Oleh :
Rosliana Dewi
220120160002
2. KATA KUNCI
Kata kunci yang digunakan adalah Diabetes Self Management Education, Self
Efficacy, Quality of Life, and Self Management.
N Populasi &
Topik Peneliti Tahun Metode Hasil Kesimpulan
o Sampel
1. Pengaruh edukasi Nazli Atak, 2010 Desain Pasien DM Ada perbedaan setelah edukasi Ada pengaruh edukasi
terhadap Tanju Gurkan, percobaan Tipe 2, Usia pada pendidikan, diet, retinopati pada pengetahuan,
pengetahuan, Kenan Kose terkontrol rata-rata 40 diabetes, olahraga, perawatan kaki, perilaku manajemen diri
perilaku manajemen acak, lama tahun dan self efficacy. Tidak ada dan self efficacy
diri dan self-efficacy intervensi perbedaan pada kontrol gula darah,
pada pasien DM selama 2 kontrol berat badan, dan tekanan
tipe 2 minggu darah
2 Edukasi manajemen Marie Clark 2008 Review 11 Studies DSME adalah proses yang DSME merupakan
diri diabetes melibatkan banyak pihak untuk bagian yang
(DSME) : Ulasan membantu pasien memantau terkoordinasi dan
terhadap penelitian glukosa darah, memerlukan waktu, komprehensif dalam
yang diterbitkan dan proses yang berkelanjutan. upaya mengelola
Seluruh penelitian tentang DSME penyakit DM
membuktikan keefektifan DSME
dalam manajemen diri pasien DM
tipe 2
3 Self-efficacy dan Roberta Braun 2008 Cross 174 pasien Rata-rata skor self-efficacy dan Ada hubungan self-
perilaku manajemen Curtin, Brian Sectional anak dengan perilaku manajemen diri tinggi, efficacy dengan perilaku
diri pada pasien A. J. Walters penyakit ada hubungan self-efficacy dan manajemen diri
anak dengan kronis perilaku manajemen diri dengan
penyakit kronis demografi pasien, hasil klinis, dan
self-efficacy dengan perilaku
manajemen diri
4 Kualitas hidup Heloisa 2012 Studi 51 pasien Setelah intervensi edukasi, pada Program edukasi DM
pasien DM setelah Turcatto prospektif DM komponen fisik terdapat kenaikan memberikan kontribusi
mengikuti program Gimenes dan quasi skor pada status kesehatan umum, untuk meningkatkan
edukasi Faria, Vívian eksperimen fungsi tubuh dan nyeri tubuh. Pada status kesehatan umum
Saraiva Veras komponen mental ada kenaikan dan kualitas hidup
skor pada vitalitas, kesehatan pasien DM.
mental dan fungsi sosial
5 Standar nasional Martha M. 2012 Review Standar DSME merupakan proses Edukasi pada pasien DM
untuk edukasi Funnell nasional berkelanjutan yang memuat dilakukan untuk
manajemen diri untuk pengetahuan, keterampilan dan meningkatkan
diabetes (DSME) edukasi kemampuan perawatan diri pasien pengetahuan, strategi
manajemen DM. Terdapat 5 prinsip dan 10 perlakuan, stategi
diri diabetes standar pendidikan, intervensi
(DSME) psikososial dan
2007 perawatan kesehatan
6 Manajemen diri : Patricia A. 2014 Review - Fokus area dan pendekatan Manajemen diri terus
sebuah pendekatan Grady, Lisa manajemen diri adalah kejelasan tumbuh sebagai
komprehensif untuk Lucio Gough, konsep, bidang utama penelitian, pendekatan penting
managemen pada metodologi studi yang maju, untuk mengelola
kondisi kronis diseminasi dan komunikasi kondisi, mencegah
penelitian, penerapan kepada penyakit,
praktik klinis dan mempromosikan
kesehatan
7 Pengaruh perbedaan Maria de 2013 Review - Efek perbedaan tipe akan terjadi Proses edukasi
tipe edukasi Fátima article pada peran edukasi, jumlah merupakan bagian
manajemen diri Ferreira Grillo kelompok pasien, waktu kontak, penting dari perawatan
pada pasien DM adat dan budaya, teknologi, pasien DM, karena
professional kesehatan, efektivitas
memungkinkan pasien
biaya, pemberdayaan teknikuntuk mengelola
edukasi. penyakit mereka.
8 Efektivitas promosi Farzad 2014 Quasi 120 pasien Hasil menunjukkan perbaikan Program eduakasi
edukasi manajemen Jalilian, Fazel eksperimen DM yang signifikan dalam rata-rata berdasarkan HBM dapat
diri pada pasien DM Zinat Motlagh dengan waktu kerentanan, tingkat keparahan, meningkatkan
didasarkan pada intervensi manfaat dan manajemen diri pada manajemen diri dan
model keyakinan selama kelompok intervensi dan kontrol. efektif dalam
pada kesehatan 6 minggu Setelah intervensi, rata-rata daripencegahan komplikasi
penghambat manajemen diri DM
menurun pada kelompok
intervensi.
9 Efektivitas relatif Patrick 2015 Desain 405 pasien Program manajemen diri telah Program manajemen diri
program manajemen McGowan percobaan DM tipe 2 mempengaruhi 5 indikator yaitu berpengaruh terhadap
diri pada pasien DM terkontrol kelelahan, manajemen gejala perilaku manajemen diri
Tipe 2 acak kognitif, self-efficacy, komunikasi pasien DM tipe 2
dengan dokter, skor pada skala
pemberdayaan pasien DM dan 2
variabel sosial yaitu keterbatasan
peran, dan tingkat hasil analisis
menunjukkan 4 dari 5 indikator
secara statistik signifikan yaitu
kelelahan, manajemen gejala
kognitif, komunikasi dengan
dokter dan skala pemberdayaan
pasien DM tipe 2
10 Dampak manajemen Marzieh 2012 Desain 70 pasien Analisis data menunjukkan Manajemen diri efektif
diri pada indikator Moattari percobaan yang penurunan yang signifikan rata- dalam mengurangi
kontrol metabolik terkontrol terrgantung rata gula darah puasa (69 unit) dan indikator kontrol
pasien DM acak pada insulin HbA1c (1,16 unit) pada kelompok metabolik yaitu gula
eksperimen. Perubahan HbA1c, darah puasa, HbA1c
gula darah puasa, dan kepadatan pada pasien DM yang
tinggi lipoprotein yang signifikan tergantung insulin
antara kedua kelompok penelitian.
Namun, tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam indeks massa
kolesterol, trigliserida, low-density
lipoprotein, dan tubuh antara
kedua kelompok.
11 Review peran kunci Siamak 2013 Narrative Penelitian Situasi perawatan diri pasien DM Perawatan diri memiliki
self-efficacy dalam Mohebi, Leila review study publikasi dari tidak memuaskan karena tingkat peran penting dalam
perawatan diabetes Azadbakht 2009-2011 self-efficacy pasien rendah. Studi mengendalikan penyakit
membuktikan bahwa ada DM. Self-efficacy
hubungan langsung antara self- sangat penting dalam
efficacy dan perawatan diri. mengubah proses
Meningkatkan self-efficacy akan perilaku perawatan diri
memiliki kekuatan untuk
memprediksi perilaku perawatan
diri
12 Manajemen dan Wissam 2014 Metode 200 pasien Dari komponen QOL, lebih dari Diabetes mempengaruhi
dampak diabetes Mustapha, kuantitatif DM 1/3 pasien merasa mobilitas baik kesehatan fisik dan
pada kualitas hidup Zakia S terhambat, kurang dari setengah emosional. Untuk
komunitas Lebanon Hossain (48,5%) berusaha untuk meningkatkan kualitas
di Sydney: ebuah kebersihan dan perawatan, dan hidup pasien harus
studi kuantitatif 74% kesulitan di tempat kerja. mengefektifkan
Selain itu, pasien DM yang parah manajemen diabetes.
80% dari mereka mencoba untuk
melakukan pekerjaan rumah
tangga; lebih dari 75% merasa
sakit, 73,5% mengalami
kecemasan dan depresi akibat
diabetes. Hasil uji t menunjukkan
bahwa laki-laki lebih mungkin
mengikuti rencana pengobatan
dibandingkan perempuan,
sementara ANOVA menunjukkan
bahwa pasien setengah baya secara
signifikan lebih percaya diri.
Hasilnya cukup signifikan pada p
<0,05
13 Membuat dan Marit B. Rise 2013 Studi 23 pasien Pengetahuan dan pendidikan Pengetahuan digunakan
mempertahankan Kualitatif DM tipe 2 penting untuk membuat perubahan untuk membuat dan
perubahan gaya gaya hidup. Tiga faktor yang mempertahankan
hidup setelah mempengaruhi perubahan gaya perubahan dalam diet,
berpartisipasi dalam hidup yaitu memperoleh pengobatan dan aktivitas
edukasi manajemen pengetahuan baru, mengambil fisik. Mereka yang
diri pasien DM Tipe tanggung jawab, dan menerima terkena penyakit DM
2 : konfirmasi dari yang sudah perlu edukasi untuk
Studi Kualitatif bergaya hidup sehat. Empat faktor merubah perilaku
termotivasi untuk manajemen diri
mempertahankan perubahan:
dukungan dari orang lain,
mengalami efek, takut komplikasi,
dan pembentukan kebiasaan baru.
14 Program Persiapan Elham 2015 Desain 350 pasien Kelompok PDSME menunjukkan Program PDSME efektif
Diabetes Self- Shakibazadeh, percobaan DM tipe 2 perbaikan yang signifikan pada dalam meningkatkan
Management Leona Kay terkontrol HbA1c. Perbaikan signifikan hasil kognitif
Education Bartholomew acak dengan secara statistik terlihat pada pasien manajemen diri dan
(PDSME) : Evaluasi studi PDSME untuk perilaku perawatan klinis
keefektifan di Iran prospektif diri, keyakinan kesehatan, sikap
terhadap diabetes, stigma, self-
efficacy dan kepuasan pasien.
15 Dampak pedoman Nadia 2016 Quasi 50 pasien Ada perbaikan yang signifikan Studi ini menunjukkan
pendidikan Mohamed eksperimen DM tipe 2 secara statistik pada pengetahuan efektivitas pedoman
kesehatan pada Taha dengan desin pasien (p <0,001), self-efficacy (p intervensi pendidikan
pengetahuan, tidak <0,001), dan manajemen diri kesehatan dan self-
praktik managemen dikontrol (P <0,001). Analisis multivariat efficacy dalam
diri dan menunjukkan bahwa pengetahuan meningkatkan
self-efficacy pasien dan self-efficacy mempengaruhi perilaku manajemen diri
DM tipe 2 manajemen diri. dan praktik perawatan
diri.
15 Analisis faktor- Azar Tol, 2015 Studi cross 140 pasien Hasil penelitian menunjukkan Promosi kesehatan pada
faktor yang Gholamreza sectional DM tipe 2 bahwa kualitas hidup pasien DM diabetes harus
mempengaruhi Sharifirad, tipe 2 memiliki korelasi yang memperhatikan self-
kualitas hidup Ahmadali signifikan secara statistik dengan efficacy dan variabel
pasien DM tipe 2 Eslami, variabel distress diabetes (P distress diabetes dalam
<0,001) dan variabel self-efficacy meningkatkan efisiensi
(P <0,001). Regresi multivariat dan efektivitas
menunjukkan distress diabetes (b =
-0,277, P = 0,01) dan self-efficacy
(b = -0,161, P <0,001) sebagai
variabel yang mempengaruhi
manajemen diri
16 Terapi edukasi pada David 2013 Desain 99 pasien Pada kelompok TPE HbA1c secara Penelitian ini
remaja dengan DM Trouilloud percobaan DM tipe 2 signifikan menurun (p <0,001), menegaskan bahwa
tipe 2 : Pengaruh and Jennifer terkontrol aktivitas fisik meningkat (p < intervensi TPE
intervensi 3 hari Regnier acak 0.001), kepatuhan meningkat (p < meningkatkan gaya
terhadap 0.001), kompetensi meningkat hidup dan status
kompetensi, (p<0.001) kesehatan pasien DM
perilaku manajemen tipe 2 secara signifikan.
diri dan kontrol gula
darah
17 Pengaruh DSME Chuang Yuan, 2014 Desain 76 pasien Ada penurunan yang signifikan DSME dapat
terhadap berat Christopher percobaan DM tipe 2 dalam HbA1c (HbA1c, -0,2 ± meningkatkan HbA1c
badan, kontrol gula W. K. Lai, kontrol blok 0,56% dibandingkan 0,08 ± dan berat badan pada
darah dan tanda Lawrence W. acak 0,741%; 𝑃 <0,05) dan berat badan pasien DM tipe 2.
metabolik lain pada C. Chan (-1,19 ± 1,39 kg dibandingkan
pasien DM tipe 2 -0,61 ± 2,04 kg; 𝑃 <0,05) pada
kelompok intervensi dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Namun,
tidak ada perbaikan signifikan
yang ditemukan di tanda metabolik
lainnya, CIMT dan CAS (𝑃> 0,05)
6. LITERATUR REVIEW
A. Diabetes Mellitus
B. Manajemen Diri
Manajemen diri adalah keterlibatan pasien terhadap seluruh aspek dalam penyakit
kroniknya dan implikasinya, termasuk manajemen medis, perubahan dalam peran sosial dan
pekerjaan, serta koping (Taylor, 2006). Manajemen diri yang dilakukan oleh pasien dengan
penyakit kronis merupakan kunci dalam penatalaksanaan penyakit secara komprehensif.
Manajemen DM secara mandiri dapat diperoleh secara efektif jika pasien memiliki
pengetahuan, keterampilan dan self-efficacy untuk melakukan perilaku pengelolaan DM
(Atak,2010).
Menurut Curtin (2008), Terdapat 5 dimensi yang menjadi indikator manajemen diri
yaitu (1) komunikasi, pasien berkomunikasi dengan dokter berkaitan dengan informasi
tentang penyakit atau gejala yang dirasakannya dan dokter menerima informasi serta
memberikan perhatian dalam melakukan pengobatan, (2) kemitraan dalam perawatan,
kemitraan diwujudkan dalam komunikasi yang efektif dan kerjasama yang terjalin baik antara
pasien dengan tim perawatan, (3) aktivitas perawatan diri, pasien terlibat langsung dan aktif
dalam melakukan perawatan, (4) self-advokasi, kesediaan pasien untuk bertindak positif demi
kepentingan mereka, pasien membuat keputusan, konsultasi dan melakukan kontrol dan
pengobatan atas kesadaran sendiri dan (5) kepatuhan, pasien patuh terhadap segala anjuran
yang diharuskan selama perawatan. Dalam berbagai penelitian menunjukkan betapa
pentingnya manajemen diri bagi pasien DM karena manajemen diri banyak mempengaruhi
proses pengobatan, perawatan dan penyembuhan pasien DM.
Penelitian Moattari (2012) yang dilakukan terhadap 70 sampel pada pasien DM antara
1-23 tahun dengan metode RCT (Randomized Control Trial) dimana kelompok intervensi
menunjukkan keefektifan manajemen diri dalam memperbaiki dua indikator penting gula
darah yaitu gula darah puasa dan HbA1c. Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian
McGowan (2015). Penelitian ini menggunakan 6 indikator dengan 30 pengukuran yang
meliputi status kesehatan, perilaku manajemen diri, self-efficacy, pemanfaatan pelayanan
kesehatan, manajemen DM dan tes laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
program manajemen diri memiliki pengaruh yang kuat terhadap 5 dari 30 pengukuran pada
pasien DM yaitu kelelahan, gejala kognitif, self-efficacy, komunikasi dengan dokter dan skor
Diabetes Empowerment Scale.
Selain itu berdasarkan penelitian Grady (2014) terhadap penyakit kronis menunjukkan
bahwa pada kondisi yang kronis manajemen diri akan terus tumbuh sebagai pendekatan
penting untuk mengelola kondisi tersebut. Karena kondisi penyakit kronis umumnya lambat
dalam perkembangan dan panjang dalam durasinya. Manajemen diri dapat menawarkan
mereka yang hidup dengan kondisi penyakit kronis untuk mempertahankan atau bahkan
meningkatkan kualitas hidup sepanjang hidupnya. Manajemen diri melibatkan pasien,
keluarga, masyarakat, dan dokter dimana mereka terlibat dalam kemitraan untuk mengelola
dan mengendalikan penyakit serta melakukan perawatan komprehensif.
Manajemen diri pasien DM mengharuskan individu dengan penyakit tersebut sering
memonitor kadar glukosa darah dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga
gula darah dalam tingkat normal. Hal ini bisa dicapai dengan edukasi manajemen diri, self-
monitoring dan dukungan sosial.
D. Self Efficacy
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap rangsangan dari luar.
Perilaku manajemen diri termasuk ke dalam perilaku sakit, yang diartikan sebagai segala
bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kondisi
yang lebih baik (Notoatmodjo, 2014). Maka perilaku manajemen diri pasien DM adalah suatu
aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh pasien DM dalam menghadapi dan mengelola
penyakitnya agar kondisinya menjadi lebih baik. Perilaku manajemen diri pasien DM tipe 2
sangat bergantung kepada beberapa faktor yang mempengaruhinya salah satunya adalah
edukasi manajemen diri.
Penelitian Atak (2010) menunjukkan bahwa edukasi manajemen diri pasien DM sangat
mempengaruhi perilaku manajemen dirinya. Dalam penelitian ini perilaku manajemen diri
dicerminkan dalam olahraga, pencegahan hipoglikemi, monitoring glukosa darah, kontrol
berat badan, retinopati diabetes, perawatan kaki dan pengukuran tekanan darah. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi manajemen diri mempengaruhi perilaku
manajemen diri. Indikator perilaku manajemen diri yang paling dipengaruhi adalah perbaikan
retinopati diabetes dan olahraga atau jalan kaki secara regular. Hasil penelitian ini
memperlihatkan bahwa edukasi manajemen diri dalam jangka pendek memiliki pengaruh
terhadap perilaku manajemen diri. Tetapi pada prosesnya manajemen diri pasien diabetes
memerlukan waktu yang panjang sehingga diperlukan edukasi manajemen diri yang
berkelanjutan.
Penelitian Shakibazadeh (2015) dilakukan di Iran untuk menguji keefektifan DSME
terhadap perilaku manajemen diri. Penelitian mengambil 280 orang pasien yang dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi. DSME diberikan
kepada kelompok intervensi selama 2,5 jam selama 8 minggu dengan pengukuran dilakukan
setiap 2 minggu. Indikator perilaku manajemen diri meliputi diet, olahraga, pengukuran
glukosa darah, perawatan kaki dan kebiasaan merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
DSME memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku manajemen diri terutama pada
indikator diet, olahraga, pengukura glukosa darah dan perawatan kaki. Secara umum
penelitian ini menunjukkan keefektifan program DSME dalam memperbaiki perilaku
manajemen diri, hasil klinis dan pengetahuan pasien DM tipe 2.
F. Kualitas Hidup Pasien DM Tipe 2
Kreitler & Ben (2004) mengungkapkan kualitas hidup diartikan sebagai persepsi
individu mengenai keberfungsian mereka di dalam bidang kehidupan. Lebih spesifiknya
adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya
dan sistem nilai dimana mereka hidup dalam kaitannya dengan tujuan individu, harapan,
standar serta apa yang menjadi perhatian individu (Nofitri, 2009).
Kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan Health-related Quality of Life (HQL)
mencakup keterbatasan fungsional yang bersifat fisik maupun mental, dan ekspresi positif
kesejahteraan fisik, mental, serta spiritual. HQL dapat digunakan sebagai sebuah ukuran
integratif yang menyatukan mortalitas dan morbiditas, serta merupakan indeks berbagai unsur
yang meliputi kematian, morbiditas, keterbatasan fungsional, serta keadaan sehat sejahtera
(well-being) (Micheal J.Gibney, 2009).
Komplikasi kronis dan permasalahan penyakit DM memiliki dampak yang besar pada
kualitas hidup pasien, keluarga dan masyarakat. Peningkatan kualitas hidup pada pasien DM
tipe 2 sangat ditekankan dalam manajemen diri dabetes dan juga merupakan tujuan paling
dasar dari manajemen diri diabetes. Oleh karena itu kualitas hidup dianggap sebagai hasil
penting dari semua tindakan atau intervensi kesehatan. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas
hidup dianggap sebagai konsekuensi jangka panjang dari pasien DM (Tol, 2015).
Penyakit DM dapat mempengaruhi kehidupan pasien dalam banyak cara yaitu
emosional, fisik, finansial dan sosial. Penelitian terbaru menunjukkan penyakit DM yang
sering dikaitkan dengan berbagai masalah psikologis dan gangguan mental, yang tidak hanya
menyebabkan rasa sakit tetapi juga mempengaruhi pengobatan dan perjalanan penyakit.
Dampak psikososial akibat penyakit DM dan pengobatannya dapat menyebabkan masalah
psikologis dan mental seperti rasa terancam, kehilangan aktivitas, kurangnya peran dalam
sosial kemasyarakatan. Kondisi ini dapat menyebabkan sifat agresif, defensif, kemarahan
berlebihan, iritabilitas, kecurigaan dan lain sebagainya (Mustapha. 2014).
Penelitian Mustapha (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
edukasi diabetes dengan kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan 200 orang sampel
berusia 40-55 tahun. Skala kualitas hidup menggunakan CED-Scale yang meliputi mobilitas,
perawatan diri, aktivitas kebiasaan, kenyamanan dan kecemasan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan edukasi diabetes lebih baik dalam mobilitas,
kreatifitas dan kegiatannya dibandingkan dengan pasien yang tidak atau sedikit mendapatkan
eduaksi diabetes. Selain itu pasien yang tidak mendapatkan eduaksi kurang percaya diri
dalam menjalani pengelolaan dan perawatannya mendapatkan edukasi diabetes.
Penelitian Faria (2013) semakin memperkuat pengaruh edukasi manajemen diri
diabetes terhadap kualitas hidup pasien DM. Penelitian menggunakan quasi eksperimen
dengan ukuran sampel sebanyak 51 orang pasien yang dibagi ke dalam 4 kelompok. Edukasi
diabetes berisi tentang konsep, patofisiologi dan terapi DM, aktivitas fisik, nutrisi, asuhan dan
latihan perawatan kaki, monitoring sendiri, hipoglikemi, komplikasi kronik, kondisi khusus
dan dukungan keluarga. Sedangkan kuisioner kualitas hidup merujuk pada SF-36 Generic
Quality of Life Evaluation Questionnaire yang terdiri dari 36 item. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa program edukasi diabetes berkontribusi terhadap perbaikan kualitas
hidup. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa dari 46 orang pasien DM tercatat ada 39
(84,8%) yang mengalami perubahan kualitas hidup yang lebih baik. Selain itu, setelah 5
bulan mendapatkan edukasi diabetes terjadi perbaikan kualitas hidup pada fungsi fisik,
kesehatan umum, vitalitas dan luka fisik. Domain kesehatan umum merupakan indikator
kualitas hidup yang paling signifikan dipengaruhi oleh edukasi diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M. (2009). Seri Asuhan Keperawatan : Klien Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC.
Faria, et. al. (2012). Quality of Life in Patients With Diabetes Mellitus Before and After
Their Participation in an Educational Program. Rev Esc Enferm USP ; 47(2):344-9
Funnel, M.M., et al., (2010). National Standards for Diabetes Self-management Education.
Journal of Diabetes Care, Vol 33, Supp. 1, 89-96
Grillo, M,F,F. Neumann, C,R. Scain SF. (2013). Effect of Different Types of Self-
Management Education in Patients With Diabetes. Review Article. Journal of
Associacao Medica Brasileira. 54:4 ; 400-405
Mustapha W, Hossain Z,S, Loughlin K,O. (2014). Management and Impact of Diabetes on
Quality of Life among the Lebanese Community of Sydney: A Quantitative Study.
J Diabetes Metab. 5: 329
Rise MB, Pellerud A, Rygg L, Steinsbekk A. (2013). Making and Maintaining Lifestyle
Changes after Participating in Group Based Type 2 Diabetes Self-Management
Educations: A Qualitative Study. PLoS ONE 8(5): e64009.
Trouilloud, D and , J. Regnier. (2013). Therapeutic Education Among Adults With Type 2
Diabetes: Effects of a Three-day Intervention on Perceived Competence,
Self-Management Behaviours and Glycaemic Control. Global Health Promotion 1757-
9759; Vol 20 Supp. 2: 94–98
Yuan, C et. al. (2014). The Effect of Diabetes Self-Management Education on Body Weight,
Glycemic Control, and Other Metabolic Markers in Patients with Type 2 Diabetes
Mellitus. Journal of Diabetes Research