971 1873 1 SM
971 1873 1 SM
297
PENALARAN HAKIM
DALAM MENCIPT AKAN HUKUM
(JUDGE-MADE-LAW) ; SUATU KEGIATAN
BERPIKIR ILMIAH
_ _ _ _ _ _ _ _ Oleh : I Nyoman Nutjaya _ _ _ _ _ _ __
"The law which is the resulting product is Namun, siapakah manusia itu sebe-
not found but made. The process in its narnya ? Dalam hubungan ini Notoha-
highest reaches is not discovery but crea- . •
mashur dari Auguste Rodin; seorang puan untuk berpikir menurut alur ke-
manusia yang sedang tekun berpikir ? rangka berpikir tertentu yang disebut
Va, dialah lam bang kemanusiaan kita, "penalaran" .
"homo sapiens" mahluk yang berpikir. Dua keltlbihan inilah yang memungkin-
Sejak dia lahir sampai masuk liang la- kinkan manusia mengem bangkan pe-
hat dia tak pernah berhenti berpikir - ngetahuannya, yakni bahasa yang ko-
setiap saat dari hidupnya selalu berpi- munikatif dan pikiran yang mampu
kir. menalar.
Berpikir itulah yang mencirikan ha- Bahwa pemikiran keilmuan bukan-
•
kekat manusia dan karena berpikirlah lah suatu pemikiran yang biasa, me-
dia menjadi manusia - "cogito ergo lainkan pemikiran yang
sum ", kata Descartes. Namun, manu- guh; artinya suatu cara berpikir yang
sia bukan semata-mata mahluk yang berdisiplin, di mana seorang yang ber-
berpikir atau sekedar homo sapiens pikir sungguh-sungguh tidak akan
yang steril. Manusia adalah mahluk mem biarkan idea dan konsep yang se-
yang berpikir, merasa dan mengindera. dang dipikirkan berkelana tanpa arah
Berpikir pada dasarnya merupakan se- melainkan semua itu diarahkan pada
buah proses yang membuahkan penge- suatu tujuan tertentu yaitu pengeta-
tahuan yakni merupakan serangkaian huan. J adi, berpikir keilmuan adalah
gerak pemikiran dengan mengikuti ja- cara berpikir yang' berdisiplin dan di-
Ian pemikiran tertentu dan akhirnya arahkan kepada pengetahuan.
sampai pada sebuah kesimpulan yang "Ubi societas ibi ius", demikian
berupa pengetahuan. kata ahli pemikir ternama tentang ne-
Pengetahuan sebagai produk kegiat- gara dan hukum bangsa Romawi Ci-
an berpikir adalah obor dan semen cero - di mana ada masyarakat, di
sana terdapat hukum. Hukum hanya
peradaban di mana manusia menemu-
terdapat di dalam masyarakat manu-
kan dirinya dan menghayati hidup de-
sia dan hukum harus dilaksanakan.
ngan lebih sempurna. Manusia adalah
Kalau terjadi pelanggaran maka hukum
satu-satunya mahluk yang mengem-
harus dipulihkan, ditegakkan dan di-
bangkan pengetahuan secara sungguh-
.- pertahanakan ' untuk mengembalikan
sungguh, karena dalam hidupnya mem-
keseimbangan dalam masyarakat.
punyai tujuan tertentu yang lebih ting-
gi dari sekedar mempertahankan ke- Peradilan merupakan salah satu cara
langsungan hidupnya. Inilah yang me- pelaksanaan hukum dalam hal adanya
nyebabkan manusia mengembangkan tuntutan hak yang diselenggarakan
pengetahuannya dan pengetahuan ini oleh suatu badan yang berdiri sendiri
pula yang mendorong manusia men- dan diadakan oleh negara serta bebas
jadi mahluk yang mempunyai sifat dari pengaruh siapapun dengan cara
khas di muka bumi ini. memberi putusan yang bersifat meng-
Manusia mempunyai kemampuan ikat dan berwibawa (Sudikno Merto-
untuk mengem bangkan pengetahuan Kusumo, 1977).
ini disebabkan oleh dua- hal seperti be- Hakim (pengadilan) di dalam meng-
rikut: adili suatu perkara adalah melaksana-
pertama, manusia mempunyai bahasa kan hukum. Untuk ini dia wajib meng-
yang mampu mengkomunikasikan in- gall, mengikuti
•
dan memahami nilai-ni-
fOIIllasi dan jalan pikiran yang menjadi lai hukum yang hidup di dalam masya-
latar belakang informasi itu; rakat (vide pasal 27 Un dang-Un dang
kedua, manusia mempunyai kemam- nomor 14 Tahun 1970). Melalui pu-
Judge Made Law 299
bahwa tidak semua kegiatan berpikir nurut penalaran dan ~erpikir bukan
menyandarkan diri pada penalaran. berdasar atas penalaran .
Karena itu penalaran merupakan suatu Merasa misalnya, merupakan cara pe-
proses kegiatan berpikir yang mempu- ngembalian kesimpulan yang tidak me-
nyai karakteristik tertentu di dalam nurut penalaran . Juga intuisi sebagai
menarik suatu kesimpulan yang berupa kegiatan berpikir yang non-analitik
pengetahuan yang benar. dan tidak berdasarkan pola berpikir
Sebagai suatu kegiatan berpikir tertentu .
maka penalaran memiliki ciri·dri ter- Dari ini semua secara luas dapat dika-
tentu seperti berikut ini : . takan bahwa cara berpikir masyarakat
pertama, adanya pola berpikir yang se- dapat dikatagorikan menjadi: berpikir
cara luas dap at dise bu t ' 'logika''. 1ni analitik yang berupa penalaran dan
berarti bahwa kegiatan penalaran me- cara berpikir yang non-analitik berupa
rupakan suatu proses berpikir logis. perasaan dan intuisi.
Berpikir logis di sini harus diartikan
•
Untuk melakukan kegiatan analisis
sebagai kegiatan berpikir menurut maka penalaran harus diisi dengan ma-
Juli 1983
300 Hukum dan Pembangunan
teri pengetahuan yang bersum ber dari gaskan metode penalaran berdasar atas
kebenaran, yaitu pengetahuan yang pernyataan yang benar, sedangkan
pada dasarnya bersumber pada rasio dialektika untuk mengenalkan Cara pe-
dan fakta. Bagi mereka yang berpen- nalaran yang didasarkan pada pernya-
dapat bahwa rasio merupakan sumber taan yang belum pasti kebenarannya.
kebenaran, mengembangkan paham ra- Istilah 10gika mulai digunakan pad a
sionalisme dan mereka yang menyata- abad kedua setelah masehi untuk
kan bahwa fakta yang tertangkap le- mengganti istilah "organon" yaitu
wat pengalaman manusia sebagai sum- himpunan naskah ajaran-ajaran beliau
ber kebenaran mengembangkan paham yang dihimpun oleh para pengikutnya
• •
empmsme. setelah meninggal.
Kendatipun kedua paham ini mem- Di dalam perkembangannya hingga
bawa konsekuensf lahirnya dua kutub dewasa ini 10gika sudah menjadi bi-
yang saling bertentangan, namun pada dang pengetahuan yang tidak sekedar
akhirnya masing-masing penganut pa- bersifat filsafati, melainkan juga berco-
ham rasionalisme dan empirisme saling rak teknis dan ilmiah. Logika telah
menyadari akan kekurangan dan kele- mencakup setiap penelaahan sistematis
bihannya. tentang metode untuk mencapai suatu
kesimpulan dari fal<ta dalam semua bi-
Kemudian timbul gagasan untuk meng- dang (The Liang Gie , et aI, 1980).
gabungkan kedua pendekatan ini dan Penalaran ilmiah pada hakekatnya
menyusun metode yang lebih dapat merupakan gabungan dari penalaran
diandalkan dalam menemukan penge- deduktif dan penalaran induktif, ka-
tahuan yang benar. Sebagai hasil ga- rena itu dalam rangka mengkaji pena-
bungan pendekatan rasional dan empi- laran ilmiah maka terlebih dulu harus
ris ini dinamakan "metode keilmuan", ditelaah secara seksama penalaran de-
di mana rasionalisme memberikan ke- duktif dan induktif tersebut.
rangka pemikiran yang koheren dan 10- Dalam hubungan ini telaah penalar-
gis dan empirisme sebagai kerangka an ilmiah dihadapkan hanya pada dua
penguji dalam memastikan kebenaran. jenis cara penarikan kesimpulan, yaitu
Penalaran merupakan proses berpi- 10gika induktif dan 10gika deduktif.
kir yang membuahkan pengetahuan,
"Logic is divided into two main
dan agar pengetahuan produk pena-
branches deductive and inductive ", be-
laran ini mempunyai dasar kebenaran
gitu tulis Louis Kattsoff.
maka proses berpikir itu harus melalui
Logika induktif berkaitan dengan pe-
cara-cara tertentu.
narikan kesimpulan dari kasus-kasus
Suatu penarikan kesimpulan dianggap
individual nyata menjadi kesimpulan
sahih (valid) apabila prosesnya dilaku-
yang bersifat umum, sedangkan 10gika
kan menurut 10gika sebagai pengka-
deduktif mem bantu dalam mengam bil
jian untuk berpikir secara sahih.
kesimpulan dari hal yang umum sifat-
Tentang 10gika menurut sejarah su-
nya menjadi kasus yang bersifat indi-
dah dikenal dan dipelaj ~ secara men-
vidual. Dalam kaitan ini Mellone me-
dalam sejak jaman Yunani Kuno de-
ngemukakan bahwa (Mellone, 1953):
ngan Aristoteles sebagai pelopornya.
"The usual treatment of logic lays out the
Pada jamannya, Aristoteles belum
subject in two branches corresponding
istilah 10gika untuk me- broadly to the distinction , which we have
nurunkan ajarannya tentang penalaran, illu,strated, of reasoning "from general to
selain istilah "analitika dan dialekti- particular" and ''from particular to gene·
ka". Analitika digunakan untuk mene- ral". The first branch of logic is called "De-
Judge Made Law 301
ductive Logic" and the second branch is Dengan demikian kesimpulan yang be-
called 'Inductive Logic" ". rupa si Paimo mempunyai kepala ada-
Penalaran secara induktif dimulai lah menurut penalaran deduktif, sebab
.
dengan mengemukakan pernyataan- kesimpulan itu diperoleh secara logis
pernyataan yang mempunyai ruang dari dua premis yang mendukungnya.
lingkup khas dan terbatas dalam me- Lantas, apakah kesimpulan itu sudah
nyusun argumentasi dan diakhiri de- benar? Jawabannya harus dikemba-
ngan pernyataan yang bersifat umum. likan kepada ke benaran presmis-premis
Secara sederhana dapat dilukiskan se- yang mendahuluinya. Jika kedua pre-
bagai contoh berikut ini; ada fakta mis yang mendukungnYlif sudah benar
bahwa si Badu pada akhirnya mati de- maka dapat dipastikan bahwa kesim-
mikian pula si Paimo, si Bejo, Tole, si pulan itu benar adanya. Namun tidak
Pariyem dan semua manusia lainnya menutup kemungkinan bahwa kesim-
padaakhirnya akan mati. pulan itu menjadi salah - meskipun
. Sedangkan penalaran deduktif me- kedua premisnya benar - karena cara
rupakan kegiatan berpikir yang berto- penarikan kesimpulannya yang salah.
lak dari pernyataah yang bersifat Dari kenyataan di atas maka kebe--
umum untuk menarik kesimpulan naran suatu kesimpulan menjadi ter-
yang khusus atau individual sifatnya. gantung kepada tiga unsur, yaitu ke-
Untuk ini seperti biasanya digunakan benaran premis mayor, kebenaran pre-
pola berpikir yang disebut "silogisme" mis minor dan ke benaran penarikan
yang disusun dari dua pernyataan dan kesimpulan . Kalau salah satu dari ke-
sebuah kesimpulan . tiga unsur tersebut ternyata salah
•
Tentang silogisme menurut tradisi maka kesimpulannya dapat dipastikan
Aristoteles ini ditegaskan oleh seorang menjadi salah, demikian sebaliknya ka-
ahli logika dewasa ini sebagai (W . Hal- lau kedua premis yang mendukung su-
berstadt, 1960): dah benar maka kesimpulan yang di-
am bil menjadi benar.
"Any argument containing two premises Kemudian bagaimanakah proses pe-
with two terms each, and a conclusion nalaran hakim dalam menciptakan hu-
with two terms, and having also the cha- kum (judge-made-law) lewat putusan
racteristics that it contains three terms in (pengadilan) yang disimpulkan dari
all, each mentioned twice ".
perkara yang diadilinya? Nah, untuk
Pernyataan yang mendukung silo- ini penulis ajak: meniti lebih lanjut
gisme ini disebut premis yang kemu- uraian yang tersaji berikut ini.
dian dipedakan menjadi premis mayor
dan premis minor, sedangkan kesim - Penalaran Hakim di dalam Men-
pUlan merupakan pengetahuan yang ciptakan Hukum (Judge-Made-
diperoleh dari penalaran deduktif di- Law)
dasarkan pada kedua premis ini.
Menjadi lebih tuntas kalau dikemuka- Dalam mengadili suatu perkara
kan contoh silogisme seperti berikut yang diajukan oleh para pencari keadil-
• •
1m: an (justisiabelJ hakim adalah melaksa-
nakan hukum . Untuk ini hakim wajib
Semua manusia mem- (premises mayor)
punyai kepala menggali, mengikuti dan memahami
Si Paimo adalah ma- (premis minor) nilai-nilai hukum yang hidup dalam
•
nusra masyarakat (vide pasal 27 Undang-lJn-
Maka, si Paimo mempu - (kesimpulan) . dang Nomor 14 Tahun 1970).
nyai kepala lni berarti bahwa hakim dalam me1ak-
Juli 1983
302 Hukum dan Pembangunan
nya peristiwa itu. Pada tingkat perta- perkosaan, penipuan dan sebagainya
rna ini kegiatan juridis yang dilakukan' (Sudikno Mertokusumo, 1981).
semata-mata bersifat logis. Jadi di sini hanya hendak dikatakan
., Mengingat betapa pentingnya pe- bahwa kegiatan mengkualifisir pada
ranan pembuktian untuk memperoleh umumnya berarti menemukan hukum-
kebenaran peristiwa maka sudah sela- nya dengan cara menerapkan peristiwa
yaknya kalau hakim harus benar-benar yang telah dikonstatir ke dalam aturan
menguasai hukum pembuktian pada hukum yang ada - sebagai suatu ke-
khususnya dan hukum acara pada giatan yang umumnya bersifat logis.
umumnya. Kurangnya penguasaan ha- Sesungguhnya menemukan ·hukum
kim terhadap hukum pembuktian ini tidak hanya sekedar menerapkan hu-
selain dapat mengham bat jalannya per- kum terhadap peristiwa saja, terlebih
adilan juga hanya akan menghasilkan lagi kalau aturan hukumnya tidak
konstatering yang tidak tepat (Sudik- jelas. Di lain pihak hakim harus meng-
no Mertokusumo, 1975). adili perkara yang diajukan kepada-
Sesudah hakim berhasil dengan nya; pengadilan tidak boleh menolak
tepat mengkonstatir peristiwanya, memeriksa dan menolak suatu perkara
maka kegiatan kedua yang dilakukan yang diajukan dengan dalih bahwa
adalah "mengkualifisir" peristiwanya aturan hukumnva - tidak ada atau ku-
dalam arti menilai hubungan hukum rang jelas sekalipun (vide pasal 14 ayat
peristiwa itu. Dengan kata lain mene- 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
m ukan hukumnya bagi peristiwa yang 1970).
telah dikonstatir. Untuk ini hakim Untuk kenyataan ini hakim bukan lagi
melakukan penerapan hukum (rechts- . hanya menemukan hukum, melainkan
•
toe passing) terhadap peristiwa ke da- juga harus menciptakan hukum sen-
lam aturan-aturan hukum positif, se- diri.
.hingga diperoleh aturan hukum yang Dalam hubungan ini Cordozo seorang
paling tepat dikenakan terhadap per- hakim ternama dari Am erik a Serikat
istiwa tersebut. menulis seperti apa yang terpampang
pada awal tulisan ini, bahwa (Alfred
Kalau peristiwanya sudah terbukti
Denning, 1955);
dan aturan hukumnya sudah jelas lagi
tegas maka penerapan hukumnya me- ''The law which is the resulting product is
rupakan kegiatan yang boleh dikata not found but made.
•
mudah. Dalam perkara pidana misal- The process in its highest reaches is not dis-
nya, di mana aturan hukumnya sudah covery, but creation' '.
jelas maka hakim tinggal melakukan Mengadakan kualifikasi peristiwa
subsumsi saja. Mengenai subsumsi ini dapat dikatakan jauh lebih sulit dari
aturan-aturan hukum pidana yang ter- pada mengkonstatir peristiwa, karena
diri dari pasal-pasal dalam kitab un- mengkonstatir berarti hanya melihat
dang-undang hukum pidana (KUHP) peristiwa konkrit sedang mengkualifi-
atau undang-undang pidana di luar kasi berarti mengabstraksi peristiwa
KUHP diibaratkan sebagai suatu hotel konkrit tersebut.
yang mt:lllpunyai banyak kamar. Se- Contoh klasik untuk menjelaskan da-
hingga kalau ada peristiwa yang sudah pat dikemukakan kasus pengam bilan
dikonstatir maka tinggal memasukkan aliran listrik negara dengan cara meng-
saja ke dalam kamar atau pasal yang gantol untuk kepentingan sendiri se-
tepat untuk peristiwa itu. Kamar atau cara melawan hukum. Setelah peris-
pasal tentang pencurian, pembunuhan, tiwanya dibuktikan, harus dikonstatir
Julll983
304 Hukum dan Pembangunan
Juli 1983
• • ' " , ,,,,:c, , •
'" 2 at 122 "."" • • •