Anda di halaman 1dari 70

Rangkuman Bahasa Indonesia

Yang dibahas ada 12 Bab


1. Kalimat Utama

2. Ide Pokok, Pokok Pikiran, Gagasan Utama

3. Simpulan Bacaan

4. Kalimat Efektif

5. Kata Baku

6. Sinonim Antonim
7. Aturan Huruf Kapital

8. Penulisan kata Di, Ke, Per-

9. Aturan penulisan kata dasar berawalan / Aturan K, P, T, S

10. Aturan penulisan bilangan pada teks

11. Aturan Huruf Miring

12. Aturan Tanda Koma


Bab 1 Kalimat Utama
Biar mudah paham menentukan kalimat utama,
Pahami ini dulu...

Langkah-langkah seorang penulis membuat sebuah


paragraf....
Dalam membuat sebuah
paragraf,

Penulis biasanya
Mempunyai ide pokok
akan menuliskan tentang
apa...
Ide pokok tersebut lalu
dituliskan dalam kalimat
utama baik secara
tersurat atau tersirat.
Kalimat utama tersebut
merupakan kalimat
umum yang mewakili
ide pokok penulis

Kemudian dijelaskan
Oleh kalimat yang lebih
khusus
( kalimat penjelas )
Kalimat utama ini bisa
disimpan

A B C

Maksudnya?
Kalimat utama bisa
disimpan di

Awal
Belakang
Campuran
Jika Kalimat utama
disimpan di Awal
Kalimat 1 – Kalimat Utama
Kalimat 2 – Kalimat Penjelas

Kalimat 3 – Kalimat Penjelas

Kalimat 4 – Kalimat Penjelas


Jika Kalimat utama
disimpan di Belakang
Kalimat 1 – Kalimat Penjelas
Kalimat 2 – Kalimat Penjelas

Kalimat 3 – Kalimat Penjelas

Kalimat 4 – Kalimat Utama


Jika Kalimat utama
disimpan di Campuran
Kalimat 1 – Kalimat Utama
Kalimat 2 – Kalimat Penjelas

Kalimat 3 – Kalimat Penjelas

Kalimat 4 – Kalimat Utama


Berdasarkan Riset kami,
Yang sering muncul di soal itu :

70% Kalimat Utama di awal


25% Kalimat Utama di Belakang
5% Kalimat Utama Campuran
Lalu bagaimana cara kita menentukan Kalimat Utama
tersebut ada di

Awal, Belakang, Campuran ?


Bagaimana cara mencari Kalimat Utama?
Awal
Kalimat Utama Belakang
Campuran
Kalimat Utama ada di Awal jika : Kalimat Utama ada di Belakang jika :
Pada kalimat kedua : Pada kalimat terakhir :

a. Terdapat Repetisi ( pengulangan kata ) a. Terdapat Simpulan


b. Kata Rujukan ( ini, itu, tersebut ) b. Oleh karena itu, Oleh sebab itu,
c. Kata ganti orang ( ia, mereka, -nya ) Dengan demikian, Jadi...
Bab 2 - Ide Pokok, Pokok Pikiran,
Gagasan Utama.
Bagaimana cara mencari Ide Pokok?

Harus mencari dulu


Awal
Ide Pokok
Gagasan Utama Kalimat Utama Belakang
Pokok Pikiran tersurat & tersirat
Campuran
Kalimat Utama ada di Awal jika : Kalimat Utama ada di Belakang jika :
Pada kalimat kedua : Pada kalimat terakhir :

a. Terdapat Repetisi ( pengulangan kata ) a. Terdapat Simpulan


b. Kata Rujukan ( ini, itu, tersebut ) b. Oleh karena itu, Oleh sebab itu,
c. Kata ganti orang ( ia, mereka, -nya ) Dengan demikian, Jadi...
Bab 3 – Simpulan Paragraf
Cara Menentukan Simpulan Paragraf

1. Tentukan ide pokok / gagasan utama / pokok pikiran


paragraf

2. Jika yang disimpulkan adalah bacaan dari beberapa


paragraf, tentukan ide pokok setiap paragraf

3. Hubungkan ide pokok setiap paragraf


Bab 4 – Kalimat Efektif
Kalimat Efektif :

1. Minimal ada Subjek dan Predikat

2. Tidak Boros Kata

3. Tidak Ambigu ( jelas )

4. Logis ( bisa dipahami )

5. Penulisan sesuai PUEBI


Bab 5 – Kata Baku
Tips sukses menyelesaikan soal kata baku :
1. Membaca 250 Kata Baku yang sering keluar ( kami sediakan )

2. Berlatih soal sebanyak mungkin yang berkaitan kata baku

3. Jika ada kata baru yang kamu tau, Kamu bisa cek sendiri pada website
KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) untuk memahami arti daripada kata
tersebut dan juga menentukan apakah kata tersebut baku / tidak baku
250 KATA BAKU
Bab 6 – Sinonim & Antonim
Tips sukses menyelesaikan soal Sinonim &
Antonim :
1. Membaca 300 Sinonim dan 300 Antonim yang sering keluar
( Kami sediakan )

2. Berlatih soal sebanyak mungkin yang berkaitan soal sinonim antonim

3. Membeli buku khusus membahas Sinonim dan Antonim


300++ SINONIM
300++ ANTONIM
Bab 7 – Huruf Kapital
Aturan Huruf Kapital
Hanya membahas materi yang sering keluar
Aturan Pertama

1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan, gelar akademik, dan pangkat yang diikuti nama
orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:
Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Walikota Australia
Profesor Supomo
Sekretaris Jenderal Kementerian Agama
Gubernur DKI Jakarta
Haji Muhidin

2. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau
nama tempat.

Contoh:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jendral Ahmad dilantik menjadi mayor jendral.
Aturan Kedua

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Contoh: tahun
Hijriah, bulan Juni, hari Jumat, hari Galungan, hari Lebaran

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh: Konferensi Asia Afrika. Perang Dunia II. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bangsa, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Dayak, bahasa Jawa
Catatan: Kata "bahasa" pada "bahasa Indonesia" tidak diawali huruf kapital. kecuali saat dipakai sebagai nama (mata
pelajaran, dn.)

4. Nama bangsa, Suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf
awal kapital.
Contoh: kejawa-jawaan , kesunda-sundaan
Aturan Ketiga

1. Huruf kapital dipakai, sebagai huruf pertama nama geografi.


Contoh: Jakarta, Pulau Natuna, Dataran Tinggi Dieng, Asia Tenggara, Amerika Serikat, Danau Kelimutu, Gunung Bromo,
Jazirah Arab, Jawa Timur, Selat Sunda, Sungai Nil, Terusan Suez, Kecamatan Kanigoro, Pegunungan Himalaya

2. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital
Contoh: menyeberangi selat, mandi di sungai, berenang di danau

3. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Contoh:
pisang ambon, gula jawa, jeruk bali, petai cina
Aturan Keempat

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik,
dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan. Contoh:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan.
Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara telah kami terima dengan balk.

2. lstilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.


Contoh: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.’

3. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.


Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?
Terima kasih atas perhatian Anda!
Bab 8 – Penulisan Kata
Penulisan Kata
Di, Ke, Per – Hanya membahas materi yang sering keluar
Aturan penulisan kata di

1. Penulisan di sebagai kata depan harus terpisah dari kata yang mengikutinya,
jika digunakan di depan kata benda yang menyatakan tempat, nama, waktu, dan lokasi.
Contohnya : di Bandung, di Jakarta, di malam hari, di kamar, di Toilet, di Pesawat

2. Penggunaan kata "di" dipisah jika tidak dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menambahkan imbuhan me-.

Contohnya, kata "di sana" tidak bisa diubah menjadi "me sana".
Maka penulisan di sana adalah dipisah.

Dipisahkan : di antara, di atas.


Digabungkan : ditulis, dibeli
Aturan penulisan kata ke ( Tempat & Kata Benda ke-an )

1. Kata ke sebagai kata depan


Setiap kali kata ke- diikuti oleh keterangan tempat maka penulisannya perlu dipisah.
Misalnya kata ke depan, ke belakang, ke Jakarta, ke Bandung, ke Singapura.

Sehingga cukup mengingat satu fungsi ini maka penulisan ke- yang benar dijamin akan selalu bisa dilakukan. Sebab
selain dengan fungsi sebagai penunjuk keterangan tempat, maka penulisannya disambung.

2. Kata ke sebagai awalan


Kata ke- yang berfungsi sebagai awalan maka penulisannya adalah disambung.
Kata berawalan ke- diakhiri akhiran-an membentuk kata benda dan harus digabung penulisannya.

Contoh: keberagaman, kebersamaan, kemanusiaan.

SPESIAL - Kata benda berawalan ke- (tanpa akhiran -an) hanya ada tiga: ketua, kekasih, dan kehendak.
Aturan penulisan kata ke ( Urutan )

1. Kata ke sebagai kata depan (penulisan dipisah)


2.
3. Kata ke sebagai awalan (penulisan digabung)

4. Kata ke sebagai sebagai penunjuk angka atau penomoran

Kata ke- juga memiliki fungsi lain sebagai penunjuk angka atau urutan.

• Angka berupa huruf Kata ke- bisa diikuti oleh angka bentuk huruf. Maka penulisan ke- yang benar adalah dengan
disambung. Misalnya kata kedua, ketiga, keempat, dst.
Contoh tersebut menunjukan angka atau urutan.

• Berupa angka Untuk kata ke- yang diikuti oleh angka maka penulisannya diikuti oleh tanda strip (-) baru kemudian
dituliskan angkanya.
Contohnya adalah kata ke-7, ke-3, ke-10, dan lain sebagainya.
Aturan penulisan kata per ( setiap, mulai, bagian )

Aturan 1
Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', atau 'mulai' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh: per meter (artinya tiap meter), satu per satu (artinya satu demi satu), per 1 Januari (artinya mulai satu Januari)

Aturan 2
Selain per yang mengandung arti di atas, ada juga per yang mempunyai arti dibagi . Per yang mengandung arti dibagi
ditulis digabungkan.

Contoh: satu pertiga, lima pertujuh.


Bab 9 – Penulisan Kata Dasar
Berawalan / Aturan K, P, T, S
Aturan penulisan kata dasar berawalan / Aturan K, P, T, S
Aturan 1
Kata dasar berawalan huruf k, p, t, dan s akan melebur jika mendapat awalan "me-", "pe-", "meng-" atau "peng-" hanya jika huruf
keduanya adalah huruf vokal.

Hal ini berlaku baik kata itu disertai akhiran atau tidak.

Contoh:
Tolong -> menolong, penolong
Korban -> mengorbankan, pengorbanan; bukan mengkorbankan

Aturan 2
Aturan 1 tidak berlaku apabila huruf keduanya (setelah huruf pertama k, p, t, dan s) adalah konsonan. Contoh:
Presentasi -> mempresentasikan; bukan memresentasikan
Kritik -> pengkritik, mengkritik; bukan pengeritik atau mengritik

Aturan 3
Pengecualian untuk kata yang sudah memiliki makna yang berkaitan erat dengan aktivitas keagamaan atau kebiasaan masyarakat.
"Mengaji" bukan peleburan dari "mengkaji". Keduanya dianggap sebagai bentuk kata yang baku dengan penggunaan yang
berbeda. ( Perbanyak latihan soal )
Bab 10 – Penulisan Bilangan
Aturan penulisan bilangan pada teks
1. Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf.
Contoh: Sepuluh siswa terbaik mendapat hadiah.

2. Angka dipakai untuk menomori alamat.


Contoh: Jalan Melati No. 25.

3. Angka yang menyatakan urutan bisa ditulis dengan tanda hubung.


Contoh : abad ke-20 , peringkat ke-5

4. Angka akhiran —an dihubungkan dengan tanda hubung.


Contoh: tahun 1970-an.

5. Bilangan dalam teks ditulis dengan huruf ketika bisa dinyatakan dengan satu atau dua kata.
Contoh: lima buah apel, tiga juta lembar.

6. Bilangan dalam teks ditulis dengan angka ketika harus dinyatakan dengan Iebih dari dua kata.
Contoh: 36 halaman, 21 kata.
Bab 11 – Penulisan Huruf Miring
Aturan penulisan Huruf Miring
Aturan penulisan Huruf Miring
Aturan penulisan Huruf Miring
Bab 12 – Penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma
Aturan penulisan Tanda Koma

Anda mungkin juga menyukai