Hubungan antara
Ketidakpastian akan
Penyakit & Manajemen Diri Psikoedukasi
Pasien HD Uncertainty
• Semakin tinggi kondisi Management
ketidakpastian akan penyakit
semakin rendah kemampuan
manajemen diri • Berdasarkan teori RUIT
• Manajemen diri pasien HD meliputi • Lima pertemuan (2
kepatuhan diet, pembatasan cairan, offline & 3 online)
serta kepatuhan pengobatan • Durasi ±45
menit/pertemuan
Sumber: (B. Kim & Kim, 2019; Husein, 2020; Sousa et al., 2021; Mishel, 1990)
Rumusan Masalah
Bagaimana efektivitas Psikoedukasi Uncertainty Management terhadap
ketidakpastian akan penyakit & manajemen diri pada pasien GGK yang
menjalankan hemodialisis?
Tujuan Penelitian
1. Menguji efektivitas 3. Mengetahui pengaruh variabel
Psikoedukasi Uncertainty 2. Menguji efektivitas perancu (usia, jenis kelamin,
Psikoedukasi Uncertainty pendidikan, pendapatan, pekerjaan,
Management terhadap lama hemodialisis dan frekuensi
ketidakpastian akan Management terhadap hemodialisis) terhadap ketidakpastian
penyakit kemampuan manajemen diri akan penyakit dan manajemen diri
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evidence based nursing
dalam mengatasi ketidakpastian akan penyakit & meningkatkan manajemen
diri pasien GGK
Modul dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan & dasar
dalam pengembangan asuhan keperawatan untuk mengatasi kondisi
ketidakpastian akan penyakit & meningkatkan manajemen diri
Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Desain & Tujuan Hasil Persamaan Perbedaan
1 Husain et al. Effects of Peer Quasi Program dukungan Metode • Intervensi yang diberikan
(2020) Support Program experimental sebaya penelitian, yakni program dukungan
on Self- dengan pre-post menunjukkan hasil populasi sebaya, belum meliputi
Management in test with control signifikan dalam penelitian, aspek fisiologis, kognitif &
Patients with group design meningkatkan skor luaran psikologis
End-Stage untuk manajemen diri manajemen diri, • Tidak mengukur variabel
Renal Disease mengetahui pasien GGK pada instrumen ketidakpastian akan
Undergoing pengaruh kelompok manajemen diri penyakit.
Hemodialysis program intervensi HDSMI versi
dukungan (p<0,001). Bahasa
sebaya terhadap Indonesia
manajemen diri Skor manajemen
pasien GGK diri meningkat dari
yang menjalani 79,4 menjadi 90,75
HD di kelompok
intervensi & skor
manajemen diri
meningkat dari
81,88 menjadi
82,12 di kelompok
kontrol
Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Desain & Hasil Persamaan Perbedaan
Tujuan
2 Park & Kim, Integrated self- Quasi Program Metode • Intervensi yang
2019 management experimental manajemen diri penelitian, diberikan yakni program
program dengan pre- terintegrasi populasi manajemen diri
effects on post test with menunjukkan penelitian, terintegrasi, bukan
hemodialysis control group hasil signifikan intervensi psikoedukasi
patients: A design untuk dalam berupa • Luaran yang diukur
quasi- mengetahui meningkatkan edukasi berbeda
experimental pengaruh skor efikasi diri & secara tatap • Teori keperawatan yang
study program kepatuhan muka & mendasari adalah self-
manajemen diri pengobatan menggunakan care theory of Orem
terintegrasi pasien teknologi • Tidak ada sesi
terhadap hemodialisis informasi reframing kognitif pada
efikasi diri & (p<0,001). (smartphone) tahapan intervensi.
kepatuhan
pengobatan
pada pasien
hemodialisis
Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Desain & Hasil Persamaan Perbedaan
Tujuan
3 Sumai, Pengaruh Quasi Psikoedukasi Metode • Psikoedukasi yang
Shanty Psikoedukasi experimental menggunakan penelitian, diberikan tidak
Amalia Untuk dengan pre- booklet populasi berdasarkan teori RUIT
(2022) Menurunkan post test with menunjukkan penelitian. • Tidak mengukur
Kecemasan control group hasil signifikan variabel ketidakpastian
dan Insomnia design dalam akan penyakit
pada Pasien untuk menurunkan • Luaran yang diukur
Gagal Ginjal mengetahui kecemasan bukan manajemen diri,
Kronik. pengaruh (p<0,001; melainkan kecemasan
psikoedukasi d=2,879) & & insomnia.
terhadap insomnia
kecemasan (p<0,001;
pada pasien d=3,013) pada
GGK yang pasien GGK
mengalami yang
insomnia. menjalankan
hemodialisis
Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Desain & Tujuan Hasil Persamaan Perbedaan
4 Bora et al. Effectiveness of RCT with a pre- Psikoedukasi Intervensi & • Populasi penelitian
(2022) an Uncertainty test and a post- Uncertainty salah satu • Desain penelitian
Management test untuk Management luaran • Psikoedukasi yang
Psychoeducatio mengetahui efektif dalam ketidakpastian diberikan secara offline &
n Program for efektivitas menurunkan skor akan penyakit tidak terintegrasi dengan
Schizophrenia Psikoedukasi ketidakpastian teknologi informasi.
Caregivers: A Uncertainty akan penyakit
Randomized Management (p<0,001) dari
Controlled Trial terhadap semula 6,67±2,27
ketidakpastian menjadi 5,00±2,07,
akan penyakit & serta efektif dalam
luaran psikologis meningkatkan
lainnya pada kesejahteraan
pasien psikologis &
skizofrenia meningkatkan
dukungan sosial
pada pasien
skizofrenia
Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Desain & Tujuan Hasil Persamaan Perbedaan
5 Sousa et al. “Together We Pre-post pilot Psikoedukasi Populasi • Tidak mengukur variabel
(2021) Stand”: A Pilot study untuk Berbasis Keluarga penelitian. ketidakpastian &
Study Exploring mengetahui menunjukkan hasil manajemen diri
the Feasibility, fisibilitas, signifikan dalam • Desain penelitian pre-post
Acceptability, penerimaan & tingkat persetujuan pilot study
and Preliminary efektivitas sebesar 18,4%, • Populasi melibatkan
Effects of a Psikoedukasi kepatuhan keluarga, bukan hanya
Family-Based Berbasis intervensi sebesar pada pasien GGK saja
Psychoeducatio Keluarga pada 16,7%, penurunan • Psikoedukasi Berbasis
nal Intervention pasien yang kecemasan (p Keluarga yang diberikan
for Patients on menjalani =0,025, r=0,646), tidak berdasarkan teori
Hemodialysis & hemodialisis depresi (p=0,261, r RUIT.
Their Family berserta = 0,325) dan IDWG
Caregivers keluarganya pasien (p=0,248,
r=0,472).
Bab II. Tinjauan Teori
3. Ketidakpastian
1. Gagal Ginjal akan Penyakit
2. Hemodialisis
Kronis Perkembangan The Original Uncertainty
in Illness Theory (UIT) menjadi
Reconceptualization of the Uncertainty
in Illness Theory (RUIT)
4. Instrumen 5. Psikoedukasi
6. Manajemen Diri
MUIS-A Uncertainty
Pasien GGK
Ambiguitas, kompleksitas,
Management
inkonsistensi,
Manajemen cairan,
Dikembangkan nutrisi & obat-obatan
unpredictability berdasarkan RUIT
7. Instrumen
HDSMI
Partnership, problem
solving, self care,
emotional management
Ketidakpastian akan Penyakit
Sumber: (Astuti & Herawati, 2019; Bora et al., 2022; Gela & Mengistu, 2018; M. H. Mishel, 1990; Smith, MJ, 2014; Sousa et al., 2021)
Kerangka Penelitian
Hipotesis Penelitian
1. Setelah diberikan intervensi psikoedukasi uncertainty management, skor ketidakpastian akan penyakit pada
kelompok intervensi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok kontrol
2. Setelah diberikan intervensi psikoedukasi uncertainty management, skor manajemen diri pada kelompok
intervensi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol
3. Tidak ada pengaruh variabel perancu (usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan,
penyakit penyerta, frekuensi hemodialisis dan lama menjalani hemodialisis) terhadap ketidakpastian akan
penyakit dan manajemen diri pasien GGK yang menjalankan hemodialisis.
Bab III. Metode Penelitian
Quasy experiment dengan rancangan penelitian pre-test & post-test dengan non-equivalent
control group design
Nd = Nd = Nd = 37,5 ≈
38
Ketidakpastian Kondisi ketidakmampuan pasien dalam menentukan MUIS-A Hasil ukur Interval
akan penyakit makna dan arti dari peristiwa yang berhubungan versi berupa
dengan kondisi sakit. Bahasa total angka
Indonesia tiap item
Memiliki 4 domain: dengan
1. Ambiguitas rentang skor
2. Kompleksitas 33 hingga 165
3. Inkonsistensi, dan
4. Unpredictability.
Manajemen Kepatuhan dalam mengelola gaya hidup pasien yang HDSMI Hasil ukur Interval
diri menjalani HD selama satu bulan terakhir yang diukur versi berupa total
secara kuantitatif menggunakan kuesioner, meliputi Bahasa angka tiap
domain: Indonesia item dengan
1. Kerjasama dalam perawatan (partnership) rentang skor
2. Pemecahan masalah (problem solving) 32 hingga 128
3. Perawatan diri (self-care), dan
4. Manajemen emosi (emotional management).
Instrumen Penelitian
1. Kuesioner Karakteristik Responden
2. Kuesioner Ketidakpastian akan
Penyakit (MUIS-A)
a. Item MUIS dinilai pada skala Likert
5 poin: sangat setuju (skor 5),
setuju (skor 4), tidak yakin (skor 3),
tidak setuju (skor 2), sangat tidak
setuju (skor 1).
b. Semakin tinggi skor yang
didapatkan menunjukkan
ketidakpastian yang lebih tinggi
(Mishel, 1997).
c. Memerlukan cross cultural
adaptation, uji validitas isi, validitas
konstruk serta uji reliabilitas
Instrumen Penelitian
3. Kuesioner Manajemen Diri (HDSMI)
a. Item HDSMI dinilai pada skala Likert 4
poin: selalu (skor 4), kadang-kadang (skor
3), jarang (skor 2) dan tidak pernah (1)
b. Skor minimal yaitu 32 dan skor maksimal
yaitu 128. Semakin tinggi skor total
maka semakin baik manajemen diri.
c. HDSMI telah diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia oleh Astuti et al. (2016)
d. HDSMI telah dilakukan uji validitas
dengan rentang nilai 0,331-0,799 dan
dinyatakan valid, serta nilai Alpha
Cronbach 0,898 yang menunjukkan
reliabilitas yang baik sebagai konsistensi
internal.
Instrumen Penelitian
4. Media Booklet Psikoedukasi untuk Pasien
a. Isi booklet berupa edukasi terkait GGK
dan HD, olahraga pada pasien GGK,
manajemen stress, perawatan akses
vaskuler, komunikasi interpersonal,
manajemen diri, dan dukungan sosial
b. Memerlukan uji validitas isi oleh tiga
ahli praktisi klinis di rumah sakit di
bidang HD & edukator bidang
keperawatan
c. Memerlukan uji keterbacaan yang
akan dilakukan pada lima orang pasien
hemodialisis di klinik hemodialisis
Palang Merah Indonesia (PMI),
Yogyakarta.
Instrumen Penelitian
5. Modul Psikoedukasi untuk
Peneliti
Modul Psikoedukasi
Uncertainty Management
digunakan sebagai pedoman
peneliti, serta untuk
mengevaluasi setiap sesi
pelaksanaan psikoedukasi.
Rencana Jalannya Penelitian
• Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Minggu Kegiatan Media Keterangan
I Pemberian informed consent & pre-test - Tatap muka di ruang HD RSA UGM
Analisis Univariat • Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi frekuensi masing- Akan dilakukan uji normalitas Shapiro
masing variabel karakteristik responden yang diteliti, antara lain Wilk karena jumlah sampel ≤ 50
ketidakpastian akan penyakit dan manajemen diri. responden untuk setiap kelompok
• Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak pada
variabel dengan skala numerikal Data terdistribusi normal dengan
nilai p > 0,05.
Analisis Bivariat • Uji homogenitas: untuk menunjukan bahwa antara kelompok • Uji homogenitas: menggunakan uji
eksperimen dan kelompok kontrol bersifat homogen Chi-Square atau Fisher pada data
• Uji t-test digunakan jika data pada variabel ketidakpastian akan kategori, sedangkan data numerical
penyakit dan manajemen diri terdistribusi normal. menggunakan independent-t test
• Uji paired-t test digunakan untuk mengetahui efektivitas psikoedukasi atau Mann-Whitney U test. Kedua
manajemen ketidakpastian dalam menurunkan ketidakpastian dan kelompok dikatakan homogen jika p-
meningkatkan manajemen diri sebelum dan sesudah intervensi (Nilai p < value > 0,05.
0,05 menunjukkan penolakan hipotesis nol)
• Uji independent t-test digunakan untuk membandingkan perubahan
rerata antara dua kelompok setelah menerima intervensi.
Analisis Akan digunakan untuk mengontrol variabel perancu yang mempengaruhi Menggunakan regresi linear
Multivariat hasil dan estimasi efek intervensi
Etika Penelitian &
Rencana Jadwal
Penelitian
• Menghormati partisipan
(respect for person)
• Keadilan (Justice)
• Kemanfaatan
(Beneficence)
• Kerahasiaan
(Confidentiality)
Terima Kasih
L O C A L LY R O O T E D , G L O B A L LY R E S P E C T E D ugm.ac.id