Anda di halaman 1dari 15

Ekonomi Syariah

Kelompok 1

‘PRINSIP DASAR EPISTEMOLOGI ISLAM’


Mata Kuliah : Metodologi Islam
Dosen Pengampu : Fadiah Adlina M.PD.I

Disusun Oleh :

Dhini Deva Tauhidah


2114120524
Nurul Aima Fauzi
2114120479
Nisrina Nurhaliza
2114120620

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI ISLAM
PRODI EKONOMI SYARIAH
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan


semesta alam. Atas izin dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa
pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam
kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga
syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul ‘Prinsip Dasar Epistemologi Islam ‘

bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqh.

Selama proses penyusunan makalah, penulis mendapatkan


bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu,
penulis berterima kasih kepada:

1. Ibu Fadiah Adlina M.PD.I Selaku dosen Mata Kuliah Metodologi


Islam

penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.


Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan
umpan balik berupa kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ………………………………………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………. 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………….. 4
C. Tujuan Penulisan …………………………………………. 5 

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Epistemologi dan Islam…………………….. 6


B. Sumber Pengetahuan ( wahyu, akal, rasa)……………. 7
C. Kriteria kebenaran dalam epistemology Islam………… 10
D. Peranan dan fungsi pengetahuan Islam……………….. 12

BAB III PENUTUP

A. Simpulan ………………………………………………… 18
B. Saran ………………………………………………......... 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Epistemologi selalu menjadi bahan yang menarik untuk dikaji karena
disinilah dasar-dasar pengetahuan maupun teori pengetahuan yang
diperoleh manusia menjadi bahan pijakan.
Konsep-konsep ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dewasa ini
beserta aspek-aspek praktis yang ditimbulkannya dapat dilacak
akarnya pada struktur pengetahuan yang membentuknya.
Dari epistemologi, juga filsafat dalam hal ini filsafat modern terpecah
berbagai aliran yang cukup banyak, seperti rasionalisme,
pragmatisme, positivisme, maupun eksistensialisme dan lain-lain.

Manusia adalah satu-satu makhluk yang mempunyai potensi untuk


mengembangkan diri melalui pengetahuan yang dimilikinya. Namun,
hal ini bisa dihambat oleh kesalahan pemahaman pada tingkatan
epistemologi. Penelitian ini bermaksud mendorong pemikiran manusia
berkembang secara dinamis progresif tanpa kehilangan semangat
Qur’ani yang pada akhirnya berdampak kepada perkembangan baik
sumber daya manusia yang holistik sebagai hamba yang berpikir dan
berdzikir. Metode epistemologi Islam harus diletakkan pada otonomi
akal dan pengalaman empiris dalam naungan al-Qur’an yang bersifat
dialektika terhadap keduanya. Kesimpulan yang bisa diambil ialah
bahwa epistemologi Islam merupakan daya gerak bagi perkembangan
sumber daya manusia.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Epistemologi Islam ?
2. Apa saja sumber pengetahuan (Wahyu,Akal,Rasa) ?
3. Apa saja kriteria Kebenaran dalam Epistemologi Islam ?
4. Apa Peranan dan Fungsi dari Pengetahuan Islam ?

4
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian Epistomologi Islam
2. Untuk mengetahui apa saja Sumber Pengetahuan (Wahyu,Akal,Rasa)
3. Untuk mengetahui apa saja kriteria Kebenaran dalam epistomologi
Islam
4. Untuk mengetahui apa Peran dan Fungsi Pengetahuan Islam

5
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN EPISTEMOLOGI ISLAM


Menurut Harun Nasution, episteme berarti pengetahuan dan epistemologi
adalah ilmu yang membahas tentang apa pengetahuan dan bagaimana
memperoleh pengetahuan. Selanjutnya, R.B.S. Furdyartanto memberikan
pengertian epistemologi sebagai berikut; Epistemologi berarti : ilmu
filsafat tentang pengetahuan atau pendek kata, filsafat pengetahuan. Dari
pengertian diatas Nampak bahwa epistemologi bersangkutan dengan
masalah-masalah yang meliputi:

a. Filsafat yaitu sebagai ilmu berusaha mencari hakekat dan kebenaran


pengetahuan.

b. Metode yaitu sebagai metode bertujuan mengantarkan manusia untuk


memperoleh realitas kebenaran pengetahuan.

c. Sistem yaitu sebagai suatu sistem bertujuan memperoleh realitas


kebenaran pengetahuan.

Epistemologi Islam adalah filsafat hukum yang menganalisis hukum


Islam secara metodologis dan sistematis, sehingga mendapatkan
keterangan yang mendasar atau menganalisis hukum Islam secara ilmiah
dengan pendekatan filsafat sebagai alatnya. Oleh karenanya tidak salah
pula, bagi sebagian kalangan, Epistemologi Islam seringkali disebut
sebagai Filsafat hukum Islam.

B. SUMBER PENGETAHUAN

Sumber pengetahuan dalam kamus bahasa indonesia di artikan sebagai


asal. Sebagai contoh sumber mata air, berarti asal dari air yang berada di
mata air itu. Dengan demikian bahwa sumber pengetahuan itu adalah asal
dari ilmu pengetahuan yang di peroleh manusia. Menurut amsal bakhtir,
menurutnya sumber pengetahuan merupakan alat untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Ada beberapa macam mengenai sumber pengetahuan.
Berikut macam macam nya.

6
1) Wahyu sebagai sumber pengetahuan

Telah dijelaskan bahwa sumber pengetahuan adalah rasio dan


pengalaman yang masing-masing saling mengklaim sebagai yang paling
utama.dengan gagasan dalam fikiran pengetahuan tanpa pengalaman
mampu dikeluarkan.
Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh tuhan kepada manusia
lewat perantara para nabi. para nabi memperoleh pengetahuan dari tuhan
tanpa upaya, tanpa bersusah payah, tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhannya.
wahyu berisikan pengetahuan agama, baik mengenai kehidupan
mencakup masalah transcendental seperti latar belakang dan tujuan
penciptaan manusia, dunia, dan segenap isinya serta kehidupan di akhirat
nanti.

Menurut henry bedson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang
tertinggi. kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan
kesadaran dan kebebasannya. pengembangan kemampuan ini
memerlukan suatu usaha, ia juga mengatakan intuisi adalah suatu
pengetahuan yang langsung, yang mutlak dan bukan pengetahuan yang
nisbi. Akal berfungsi melakukan penalaran terhadap berbagai kejadian
dari penalaran dan pengetahuan inderawinya .penalaran yang valid adalah
wahyu yang ditransmisi oleh akal sehingga akal yang sesuai dengan
wahyu. keshahihan transmisi data otoritatif melahirkan ilmu pengetahuan
yang kemudian menjadi landasan ilmu-ilmu lainnya dan landasan filsafat
islam. sehebat apapun akal manusia kaum khawash, tidak berarti bahwa
akal dapat memperoleh seluruh pengetahuan yang wajib baginya tentang
tuhan dan tentang alam ghaib.

7
Daya akal bukanlah tidak terbatas. Sebagian sifat tuhan seperti berfirman,
melihat, dan mendengar, yang dinyatakan sebagai sifat-sifat wajib tidak
dapat diketahui melalui akal. manusia dapat mengetahuinya hanya
melalui wahyu, demikian pula akal manusia tidak dapat mengetahui
keadaan dan hakikat hidupnya di alam ghaib nanti. Keharusan manusia
menggunakan akalnya bukanlah hanya merupakan ilham yang terdapat
dalam dirinya, tetapi juga ajaran yang termuat dalam wahyu.kitab suci al-
quran memerintahkan manusia untuk berfikir dan mempergunakan akal
dan melarang bersikap taklid tuhan tidak semata-mata memberi perintah,
tetapi juga memotivasi manusia untuk berfikir. Kitab suci alquran adalah
wahyu yang memberikan fungsi informatif dan konfirmatif bagi akal,
sedang assunah merupakan sumber hukum islam yang mempermudah
dalam mepelajari al-Quran dan sebagai tradisi pelaksanaan perintah-
perintah tuhan melalui keteladanan Muhammad saw.

2) Akal sebagai Sumber Pengetahuan


Secara filosofis ,akal menjadi sumber utama pengetahuan, sedangkan
intuisi,meskipun wahyu, sifatnya personal dan membutuhkan berbagai
strategi dalam menyampaikan kepada orang lain agar mempercayainya
sebagai kebenaran. keyakinan terhadap firman tuhan dalam al-quran tidak
segampang yang dialami umat islam kultural, yang lahir dari keluarga
muslim.
Rasionalisme merupakan faham filsafat yang mengatakan bahwa akal
adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes
pengetahuan [ahmad tafsir, 2005”127].

8
Menurut Ahmad Tafsir, rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan
diperoleh dengan cara berfikir. alat dalam berfikir ialah kaidah-kaidah
logis atau logika. Dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber pengetahuan
yang paling ideal adalah akal, yang dapat digolongkan pada jenis-jenis
dibawah ini : :
1. Akal Awwam yaitu akal yang dimiliki oleh orang-orang pada
umumnya yang lebih mengandalkan pengertian pada kebiasaan,
pengalaman, dan pentaklidan.
2. Akal Khawasah, yaitu akal yang dimiliki orang,yang memiliki
pengetahuan disebabkan oleh semakin bertambahnya pengetahuan.
3. Akal Potensial, adalah akal yang diberikan kepada semua manusia
untuk memiliki kemampuan menangkap materi dengan rangsangan panca
indera.
4. Akal Aktual, adalah akal yang lebih tinggi daripada akal potensial,
artinya mampu menangkap isi dan bentuk konseptual dari materi tanpa
dibantu oleh Panca indera.
5. Akal Mustafad, sebagai akal tertinggi yang mampu menghubungkan
potensi berfikirnya hingga mencapai objek yang bersifat immaterial. akal
ini dapat mencapai atau berhubungan langsung dengan akal aktif.

3) Rasa sebagai Sumber Pengetahuan


Rasa adalah tanggapan indra terhadap rangsangan saraf, tanggapan
hati terhadap sesuatu. Munculnya rasa lebih bersifat jujur, berbeda
dengan pikiran. Ketika merasa lapar, pikiran belum tentu sepakat
memenuhi kebutuhan atas rasa lapar itu. Jika dikatakan sebuah
kesadaran, pikiran dan rasa adalah sebuah kesadaran yang mendua,
tergantung kehendak mana yang akan diikuti. Dalam hal ini,
manusia senantiasa berada dalam konflik “abadi” antara dua

9
kepentingan yang berbeda pandangan, antara rasa dan pikiran.
Rasa dan pikiran memungkinkan untuk bersinergi maupun
berkontrakdiksi

C. KRITERIA KEBENARAN DALAM EPISTEMOLOGI


ISLAM
Dalam kajian epistemologi Islam terdapat beberapa kriteria kebenaran,
yaitu:
1. Kriteria Korespondensi. Kebenaran dapat didefinisikan
sebagai kesetiaan pada realitas objektif, yaitu suatu
pernyataan yang sesuai dengan fakta atau sesuatu yang
selaras dengan situasi. Kebenaran adalah persesuaian antara
pernyataan mengenai fakta dengan fakta aktual: atau antara
putusan dengan situasi seputar yang diberi interpretasi.
2. Kriteria Konsistensi. Menurut kriteria ini kebenaran tidak
dibentuk atas hubungan antara putusan dengan sesuatu yang
lain yaitu fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara
putusan-putusan yang baik dengan putusan lainnya yang
telah diakui kebenarannya terlebih dahulu. Arti lain, suatu
proposisi itu cenderung untuk benar jika proposisi itu saling
berhubungan dengan proposisiproposisi lain yang benar,
atau jika arti yang dikandung oleh proposisi yang saling
berhubungan dengan pengalaman kita. Jadi sesuatu itu
benar, hubungan itu saling berhubungan dengan kebenaran
sebelumnya.
3. Kriteria Pragmatis. Menurut teori pragmatisme, suatu
kebenaran dan suatu pernyataan diukur dengan kriteria
apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam
kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar

10
apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan,
apabila ia mempunyai nilai praktis. Kebenaran terbukti oleh
kegunaannya, oleh hasilnya, dan oleh akibat-akibat
praktisnya.

Dalam kenyataannya kini, kriteria kebenaran cenderung menekankan satu


atau lebih dari tiga pendekatan;
(1) Yang benar adalah yang memuaskan keinginan kita,
(2) Yang benar adalah yang dapat dibuktikan dengan eksperimen,
(3) Yang benar adalah yang membantu dalam perjuangan hidup biologis.

Oleh karena kriteria kebenaran (koresponden, konsistensi, dan


pragmatisme) itu lebih bersifat saling menyempurnakan daripada saling
bertentangan, maka teori tersebut dapat digabungkan dalam suatu definisi
tentang kebenaran.

Kebenaran adalah persesuaian yang setia dari pertimbangan dan ide


manusia kepada fakta pengalaman atau kepada alam seperti adanya.
Akan tetapi karena manusia dengan situasi yang sebenarnya, maka dapat
diujilah pertimbangan tersebut dengan konsistensinya dengan
pertimbangan-pertimbangan lain yang manusia menganggap sah dan
benar, atau manusia menguji dengan faedahnya dan akibat akibatnya
yang praktis.

11
D. Peran dan Fungsi Pengetahuan Islam
Ilmu pengetahuan merupakan suatu bekal yang sangat penting
bagi kehidupan manusia karena manusia hidup membutuhkan ilmu untuk
mampu beradaptasi dengan segala sesuatu yang ada dilingkungan
sekitarnya. Ilmu juga merupakan sesuatu yang membedakan makhluk
yang telah diciptakan Tuhan antara lain manusia dan hewan, manusia itu
sendiri yang berbeda yaitu diberikannya potensi (akal) yang lebih dari
mahkluk lain untuk bisa menguasai dan menumbuhkembangkan ilmu.

Maka dari itu dengan melihat dan mengetahui bahwa ilmu adalah sesuatu
hal yang sangat penting mempunyai peran dan fungsi dalam kehidupan
manusia.

Dalam kehidupan dunia modal utama untuk bisa selamat dan sejahtera itu
harus mempunyai ilmu, dengan ilmu manusia bisa mengatur, mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam yang telah Allah ciptakan untuk
memenuhi kebutuhan primer manusia.
Maka dari itu manusia disebut sebagai khlaifah di muka bumi supaya
manusia bisa mengaturnya sebaik mungkin demi kesejahtreraan umat
manusia.

12
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian yang telah disampaikan ada beberapa kesimpulan yang dapat
diambil, yaitu :
1. Epistemologi Islam jika dimaknai dan diimplementasikan
dengan benar akan menjadi daya gerak bagi kemajuan
pengembangan sumber daya manusia melalui penggalian ilmu
pengetahuan yang dinamis dan sustainable, karena memberikan
spirit bagi perkembangan dan kemajuan ilmu dan sekaligus nilai nilai
moral yang terkandungnya.
2. Akal dan indra bekerja menangkap sesuatu obyek untuk
menghasilkan hukum-hukumnya sementara al-Qur‟an memberi
rambu-rambu moralitas atas kerja akal dan indra.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia akan menentukan
perkembangan kehidupannya, artinya manusia dengan ilmu
pengetahuan yang masih sederhana tingkat perkembangannya
tidak akan secepat dan sebaik dengan manusia yang tingkat
perkembangannya ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia

13
yang lebih maju.
4. Pengembangan ilmu pengetahuan dan sumber
daya manusia merupakan kekuatan yang sangat dominan dalam
menentukan perkembangan peradaban manusia. Ilmu
pengetahuan merupakan salah satu hasil dari usaha manusia
untuk memperadab dirinya, ilmu dapat dianggap sebagai suatu
sistem yang menghasilkan kebenaran.

SARAN

Melihat kenyataan bahwa perkembangan Epistemologi Islam kurang


populer dibandingkan dengan perkembangan Filsafat Yunani,
Epistemologi Islam perlu disosialisasikan dan diajarkan lebih intens di
bangku-bangku perkuliahan, khususnya pada Perguruan Tinggi Islam.

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an Al Karim Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, 2006, Apa dan


Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Gramedia Jurnal Hukum Hukum
Khaira Ummah Vol. 12. No. 2 Juni 2017 : 197 - 202 202 ║ Pustaka
Utama, Jakarta. Huda, Miftahul. 2006, Filsafat Hukum Islam: Pengertian
Filsafat Hukum Islam. Sukses Grafia, Yogyakarta. Huijbers, Theo, 1993,
Filsafat Hukum Dalam Lintasan Sejarah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Moslehuddin, Mohammad, 1997, Filsafat Hukum Islam dan Pemikiran
Orientalis: Filsafat Hukum, Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta Pound,
Roscoe, 1996, Pengantar Filsafat Hukum, (Terj.) Muhammad radjab,

14
Penerbit Bhratara, Jakarta. Rasjidi, Lili, 1990, Dasar-Dasar Filsafat
Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung. _______, 1991, Filsafat hukum :
Apakah hukum itu, Remaja Rosdakarya, Bandung. Saebani, Beni Ahmad.
2007, Filsafat Hukum Islam, Pustaka Setia, Bandung. Santoso, Agus,
2014, Hukum, Moral, Dan Keadilan, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta. Syah, Ismail M., 1992, Filsafat Hukum Islam, Bumi Aksara,
Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai