Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Photon Vol. 1 No.

1, Oktober 2010

ANALISIS KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN


KEPERAWATAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT TAMPAN PEKANBARU

Neneng Astuti, Yeni Yarnita, Eva Mayasari

ABSTRAK
Dokumentasi keperawatan merupakan suatu yang mutlak harus ada untuk perkembangan keperawatan khususnya
proses profesionalisasi keperawatan serta mempertahankan keperawatan sebagai suatu profesi yang luhur dan
terpandang di masyarakat. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan merupakan
salah satu alat pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan tugas pelayanan keperawatan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil seluruh sampel status pasien atau rekam medis pasien yang
dirawat pada bulan Januari 2009, dengan jumlah sampel seluruhnya adalah 90 berkas, dengan syarat pasien bukan
rawatan ulangan di bulan yang sama.
Hasil analisa data pendokumentasian pada tahap pengkajian mendapatkan skor 56,11% (kategori cukup),
pendokumentasian pada tahap diagnosa keperawatan mendapatkan skor 36,67% (kategori kurang),
pendokumentasian pada tahap perencanaan keperawatan mendapatkan skor 17,11% (kategori kurang),
pendokumentasian pada tahap tindakan keperawatan mendapatkan skor 57,78% (kategori cukup),
pendokumentasian pada tahap evaluasi keperawatan mendapatkan skor 52,78% (kategori kurang), dan
pendokumentasian pada tahap catatan asuhan keperawatan mendapatkan skor 92,22% (kategori sangat baik).
Sehingga diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Tampan Pekanbaru untuk dapat meningkatkan mutu dokumentasi
keperawatan dengan upaya mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.

Key words: Dokumentasi, Asuhan Keperawatan

1. PENDAHULUAN yang akurat (Iyer, 2004). Dokumentasi


Keperawatan di Indonesia saat ini masih keperawatan sangat penting bagi perawat
dalam suatu proses profesionalisasi, yaitu dalam memberikan asuhan keperawatan
terjadinya suatu perubahan dan karena pelayanan keperawatan yang
perkembangan karakteristik sesuai tuntutan diberikan kepada klien membutuhkan
secara global dan lokal. Untuk catatan dan pelaporan yang dapat digunakan
mewujudkannya maka perawat harus sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
mampu memberikan asuhan keperawatan dari berbagai kemungkinan masalah yang
secara profesional kepada klien. Salah satu dialami klien baik masalah kepuasan
bukti asuhan keperawatan yang profesional maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan
tercermin dalam pendokumentasian proses yang diberikan (Hidayat, 2001).
keperawatan (Nursalam, 2001). Dokumentasi keperawatan merupakan
Dokumentasi keperawatan adalah bagian suatu yang mutlak harus ada untuk
dari keseluruhan tanggung jawab perawatan perkembangan keperawatan khususnya
pasien. Catatan klinis memfasilitasi proses profesionalisasi keperawatan serta
pemberian perawatan, meningkatkan mempertahankan keperawatan sebagai suatu
kontinuitas perawatan dan membantu profesi yang luhur dan terpandang di
mengkoordinasikan pengobatan dan evaluasi masyarakat. Dokumentasi keperawatan
pasien (Iyer, 2004). Responsibilitas dan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan
akuntabilitas profesional merupakan salah merupakan salah satu alat pembuktian atas
satu alasan penting dalam tindakan perawat selama menjalankan tugas
pendokumentasian asuhan keperawatan pelayanan keperawatan. Penyelenggaraan

FMIPA-UMRI 17
Vol. 1 No.1, Oktober 2010 Jurnal Photon

dokumentasi keperawatan telah ditetapkan penjumlahan jawaban nilai “V” yang


dalam SK Menkes No. didapat dengan perhitungan rumus sebagai
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar berikut:
Pelayanan Rumah Sakit dan SK Dirjen Persentase= (Jumah berkas / Jumlah Total)
Yanmed No. YM. 00.03.2.6.7637 tahun x 100%
1993 tentang Standar Asuhan Keperawatan. Hasil akhir dari score disajikan dalam
Rumah Sakit Tampan Pekanbaru bentuk tabel dan dihitung prosentasenya
merupakan rumah sakit Jiwa tipe A yang untuk masing-masing aspek sesuai
digunakan sebagai lahan praktek bagi kelengkapan pendokumentasian asuhan
mahasiswa DIII Keperawatan jalur umum keperawatan pada status pasien, dengan
maupun jalur khusus dan juga praktek kriteria sebagai berikut:
mahasiswa SI Keperawatan, sehingga a. Sangat baik bila 76-100% proses
perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan (pengkajian, diagnosa,
keperawatan selalu dilakukan. Oleh karena perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi)
itu, penulis tertarik untuk meneliti tentang didokumentasikan secara lengkap sesuai
analisis kelengkapan pendokumentasian standar asuhan keperawatan
asuhan keperawatan pasien di ruang rawat b. Baik bila 65-75% proses keperawatan
inap Rumah Sakit Tampan Pekanbaru. (pengkajian, diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi)
2. METODOLOGI PENELITIAN didokumentasikan secara lengkap sesuai
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif standar asuhan keperawatan
yaitu untuk mengetahui gambaran c. Cukup bila 55-64% proses keperawatan
kelengkapan pendokumentasian asuhan (pengkajian, diagnosa, perencanaan,
keperawatan pasien di ruang rawat inap pelaksanaan dan evaluasi)
Rumah Sakit Tampan Pekanbaru, dengan didokumentasikan secara lengkap sesuai
melakukan studi dokumentasi asuhan standar asuhan keperawatan
keperawatan pasien yang telah menjalani D. Kurang bila <55% proses keperawatan
rawatan selama bulan Januari 2009. (pengkajian, diagnosa, perencanaan,
Penelitian ini dilakukan dengan cara pelaksanaan dan evaluasi)
mengambil seluruh sampel status pasien didokumentasikan secara lengkap sesuai
atau rekam medis pasien yang dirawat pada standar asuhan
bulan Januari 2009, dengan jumlah sampel
seluruhnya adalah 90 berkas, dengan syarat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
pasien bukan rawatan ulangan di bulan yang Pengkajian adalah tahap awal dari proses
sama. Alat yang digunakan dalam penelitian keperawatan dan merupakan suatu proses
ini adalah Standar Asuhan Keperawatan yang sistematis dalam pengumpulan data
Depkes RI tahun 1997. Adapun cara dan berbagai sumber data untuk
penilaian penggunaan instrumen dalam mengevaluasi dan mengidentifikasi status
penelitian ini adalah bila aspek yang dinilai kesehatan klien (Iyer, 2004)
sesuai dengan Standar Asuhan keperawatan
maka diberi tanda “V” dan apabila aspek Tabel 1. Data pendokumentasian tahap
yang dinilai tidak sesuai dengan Standar pengkajian keperawatan
Asuhan keperawatan maka diberi tanda “C”. No Aspek yang dinilai f %
Analisis data dilakukan secara manual
yaitu berdasarkan skore atau hasil

18 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 1 No.1, Oktober 2010

1 Mencatat data yang dikaji 41 45.56 yang capable dan mempunyai motifasi kuat
sesuai dengan pedoman untuk maju serta berpandangan maju
pengkajian
(futuristic). Dari data hasil tahap pengkajian
2 Data dikelompokkan (bio- 41 45.56 pada tabel 1 didapatkan skore 36,67 %,
psiko-sosial-siritual) dengan kategori kurang. Pada status pasien
3 Data dikaji sejak pasien 85 94.44
masuk sampai pulang yang telah dikaji terlihat bahwa perawat
4 Masalah dirumuskan 35 38.89 hanya memilih saja diagnosa keperawatan
berdasarkan kesenjangan yang telah disediakan di bagian samping
antara status kesehatan dan format pengkajian. Hal ini memang lebih
norma serta pola fungsi
kehidupan memudahkan perawat akan tetapi juga dapat
Total 202 56.11 menyebabkan perawat menjadi malas dan
kurang inisiatif untuk menganalisa data lalu
Dari data hasil tahap pengkajian pada merumuskan diagnosa keperawatan sendiri
tabel 1 didapatkan skore 56,11 % dengan apabila ditemukan data yang berbeda.
kategori cukup. Pengkajian yang dilakukan Kondisi demikian juga menimbulkan
oleh perawat di RS Tampan Pekanbaru kualitas pendokumentasian diagnosa
mengunakan format yang telah disediakan keperawatan menjadi monoton. Disamping
dalam bentuk chek list dan isian singkat. itu pada perumusan diagmosa aktual masih
Sebenarnya hal ini memudahkan perawat
ada beberapa yang tidak mencantumkan sign
untuk melakukan pengkajian secara urut,
sistematis dan lengkap karena perawat sudah atau symptom yang menjadi persyaratan
diatahkan sesuai dalam format. Perawat utama bahwa diagnosa itu dikatakan aktual.
tidak perlu lagi mengingat-ingat atau Tabel 3. Data pendokumentasian tahap
berpikir terlalu lama untuk menanyakan hal- perencanaan keperawatan
hal yang ingin dikaji kepada pasien. No Aspek yang dinilai f %
1 Rencana tindakan 12 13.33
Tabel 2. Data pendokumentasian tahap berdasarkan diagnosa
keperawatan
diagnosakeperawatan
2 Rencana tindakan disusun 12 13.33
No Aspek yang dinilai f %
menurut urutan prioritas
1 Diagnosa keperawatan 33 36.67
3 Rumusan tujuan 19 21.11
berdasarkan masalah
mengandung komponen
yang telah dirumuskan
pasien/subjek, perubahan
2 Diagnosa keperawatan 33 36.67
perilaku, kondisi pasien, dan
mencerminkan PE/PS
atau kriteria
3 Merumuskan diagnosa 33 36.67
4 Rencana tindakan mengacu 15 16.67
keperawatan
pada tujuan dengan kalimat
aktual/resiko
perintah, terinci dan jelas
Total 99 36.67
5 Rencana tindakan 15 16.67
menggambarkan
Perumusan diagnosa keperawatan yang keterlibatan pasien/keluarga
baik harus menggambarkan komponen 6 Rencana tindakan 19 21.11
problem, etiologi, symptom dan sign serta menggambarkan kerjasama
berdasarkan kesenjangan antara status dengan tim kesehatan lain
Total 77 17.11
kesehatan normal dengan pola fungsi
kebutuhan pasien (Effendy, 1995). Untuk Perencanaan merupakan tahap
dapat merumuskan diagnosa keperawatan selanjutnya setelah pengkajian dan
dibutuhkan kemampuan analisis yang tinggi penentuan diagnosa keperawatan.
sehingga diperlukan sumber daya manusia Perencanaan juga merupakan petunjuk

FMIPA-UMRI 19
Vol. 1 No.1, Oktober 2010 Jurnal Photon

tertulis yang menggambarkan secara tepat kerjasama dengan tim kesehatan lain juga
mengenai rencana tindakan yang dilakukan sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah
terhadap pasien sesuai dengan tingkat medis secara kolaborasi
kebutuhan berdasarkan diagnosa
keperawatan yang muncul. Untuk itu Tabel 4. Data pendokumentasian tahap
rencana tindakan yang baik tentunya harus tindakan keperawatan
berdasarkan pada diagnosa keperawatan No Aspek yang dinilai f %
1 Tindakan yang dilaksanakan 15 16.6
yang telah dirurnuskan. Pada status pasien mengacu pada rencana 7
yang telah dikaji terlihat pendokumentasian keperawatan
tahap perencanaan mendapat skore 17,11 °/o 2 Perawat mengobservasi respon 82 91.1
(kategori kurang). Dari tabel perencanaan pasien terhadap tindakan 1
keperawatan
yang dibuat oleh perawat masih banyak
3 Revisi tindakan berdasarkan 43 47.7
beberapa aspek yang belum memenuhi hasil evaluasi 8
standar asuhan keperawatan. 4 Semua tindakan yang telah 68 75.5
Penentuan prioritas masalah juga dilaksanakan dicatat ringkas 6
terdapat dalam tahap perencanaan ini. dan jelas
Total 208 57.7
prioritas tertinggi diberikan kepada masalah Pelaksanaan atau tindakan adalah
atau diagnosa keperawatan yang, bersifat pengelolaan dan perwujudan dari rencana
mengancam kehidupan atau keselamatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
pasien Effendy (1995). Penentuan prioritas Pada tahap pelaksanaan ini dokumentasi
dilakukan karena tidak semua masalah dapat menjadi sangat penting karena merupakan
diatasi secara bersamaaan. Oleh karena itu pernyataan dari kegiatan atau aktivitas yang
hirarki Maslow tentang kebutuhan dasar otentik dari perawat. Dokumentasi tentang
rnanusia merupakan pedoman dalan pasien memberi bukti tindakan mandiri dan
rnenentukan prioritas dengan kolaboratif yang dilakukan perawat, respon
memperperhatikan keluhan utama pasien. pasien terhadap tindakan keperawatan dan
Selain itu juga masih terlihat penulisan perubahan-perubahan yang terjadi, Carrol
rencana tindakan keperawatan yang tidak (1998).
teratur dan kurang mengacu pada diagnosa Skore yang didapat secara keseluruhan
keperawatan yang telah ditetapkan. Di pada tahap pelaksanaan ini adalah 57,78 %
dalam perencanaan juga perlu diperhatikan (kategori cukup). Namun pada aspek
pcrumusan tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan evaluasi tiap tindakan yang
intervensi yang telah diberikan. Dengan telah dilakukan hanya mendapat skore 16,67
adanya tujuan ini akan mempermudah % (kategori kurang). Dan perolehan skore
perawat di dalam melakukan evaluasi. ini akhirnya mempengaruhi aspek yang lain
Adanya perolehan skore yang masih kurang yaitu pelaksanaan revisi tindakan hanya
dari standar tersebut menyebabkan perawat mendapat skore 47,78 %, (kategori kurang).
mengalami kesulitan di dalam melakukan
evaluasi. Tabel 5. Data pendokumentasian tahap
Keterlibatan pasien dan keluarga juga evaluasi keperawatan
harus diikutsertakan di dalam penetapan No Aspek yang dinilai f %
rencana keperawatan. Karena antara 1 Evaluasi mengacu 47 52.22
perawat, pasien dan keluarga harus pada tujuan
2 Hasil evaluasi dicatat 48 53.33
bekerjasama di dalam intervensi agar dapat Total 95 52.78
mencapai tujuan dengan baik. Begitu juga

20 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 1 No.1, Oktober 2010

Evaluasi adalah mengkaji respon pasien catatan tindakan keperawatan serta


terhadap tindakan keperawatan yang telah menyimpan semua berkas pasien yang sudah
dilakukan oleh perawat dengan mengacu pulang dengan baik dan rapi di rekam medis.
pada standar atau kriteria hasil yang telah
ditetapkan pada rumusan tujuan. Terlihat 4. DAFTAR PUSTAKA
pada status pasien yang telah dikaji bahwa Burley, J.T.; Doenges, M.E.; Moorhouse,
kriteria keherhasilan yang dapat digunakan M.F. (1998). Penerapan proses
sebagai dasar evaluasi ini tidak selalu keperawatan dan diagnosa
dicantumkan sehingga evaluasi yang keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC
diilakukan kurang mengacu pada tujuan. Carrol. (1998). Approach of nursing
Skore yang didapat adalah 52,78% (kategori process. St. Louis: Mosby
kurang) dan perolehan skore ini dipengaruhi Carpenito, L.J. (1999). Rencana asuhan
oleh aspek perumusan tujuan dalam keperawatan dan dokumentasi
perencanaan sebelumnya. keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC
Effendy N. (1995). Pengantar proses
Tabel 6. Data pendokumentasian catatan keperawatan. Jakarta: EGC
asuhan keperawatan Helena, N.; Keliat, B.A.; Pandjaitan, R.U.
No Aspek yang dinilai f % (2005). Proses keperawatan kesehatan
1 Ditulis pada format 90 100
yang baku jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC
2 Pencatatan 89 98.89 Hidayat, A.A.A. (2004). Pengantar konsep
dilakukan sesuai dasar keperawatan. Jakarta: Salemba
dengan tindakan Medika
yang dilaksanakan
Hartati; Handoyo; Anis, M.M. (2008).
3 Pencatatan ditulis 89 98.89
dengan jelas, Analisis kelengkapan dokumentasi
ringkas, istilah proses keperawatan pasien rawat inap
yang baku dan di RSU PKU Muhammadiyah
benar
Gombang Jawa Tengah. Di buka pada
4 Setiap melakukan 57 63.33
tindakan/kegiatan, tanggal 31 Oktober 2008. Di:
perawat http://info.stikesmuhgombang.ac.id/ed
mencantumkan isi2handoyo1.doc
nama jelas/paraf, Iyer, P.W.; Camp, N.H. (2004).
tanggal dan jam
tindakan Dokumentasi keperawatan suatu
5 Berkas catatan 90 100 pendekatan proses keperawatan. Edisi
keperawatan 3. Jakarta: EGC
disimpan sesuai Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi
dengan ketentuan
konsep dan praktik. Jakarta: Salemba
yang berlaku
TOTAL 415 92.22 Medika
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi
Pendokumentasian catatan tindakan penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka
keperawatan yang telah diberikan kepada Cipta
pasien secara keseluruhan mendapat skore Wartonah, T. (2006). Kebutuhan dasar
92.22 % (kategori sangat baik). Faktor yang manusia dan proses keperawatan.
dapat mempengaruhi hal tersebut adalah Edisi 3. Jakarta: Salemba Med
perawat telah aktif dalam pencatatan dengan
mencantumkan paraf atau nama terang pada

FMIPA-UMRI 21

Anda mungkin juga menyukai