak menimbulkan korban jiwa dan juga kerugian berupa harta benda.
Terjadi nya bencana alam tersebut bagi manusia berdampak sangat besar, karena
menimbulkan banyaknya yang meninggal dunia, luka luka, bahkan banyak yang menjadi
trauma terhadap kejadian serupa. Selain itu juga bisa menimbulkan stres bagi penduduk yang
tiba tiba kehilangan harta bendanya. Mengingat potensi bencana alam begitu besar di
Indonesia dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana tersebut, perlu kiranya dilakukan
upaya untuk dapan mencegah atau mengurangi resiko dari bencana tersebut.
2. Tsunami
Tsunami adalah gelombang laut yang terjadi akibat adanya perubahan bentuk dasar laut
secara tiba-tiba dan ini dapat diakibatkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, atau
longsoran. Tsunami juga bisa ditimbulkan oleh kegiatan gunung berapi di bawah permukaan
laut. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang berarti gelombang ombak lautan. Gempa
bumi, pergerakan besar di dasar maupun permukaan laut, letusan gunung berapi, dan
berbagai macam letusan bawah laut dapat menyebabkan tsunami. Tsunami dapat terjadi jika
ada pergeseran vertikal pada pertemuan dua lempeng bumi.
Dengan kecepatan tsunami yang kuat dapat bergerak 700 km per jam. Tsunami bergerak
ratusan kilometer per jam di Samudera dengan tinggi gelombang hanya 1 meter. Semakin
dalam laut, semakin cepat gelombang tsunami merambat. Namun, ketika memasuki perairan
dangkal dekat daratan, kecepatan tsunami melambat dan kekuatan serta ketinggian
gelombang bertambah. Tingginya gelombang tsunami saat menghantam pantai dapat
mencapai hingga 30 meter.
b. Klasifikasi Tsunami
1) Tsunami Atmosfer
Merupakan gelombang yang menyerupai tsunami yang ditimbulkan oleh tekanan atmosfer
berlaju cepat yang bergerak di atas laut dangkal pada kecepatan yang hampir sama dengan
kecepatan gelombang, sehingga memungkinkan keduanya beriring.
2) Tsunami Lokal
Merupakan tsunami yang berasal dari suatu sumber tsunami yang letaknya tidak jauh dan
dampak destruktif yang ditimbulkannya terbatas hanya pada pantai dalam radius 100 Km dari
sumbernya.
3) Mikrotsunami
Tsunami yang memiliki amplitude demikian kecil, sehingga untuk mengamatinya diperlukan
alat dan tidak mudah mendeteksinya secara kasatmata.
Tsunami yang menimbulkan kehancuran berskala luas, tidak hanya di daerah sekitar sumber
gempa, melainkan juga lintas samudera.
5) Paleotsunami Tsunami
yang terjadi pada zaman dahulu sebelum adanya catatan sejarah atau tidak ada laporan
pengamatan tertulis. Penelitian paleotsunami didasarkan kepada identifikasi, pemetaan dan
bukti berupa endapan-endapan tsunami yang ditemukan di daerah-daerah pantai
Ada dua jenis sistem peringatan dini tsunami yaitu sistem peringatan dini tsunami
Internasional dan sistem peringatan dini tsunami Nasional (regional). Gelombang tsunami
memiliki kecepatan antara 500 sampai 1.000 km/jam (sekitar 0,14 sampai 0,28 kilometer per
detik) di perairan terbuka, sedangkan gempa bumi dapat dideteksi dengan segera karena
getaran gempa yang memiliki kecepatan sekitar 4 kilometer per detik (14.400 km/jam).
3. Gempa Bumi
Berdasarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, pengertian gempa bumi
adalah getaran atau guncangan di permukaan bumi akibat pelepasan energi secara tiba-tiba
yang disebabkan oleh proses-proses di dalam kulit bumi (proses endogen). Berdasarkan
faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu gempa bumi tektonik
(karena proses tektonik) dan gempa bumi vulkanik.
Kawasan rawan gempa bumi, yaitu kawasan dimana pernah terjadi dan diidentifikasikan
mempunyai potensi terancam bahaya gempa bumi baik gempa tektonik maupun vulkanik,
diidentifikasikan berdasarkan karakteristik fisik sebagai berikut. 1) Daerah yang dilalui oleh
patahan aktif. 2) Daerah yang mempunyai catatan kegempaan dengan kekuatan lebih besar
VII skala MMI. 3) Daerah dengan batuan dasar berupa endapan lepas seperti endapan sungai,
endapan pantai, dan batuan lapuk. 4) Kawasan lembah bertebing curam yang disusun oleh
batuan yang mudah longsor.
Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunungapi adalah daerah yang sering dilanda atau
berpotensi tinggi mengalami bencana akibat letusan gunungapi. Karakteristik bencana
gunungapi dapat dilihat dari kejadian letusan gunungapi. Gunungapi yang akan meletus
biasanya diawali oleh peningkatan tingkat bahaya, misalnya kenaikan temperatur di sekitar
daerah gunungapi, frekuensi erupsi relatif lebih sering bahkan sering diawali oleh
leleran/guguran lava, sehingga energi yang keluar tidak sekaligus. Pada puncaknya, energi
yang maksimum keluar dimanifestasikan oleh adanya hembusan awan panas, leleran lava
yang lebih besar dan terus menerus serta erupsi piroklastik (pasir, kerikil, bongkah dan debu)
dengan volume besar.
1) Aktif Normal (Level I) Kegiatan gunung api berdasarkan pengamatan dari hasil visual,
kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan.
2) Waspada (Level II) Terjadi peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara
visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya
3) Siaga (Level III) Peningkatan semakin nyata hasil pengamatan visual/pemeriksaan kawah,
kegempaan dan metoda lain saling mendukung. Berdasarkan analisis, perubahan kegiatan
cenderung diikuti letusan.
4) Awas (Level IV) Menjelang letusan utama, letusan awal mulai terjadi berupa abu/asap.
Berdasarkan analisis data pengamatan, segera akan diikuti letusan utama
Dalam penanggulangan bencana letusan gunung api dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan sesudah terjadi letusan.
b) Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya
Gunung api yang didukung dengan dengan Peta Geologi Gunung api,
Abrasi : Pengikisan tanah atau batuan oleh tanaga angin atau air laut
Absorpsi : Penyerapan sebagian panas matahari sebelum mencapai bumi oleh
lapisan atmosfer
Air tanah : Bagian dari presipitasi total yang ada waktu tertentu melewati atau
tinggal dalam tanah atau strafa di bawahnya serta bebas bergerak di
bawah pengaruh gravitasi. (Ground water) :
Altimeter : Alat yang berfungsi untuk mengukur ketinggian suatu tempat dari
permukaan laut secara otomatis dengan satuan meter atau feet :
Anemometer : Alat yang berfungsi untuk mengukur kecepatan angin di suatu tempat
secara otomatis dengan satuan meter per detik
Angin : Udara yang bergerak dari daerah udara bertekanan tinggi menuju ke
daerah udara bertekanan rendah, dari daerah bersuhu rendah menuju
ke daerah bersuhu tinggi
Angin darat : Angin yang bertiup dari darat ke laut dan terjadi pada malam hari
karena pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi dari pada
tekanan udara di laut
Angin gunung : Udara yang bergerak dari hunung ke lembah dan terjadi pada malam
hari
Angin laut : angin yang bertiup dari laut ke darat dan terjadi pada siang hari
karena pada siang hari tekanan udara di laut lebih tinggi daripada
tekan udara di darat
Angin pasat : Angin yang berasal dari daerah subtropis selatan dan daerah subtropis
utara yang menuju daerah tropis
Angin siklon : Udara yang bergerak dari beberapa daerah bertekana udara udara
tinggi menuju titik pusat tekanan rendah. Gerakan udara ini terlihat
berputar dari beberapa daerah bertekanan tinggi yang mengelilingi
daerah udara bertekanan rendah
Atmosfer : Lapisan udara, cuaca dan iklim yang dikaji dalam klimatologi,
meteorologi dan lain-lain
Barometer : Alat yangberfungsi untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat
secara Aneroid otomatis dengan satuan milibar (mb)
Cuaca : Rata rata kondisi atmosfer pada suatu tempat tertentu dengan waktu
yang relatif singkat
Curah hujan : Titik titik air hasil pengembunan uap air di udara yang jatuh ke bumi
Danau : Daerah di cekungan di daratan yang cukup luas dan terisi oleh air
Danau dolina : Danau yang terjadi karena pelarutan tanah kapur secara vertikal
sampai pada lapisan yang resisten (kedap air)
Data spasial :Keterangan atau bahan dasar yang posisinya jelas dan dapat
digunakan untuk mengkaji kondisi keruangan (menyeluruh)
Delta : Endapan tanah di muara sungai
Divergen : Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh dan menyebabkan nainya
material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudra yang luas
El Nino : Fase panas Samudra Pasifik ekuatorial bagian tengah dan timur
Eksosfer : Lapisan udara dengan ketinggian lebih dari 1000 km dari permukaan
bumi, pada lapisan ini molekul molekul yang ada dapat meninggalkan
bumi masuk ke luar angkasa, sehingga molekul tersebut
dimungkinkan tidak akan kembali lagi karena pengaruh masa
jenisnya yang sangat kecil sekali.
Erosi : Suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian
dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin dan gravitasi
Evakuasi :Perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau keamanan
Gletser :Bongkahan atau lapisan es yang luas di pegunungan tnggi atau di
daerah lintang tinggi yang mencair
Higrometer : Alat yang berfungsi untuk mengukur kelembaban nisbi di sutu t
empat secara otomatis atau dapat mencatat sendiri dengan satuan
persen
Hujan frontal : Hujan yang terjadi karena pertemuan dua massa udara yang berbeda
temperaturnya, yaitu masaa udara pansa dengan massa udara dingin.
Hujan orografis: Hujan yang terjadi di lereng-lereng pegunungan
Hujan zenithal : Hujan yang disebabkan oleh naiknya air ke angkasa secara tegak,
kemudian mengalami kondensasi karena pendinginan temperatur
lalu turun menjadi hujan
Iklim : Keadaan rata-rata cuaca dari suatu wilayah yang luas dan
diperhitungkan dalam jangka waktu yang sama, antara 30-100 tahun
Iklim darat : Iklim suatu tempat yang dipengaruhi atau selalu dilewati oleh angin
kering dari daratan yang sangat luas
Iklim fisik : Iklim suatu wilayah yang dipengaruhi oleh laut luas atau daratan luas
Iklim laut : Iklim suatu tempat yang dipengaruhi oleh angin laut Iklim laut basah
Iklim matahari : Iklim suatu wilayah berdasarkan garis lintang atau posisi penyinaran
matahari terhadap bumi
Rawa : Daratan yang selalu tergenang air sebagai akibat permukaan tanah
lebih rendah dari air tanah permukaan dan sistem pembuangan airnya
kurang sempurna
Rehabilitasi : Kegiatan pemulihan masyarakat sesaat setelah terjadinya bencana
Rekontruksi : Tahap pembangunan kembali semua sarana
Resiko : Kemampuan terjadinya suatu bencana, kecelakaan atau malapetaka
Samudra :Hamparan perairan di muka bumi yang sangat luas yang
menghubungkan benua yang satu dengan benua yang lainnya
Suhu udara : Panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada waktu tertentu
Teluk : Laut yang menjorok ke daratan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani dan Mamat Ruhimat, Geografi menyingkap Fenomena Geosfer untuk SMA/MA
Kelas X, Grafindo Media Pratama Bandung 2008.
Bagja Waluya, Memahami Geografi 1 Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009, Provinsi Jawa Barat.
Eni Anjayani, Memahami Geografi Untuk SMA Kelas X Pusat perbukuan 2009, Jakarta.
Gatot Hermanto, Geografi Bilingual Untuk SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2, YRAMA
WIDYA Bandung 2013.
Lili Somantri, Nurul Huda, Geography 1 (For Grade X Senior High School Social
Programme). A Brand of Grafindo Media Pratama Bandung 2013.
2. Lembar Kegiatan Siswa
Nama
Kelompok
Anggota 1.
2.
Isu Jumlah dan pertumbuhan Penduduk
Kependuduka
n
Bahan 1.Data Rasio Jenis Kelamin dari BPS Sumatera Utara
Kegiatan Langkah Kerja:
Siswa 1.Perhatikan peta Sumatera Utara dibawah ini
2.Berilah angka 1-33 pada Peta Sumatera Utara secara tepat dan berurutan
dari rasio jenis kelamin penduduk Sumatera Utara yang terbesar sampai
terkecil angkanya berdasarkan data dari BPS Sumatera Utara
Pertanyaan:
Dari hasil tabulasi data dan persebaran data diatas, Kabupaten atau kota
manakah yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi,terendah dan rata-
ratanya.
3. Instrumen Penilaian
CONTOH INSTRUMEN PENILAIAN BENTUK NON TES
Pengembangan instrumen evaluasi non tes dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS)
1 Rini
2 Susi
3 Tina
4 Usman
5 Winda
Keterangan :
Skor Tes Kemampuan :
1. Membaca dan menganalisis dengan baik = 80 – 90 = A
2. Membaca dan menganalisis kurang baik = 70 – 79 = B
3. Membaca dan menganalisis dengan ragu-ragu = 60 – 69 = C
4. Membaca dan menganalisis ragu-ragu dengan bantuan guru = 50 – 59 = D
5. Tidak dapat membaca dan menganalisis = < 50 = E
2. Tes Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pulau yang paling padat
penduduk nya adalah
Pulau Jawa
2 Akibat Letak Lintang
nya Indonesia Beriklim
Tropis
3 Penduduk yang tinggal
didaerah Pantai
bermatapencarian
sebagai Pedagang
dst
3. Portofolio yakni Tes pengalaman dilakukan dengan menggunakan portofolio dimana guru
mencatat pengetahuan siswa mengenai penarapan mata pelajaran IPS di-hari, berdasarkan
antara lain:
Dengan menggunakan:
Cara menggunakan: Komputer yang telah dilengkapi software Microsoft Office dapat
membuat slide presentasi dengan mengisi slide Microsoft Powerpoint dengan teks, gambar
yang terkait dengan materi yang akan disampaikan disertai video. Dimana teks yang
disampaikan harus singkat dan padat. Dan disertai tambahan animasi transisi slide agar tidak
membosankan. Kemudian komputer dihubungkan ke LCD Monitor untuk diproyeksikan/.
2. Animasi Flash
Cara menggunakan: Media visual merupakan media yang hanya dapat dilihat, sedangkan
media audio adalah media yang hanya dapat didengar. Untuk itu, media animasi flash ini
adalah berupa media yang dapat dilihat maupun didengar (media audiovisual). Melalui media
ini siswa tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu (materi), melainkan sekaligus
dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Cara memperagakan media ini adalah
dengan menggunakan perangkat lunak berupa Software dan Hardware dilengkapi dengan
LCD. Dengan menggunakan alat inilah materi dapat diberikan ke siswa dengan mudah dan
lebih menarik sehingga dapat menambah semangat belajar siswa di kelas, ini dikarenakan
materi yang ditampilkan berupa gambar bergerak dan dilengkapi dengan warna
sesungguhnya. Guru hanya tinggal mengoperasikan lewat Laptop/ komputer.
3. Video/Film Dokumenter
Contoh : Pemutaran Film dokumenter tentang erupsi eksplosif gunung St. Helen di
Amerika Tenggara.
Cara Menggunakan: Video/Film dapat diputar di VCD atau DVD. Dan dapat diproyeksikan
melalui LCD monitor yang terhubung pada perangkat komputer seperti PC atau Laptop.
7. Peta/Globe
Jenis : Merupakan media presentasi visual
Kegunaan : Untuk menampilkan gambar permukaan bumi dalam skala kecil dan dengan
proyeksi tertentu.
Contoh : Peta Administrasi Jawa Timur digunakan untuk menampilkan pembagian
wilayah administrasi di Jawa Timur.
Cara menggunakan: Peta dalam ukuran besar dipajang di dinding kelas untuk ditampilkan
dan menyampaikan informasi visual mengenai suatu lokasi yang dipetakan.