Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENYAKIT ENDEMIK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar Yang di Ampu oleh

Bapak Tori Rihiantoro, S.Kp.,M.Kep

DISUSUN OLEH :

P FADHILLA AZ ZAHRA (2014401075)

Tingkat II Reguler 2 DIII Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021


ASKEP GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGEN AKIBAT PATOLOGI
GANGGUAN PERNAFASAN

TOPIK 1
Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan
Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen akibat
patologis sistem pernafasan.
2. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen dan masalah
lainnya akibat patologis sistem pernafasan
3. Menyebutkan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat patologis
sistem pernafasan.
4. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat patologis sistem
pernafasan.

Kasus
Seorang perempuani usia 41 tahun dirawat di bangsal RS dengan keluhan sesak nafas. Hasil pemeriksaan
RR 34 kali/menit, pada auskultasi terdengan suara ronchi kering dan ronchi basah. Riwayat pengobatan
TB paru selama 6 bulan, tetapi gagal. Hasil pemeriksaan BTA (+++) dan rontgen: TB paru aktif.

Perintah
Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau pertanyaannya!

1. Apakah keluhan utama yang sering dikeluhkan pada penderita gangguan sistem
pernafasan: ISPA, pneumonia dan TB paru?

- Keluhan utama pada ISPA : infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA adalah infeksi di
saluran pernapasan, yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam
- Keluhan utama pada pneumonia : Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk
berdahak, sputum kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil.
Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam atau seperti
ditusuk. Salah satu nyeri atau kesulitan selama bernafas dalam atau batuk.
- Keluhan utama pada TB paru : Masalah yang sering mucul pada pasien TB paru yaitu
sesak nafas, batuk berdarah, nyeri pada dada, penurunan berat badan.
2. Sebutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pasien/keluarga untuk menggali keluhan
utama lebih dalam!

1. Apa yang dirasakan oleh pasien


2. Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
3. Sudah berapa lama penyakit diderita
4. Apakah penyakit sering kambuh diwaktu-waktu tertentu
3. Jelaskan pemeriksaan fisik (inpeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) yang diperlukan pada kasus
di atas!

1. Inspeksi

Gambar inspeksi

Dada dikaji tentang postur bentuk, kesimetrisan serta warna kulit, perbandingan bentuk
dada anterior, posterior, dan transversal pada bayi 1 : 1, dewasa 1 : 2 bentuk abnormal
pada kondisi tertentu:
a. Pigeon chest: bentuk dada seperti burung diameter transversal sempit, anterior
posterior, membesar atau lebar, tulang sternum menonjol kedepan.
b. Funnel chest : bentuk dada diameter sternum menyempit, anterior posterior
menyempit, transversal melebar.
c. Barrel chest : bentuk dada seperti tong, diameter anterior posterior transversal
memiliki perbandingan 1:1, juga amati kelainan tulang belakang seperti kifosis,
lordosis, dan scoliosis.

Pada pengkajian dada dengan inspeksi juga perhatikan:

a. Frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya bernapas.


b. Sifat bernapas : pernapasan perut atau dada
c. Adakah retraksi dada, jenis : retraksi ringan, sedang, dan berat
d. Ekspansi paru simetris ataukah tidak
e. Irama pernapasan : pernapasan cepat atau pernapasan dalam (pernapasan
kussmoul)
f. Pernapasan biot : pernapasan yang ritme maupun amplitudenya tidak teratur
diselingi periode apnea
g. Cheyne stokes : pernapasan dengan amplitude mula-mula kecil makin lama makin
besar kemudian mengecil lagi diselingi peripde apnea.

2. Palpasi

Gambar palpasi
Palpasi dada bertujuan mengkaji kulit pada dinding dada, adanya nyeri tekan,
masssa, kesimetrisan ekspansi paru dengan menggunakan telapak tangan atau jari
sehingga dapat merasakan getaran dinding dada dengan meminta pasien
mengucapkan tujuh puluh tujuh secara berulang –ulang . getaran yang diraskan
disebut : vocal fremetus.

Perabaan dilakukan diseluruh permukaan dada(kiri,kanan depan, belakang)


umumnya pemeriksaan ini bersifat membandingkan bagian mana yang lebih bergetar
atau kurang bergetar,adanya kondisi pendataan paru akan terasa lebih bergetar,
adanya kondisi pemadatan paru akan terasa lebih bergetar seperti
pnimonia,keganasan pada pleural effusion atau pneumathorak akan terasa kurang
bergetar.

3. Perkusi

Gambar perkusi

Perkusi dinding thorak dengan cara mengetuk dengan jari tengah, tangan
kanan pada jari tengah tangan kiri yang ditempeklan erat pada dinding dada celah
interkostalis. Perkusi dindng thorak bertujuan untuk mengetahui batas jantung, paru,
serta suara jantung maupun paru. Suara paru normal yang didapat dengan cara perkusi
adalah resonan atau sonor, seperti dug, dugm dug, redup atau kurang resonan suara
perkusi terdengar bleg, bleg, bleg. Pada kasus terjadnya konsolidasi paru seperti
pneumonia, pekak atau datar terdengar mengetuk paha sendiri seperti kasus adanya
cairan rongga pleura, perkusi hepar dan jantung . hiperesonan/tympani suara oerkusi
pada daerah berongga terdapat banyak udara seperti lambung, pneumothorax dan
coverna paru terdengar dang, dang, dang.
a. Batas paru hepar : di ICS 4 sampai ICS ke 6
b. Batas atas kiri jantung ICS 2-3
c. Batas atas kanan jantung :ICS 2 linea sternalis kanan
d. Batas kiri bawah jantung line media clavicuralis ICS ke 5 kiri.

Gambar lokasi untuk perkusi dan auskultasi

4. Auskultasi

Gambar auskultasi

Auskultasi paru adalah menedengarkan suara pada dinding thorax


menggunakan stetoskope karena sistematik dari atas ke bawah dan membandngkan
kiri maupun kanan suara yang didengar adalah :

a. Suara napas
1) Vesikuler : suara napas vesikuler terdengar di semua lapang paru yang normal,
bersifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari ekspiasi.
2) Brancho vesikuler: tedrdengar di daerah percabangan bronchus dan trachea
sekitar sternum dari regio inter scapula maupun ICS 1: 2. Inspirasi sama
panjang dengan ekspirasi.
3) Brochial : terdengar di dzerah trachea dan suprasternal notch bersifat kasar,
nada tinggi, inspirasi lebih pendek, atau ekspirasi
b. Suara tambahan
Pada pernapasan normal tidak ditemukan suara tambahan, jika ditemukan
suara tambahan indikasi ada kelainan,adapun suara tambahan adalah :

1) Rales/Krakles
Bunyi yang dihasilkan oleh exudat lengket saat saluran halus
pernapasan mengembang dan tidak hilang, suruh pasien batuk, sering ditemui
pada pasien dengan peradangan paru seperti TBC maupun pneumonia.

2) Ronchi
Bunyi dengan nada rendah, sangat kasar terdengar baik inspirasi
maupun ekspirasi akibat terkumpulnya secret dalam trachea atau bronchus
sering ditemui pada pasien oedema paru, bronchitis.

3) Wheezing
Bunyi musical terdengar “ngii...” yang bisa ditemukan pada fase
ekspirasi maupun ekspirasi akibat udara terjebak pada celah yang sempit
seperti oedema pada brochus.

4) Fleural Friction Rub


Suatu bunyi terdengar kering akibat gesekan pleura yang meradang,
bunyi ini biasanya terdengar pada akhir inspirasi atau awal ekspirasi, suara
seperti gosokan amplas.

5) Vocal resonansi
Pemeriksaan mendengarkan dengan stethoscope secara sistematik disemua
lapang guru, membandingkan kanan dan kiri pasien diminta mengucapkan tujuh
puluh tujuh berulang-ulang.

1) Vokal resonan normal terdengar intensitas dan kualitas sama antara kanan dan
kiri.
2) Bronchophoni : terdengar jelas dan lebih keras dibandingkan sisi yang lain
umumnya akibat adanya konsolidasi.
3) Pectorilequy : suara terdengar jauh dan tidak jelas biasanya pada pasien
effusion atau atelektasis.
4) Egopony : suara terdengar bergema seperti hidungnya tersumbat.
4. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada kasus di atas serta peran dan tugas perawat dalam
pemeriksaan tsb!

Pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan pada tuberkulosis paru (TB paru) adalah
tuberkulin tes, foto rontgen dada, tes resistensi OAT, gene Xpert MTB/ RIF assay, dan
DNA sequencing. peran perawat dalam mempersiapkan kondisi fisik pasien dengan cara
mengumpulkan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik (TTV), membantu pasien memahami
perlunya pemeriksaan diagnostik (analisis darah, rontgen, endoskopi, biopsi jaringan, dan
pemeriksaan feses dan urine), menilai serta mempersiapkan status seluruh sistem tubuh.

5. Sebutkan masalah keperawatan utama yang sering muncul pada pasien kasus di atas!

- bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan nafas
- gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti paru, hipertensi pulmonal, penurunan perifer
yang mengakibatkan asidosis laktat dan penurunan curah jantung
- defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

6. Sebutkan intervensi keperawatan pada pasien kasus di atas!

Diagnosa Intervensi
Keperawatan
No NOC NIC

1 Bersihan jalan NOC : Respiratory status NIC : Airway suction


nafas tidak efektif
: ventilation
berhubungan
dengan spasme 1.1 Auskultasi suara nafas
jalan napas sebelum dan sesudah
Respiratory status suctioning
: airway 1.2 Keluarkan sekret
patency dengan batuk efektif
atau suction
1.3 Berikan O2
1.4 Anjurkan pasien untuk
1. Dengan kriteria hasil : istirahat dan
mendemonstrasikan napas dalam
batuk efektif dan suara
nafas yang bersih, tidak 1.5 Posisikan pasien untuk
1.6
ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
Diagnosa Intervensi
Keperawatan
No Diagnosa NOC Intervensi NIC
Keperawatan
No NOC NIC membrane
khususnya

mampu bernafas dengan mukosa


memaksimalkan
mudah). ventilasi
3 Defisit nutrisi NOC : Nutritional status : NIC :
berhubungan food
2. and fluid Intake
Menunjukkan jalan 1.6 Atur Nutrition
intake untuk
dengan Nutritional
nafas yang patenstatus(klien: Management
cairan mengoptimalkan
ketidakmampuan tidak merasa
Nutrient Intake tercekik, keseimbangan.
mencerna irama nafas, frekuensi 3.1 Kaji adanya
1.7 Monitor respirasialergi
dan
pernafasan
Weight control dalam makanan
status O2
makanan
rentang normal, dan 3.2 Kolaborasi
1.8 Pertahankan dengan
hidrasi
tidak ada suara nafas ahli adekuat
yang gizi untuk
abnormal). menentukan secret
mengencerkan jumlah
Dengan
3. Mampu kriteria hasil : kalori dan nutrisi yang
mengidentifikasi dan dibutuhkan pasien
mencegah faktor yang 3.3 Anjurkan pasien untuk
1. dapat
Adanya menghambat jalan
peningkatan menigkatkan Fe
nafas.
berat badan sesuai 3.4 Anjurkan pasien untuk
dengan tujuan meningkatkan protein
2 Gangguan NOC : Respiratory status NIC :dan
Airway Management
vitamin C
2. Berat badan ideal sesuai
pertukaran gas dengan tinggi badan 3.5 Monitor adanya
: Gas exchange penurunan BB dan
berhubungan 3. Mampu
dengan kengesti mengidentifikasi gula darah
2.1 Posisikan pasien untuk
kebutuhan nutrisi 3.6 memaksimalkan
Berikan makanan
paru, hipertensi
Respiratory
4. status
Tidak ada tanda-tanda yang terpilih
ventilasi (sudah
pulmonal, dikonsultasikan sekret
mal nutrisi : 2.2 Keluarkan
penururnan dengan ahli gizi)efektif
5. Menujukkan peningktan
ventilation dengan batuk
perifer yang 3.7 atau
Monitor
suctionintake nutrisi
fungsi pengecapan dari
mengakibatkan menelan dan tidak 3.8
2.3 Atur intake kulit
Monitor turgor untuk
asidosis laktat terjadi penurunan berat 3.9 cairan
Monitor mual
mengoptimalkan dan
dan penurunan Vital signyang
badan status
berarti. muntah
keseimbangan.
3.10 Monitor respirasipucat,
2.4 Monitor dan
curah jantung
kemerahan,
status O2 dan
kekeringan jaringan
2.5 Catat pergerakan
1. Dengan kriteria hasil : konjungtiva
dada,amati
mendemonstrasikan 3.11kesimetrisan,
Berikan informasi
peningkatan ventilasi tentang kebutuhan
penggunaan otot
dan oksigenasi yang nutrisi retraksi
dan otot kaji
tambahan,
adekuat kemampuan pasien
supraclavicular
2. Memelihara kebersihan
dan intercostal
untuk mendapatkan
paru-paru dan bebas
dari tanda tanda nutrisi yang
2.6 Monitor suara nafas,
distress pernafasan seperti dengkur
3. Mendemonstrasikan dibutuhkan.
2.7 Monitor pola nafas
batuk efektif dan suara bradipena,
nafas yang bersih takipenia,kussmaul,hip
4. Tidak ada sianosis dan erventilasi, cheyne
dyspneu (mampu stokes, biot
mengeluarkan sputum 2.8 Auskultasi suara nafas,
5. Mampu bernafas catat areapenurunan /
dengan mudah), tanda- tidak adanya ventilasi
tanda vital dalam dansuara tambahan
rentang normal 2.9 Observasi sianosis
2

Pembelajaran Pokok Bahasan

Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :


1. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen akibat
patologis sistem pernafasan.
2. Merumuskan masalah keperawatan pada pasien dengan gangguan kebutuhan oksigen dan masalah
lainnya akibat patologis sistem pernafasan
3. Menyebutkan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat patologis
sistem pernafasan.
4. Melakukan intervensi keperawatan pada pasien dengan gangguan oksigen akibat patologis sistem
pernafasan.

Kasus
Seorang laki-laki usia 75 tahun dirawat di bangsal RS dengan keluhan sesak nafas. Hasil pemeriksaan RR
36 kali/menit, pada auskultasi terdengan suara wheezing dan ronchi kering. Riwayat merokok sejak usia
16 tahun. 4 tahun lalu pasien didiagnosis PPOK.

Perintah
Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau pertanyaannya!

1. Apakah keluhan utama yang sering dikeluhkan pada penderita gangguan sistem
pernafasan: PPOK, asma, efusi pleura dan pneumothoraks?

- Keluhan utama PPOK : Keluhan pasien dengan PPOK pada umumnya adalah batuk dan sesaknafas yang
semakin berat seiring dengan adanya aktifitas.
- Keluhan utama asma : Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran pernapasan
yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas yang menimbulkan sesak atau sulit
bernapas. Selain sulit bernapas, penderita asma juga bisa mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-
batuk, dan mengi.
- Keluhan utama efusi pleura : Sejumlah gejala yang dapat terjadi akibat efusi pleura adalah: Sesak napas.
Nyeri dada, terutama saat menarik dan membuang napas dalam-dalam (dikenal dengan nyeri pleuritik)
Batuk kering.
- Keluhan utama pneumothoraks : Nyeri dada, Sesak napas, Keringat dingin, Warna kulit kebiruan atau
sianosis, Jantung berdebar, Lemas,Batuk.

2. Sebutkan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada pasien/keluarga untuk menggali keluhan


utama lebih dalam!

1. Apa yang dirasakan oleh pasien


2. Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama
3. Sudah berapa lama penyakit diderita
4. Apakah penyakit sering kambuh diwaktu-waktu tertentu
3. Jelaskan pemeriksaan fisik (inpeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) yang diperlukan pada kasus di
atas!

inspeksi
1. lips breeding atau mulut setengah terkatup atau mencucu jika seseorang yang bernapas dengan mulut
mencucu dan ekspirasi yang memanjang ini diakibatkan oleh mekanisme tubuh yang berusaha
mengeluarkan CO2 yang tertahan di dalam paru akibat gagal nafas kronis.

2 .penggunaan alat bantu nafas penggunaan otot bantu nafas terlihat dari retraksi dinding dada hipertrofi
otot bantu nafas serta pelebaran sela iga.

3 .barel ces ces merupakan penurunan perbandingan diameter anteroposterior dan transversal pada rongga
dada akibat usaha memperbesar volume paru bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut Vena
jugularis di leher dan edema tungkai.

4 .ping ping server adalah gambaran yang khas pada emfisema yaitu kulit kemerahan pasien kurus dan
pernapasan pursed lips breathing

5 .blue bloater bluder adalah gambaran khas pada bronkitis kronis yaitu pasien tampak sianosis sentral serta
gemuk terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru.

palpasi
dada didapatkan vokal fremitus melemah dan sela iga melebar terutama dijumpai pada pasien dengan
emfisema dominan.

Perkusi
hipersonor akibat peningkatan jumlah udara yang terperangkap batas jantung mengecil letak diafragma
rendah hepar terdorong ke bawah terutama pada emfisema

auskultasi
suara nafas vesikuler normal atau melemah terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau
pada ekspirasi paksa ekspirasi memanjang bunyi jantung terdengar jauh

4. Sebutkan pemeriksaan penunjang pada kasus di atas serta peran dan tugas perawat dalam
pemeriksaan tsb!

Pemeriksaan Penunjang

Uji fall paru dengan Spirometri dan Bronko dilator (post-bronchodilator)


Uji faal paru berguna untuk menegak kan diagnosis,melihat perkembangan penyakit, dan
menentukan prognosa. Pemeriksaan ini pentinguntuk memperlihatkan secara obyektif adanya
obstruksi saluran nafas dalam berbagai tingkat.
Spirometri digunakan untuk menguku rvolume maksima ludara yang dikeluarkan setelah inspirasi
maksimal, atau disebutForced vital capacity(FVC). Spirometri juga mengukur volume udara yang
dikeluarkan pada satudetik pertama pada saat melakukan manuver tersebut, atau disebut
denganForced Expiratory Volume in 1 second(FEV1).
Rasio dari kedua pengukuran inilah (FEV1/FVC) yang sering digunakan untuk menilai fungsi paru.
Penderita PPOK secara khas akan menunjukkan penurunan dari FEV1 dan FVC serta nilai
FEV1/FVC<70% .Pemeriksaan post-bronchodilator dilakukan dengan memberikan bonkodilator
inhalasi sebanyak 8 hisapan, dan15-20 menit kemudian dilihat perubahan nilai FEV1. Bila perubahan
nilai FEV1<20%, makaini menunjukkan pembatasan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel.
Uji ini dilakukan saat PPOK dalam keadaan stabil (diluar eksaserbasi akut). Dari hasil pemeriksaan
spirometri setelah pemberian bronkodilator dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi penyakit
PPOKberdasarkanderajatobstruksinya.KlasifikasiberdasarkanGOLDkriteriaadalah:
StageI:Ringan

Pemeriksaan spirometripost-bronchodilator menunjukan hasil rasio FEV1/FVC<70% dan nilai


FEV1≥ 80% dari nilai prediksi.

1.Stage II:Sedang
Rasio FEV1/FVC < 70% dengan perkiraan nilai FEV1 diantara 50-80%darinilai prediksi.

2.StageIII: Berat
Rasio FEV1/FVC < 70%, dan nilai menunjukkan FEV1 diantara 30-50%darinilai prediksi.

3.StageIV:SangatBerat
Rasio FEV1/FVC<70%,nilai FEV1 diperkira kan kurang dari 30% atau pun kurang dari 50%dengan
kegagalan respirasi kronik.
FotoTorakPA danLateral
Fototorak PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit paru lain. Pada
penderita emfisema dominan didapatkan gambaranhiperinflasi, yaitu diafragma rendah dan rata,
hiperlusensi, ruang retrosterna lmelebar,diafragmamendatar,dan jantung yang menggantung /penduler
(memanjangtipisvertikal) .Sedangkan pada penderit abronkitis kronis dominan hasil foto thoraks
dapat menunjukkan hasil yang normal atau pun dapat terlihat corakan bronko vaskuler yang
meningkat disertai sebagian bagian yang h iperlusen.
AnalisaGasDarah (AGD)
Pad PPOK tingka tlanjut,pengukuran analisa gas darah sangat penting dilakukan dan wajib dilakukan
apabila nilai FEV 1 pada penderita menunjukkan nilai < 40% dari nilai predi ksi dan secara klinis
tampak tanda-tanda kegagalan respirasi dan gagal jantung kanan seperti sianosis
sentral,pembengkakan ekstrimitas, dan peningkatan jugular venous pressure. Analisagas darah arteri
menunjukkan gambaran yang berbeda pada pasien dengan emfise madominan dibandingkan dengan
bronkitis kronis dominan. Pada bronkitis kronisanalisis gas darah menunjukkan hipoksemi yang
sedang sampai berat pada pemberian oksigen100%.Dapat juga menunjukkan hiperkapnia yang sesuai
dengan adanya hipoventilasi alveolar, serta asidosis respiratorik kronik yang terkompensasi

karenapadabronkitiskronisterjadigangguanrasioventilasi/perfusi(V/Qratio)yangnyata.Sedangkanpa
daemfisema,rasioV/Qtidakbegitutergangguolehkarenabaikventilasimaupunperfusi,keduanyamenur
undisebabkan berkurangnya jumlah unit ventilasi dan capillary bed. Oleh karenaitu pada emfisema
gambaran analisa gas darah arteri akan memperlihatkannormoksia atau hipoksia ringan, dan
normokapnia. Analisa gas darah bergunauntuk menilai cukup tidaknya ventilasi dan oksigenasi, dan
untuk memantaukeseimbanganasam basa.

Pemeriksaansputum

Pemeriksaan bakteriologi Gram pada sputum diperlukan untuk mengetahuipola kuman dan
memilih antibiotik yang tepat. Infeksi saluran napas berulang merupakan penyebab utama
eksaserbasiakut pada penderita PPOK diIndonesia.

Pemeriksaan Darah rutin


Pemeriksaan darah digunakan untuk mengetahui adanya factor pencetus seperti leukositosis akibat
infeksi pada eksaserbasiakut,polisitemia pada hipoksemiakronik.

Pemeriksaan penunjang lainnya

Pemeriksaan Electrocardiogram(EKG) digunakan untuk mengetahui komplikasi pada jantung yang


ditandai oleh kor pulmonale atau hipertensipulmonal. Pemeriksaan lain yang dapat namun jarang
dilakukan antara lain ujilatihkardiopulmoner,ujiprovokasibronkus,CT-
scanresolusitinggi,ekokardiografi,dan pemeriksaan kadar alpha-1 antitryipsin.
5. Sebutkan masalah keperawatan utama yang sering muncul pada pasien kasus di atas!

PPOK umumnya ditandai dengan sulit bernapas, batuk berdahak, dan mengi (bengek). Dua kondisi yang
paling sering berkembang menjadi PPOK adalah bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis,
kerusakan terjadi pada saluran bronkus, sedangkan pada emfisema kerusakan terjadi pada alveolus

6. Sebutkan intervensi keperawatan pada pasien kasus di atas!

NO Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakefektifan pola .Respiratory status: Ventilation 1. Posisikan


napas pasien untuk
ventilation status: memaksimalkan
Definisi : Airway patency ventilasi
2. Identitifikasi
Inspirasi atau ekspirasi Kriteria Hasil : pasien perlunya
yang tidak memberi pemasangan
1. Mendemonstrasikan
ventilasi adekuat. batuk efektif dan suara alat jalan nafas
nafas yang bersih, tidak 3. Lakukan
Batasan karakteristik: fisioterapi dada
ada sianosis dan
dyspnea (mampu jika perlu
1. Perubahan
kedalaman mengeluarkan sputum,
mampu bernafas 4. Keluarkan
pernafasan secret dengan
2. Penurunan dengan mudah)
2. Menunjukan jalan yang batuk atau
tekanan ekspirasi
paten (klien tidak suction
3. Penurunan
kapasitas vital merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi 5. Manajemen
4. Pernafasan Batuk efektif
cuping hidung pernafasan dalam
rentang normal, tidak 6. Monitor adanya
Faktor yang ada suara abnormal) kecemasan
berhubungan: 3. Tanda tanda vital pasien terhadap
dalam rentang normal oksigenasi
1. Ansietas dengan Health
2. Deformitas Education
dinding dada 7. Auskultasi
3. Keletihan suara nafas,
4. Hiperventilasi catat adanya
5. Keletihan pada suara tambahani
otot pernafasan
8. Monitor
Tekanan darah,
Nadi dan
Respirasi

9. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator
(Misalnya
Nebulizer)

Anda mungkin juga menyukai