Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PEMBELAJARAN MATA KULIAH PANCASILA

DAN KEWARGANEGARAAN DI PERGURUAN TINGGI

Sulistyanto

Abstrak

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia saat mengalami penurunan paradigma di kalangan
mahasiswa. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang dilaksanakan di tingkat perguruan tinggi
belum menemukan posisi yang sesuai di kalangan mahasiswa karena masih dipandang sebagai mata
kuliah yang membosankan. Model pembelajaran yang berkembang belum dimaksimalkan sesuai
dengan metode yang ada.
Secara umum hasil-hasil penelitian tentang Pancasila dan Kewarganegaraan sesungguhnya
menyimpulkan bahwa Pancasila dan Kewarganegaraan mengarahkan warga negara itu untuk
mendalami kembali nilai-nilai dasar, sejarah, dan masa depan bangsa bersangkutan sesuai dengan
nilai-nilai paling fundamental yang dianut bangsa bersangkutan.
Secara yuridis kurikulum perguruan tinggi wajib memuat Pancasila dan Kewarganegaraan yang
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air.
Pada penelitian ini, pendekatan deskriptif-historis digunakan untuk mengkaji berbagai referensi sesuai
dengan topik yang diambil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap nilai-nilai Pancasila sangat buruk ditambah lagi dengan turunnya jiwa nasionalisme
mahasiswa saat ini.

Keywords: Pancasila, Budaya dan Pendidikan Kewarganegaraan

PENDAHULUAN panjang sejarah dalam proses penyampaian


materi di dunia akademis.
Pancasila pada hakikatnya tidak hanya Pergantian-pergantian kebijakan dalam
dipandang sebagai ideologi negara Indonesia. penyusunan materi pendidikan Pancasila dan
Pancasila dipandang sebagai sebuah sistem Kewarganegaraan yang akan disampaikan
nilai bangsa dimana pada wilayah kenegaraan kepada mahasiswa terus berjalan seiring
dipandang sebagai pedoman bermoral, dengan kebijakan pemerintah dari masa ke
berhukum dan berpolitik dalam kehi-dupan masa.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Babak baru mengenai sistem pendidikan
Pendidikan Pancasila dan nasional dimulai dengan diperkenalkannya
Kewarganegaraan bagi masyarakat terutama di standar nasional pendidikan sebagai kriteria
kalangan akademis telah mengalami minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
delegitimasi materi seiring perjalanan gerakan wilayah hukum Negara Kesatuan Republik
reformasi politik di Indonesia terutama sejak Indonesia (NKRI), termasuk di dalamnya
tahun 1998. konsep pengajaran Pendi-dikan Pancasila dan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di tingkat perguruan tinggi.
Kewarganegaraan telah menghadapi perjalanan

50
Direktorat Jenderal DIKTI kemudian kalangan perguruan tinggi sebagai salah satu
menetapkan model pembelajaran dan hasil mata kuliah wajib.
evaluasi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan untuk tingkat Perguruan PEMBAHASAN
Tinggi (mahasiswa).
Perubahan konsep isi dan materi Hakikat Pancasila adalah sebagai
pengajaran pendidikan Pancasila dan pandangan hidup bangsa, dasar negara dan
Kewarganegaraan, tentunya memberikan tujuan nasional (negara) yang mengandung
pengaruh terhadap mahasiswa secara langsung nilai-nilai luhur, nilai dasar, nilai praktis, nilai
maupun tidak langsung, baik mengenai cara instrumnental dan nilai teknik. Hal ini
pandang, proses berfikir, penerimaan maupun kemudian tertuang dalam falsafah Pancasila
sikap terutama jiwa nasionalismenya. dalam bentuk lima sila yang saat ini kita kenal.
Pada penelitian ini dibahas mengenai Secara historis, Pancasila merupakan
peran dan fungsi pendidikan Pancasila dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
Kewarganegaraan bagi kalangan mahasiswa sejarah perjuangan bangsa Indonesia terutama
sebagai salah satu kurikulum bidang dimasa sebelum kemerdekaan yang kemudian
Pengembangan Kepribadian (MPK) perguruan dirumuskan sebagai dasar filsafat Negara
tinggi untuk mengetahui sejauh mana Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Nilai-nilai Pancasila sendiri, bermula
diterima dan diaplikasikan dalam kehidupan dari tradisi hidup berdamping-an (antar yang
sehari-hari, baik di lingkungan kampus berbeda agama, suku dan budaya), toleransi
maupun lingkungan bermasyarakat. umat beragama, persamaan haluan politik yang
Pada penelitian ini, pendekatan anti penjajahan untuk mencita-citakan
deskriptif digunakan dalam proses kajian dari kemerdekaan, gerakan nasionalisme, dan
berbagai materi dan referensi yang ada sebagainya. Kesemuanya kemudian hidup
berdasarkan nilai-nilai historis pendidikan dalam adat, kebiasaan, kebuda-yaan, dan
Pancasila dan Kewarganegaraan sebagai bahan agama-agama bangsa Indonesia.
ajar di tingkat perguruan tinggi. Disisi lain, Pancasila memiliki posisi
Pendekatan deskriptif dimaksudkan sebagai paradigma penting dalam proses
untuk menjelaskan kajian topik penelitian pengembangan ilmu pengeta-huan, khususnya
berdasarkan sumber-sumber yang diperoleh di wilayah Negara Kesatuan Republik
dari berbagai media. Sedangkan pendekatan Indonesia (NKRI).
nilai-nilai historis dimaksudkan untuk Memasuki kawasan filsafat ilmu, ilmu
mempertegas kajian yang sedang dibahas dari pengetahuan diletakkan di atas Pancasila
sisi sejarah perkembangan serta perjalanan sebagai paradigma yang perlu difahami
Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup sebagai dasar dan arah penerapannya, baik dari
berbangsa dan bernegara yang diaplikasikan ke segi ontologis, epistemologis, dan
dalam sebuah kurikulum pendidikan di aksiologisnya.
51
Secara ontologis, berarti hakikat ilmu Pancasila di tingkat akademis. Hal ini
pengetahuan merupakan aktivitas manusia dikarena-kan berbagai faktor dan pengaruh
Indonesia yang tidak mengenal titik henti serta situasi pemerintahan yang sedang
dalam upayanya untuk mencari dan berkuasa.
menemukan kebenaran dan kenyataan yang Pendidikan Pancasila yang dikenal
utuh dalam dimen-sinya sebagai masyarakat, dengan nama Pendidikan Moral Pancasila
sebagai proses, dan sebagai produk. (PMP) pada masa lalu, kemudian berganti
Secara epistemologis, berarti Pancasila menjadi Pendidikan Pancasila dan
dengan nilai-nilai yang terkandung di Kewarganegaraan (PPKn) sampai akhirnya
dalamnya dijadikan metode berpikir (dijadikan sekarang menjadi Pendidikan
dasar dan arah berpikir) dalam Kewarganegaraan (PKn).
mengembangkan ilmu pengetahuan, yang Model pembelajaran pendidikan
parameternya adalah nilai-nilai yang Pancasila di kalangan pelajar dan mahasiswa
terkandung dalam Pancasila itu sendiri. tentunya memiliki perbedaan yang signifikan.
Secara aksiologis berarti, bahwa dengan Di kalangan mahasiswa, pendidikan Pancasila
menggunakan epistemologi tersebut, lebih dititikberatkan pada konsep Student
kemanfaatan dan efek pengembangan ilmu Active Learning (SAL).
pengetahuan secara negatif tidak bertentangan Konsep ini mengubah paradigma
dengan ideal Pancasila dan secara positif pembelajaran pendidikan Pancasila di tingkat
mendukung atau mewujudkan nilai-nilai ideal perguruan tinggi. Penyampaian materi tidak
Pancasila. lagi dipusatkan pada dosen ke mahasiswa.
Hal inilah yang kemudian menjadi Penyampaian bersifat satu arah mendekati
landasan penting perumusan formulasi konsep transfer ilmu semata, akan tetapi model
Pancasila dijadikan sebagai salah satu bagian pembelajaran yang dijadikan acuan lebih
dari kurikulum pendidikan di Indonesia dari menitikberatkan mahasiswa sebagai pusat dari
berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat proses belajar mengajar dalam rangka mencari
dasar sampai perguruan tinggi. penyelesaian masalah melalui partisipasi aktif
Nilai-nilai luhur, historik dan sebagainya saat terjadinya proses di dalam kelas, sehingga
yang terkandung di dalam Pancasila harus transfer nilai-nilai yang terkandung di dalam
ditransfer secara terus menerus dari generasi Pancasila tidak hanya dipandang dari segi
ke generasi, sebab di dalamnya terkandung konseptual semata, tetapi lebih jauh dari itu.
falsafah bangsa, aturan kehidupan berbangsa Hasil dari model pembelajaran tersebut
dan bernegara. kemudian diformulasikan ke dalam sebuah
Model-model pembelajaran pendidikan sistem penilaian dalam bentuk penilaian sikap,
Pancasila kemudian dikembangkan sesuai personaliti dan perilaku (soft skill), sehingga
dengan tingkatan aka-demis generasi muda. target pencapaian hasil dalam bentuk
Sejarah mencatat telah terjadi beberapa perubahan sikap dan perilaku yang
perubahan nama dan isi dari kajian pendidikan mencerminkan Pancasila lebih menjadi bagian
52
penting dalam proses pengajaran pendidikan pendidikan dari berbagai jenjang pendidikan di
Pancasila diakhir perkuliahan. Indonesia. Saat ini pendidikan.
Pribadi Pancasila di kalangan mahasiswa Pancasila masih dipandang sebagai mata
kemudian diharapkan tercermin dalam sikap kuliah yang tidak terlalu penting di lingkungan
berorganisasi, memahami pancasila dari mahasiswa karena berbagai hal, sehingga
berbagai perspektif yang ada. menyebabkan terjadinya kemunduran jiwa
Meskipun saat ini, di kalangan nasionalisme di lingkungan mahasiswa serta
mahasiswa telah mengalami pemunduran dan ketidakpahaman massal terhadap isi dan
pergeseran falsafah Pancasila sebagai salah kandungan dari Pancasila secara keseluruhan.
satu ideologi bangsa Indonesia. Pendidikan Saran yang mungkin dapat dijadikan
Pancasila belum menemukan tempat yang sebagai acuan dalam proses belajar mengajar
sesuai di kalangan mahasiswa saat ini, karena pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
dipandang sebagai mata kuliah yang tidak Pengajar mata kuliah pendidikan Pancasila dan
terlalu penting. Kewarganegaraan lebih diarahkan kepada cara
Padahal kehidupan bermasyarkat, mahasiswa belajar aktif, penyampaian materi
berbangsa dan bernegara kita merupakan dalam bentuk kasus sesuai dengan materi yang
cerminan dari konsep falsafah Pancasila yang akan disampaikan, sehingga menimbulkan
kemudian dijadikan sebagai ideologi negara. proses belajar dua arah dan penyampaian
Penurunan jiwa nasionalisme mahasiswa pun pendapat mahasiswa terhadap suatu kasus
terpancar dengan jelas dan nyata di lapangan. tertentu. Dengan ini diharapkan pendidikan
Contoh kecil misalnya, berapa banyak Pancasila tidak lagi dipandang sebagai sebuah
mahasiswa aktif dari setiap perguruan tinggi mata kuliah yang membosankan di lingkungan
hafal isi dari Pancasila secara lengkap dan akademis.
memahami isinya dengan baik, atau seberapa
jauh falsafah Pancasila dijadikan sebagai DAFTAR PUSTAKA
pedoman kehidupan bermasyarakat di
lingkungan kampus, baik organisasi, individu Hanapiah, Pipin., 2002, Makalah Pendidikan
Pancasila.
dan lainnya.
Lampiran Surat Edaran Dirjen DIKTI No :
06/D/T/2010 tentang Rambu-Rambu
Strategi Model Pembelajaran dan
KESIMPULAN DAN SARAN Evaluasi Hasil Pembelajaran
Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi.
Berdasarkan kajian di atas, dapat ditarik
Maftuh, B, 1990, Studi Historis tentang
kesimpulan bahwa Pancasila merupakan nilai
Perkembangan Program Pendidikan
luhur yang dimiliki bangsa Indonesia dengan umum dalam kurikulum Sekolah
Menengah Umum Tingkat Atas
sejarah perjalanan panjang.
(SMA) Sejak Tahun 1945 sampai
Hal inilah yang kemudian menjadikan dengan Tahun 1984. Thesis yang tidak
dipublikasikan. Bandung: PPS IKIP
Pancasila menjadi salah satu kurikulum
Bandung.
53
Maftuh, B. dan Sapriya, 2004, “Pembelajaran
PKN melalui Peta Konsep,” dalam
Jurnal Civicus, Jurusan PKN FPIPS
UPI.

Rahmatullah., 2008, Laporan Modul


Pembelajaran Berbasis SCL Pendi-
dikan Pancasila, Lembaga Kajian Dan
Pengembangan Pendidikan (LKPP) -
Universitas Hasanuddin, Makassar .

Samsuri, 2009, Pembaharuan Pendidikan


Kewarganegaraan dalam Politik
Pendidikan Di Indonesia Pasca-1998,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi,
Universitas Negeri Yogyakarta.

Sanusi, A, 1999, Model Pendidikan


Kewarganegaraan Negara
Menghadapi Perubahan dan Gejolak
Sosial. Penelitian yang dipresentasikan
pada Conference on Civic Education
for Civil Society, di Bandung 16-17
Maret 1999.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional.

Wahab, AA, 1996, Politik Pendidikan dan


Pendidikan Politik: Model Pendidikan
Kewarganegaraan Indonesia menuju
Warganegara Global. Pidato
Pengukuhan Guru Besar pada IKIP
Bandung.

Wilodati, Malihah, Elly., Komariah, Siti., K,


Nurbayani, Siti., Peran Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraansebagai
Sarana Pendidikan Demokrasi dalam
Membangkitkan Jiwa Nasionalis dan
Patriotis Mahasiswa (Studi Terhadap
Mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia).

Winarno, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan


Persekolahan : Standar Isi Dan
Pembelajarannya, Jurnal Civics, Vol.
3, No. 1, Halaman : 1-15.

54

Anda mungkin juga menyukai