Anda di halaman 1dari 9

BAGIAN I

1. Apakah karakteristik dari jamur secara umum?


Sel-selnya berinti sejati (eukariotik), memiliki bagian vegetatif yang disebut hifa yaitu
berupa benang-benang halus, bersekat atau tidak bersekat, selnya berinti satu
(monokariotik) atau berinti dua (dikariotik), bercabang-cabang, tidak berkhlorofil, dinding
selnya mengandung kitin, selulosa atau kedua-duanya, merupakan organisme heterotrof
yang mendapatkan nutrisi dengan cara absorsi dan bereproduksi secara seksual atau
aseksual dengan spora.

2. Bagaimana langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk mengidentifikasi


jamur dan bagian/organ manakah yang memiliki arti penting untuk keperluan
identifikasi suatu jamur?
Jamur dapat berkembang biak menggunakan dan menghasilkan spora. Spora adalah
bagian reproduksi atau pembiakan yang terspesialisasi, terdiri atas satu atau beberapa sel.
Spora ada yang memiliki flagel yang disebut zoospora, dan tidak mempunyai flagel atau
aplonaspora. Bentuk dan warna spora dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengidentifikasi jamur. Beberapa bentuk dari spora jamur diantaranya adalah bulat,
lonjong, bulat telur, bulan sabit, dan gada. Warna spora pada jamur diantaranya adalah
hialin, coklat, orange, dan hitam.
Langkah-langkah identifikasi jamur berdasakan morfologi:
 Ambil potongan kecil dari satu spesies jamur. Letakkan pada gelas objek yang telah
diberi satu tetes lactophenol cotton blue atau lacthophenol
 Untuk melihat bentuk/susunan spora maka potongan biakan dapat langsung diamati
dibawah stereoscopic microscope
 Untuk melihat secara lebih detail bentuk sporangiofor/konidiofor dan perlekatannya
pada sporangium/konidia, maka biakan harus ditutup dengan gelas pentutup. Tekanlah
gelas penutup pada potongan biakan yang ada sehingga memudahkan pengamatan
 Atur jarak lensa objek agar diperoleh focus yang paling baik
 Amati secara mikroskopis karakteristik spora/konidia, ujung konidiofor dan perlekatan
antara konidia dengan konidiofor
 Berdasarkan karakteristik koloni dan mikroskopiknya maka tentukan genus jamur
tersebut.
Bagian/organ yang paling penting untuk identifikasi jamur adalah hifa, karena:
1. Organ yang berkaitan dengan infeksi jamur pada inang yaitu berupa:
- apresorium : alat untuk menempel pada permukaan jaringan inang
- haustorium : hifa yang bercabang-cabang dan berfungsi sebagai alat mengabsorpsi
nutrisi dari jaringan inangnya
2. Organ yang berfungsi sebagai alat tahan dari lingkungan yang ekstrim atau tidak
menguntungkan bagi pertumbuhan jamur.
- Khlamidospora : spora tahan yang berasal dari sel hifa yang membesar dan
dindingnya menebal
- Rhizomorf : alat tahan yang bentuknya memanjang seperti tali sepatu atau akar, yang
berasal dari sekumpulan hifa yang bersatu, dan memadat sehingga terbentuk satu unit
organ yang ujungnya masih dapat tumbuh memanjang (sampai beberapa meter)
- Sklerotium : alat tahan yang bentuknya membulat, berasal dari bersatunya
sekumpulan hifa yang kemudian akan saling berkait dan memadat
3. Organ yang berhubungan dengan reproduksi baik seksual maupun aseksual
- konidiofor, sporangiofor : ujung hifa yang akan membentuk sporangium atau konidia
- stromata : organ yang bentuknya seperti bantalan yang nantinya sebagai tempat
terbetuknya badan buah

3. a. Apakah yang dijadikan dasar bagi pengelompokan atau klasifikasi jamur?


Mc-Kane (1996) mengatakan setiap jamur tercakup di dalam salah satu dari
kategori taksonomi, dibedakan atas dasar tipe spora, morfologi hifa dan siklus
seksualnya. Kelompok-kelompok ini adalah: Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes,
Basidiomycetes dan Deuteromycetes. Terkecuali untuk deuteromycetes, semua jamur
menghasilkan spora seksual yang spesifik.
a. Oomycetes
Dikatakan sebagai jamur air karena sebagian besar anggotanya hidup di air atau di
dekat badan air. Hanya sedikit yang hidup di darat. Miseliumnya terdiri atas hifa
yang tidak bersekat, bercabang, dan mengandung banyak inti. Hidup sebagai saprofit
dan ada juga yang parasit. Pembiakan aseksualnya dengan zoospora, dan dengan
sporangium untuk yang hidup di darat. Pembiakan seksualnya dengan oospora.
Beberapa contoh dari kelompok ini antara lain: Saprolegnia sp., Achya sp.,
Phytophtora sp (Alexopoulus dan Mimms, 1979).
b. Zygomycetes
Kelompok Zygomycetes terkadang disebut sebagai “jamur rendah” yang
dicirikan dengan hifa yang tidak bersekat (coneocytic), dan berkembang biak secara
aseksual dengan zigospora. Kebanyakan anggota kelompok ini adalah saprofit.
Pilobolus, Mucor, Absidia, Phycomyces termasuk kelompok ini (Wallace, et
al.,1986). Rhizopus nigricans adalah contoh dari anggota kelompok ini, berkembang
biak juga melalui hifa yang koneositik dan juga berkonjugasi dengan hifa lain.
Rhizopus nigricans juga mempunyai sporangiospora. Ketika sporangium pecah,
sporangiospora tersebar, dan jika mereka jatuh pada medium yang cocok akan
berkecambah dan tumbuh menjadi individu baru. Spora seksual pada kelompok
jamur ini disebut zygospora (Tortora, et al., 2001).
c. Ascomycetes
Golongan jamur ini dicirikan dengan sporanya yang terletak di dalam kantung
yang disebut askus. Askus adalah sel yang membesar, yang di dalamnya terbentuk
spora yang disebut askuspora. Setiap askus biasanya menghasilkan 2-8 askospora
(Dwidjoseputro, 1978). Kelas ini umumnya memiliki 2 stadium perkembangbiakan
yaitu stadium askus atau stadium aseksual. Perkembangbiakan aseksual ascomycetes
berlangsung dengan cara pembelahan, pertunasan, klamidospora, dan konidium
tergantung kepada spesies dan keadaan sekitarnya (Sastrahidayat, 1998). Selain itu
menurut Dwidjoseputro (1978), kebanyakan Ascomycetes mikroskopis, hanya
sebagian kecil yang memiliki tubuh buah. Pada umumnya hifa terdiri atas sel-sel
yang berinti banyak.
d. Basidiomycetes
Basidiomycetes dicirikan memproduksi spora seksual yang disebut basidiospora.
Kebanyakan anggota basiodiomycetes adalah cendawan, jamur paying dan cendawan
berbentuk bola yang disebut jamur berdaging, yang spora seksualnya menyebar di
udara dengan cara yang berbeda dari jamur berdaging lainnya. Struktur tersebut
berkembang setelah fusi (penyatuan) dari dua hifa haploid hasil dari formasi sel
dikaryotik. Sebuah sel yang memiliki kedua inti yang disumbangkan oleh sel yang
kompatibel secara seksual. Sel-sel yang diploid membelah secara meiosis
menghasilkan basidiospora yang haploid. Basidiospora dilepaskan dari cendawan,
menyebar dan berkecambah menjadi hifa vegetatif yang haploid. Proses tersebut
berlanjut terus (Mc-Kane, 1996). Kelas basiodiomycetes ditandai dengan adanya
basidiokarp yang makroskopik kecuali yang hidup sebagai parasit pada daun dan
pada bakal buah (Rahayu, 1994).
Dwidjoseputro (1978) menerangkan bahwa karakteristik dari Basiodiomycetes
antara lain kebanyakan makroskopik, sedikit yang mikroskopik. Basidium berisi 2-4
basiodiospora, masing-masing pada umumnya mempunyai inti satu. Diantara
Basiodiomycetes ada yang berguna karena dapat dimakan, tetapi banyak juga yang
merugikan karena merusak tumbuhan, kayu-kayu dan perabot rumah tangga. Selain
itu tubuh Basidiomycetes terdiri dari hifa yang bersekat dan berkelompok padat
menjadi semacam jaringan, dan tubuh buah menonjol daripada Ascomycetes.
Misellium terdiri dari hifa dan sel-sel yang berinti satu hanya pada tahap tertentu saja
terdapat hifa yang berinti dua. Pembiakan vegetatif dengan konidia. Pada umumnya
tidak terdapat alat pembiakan generatif, sehingga lazimnya berlangsung somatogami.
Anyaman hifa yang membentuk mendukung himenium disebut himenofore.
Himenofore dapat berupa rigi-rigi, lamella, papan-papan dan dengan demikian
menjadi sangat luas permukaan lapis himenium (Tjitrosoepomo, 1991).
e. Deuteromycetes
Mc-Kane (1996) mengatakan, ada beberapa jenis jamur belum diketahui siklus
reproduksi seksualnya (disebut fase sempurna). Jamur ini “tidak sempurna” karena
belum ada spora seksual mereka yang ditemukan. Anggota kelompok ini
berkembang biak dengan klamidospora, arthrospora, konidiospora, pertunasan juga
terjadi. Deuteromycetes juga memiliki hifa yang bersekat (Tortora, et al., 2001).
b. Mengapa klasifikasi jamur dapat mengalami perubahan?
Posisi fungi dalam taksonomi menunjukkan bahwa fungi dulu dikelompokkan
sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena
banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof
sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan
yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal),
tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding
sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
c. Apakah manfaat dari klasifikasi jamur?
Klasifikasi jamur merupakan penggolongan jamur berdasarkan kesamaan
karakteristik yang ada. Tujuan dan manfaat dari klasifikasi adalah pertama untuk
memberi nama suatu organisme berdasarkan suatu sistem yang diterima secara
internasional sehingga dapat dikomunikasikan dengan pihak lain; yang kedua, untuk
memberi gambaran konsep tentang hubungan jamur dengan jamur dan jamur dengan
organisme yang lain (Alexopoulos & Mims, 1979).

4. a. Apakah perbedaan yeast/khamir dengan jamur secara umum?


Secara umum, jamur dapat dibagi menjadi 3 klompok utama, yaitu kapang
(mold), khamir (yeast), dan jamur (mushroom). Ketiga klompok jamur ini memiliki
beberapa perbedaan. Kapang merupakan jamur benang/filamen yang dapat membentuk
hifa dan selanjutnya menjadi miselium. Khamir merupakan jamur uniseluler berbentuk
oval, spherik, atau silinder, tidak dapat membentuk hifa atau miselium melainkan
bereproduksi dengan membentuk tunas. Jamur (mushroom) merupakan jamur
benang/filamen, mampu membentuk struktur yang disebut tubuh buah.
b. Mengapa khamir termasuk ke dalam golongan jamur?
Bentuk sel khamir bermacam-macam, yaitu oval, bulat silinder, triangular dan
sebagainya. Ukuran selnya bervariasi dengan panjang 1-5 milimikron dan lebar 1-10
milimikron. Khamir dapat melakukan reproduksi secara vegetatif dan seksual.
Reproduksi secara vegetatif yaitu dengan cara pertunasan, pembelahan, pembelahan
tunas dan pembentukan spora aseksual. Sedangkan reproduksi secara seksual dengan
membentuk spora seksual. Secara morfologi, sel khamir terdiri dari kapsul, dinding sel,
membaran sitoplasma, nukleus, vakoula, mitokondria, sitoplasma, globula lipid dan
volutin atau polifosfat.

5. Apakah perbedaan jamur tingkat rendah dengan jamur tingkat tinggi?


Perbedaan jamur tingakt rendah dan tingkat tinggi dapat dilihat dari cirri-cirinya yaitu
salah satunya dengan melihat hifa.
 Hifa seluler (celuller), yaitu hifa yang memiliki sekat (septa) terdiri dari banyak sel
yang masing-masing sel mempunyai satu atau dua inti. Jamur yang mempunyai hifa
seluler dianggap jamur tingkat tinggi, yaitu kelompok Ascomycota (termasuk fase
aseksulnya Deuteromycetes) dan Basidiomycota.
 Hifa senositik (coenocytic) yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang mengandung
protoplast dengan banyak inti. Jamur yang mempunyai hifa senositik dianggap jamur
tingat rendah, yaitu kelompok Chytridiomycota dan Zygomycota.

6. Jelaskan cara-cara reproduksi jamur secara aseksual!


Perkembangbiakan secara aseksual pada jamur dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Fragmentasi hifa adalah cara normal untuk perbanyakan jenis semua jamur yang
membentuk miselium. Fragmentasi dapat terjadi secara kebetulan karena kekuatan
luar. Sepotong kecil miselium dalam kedaan lingkungan yang cocok dapat tumbuh
menjadi individu baru. Hifa dapat terputus menjadi sel-sel komponennya disebut
Oidia atau artrospora yang berfungsi sebagai spora. Jika sel hifa membentuk dinding
sel yang tebal dan protoplasnya berubah menjadi cadangan dan seluruh sel berfungsi
sebagai spora istirahat, maka spora demikian disebut klamidospora.
2. Pembelahan sel (fission) yaitu pembelahan dari satu sel menjadi dua sel anakan
dengan penyempitan (constriction) dan pembentukan dinding sel. Cara
perkembangbiakan ini khas terjadi pada beberapa khamir.
3. Pembentukan tunas (budding) adalah pembentukan pertumbuhan keluar (outgrowth)
yang kecil (tunas) dari suatu sel induk. Pada waktu dibentuk tunas, intinya membelah
menjadi dua inti anakan, yang satu perpindah ke tunas. Tunas bertambah besar selama
masih melekat pada sel induk, tetapi kemudian terlepas dan membentuk individu
baru. Spora yang dibentuk dengan cara bertunas disebut blastospora.
Pada jamur tingkat tinggi, sporangium hanya berisi satu spora dimana dinding
antara keduanya melekat sehingga sporangium itu sendiri berfungsi sebagai satu
spora. Sporangium yang demikian dinamakan konidia, Cabang hifa yang langsung
mendukung konidia disebut konidifor. Konidiofor dapat dibentuk tersebar bebas satu
sama lain, tetapi dapat pula dibentuk sangat rapat dan teratur pada atau di dalam
badan tertentu yang disebut badan buah. Macam-macam badan buah atau tempat
terbentuknya konidiofor dan konidia antara lain :
- sinemata (sinema, kalau banyak): yaitu kumpulan konidiofor yang terjalin kuat pada
bagian dasarnya sehingga berbentuk seperti menara. Konidia dapat terbentuk sepanjang
sinema atau pada ujungnya saja
- sporodokium (sporodokia jika banyak) : yaitu stroma (kumpulan hifa tempat
terbentuknya organ reproduksi) yang menonjol sehingga seperti bantalan, di mana diatasnya
terbentuk konidiofor-konidiofor yang rapat serta konidia
- aservulus (aservuli) yaitu badan buah tempat terbentuknya konidiofor yang berbentuk
seperti cawan
- piknidium (piknidia) : yaitu badan buah tempat terbentuknya konidiofor yang
berbentuk seperti botol atau bulat dengan lubang tempat pengeluaran konidia (ostiol) pada
ujungnya
4. pembentukan spora. Ini merupakan cara perkembangbiakan aseksual yang paling
umum pada jamur. Jenis spora yang terbentuk sangat bervariasi tergantung pada jenis
jamurnya :
- Pada jamur tingkat rendah, spora aseksual diproduksi di dalam kantung yang disebut
sporangium yang merupakan ujung sel hifa yang membesar. Tangkai
pendukungnya sering disebut sporangiofor
a. Pada Chytridiomycota, sporangiumnya menghasilkan spora yang dapat bergerak
dengan pertolongan bulu cambuk atau flagel, disebut zoospora.
b. Pada Zygomycota, sporangiumnya membentuk spora yang berdinding sel dan tidak
dapat bergerak disebut aplanospora atau sporangiospora.
c. Pada Zygomycota ada beberapa jamur yang sporangiumnya hanya membentuk
beberapa atau satu sporangiospora dan disebut sporangiola.
7. Bagaimanakah cara reproduksi seksual dari jamur sebagai berikut :
a. Zigomycota
Isogametangium melakukan kopulasi/fusi yang menghasilkan zigospora.
Isogametangium adalah gametangium atau gamet jantan dan betina mempunyai
bentuk dan ukuran yang serupa. Zigospora adalah spora besar berdiding tebal yang
terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi (gametangium).
b. Ascomysota
 Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan.
 Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk
Anteridium, masing-masing berinti haploid.
 Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan
askogonium dan anteridium.
 Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi
plasmogami.
 Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion.
Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap
berpasangan.
 Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang
dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung
hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik.
 Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan inti diploid.
 Di dalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan
meiosis menghasilkan 4 inti haploid. Setiap haploid akan membelah secara mitosis
sehingga setiap askus terdiri dari 8 buah spora.. Spora terbentuk di dalam askus
sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di
tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru.
c. Basidiomycota
 Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora.
Kedua hifa ini saling bersinggungan.
 Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah satu hifa pindah
ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan
(dikariotik).
 Hifa haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid dikariotik.
 Miselium dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
 Pada ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk
basidium yang berinti diploid (2n).
 Inti diploid dalam basidium akan membelah secara meioisis menjadi empat inti
yang haploid (n).
 Basidium membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada ujungnya.
 Satu inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan
berkembang menjadi basidiospora.
 Jika basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan
tumbuh menjadi hifa yang haploid.
8. Jelaskan karakakteristik pada hifa Basidomycota terutama yang membentuk
Basidiocarp yang makroskopis!
Hifa Basidiomycota bersekat melintang, berinti satu (monokariotik) dan dua
(dikariotik). Miseliumnya berada pada substrat. Dari hifa dikariotik dapat muncul
tubuh buah yang berbentuk payung atau bentuk lain yang menjulang di atas substrat.
Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basidium dan dan
basidium terbentuk spora basidium. Basidiokarp tersusun atas basidiun-basidium yang
di dalamnya berisi spora (basidiospora). Basidium ada yang terdiri atas satu sel dan
ada yang bersekat-sekat terbagi menjadi 4 bagian sel. Basidiokarp berbentuk pipih,
berombak, seperti payung (supa), bulat bertangkai, lunak, keras seperti kayu.

BAGIAN II
1. Golongan jamur yang mempunyai gamet dapat bergerak adalah Myxomycotina
2. Golongan jamur yang dapat membentuk sporangium adalah Zygomycota dan
Oomycotina
3. Golongan jamur yang dapat membentuk zoospore adalah Oomycotina
4. Phylum jamur yang sebagian besar anggotanya hifanya bersifat heterothalik adalah
Heterokontophyta
5. Jamur berhifa yang pada kondisi tertentu juga dapat berupa yeast/khamir berarti
mempunyai sifat dimorphisme
6. Jamur Vasicular Arbuscular Mycorhizae berasal dari Phylum Glomeromikota
7. Hifa yang sering membentuk Clamp connection adalah pada Basidiomycotina (hifa
septat)
8. Jamur yang sering berperan sebagai pupuk biologi antara lain (3 contoh) Trichoderma
sp., Baeuveria sp. Dan Paecilomyces sp.
9. Phylum jamur yang dianggap sebagai jamur tingkat rendah adalah Chytridiomycota
dan Zygomycota.
10. Jamur yang dapat dikonsumsi (mushroom) sebagian besar dari Phylum Basidiomycota

BAGIAN III
1. Sebagai seorang penyuluh pertanian, anda dimintai tolong seorang petani tomat untuk
memecahkan masalahnya yaitu benih yang disemainya banyak yang tidak tumbuh dan
semai yang telah tumbuh pun banyak yang roboh dan mati. Padahal, petani lain (saudara
si petani) yang meminta benih yang sama hampir seluruh benih yang disemaikan tumbuh
subur.
a. Jelaskan analisa anda mengenai kemungkinan penyebab perbedaan tersebut dipandang
dari sudut mikologi
Pada lahan petani yang tomatnya mengalami kerusakan mungkin disebabkan
oleh jamur Rhizoctonia solani yaitu jamur penyebab penyakit damping off atau rebah
kecambah, jamur tersebut berada pada lahannya, karena Rhizoctonia solani termasuk
dalam penyakit yang berkembang biak di dalam tanah.
b. Jelaskan langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk menentukan faktor apa saja
yang berperan atau terlibat sehingga menyebabkan perbedaan pada kedua kasus tersebut!
Langkah yang dilakukan diantaranya adalah:
a. Melakukan analisis
b. Melihat gejalanya
c. Menentukan penyebabnya. Faktor yang menyebabkan penyakit tersebut adalah:
1. Media tanam terlalu basah atau becek
Penyiraman air yang berlebih terhadap media tanam dapat memicu pembusukan
dimulai dari akar dan menyebar ke seluruh bagian tumbuhan. Solusi: Semprot air
secukupnya pada media tanam menggunakan spray, jaga media tetap lembab namun
tidak kelebihan air.
2. Media tanam kering
Media tanam yang kering tentunya menyebabkan tanaman mengalami dehidrasi
(kekurangan cairan) dan akhirnya rebah. Solusi: Sama seperti poin (1), jangan
biarkan media kering lebih dari 1 hari.
3. Mal nutrisi
Bila tanaman tidak bisa menyerap makanan atau media kurang subur/bernutrisi,
maka makanan akan diambil dari bagian cadangan (caudex) atau dari sel yang
umurnya lebih tua pada bagian tanaman itu sendiri sampai cadangan makanannya
habis kemudian rebah. Solusi: Gunakan pupuk secukupnya dan sesuai anjuran.
4. Paparan sinar matahari langsung berlebihan
Paparan cahaya matahari langsung secara berlebihan menyebabkan tanaman
dehidrasi, sun burn (tersengat matahari) dan media menjadi kering. Solusi: Hindari
tanaman dari paparan sinar matahari langsung, simpan ditempat teduh namun tetap
terang.

2. Tumbuhan liar seperti alang-alang jarang sekali terkena penyakit, sedangkan pada
tanaman jenis rumput-rumputan yang dibudidayakan misalnya padi, banyak sekali
terdapat berbagai macam penyakit termasuk yang menimbulkan bercak-bercak dan
menyebabkan daun mengering.
a. Jelaskan analisa anda mengapa hal tersebut dapat terjadi. Apakah jamur merupakan
salah satu factor penyebab dari fenomena tersebut?
Setiap penyakit pasti memilih inang yang cocok untuk tempat hidupnya dan memiliki
target tersendiri. Mungkin saja penyakit yang menyebabkan bercak-bercak tersebut
memiliki inang yang bukan alang-alang. Selain itu, penyakit juga dapat disebabkan
oleh tempat, temperature, dan kelembaban dimana tanaman itu tumbuh.
Ya, penyakit itu dapat disebabkan oleh jamur. Contohnya untuk penyakit bercak-
bercak dapat disebabkan oleh Cercospora sp
b. Jelaskan langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk menentukan kemungkinan
apa saja yang berperan atau terlibat sehingga menyebabkan perbedaan tersebut
- Melakukan analisis
- Melihat gejalanya
.Gejala penyakit dimulai pada bagian pelepah dekat permukaan air.Gejala berupa
bercak-bercak besar berbentuk jorong, tepi tidak teratur berwarna coklat dan bagian
tengah berwarna putih pucat.
- Menentukan penyebabnya
Dilihat dari cara hidupnya patogen dikenal lebih menyukai cuaca yang basah,hangat
dan wabah biasanya terjadi pada bulan-bulan awal musim panas kebanyakan gejala
patogen tidak terjadi sampai akhir musim panasdan dengan demikian sebagian besar
petani tidak menyadari tanaman terjangkit sampai panen.Kombinasi faktor
lingkungan telah dikaitkan dengan prevalensi patogen seperti:adanya tanaman
inang,curah hujan sering atau irigasi dan suhu meningkat di musim semi dan musim
panas.Selain itu, pengurangan drainase tanah karena berbagai teknik seperti
pemadatan tanah juga dikenal untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan
bagi patogen.Patogen tersebar sebagai sclerotia,dan sclerotia ini dapat berpergian
dengan sarana angin,air atau tanah gerakan antara tanaman inang.
c. Jamur apa saja yang mungkin terlibat pada kedua kondisi tersebut
Cercospora sp menyebabkan penyakit bercak, Rhizoctonia solani Hawar Pelepah
Padi

Anda mungkin juga menyukai