Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan
merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-
fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif
yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang
biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis (Herawati, 2009).
01
•
1. Definisi
Hiperbilirubinemia adalah ikterus dg konsentrasi bilirubin serum yg menjurus ke arah terjadinya kern
ikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dapat dikendalikan. Ikterus adalah
perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hiperbilirubinema).
Faktor Resiko
1. BBLR.
2. Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas golongan darah asfiksia atau asidosis.
3. Trauma cerebral.
4. Infeksi sistemik.
Tanda Gejala
A.Gejala akut: gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum
dan hipotoni.
B.Gejala kronik: tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya
menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata
dan displasia dentalis.
Tatalaksana
1.Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
2.Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
3.Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.
4.Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi
tetap hangat.
5.Kelola faktor resiko (asfiksia dan infeksi)karena dapat menimbulkan ensefalofati biliaris.
6.Pada bayi dengan ikterus kremer 3 atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil.
Gangguan Nafas
Definisi .
Sindrom gawat nafas adalah syndrome gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.
Etiologi
Obstruksi jalan napas. Misalnya: trakemolasia;
Penyakit parenkim paru. Misalnya: penyakit membran hialin;
Penyakit jaringan organ. Misalnya: hernia diafragmatika;
Diluar paru paru, payah jantung dll.
3
PERTUMBUHAN FISIK ANAK USIA TODDLER
4
1. Berat Badan Anak Usia Toddler
8
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIKSON – ANATOMI VS RAGU
DAN MALU)
Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
• Kehilangan orang tua (kecemasan untuk
berpisah)
• Cemas terhadap orang-orang yang baru
• Suara yang keras, seperti acum cleaner
• Pergi tidur
• Binatang yang besar
• Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian
contoh yang sederhana dapat mengurangi
ketakutan pada toddler
9
1. Perkembangan psikoseksual
Fase anal, 8 bulan - 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan aktivitas seksual berpusat
pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini fokus pada perubahan dari fase
oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu kontroldari neuromuskular dan
spinkter analnya. Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari kontrol
yang berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan mengeluarkan. Konflik antara “holdingon”
dan “lettinggo” berangsur – angsur berubah sebagai hasil dari kemajuan bowel training.
Seperti:
10
2. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Fase Sensori Motor
a) 12-24 Bulan
Perkembangan cepat, masih sederhana dalam kemampuan mencari alasan.
b) 13-18 Bulan
•Memakai ekspperimen yang aktif untuk mencapai tujuan yang sebelumnya.
•Mulai mengambil keputusan yang rasional dan alasan yang intelektual.
•Merasa berbeda dengan orang lain, yang ditunjukkan dengan keberanian melakukan hal-hal bersifat resiko, tanpa
ada ortu.
•Dapat mentolerir perpisahan dengan ortu.
•Sadar akan adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat mentransfer pengetahuan yang baru.
•Belum dapat mengaplikasikan objek yang sempurna.
c) 19 Bulan -3 Tahun
•Akhir tahap sensorimotor.
•Dapat menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya.
•Imitasi dengan meningkatkan symbol-simbol.
•Mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengigat dan mampu menunggu.
•Berfikir dan berperilaku egosentris.
11
3. Bahasa
12
4. Moral ( Overview Kohlberg), 5. Spiritual, 6.
kemandirian
4. Moral 5. Spiritual
Toddler adalah substage yang pertama yang khas pada tahap
Proses kognitif belum matang Mengenal ide tentang
preconsensional,yang meliputi punishment dan premoral pada ketaatan. Pola
Tuhan & ajaran agama.
disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler :
•Tingkah laku ditentukan karena kebebasan dan pembatasan dari
6. Kemandirian
lingkungan. Pada usia 12-24 bulan
•Orientasi hukuman dan kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung - Meminta sesuatu dengan menunjuk/menarik
dari reward/hukuman yang diberikan. - Mulai membantu orang tua
•Dukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk - Mulai menyadari benda miliknya
moral yang negatif.
•Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
•Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatannya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.
13
MASALAH-MASALAH KESEHATAN FISIK YANG TIMBUL PADA ANAK USIA
TODDLER
14
MASALAH-MASALAH KESEHATAN FISIK YANG TIMBUL PADA ANAK USIA
TODDLER
15
MASALAH-MASALAH PSIKOLOGI PADA ANAK YANG SERING TERJADI
17
Terima Kasih
18
MAKALAH
KEPERAWATAN ANAK I
Oleh:
Kelompok 2
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
Mutia Salsabilla 2011311018
Naura Salsabila Afina 2011311015
Nurul Sakinah 2011311024
Kelas A3 2020
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pertumbuhan pada bayi.
2. Mengetahui tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.
3. Mengetahui teori tentang perkembangan bayi.
4. Mengetahui masalah kesehatan pada bayi.
4
BAB II
PERTUMBUHAN FISIK
2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah
besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
Pemeriksaan antropometri yang paling sering digunakan untuk menentukan keadaan
pertumbuhan pada masa Balita adalah (Nursalam, 2005):
1. Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) merupakan parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah
diukur dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap
pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB
merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak
saat pemeriksaan. BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola
makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran BB relatif objektif dan dapat diulangi
dengan timbangan apa saja, murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama. Pada
usia beberapa hari, bayi akan mengalami penurunan BB sekitar 10% dari berat badan lahir.
Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan urine yang belum diimbangi dengan
asupan makanan yang adekuat sepertiproduksi ASI yang belum lancar. Umumnya BB akan
kembali mencapai berat lahir pada hari ke sepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan BB normal pada triwulan I adalah sekitar 700-1000
gram/bulan, triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, triwulan III sekitar 350-450
gram/bulan dan pada triwulan IV naik sekitar 250-350 gram/bulan.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik ke dua yang terpenting. TB
merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam
kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan
fisik di masa lampau. Keuntungannya adalah pengukurannya objektif, dapat diulang, alat
dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.
5
Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi
badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dilakukan dengan
posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dilakukan dengan posisi berdiri. Tinggi
badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut panjang badan. Pada bayi baru lahir,
panjang badannya rata-rata mencapai 50 cm. pada tahun pertama pertambahannya adalah
1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan ini akan berangsur-angsur
berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu sekitar 5 cm/tahun. Peningkatan tinggi badan yang
pesat terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar 5-25 cm/tahun pada wanita sedangkan pada
laki-laki peningkatannya sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti
pada usia 18-20 tahun.
3. Lingkar Kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam
kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran
rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun untuk itu diperlukan pengukuran LK secara
berkala.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil pengukuran
LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada
kelainan retardasi mental. Sebaliknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor
cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal
dengan nama hidrosefalus.
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pada
periode ini pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baik
kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi.
Pada 6 bulan pertama kehidupan, LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1
tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Pengukuran LK lebih jarang
dilakukan dibandingkan dengan ukuran antropometrik lainnya, kecuali apabila ada
kecurigaan akan pertumbuhan yang tidak normal
6
a. Perkembangan bayi baru lahir hingga usia 3 bulan
Perkembangan bayi di tahap usia ini biasanya meliputi:
Menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan.
Mengangkat kepala dan dada ketika ia berada dalam posisi tengkurap.
Mengangkat kepala 90 derajat.
Merespons saat mendengar suara bel.
Mampu mengatakan “ooh” dan “aah”.
Mampu tertawa dan memekik kencang.
Dapat membedakan antara suara yang dikenal dengan suara lainnya.
Mulai mencari sumber suara yang datang.
Mampu menyatukan kedua tangannya.
7
Sebagai tahap perkembangan bayi, di usia 3 bulan Anda sebaiknya lebih banyak
berkomunikasi dengan si kecil. Hal ini bertujuan sebagai salah satu cara meningkatkan
perkembangan bahasanya.
Kemampuan motorik halus bayi
Anda akan melihat tahap perkembangan motorik halus bayi saat ia berhasil
memainkan kedua tangannya di usia bayi 2 bulan atau 8 minggu. Akan tetapi, hal tersebut
belum bisa dilakukannya dengan lancar.
Baru ketika menginjak usia bayi 2 bulan 3 minggu, buah hati Anda benar-benar bisa
mengerti fungsi kedua tangannya, seperti untuk bertepuk tangan. Perkembangan motorik
halus bayi tampak semakin baik karena ia telah dapat memegang mainannya sendiri pada
usia bayi 3 bulan 3 minggu.
Kemampuan sosial dan emosional bayi
Meski setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, umumnya bayi yang baru
lahir hingga usia 3 bulan akan tampak sering tertawa sendiri. Jadi, jangan heran ketika Anda
melihat bayi yang baru lahir senyum-senyum sendiri meski Anda tidak mengajaknya
bercanda. Sama halnya dengan orang dewasa, bayi tersenyum karena mereka merespons
sesuatu atau sedang merasa senang. Perkembangan kemampuan ini biasanya dapat dilakukan
si kecil dengan baik di usia bayi 1 bulan 3 minggu.
Bahkan, senyuman yang dimunculkan bayi tidak lagi spontan yang berasal dari
rangsangan otaknya. Bayi juga dapat tersenyum karena merespons berbagai hal yang ia lihat,
yang biasanya sudah lancar dilakukan sejak usia bayi 5 minggu atau 1 bulan 1 minggu.
Selain itu, bayi juga akan menanggapi rangsangan suara yang muncul, seperti suara
ibu, ayah, atau mainannya. Perkembangan tanggapan yang diberikan si kecil di usia ini
adalah dengan senyuman. Tepat di usia bayi 3 bulan, buah hati Anda telah mampu mengenali
tangannya sendiri.
Di usia ini biasanya bayi telah mampu melakukan berbagai kegiatan, seperti:
8
Mampu menahan tubuh dengan kaki atau dada saat dalam posisi telungkup.
Menggulingkan tubuh.
Berubah posisi dari berbaring menjadi duduk, atau dari berdiri menjadi duduk.
Mengucapkan “ooh” dan “aah”.
Tertawa lepas ketika diajak bercanda atau bicara.
Memekik dan mengubah suara seolah hendak bicara.
Menyatukan kedua tangannya.
Memegang mainan maupun objek lainnya dan bermain.
Mengikuti atau melihat apa pun ke berbagai arah.
Melihat dan memandang wajah orang di sekitarnya sekitar 180 derajat.
Berusaha mengambil mainan atau objek yang jauh dari jangkauannya
Mengenali wajah orang-orang terdekatnya.
Tersenyum sendiri atau merespons senyuman orang lain.
Mulai diberikan MPASI di usia 6 bulan.
Kemampuan motorik kasar bayi
Sekitar usia 3 bulan, biasanya tahapan perkembangan bayi terlihat saat ia sedang
belajar mengasah kemampuan motorik kasar berupa menahan berat tubuhnya dengan kaki,
serta dada saat dalam posisi telungkup. Namun, pada usia bayi 3 bulan 3 minggu, ia baru
mampu menahan berat tubuhnya dengan kaki.
Sementara itu, posisi tengkurap bisa dengan lancar dilakukannya saat usia bayi 4
bulan 1 minggu. Di usia ini juga, Anda akan melihat pertumbuhan dan perkembangan si kecil
yang berhasil bangun dari posisi berbaring ke duduk dengan baik.
Tahap perkembangan motorik kasar bayi juga termasuk berguling. Sebenarnya, ia
mulai akan belajar berguling di usia bayi 2 bulan 2 minggu. Hanya saja, buah hati Anda baru
benar-benar mampu berguling saat usianya menginjak bayi 4 bulan 2 minggu.
Sekitar usia bayi 6 bulan 1 minggu, Anda akan melihat bayi bisa duduk sendiri tanpa
perlu dibantu. Kemudian bayi mulai belajar untuk bisa berdiri dengan berpegangan di usia
bayi 6 bulan 3 minggu.
Kemampuan komunikasi dan bahasa bayi
Setelah berhasil tertawa dan memekik di usia sebelumnya, kini ia sedang belajar
untuk mulai berbicara. Namun pertama-tama, ia akan berlatih mengubah suaranya terlebih
9
dahulu sejak usia di atas 3 bulan. Baru pada usia bayi 5 bulan 2 minggu, bayi mampu
mengubah suaranya benar-benar seperti akan bicara.
Tepat di usia bayi 6 bulan atau 24 minggu, perkembangan bayi sudah mampu
menirukan suara yang baru saja didengarnya. Bahkan memasuki usia bayi 6 bulan 3 minggu,
Anda akan mendengar kosa kata pertama dari mulut bayi, misalnya, “a”, “i”, “u”.
Kemampuan motorik halus bayi
Berjalan ke usia bayi 5 bulan 1 minggu, Anda akan melihat perkembangan bayi yang
cukup signifikan yaitu mampu meraih atau mengambil objek di sekitarnya. Lalu di usia bayi
5 bulan 3 minggu, si kecil mulai belajar mencari benang, mainan, maupun objek lainnya.
Hingga pada usia bayi 6 bulan, tahap perkembangan motorik halusnya semakin baik. Ia bisa
mulai belajar untuk memegang makanan yang diberikan padanya saat mulai MPASI.
Kemampuan ini berlanjut hingga di usia bayi 6 bulan 2 minggu, buah hati Anda
biasanya sudah bisa menemukan atau mengumpulkan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Kemampuan sosial dan emosional bayi
Sekitar usia bayi 4 bulan atau 16 minggu, buah hati Anda mulai belajar untuk
bermain dengan mainannya sendiri. Hanya saja, ia baru mampu melakukannya dengan baik
saat usia bayi 5 bulan 1 minggu.
Selanjutnya genap di usia bayi 6 bulan, bayi sudah bisa mendapatkan makanan
pengganti ASI. Biarkan bayi melatih perkembangan kemampuan makannya sendiri di atas
kursi makan bayi miliknya.
Di usia ini, bayi Anda sudah mulai bisa melakukan berbagai hal seperti:
Berubah posisi dari tiduran ke duduk, dari berdiri ke duduk, dan dari duduk ke berdiri.
Duduk sendiri tanpa perlu atau dipegangi oleh orang lain.
Bayi berdiri sendiri dengan tangan tetap berpegangan pada orang lain atau benda di
sekitarnya.
Belajar berkata “mama” atau “dada”tapi belum jelas.
Mengoceh dan mengucapkan “ooh” dan “aah”.
Membentuk suara yang sudah lebih jelas.
10
Menyebut suku kata tunggal serta gabungan suku kata.
Meraih dan memegang mainan atau benda tertentu.
Mengambil benda yang berukuran kecil.
Makan sendiri meski masih berantakan.
Melambaikan tangan untuk menandakan perpisahan.
Kemampuan motorik kasar
Di rentang usia 7-9 bulan ini, tahap perkembangan bayi telah terlihat mampu menjaga
keseimbangan tubuhnya dengan baik. Hal ini terlihat saat ia berusaha bangkit untuk berdiri
dari posisi duduk sebelumnya.
Tepat di usia bayi 9 bulan atau 36 minggu, buah hati Anda tampak bisa
melakukannya dengan lancar. Selang satu minggu, Anda akan dibuat kagum melihat
perkembangan kemampuan motorik kasar bayi yang telah berada di tahap mampu berganti
posisi dari dari ke duduk. Perkembangan perubahan posisi ini dapat dilakukan bayi dengan
lancar di usia bayi 9 bulan 1 minggu.
Kemampuan komunikasi dan bahasa
Bayi tampak mulai lancar mengombinasikan kosa kata sebagai caranya untuk
berkomunikasi, di usia bayi 7 bulan 2 minggu. Contohnya dengan mengakatan “ba-ba”, “ga-
ga”, “ja-ja”, dan sebagainya. Ia terlihat semakin membanggakan di usia 7 bulan 3 minggu
ketika berhasil mengucapkan “dada” dan “mama”, meski belum begitu jelas. Sampai
kemudian di usia 8 bulan 1 minggu, perkembangan si kecil lainnya sudah terdengar banyak
mengoceh beragam kata yang mampu diucapkannya.
Kemampuan motorik halus
Perkembangan motorik halus bayi berada di tahap lancar dalam memberikan objek
yang sedang dipegangnya pada orang lain tepat di usia bayi 7 bulan atau 28 minggu.
Seminggu setelahnya yaitu di usia bayi 7 bulan 1 minggu, perkembangan si kecil cukup pesat
karena sudah bisa mengambil dan menggenggam dua benda sekaligus. Anda akan melihat
perkembangan kemampuan motorik halus si kecil semakin baik. Terbukti sejak usia bayi 7
bulan 3 minggu, ia mulai berlajar bagaimana caranya memukul-mukul dua benda yang
sedang dipegangnya.
Ketika usia bayi 8 bulan 1 minggu, tahap perkembangan bayi mulai terlihat belajar
menjepit atau mengambil objek menggunakan ibu jari tangannya.
11
Kemampuan sosial dan emosional
Di atas usia 7 bulan, tepatnya bayi 7 bulan 3 minggu, perkembangan sosial dan
emosional bayi telah memasuki tahap belajar melambaikan tangan. Hanya saja, ia belum bisa
refleks melakukannya, atau masih perlu bantuan.
Nantinya, Anda akan melihat ia semakin lihai melambaikan tangannya sebagai tanda
perpisahan di usia bayi 9 bulan 1 minggu.
Di kisaran umur ini juga, tahap perkembangan emosi bayi mulai terlihat mampu
mengutarakan keinginannya terhadap sesuatu. Meski begitu, ia masih perlu waktu untuk bisa
menyampaikan hal tersebut dengan baik.
Perkembangan bayi di tahap usia ini, telah mampu melakukan berbagai kegiatan seperti:
Berpindah posisi dari berbaring ke duduk, kemudian duduk ke berdiri, dan kembali
lagi ke duduk.
Bisa mengutarakan keinginannya selain dengan menangis.
Menggunakan bahasa yang kekanak-kanakan, mungkin berupa bahasa asing buatan
sendiri yang tidak jelas.
Mengucapkan 1-3 kata selain “mama” atau “papa”, tapi belum begitu jelas.
Berceloteh banyak hal.
Meraih dan menggenggam benda di sekitarnya.
Memukul-mukul dua benda yang masing-masing ada di dalam genggamannya.
Melambaikan tangan.
Hampir mampu menirukan aktivitas yang dilakukan orang lain.
Makan sendiri walaupun masih berantakan.
Tersenyum sendiri maupun dengan orang lain.
Hampir bisa bermain bola dengan bantuan Anda.
Kemampuan motorik kasar
Memasuki usia bayi 10 bulan atau 40 minggu, perkembangan motorik kasar bayi
sudah memasuki tahap di mana ia mulai belajar berdiri sendiri tanpa perlu pegangan.
Biasanya, ia mampu bertahan sekitar 2 detik, sebelum akhirnya perlu berpegangan lagi.
12
Selang 1 bulan setelahnya, tepatnya saat bayi 11 bulan, ia baru benar-benar mampu berdiri
sendiri selama 2 detik.
Ia juga sedang dalam proses belajar membungkukkan tubuh, kemudian berdiri
kembali. Di usia ini juga, buah hati Anda sedang melatih kemampuannya untuk bisa berjalan
dengan lancar. Bahkan, ada bayi yang sudah mulai bisa berjalan sebelum menginjak usia 12
bulan meski belum cukup lancar.
Kemampuan komunikasi dan bahasa
Menginjak usia bayi 9 bulan 1 minggu, perkembangan komunikasi dan bahasa bayi
telah memasuki tahap mampu mengucapkan “dada” dan “mama” dengan lancar. Namun
biasanya, di usia bayi 11 bulan, si kecil baru benar-benar dapat mengatakan “mama” dan
“dada” dengan lebih jelas.
Kemampuan motorik halus
Perkembangan kemampuan si kecil saat mengambil objek dengan ibu jarinya tampak
semakin baik. Terbukti di usia bayi 9 bulan 2 minggu, si kecil mampu melakukanya dengan
sempurna.
Selain itu, ia juga dapat saling memukul-mukul dua benda yang masing-masing
sedang ia genggam dengan handalnya. Saat memasuki usia bayi 11 bulan atau 44 minggu, si
kecil belajar untuk memasukkan benda ke dalam wadah. Namun, belum berhasil
dilakukannya dengan lancar.
Kemampuan sosial dan emosional
Di usia bayi 11 bulan, perkembangan sosial dan emosional bayi berada di tahap
sedang senang-senangnya menirukan aktivitas yang ia lihat. Semakin lama, ia terlihat
semakin mampu mengutarakan keinginannya.
Terutama saat usia bayi 11 bulan 1 minggu, ia dapat mengoceh atau menangis.
Menariknya lagi, Anda akan melihat perkembangan si kecil berupa mampu
menggelindingkan bola dengan bantuan orang lain pada tahap usia 12 bulan.
13
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak mampu mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktivitas
motorik. Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral).
b. Perkembangan Psikoseksual
Menurut Sigmud Freud Menurut Freud, dalam perkembangannya anak akan melewati
beberapa tahap dalam hidupnya, yaitu:
Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan menghisap,
menggigit, mengunyah atau bersuara. Ketergantungan pada orang di sekelilingnya sangat
tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang sering
terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan makan.
c. Perkembangan Psikososial Menurut Erikson
Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun).
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun
orang yang mengasuhnya atau perawat yang merawatnya. Kegagalan atau kesalahan dalam
mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya pada anak.
d. Perkembangan Bahasa Bayi Sebagai Komunikasi Pralinguistik
Fase ini berlangsung pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun
pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa, baik dari segi isi,
bentuk, maupun pemakaian bahasa. Selain itu juga belum bisa berkembangnya bentuk
bahasa konvensional dan kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi
lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut pralinguistik. Meskipun bayi
belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka
mengamati dan mengeluarkan suara dengan cara yang unik. Hal ini harus menentukan
apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi
bahwa perlu evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk
membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan
bereaksi terhadap suara. Pada tahap komunikasi prelinguistik ini juga, bayi yang baru lahir
hanya bereaksi terhadap suara untuk mengembangkan pendengarannya walaupun belum
mampu secara baik untuk mengembangkan bahasa dan pemakaiannya.
14
BAB III
PROMOSI KESEHATAN
Dilihat dari yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa kategori perkembangan bayi.
Kategori kemampuan tersebut adalah motorik kasar, motorik halus, komunikasi, kognitif, sampai
sosial dan emosional bayi.
Walaupun setiap bayi berkembang dengan waktunya sendiri, jangan lupa untuk tetap
memerhatikan kemungkinan adanya masalah perkembangan. Berikut beberapa masalah
perkembangan pada si kecil yang bisa terjadi:
a. Masalah perkembangan motorik kasar
Kemampuan motorik kasar bayi adalah keterampilan yang berkaitan dengan
koordinasi gerak antara otot-otot besar. Sebagai contoh berguling, duduk, berdiri dan
berjalan. Berikut masalah perkembangan motorik kasar pada bayi:
Belum bisa menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan.
Sulit untuk menggulingkan badan.
Otot bayi terasa lebih kaku dan kencang.
Belum bisa duduk sepenuhnya atau memerlukan bantuan.
Belum bisa berdiri sendiri walaupun berpegangan.
15
Bayi yang mengalami keterlambatan dalam berkomunikasi bisa mengalami masalah
dengan oral-motoriknya. Hal ini terjadi saat ada masalah di area otak yang seharusnya
berfungsi untuk mendukung tahap perkembangan bahasa bayi serta cara bicara.
Belum bisa tertawa dan juga memekik.
Tidak menanggapi apabila ada suara keras di sekitarnya.
Belum mengeluarkan suara “ooh” atau “aaah”.
Tidak ada tanda-tanda akan meniru suara.
Tidak menanggapi perkataan atau ketika diajak berbicara.
16
Mengutip laman Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), pada umumnya bayi akan
mengalami kuning di usia 2 sampai 7 hari. Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi
dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Selain itu, kondisi lain yang perlu diwaspadai jika berlangsung lebih dari 2 minggu,
disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik
bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun transfusi tukar.
b. Kolik
Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan, mungkin saja bayi
mengalami kolik. Kolik umumnya terjadi pada bayi baru lahir di setiap pagi dan sore hari.
Kondisi ini umumnya tidak membaik dengan digendong karena perut bayi bisa
menjadi tegang. Jika hal ini terjadi, Bunda tetap bisa menggendong bayi, namun dengan
lembut dan diposisikan tengkurap. Kolik pada bayi biasanya akan sembuh dengan
sendirinya, Bunda.
c. Hidung tersumbat
Hidung tersumbat pada bayi bisa disebabkan alergi atau infeksi seperti flu. Kondisi ini
juga bisa terjadi saat ada benda yang masuk ke dalam hidung anak, Bunda.
Hidung tersumbat terjadi saat pembuluh darah dan jaringan di rongga hidung terisi
terlalu banyak cairan. Selain rewel dan sulit makan, bayi umumnya sulit tidur dan kesulitan
menyusu.
Cara mengatasi hidung tersumbat pada bayi enggak boleh dilakukan sembarangan.
Bunda perlu membantu mengeluarkan lendir perlahan agar tak berdampak serius.
Penggunaan obat-obatan juga harus sesuai resep dokter.
d. Kulit kebiruan
Kulit kebiruan pada bayi baru lahir bisa disebabkan apnea. Kondisi ini umumnya
terjadi pada bayi prematur, Bunda.
Apnea terjadi setelah usia bayi memasuki 2 hari dan berlangsung hingga 2 sampai 3
bulan setelah kelahiran. Apnea pada bayi prematur biasanya akan sembuh dengan
sendirinya dan umumnya tidak akan kembali lagi.
Kondisi ini perlu diwaspadai jika bayi mengalami henti napas selama 20 detik atau
karena terjadi masalah jantung.
17
e. Demam
Demam bisa menjadi masalah kesehatan bayi atau cara tubuh si kecil melawan
penyakit. Dalam banyak kasus, demam pada bayi mungkin terjadi karena mereka flu atau
terkena infeksi virus.
Pada beberapa kondisi, bayi demam mungkin terkena pneumonia, infeksi saluran
kemih, dan infeksi telinga. Pada infeksi serius, demam bisa disebabkan infeksi bakteri atau
meningitis.
f. Ruam popok
Ruam popok bisa terjadi ketika kulit bayi bersentuhan langsung dengan feses dan
urine selama menggunakan popok. Seperti kita tahu, kulit bayi baru lahir masih sangat
sensitif, Bunda.
Ruam popok juga bisa terjadi karena infeksi jamur dan bakteri. Penggunaan krim anti
jamur, antibiotik topikal atau oral, serta menjaga kebersihan, dapat dilakukan untuk
perawatan masalah kesehatan bayi baru lahir ini.
g. Perut kembung
Perut kembung adalah masalah kesehatan yang umumnya terjadi pada bayi baru lahir,
Bunda. Menurut dokter spesialis anak Samira Armin, MD, kondisi ini bisa terjadi karena
sistem pencernaan bayi baru lahir belum matang.
"Sistem pencernaan bayi baru lahir belum matang, sehingga menghasilkan banyak gas,
dan ini normal. Bayi juga mengambil banyak udara saat makan dan menangis, dan
menghasilkan lebih banyak gas (di perutnya)," kata Armin, dilansir Parents.
Memberi tekanan lembut, menjaga kebiasaan makan, hingga memperhatikan
pemakaian botol susu bisa menjadi cara mengatasi perut kembung pada bayi. Bila kondisi
ini membuat Bunda khawatir, sebaiknya konsultasikan ke dokter ya.
h. Diare
Diare adalah masalah kesehatan yang sering dialami bayi baru lahir. Menurut perawat
Donna Murray, RN, BSN, orang tua mungkin kesulitan membedakan feses bayi yang
normal atau sakit diare.
"Feses bayi umumnya berwarna kuning, cokelat, atau hijau. Bentuknya juga bisa
encer, lembut, atau kental seperti pasta. Bayi baru lahir dapat buang air besar setiap kali
mengganti popok, sementara anak yang lebih besar mungkin buang air sekali atau beberapa
kali dalam sehari," kata Murray, dilansir Very Well Family.
Bayi yang mengalami diare umumnya memiliki tekstur feses yang lebih berair,
berwarna hijau atau lebih gelap, berbau, hingga berdarah atau mengandung lendir.
18
Diare pada bayi baru lahir bisa disebabkan karena infeksi virus atau bakteri. Selain itu
dapat karena penggunaan obat-obatan atau makanan yang dikonsumsi.
i. Kejang
Kejang terjadi saat aktivitas otak menjadi terganggu karena suatu hal. Kejang pada
bayi baru lahir berbeda dengan epilepsi pada anak-anak dan orang dewasa.
Kejang bisa terjadi karena otak bayi masih berkembang dan tidak dapat membuat
respons terkoordinasi. Sejauh ini pakar sulit menentukan penyebab kejang pada bayi baru
lahir. Namun, pemeriksaan electroencephalogram (EEG) mungkin bisa membantu mencari
penyebabnya.
j. Masalah kulit
Bayi dapat mengalami berbagai jenis masalah kulit setelah lahir. Banyak dari kondisi
ini berlangsung dalam waktu singkat dan akan hilang dengan sendirinya,
k. Infeksi pada Telinga
Infeksi pada telinga juga merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi pada
bayi. Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda sering menarik telinga, menggerakkan
tangannya ke telinga terus-menerus, dan rewel, mungkin ia mengalami infeksi telinga.
Infeksi virus dapat hilang dalam beberapa hari. Kendati demikian, infeksi bakteri pada
telinga dapat menyebabkan bayi kehilangan pendengaran, sehingga membutuhkan
penanganan medis sesegera mungkin.
l. Muntah
Muntah merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Namun jika
terjadi terlalu sering, hal ini tidaklah wajar. Untuk mencegah bayi sering muntah,
pastikan dahulu bahwa ia memang tidak intoleransi laktosa ataupun alergi terhadap
ASI. Muntah juga dapat disebabkan oleh infeksi atau masalah pencernaan.
m. Batuk
Normal jika bayi batuk saat menyusu karena mungkin saja aliran ASI terlalu cepat.
Namun kalau bayi tersedak dan batuk terus-menerus saat menyusu, hal ini dapat
mengindikasikan adanya masalah pada paru-paru atau sistem pencernaannya. Selain itu,
batuk pada malam hari terus-menerus juga dapat mengindikasikan batuk rejan atau
adanya masalah pernapasan.
n. Bersin-bersin
Masalah bersin atau hidung tersumbat umum dialami oleh bayi. Bersin merupakan
cara bayi untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar. Selain itu, bersin pada bayi
19
umumnya disebabkan oleh iritasi karena debu ataupun udara yang kering. Karenanya,
jauhkan si Kecil dari tempat yang dapat menyebabkan iritasi.
20
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Pemeriksaan antropometri
pada balita meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).
Untuk menjamin berlangsungnya proses tumbuh kembang optimal, bayi membutuhkan
pemeliharaan kesehatan yang baik termasuk mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan,
diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai dengan umurnya, mendapatkan imunisasi
sesuai jadwal serta mendapatkan pola asuh yang sesuai.
Berikut beberapa teori-teori pada perkembangan bayi, meliputi perkembangan kognitif
menurut piaget, perkembangan psikoseksual, perkembangan psikososial menurut erikson,
perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi pralinguistik.
Masalah yang biasa ditemukan pada bayi adalah bayi kuning, kolik, hidung tersumbat,
kulit, kebiruan, demam, ruam popok, perut kembung, diare, kejang, dan masih banyak lainnya.
3.2 Saran
Demikian sedikit informasi dari kelompok 2. Tentu masih banyak sekali kekurangan yang
jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun masih sangat kami
butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih
layaknya pantas kami persembahkan bagi dosen pembimbing kami dan para pembaca. Terakhir,
ucapan maaf yang sebesar-besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak
melontarkan kata-kata yang kurang berkenan.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul-bahan-ajar-tenaga-kesehatan/
http://eprints.ums.ac.id/12482/2/3._BAB_I.pdf
http://eprints.aiska-university.ac.id/269/4/BAB%20I%20pdf.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/198493978.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2258/2/Chapter%20I.pdf
https://www.haibunda.com/parenting/20201229220941-60-182770/10-masalah-kesehatan-pada-
bayi-baru-lahir-kejang-hingga-diare
https://www.guesehat.com/gangguan-kesehatan-yang-umum-pada-bayi-baru-lahir
https://hellosehat.com/parenting/bayi/bayi-1-tahun-pertama/perkembangan-bayi/
22
Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi
Kelompok 2 :
Mutia Salsabilla 2011311018
Naura Salsabila Afina 2011311015
Nurul sakinah 2011311024
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel,
organ, maupun individu. Anak tidak hanya
bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan
otak.
Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa, baik dari segi
isi, bentuk, maupun pemakaian bahasa. Belum berkembangnya bentuk
bahasa konvensional dan kemampuan kognitif. Komunikasi lebih bersifat
reflektif daripada terencana. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa
mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan
mengeluarkan suara dengan cara yang unik. Pada tahap komunikasi
prelinguistik ini juga, bayi yang baru lahir hanya bereaksi terhadap suara
untuk mengembangkan pendengarannya.
D. Masalah Perkembangan Pada Bayi
youremail@freepik.com
+34 654 321 321
yourwbesite.com