Tugas 3 ESPA4111
Tugas 3 ESPA4111
NIM : 042411712
1. Pendekatan Total
Keuntungan total sama dengan penerimaan (Total Revenue, TR) dikurangi dengan biaya
total (Total Cost, TC). Penerimaan total merupakan perkalian antara tingkat harga yang
terjadi di pasar dengan jumlah ouput yang dihasilkan, sedangkan biaya total adalah biaya
yang dikeluarkan oleh produsen dalam menghasilkan output. Dalam jangka pendek, biaya
dapat dibedakan atas biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya variabel (variable cost, VC). Biaya
tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada besarnya jumlah output yang dihasilkan,
sedangkan biaya variabel adalah biaya yang tergantung kepada besar kecilnya jumlah
output yang dihasilkan.
Untuk melihat perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel kita dapat mengambil
contoh suatu perusahaan yang menghasilkan pakaian. Perusahaan ini mempunyai gedung
tempat usaha, mesin jahit, dan karyawan tetap. Walaupun perusahaan tidak berproduksi
akan tetapi biaya tetap harus selalu dikeluarkan, seperti biaya penyusutan gedung,
penyusutan mesin dan biaya gaji karyawan tetap. Sedangkan, yang termasuk biaya variabel
adalah biaya untuk pembelian bahan baku, gaji karyawan tidak tetap, biaya listrik dan lain
lain. Biaya variabel ini dapat diubah-ubah tergantung pada kondisi pasar, apabila
permintaan pasar naik maka output yang dihasilkan dapat ditambah dengan menambah
biaya variabel, misalnya menambah jam kerja tenaga kerja tidak tetap (untuk lengkapnya
lihat teori biaya pada modul 4)
Keuntungan maksimum akan terjadi apabila selisih TR dan TC mencapai angka terbesar.
Untuk lebih lengkapnya perhatikan data hipotesis berikut ini.
Tabel 1 Tingkat Output dan Keuntungan Total Produsen pada Pasarpersaingan Murni
dengan Pendekatan Total
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS3 4111
NIM : 042411712
Keuntungan maksimal
Pada tabel diatas, Q adalah kuantitas output yang dihasilkan, P adalah tingkat harga, TR
adalah penerimaan total (yaitu P dikali Q), TC adalah biaya total dan Π adalah keuntungan.
Berdasarkan Tabel 3.1 di atas, keuntungan maksimum yang diperoleh produsen pada pasar
persaingan murni adalah sebesar Rp 1.690.000 yaitu pada tingkat output sebesar 650 unit.
Sedangkan kerugian total mencapai maksimum adalah sebesar Rp 1.200.000 yaitu pada
tingkat output sebesar 100 unit. Perpotongan antara TR dan TC merupakan titik pulang
pokok (break even point), yaitu pada tingkat output sebesar 300 dan 800 unit. Tabel
hipotesis di atas dapat digambarkan sebagai berikut
Berdasarkan gambar di atas, kurva penerimaan total atau TR dimulai dari titik origin (titik
nol), hal ini disebabkan produsen tidak akan mendapatkan penerimaan apabila perusahaan
belum menghasilkan output. Apabila perusahaan telah mulai berproduksi atau
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS3 4111
NIM : 042411712
Sedangkan kurva biaya total atau TC tidak dimulai dari titik origin karena walaupun
perusahaan belum berproduksi akan tetapi perusahaan sudah mengeluarkan biaya, yaitu
sebesar jumlah biaya tetap. Seperti diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan perusahaan
dalam menghasilkan output dibagi atas dua, yaitu biaya tetap (fixed cost, FC) dan biaya
variabel (variable cost, VC). Pada tingkat produksi yang rendah perusahaan masih
mengalami kerugian, kemudian apabila produksi terus ditambah maka kerugian semakin
menurun dan mencapai titik pulang pokok (Break Even Point, BEP) pada titik tertentu (dalam
gambar adalah di titik B), setelah titik BEP terlampaui maka produsen akan mendapatkan
keuntungan, dan mencapai maksimum di titik C, yang merupakan jarak terjauh antara kurva
TR dan kurva TC. Apabila produksi terus menerus ditingkatkan setelah tercapai keuntungan
maksimum maka tingkat keuntungan mulai menurun dan akan mencapai titik pulang pokok
kembali ditititk D. Selanjutnya apabila produksi terus ditingkatkan maka produsen atau
perusahaan akan mengalami kerugian.
Terjadinya tingkat keuntungan yang menurun ini sesuai dengan hukum pertambahan hasil
yang semakin menurun (the law of diminishing marginal return), hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan suatu faktor produksi (faktor produksi tetap) untuk
dikombinasikan dengan faktor produksi lain (faktor produksi variabel), apabila faktor
produksi variabel terus ditambah.
Misalnya pada sebidang lahan pertanian (dianggap faktor produksi tetap) yang dikerjakan
oleh seorang pekerja (dianggap faktor produksi variabel), maka output yang dihasilkan tidak
efektif. Apabila lahan pertanian tersebut dikerjakan oleh dua pekerja maka produksi akan
meningkat. Sampai tambahan pekerja menjadi 6 orang maka akan tercapai keuntungan
maksimum dalam menggarap lahan tersebut, tetapi apabila pekerja terus menerus
ditambah (misalnya sampai 15 pekerja), sedangkan lahan yang digarap tetap maka biaya
total akan bertambah dan tingkat keuntungan akan menurun dan sampai pada titik tertentu
akan mengalami kerugian.
Jadi dapat disimpulkan apabila TR>TC , maka produsen akan mendapatkan keuntungan, dan
apabila selisih TR<TC maka perusahaan akan mengalami kerugian, dan apabila TR=TC maka
perusahaan dalam kondisi break even point
Pendekatan marginal
Apabila penerimaan marjinal masih lebih besar dari biaya marginal maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan meningkat lebih tinggi dari biaya sehingga
karena keuntungan akan bertambah, sebaliknya apabila biaya marginal lebih besar dari
penerimaan marjinal maka biaya meningkat lebih tinggi dari penerimaan sehingga kerugian
menjadi bertambah. Keuntungan maksimum (atau kerugian minimum) akan terjadi apabila
penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR = MC).
Untuk melihat lebih jauh penggunaan pendekatan marjinal, maka Tabel 3.1 kita reproduksi
kembali dengan berbagai tambahan dibawah ini.
Berdasarkan tabel 2 di atas, terlihat bahwa keuntungan maksimum produsen dalam pasar
persaingan murni akan tercapai pada tingkat output 650 unit, yaitu dengan tingkat
keuntungan sebesar Rp 1.690.000. Perhatikan bahwa biaya marginal mengacu pada titik
tengah antara dua tingkat output yang berurutan, maka nilai MC pada tingkat output 650
dan 750 unit output adalah sama yaitu 8. Tingkat keuntungan per unit tertinggi adalah 2,67,
akan tetapi suatu perusahaan bukan mencari keuntungan per unit tertinggi, akan tetapi
adalah mencari keuntungan total maksimum.
Dari Tabel 2 di atas, kita dapat mengilustrasikan keseimbangan produsen dalam satu
gambar seperti yang terlihat pada Gambar 2. Kurva d (permintaan) dan kurva MR bagi
produsen dalam pasar persaingan murni merupakan garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal. Hal ini disebabkan produsen dalam pasar persaingan murni adalah
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS3 4111
NIM : 042411712
Konsumen akan mendapatkan keuntungan maksimum apabila MR=MC. Dalam gambar, ada
dua titik perpotongan antara MR dan MC, yaitu di titik A dan di titik B. Tingkat output
terbaik perusahaan dalam pasar persaingan murni terjadi di titik B, di mana MR=MC dan
kurva MR memotong kurva MC dari bawah. Selama MR melebihi MC maka masih relevan
untuk meningkatkan produksi karena penerimaan perusahaan naik lebih tinggi dari pada
biaya sehingga keuntungan total naik. Apabila MC melebihi MR maka tidak ada gunanya
bagi perusahaan untuk meningkatkan produksinya karena biaya naik lebih tinggi dari
penerimaan sehingga keuntungan total produsen akan menurun. Jadi peningkatan produksi
setelah titik B akan menurunkan keuntungan produsen.
Keuntungan produsen akan terjadi di titik B, di mana P=MR=MC=8. Output yang dihasilkan
produsen adalah sebanyak 650 unit dan tingkat keuntungan yang didapat adalah sebesar Rp
1.690.000,-
2. - Pengertian dari Diferensiasi harga adalah sebuah konses dijadikan strategi dalam
pemasaran yang membuat adanya perubahan harga dimana bisa digunakan oleh penjual
untuk merubah harga dari sebuah produk yang dijualnya agar harga tersebut berbeda
dengan produk-produk lainya. Biasanya harga berbeda tersebut dibuat menjadi lebih murah
dibandingan dengan produk-produk yang dijual ditempat lain. Berbicara tentang diferensiasi
harga, kita akan mengenal tentang beragam strategi pemasaran diantaranya sebagai
berikut:
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS3 4111
NIM : 042411712
- Diskriminasi harga mengacu pada pengenaan harga berbeda untuk produk atau jasa
yang sama, kepada kelompok pelanggan yang berbeda atau dalam pasar yang berbeda.
Diskriminasi harga internasional disebut dumping. Dalam dumping, kurang elastisitas
(ekonomi)lelastis) dibanding di luar negeri. produsenj| menjual suatu komoditas lebih mahal
di dalam negeri (yang kurva permintaan pasarnya). Menurut ( William A. McEACHERN: 2001:
149 ) Diskriminasi harga adalah menaikkan laba dengan cara menjual barang yang sama
dengan harga berbeda untuk konsumen yang berbeda atas dasar alasan yang tidak
berkaitan dengan biaya.
penjualan di masa datang dan Expected Present Value (EPV) atas keuntungan sejak sekarang
sampai masa datang lebih besar jika perusahaan dapat membatasi pesaing baru masuk ke
pasar.
Kurva permintaan D merupakan kurva permintaan sebuah perusahaan yang ada di pasar.
Perusahaan mapan di pasar tidak berusaha menetapkan harga di atas P,, hingga kurva
permintaannya patah menjadi PLAD. Hal ini akan memaksimumkan keuntungan didasarkan
pada batasan yang dibuat yaitu output sebesar O di mana Biaya Marjinal (MC) dan
Penerimaan Marjinal (MR) mendekati sama.
B. Rintangan harga untuk perusahaan dengan biaya rendah. Misalkan pesaing potensial
yang akan masuk mempunyai tingkat teknologi dan kondisi pasar yang sama, serta
mempunyai struktur biaya rendah seperti perusahaan mapan. Dalam kasus ini, tidak ada
penetapan harga di bawah biaya perusahaan baru yang masuk, karena perusahaan akan
menderita kerugian. Perusahaan harus menetapkan harga di mana kuantitas ekstra yang
ditawarkan oleh perusahaan lain yang masuk menyebabkan harga keseimbangan turun di
bawah tingkat biaya semua perusahaan. Prospek kerugian akan mencegah pesaing potensial
betul-betul masuk kecuali bila za mengharapkan permintaan pasar terus bertambah
sepanjang waktu atau perusahaan mapan mengurangi tingkat output hingga harga tidak
jatuh di bawah biaya.
Gambar 8.10 menunjukkan rintangan harga untuk pesaing potensial yang mempunyai biaya
sama atau lebih rendah daripada perusahaan mapan. Kurva permintaan pasar ditunjukkan
oleh garis D dan kurva biaya ratarata pesaing potensial. ditunjukkan oleh kurva LAC. Untuk
menyederhanakan gambar kurva permintaan, ceteris paribus, perusahaan mapan tidak
NAMA : Dani Gunawan Ginting TUGAS3 4111
NIM : 042411712
ditunjukkan. Misalkan perusahaan mapan mengikuti kepemimpinan harga dan harga pasar
mapan adalah pada tingkat Pl. Pada tingkat harga ini, penawaran kolektif adalah sebesar EQ
unit di pasar, ini berarti semua pembeli mau membeli paling sedikit pada tingkat harga Pl.
Gambar 8.10
Rintangan harga untuk perusahaan dengan struktru biaya rendah
Strategi rintangan harga mensyaratkan perusahaan mapan mengetahui adanya ancaman
perusahaan yang barunya masuk, hingga perusahaan mapan akan mempertahankan output
pada tingkat output yang sama atau
EQ secara keseluruhan hingga output perusahaan yang baru merupakan tambahan EQ dan
hanya dapat dijual pada harga lebih rendah. Efeknya perusahaan yang baru harus melihat
kurva permintaan pasar di bawah titik A. Ini merupakan sisa permintaan untuknya setelah
perusahaan mapan menawarkan sebesar EQ unit ke pasar. Dengan menggeser sisa kurva
permintaan pasar (AD) memotong sumbu vertikal, didapatkan kurva permintaan dR yang
menunjukkan kurva permintaan perusahaan yang potensial masuk, Pl merupakan batas
harga. Tidak ada bagian kurva permintaan dR terletak di atas kurva biaya perusahaan
potensial yang masuk yaitu LAC hingga dengan masuk ke pasar, perusahaan baru tidak
dapat memperoleh keuntungan pada setiap tingkat output dan skala produksi.
C. Contestable markets. Teori pasar akhir-akhir ini dikembangkan lebih lanjut oleh
Baumol, Panzar, dan Willig. Halangan masuk merupakan unsur kritis yang mempengaruhi
perilaku penetapan harga oleh perusahaan. Contestable market didefinisikan sebagai
perusahaan baru yang dapat masuk tanpa biaya secara signifikan. Karena mempunyai
potensial untuk masuk, mereka mencegah perusahaan mapan di pasar mengubah harga di
atas harga yang mendatangkan keuntungan normal, hal ini akan menarik perusahaan baru
masuk dan bersaing dengan perusahaan mapan, pada gilirannya mereka mendorong harga
turun di bawah biaya.