Anda di halaman 1dari 10

-

297

PENALARAN HAKIM
DALAM MENCIPT AKAN HUKUM
(JUDGE-MADE-LAW) ; SUATU KEGIATAN
BERPIKIR ILMIAH
_ _ _ _ _ _ _ _ Oleh : I Nyoman Nutjaya _ _ _ _ _ _ __
"The law which is the resulting product is Namun, siapakah manusia itu sebe-
not found but made. The process in its narnya ? Dalam hubungan ini Notoha-
highest reaches is not discovery but crea- . •

midjojo memberi pandangan terhadap


tion "•
manusia dari sisi filosofis dan anthro-
(Cordozo).
pologis seperti berikut (Notohamidjo'
Pendahuluan jo,1975):
"Banyak keajaiban di dunia ini, te- Manusia menunjukkan tiga aspek esen-
tapi tidak ada sesuatu yang lebih ajaib sial yang mewujudkan manusia sebagai
dari pada manusia", demikian kata obyek, subyek dan relasi.
drarr.awan Yunani Sopokles (abad) pertama, manusia sebagai obyek me-
ke-5 Sebelum Masehi) dalam sebuah nyangkut segi lahir dari kemanusiaan.
karya tragedi yang berjudul Antigone. Manusia itu ~buh, mengisi ruang,
Berbicara ten tang manusia; hidup, arti mempunyai berat, dapat dilihat, ma-
dan peranan eksistensinya akan selalu kan dan minum, dapat dicandra dan
aktuil, sebab selain manusia itu sendiri didetenninasikan secara badaniah
selalu menjadi pokok permasalahan, maupun rohaniah;
dapat juga dilihat bahwa peristiwa be- kedua, manusia sebagai subyek ber-
sar apapun terjadi di dunia, masalah arti manusia sebagai aku. Ia hidup di
apa pun yang harus dipecahkan di dunia tidak hanya ditentukan tetapi
bumi pacta intinya dan akhirnya ber- juga menentukan, memilih dan menen-
tautan juga dengan manusia (Soerjan- tukan pilihan secara bebas - manusia
to, 1978). bukan suatu alat atau mesin, melain-
Manusia adalah mahluk yang berha- kan kepribadian yang tidak dapat di-
dapan dengan dirinya sendiri dalam determinasikan, mempunyai kehendak
dunianya; tidak hanya berhadapan te- dan mengambil keputusan bebas;
tapi juga menghadapi dalam arti yang ketiga, manusia sebagai relasi atau per-
mirip dengan menghadapi persoalan, hubunglm. Manusia sebagai subyek
kesukaran dan sebagainya. Jadi, dia maupunsebagai obyek dialami di da-
melakukan, dia mengolah diri sendiri, lam relasi, sebab manusia bukan se-
mengangkat dan merendahkan diri sen- suatu yang mandiri melainkan sen an-
diri - dia bersatu dan berjarak dengan tiasa berada dalam perhubungan nyata.
diri sendiri: Bukan pula kebebasan tanpa kendall
Karena itu, manusia adalah mahluk tetapi kebebasan dengan keterikatan
hidup yang tumbuh dan dinamis dan dan tanggung jawab.
sebagai dinamika manusia terus berge- Manusia hidup dalam relasi aku - kau,
rak, tidak pernah berhenti, selalu aktif kata Martin Buber. Re1asi adalah pri-
dalam menghadapi persoalan, tantang- mer malah fundamental dan tidak da-
an diri, alam dan jaman dalam duIiia- pat dihindari.
nya (Drijarkara, 1978). Pernahkah anda melihat patung ter-
.298 Hukum dan Pembangunan

mashur dari Auguste Rodin; seorang puan untuk berpikir menurut alur ke-
manusia yang sedang tekun berpikir ? rangka berpikir tertentu yang disebut
Va, dialah lam bang kemanusiaan kita, "penalaran" .
"homo sapiens" mahluk yang berpikir. Dua keltlbihan inilah yang memungkin-
Sejak dia lahir sampai masuk liang la- kinkan manusia mengem bangkan pe-
hat dia tak pernah berhenti berpikir - ngetahuannya, yakni bahasa yang ko-
setiap saat dari hidupnya selalu berpi- munikatif dan pikiran yang mampu
kir. menalar.
Berpikir itulah yang mencirikan ha- Bahwa pemikiran keilmuan bukan-

kekat manusia dan karena berpikirlah lah suatu pemikiran yang biasa, me-
dia menjadi manusia - "cogito ergo lainkan pemikiran yang
sum ", kata Descartes. Namun, manu- guh; artinya suatu cara berpikir yang
sia bukan semata-mata mahluk yang berdisiplin, di mana seorang yang ber-
berpikir atau sekedar homo sapiens pikir sungguh-sungguh tidak akan
yang steril. Manusia adalah mahluk mem biarkan idea dan konsep yang se-
yang berpikir, merasa dan mengindera. dang dipikirkan berkelana tanpa arah
Berpikir pada dasarnya merupakan se- melainkan semua itu diarahkan pada
buah proses yang membuahkan penge- suatu tujuan tertentu yaitu pengeta-
tahuan yakni merupakan serangkaian huan. J adi, berpikir keilmuan adalah
gerak pemikiran dengan mengikuti ja- cara berpikir yang' berdisiplin dan di-
Ian pemikiran tertentu dan akhirnya arahkan kepada pengetahuan.
sampai pada sebuah kesimpulan yang "Ubi societas ibi ius", demikian
berupa pengetahuan. kata ahli pemikir ternama tentang ne-
Pengetahuan sebagai produk kegiat- gara dan hukum bangsa Romawi Ci-
an berpikir adalah obor dan semen cero - di mana ada masyarakat, di
sana terdapat hukum. Hukum hanya
peradaban di mana manusia menemu-
terdapat di dalam masyarakat manu-
kan dirinya dan menghayati hidup de-
sia dan hukum harus dilaksanakan.
ngan lebih sempurna. Manusia adalah
Kalau terjadi pelanggaran maka hukum
satu-satunya mahluk yang mengem-
harus dipulihkan, ditegakkan dan di-
bangkan pengetahuan secara sungguh-
.- pertahanakan ' untuk mengembalikan
sungguh, karena dalam hidupnya mem-
keseimbangan dalam masyarakat.
punyai tujuan tertentu yang lebih ting-
gi dari sekedar mempertahankan ke- Peradilan merupakan salah satu cara
langsungan hidupnya. Inilah yang me- pelaksanaan hukum dalam hal adanya
nyebabkan manusia mengembangkan tuntutan hak yang diselenggarakan
pengetahuannya dan pengetahuan ini oleh suatu badan yang berdiri sendiri
pula yang mendorong manusia men- dan diadakan oleh negara serta bebas
jadi mahluk yang mempunyai sifat dari pengaruh siapapun dengan cara
khas di muka bumi ini. memberi putusan yang bersifat meng-
Manusia mempunyai kemampuan ikat dan berwibawa (Sudikno Merto-
untuk mengem bangkan pengetahuan Kusumo, 1977).
ini disebabkan oleh dua- hal seperti be- Hakim (pengadilan) di dalam meng-
rikut: adili suatu perkara adalah melaksana-
pertama, manusia mempunyai bahasa kan hukum. Untuk ini dia wajib meng-
yang mampu mengkomunikasikan in- gall, mengikuti

dan memahami nilai-ni-
fOIIllasi dan jalan pikiran yang menjadi lai hukum yang hidup di dalam masya-
latar belakang informasi itu; rakat (vide pasal 27 Un dang-Un dang
kedua, manusia mempunyai kemam- nomor 14 Tahun 1970). Melalui pu-
Judge Made Law 299

tusan-putusannya hakim menciptakan suatu pola tertentu atau menurut 10-


hukum (judge-made-iaw). Dengan de- gika tertentu;
mikian hakim tidak hanya menerapkan kedua, sifat analitik dari proses berpi-
hukum saja, tidak sekedar mengadakan kirnya. Penalaran merupakan suatu ke-
subsumsi saja" tetapi juga harus giatan berpikir yang menyandarkan
menemukan dan menciptakan. diri kepada suatu analisis dan kerangka
Hakim adalah seorang manusiajuga, berpikir yang digunakan untuk analisis
sebagai "homo sapiens" yang mempu- adalah logika penalaran yang bersang-
nyai kewajiban untuk melaksanakan, kutan . 1ni berarti penalaran ilmiah me-
menemukan dan menciptakan hukum. .upakan kegiatan analisis yang mem-
Untuk melaksanakan tugasnya dengan pergunakan logika ilmiah.
baik dia dituntut untuk menggunakan
Dalam hubungan ini Bochenski menu-
penalarannya sebagai proses kegiatan
lis bahwa tanpa ada kecuali setiap pe-
berpikir ilmiahnya. Dalam kaitan ini-
nalaran harus memenuhi dua persya-
lah tulisan summir ini disajikan di
ratan, yaitu:
m ana akan dicoba untuk mengungkap-
pertama, harus adanya premis tertentu
kan proses kegiatan berpikir (ilmiah)
yang berupa pernyataan yang kebenar-
hakim di dalam melaksanakan, mene-
annya telah diketahui atau dapat dite-
mukan dan menciptakan hukum lewat •
nma;
penalarannya.
kedua, harus mempunyai cara di da-
lam menarik kesimpulan (in[erens)
Penalaran Sebagai Proses Berpikir (J .M. Bochenski, 1972).
(llmiah) Seperti telah dikemukakan bahwa
.
tidak semua kegiatan berpikir menda-
Manusia pada hakekatnya merupa- sarkan diri kepada penalaran. Jadi, ti-
kan mahluk yang berpikir, merasa, ber- dak semua kegiatan berpikir mengan-
sikap dan bertindak . Sikap dan tindak- dung sifat logis dan analitis . Dengan
annya bersum ber pada pengetahuan demikian cara berpikir yang tidak
yang diperoleh lewat kegiatan berpikir termasuk penalaran berarti tidak logis
dan penalaran menghasilkan pengeta- dan tidak analitik sifatnya. Kemudian
huan yang dikaitkan dengan kegiatan dari kriteria ini maka dapat dibedakan
berpikir ini. Meskipun patut disadari secara garis besar ciri-ciri berpikir me-

bahwa tidak semua kegiatan berpikir nurut penalaran dan ~erpikir bukan
menyandarkan diri pada penalaran. berdasar atas penalaran .
Karena itu penalaran merupakan suatu Merasa misalnya, merupakan cara pe-
proses kegiatan berpikir yang mempu- ngembalian kesimpulan yang tidak me-
nyai karakteristik tertentu di dalam nurut penalaran . Juga intuisi sebagai
menarik suatu kesimpulan yang berupa kegiatan berpikir yang non-analitik
pengetahuan yang benar. dan tidak berdasarkan pola berpikir
Sebagai suatu kegiatan berpikir tertentu .
maka penalaran memiliki ciri·dri ter- Dari ini semua secara luas dapat dika-
tentu seperti berikut ini : . takan bahwa cara berpikir masyarakat
pertama, adanya pola berpikir yang se- dapat dikatagorikan menjadi: berpikir
cara luas dap at dise bu t ' 'logika''. 1ni analitik yang berupa penalaran dan
berarti bahwa kegiatan penalaran me- cara berpikir yang non-analitik berupa
rupakan suatu proses berpikir logis. perasaan dan intuisi.
Berpikir logis di sini harus diartikan

Untuk melakukan kegiatan analisis
sebagai kegiatan berpikir menurut maka penalaran harus diisi dengan ma-

Juli 1983
300 Hukum dan Pembangunan

teri pengetahuan yang bersum ber dari gaskan metode penalaran berdasar atas
kebenaran, yaitu pengetahuan yang pernyataan yang benar, sedangkan
pada dasarnya bersumber pada rasio dialektika untuk mengenalkan Cara pe-
dan fakta. Bagi mereka yang berpen- nalaran yang didasarkan pada pernya-
dapat bahwa rasio merupakan sumber taan yang belum pasti kebenarannya.
kebenaran, mengembangkan paham ra- Istilah 10gika mulai digunakan pad a
sionalisme dan mereka yang menyata- abad kedua setelah masehi untuk
kan bahwa fakta yang tertangkap le- mengganti istilah "organon" yaitu
wat pengalaman manusia sebagai sum- himpunan naskah ajaran-ajaran beliau
ber kebenaran mengembangkan paham yang dihimpun oleh para pengikutnya
• •
empmsme. setelah meninggal.
Kendatipun kedua paham ini mem- Di dalam perkembangannya hingga
bawa konsekuensf lahirnya dua kutub dewasa ini 10gika sudah menjadi bi-
yang saling bertentangan, namun pada dang pengetahuan yang tidak sekedar
akhirnya masing-masing penganut pa- bersifat filsafati, melainkan juga berco-
ham rasionalisme dan empirisme saling rak teknis dan ilmiah. Logika telah
menyadari akan kekurangan dan kele- mencakup setiap penelaahan sistematis
bihannya. tentang metode untuk mencapai suatu
kesimpulan dari fal<ta dalam semua bi-
Kemudian timbul gagasan untuk meng- dang (The Liang Gie , et aI, 1980).
gabungkan kedua pendekatan ini dan Penalaran ilmiah pada hakekatnya
menyusun metode yang lebih dapat merupakan gabungan dari penalaran
diandalkan dalam menemukan penge- deduktif dan penalaran induktif, ka-
tahuan yang benar. Sebagai hasil ga- rena itu dalam rangka mengkaji pena-
bungan pendekatan rasional dan empi- laran ilmiah maka terlebih dulu harus
ris ini dinamakan "metode keilmuan", ditelaah secara seksama penalaran de-
di mana rasionalisme memberikan ke- duktif dan induktif tersebut.
rangka pemikiran yang koheren dan 10- Dalam hubungan ini telaah penalar-
gis dan empirisme sebagai kerangka an ilmiah dihadapkan hanya pada dua
penguji dalam memastikan kebenaran. jenis cara penarikan kesimpulan, yaitu
Penalaran merupakan proses berpi- 10gika induktif dan 10gika deduktif.
kir yang membuahkan pengetahuan,
"Logic is divided into two main
dan agar pengetahuan produk pena-
branches deductive and inductive ", be-
laran ini mempunyai dasar kebenaran
gitu tulis Louis Kattsoff.
maka proses berpikir itu harus melalui
Logika induktif berkaitan dengan pe-
cara-cara tertentu.
narikan kesimpulan dari kasus-kasus
Suatu penarikan kesimpulan dianggap
individual nyata menjadi kesimpulan
sahih (valid) apabila prosesnya dilaku-
yang bersifat umum, sedangkan 10gika
kan menurut 10gika sebagai pengka-
deduktif mem bantu dalam mengam bil
jian untuk berpikir secara sahih.
kesimpulan dari hal yang umum sifat-
Tentang 10gika menurut sejarah su-
nya menjadi kasus yang bersifat indi-
dah dikenal dan dipelaj ~ secara men-
vidual. Dalam kaitan ini Mellone me-
dalam sejak jaman Yunani Kuno de-
ngemukakan bahwa (Mellone, 1953):
ngan Aristoteles sebagai pelopornya.
"The usual treatment of logic lays out the
Pada jamannya, Aristoteles belum
subject in two branches corresponding
istilah 10gika untuk me- broadly to the distinction , which we have
nurunkan ajarannya tentang penalaran, illu,strated, of reasoning "from general to
selain istilah "analitika dan dialekti- particular" and ''from particular to gene·
ka". Analitika digunakan untuk mene- ral". The first branch of logic is called "De-
Judge Made Law 301

ductive Logic" and the second branch is Dengan demikian kesimpulan yang be-
called 'Inductive Logic" ". rupa si Paimo mempunyai kepala ada-
Penalaran secara induktif dimulai lah menurut penalaran deduktif, sebab
.
dengan mengemukakan pernyataan- kesimpulan itu diperoleh secara logis
pernyataan yang mempunyai ruang dari dua premis yang mendukungnya.
lingkup khas dan terbatas dalam me- Lantas, apakah kesimpulan itu sudah
nyusun argumentasi dan diakhiri de- benar? Jawabannya harus dikemba-
ngan pernyataan yang bersifat umum. likan kepada ke benaran presmis-premis
Secara sederhana dapat dilukiskan se- yang mendahuluinya. Jika kedua pre-
bagai contoh berikut ini; ada fakta mis yang mendukungnYlif sudah benar
bahwa si Badu pada akhirnya mati de- maka dapat dipastikan bahwa kesim-
mikian pula si Paimo, si Bejo, Tole, si pulan itu benar adanya. Namun tidak
Pariyem dan semua manusia lainnya menutup kemungkinan bahwa kesim-
padaakhirnya akan mati. pulan itu menjadi salah - meskipun
. Sedangkan penalaran deduktif me- kedua premisnya benar - karena cara
rupakan kegiatan berpikir yang berto- penarikan kesimpulannya yang salah.
lak dari pernyataah yang bersifat Dari kenyataan di atas maka kebe--
umum untuk menarik kesimpulan naran suatu kesimpulan menjadi ter-
yang khusus atau individual sifatnya. gantung kepada tiga unsur, yaitu ke-
Untuk ini seperti biasanya digunakan benaran premis mayor, kebenaran pre-
pola berpikir yang disebut "silogisme" mis minor dan ke benaran penarikan
yang disusun dari dua pernyataan dan kesimpulan . Kalau salah satu dari ke-
sebuah kesimpulan . tiga unsur tersebut ternyata salah

Tentang silogisme menurut tradisi maka kesimpulannya dapat dipastikan
Aristoteles ini ditegaskan oleh seorang menjadi salah, demikian sebaliknya ka-
ahli logika dewasa ini sebagai (W . Hal- lau kedua premis yang mendukung su-
berstadt, 1960): dah benar maka kesimpulan yang di-
am bil menjadi benar.
"Any argument containing two premises Kemudian bagaimanakah proses pe-
with two terms each, and a conclusion nalaran hakim dalam menciptakan hu-
with two terms, and having also the cha- kum (judge-made-law) lewat putusan
racteristics that it contains three terms in (pengadilan) yang disimpulkan dari
all, each mentioned twice ".
perkara yang diadilinya? Nah, untuk
Pernyataan yang mendukung silo- ini penulis ajak: meniti lebih lanjut
gisme ini disebut premis yang kemu- uraian yang tersaji berikut ini.
dian dipedakan menjadi premis mayor
dan premis minor, sedangkan kesim - Penalaran Hakim di dalam Men-
pUlan merupakan pengetahuan yang ciptakan Hukum (Judge-Made-
diperoleh dari penalaran deduktif di- Law)
dasarkan pada kedua premis ini.
Menjadi lebih tuntas kalau dikemuka- Dalam mengadili suatu perkara
kan contoh silogisme seperti berikut yang diajukan oleh para pencari keadil-
• •
1m: an (justisiabelJ hakim adalah melaksa-
nakan hukum . Untuk ini hakim wajib
Semua manusia mem- (premises mayor)
punyai kepala menggali, mengikuti dan memahami
Si Paimo adalah ma- (premis minor) nilai-nilai hukum yang hidup dalam

nusra masyarakat (vide pasal 27 Undang-lJn-
Maka, si Paimo mempu - (kesimpulan) . dang Nomor 14 Tahun 1970).
nyai kepala lni berarti bahwa hakim dalam me1ak-

Juli 1983
302 Hukum dan Pembangunan

sanakan hukum tidak semata-mata bagi perkara yang diadili - sebagai


hanya merupakan kegiatan yang bersi- proses berpikir dalam menarik kesim-
fat rutin dan mekanis saja. Tetapi juga pulan berupa putusan hakim.
harus mampu menggali, mengikuti dan Penalaran hakim dalam artian ini mem-
memahami perkem bangan serta meng- buahkan putusan yang berupa hukum
hayati jiwa masyarakat. Dalam keada- in konkrito lewat kegiatan berpikir-
aan seperti ini hakim dituntut untuk nya - berpikir merupakan kegiatan
mampu berpikir logis dan kreatif da- untuk memperoleh pengetahuan yang
lam tindakan. benar. Jadi dalam hal ini penalaran
Sesungguhnya dalam mengadili hakim merupakan kegiatan berpikir
suatu perkara hakim tidak hanya seke- untuk menentukan putusan yang be-
dar melaksanakan hukum saja, tidak nar.
sekedar melakukan subsumsi saja, te- Penalaran ilmiah merupakan kegiat-
tapi juga hams menemukan dan men- an analisis yang menggunakan logika
ciptakan hukum. ilmiah, karen a analisis pada hakekat-
Bahwa selain undang-undang sebagai nya merupakan kegiatan berpikir ber-
hukum (tertulis) maka masih dikenal dasarkan langkah -langkah tertentu.
ujud lain dari hukum yaitu putusan Demikian juga dalam kegiatan juridis
hakim (judge-made-Iaw). Putusan ha- hakim dalam me,n ciptakan hukum me-
kim adalah hukum dan sebagai hukum lalui proses peradilan didasarkan pada
pada umumnya putusan hakim harus kegiatan berpikir logis dan analitis.
ditaati karen a mempunyai kekuatan Konkritnya dalam mengadili suatu per-
m engik at, terutama mengikat para pi- kara sampai menetapkan kesimpulan
hak yang berperkara. Putusan hakim

yang berupa putusan hakim melaku-
ini hams selalu dianggap benar sampai kan tiga kegiatan juridis seperti berikut
• •
dibatalkan oleh pengadilan yang lebih In!.
tinggi (res judicata pro veritate ha- Kalau hakim menghadapi suatu per-
betur). istiwa dalam perkara yang diadili -
Karena itulah maka peradilan merupa- baik perkara perdata maupun perkara
kan suatu unsur penting di dalam pem- pidana - maka pertama-tama dia
bentukan hukum di negeri ini. harus "mengkonstatir" peristiwa itu,
Adalah bukan merupakan tugas dalam arti melihat , mengakui atau
yang mudah bagi hakim dalam kegiat- mem ben ark an telah terjadinya peris-
an menciptakan hukum, sebab ' tugas tiwa tersebut . Tetapi untuk sampai

dalam mengadili suatu perkara bukan pada konstateringnya dia hams mem-
sekedar menjadi terompet atau pe- punyai kepastian terlebih dulu. Peris-
nyambung lidah suatu undang-undang tiwa yang dikonstatir harus pasti ke-
"an sich" (Ia bouche de la 100. benarannya, sehingga konstateringnya
Dalam mengadili perkara hakim ditun- tidak sekedar dugaan atau kesimpulan
tut untuk melakukan suatu aktivitas yang dangkal atau gegabah saja. Un-
atau ''kegiatan juridis" sendiri dan tuk ini dia membutuhkan dan menggu-
tidak sekedar melakulcan silogisme be- nakan sarana untuk mem buktikan ke-
laka (Sudikno Mertokusumo, 1975) . pastian dari kebenaran peristiwa yang
Dalam kaitan ini maka kegiatan ju- dikonstatir itu.
ridis hakim adalah merupakan kegiatan Dengan demikian mengkonstatir
berpikir dalam menentukan putusan peristiwa, selain melihat, mengakui
atau dalam menentukan hukumnya. dan membenarkan peristiwa yang di-
Untuk ini hakim melakukan kegiatan adili, sekaligus juga berarti membukti-
penalaran dalam menentukan pUtusan kan atau menganggap telah terbukti-
Judge Made Law .;303

nya peristiwa itu. Pada tingkat perta- perkosaan, penipuan dan sebagainya
rna ini kegiatan juridis yang dilakukan' (Sudikno Mertokusumo, 1981).
semata-mata bersifat logis. Jadi di sini hanya hendak dikatakan
., Mengingat betapa pentingnya pe- bahwa kegiatan mengkualifisir pada
ranan pembuktian untuk memperoleh umumnya berarti menemukan hukum-
kebenaran peristiwa maka sudah sela- nya dengan cara menerapkan peristiwa
yaknya kalau hakim harus benar-benar yang telah dikonstatir ke dalam aturan
menguasai hukum pembuktian pada hukum yang ada - sebagai suatu ke-
khususnya dan hukum acara pada giatan yang umumnya bersifat logis.
umumnya. Kurangnya penguasaan ha- Sesungguhnya menemukan ·hukum
kim terhadap hukum pembuktian ini tidak hanya sekedar menerapkan hu-
selain dapat mengham bat jalannya per- kum terhadap peristiwa saja, terlebih
adilan juga hanya akan menghasilkan lagi kalau aturan hukumnya tidak
konstatering yang tidak tepat (Sudik- jelas. Di lain pihak hakim harus meng-
no Mertokusumo, 1975). adili perkara yang diajukan kepada-
Sesudah hakim berhasil dengan nya; pengadilan tidak boleh menolak
tepat mengkonstatir peristiwanya, memeriksa dan menolak suatu perkara
maka kegiatan kedua yang dilakukan yang diajukan dengan dalih bahwa
adalah "mengkualifisir" peristiwanya aturan hukumnva - tidak ada atau ku-
dalam arti menilai hubungan hukum rang jelas sekalipun (vide pasal 14 ayat
peristiwa itu. Dengan kata lain mene- 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun
m ukan hukumnya bagi peristiwa yang 1970).
telah dikonstatir. Untuk ini hakim Untuk kenyataan ini hakim bukan lagi
melakukan penerapan hukum (rechts- . hanya menemukan hukum, melainkan

toe passing) terhadap peristiwa ke da- juga harus menciptakan hukum sen-
lam aturan-aturan hukum positif, se- diri.
.hingga diperoleh aturan hukum yang Dalam hubungan ini Cordozo seorang
paling tepat dikenakan terhadap per- hakim ternama dari Am erik a Serikat
istiwa tersebut. menulis seperti apa yang terpampang
pada awal tulisan ini, bahwa (Alfred
Kalau peristiwanya sudah terbukti
Denning, 1955);
dan aturan hukumnya sudah jelas lagi
tegas maka penerapan hukumnya me- ''The law which is the resulting product is
rupakan kegiatan yang boleh dikata not found but made.

mudah. Dalam perkara pidana misal- The process in its highest reaches is not dis-
nya, di mana aturan hukumnya sudah covery, but creation' '.
jelas maka hakim tinggal melakukan Mengadakan kualifikasi peristiwa
subsumsi saja. Mengenai subsumsi ini dapat dikatakan jauh lebih sulit dari
aturan-aturan hukum pidana yang ter- pada mengkonstatir peristiwa, karena
diri dari pasal-pasal dalam kitab un- mengkonstatir berarti hanya melihat
dang-undang hukum pidana (KUHP) peristiwa konkrit sedang mengkualifi-
atau undang-undang pidana di luar kasi berarti mengabstraksi peristiwa
KUHP diibaratkan sebagai suatu hotel konkrit tersebut.
yang mt:lllpunyai banyak kamar. Se- Contoh klasik untuk menjelaskan da-
hingga kalau ada peristiwa yang sudah pat dikemukakan kasus pengam bilan
dikonstatir maka tinggal memasukkan aliran listrik negara dengan cara meng-
saja ke dalam kamar atau pasal yang gantol untuk kepentingan sendiri se-
tepat untuk peristiwa itu. Kamar atau cara melawan hukum. Setelah peris-
pasal tentang pencurian, pembunuhan, tiwanya dibuktikan, harus dikonstatir

Julll983
304 Hukum dan Pembangunan

kebenarannya oleh hakim dan kemu- Si Beruk terbukti (premis minor)


dian diabsrahir menjadi "mengambil melakukan pen-
barang orang lain dengan maksud un- curian
tuk dimiliki sendiri secara melawan Maka, si Beruk ha- (kesimpulan)
rus dipidana
hukum", dikualifikasi sebagai tindak
Dalam hubungan ini Alfred Den-
pidana "pencurian" sebagai dimaksud
ning seorang hakim terkenal di Ing-
dalam pasal 362 kitab undang-undang
geris mengatakan bahwa kendatipun
hukum pidana (Arrest Hoge Raad Ter- kegiatan itu merupakan pola berpikir
tanggal23 Mei 1921).
• silogisme , tetapi bukan semata-mata
Di sini hakim melakukan interpre- logika saja yang menjadi landasan kon-
tasi atau penafsiran yang berarti me- stitueringnya_ Keadilan bukan hanya
nilai dan menilai merupakan pertim- produk dari intelektual hakim "but o f
bangan yang tidak semata-mata bersi- his spirit ", kata beliau lebih lanjut
fat logis - seperti dalam mengkon- (Alfred Denning, 1955).
statir - tetapi juga mengandung Demikian kegiatan juridis hakim di
. makna kreatif sekaligus berarti meleng- dalam menciptakan hukum (fudge-
kapi undang-undang. Karena itu peran- made-law) lewat proses peradilan yang
an "daya cipta" hakim mempunyai didasarkan pada kegiatan berpikir logis
arti yang besar teristimewa dalam dan analitis 'sebagai suatu penalaran
menghadapi kekosongan-kekosongan ilmiah.
hukum sebagai akibat banyak un dang- Menjadi lebih tuntas manakala da-
undang yang belum dibuat aturan lam tulisan ini disajikan secara summir
pelaksanaannya. eksistensi dua sistem peradilan yang di-
kenal dalam dunia ilmu pengetahuan
Dalam hal ini bukankah juga berarti
hukum , seperti berikut ini:
bahwa hakim telah mengamaikan
pertama , sistem Anglo-Amerika yang
"heuristik" di dalam mengadili suatu
mengikat hakim pada precedent, yakni
perkara yang diajukan kepadanya oleh
hakim wajib mengikuti putusan-putus-
para pencari keadilan ?
an terdahulu mengenai perkara sejenis.
Kegiatan ketiga yang dilakukan ha-
Ini dikenal sebagai asas "the binding
kim adalah "mengkonstituir" atau
forc e o f precedent" atau asas "stare
memberikan konstitusinya. Ini berarti
decesis ".
bahwa hakim menentukan hukumnya
Hakim Anglo-Amerika ini m a-
- memberi putusan atau memberi ke-
kan pola berpikir induktif - hakim
adilan yang didambakan para pencari
mendestilir aturan-aturan yang dijadi-
keadilan.
kan dasar pertimbangan putusannya
Untuk ini hakim mengamaikan "pena-
dari sederetan putusan mengenai per-
laran deduktif" (deductive reasoning)
kara sejenis sebelumnnya.
dengan bekal pola berpikir yang dise-
Mendestilir berarti mengabstrahir pu-
but silogisme; menetapkan kesimpulan
tusan-putusan sebelumnya sehingga
dari adanya dua premis - premis
menghasilkan putusan baru sebagai
mayor berupa attiran hukumnya dan
aturan umum. Untuk ini hakim tidak
premis minor berupa peristiwanya.
berpedoman oada undang-undang, me-
Secara sederhana dapat dikemukakan
lainkan langsung pada peristiwanya.
contoh berikut ini:
Dengan demikian metode yang diguna-
Barang siapa mela· (premis mayor) kan hakim pada sistem Anglo-Ame-
kukan pencurian rika adalah metode analogi, tegasnya
dipidana metode "reasoning by analogy or re-
Judge Made Law 305
asoning by case to case". hukum harus dipulihkan atau dite-
Kedua, sistem Kontinental yang meng- gakkan melalui pengadilan.
ikat hakim pada aturan undang-undang Peradilan merupakan salah satu pe-
dalam setiap memberi putusan suatu laksanaan hukum dalam hal adanya
perkara. Di sini hakim menggunakan tuntutan hak yang konkrit. Adalah
pola berpikir deduktif di mana hakim menjadi tugas hakim melaksanakan hu-
harus mengabstrahir peristiwa dan kum dalam peradilan.
mengkonkritisasi aturan hukumnya. Hakim adalah seorang manusia yang
Sebagai ciri khas pola berpikir seperti mampu menalar dalam arti berpikir
ini adalah subsumsi dan silogisme. logis dan analitis dan melalui pena-
Pada asasnya negara hukum Indone- laran ini pula dia melakukan kegiatan
sia menganut sistem kontinental de- juridis dalam mengadili perkara.
ngan "deductive reasoning" nya. Na- Untuk ini hakim tidak hanya seke-
mun di dalam praktek dapat diketa- · dar menerapkan hukum, melainkan
hui bahwa hakim kadangkala berkiblat juga menemukan dan bahkan mencip-
pada putusanilutusan terdahulu me- takan hukum. Putusan hakim adalah
ngenai perkara yang sejenis. Terutama hukum (judge-made-Iaw) karen a itu
jurisprudensi Mahkamah Agung dijadi- mempunyai kekuatan mengikat ter-
kan referensi guna mendukung putus- utama bagi para pihak yang berper-
annya mengenai perkara yang sejenis, kara - dalam arti harus dianggap be-
sekalipun tidak tertutup kemungkinan nar sampai dibatalkan pengadilan yang
menyimpang dari putusan-putusan lebih tinggi, sekalipun secara materill
Mahkamah Agung (Sudikno Mertoku- putusan itu tidak benar (res judicata
sumo, 1980). pro veritate ha"etur).

Penutup Dengan demikian di samping pemben-


tuk undang-undang sebagai pencipta
Pada hakekatnya manusia adalah hukum yang obyektif-abstrak, maka
mahluk yang berpikir, merasa, bersi- hakim juga merupakan pencipta hu-
kap dan bertindak. Sikap dan tindakan kum "in casu" hukum in konkrito.
ini bersumber pada pengetahuan yang Peradilan merupakan tumpuan ha-
diperoleh lewat.kegiatan berpikir. rapan terakhir para pencari keadilan
Hukum merupakan salah satu pro- dan peradilan diselenggarakan "demi
duk kegiatan berpikir manusia untuk keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang
melindungi kepentingan manusia se- Maha Esa". Karena itu hakim sebagai
cara individual maupun kolektif. Hu- ahli hukum senantiasa harus menya-
kum hanya terdapat dalam masyara- dari beban tanggung-jawabnya terha-
kat manusia karena hanya manusia dap sesama manusia dan terutama ke-
mampu menalar dalam mengembang- pada Tuhan Yang Maha Esa.
kan pengetahuan. Dalam hubungan ini almarhum No-
Hukum bukan sekedar berupa sede- tonagoro mengintrodusir tiga sifat
retan hurup yang mati (black-Ietter- khas yang harus dimiliki oleh setiap
law) atau sekedar rherupakan pedo-

ahli hukum, seperti berikut ini (Sri
man bertingkah-laku agar kepentingan- Budiyan, 1981):
,nya terlindungi, tetapi harus dilaksa- pertama, sifat "homo juridicus" yaitu
nakan. Justru karen a fungsinya sebagai harus dapat merumuskan aturan-atur-
perlindungan kepentingan manusia hu- an hukum secara juridis inklusif men-
kum harus dilaksanakan, tidak boleh jelaskan dan memaparkan secara juri-
dilanggar dan kalau teIjadi pelanggaran dis ,'

Juli 1983
• • ' " , ,,,,:c, , •
'" 2 at 122 "."" • • •

306 Hukum dan Pembangunan

kedua, sifat "homo politicus" yakni kan penjiwaan sebagai penggembala


hams mampu bersikap terbuka terha- hukum yang baik;
dap kritik maupun inovasi atau pemba- ketiga, "pengintegrasian hukum" yaitu
haruan serta dapat menyesuaikan diri harus mampu mengintegrasikan putus-
dalam dinamika masyarakat; an yang diambil ke dalam dinamika
sistem hukum melalui undang-undang,
ketiga, sifat "homo ethicus" yaitu
peradilan ataupun kebiasaan;
hams selalu berpedoman kepada ethik
keempat, "totalisasi hukum" yaitu da-
hukum dalam sikap maupun tindakan.
pat menempatkan setiap putusannya
Demikian juga Notohamidjojo
dalam seluruh kenyataan dengan mem-
mengingatkan bahwa tanggung-jawab
perhatikan faktor-faktor non juridis
jurist atau hakim meliputi lima asas,
dalam pertimbangan putusannya;
yaitu (Notohamidjojo, 1975):
kelima , "personalisasi hukum" artinya
pertama, setiap jurist dipanggil untuk hakim dipanggil untuk benar-benar
melakukan "justisialisasi" yakni mem- memberi pengayoman kepada para
beri keadilan dalam setiap putusan pencari keadilan. Senantiasa sadar
yang diambilnya; untuk menghormati harkat dan marta- '
kedua, "penjiwaan hukum" yakni se- bat manusia tanpa pandang bulu, ka-
nantiasa meresapi dengan penuh penji- rena yang dihadapi adalah manusia
waan terhadap hukum yang dilaksana- pribadi yang memiliki keluhuran se-
kan, sehingga putusannya mencermin- pertijuga dirinya.

Seluruh anggota Dewan Redaksi, Redaktur Pelaksana serta Staf


Redaksi "Hukum dan Pembangunan" mengucapkan selamat atas
berhasilnya rekan kami saudara :
HIZBULAH
"'
meraih gelar Satjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas In-
donesia dan telah dilantik pada tanggal 13 Agustus 1983 yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai