Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSTRUKSI BUSANA WANITA

“ETIKA DAN ESTETIKA BUSANA WANITA”

Dosen Pengampuh : Dr. St. Aisyah Hading, M.Pd


Dosen Mitra : Dra. Srikandi, M.Pd

DI SUSUN OLEH :

Sri Rajmi Arinih Talib (1928040011)

TATA BUSANA S1
PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA 01
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Segala puji dan syukur saya sampaikan kepada Allah
SWT, atas rahmat, taufik, serta hidayah-Nya. Sehingga penyusunan makalah yang
berjudul “Etika dan Estetika Busana Wanita” dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu.
Sholawat serta salam tidak lupa saya haturkan kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW yang telah memberikan bimbingan kepada kita dari
zaman jahiliyyah menuju zaman yang terang benderang dan penuh berkah.
Dalam penyelesaian makalah ini saya menghadapi cukup banyak rintangan
dan selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak
lupa saya ucapkan terima kasih kepada ibu Dr. St. Aisyah Hading, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Konstruksi Busana Wanita serta teman-teman yang telah
membantu.

Makassar, 20 September 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………. ii


DAFTAR ISI …….......……………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Etika Berbusana.………………………………………. 3
B. Tata Cara Berbusana yang Baik…………………………………… 3
C. Pengertian Estetika ………………………………………….…….. 4
D. Syarat-Syarat Estetika Berbusana…………………….………….... 4

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 7
B. Saran………………………………………………………………. 7

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berbusana memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dalam
segala kegiatan. Dengan berbusana manusia dapat menunjukan pribadi
individu, gaya hidup, lingkungan, budaya bahkan status sosial yang
berjenjang dalam masyarakat.
Semua orang dalam berbusana tentu saja ingin membuat orang lain
nyaman memandang dan nyaman disandang oleh pemakai. Tampil aman dan
nyaman tentu saja memiliki syarat, yaitu harus menerapkan etika dan estetika
dalam berbusana. Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang dalam
berbusana masih tidak mempedulikan etika dan estetika berbusana.
Dalam kaitannya dengan berbusana, maka dapat diartikan bahwa etika
berbusana yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang dapat
mengambil sikap dalam berbusana tentang model, warna, corak (motif) mana
yang tepat baik sesuai dengan kesempatan, kondisi dan waktu serta norma-
norma yang berlaku dalam masyarakat.
Estetika berbusana dapat diartikan sebagai suatu bidang pengetahuan
yang membicarakan bagaimana berbusana yang serasi sesuai dengan bentuk
tubuh seseorang serta kepribadiannya. Berbusana yang indah dan serasi yang
menerapkan nilai-nilai estetika berarti harus dapat memilih model, warna dan
corak, tekstur, yang sesuai dengan pemakai.
Sebagai individu kita tentu memiliki selera yang berbeda dalam
berbusana. Pemahaman mengenai etika dan estetika berbusana sebaiknya
diterapkan agar dalam berpakaian tidak semata-mata untuk keindahan dan
keserasian namun tetap memperhatikan nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan etika berbusana?
2. Seperti apa tata cara berbusana yang baik?
3. Apa yang dimaksud dengan estetika berbusana?

1
4. Bagaimana syarat berbusana estetis?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian etika berbusana.
2. Untuk mengetahui cara berbusana yang baik.
3. Untuk mengetahui pengertian estetika berbusana.
4. Untuk memahami syarat berbusana estetis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Berbusana


Untuk memahami etika berbusana, perlu dipahami tentang etika.
Menurut Frans Magniz-Suseno (1991 : 13-14), etika ialah ilmu yang mencari
orientasi, etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral
tertentu, atau bagaimana kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab
berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Elisatul Hawa, 2013)
Menurut Arifah A. Riyanto 2003 : 106 dalam kaitannya dengan
berbusana, maka dapat diartikan bahwa etika berbusana yaitu suatu ilmu yang
memikirkan bagaimana seseorang dapat mengambil sikap dalam berbusana
tentang model, warna, corak (motif) mana yang tepat baik sesuai dengan
kesempatan, kondisi dan waktu serta norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat (Elisatul Hawa, 2013).

B. Tata Cara Berbusana yang Baik


1. Menutup Aurat Bagian Tubuh
Saat ini banyak kita jumpai gadis dan wanita yang tidak menutup
aurat dengan bajunya, sehingga dapat memunculkan rangsangan kepada
kaum laki-laki yang melihatnya. Ada banyak pilihan pakaian yang tertutup
dan sopan yang bisa digunakan tanpa mengurangi kecantikan perempuan.
Seharusnya pemerintah memberikan teguran dan hukuman bagi orang-
orang yang mengumbar tubuhnya.
2. Sesuai dengan Tujuan, Situasi dan Kondisi Lingkungan
Jika ingin sekolah gunakanlah pakaian seragam sekolah, bukan
pakaian untuk tidur (piyama), renang, kerja, dan lain-lain. Apabila suhu di
luar rumah sangat dingin, gunakanlah jaket yang tebal, bukan memakai
pakaian tipis.
3. Tampak Rapi, Bersih, Sehat, dan Ukurannya Pas
Pakaian yang dipakai sebaiknya pakaian yang telah dicuci bersih,
disetrika rapi dan jika dipakai tidak kebesaran maupun kekecilan. Pakaian

3
yang kotor merupakan sarang penyakit bagi kita diri sendiri maupun
kepada orang lain yang ada di sekitarnya.
4. Tidak Mengganggu Orang Lain
Pakailah baju-baju yang biasa-biasa saja tidak mengganggu
akivitas maupun kenyamanan orang lain. Misalnya menggunakan gaun
wanita dengan ekor puluhan meter sangat tidak pantas jika kita gunakan di
tempat seperti di bus umum.
5. Tidak Melanggar Hukum Negara dan Hukum Agama
Sebelum memakai pakaian ada baiknya diingat-ingat dulu hukum di dalam
maupun di luar negeri. Hindari memakai pakaian yang bertentangan
dengan adat istiadat, hukum budaya yang berlaku di tempat tersebut.
Dimana bumi di pijak, di situ langit di junjung.

C. Pengertian Estetika Berbusana


Kata “estetika” berasal dari kata “estetis” yang berarti indah. Estetika
berbusana berarti tata cara berbusana dengan memperhatikan syarat-syarat
estetika atau keindahan. Berbusana yang serasi tidak dapat lepas dari estetika
berbusana, karena akan berkaitan dengan pemilihan warna, corak model yang
dipilih untuk dirinya agar kelihatan serasi.
Tujuan estetika antara lain agar dapat bergaul dengan baik tanpa rasa
rendah diri, dan menimbulkan kewibawaan seseorang karena berbusana yang
indah.

D. Syarat-syarat Estetika Berbusana


Syarat-syarat berbusana yang estetis adalah berbusana yang indah dan
harmonis sesuai dengan
1. Kepribadian
Ada 2 kepribadian yaitu, Kepribadian Lembut dan Kepribadian Sportif.
a. Kepribadian Lembut (Feminim)
Kepribadian ini memiliki sifat lemah lembut dalam pembawaannya,
agak pemalu dan suka menyendiri dari perhatian umum. Busana yang

4
tepat untuk kepribadian ini ialah model busana dengan hiasan lipit-
lipit, kerut-kerutan, hiasan renda, pita, dan lain-lain.
b. Kepribadian Sportif (Maskulin)
Kepribadian ini memiliki sifat terbuka, agresif, mudah berkomunikasi,
dan mudah menerima hal-hal yang baru.
2. Bentuk Tubuh
Fungsi Analisis untuk menutupi bagian-bagian tubuh yang kurang
sempurna dan menonjolkan bagian-bagian tubuh yang baik.
Macam-macam bentuk tubuh manusia:
a. Langsing (Ideal)
Bentuk tubuh yang memiliki perbandingan sempurna antara berat
tubuh dan tinggi tubuh. Orang yang memiliki bentuk tubuh seperti ini
sangat beruntung, karena dapat leluasa memilih model busana dengan
macam-macam variasi garis, warna terang, maupun gelap serta aneka
ragam tekstur dan motif tekstil.
b. Kurus Tinggi
Busana yang sesuai untuk bentuk tubuh ini adalah busana dengan
model longgar dan lebar. Pilihan garis arah horizontal. Warna yang
tepat dipakai sebaiknya mengandung unsur merah, kuning, dan jingga.
Hindari motif yang terlalu besar. Jenis tekstil yang dipakai tidak
terlalu tebal atau tipis.
c. Kurus Pendek
Busana yang sesuai untuk tubuh ini adalah busana yang model
longgar dan lebar. Pilihlah garis pakaian arah diagonal. Warna tekstil
sama dengan orang yang kurus tinggi.
d. Gemuk Tinggi
Busana yang sesuai untuk tubuh ini jangan terlalu longgar atau terlalu
sempit. Hindari pemakaian model garis leher bulat, kerah bulat.
Warna yang sesuai adalah warna-warna dingin, seperti: warna biru,
hijau, dan ungu. Warna ini memberi kesan tubuh bartambah kecil.
Hindari motif yang terlalu kecil atau terlalu besar.

5
e. Gemuk Pendek
Pilihlah warna dan tekstil sama dengan orang yang bertubuh gemuk
tinggi. Untuk memberi kesan tubuh menjadi tinggi, gunakanlah
busana dengan motif dan garis hias arah vertikal.
3. Warna Kulit
Kombinasi warna dalam desain pakaian harus disesuaikan dengan warna
kulit, misalnya orang yang berkulit hitam sebaiknya tidak memakai warna
terang/panas.
Kulit orang Indonesia umumnya terbagi atas 3 bagian, yaitu:
a. Putih
b. Kuning Langsat
c. Sawo Matang
Untuk orang dengan warna kulit putih dapat memilih busana dengan
warna dingin seperti: hijau, biru, ungu, biru kehijauan, dan biru keunguan.
Bila warna kulit kuning langsat dan sawo matang dapat memilih busana
dengan warna-warna panas seperti: merah, kuning, jingga, merah
kejinggaan, dan kuning kejinggaan.
4. Kesempatan
Berbusana berdasarkan kesempatan terbagi atas
a. Formal (Publik)
Busana yang dikenakan pada kesempatan resmi atau khusus, misalnya
setelan jas, kain dan kebaya, atau busana nasional, longdress, dan
busana kerja, seperti blazer, setelan rok, dan blus.

6
b. Semi Formal
Busana yang dikenakan sehari-hari seperti busana casual (santai) dan
busana rekreasi (seperti celana).

c. Privat (Pribadi)
Busana yang dikenakan dirumah, seperti baju tidur, daster, celana
pendek, kulot, t-shirt (kaos), blus, dan rok yang longgar.

5. Trend Mode
Trend Mode adalah tolak ukur kecenderungan perkembangan mode yang
sudah merupakan norma atau kaidah yang mutlak. Meliputi gaya, warna,
motif, tekstur, asesoris, bentuk atau model-model terbaru. Dalam
berbusana sebaiknya mengikuti tren mode, tetapi tetap harus
memperhatikan kepribadian bangsa dan norma-norma yang berlaku di
lingkungan masyarakat.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa etika berbusana
yaitu suatu ilmu yang memikirkan bagaimana seseorang dapat mengambil
sikap dalam berbusana tentang model, warna, corak (motif) mana yang tepat
baik sesuai dengan kesempatan, kondisi dan waktu serta norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat. sedangkan estetika artinya sesuatu yang indah,
jadi etika dan estetika berbusana artinya suatu tatacara dan berbusana yang
indah yang dilihat dari sudut budaya susila dan agama.
Penerapan etika berbusana yaitu tata cara bagaimana kita menyesuaikan
busana yang kita kenakan sesuai dengan situasi dan kondisi dimana kita
mengenakan busana tersebut. Dan syarat-syarat berbusana yang sesuai
dengan estetika yaitu bagaimana busana tersebut dikenakan oleh seseorang
dengan menyesuaikan busana dengan si pemakai baik dilihat dari segi
kepribadian, bentuk tubuh, warna kulit, kesempatan maupun trend mode.

B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan referensi untuk
menyesuaikan busana yang tepat kita kenakan sesuai situasi dan kondisi kita
saat mengenakan busana tersebut, dan penulis berharap pula agar pembaca
bisa memberikan kritik maupun saran berkaitan dengan judul makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA

Elisatul Hawa. 2013. Pengaruh Pengetahuan Busana Dan Etika Berbusana


Terhadap Penampilan Di Kampus Pada Mahasiswa PKK S1 Tata Busana
Angkatan 2011 Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. SKRIPSI.

Jumariah. 2018. Etika dan Estetika Busana Kerja. Jurnal Socia Akademika

Anda mungkin juga menyukai