Anda di halaman 1dari 2

RESUME CULTURAL STUDIES

Riski Harta Aji


180521100042

Cultural Studies atau kajian budaya merupakan bidang yang majemuk dalam prespektif
dan produksi teori yang kaya dan beraneka ragam . Dalam ranah ke ilmuaan para pengkaji
budaya meyakini bahwa tidaklah mudah untuk menetukan btas -batas dan wilayah wilayah
kajian secara tepat terlebih di era globalisasi diberbagai bidang dimana batasan batasan budaya
maupun politik hampir tidak ada lagi. Kajian budaya (bahasa Inggris: cultural studies) adalah
suatu cara pandang teoretis mengenai suatu objek dengan perspektif bidang kritik sastra,
sosiologi, sejarah, kajian media, dan berbagai bidang lainnya. Kajian budaya atau cultural studies
merupakan bidang multidisiplin yang mengambil berbagai cara pandang dari ilmu lain untuk
meneliti hubungan antara kebudayaan dengan politik atau kekuasaan. Objek kajian budaya tidak
hanya dipahami secara sempit mengenai seni atau kebudayaan, tetapi juga dipahamai secara luas
menyetuh kehidupan sehari-hari manusia yang menyangkut budaya populer. Namun, kajian
budaya tidak bisa direduksi menjadi kajian budaya populer walaupun proyek utama kajian
budaya adalah mengkaji budaya populer. Teks, sebagai objek kajian, dalam kajian budaya tidak
hanya dipandang secara sempit, tetapi dipandang menyentuh unsur subjektivitas dan latar
belakang sosial Kajian budaya (bahasa Inggris: cultural studies) adalah suatu cara pandang
teoretis mengenai suatu objek dengan perspektif bidang kritik sastra, sosiologi, sejarah, kajian
media, dan berbagai bidang lainnya. Kajian budaya merupakan bidang multi disiplin yaang
terdapat campuran dari berbagai disiplin ilmu yang mengambil berbagai cara pandang dari ilmu
lain untuk meneliti hubungan antara kebudayaan dengan politik atau kekuasaan. Objek kajian
budaya tidak hanya dipahami secara sempit mengenai seni atau kebudayaan, tetapi juga
menyetuh kehidupan sehari-hari manusia yang menyangkut budaya populer. Namun, kajian
budaya tidak bisa direduksi menjadi kajian budaya populer walaupun proyek utama kajian
budaya adalah mengkaji budaya populer.Teks, sebagai objek kajian, dalam kajian budaya tidak
hanya dipandang secara sempit, tetapi dipandang menyentuh unsur subjektivitas dan latar
belakang sosial yang membentuk sebuah teks.
Sejarah atau awal mula Cultural Studies dari tahun 1960-an dan seterusnya,
kepeloporannya Stuart Hall, bersama dengan rekan-rekannya dan mahasiswa pascasarjana
termasuk Paul Willis, Dick Hebdige, David Morley, Charlotte Brunsdon, John Clarke, Richard
Dyer, Judith Williamson, Richard Johnson, Iain Chambers, Dorothy Hobson, Chris Weedon,
Tony Jefferson, Michael Green and Angela McRobbie, menciptakan sebuah gerakan intelektual
internasional. Banyak sarjana kajian budaya menggunakan metode-metode analisis Marxis,
mengeksplorasi hubungan antara bentuk-bentuk budaya (suprastruktur) dan ekonomi politik
(dasar). Pada 1970-an, kelas pekerja politik tangguh Inggris menurun. Industri manufaktur
Inggris yang memudar dan serikat-serikat menyusut. Namun jutaan kelas pekerja warga Inggris
mendukung munculnya Margaret Thatcher. Untuk Stuart Hall dan teoretisi Marxis lainnya,
pergeseran dalam loyalitas dari Partai Buruh ke Partai Konservatif itu bertentangan dengan
kepentingan kelas pekerja dan harus dijelaskan dalam hal politik budaya.
Dalam rangka untuk memahami situasi politik yang berubah dari kelas, politik dan
budaya di Inggris, beralih ke pekerjaan Antonio Gramsci, seorang pemikir Italia tahun 1920-an
dan 30-an. Gramsci telah prihatin dengan masalah yang sama: mengapa buruh Italia dan petani
memilih fasis? Dengan kata lain, mengapa orang-orang yang bekerja memilih untuk memberikan
kontrol yang lebih kepada perusahaan dan melihat hak-hak dan kebebasan mereka sendiri
diabaikan? Gramsci memodifikasi Marxisme klasik dalam melihat budaya sebagai instrumen
kunci kontrol politik dan sosial. Dalam pandangan ini, kapitalis digunakan tidak hanya untuk
kekerasan (polisi, penjara, represi, militer) untuk mempertahankan kontrol, tetapi juga merambah
budaya sehari-hari orang yang bekerja. Dengan demikian, rubrik utama bagi Gramsci dan kajian
budaya adalah bahwa tentang hegemoni budaya.
Cultural studies, atau disebut mazhab Birmingham (tokoh: Richard Hoggart dan Stuart
Hall), adalah sebuah pemikiran perlawanan terhadap gagasan universalitas dan narasi besar
seperti ditawarkan teori modernisasi dan terhadap budaya massa atau budaya pop (popular
culture), dengan studi budaya sebagai instrumen untuk melakukan perubahan. Cultural studies
hadir untuk memahami realita budaya sekaligus mengubah struktur dominasi dan struktur
masyarakat yang menindas dan bertujuan untuk merumuskan teori-teori sekaligus tindak praksis
yang bersifat emansipatoris. Cultural studies memusatkan perhatian pada masalah isu-isu
kekuasaan, politik, ideologi, serta kebutuhan akan perubahan sosial. Ruang lingkup cultural
studies meliputi kebudayaan, budaya massa (popular), ideologi, makna dan pengetahuan,
linguistik, diskursus, post-modernisme, feminisme, politik, politik identitas, politik budaya,
globalisasi, media, dan subkultur. Ia meneliti atau mengkaji berbagai kebudayaan Cultural
Studies atau kajian budaya dalam praktiknya berpusat pada tiga pendekatan , pertama: etnografi
yang sering dikaitkan dengan pendekatan -pendekatan cultural dan penekanan pada pengalaman
sehari-hari. Kedua pendekatan tekstual yang cenderung megambil semiotika dan ketiga adalah
adalah kakjian resepsi.

Anda mungkin juga menyukai