Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah gejala-gejala penyakit


pernapasan yang infeksi dan berat yang disebut juga penyakit saluran pernapasan yang
disebabkan oleh virus Corona Family Paramyxovirus. Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) atau Corona Virus Pneumonia (CVP) adalah Syndroma pernafasan akut berat yang
merupakan penyakit infeksi pada jaringan paru manusia yang sampai saat ini belum
diketahui pasti penyebabnya. SARS (severe acute respiratory syndrome) adalah suatu jenis
kegagalan paru-paru dengan berbagai kelainan yang berbeda, yang menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan di paruparu (edema paru). SARS merupakan kedaruratan
medis yang dapat terjadi pada orang yang sebelumnya memiliki paru-paru yang normal.
Walaupun sering disebut sindroma gawat darurat akut dewasa, keadaan ini dapat juga
terjadi pada anak-anak. Dari semua pengertian yang ada di atas dapat dipastikan bahwa
Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau pencegahan penyakit berat adalah
sindroma akut akibat infeksi virus pada paru-paru yang bersifat dan menunjukan gejala
gagguan pada pasien yang memiliki riwayat kontak dengan pasien SARS, dan sampai
kesampaian saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Walaupun sering disebut kejadian
gawat darurat akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak. Dari semua
pengertian yang ada di atas dapat dipastikan bahwa Severe acute respiratory syndrome
(SARS) atau pencegahan penyakit berat adalah sindroma akut akibat infeksi virus pada
paru-paru yang bersifat dan menunjukan gejala gagguan pada pasien yang memiliki riwayat
kontak dengan pasien SARS, dan sampai kesampaian saat ini belum diketahui pasti
penyebabnya. Walaupun sering disebut kejadian gawat darurat akut dewasa, keadaan ini
dapat juga terjadi pada anak-anak. Dari semua pengertian yang ada di atas dapat dipastikan
bahwa Severe acute respiratory syndrome (SARS) atau pencegahan penyakit berat adalah
sindroma akut akibat infeksi virus pada paru-paru yang bersifat dan menunjukan gejala
gagguan pada pasien yang memiliki riwayat kontak dengan pasien SARS, dan sampai
kesampaian saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Walaupun sering disebut kejadian
gawat darurat akut dewasa, keadaan ini dapat juga terjadi pada anak-anak.

Anatomi sistem pernapasan Anatomi sistem pernapasan meemungkinkan terjadinya


pendistribusian udara dan pertukaran gas pernapasan. Fungsi ganda ini pada akhirnya
memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara udara di lingkungan dan darah dalam
paru-paru, dan pertukaran gas antara darah dan sel-sel tubuh. Untuk memahami
homeostasis dalam semua sistem organ tubuh perlu pemahaman tentang hubungan antara
sistem pernapasan dan Fungsinya tidak hanya fokus pada organisasi, struktur dari bagian
bagian sistem tetapi juga dari hubungan antar komponennya dengan sisten tubuh yang lain,
termasuk sistem persarafan, sirkulasi, mis, dan imun. Saluran Pernapasan Bawah Trakhea
Pipa udara atau trakhea adalah saluran udara tubulus yang memiliki panjang sekitar 10
sampai 13 cm dengan lebar sekitar 2,5 cm. trakhea terletak di depan esofagus dan saat
palpasi teraba sebagai struktur yang keras, kaku tepat di permukaan anterior leher. Trakhea
memnjang dari laring ke arah bawah ke dalam rongga di dalam rongga untuk tidak dibagi
menjadi bronkhi kanan dan kiri. Bronchial & Alveoli Ujung distal trakhea membagi
menjadibronkhi primer kanan dan kiri yang terletak di dalam rongga dada. Di dalam
paru-paru, masing-masing bronkhus primer sedikit memanjang dari trakhea ke arah
paru-paru membentuk cabang menjadi bronkhus sekunder, meskipun penambahan ini tidak
simetris: cabang bronkhus kiri memiliki sudut yang lebih tajam putus dengan cabang
bronkhus kanan. Sebagai akibat dari perbedaan anatomi ini adalah bila benda asing secara
tidak sengaja terhirup biasanya akan terangkut di bronkhus kanan. Pada dinding bronkhiolus
tidak terdapat kartilago; keadan ini menjadi penting secara klinis dalam asma. Bronkhiolus
yang paling kecil berakhir dalam kumpulan alveoli—kantung udara didalam paru-paru.
Fungsi percabangan bronkus untuk memberikan saluran udara antara trakea dan alveoli.
Sangat penting artinya untuk menjaga agar jalan udara tetap terbuka dan bersih. Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta dilindungi
oleh singkar iga. Bagian dasar setiap paru-paru terletak di atas diafragma; bagian Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta dilindungi
oleh singkar iga. Bagian dasar setiap paru-paru terletak di atas diafragma; bagian Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi serta dilindungi
oleh singkar iga. Bagian dasar setiap paru-paru terletak di atas diafragma; bagian

apeks paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula. Pada permukaan tengah setiap paru
terdapat identasi yang disebut hilus, tempat bronkhus primer dan tempat masuknyaarteri
serta vena pulmonari kedalam paru. Toraks Rongga toraks terdiri atas rongga pleura kanan
dan kiri dan sebagian yang disebut mediastinum. Jaringan fibrosa membentuk dinding
sekeliling mediastinum, yang secara sempura memisahkannya dari rongga pleura kanan,
dimana terletak paru kanan, dan dari rongga pleura kiri, yang merupakan tempat dari paru
kiri. Satu-satunya organ dalam rongga toraks yang terletak didalam mediastinum adalah
paru-paru B. Etiologi Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO
mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru adalah penetapan penyebab
SARS. Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya
“crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop tampak seperti mahkota. Penyebabnya bisa karena penyakit apapun, yang
secara langsung maupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.

Pneumonia Tekanan yang sangat rendah (syok) Terhirupnya ke dalam paru (menghirup
muntahan dari lambung) Beberapa transfusi darah kerusakan paru-paru karena sangat
rendah oksigen konsentrasi tinggi Emboli paru cedera pada darah dada Overdosis obat
seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin Trauma hebat Transfusi darah (terutama
dalam jumlah yang sangat banyak).

C. Patofisiologi

Coronavirus

Droplet

Saluran Pernafasan

Peningkatan angka leukosit

Inkubasi 2-10 hari

Demam Nafsu makan

Hipertermi menurun

Intake
Radang paru Bersihan jalan nafas

Peningkatan rahasia

tidak efektif

Dehidrasi Asupan O2

Sesak nafas

makanan/minuman tidak adekuat

menurun

Nutrisi kurang

Volume cairan kurang dari

kebutuhan tubuh

kebutuhan tubuh

Metabolisme anaerob

Perubahan Kecepatan Pernapasan

(RR) Peningkatan asam laktat Peningkatan

Pola napas tidak

asam laktat

Nyeri

efektif

Nyeri

Penyebab penyakit SARS yang disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan mikroskop elektron. Virus ini stabil pada tinja dan urin pada suhu kamar
selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain,
corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan
pasien. Lihat langsung ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alatalat yang terkontaminasi. Cara penularan : SARS ditularkan melalui
kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita
atau kontak langsung dengan rahasia atau cairan tubuh dari penderita suspek atau
kemungkinan. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu
kendaraan atau dalam satu gedung yang diperkirakan tidak terjadi, asal tidak langsung
berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada asal tidak kontak
langsung dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada asal tidak kontak
langsung dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada

petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau
nebulasi. Paktor pencetus, Coronavirus adalah penyebab utama SARS. Virus ini stabil pada
tinja dan urin pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare. Virus SARS kehilangan fektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan
bahan-bahan fiksasi. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui
saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga sepuluh
hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode penularannya melalui udara
serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Di sekeliling Anda saat
menikmati bersin dan batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau
barang-barang yang digunakan oleh pasien SARS.

D. Manispestasi Klinis Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan
“probable” sesuai kriteria WHO. Definisi penderita tersangka (diduga) memiliki riwayat
sebagai berikut : Demam tinggi (>380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami
kesulitan bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat penyakit dalam 10 hari
sebelum timbulnya gejala klinis yaitu : a. Pernah kontak dengan penderita suspek atau
penderita suspect SARS (seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani sekret
atau cairan tubuh penderita) b. Dan atau riwayat pernah melakukan perjalanan kedaerah
yang sedang terjangkit SARS c. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.
Definisi penderita kemungkinan (mungkin) adalah penderita tersangka seperti yang
disebutkan diatas disertai dengan :

B. Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang konsisten dengan gejala klinis
pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang ada. C. Ataunya coronavirus
SARS dengan satu atau lebih metode pemeriksaan laboratorium. D. Atau pada otopsi
ditemukan gambaran patologis RDS tanpa sebab yang jelas. Suhu badan lebih dari 38oC,
ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendekpendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala
itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspek
SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau disebut
gagal pernapasan, orang itu bisa jadi kemungkinan SARS atau bisa disebut terkena SARS.
Gejala sakit kepala lainnya, otot terasa kaku, diare yang tak henti-hentinya, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang
kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang terlupakan menderita SARS itu. Tapi
gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan sebelum seseorang mengetahui penyakit ini. Paru-parunya mengalami nyeri,
limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen
dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat
dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang. E. Komplikasi Komplikasi : a. Abses paru b. efusi pleura c.
Empiema d. Gagal nafas e. Perikarditis f. Meningitis g. Atelektasis h. Hipotensi i. Delirium j.
Asidosis metabolik k. Dehidrasi l. Penyakit multi lobular m. Septikemi n. Superinfeksi dapat
terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis. F. Pemeriksaan Penunjang a.
Pemeriksaan radiologi : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.

B. Pada pemeriksaan fisik : dengan menggunakan stetoskop, terdengar bunyi pernafasan


yang tidak normal (seperti ronki atau mengi). tekanan darah sering rendah dan kulit, bibir
serta penderita tampak kebiruan (karena kekurangan oksigen). Pemeriksaan yang biasa
dilakukan untuk mendiagnosis SARS : Rontgen dada (menunjukkan adanya penimbunan
cairan di tempat yang seharusnya terisi udara) Gas darah arteri menghitung jenis darah
dan kimia darah Bronkoskopi c. Pemeriksaan Laboratorium : Leukosit. D. Pemeriksaan
Bakteriologis : sputum, darah, aspirasi nasotrakeal atau transtrakeal, aspirasi jarum
transtorakal, torakosentesis, bronskoskopi, biopsi e. Test DNA sequencing bagi coronavirus
yang dapat diperoleh hasilnya dalam 8 jam dan sangat akurat. Tes yang lama hanya mampu
mendeteksi antibodi. G. Penatalaksanaan Terapi suportif umum :

mempersembahkan multivitamin dan lain-lain. Terapi oksigen Humidifikasi dengan


nebulizer Fisioterapi dada Pengaturan cairan Pemberian kortokosteroid pada fase sepsis
berat Obat inotropik Mekanisme ventilasi Drainase empiema Bila tidak ada nafas,
diberikan nutrisi dengan kalori Terapi antibiotik Agen anti-bakteri secara rutin ditentukan
untuk SARS karena fitur non-spesifik dan cepat tes laboratorium yang dapat diandalkan
untuk mendiagnosis virus SARS-cov dalam beberapa hari pertama infeksi belum tersedia.
Antibiotik empiris yang sesuai dengan yang diperlukan untuk menutupi patogen umum per
nasional atau pedoman pengobatan lokal bagi masyarakatdiperoleh atau pneumonia
nosokomial. Setelah patogen lain, terapi antibiotik dapat ditarik. Selain efek antibakteri
mereka, beberapa antibiotik imunomodulator yang dikenal memiliki sifat, khususnya kuinolon
dan makrolid. Efeknya pada kursus SARS adalah belum ditentukan. SARS dapat hadir
dengan spektrum keparahan penyakit. sebagian kecil pasien dengan penyakit ringan
pulihkan bentuk khusus tanpa pengobatan atau terapi antibiotik saja.

Antibiotik : a.Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab b. Utama ditujukan pada


S.pneumonia, H.Influensa dan S.Aureus H. Prognosis Angka kematian melebihi 40%. Jika
penyakit tidak ditangani dengan baik maka kondisi bagian tubuh yang diserang, yakni
paru-paru, bertambah parah kerusakannya. Keadaan pasien yang sebelumnya mengalami
hal tersebut paru dapat berlanjut ke kondisi gagal napas yang berat karena paru tidak dapat
bekerja sebagai alat pernapasan yang menerima oksigen dan membuang karbondioksida.
Tanda jasmani tidak begitu terlihat dan mungkin tidak ada. Beberapa pasien akan
mengalami tachypnea dan crackle pada auskultasi. Kemudian, tachypnea dan lethargy
terlihat jelas. Pada penderita yang menjalani terapi ventilator dalam waktu yang lama,
cenderung akan terbentuk jaringan parut di paru-parunya. Jaringan parut tertentu membaik
beberapa bulan setelah ventilator dilepas. penderitaan yang membaik terhadap pengobatan,
biasanya akan sembuh total, dengan atau tanpa kelainan paru-paru jangka panjang. A.
Konsep Keperawatan A. Pengkajian Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan SARS : 1.
Kaji terhadap nyeri, takipnea, penggunaan otot aksesoris, nadi cepat bersambungan, batuk,
sputum purulen, dan auskultasi bunyi napas untuk mengetahui konsolidasi. 2. Perhatikan
perubahan suhu tubuh. 3. Kaji terhadap kegelisahan dan delirium dalam alkoholisme. 4. Kaji
terhadap komplikasi yaitu berlanjutnya atau kambuhan, tidak berhasil untuk sembuh,
atelektasis, efusi pleural, komplikasi jantung, dan superinfeksi. 5. Faktor perkembangan
pasien : Umur, tingkat perkembangan, kebiasaan sehari-hari, mekanisme koping,
kemampuan memahami tindakan yang dilakukan. 6. Pengetahuan pasien atau keluarga :
pengalaman tentang penyakit pernafasan, pengetahuan tentang penyakit pernafasan dan
tindakan yang dilakukan. B. Diagnosa Meningkatkan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan asupan oral tidak adekuat, takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
mengakses berhubungan dengan faktor biologi. 4. Nyeri berhubungan dengan agen injury
biologis (kerusakan organ) 5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
(RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit). C. intervensi

No1

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi

Bersihan jalan nafas tidak

NOC :

NIC :

efektif berhubungan dengan inflamasi dan obstruksi jalan nafas.

A. Status pernafasan :

Airway suction

Ventilasi b. Status pernafasan :

a. Pastikan kebutuhan

Patensi jalan napas


penghisapan oral atau trakea b. Auskultasi suara nafas sebelum dan

Kriteria Hasil : a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan

sebelum suctioning. C. Informasikan pada klien dan keluarga

suara nafas

tentang suction d. Minta klien nafas

bersih, tidak ada

dalam sebelum

sianosis dan dyspneu b. di belakang jalan

suction dilakukan. e. Berikan O2 dengan nafas

yang paten c. Mampu Menemukan dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan
nafas

menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal f. Gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan g. Anjurkan pasien

untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal h. Pantau
status oksigen pasien i. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion j. Hentikan
penghisapan dan pemberian oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dan lain-lain.

Manajemen jalan napas a. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi c. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan d. lakukan fisioterapi dada jika perlu e. Auskultasi suara
nafas

, catat adanya suara tambahan f. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu g. Atur
asupan untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. H. Pantau respirasi dan status O2

Manajemen cairan 2

Defisit Volume cairan

NOC :

berhubungan dengan asupan oral yang tidak adekuat, takipneu, demam

a. Pertahankan catatan a. Keseimbangan cairanb. Hidrasi c. Status Gizi : Asupan


dan keluaran makanan dan cairan yang akurat b. Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat,

Kriteria Hasil : a. Mempertahankan keluaran urin sesuai dengan usia dan BB,

tekanan darah ortostatik ), jika c. Monitor tanda vital d. Pantau masukan

BJ urin normal, HT

makanan / cairan

normal b. Tekanan darah, nadi,

dan hitung asupan

suhu tubuh dalam batas normal c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,

kalori harian e. lakukan terapi IV f. Pantau status nutrisi

Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab,

G. Berikan cairan h. Dorong masukan lisan i. Berikan penggantian

tidak ada rasa haus yang berlebihan

nesogatrik sesuai output j. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan k. Kolaborasi
dokter jika tanda kelebihan kelebihan muncul meburuk l. Atur kemungkinan tranfusi m.
Persiapan untuk review tranfusi

3.

Ketidakseimbangan nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Berhubungan DENGAN


ketidakmampuan pemasukan Berhubungan

NOC:

NIC:

Status nutrisi, Penghasilan kena pajak

Makan gangguan

diberikan Penjelasan Dan

manajemen

Perawatan Kebutuhan nutrisi Pasien terpenuhi Dengan Kriteria hasil temuan:


DENGAN faktor biologis (Sesak nafas).

A. Pemasukan nutrisi yang adekuat b. Pasien mampu menjalani diet yang dihidangkan c.
Tidak ada tandatanda malnutrisi d. Nilai laboratorim, protein total 8-8 gr %, Albumin 3.5-5.4
gr%, Globulin 1.83.6 gr%, HB tidak

a. Tentukan kebutuhan kalori harian b. Ajarkan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi
c. Pemantauan TTV dan Nilai Laboratorium d. Monitor intake dan output e. Pertahankan
kepatenan pemberian nutrisi

kurang dari 10 gr % e. Membran mukosa

parenteral
f. Pertimbangkan Dan konjungtiva nutrisi enteral
g. Pantau adanya tidak komplikasi komplikasi
GI

Terapi gizi
a. Pantau masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian secara tepat
b. Kolaborasi ahli gizi
c. Pastikan dapat diet TKTP (protein tinggi kalori)
d. Memberikan perawatan mulut
e. Pantau hasil labiratoriun protein, albumin, globulin, HB
f. Jauhkan bendabenda yang tidak enak dipandang seperti urinal, kotak drainase, bebat dan
pispot
g. makanan

hangat dengan variasi yang menarik

NIC : 4

Intoleransi aktivitas

NOC :

berhubungan dengan isolasi pernapasan.

A. Konservasi energib. Perawatan Diri :

Terapi Aktivitas ADLs


a. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam

Kriteria Hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

merencanakan program terapi yang tepat.


B. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi
dan sosial
d. Bantu untuk Mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan
e. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
f. Bantu untuk Identifikasi aktivitas yang disukai
g. Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
h. Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
i. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan semangat
j. Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual

Manajemen Energi :
a. Observasi adanya klien dalam melakukan aktivitas

b. Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan


c. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
d. Memantau nutrisi dan sumber energi
e. Monitor pasien akan kelelahan kerja dan emosi berlebihan.
F.Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
g. Pantau pola tidur dan waktu tidur/istirahat pasien

NIC : 5

Defisit pengetahuan

NOC :

berhubungan dengan perawatan

a. Pengetahuan : proses penyakit b. Pengetahuan :

Ajaran : Proses penyakit a. Berikan penilaian tentang tingkat

pengetahuan kesehatan pasien Kriteria Hasil : a. Pasien dan keluarga menyatakan


pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan b. Pasien dan
keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar c. Pasien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

tentang proses penyakit yang spesifik b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. C. Gambarkan
tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat d. Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat e. Identifikasi penyebab kemungkinan, dengna
cara yang tepat f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
g. harapan yang kosong h. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit i. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan j. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan k. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat l. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
dilaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAPTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC,
Jakarta Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta Mansjoer, Arif dkk. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta. Mansjoer, Arif
dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63
http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html

Anda mungkin juga menyukai