Anda di halaman 1dari 72

A.

Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan
merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-
fungsi fisik yang berlangsung secara normal dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan yang bersifat kuantitatif
yang mengacu pada jumlah, besar, dan luas, serta bersifat konkret yang
biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis (Herawati, 2009).

Ciri – ciri pertumbuhan


1.Perubahan ukuran
2.Perubahan proporsi
3. Hilangnya ciei-ciri lama
4. Timbulnya ciri –ciri baru
● Berat badan (BB)
Deteksi pertumbuhan Kenaikan berat badan normal bayi pada
Dengan Ukuran triwulan I adalah sekitar 750-1000
gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500-
antropometri 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar
350-450 gram/bulan, dan pada triwulan IV
sekitar 250-350 gram/bulan. Selain
dengan perkiraan tersebut, BB juga dapat
diperkirakan dengan menggunakan
rumus atau pedoman dari Behrman
(1992)
Lingkar kepala (LB)

01

Secara normal, ukuran lingkar kepala adalah


• Tinggi badan (TB) 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sekitar 0,5
cm/bulan pada bulan pertama atau menjadi +
44 cm dan pada tahuntahun pertama lingkar
Tinggi badan untuk anak kurang kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun,
dari 2 tahun sering disebut dengan setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala
panjang badan. Pada bayi baru hanya bertambah + 10 cm. pengukuran lingkar
lahir, panjang badan rata-rata kepala dapat diukur dengan menggunakan pita
adalah sebesar + 50 cm. Menurut pengukuran yang disebut meteran (Nursalam,
Behrman (1992), menyebutkan 2005).
bahwa seperti halnya berat badan,
tinggi badan juga dapat
diperkirakan berdasarkan rumus,
B. Perkembangan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2005) menyebutkan bahwa
perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil
dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam, 2005).
RESEARCH AND PUBLICATIONS

01 Perkembangan kognitif Perkembangan moral 02


Perkembangan kognitif Piaget Perkembangan moral anak
terdiri dari beberapa tahapan, menurut Kohlberg didasarkan
yaitu: (1) Tahap sensoris- pada perkembangan kognitif
motorik (0-2 tahun); (2) anak dan terdiri atas tiga
Praoperasional (2-7 tahun); (3) tahapan utama, yaitu:
Concrete operational (7-11 (1) preconventional; (
tahun); dan (4) Formal operation (2) conventional;
(11-15 tahun). (3) postconventional
Perkembangan
spiritual Menurut Fowler, anak usia sekolah berada pada tahap 2
perkembangan spiritual, yaitu pada tahapan mitos–faktual. Anak-
anak belajar untuk membedakan khayalan dan kenyataan. Kenyataan
(fakta) spiritual adalah keyakinan yang diterima oleh suatu kelompok
keagamaan, sedangkan khayalan adalah pemikiran dan gambaran
yang terbentuk dalam pikiran anak. Orangtua dan tokoh agama
membantu anak membedakan antara kenyataan dan khayalan.
Orangtua dan tokoh agama lebih memiliki pengaruh daripada teman
sebaya dalam hal spiritual (Fowler, J. W., 1981; Kozier, Erb, Berman, &
Snyder, 2011).

Untuk anak o-3 tahun bay tidak mampu merumuskan konsep


menenai diri sendiri atau lingkungan
perkembangan psikoseksual
Freud menggambarkan anak-anak
kelompok usia sekolah (6–12 tahun)
masuk dalam tahapan fase laten.
Selama fase ini, fokus perkembangan
adalah pada aktivitas fisik dan
intelektual, sementara Fase oral ( lahir -18 bulan )
kecenderungan seksual seolah karakterikstik :Sumber kenikmatan
ditekan (Kozier, Erb, Berman, & utama bayi melibatkan aktivitas
Snyder, 2011). Teori Perkembangan berorientasi mulut (mehisap dan
Psikoseksual anak menurut Freud menelan).
terdiri atas fase oral (0–11 bulan), fase
Konflik utama: penyapihan
anak (1– 3 tahun), fase falik (3–6
tahun), dan fase genital (6–12 tahun).
Perkembangan psikososial
● Pendekatan Erikson dalam membahas proses
perkembangan anak adalah dengan menguraikan lima
tahapan perkembangan psikososial, yaitu: percaya
versus tidak percaya (0–1 tahun), Otonomi versus rasa
malu dan ragu (1–3 tahun), Inisiatif versus rasa
bersalah (3–6 tahun), Industry versus inferiority (6–12
tahun), Identitas versus kerancuan peran (12–18
tahun).
1. Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
A.Definisi
Masalah kesehatan
Menurut Profil Kesehatan Indonesia, 2014;
Manuaba, 2010, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badan saat lahir kurang dari 2500 gram.
Istilah BBLR sama dengan prematuritas.
Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi
prematur, juga bayi yang cukup bulan
dengan BB < 2.500 gram.
B. Klasifikasi BBLR
BBLR : Berat Badan Bayi Rendah (
< 2500 gr )
BBLSR : Berat Badan Bayi Sangat
Rendah ( < 1500 gr )
CREDITS: This presentation template was created
BBLER : Berat Badan Bayi Ekstrem by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
Renda ( < 1000 gr ) infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


Faktor BBLR
FAKTOR IBU FAKTOR KEHAMILAN Faktor janin

• < Gizi saat hamil


• Hamil dengan hidramnion
• Usia < 20 th/> 35 th • Cacat bawaan
• Hamil ganda
• Penyakit menahun ibu • Infeksi dalam rahim
• Perdarahan antepartum
(hipertensi, jantung, gangguan
• Komplikasi hamil
pembuluh darah)
Tatalaksana
Pengaturan Suhu Tubuh BBLR
1.Cepat kehilangan panas →
hipotermi oleh karena pusat
pengaturan panas tubuh
belum berfungsi optimal,
metabolism rendah, dan
permukaan tubuh relatif luas.
→ Rawat dalam inkubator.
2.Pencegahan infeksi
3.Intake nutrisi
HIPOTERMI A.Definisi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal ( <
C.Pencegahan 36°C ) pada pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi
baru lahir normal adalah 36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila).
1. Menutup kepala bayi dengan topi
2. Pakaian yang kering B.Penyebab
3. Diselimuti Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas
4.Ruangan hangat (suhu kamar tidak kurang dari pada bayi baru lahir dapat melalui 4 cara, yaitu:
25°C) Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
5.Bayi selalu dalam keadaan kering Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi.
6.Tidak menempatkan bayi di arah hembusan angin Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
dari jendela/pintu/pendingin ruangan. Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
7. Sebelum memandikan bayi perlu disiapkan baju,
handuk, dan air hangat. Setelah dimandikan, bayi
segera dikeringkan dengan handuk dan dipakaikan
baju.
.
HIPERBILIRUBENEMIA

1. Definisi
Hiperbilirubinemia adalah ikterus dg konsentrasi bilirubin serum yg menjurus ke arah terjadinya kern
ikterus atau ensefalopati bilirubin bila kadar bilirubin tidak dapat dikendalikan. Ikterus adalah
perubahan warna kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah
(hiperbilirubinema).

Faktor Resiko
1. BBLR.
2. Penyakit hemolisis karena inkompatibilitas golongan darah asfiksia atau asidosis.
3. Trauma cerebral.
4. Infeksi sistemik.
Tanda Gejala

Hiperbilirubinemia di kelompokkan menjadi :

A.Gejala akut: gejala yang dianggap sebagai fase pertama kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum
dan hipotoni.
B.Gejala kronik: tangisan yang melengking (high pitch cry) meliputi hipertonus dan opistonus (bayi yang selamat biasanya
menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata
dan displasia dentalis.

Tatalaksana

1.Ikterus fisiologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat rawat jalan dengan nasehat untuk kembali jika
ikterus berlangsung lebih dari 2 minggu.
2.Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ekslusif lebih sering minimal setiap 2 jam.
3.Jika bayi tidak dapat menyusui, ASI dapat diberikan melalui pipa nasogastrik atau dengan gelas dan sendok.
4.Letakkan bayi ditempat yang cukup mendapat sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3-4 hari. Jaga agar bayi
tetap hangat.
5.Kelola faktor resiko (asfiksia dan infeksi)karena dapat menimbulkan ensefalofati biliaris.
6.Pada bayi dengan ikterus kremer 3 atau lebih perlu dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap setelah keadaan bayi stabil.
Gangguan Nafas
Definisi .
Sindrom gawat nafas adalah syndrome gawat nafas yang disebabkan defisiensi surfaktan
terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi kurang.

Etiologi
Obstruksi jalan napas. Misalnya: trakemolasia;
Penyakit parenkim paru. Misalnya: penyakit membran hialin;
Penyakit jaringan organ. Misalnya: hernia diafragmatika;
Diluar paru paru, payah jantung dll.

Tanda dan Gejala


Klasifikasi
Ringan: frek.nafas 60-90x/menit. Adanya tanda tarikan dinding tanpa merintih saat
ekspirasi/sianosis sentral;
Sedang: frek.nafas 60-90x/menit. Adanya tarikan dinding dada/merintih saat ekspirasi tetapi
tanpa sianosis sentral;
Berat: frek.nafas 60-90x/menit. Dgn sianosis sentral dan tarikan dinding dada/ merintih saat
ekspirasi;
Komplikasi .
● Ruptur alveoli: bila dicurigai terjadi kebocoran udara
● Infeksi
● Perdarahan intracranial
● Kurangnya oksigen ke otak
● Bronchopulmonary Dysplasia
● Retinopathy prematur
Penatalaksanaan
● Menjaga jalan nafas ttp bebas
● Pencegahan terjadinya hipoksia
● Penanganan/tindakan (beri O2, bersihkan jalan nafas dan ASI tetap
diberikan
● Pengobatan antibiotika ampisilin dan gentamisin
● Rujuk
REFERENSI
http://repo.unand.ac.id/26314/1/Asuhan%20Kebidanan%20pada%20Neonatus%20edit.p
df
http://elearning.fkkumj.ac.id/pluginfile.php?file=%2F8663%2Fcourse%2Foverviewfiles%
2FASUHAN%20NEONATUS%2C%20BAYI%2C%20BALITA%20DAN%20ANAK%20PRA%
20SEKOLAH.pdf&amp%3Bforcedownload=1
http://repository.ump.ac.id/5894/3/Praptowo%20Suseno%20BAB%20II.pdf
http://repository.unair.ac.id/29636/3/14.%20BAB%202%20.pdf
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK I
Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak
Tahap Toddler
Dosen : Deswita, Ns.Sp.Kep.An
Disusun oleh:
Kelompok 3, Kelas 3A
Vony Wilya Alfanes (2011311030)
Reni Wahyuni (2011311033)
Asyrhaf Mursalina (2011311036)
Sabilla Khairani (2011311039)
PENGERTIAN ANAK USIA TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12-36 bulan


(1-3 tahun). Pada periode ini akan berusaha mencari tahu
bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol
orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tidakan
keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat
penting untuk mencapai pertumbuhan dan
perkembangan intelektual secara optimal (Perry, 1998
dalam Dewi., et al, 2015).

3
PERTUMBUHAN FISIK ANAK USIA TODDLER

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang


terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat
dan tinggi anak senakin bertambah dan secara
simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi
baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual
(Supartini,2000).

4
1. Berat Badan Anak Usia Toddler

Rata-rata 1,8-2,7 kg pertahun. Pada


usia 2 tahun berat badannya rata-
rata 12,3 kg. Berat badan naik empat
kali pada usia 2,5 tahun.
2. Tinggi Badan Anak Usia Toddler
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk
usia 2 tahun tinggi badan ±86,6
cm. Tinggi badan pada usia 2
tahun diharapkan setengah
tinggi badan pada saat dewasa.
4. Lingkar Kepala Anak Usia Toddler
Usia 1-2 tahun lingkar kepala sama
dengan lingkar dada. Lingkar
kepala meningkat total pada tahun
ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian
meningkat secara perlahan-lahan
rata-rata 0,5 inchi tiap tahun
sampai 5 tahun kemudian.
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIKSON – ANATOMI VS RAGU
DAN MALU)

Istilahnya “to hold on , to let go“. Toddler telah dikembangkan


rasa percaya dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk
menyatakan tentang dirinya atau mengontrol hubungan
terhadap teman dekatnya, tergantung dan otonomi. Toddler
mulai belajar keterampilan sosial :
• Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )

• Berpisah dengan orang tuanya

• Kontrol terhadap fungsi tubuhnya

• Berkomunikasi dengan kata-kata

• Berperilaku sosial yang pantas

• Interaksi egosentrik dengan yang lain

• Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.

8
PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL (ERIKSON – ANATOMI VS RAGU
DAN MALU)

Takut
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
• Kehilangan orang tua (kecemasan untuk
berpisah)
• Cemas terhadap orang-orang yang baru
• Suara yang keras, seperti acum cleaner
• Pergi tidur
• Binatang yang besar
• Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian
contoh yang sederhana dapat mengurangi
ketakutan pada toddler

9
1. Perkembangan psikoseksual
Fase anal, 8 bulan - 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan aktivitas seksual berpusat
pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini fokus pada perubahan dari fase
oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu kontroldari neuromuskular dan
spinkter analnya. Pengalaman antara kepuasan dan frustasi merupakan akibat dari kontrol
yang berlebihan dan pemaksaan dari menahan dan mengeluarkan. Konflik antara “holdingon”
dan “lettinggo” berangsur – angsur berubah sebagai hasil dari kemajuan bowel training.
Seperti:

a) Senang mengekspresikan bagian tubunya


b) Belajar kata-kata yang berhubungan dengan anatomi, eliminasi, dan reproduksi.
c) Perkembangan eksuality
d) Toilet Training

10
2. Perkembangan kognitif (Overview Piaget)
Fase Sensori Motor
a) 12-24 Bulan
Perkembangan cepat, masih sederhana dalam kemampuan mencari alasan.

b) 13-18 Bulan
•Memakai ekspperimen yang aktif untuk mencapai tujuan yang sebelumnya.
•Mulai mengambil keputusan yang rasional dan alasan yang intelektual.
•Merasa berbeda dengan orang lain, yang ditunjukkan dengan keberanian melakukan hal-hal bersifat resiko, tanpa
ada ortu.
•Dapat mentolerir perpisahan dengan ortu.
•Sadar akan adanya akibat yang dilakukan, dan tidak dapat mentransfer pengetahuan yang baru.
•Belum dapat mengaplikasikan objek yang sempurna.

c) 19 Bulan -3 Tahun
•Akhir tahap sensorimotor.
•Dapat menduga sesuatu yang mempunyai pengaruh padanya.
•Imitasi dengan meningkatkan symbol-simbol.
•Mulai merasa mengantisipasi waktu, suhu, mengigat dan mampu menunggu.
•Berfikir dan berperilaku egosentris.
11
3. Bahasa

A. Perkembangan Bahasa 12-24 Bulan


•Mampu menirukan ucapan orang
•Bertanya tentang sesuatu yang dilihatnya.
•Mengerti perintah sederhana.
•Mengatakan “tidak” dengan menggelengkan kepala.

B. Perkembangan Bahasa 2-3 Tahun


•Perbedaharaan kata 200-300 kata.
•Menggunakan 2-3 kata dalam kalimat.
•Menggunakan kata ganti.
•Mampu mengikuti perintah sederhana
•Mampu menyebutkan keinginan makan, eliminasi
•Menyebutkan 1 warna.

12
4. Moral ( Overview Kohlberg), 5. Spiritual, 6.
kemandirian
4. Moral 5. Spiritual
Toddler adalah substage yang pertama yang khas pada tahap
Proses kognitif belum matang Mengenal ide tentang
preconsensional,yang meliputi punishment dan premoral pada ketaatan. Pola
Tuhan & ajaran agama.
disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler :
•Tingkah laku ditentukan karena kebebasan dan pembatasan dari
6. Kemandirian
lingkungan. Pada usia 12-24 bulan
•Orientasi hukuman dan kepatuhan menjadi tindakan baik/buruk tergantung - Meminta sesuatu dengan menunjuk/menarik
dari reward/hukuman yang diberikan. - Mulai membantu orang tua
•Dukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk - Mulai menyadari benda miliknya
moral yang negatif.
•Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman
menimbulkan perasaan bersalah pada toddler.
•Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatannya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.

13
MASALAH-MASALAH KESEHATAN FISIK YANG TIMBUL PADA ANAK USIA
TODDLER

Diare ( Gastroenterologi) Variacela (cacar air)


a) Agen pembawa : Bakteri dan Virus. a) Agen pembawa : Variacell Zooster
b) Sumber : Makanan basi, beracun, b) Sumber : Sekresi primer saluran
alergi terhadap makanan. pernafasan dan organ terinfeksi, pada tingkatan lesi kulit
c) Masa Inkubasi : Anak : BAB 3x / 24 jam yang lebih rendah
d) Manifestasi Klinis : Anak menjadi c) Transmisi : Kontak langsung
cenggeng, gelisah, suhu tubuh meninggi, BAB terkontaminasi oleh objek penularan
cair dan mungkin disertai dengan lendir atau d) Masa Inkubasi : 2-3 minggu biasanya 13- 17 hari
darah. e) Masa Penilaran : Biasanya 1 hari setelah
e) Komplikasi : Dehidrasi, Renjatan erupsilesi (masa awal) sampai 6 hari setelah banyak
hipovelemik, Hypocalanta, Intoleransi laktosa muncul vesikel ketika kerak kulit terbentuk.
sekunder, kejang, Malnutrisi energi protein. f) Manifestasi Klinis : Anak menjadi cenggeng,
f) Obat : Anti sekresi, Anti gelisah, suhu tubuh meninggi, BAB cair dan mungkin
spasmolitik, Pengeras tinja, Anti biotika, disertai dengan lendir atau darah.
Pemberikan cairan diatelik (pemberian g) Komplikasi : Dehidrasi, Renjatan
makanan) hipovelemik, Hypocalanta, Intoleransi laktosa sekunder,
kejang, Malnutrisi energi protein.
h) Obat : Anti sekresi, Anti spasmolitik,
Pengeras tinja, Anti biotika, Pemberikan cairan diatelik
(pemberian makanan)

14
MASALAH-MASALAH KESEHATAN FISIK YANG TIMBUL PADA ANAK USIA
TODDLER

Diftheria Rubella (Campak)


a) Manifestasi Klinis :Bervariasi a) Agen pembawa : Virus
menurut lokasi anatomi b) Sumber :Sekresi saluran nafas, darah, urine
pseudomembran dari orang yang terdekat.
b) Nasal : Menyerupai flu, nasal c) Transmisi :Kontak langsung dengan orang
mengeluarkan serosan guineous yang terinfeksi
mucous purulent tanpa gejala-gejala d) Masa inkubasi : 10-20 hari
pokok, tampak seperti epitaksis. e) Periode penularan : Dari 4-5 hari setelah ruam-
c) Tonsil/faring :Tenggorokan sakit. ruam muncul tetapu terutama selama tahapan
d) Laring : Adanya penghambatan jalan awal (catharal)
udara f) Tanda dan gejala : Demam ringan yang mucul
e) Obat : Antitoksin, antibiotic, kadang-kadang, sakit kepala
bedrest total, trachheostomy untuk g) Obat : Tidak ada perawatan lain yang perlu
penghambatan jalan udara. kecuali antipiretik untuk demam dan analgesic
untuk nyeri.

15
MASALAH-MASALAH PSIKOLOGI PADA ANAK YANG SERING TERJADI

 ADHD ( attention deficit hyperactivity disorder)


Menurut Psikolog Klinis Adriana S Ginanjar, Anak yang mengalami ADHD
(attention deficit hyperactivity disorder), ciri-cirinya antara lain tidak bisa
memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Anak-anak semacam ini
akan mudah bosan dan cenderung agresif. Bahkan bisa memiliki reaksi
berlebihan terhadap frustasi.
 Autisme
Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang
mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak
mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi social, dan perilaku.
Gejala anak autis termasuk anak tidak berinteraksi atau berkomunikasi
dengan orang lain.
Gangguan ini biasanya terlihat sebelum anak mencapai usia 3 tahun, dan
dapat membuat anak-anak bertindak sangat tidak tepat, seperti
membenturkan kepala mereka pada hal-hal. Pada anak-anak Autistik
beberapa cirinya adalah gangguan yang jelas pada perlaku non verbal seperti
tidak bisa berbagi minat dengan orang lain dan suka menyendiri, terlambat
untuk bisa berbicara, dan terikat pada ritual yang tidak fungsional.
16
SINDROM ASPERGER & RETARDASI MENTAL

RETARDASI MENTAL SINDROM ASPERGER


Pada anak yang mengalami Retardasi Mental, ciri utamanya Anak yang mengalami Sindrom Asperger, pada
adalah memiliki skor yang rendah pada tes intelegensi formal. umumnya tidak jauh berbeda dengan penderita autistik.
Anak tersebut juga memiliki hambatan dalam menyelesaikan tugas Hanya saja pada anak autistik tidak mengalami
sehari-harinya. keterlambatan bicara, tetapi cenderung menggunakan
Berikut ini adalah masalah psikologi anak berupa perubahan bahasa formal. Selain itu anak dengan Sindrom Asperger
emosi. juga memiliki prestasi akademik dan kemampuan yang
a) Gangguan Kecemasan
b) Depresi parah
baik pada bidang tertentu.Syndrome asperger merupakan
c) Bipolar Disorder gangguan kejiwaan pada diri seseorang yang ditandai
d) Hiperaktif dengan rendahnya kemampuan bersosialisasi dan
e) Pemurung dan penyendiri
berkomunikasi.

17
Terima Kasih

18
MAKALAH
KEPERAWATAN ANAK I

Konsep Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi


Dosen Pengampu: Ns. Deswita, M. Kep., Sp. Kep. An.

Oleh:
Kelompok 2
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
Mutia Salsabilla 2011311018
Naura Salsabila Afina 2011311015
Nurul Sakinah 2011311024
Kelas A3 2020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
1.3 Tujuan .................................................................................................................... 4
BAB II PERTUMBUHAN FISIK ........................................................................................ 5
2.1 Pertumbuhan ......................................................................................................... 5
2.2 Tahapan Perkembangan Bayi .............................................................................. 6
2.3 Teori-Teori Perkembangan Bayi ......................................................................... 13
BAB III PROMOSI KESEHATAN .....................................................................................
3.1 Masalah Perkembangan Pada Bayi ..................................................................... 15
3.2 Masalah Kesehatan Pada Bayi ............................................................................. 16
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................
4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21
4.2 Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses perkembangan jasmani dan perkembangan rohani sudah dimulai sejak anak di
dalam kandung, biasanya Sembilan bulan lamanya. Jadi perkembangan bukan dimulai dari saat
lahirnya. Pada waktu lahir kemampuan otak telah terbentuk 50% dan kemampuan itu akan terus
bertambah sampai dengan umur 5 Tahun. Pertumbuhan otak sangat bergantung pada kondisi
kesehatan anak, untuk anak berumur 2 tahun berat badan yang ideal 10 kg. dan anak berumur 3
tahun berat badannya 11,5 kg. pertambahan berat badan itu dipengaruhi oleh keadaan gizi yang
terkandung dalam kebutuhan makanan.
Perkembangan rohani tak dapat diselidiki terlepas dari perkembangan jasmani. Sunggupun
ada perbedaan antara keduanya, perbedaan itu tidak selalu perlu apalagi pada seorang bayi. Pada
saat lahir yang dapat dilakukan bayi ialah menggerakkan bibir dan lidahnya berupa gerakan
menghisap-isap. Bila diberi air jeruk yang masam, obat yang pahit, ia meludah-ludah
mengeluarkan benda yang tidak enak rasanya.
Pada saat lahirnya, bayi yang satu menunjukkan perbedaan-perbedaan dengan bayi yang
lainnya, perbedaan keadaan tubuh dan perbedaan kesanggupan. Dalam hal keadaan tubuh
umpamanya berbeda beratnya, panjangnya, rambutnya, dan sebagainya. Dalam hal kesanggupan
umpamanya ia dapat menentang cahaya, dapat mengenggam, menangis untuk menyatakan
perasaan tak senang, dan sebagainya. Sedangkan bayi lain baru memperlihatkan kesanggupan
semacam itu setelah ia berumur beberapa hari.
Bayi merupakan makhluk yang perlu dilindungi. Semua kebutuhannya harus dipenuhi
seperti yang diinginkannya, tetapi ia belum pandai menyatakan keinginan itu. Ia hanya pandai
menangis. Bila ibu mendengar bayinya menangis, ibu yang pertama kali mempunyai bayi tentu
merasa bingung tidak mengerti apa yang harus diperbuatnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pertumbuhan pada bayi?
2. Bagaimana tahapan pertumbuhan dan perkembangan bayi?
3. Apa saja teori-teori tentang perkembangan bayi?
4. Apa saja masalah kesehatan pada bayi?

3
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang pertumbuhan pada bayi.
2. Mengetahui tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi.
3. Mengetahui teori tentang perkembangan bayi.
4. Mengetahui masalah kesehatan pada bayi.

4
BAB II

PERTUMBUHAN FISIK

2.1 Pertumbuhan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Anak tidak hanya bertambah
besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan otak.
Pemeriksaan antropometri yang paling sering digunakan untuk menentukan keadaan
pertumbuhan pada masa Balita adalah (Nursalam, 2005):
1. Berat Badan (BB)
Berat badan (BB) merupakan parameter pertumbuhan yang paling sederhana, mudah
diukur dan diulang. BB merupakan ukuran yang terpenting yang dipakai pada setiap
pemeriksaan penilaian pertumbuhan fisik anak pada semua kelompok umur karena BB
merupakan indikator yang tepat untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak
saat pemeriksaan. BB sangat sensitif terhadap perubahan sedikit saja seperti sakit dan pola
makan. Selain itu dari sisi pelaksanaan, pengukuran BB relatif objektif dan dapat diulangi
dengan timbangan apa saja, murah dan mudah, serta tidak memerlukan waktu lama. Pada
usia beberapa hari, bayi akan mengalami penurunan BB sekitar 10% dari berat badan lahir.
Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan urine yang belum diimbangi dengan
asupan makanan yang adekuat sepertiproduksi ASI yang belum lancar. Umumnya BB akan
kembali mencapai berat lahir pada hari ke sepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan BB normal pada triwulan I adalah sekitar 700-1000
gram/bulan, triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, triwulan III sekitar 350-450
gram/bulan dan pada triwulan IV naik sekitar 250-350 gram/bulan.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik ke dua yang terpenting. TB
merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan yang berlangsung dalam
kurun waktu relatif lama (kronis), dan berguna untuk mendeteksi gangguan pertumbuhan
fisik di masa lampau. Keuntungannya adalah pengukurannya objektif, dapat diulang, alat
dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa.

5
Kerugiannya perubahan tinggi badan relatif lambat dan sukar untuk mengukur tinggi
badan secara tepat. Pengukuran TB pada anak umur kurang dari 2 tahun dilakukan dengan
posisi tidur dan pada anak umur lebih dari 2 tahun dilakukan dengan posisi berdiri. Tinggi
badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut panjang badan. Pada bayi baru lahir,
panjang badannya rata-rata mencapai 50 cm. pada tahun pertama pertambahannya adalah
1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir). Penambahan ini akan berangsur-angsur
berkurang sampai usia 9 tahun, yaitu sekitar 5 cm/tahun. Peningkatan tinggi badan yang
pesat terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar 5-25 cm/tahun pada wanita sedangkan pada
laki-laki peningkatannya sekitar 10-30 cm/tahun. Pertambahan tinggi badan akan berhenti
pada usia 18-20 tahun.
3. Lingkar Kepala (LK)
Lingkar kepala (LK) menggambarkan pertumbuhan otak dari estimasi volume dalam
kepala. Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi anak sampai usia 36 bulan. Pengukuran
rutin dilakukan untuk menjaring kemungkinan adanya penyebab lain yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan otak walaupun untuk itu diperlukan pengukuran LK secara
berkala.
Apabila pertumbuhan otak mengalami gangguan yang dideteksi dari hasil pengukuran
LK yang kecil (dinamakan mikrosefali) maka hal ini bisa mengarahkan si anak pada
kelainan retardasi mental. Sebaliknya kalau ada gangguan pada sirkulasi cairan otak (liquor
cerebrospinal) maka volume kepala akan membesar (makrosefali), kelainan ini dikenal
dengan nama hidrosefalus.
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena pada
periode ini pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang abnormal baik
kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik (keturunan) dan bawaan bayi.
Pada 6 bulan pertama kehidupan, LK berkisar antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1
tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm. Pengukuran LK lebih jarang
dilakukan dibandingkan dengan ukuran antropometrik lainnya, kecuali apabila ada
kecurigaan akan pertumbuhan yang tidak normal

2.2 Tahapan Perkembangan Bayi


Secara garis besar, berikut uraian tahap perkembangan bayi dari bulan ke bulan berdasarkan
grafik perkembangan anak Denver II:

6
a. Perkembangan bayi baru lahir hingga usia 3 bulan
Perkembangan bayi di tahap usia ini biasanya meliputi:
 Menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan.
 Mengangkat kepala dan dada ketika ia berada dalam posisi tengkurap.
 Mengangkat kepala 90 derajat.
 Merespons saat mendengar suara bel.
 Mampu mengatakan “ooh” dan “aah”.
 Mampu tertawa dan memekik kencang.
 Dapat membedakan antara suara yang dikenal dengan suara lainnya.
 Mulai mencari sumber suara yang datang.
 Mampu menyatukan kedua tangannya.

Kemampuan motorik kasar bayi


Sejak awal dilahirkan, si kecil sebenarnya sudah memiliki kemampuan motorik
kasar yaitu mampu menggerakkan kaki dan tangannya secara bersamaan. Menginjak usia
bayi 4 minggu atau 1 bulan, perkembangan si kecil tampak dengan mulai belajar
mengangkat kepalanya sekitar 45 derajat.Sampai akhirnya di usia bayi 1 bulan 3 minggu,
ia sudah lebih handal untuk mengangkat kepalanya 45 derajat. Perkembangan
kemampuan bayi yang satu ini terus membaik, sehingga kemudian mampu mengangkat
kepala 90 derajat di usia bayi 2 bulan 3 minggu. Satu minggu setelahnya, yakni di usia
bayi 3 bulan atau 12 minggu, Anda akan menyaksikan si kecil bisa duduk. Namun, ia
masih membutuhkan sandaran dari bantal atau tangan Anda untuk membantu menopang
tubuhnya.
Kemampuan komunikasi dan bahasa bayi
Menangis yang dilakukan bayi merupakan satu-satunya kemampuan bahasa dan
komunikasi yang bisa dilakukan sejak ia baru lahir. Selanjutnya, Anda akan mendengar
perkembangan lainnya dari si kecil saat ia lancar mengucapkan “ooh” dan “aah” di tahap
usia bayi 1 bulan 3 minggu.
Memasuki usia bayi 2 bulan 2 minggu, Anda akan merasa begitu bahagia saat
mendengar perkembangan si kecil seperti sudah mampu tertawa. Kemudian di usia bayi 2
bulan 3 minggu, ia bisa memekik keras untuk menunjukkan keinginannya.

7
Sebagai tahap perkembangan bayi, di usia 3 bulan Anda sebaiknya lebih banyak
berkomunikasi dengan si kecil. Hal ini bertujuan sebagai salah satu cara meningkatkan
perkembangan bahasanya.
Kemampuan motorik halus bayi
Anda akan melihat tahap perkembangan motorik halus bayi saat ia berhasil
memainkan kedua tangannya di usia bayi 2 bulan atau 8 minggu. Akan tetapi, hal tersebut
belum bisa dilakukannya dengan lancar.
Baru ketika menginjak usia bayi 2 bulan 3 minggu, buah hati Anda benar-benar bisa
mengerti fungsi kedua tangannya, seperti untuk bertepuk tangan. Perkembangan motorik
halus bayi tampak semakin baik karena ia telah dapat memegang mainannya sendiri pada
usia bayi 3 bulan 3 minggu.
Kemampuan sosial dan emosional bayi
Meski setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda, umumnya bayi yang baru
lahir hingga usia 3 bulan akan tampak sering tertawa sendiri. Jadi, jangan heran ketika Anda
melihat bayi yang baru lahir senyum-senyum sendiri meski Anda tidak mengajaknya
bercanda. Sama halnya dengan orang dewasa, bayi tersenyum karena mereka merespons
sesuatu atau sedang merasa senang. Perkembangan kemampuan ini biasanya dapat dilakukan
si kecil dengan baik di usia bayi 1 bulan 3 minggu.
Bahkan, senyuman yang dimunculkan bayi tidak lagi spontan yang berasal dari
rangsangan otaknya. Bayi juga dapat tersenyum karena merespons berbagai hal yang ia lihat,
yang biasanya sudah lancar dilakukan sejak usia bayi 5 minggu atau 1 bulan 1 minggu.
Selain itu, bayi juga akan menanggapi rangsangan suara yang muncul, seperti suara
ibu, ayah, atau mainannya. Perkembangan tanggapan yang diberikan si kecil di usia ini
adalah dengan senyuman. Tepat di usia bayi 3 bulan, buah hati Anda telah mampu mengenali
tangannya sendiri.

b. Perkembangan bayi usia 4 sampai 6 bulan

Di usia ini biasanya bayi telah mampu melakukan berbagai kegiatan, seperti:

 Mengangkat kepala sendiri.


 Duduk sendiri dengan baik, tapi masih perlu sedikit sandaran.

8
 Mampu menahan tubuh dengan kaki atau dada saat dalam posisi telungkup.
 Menggulingkan tubuh.
 Berubah posisi dari berbaring menjadi duduk, atau dari berdiri menjadi duduk.
 Mengucapkan “ooh” dan “aah”.
 Tertawa lepas ketika diajak bercanda atau bicara.
 Memekik dan mengubah suara seolah hendak bicara.
 Menyatukan kedua tangannya.
 Memegang mainan maupun objek lainnya dan bermain.
 Mengikuti atau melihat apa pun ke berbagai arah.
 Melihat dan memandang wajah orang di sekitarnya sekitar 180 derajat.
 Berusaha mengambil mainan atau objek yang jauh dari jangkauannya
 Mengenali wajah orang-orang terdekatnya.
 Tersenyum sendiri atau merespons senyuman orang lain.
 Mulai diberikan MPASI di usia 6 bulan.
Kemampuan motorik kasar bayi
Sekitar usia 3 bulan, biasanya tahapan perkembangan bayi terlihat saat ia sedang
belajar mengasah kemampuan motorik kasar berupa menahan berat tubuhnya dengan kaki,
serta dada saat dalam posisi telungkup. Namun, pada usia bayi 3 bulan 3 minggu, ia baru
mampu menahan berat tubuhnya dengan kaki.
Sementara itu, posisi tengkurap bisa dengan lancar dilakukannya saat usia bayi 4
bulan 1 minggu. Di usia ini juga, Anda akan melihat pertumbuhan dan perkembangan si kecil
yang berhasil bangun dari posisi berbaring ke duduk dengan baik.
Tahap perkembangan motorik kasar bayi juga termasuk berguling. Sebenarnya, ia
mulai akan belajar berguling di usia bayi 2 bulan 2 minggu. Hanya saja, buah hati Anda baru
benar-benar mampu berguling saat usianya menginjak bayi 4 bulan 2 minggu.
Sekitar usia bayi 6 bulan 1 minggu, Anda akan melihat bayi bisa duduk sendiri tanpa
perlu dibantu. Kemudian bayi mulai belajar untuk bisa berdiri dengan berpegangan di usia
bayi 6 bulan 3 minggu.
Kemampuan komunikasi dan bahasa bayi
Setelah berhasil tertawa dan memekik di usia sebelumnya, kini ia sedang belajar
untuk mulai berbicara. Namun pertama-tama, ia akan berlatih mengubah suaranya terlebih

9
dahulu sejak usia di atas 3 bulan. Baru pada usia bayi 5 bulan 2 minggu, bayi mampu
mengubah suaranya benar-benar seperti akan bicara.
Tepat di usia bayi 6 bulan atau 24 minggu, perkembangan bayi sudah mampu
menirukan suara yang baru saja didengarnya. Bahkan memasuki usia bayi 6 bulan 3 minggu,
Anda akan mendengar kosa kata pertama dari mulut bayi, misalnya, “a”, “i”, “u”.
Kemampuan motorik halus bayi
Berjalan ke usia bayi 5 bulan 1 minggu, Anda akan melihat perkembangan bayi yang
cukup signifikan yaitu mampu meraih atau mengambil objek di sekitarnya. Lalu di usia bayi
5 bulan 3 minggu, si kecil mulai belajar mencari benang, mainan, maupun objek lainnya.
Hingga pada usia bayi 6 bulan, tahap perkembangan motorik halusnya semakin baik. Ia bisa
mulai belajar untuk memegang makanan yang diberikan padanya saat mulai MPASI.
Kemampuan ini berlanjut hingga di usia bayi 6 bulan 2 minggu, buah hati Anda
biasanya sudah bisa menemukan atau mengumpulkan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Kemampuan sosial dan emosional bayi
Sekitar usia bayi 4 bulan atau 16 minggu, buah hati Anda mulai belajar untuk
bermain dengan mainannya sendiri. Hanya saja, ia baru mampu melakukannya dengan baik
saat usia bayi 5 bulan 1 minggu.
Selanjutnya genap di usia bayi 6 bulan, bayi sudah bisa mendapatkan makanan
pengganti ASI. Biarkan bayi melatih perkembangan kemampuan makannya sendiri di atas
kursi makan bayi miliknya.

c. Perkembangan bayi usia 7-9 bulan

Di usia ini, bayi Anda sudah mulai bisa melakukan berbagai hal seperti:
 Berubah posisi dari tiduran ke duduk, dari berdiri ke duduk, dan dari duduk ke berdiri.
 Duduk sendiri tanpa perlu atau dipegangi oleh orang lain.
 Bayi berdiri sendiri dengan tangan tetap berpegangan pada orang lain atau benda di
sekitarnya.
 Belajar berkata “mama” atau “dada”tapi belum jelas.
 Mengoceh dan mengucapkan “ooh” dan “aah”.
 Membentuk suara yang sudah lebih jelas.

10
 Menyebut suku kata tunggal serta gabungan suku kata.
 Meraih dan memegang mainan atau benda tertentu.
 Mengambil benda yang berukuran kecil.
 Makan sendiri meski masih berantakan.
 Melambaikan tangan untuk menandakan perpisahan.
Kemampuan motorik kasar
Di rentang usia 7-9 bulan ini, tahap perkembangan bayi telah terlihat mampu menjaga
keseimbangan tubuhnya dengan baik. Hal ini terlihat saat ia berusaha bangkit untuk berdiri
dari posisi duduk sebelumnya.
Tepat di usia bayi 9 bulan atau 36 minggu, buah hati Anda tampak bisa
melakukannya dengan lancar. Selang satu minggu, Anda akan dibuat kagum melihat
perkembangan kemampuan motorik kasar bayi yang telah berada di tahap mampu berganti
posisi dari dari ke duduk. Perkembangan perubahan posisi ini dapat dilakukan bayi dengan
lancar di usia bayi 9 bulan 1 minggu.
Kemampuan komunikasi dan bahasa
Bayi tampak mulai lancar mengombinasikan kosa kata sebagai caranya untuk
berkomunikasi, di usia bayi 7 bulan 2 minggu. Contohnya dengan mengakatan “ba-ba”, “ga-
ga”, “ja-ja”, dan sebagainya. Ia terlihat semakin membanggakan di usia 7 bulan 3 minggu
ketika berhasil mengucapkan “dada” dan “mama”, meski belum begitu jelas. Sampai
kemudian di usia 8 bulan 1 minggu, perkembangan si kecil lainnya sudah terdengar banyak
mengoceh beragam kata yang mampu diucapkannya.
Kemampuan motorik halus
Perkembangan motorik halus bayi berada di tahap lancar dalam memberikan objek
yang sedang dipegangnya pada orang lain tepat di usia bayi 7 bulan atau 28 minggu.
Seminggu setelahnya yaitu di usia bayi 7 bulan 1 minggu, perkembangan si kecil cukup pesat
karena sudah bisa mengambil dan menggenggam dua benda sekaligus. Anda akan melihat
perkembangan kemampuan motorik halus si kecil semakin baik. Terbukti sejak usia bayi 7
bulan 3 minggu, ia mulai berlajar bagaimana caranya memukul-mukul dua benda yang
sedang dipegangnya.
Ketika usia bayi 8 bulan 1 minggu, tahap perkembangan bayi mulai terlihat belajar
menjepit atau mengambil objek menggunakan ibu jari tangannya.

11
Kemampuan sosial dan emosional
Di atas usia 7 bulan, tepatnya bayi 7 bulan 3 minggu, perkembangan sosial dan
emosional bayi telah memasuki tahap belajar melambaikan tangan. Hanya saja, ia belum bisa
refleks melakukannya, atau masih perlu bantuan.
Nantinya, Anda akan melihat ia semakin lihai melambaikan tangannya sebagai tanda
perpisahan di usia bayi 9 bulan 1 minggu.
Di kisaran umur ini juga, tahap perkembangan emosi bayi mulai terlihat mampu
mengutarakan keinginannya terhadap sesuatu. Meski begitu, ia masih perlu waktu untuk bisa
menyampaikan hal tersebut dengan baik.

d. Tahapan perkembangan bayi usia 10-11 bulan

Perkembangan bayi di tahap usia ini, telah mampu melakukan berbagai kegiatan seperti:
 Berpindah posisi dari berbaring ke duduk, kemudian duduk ke berdiri, dan kembali
lagi ke duduk.
 Bisa mengutarakan keinginannya selain dengan menangis.
 Menggunakan bahasa yang kekanak-kanakan, mungkin berupa bahasa asing buatan
sendiri yang tidak jelas.
 Mengucapkan 1-3 kata selain “mama” atau “papa”, tapi belum begitu jelas.
 Berceloteh banyak hal.
 Meraih dan menggenggam benda di sekitarnya.
 Memukul-mukul dua benda yang masing-masing ada di dalam genggamannya.
 Melambaikan tangan.
 Hampir mampu menirukan aktivitas yang dilakukan orang lain.
 Makan sendiri walaupun masih berantakan.
 Tersenyum sendiri maupun dengan orang lain.
 Hampir bisa bermain bola dengan bantuan Anda.
Kemampuan motorik kasar
Memasuki usia bayi 10 bulan atau 40 minggu, perkembangan motorik kasar bayi
sudah memasuki tahap di mana ia mulai belajar berdiri sendiri tanpa perlu pegangan.
Biasanya, ia mampu bertahan sekitar 2 detik, sebelum akhirnya perlu berpegangan lagi.

12
Selang 1 bulan setelahnya, tepatnya saat bayi 11 bulan, ia baru benar-benar mampu berdiri
sendiri selama 2 detik.
Ia juga sedang dalam proses belajar membungkukkan tubuh, kemudian berdiri
kembali. Di usia ini juga, buah hati Anda sedang melatih kemampuannya untuk bisa berjalan
dengan lancar. Bahkan, ada bayi yang sudah mulai bisa berjalan sebelum menginjak usia 12
bulan meski belum cukup lancar.
Kemampuan komunikasi dan bahasa
Menginjak usia bayi 9 bulan 1 minggu, perkembangan komunikasi dan bahasa bayi
telah memasuki tahap mampu mengucapkan “dada” dan “mama” dengan lancar. Namun
biasanya, di usia bayi 11 bulan, si kecil baru benar-benar dapat mengatakan “mama” dan
“dada” dengan lebih jelas.
Kemampuan motorik halus
Perkembangan kemampuan si kecil saat mengambil objek dengan ibu jarinya tampak
semakin baik. Terbukti di usia bayi 9 bulan 2 minggu, si kecil mampu melakukanya dengan
sempurna.
Selain itu, ia juga dapat saling memukul-mukul dua benda yang masing-masing
sedang ia genggam dengan handalnya. Saat memasuki usia bayi 11 bulan atau 44 minggu, si
kecil belajar untuk memasukkan benda ke dalam wadah. Namun, belum berhasil
dilakukannya dengan lancar.
Kemampuan sosial dan emosional
Di usia bayi 11 bulan, perkembangan sosial dan emosional bayi berada di tahap
sedang senang-senangnya menirukan aktivitas yang ia lihat. Semakin lama, ia terlihat
semakin mampu mengutarakan keinginannya.
Terutama saat usia bayi 11 bulan 1 minggu, ia dapat mengoceh atau menangis.
Menariknya lagi, Anda akan melihat perkembangan si kecil berupa mampu
menggelindingkan bola dengan bantuan orang lain pada tahap usia 12 bulan.

2.3 Teori-Teori Perkembangan Bayi


a. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget
Tahap sensori motor (0-2 tahun).

13
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan
untuk mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak mampu mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi dengan cara melihat, mendengar, menyentuh dan aktivitas
motorik. Semua kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut (oral).
b. Perkembangan Psikoseksual
Menurut Sigmud Freud Menurut Freud, dalam perkembangannya anak akan melewati
beberapa tahap dalam hidupnya, yaitu:
Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui kegiatan menghisap,
menggigit, mengunyah atau bersuara. Ketergantungan pada orang di sekelilingnya sangat
tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang sering
terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan makan.
c. Perkembangan Psikososial Menurut Erikson
Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun).
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang baik orang tua maupun
orang yang mengasuhnya atau perawat yang merawatnya. Kegagalan atau kesalahan dalam
mengasuh atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak percaya pada anak.
d. Perkembangan Bahasa Bayi Sebagai Komunikasi Pralinguistik
Fase ini berlangsung pada umur 0-3 bulan dari periode lahir sampai akhir tahun
pertama. Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa, baik dari segi isi,
bentuk, maupun pemakaian bahasa. Selain itu juga belum bisa berkembangnya bentuk
bahasa konvensional dan kemampuan kognitif bayi juga belum berkembang. Komunikasi
lebih bersifat reflektif daripada terencana. Periode ini disebut pralinguistik. Meskipun bayi
belum mengerti dan belum bisa mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka
mengamati dan mengeluarkan suara dengan cara yang unik. Hal ini harus menentukan
apakah bayi mengamati atau bereaksi terhadap suara. Bila tidak, ini merupakan indikasi
bahwa perlu evaluasi fisik dan audiologi. Selanjutnya, intervensi direncanakan untuk
membangun lingkungan yang menyediakan banyak kesempatan untuk mengamati dan
bereaksi terhadap suara. Pada tahap komunikasi prelinguistik ini juga, bayi yang baru lahir
hanya bereaksi terhadap suara untuk mengembangkan pendengarannya walaupun belum
mampu secara baik untuk mengembangkan bahasa dan pemakaiannya.

14
BAB III

PROMOSI KESEHATAN

3.1 Masalah Perkembangan Pada Bayi

Dilihat dari yang sudah dijelaskan di atas, ada beberapa kategori perkembangan bayi.
Kategori kemampuan tersebut adalah motorik kasar, motorik halus, komunikasi, kognitif, sampai
sosial dan emosional bayi.
Walaupun setiap bayi berkembang dengan waktunya sendiri, jangan lupa untuk tetap
memerhatikan kemungkinan adanya masalah perkembangan. Berikut beberapa masalah
perkembangan pada si kecil yang bisa terjadi:
a. Masalah perkembangan motorik kasar
Kemampuan motorik kasar bayi adalah keterampilan yang berkaitan dengan
koordinasi gerak antara otot-otot besar. Sebagai contoh berguling, duduk, berdiri dan
berjalan. Berikut masalah perkembangan motorik kasar pada bayi:
 Belum bisa menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan.
 Sulit untuk menggulingkan badan.
 Otot bayi terasa lebih kaku dan kencang.
 Belum bisa duduk sepenuhnya atau memerlukan bantuan.
 Belum bisa berdiri sendiri walaupun berpegangan.

b. Masalah perkembangan motorik halus

Masalah perkembangan si kecil dari kemampuan motorik halus adalah terganggunya


koordinasi otot-otot kecil bayi. Termasuk jari-jari tangan, pergelangan tangan, hingga fungsi
tangan secara keseluruhan.
 Kesulitan untuk menyatukan telapak tangan saat memasuki usia 4 bulan.
 Belum bisa meraih serta mengambil benda di sekitarnya.
 Belum bisa mengambil serta memasukkan benda ke dalam wadah.
 Belum bisa menyusun mainan

c. Masalah perkembangan komunikasi dan bahasa

15
Bayi yang mengalami keterlambatan dalam berkomunikasi bisa mengalami masalah
dengan oral-motoriknya. Hal ini terjadi saat ada masalah di area otak yang seharusnya
berfungsi untuk mendukung tahap perkembangan bahasa bayi serta cara bicara.
 Belum bisa tertawa dan juga memekik.
 Tidak menanggapi apabila ada suara keras di sekitarnya.
 Belum mengeluarkan suara “ooh” atau “aaah”.
 Tidak ada tanda-tanda akan meniru suara.
 Tidak menanggapi perkataan atau ketika diajak berbicara.

d. Masalah perkembangan emosional


Pada bayi, perkembangan emosional tampak saat ia mampu tersenyum dan merespon
ajakan bicara dari orang lain. Adanya masalah perkembangan emosional bayi membuatnya
sulit untuk mengekspresikan dan mengendalikan emosi, seperti:
 Tidak terlihat senyuman juga tertawa apabila diajak bercanda.
 Sulit dihibur serta berkomunikasi.
 Belum terlihat ekspresi wajah juga antusiasme.

e. Masalah perkembangan kognitif


Kemampuan perkembangan kognitif bayi adalah cara untuk berpikir, mengumpulkan
informasi, mengingat, mengelola informasi, memecahkan masalah, dan lainnya yang
berkaitan dengan otak. Berikut berbagai masalah yang biasanya muncul terkait kognitif:
 Tidak mengenali rasa, penciuman, serta ada masalah penglihatan.
 Tidak memperlihatkan rasa ingin tahu pada benda tertentu.
 Belum menunjukkan kemampuan mengenali benda atau orang lain.

3.2 Masalah Kesehatan Pada Bayi


a. Bayi kuning
Penyakit ini ditandai dengan kulit dan mata bayi baru lahir yang menguning. Penyakit
kuning terjadi karena kadar bilirubin menumpuk di tubuh bayi.

16
Mengutip laman Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), pada umumnya bayi akan
mengalami kuning di usia 2 sampai 7 hari. Kuning yang perlu diwaspadai jika terjadi
dalam 24 jam pertama setelah lahir.
Selain itu, kondisi lain yang perlu diwaspadai jika berlangsung lebih dari 2 minggu,
disertai demam, sangat kuning sampai telapak tangan dan kaki bayi, berdasarkan grafik
bilirubin mencapai batas untuk sinar maupun transfusi tukar.
b. Kolik
Jika bayi menangis terus menerus dan tidak dapat dihentikan, mungkin saja bayi
mengalami kolik. Kolik umumnya terjadi pada bayi baru lahir di setiap pagi dan sore hari.
Kondisi ini umumnya tidak membaik dengan digendong karena perut bayi bisa
menjadi tegang. Jika hal ini terjadi, Bunda tetap bisa menggendong bayi, namun dengan
lembut dan diposisikan tengkurap. Kolik pada bayi biasanya akan sembuh dengan
sendirinya, Bunda.
c. Hidung tersumbat
Hidung tersumbat pada bayi bisa disebabkan alergi atau infeksi seperti flu. Kondisi ini
juga bisa terjadi saat ada benda yang masuk ke dalam hidung anak, Bunda.
Hidung tersumbat terjadi saat pembuluh darah dan jaringan di rongga hidung terisi
terlalu banyak cairan. Selain rewel dan sulit makan, bayi umumnya sulit tidur dan kesulitan
menyusu.
Cara mengatasi hidung tersumbat pada bayi enggak boleh dilakukan sembarangan.
Bunda perlu membantu mengeluarkan lendir perlahan agar tak berdampak serius.
Penggunaan obat-obatan juga harus sesuai resep dokter.
d. Kulit kebiruan
Kulit kebiruan pada bayi baru lahir bisa disebabkan apnea. Kondisi ini umumnya
terjadi pada bayi prematur, Bunda.
Apnea terjadi setelah usia bayi memasuki 2 hari dan berlangsung hingga 2 sampai 3
bulan setelah kelahiran. Apnea pada bayi prematur biasanya akan sembuh dengan
sendirinya dan umumnya tidak akan kembali lagi.
Kondisi ini perlu diwaspadai jika bayi mengalami henti napas selama 20 detik atau
karena terjadi masalah jantung.

17
e. Demam
Demam bisa menjadi masalah kesehatan bayi atau cara tubuh si kecil melawan
penyakit. Dalam banyak kasus, demam pada bayi mungkin terjadi karena mereka flu atau
terkena infeksi virus.
Pada beberapa kondisi, bayi demam mungkin terkena pneumonia, infeksi saluran
kemih, dan infeksi telinga. Pada infeksi serius, demam bisa disebabkan infeksi bakteri atau
meningitis.
f. Ruam popok
Ruam popok bisa terjadi ketika kulit bayi bersentuhan langsung dengan feses dan
urine selama menggunakan popok. Seperti kita tahu, kulit bayi baru lahir masih sangat
sensitif, Bunda.
Ruam popok juga bisa terjadi karena infeksi jamur dan bakteri. Penggunaan krim anti
jamur, antibiotik topikal atau oral, serta menjaga kebersihan, dapat dilakukan untuk
perawatan masalah kesehatan bayi baru lahir ini.
g. Perut kembung
Perut kembung adalah masalah kesehatan yang umumnya terjadi pada bayi baru lahir,
Bunda. Menurut dokter spesialis anak Samira Armin, MD, kondisi ini bisa terjadi karena
sistem pencernaan bayi baru lahir belum matang.
"Sistem pencernaan bayi baru lahir belum matang, sehingga menghasilkan banyak gas,
dan ini normal. Bayi juga mengambil banyak udara saat makan dan menangis, dan
menghasilkan lebih banyak gas (di perutnya)," kata Armin, dilansir Parents.
Memberi tekanan lembut, menjaga kebiasaan makan, hingga memperhatikan
pemakaian botol susu bisa menjadi cara mengatasi perut kembung pada bayi. Bila kondisi
ini membuat Bunda khawatir, sebaiknya konsultasikan ke dokter ya.
h. Diare

Diare adalah masalah kesehatan yang sering dialami bayi baru lahir. Menurut perawat
Donna Murray, RN, BSN, orang tua mungkin kesulitan membedakan feses bayi yang
normal atau sakit diare.
"Feses bayi umumnya berwarna kuning, cokelat, atau hijau. Bentuknya juga bisa
encer, lembut, atau kental seperti pasta. Bayi baru lahir dapat buang air besar setiap kali
mengganti popok, sementara anak yang lebih besar mungkin buang air sekali atau beberapa
kali dalam sehari," kata Murray, dilansir Very Well Family.
Bayi yang mengalami diare umumnya memiliki tekstur feses yang lebih berair,
berwarna hijau atau lebih gelap, berbau, hingga berdarah atau mengandung lendir.

18
Diare pada bayi baru lahir bisa disebabkan karena infeksi virus atau bakteri. Selain itu
dapat karena penggunaan obat-obatan atau makanan yang dikonsumsi.
i. Kejang
Kejang terjadi saat aktivitas otak menjadi terganggu karena suatu hal. Kejang pada
bayi baru lahir berbeda dengan epilepsi pada anak-anak dan orang dewasa.
Kejang bisa terjadi karena otak bayi masih berkembang dan tidak dapat membuat
respons terkoordinasi. Sejauh ini pakar sulit menentukan penyebab kejang pada bayi baru
lahir. Namun, pemeriksaan electroencephalogram (EEG) mungkin bisa membantu mencari
penyebabnya.
j. Masalah kulit
Bayi dapat mengalami berbagai jenis masalah kulit setelah lahir. Banyak dari kondisi
ini berlangsung dalam waktu singkat dan akan hilang dengan sendirinya,
k. Infeksi pada Telinga
Infeksi pada telinga juga merupakan gangguan kesehatan yang umum terjadi pada
bayi. Jika si Kecil menunjukkan tanda-tanda sering menarik telinga, menggerakkan
tangannya ke telinga terus-menerus, dan rewel, mungkin ia mengalami infeksi telinga.
Infeksi virus dapat hilang dalam beberapa hari. Kendati demikian, infeksi bakteri pada
telinga dapat menyebabkan bayi kehilangan pendengaran, sehingga membutuhkan
penanganan medis sesegera mungkin.
l. Muntah
Muntah merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada bayi. Namun jika
terjadi terlalu sering, hal ini tidaklah wajar. Untuk mencegah bayi sering muntah,
pastikan dahulu bahwa ia memang tidak intoleransi laktosa ataupun alergi terhadap
ASI. Muntah juga dapat disebabkan oleh infeksi atau masalah pencernaan.
m. Batuk
Normal jika bayi batuk saat menyusu karena mungkin saja aliran ASI terlalu cepat.
Namun kalau bayi tersedak dan batuk terus-menerus saat menyusu, hal ini dapat
mengindikasikan adanya masalah pada paru-paru atau sistem pencernaannya. Selain itu,
batuk pada malam hari terus-menerus juga dapat mengindikasikan batuk rejan atau
adanya masalah pernapasan.
n. Bersin-bersin
Masalah bersin atau hidung tersumbat umum dialami oleh bayi. Bersin merupakan
cara bayi untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar. Selain itu, bersin pada bayi

19
umumnya disebabkan oleh iritasi karena debu ataupun udara yang kering. Karenanya,
jauhkan si Kecil dari tempat yang dapat menyebabkan iritasi.

20
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ, maupun individu. Pemeriksaan antropometri
pada balita meliputi berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala (Nursalam, 2005).
Untuk menjamin berlangsungnya proses tumbuh kembang optimal, bayi membutuhkan
pemeliharaan kesehatan yang baik termasuk mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan,
diperkenalkan pada makanan pendamping ASI sesuai dengan umurnya, mendapatkan imunisasi
sesuai jadwal serta mendapatkan pola asuh yang sesuai.
Berikut beberapa teori-teori pada perkembangan bayi, meliputi perkembangan kognitif
menurut piaget, perkembangan psikoseksual, perkembangan psikososial menurut erikson,
perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi pralinguistik.
Masalah yang biasa ditemukan pada bayi adalah bayi kuning, kolik, hidung tersumbat,
kulit, kebiruan, demam, ruam popok, perut kembung, diare, kejang, dan masih banyak lainnya.
3.2 Saran
Demikian sedikit informasi dari kelompok 2. Tentu masih banyak sekali kekurangan yang
jauh dari sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun masih sangat kami
butuhkan demi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini. Ucapan terima kasih
layaknya pantas kami persembahkan bagi dosen pembimbing kami dan para pembaca. Terakhir,
ucapan maaf yang sebesar-besarnya perlu kami ucapkan jika dalam penulisan ini kami banyak
melontarkan kata-kata yang kurang berkenan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/modul-bahan-ajar-tenaga-kesehatan/
http://eprints.ums.ac.id/12482/2/3._BAB_I.pdf
http://eprints.aiska-university.ac.id/269/4/BAB%20I%20pdf.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/198493978.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2258/2/Chapter%20I.pdf
https://www.haibunda.com/parenting/20201229220941-60-182770/10-masalah-kesehatan-pada-
bayi-baru-lahir-kejang-hingga-diare
https://www.guesehat.com/gangguan-kesehatan-yang-umum-pada-bayi-baru-lahir
https://hellosehat.com/parenting/bayi/bayi-1-tahun-pertama/perkembangan-bayi/

22
Konsep Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi
Kelompok 2 :
Mutia Salsabilla 2011311018
Naura Salsabila Afina 2011311015
Nurul sakinah 2011311024
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang
bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel,
organ, maupun individu. Anak tidak hanya
bertambah besar secara fisik, melainkan juga
ukuran dan struktur organ-organ tubuh dan
otak.

Perkembangan adalah bertambahnya struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Perkembangan bersifat kualitatif yang
pengukuranya lebih sulit daripada pengukuran
pertumbuhan.
B. Tahapan Pertumbuhan dan
Perkembangan Bayi
A. Pertumbuhan Pada Bayi
1. Berat Badan (BB)
Pada bayi sehat, kenaikan BB normal pada triwulan I adalah sekitar 700-1000
gram/bulan, triwulan II sekitar 500-600 gram/bulan, triwulan III sekitar 350-450
gram/bulan dan pada triwulan IV naik sekitar 250-350 gram/bulan.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan (TB) merupakan ukuran antropometrik ke dua yang terpenting. TB
merupakan indikator yang menggambarkan proses pertumbuhan. Pada bayi
baru lahir, panjang badannya rata-rata mencapai 50 cm. pada tahun pertama
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan lahir).
3. Lingkar Kepala (LK)
Pengukuran LK paling bermanfaat pada 6 bulan pertama sampai 2 tahun karena
pada periode ini pertumbuhan otak berlangsung dengan pesat. Namun LK yang
abnormal baik kecil maupun besar bisa juga disebabkan oleh faktor genetik
(keturunan) dan bawaan bayi. Pada 6 bulan pertama kehidupan, LK berkisar
antara 34-44 cm sedangkan pada umur 1 tahun sekitar 47 cm, 2 tahun 49 cm dan
dewasa 54 cm. Pengukuran LK lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan
ukuran antropometrik lainnya, kecuali apabila ada kecurigaan akan
pertumbuhan yang tidak normal.
Lanjutan...
B. Perkembangan Pada Bayi

1. Perkembangan bayi baru lahir hingga usia 3 bulan


Perkembangan bayi di tahap usia ini biasanya meliputi:
• Menggerakkan kaki dan tangan secara bersamaan.
• Mengangkat kepala dan dada ketika ia berada dalam posisi
tengkurap.
• Mengangkat kepala 90 derajat.
• Merespons saat mendengar suara bel.
• Mampu mengatakan “ooh” dan “aah”.
• Mampu tertawa dan memekik kencang.
• Dapat membedakan antara suara yang dikenal dengan suara
lainnya.
• Mulai mencari sumber suara yang datang.
• Mampu menyatukan kedua tangannya.
Lanjutan...
2. Perkembangan bayi usia 4 sampai 6 bulan
Di usia ini biasanya bayi telah mampu melakukan berbagai
kegiatan, seperti:
• Mengangkat kepala sendiri.
• Duduk sendiri dengan baik, tapi masih perlu sedikit sandaran.
• Mampu menahan tubuh dengan kaki atau dada saat dalam posisi
telungkup.
• Menggulingkan tubuh.
• Tertawa lepas ketika diajak bercanda atau bicara.
• Memekik dan mengubah suara seolah hendak bicara.
• Menyatukan kedua tangannya.
• Memegang mainan maupun objek lainnya dan bermain.
• Mengikuti atau melihat apa pun ke berbagai arah.
• Melihat dan memandang wajah orang di sekitarnya sekitar 180
derajat.
• Berusaha mengambil mainan atau objek yang jauh dari
jangkauannya
• Mengenali wajah orang-orang terdekatnya.
• Tersenyum sendiri atau merespons senyuman orang lain.
• Mulai diberikan MPASI di usia 6 bulan.
Lanjutan...
3. Perkembangan bayi usia 7-9 bulan
Di usia ini, bayi Anda sudah mulai bisa melakukan berbagai
hal seperti:
• Berubah posisi dari tiduran ke duduk, dari berdiri ke duduk,
dan dari duduk ke berdiri.
• Duduk sendiri tanpa perlu atau dipegangi oleh orang lain.
• Bayi berdiri sendiri dengan tangan tetap berpegangan pada
orang lain atau benda di sekitarnya.
• Belajar berkata “mama” atau “dada”tapi belum jelas.
• Membentuk suara yang sudah lebih jelas.
• Menyebut suku kata tunggal serta gabungan suku kata.
• Meraih dan memegang mainan atau benda tertentu.
• Mengambil benda yang berukuran kecil.
• Makan sendiri meski masih berantakan.
• Melambaikan tangan untuk menandakan perpisahan.
Lanjutan...
4. Tahapan perkembangan bayi usia 10-11 bulan
Perkembangan bayi di tahap usia ini, telah mampu melakukan
berbagai kegiatan seperti:
• Berpindah posisi dari berbaring ke duduk, kemudian duduk ke berdiri,
dan kembali lagi ke duduk.
• Bisa mengutarakan keinginannya selain dengan menangis.
• Menggunakan bahasa yang kekanak-kanakan, mungkin berupa
bahasa asing buatan sendiri yang tidak jelas.
• Mengucapkan 1-3 kata selain “mama” atau “papa”, tapi belum begitu
jelas.
• Berceloteh banyak hal.
• Meraih dan menggenggam benda di sekitarnya.
• Memukul-mukul dua benda yang masing-masing ada di dalam
genggamannya.
• Melambaikan tangan.
• Hampir mampu menirukan aktivitas yang dilakukan orang lain.
• Makan sendiri walaupun masih berantakan.
• Tersenyum sendiri maupun dengan orang lain.
• Hampir bisa bermain bola dengan bantuan Anda.
C. Teori-Teori Perkembangan Bayi

a. Perkembangan Kognitif Menurut Piaget


1) Tahap sensori motor (0-2 tahun).
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah
refleks bawaan selain juga dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya. Pada tahap ini anak
mampu mengasimilasi dan mengakomodasi
informasi dengan cara melihat, mendengar,
menyentuh dan aktivitas motorik. Semua
kegiatan yang dilakukan berfokus pada mulut
(oral).
Lanjutan...
b. Perkembangan Psikoseksual
Menurut Sigmud Freud Menurut Freud, dalam perkembangannya anak
akan melewati beberapa tahap dalam hidupnya, yaitu:
1) Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan dan kesenangan anak didapat melalui
kegiatan menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara.
Ketergantungan pada orang di sekelilingnya sangat tinggi dan
selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah
yang sering terjadi pada masa ini adalah masalah penyapihan dan
makan.

c. Perkembangan Psikososial Menurut Erikson


1) Tahap percaya vs tidak percaya (0-1 tahun).
Pada tahap ini bayi membentuk rasa percaya kepada seseorang
baik orang tua maupun orang yang mengasuhnya atau perawat
yang merawatnya. Kegagalan atau kesalahan dalam mengasuh
atau merawat pada tahap ini dapat menimbulkan rasa tidak
percaya pada anak.
Lanjutan...
d. Perkembangan Bahasa Bayi Sebagai Komunikasi Pralinguistik

Bayi baru lahir belum bisa menggabungkan elemen bahasa, baik dari segi
isi, bentuk, maupun pemakaian bahasa. Belum berkembangnya bentuk
bahasa konvensional dan kemampuan kognitif. Komunikasi lebih bersifat
reflektif daripada terencana. Meskipun bayi belum mengerti dan belum bisa
mengungkapkan bentuk bahasa konvensional, mereka mengamati dan
mengeluarkan suara dengan cara yang unik. Pada tahap komunikasi
prelinguistik ini juga, bayi yang baru lahir hanya bereaksi terhadap suara
untuk mengembangkan pendengarannya.
D. Masalah Perkembangan Pada Bayi

1. Masalah perkembangan motorik kasar


• Belum bisa menggerakkan kaki dan tangan secara
bersamaan.
• Sulit untuk menggulingkan badan.
• Otot bayi terasa lebih kaku dan kencang.
• Belum bisa duduk sepenuhnya atau memerlukan bantuan.
• Belum bisa berdiri sendiri walaupun berpegangan.
2. Masalah perkembangan motorik halus
• Kesulitan untuk menyatukan telapak tangan saat memasuki
usia 4 bulan.
• Belum bisa meraih serta mengambil benda di sekitarnya.
• Belum bisa mengambil serta memasukkan benda ke dalam
wadah.
• Belum bisa menyusun mainan
Lanjutan...
3. Masalah perkembangan komunikasi dan bahasa
• Belum bisa tertawa dan juga memekik.
• Tidak menanggapi apabila ada suara keras di sekitarnya.
• Belum mengeluarkan suara “ooh” atau “aaah”.
• Tidak ada tanda-tanda akan meniru suara.
• Tidak menanggapi perkataan atau ketika diajak berbicara.
4. Masalah perkembangan emosional
• Tidak terlihat senyuman juga tertawa apabila diajak bercanda.
• Sulit dihibur serta berkomunikasi.
• Belum terlihat ekspresi wajah juga antusiasme.
5. Masalah perkembangan kognitif
• Tidak mengenali rasa, penciuman, serta ada masalah
penglihatan.
• Tidak memperlihatkan rasa ingin tahu pada benda tertentu.
• Belum menunjukkan kemampuan mengenali benda atau orang
lain.
E. Masalah Kesehatan Pada Bayi
1. Bayi Kuning 11. Infeksi Pada Telinga
2. Kolik 12. Muntah
3. Hidung Tersumbat 13. Batuk
4. Kulit Kebiruan 14. Bersin-Bersin
5. Demam
6. Ruam Popok
7. Perut Kembung
8. Diare
9. Kejang
10. Masalah Kulit
Thank you!
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+34 654 321 321
yourwbesite.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai