apeks paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula. Pada permukaan tengah setiap paru
terdapat identasi yang disebut hilus, tempat bronkhus primer dan tempat masuknyaarteri
serta vena pulmonari kedalam paru. Toraks Rongga toraks terdiri atas rongga pleura kanan
dan kiri dan sebagian yang disebut mediastinum. Jaringan fibrosa membentuk dinding
sekeliling mediastinum, yang secara sempura memisahkannya dari rongga pleura kanan,
dimana terletak paru kanan, dan dari rongga pleura kiri, yang merupakan tempat dari paru
kiri. Satu-satunya organ dalam rongga toraks yang terletak didalam mediastinum adalah
paru-paru B. Etiologi Etiologi SARS masih dipelajari. Pada 7 April 2003, WHO
mengumumkan kesepakatan bahwa coronavirus yang baru adalah penetapan penyebab
SARS. Coronavirus berasal dari kata “Corona” yang berasal dari bahasa Latin yang artinya
“crown” atau mahkota. Ini sesuai dengan Coronavirus itu sendiri yang kalau dilihat dengan
mikroskop tampak seperti mahkota. Penyebabnya bisa karena penyakit apapun, yang
secara langsung maupun tidak langsung yang melukai paru-paru, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10.
Pneumonia Tekanan yang sangat rendah (syok) Terhirupnya ke dalam paru (menghirup
muntahan dari lambung) Beberapa transfusi darah kerusakan paru-paru karena sangat
rendah oksigen konsentrasi tinggi Emboli paru cedera pada darah dada Overdosis obat
seperti heroin, metadon, propoksifen atau aspirin Trauma hebat Transfusi darah (terutama
dalam jumlah yang sangat banyak).
C. Patofisiologi
Coronavirus
Droplet
Saluran Pernafasan
Hipertermi menurun
Intake
Radang paru Bersihan jalan nafas
Peningkatan rahasia
tidak efektif
Dehidrasi Asupan O2
Sesak nafas
menurun
Nutrisi kurang
kebutuhan tubuh
kebutuhan tubuh
Metabolisme anaerob
asam laktat
Nyeri
efektif
Nyeri
Penyebab penyakit SARS yang disebabkan oleh coronavirus (family paramoxyviridae) yang
pada pemeriksaan mikroskop elektron. Virus ini stabil pada tinja dan urin pada suhu kamar
selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada penderita diare. Seperti virus lain,
corona menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan, lalu bersarang di
paru-paru. Lalu berinkubasi dalam paru-paru selama 2-10 hari yang kemudian
menyebabkan paru-paru akan meradang sehingga bernapas menjadi sulit. Metode
penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan
pasien. Lihat langsung ludah (droplet) saat pasien bersin dan batuk. Dan kemungkinan juga
melalui pakaian dan alatalat yang terkontaminasi. Cara penularan : SARS ditularkan melalui
kontak dekat, misalnya pada waktu merawat penderita, tinggal satu rumah dengan penderita
atau kontak langsung dengan rahasia atau cairan tubuh dari penderita suspek atau
kemungkinan. Penularan melalui udara, misalnya penyebaran udara, ventilasi, dalam satu
kendaraan atau dalam satu gedung yang diperkirakan tidak terjadi, asal tidak langsung
berhadapan dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada asal tidak kontak
langsung dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada asal tidak kontak
langsung dengan penderita SARS. Untuk sementara, masa menular adalah mulai saat
sedang demam atau tanda-tanda gangguan pernafasan hingga penyakitnya dinyatakan
sembuh. Masa penyaluran kurang dari 21 hari. Petugas kesehatan yang kontak langsung
dengan penderita memiliki risiko paling tinggi tertular, lebih-lebih pada
petugas yang melakukan tindakan pada sistem pernafasan seperti melakukan intubasi atau
nebulasi. Paktor pencetus, Coronavirus adalah penyebab utama SARS. Virus ini stabil pada
tinja dan urin pada suhu kamar selama 1-2 hari dan dapat bertahan lebih dari 4 hari pada
penderita diare. Virus SARS kehilangan fektivitasnya terhadap berbagai disinfektan dan
bahan-bahan fiksasi. Seperti virus lain, corona menyebar lewat udara, masuk melalui
saluran pernapasan, lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga sepuluh
hari, paru-paru akan meradang, bernapas kian sulit. Metode penularannya melalui udara
serta kontak langsung dengan pasien atau terkena cairan pasien. Di sekeliling Anda saat
menikmati bersin dan batuk bahkan bisa melalui barang-barang yang terkontaminasi atau
barang-barang yang digunakan oleh pasien SARS.
D. Manispestasi Klinis Secara proposional ada 2 definisi kasus SARS, yaitu “suspect” dan
“probable” sesuai kriteria WHO. Definisi penderita tersangka (diduga) memiliki riwayat
sebagai berikut : Demam tinggi (>380C / 100,40F) disertai dengan batuk atau mengalami
kesulitan bernafas ditambah dengan adanya satu atau lebih riwayat penyakit dalam 10 hari
sebelum timbulnya gejala klinis yaitu : a. Pernah kontak dengan penderita suspek atau
penderita suspect SARS (seperti merawat penderita, tinggal bersama, menangani sekret
atau cairan tubuh penderita) b. Dan atau riwayat pernah melakukan perjalanan kedaerah
yang sedang terjangkit SARS c. Dan atau tinggal didaerah yang sedang terjangkit SARS.
Definisi penderita kemungkinan (mungkin) adalah penderita tersangka seperti yang
disebutkan diatas disertai dengan :
B. Gambaran radiologis adanya infiltrat pada paru yang konsisten dengan gejala klinis
pneumonia atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang ada. C. Ataunya coronavirus
SARS dengan satu atau lebih metode pemeriksaan laboratorium. D. Atau pada otopsi
ditemukan gambaran patologis RDS tanpa sebab yang jelas. Suhu badan lebih dari 38oC,
ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendekpendek. Jika sudah terjadi gejala-gejala
itu dan pernah berkontak dekat dengan pasien penyakit ini, orang bisa disebut suspek
SARS. Kalau setelah di rontgen terlihat ada pneumonia (radang paru-paru) atau disebut
gagal pernapasan, orang itu bisa jadi kemungkinan SARS atau bisa disebut terkena SARS.
Gejala sakit kepala lainnya, otot terasa kaku, diare yang tak henti-hentinya, timbul
bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang
kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang terlupakan menderita SARS itu. Tapi
gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan pasien. Tetap diperlukan
pemeriksaan sebelum seseorang mengetahui penyakit ini. Paru-parunya mengalami nyeri,
limfositnya menurun, trombositnya mungkin juga menurun. Kalau sudah berat, oksigen
dalam darah menurun dan enzim hati akan meningkat. Ini semua gejala yang bisa dilihat
dengan alat medis. Tapi semua gejala itu masih bisa berubah. Penelitian terus
dilangsungkan sampai sekarang. E. Komplikasi Komplikasi : a. Abses paru b. efusi pleura c.
Empiema d. Gagal nafas e. Perikarditis f. Meningitis g. Atelektasis h. Hipotensi i. Delirium j.
Asidosis metabolik k. Dehidrasi l. Penyakit multi lobular m. Septikemi n. Superinfeksi dapat
terjadi sebagai komplikasi pengobatan farmakologis. F. Pemeriksaan Penunjang a.
Pemeriksaan radiologi : air bronchogram : Streptococcus pneumonia.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan asupan oral tidak adekuat, takipneu, demam.
3. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
mengakses berhubungan dengan faktor biologi. 4. Nyeri berhubungan dengan agen injury
biologis (kerusakan organ) 5. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
(RR >24x/menit) atau hipoventilasi (RR <16x/menit). C. intervensi
No1
Diagnosa
Intervensi
NOC :
NIC :
A. Status pernafasan :
Airway suction
a. Pastikan kebutuhan
suara nafas
dalam sebelum
yang paten c. Mampu Menemukan dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan
nafas
menggunakan nasal untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal f. Gunakan alat yang steril
setiap melakukan tindakan g. Anjurkan pasien
untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal h. Pantau
status oksigen pasien i. Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion j. Hentikan
penghisapan dan pemberian oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan
saturasi O2, dan lain-lain.
Manajemen jalan napas a. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
perlu b. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi c. Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan d. lakukan fisioterapi dada jika perlu e. Auskultasi suara
nafas
, catat adanya suara tambahan f. Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu g. Atur
asupan untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. H. Pantau respirasi dan status O2
Manajemen cairan 2
NOC :
Kriteria Hasil : a. Mempertahankan keluaran urin sesuai dengan usia dan BB,
BJ urin normal, HT
makanan / cairan
suhu tubuh dalam batas normal c. Tidak ada tanda tanda dehidrasi,
nesogatrik sesuai output j. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan k. Kolaborasi
dokter jika tanda kelebihan kelebihan muncul meburuk l. Atur kemungkinan tranfusi m.
Persiapan untuk review tranfusi
3.
NOC:
NIC:
Makan gangguan
manajemen
A. Pemasukan nutrisi yang adekuat b. Pasien mampu menjalani diet yang dihidangkan c.
Tidak ada tandatanda malnutrisi d. Nilai laboratorim, protein total 8-8 gr %, Albumin 3.5-5.4
gr%, Globulin 1.83.6 gr%, HB tidak
a. Tentukan kebutuhan kalori harian b. Ajarkan klien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi
c. Pemantauan TTV dan Nilai Laboratorium d. Monitor intake dan output e. Pertahankan
kepatenan pemberian nutrisi
parenteral
f. Pertimbangkan Dan konjungtiva nutrisi enteral
g. Pantau adanya tidak komplikasi komplikasi
GI
Terapi gizi
a. Pantau masukan makanan atau minuman dan hitung kalori harian secara tepat
b. Kolaborasi ahli gizi
c. Pastikan dapat diet TKTP (protein tinggi kalori)
d. Memberikan perawatan mulut
e. Pantau hasil labiratoriun protein, albumin, globulin, HB
f. Jauhkan bendabenda yang tidak enak dipandang seperti urinal, kotak drainase, bebat dan
pispot
g. makanan
NIC : 4
Intoleransi aktivitas
NOC :
Kriteria Hasil :
a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
RR
b. Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
Manajemen Energi :
a. Observasi adanya klien dalam melakukan aktivitas
NIC : 5
Defisit pengetahuan
NOC :
tentang proses penyakit yang spesifik b. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana
hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. C. Gambarkan
tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat d. Gambarkan
proses penyakit, dengan cara yang tepat e. Identifikasi penyebab kemungkinan, dengna
cara yang tepat f. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
g. harapan yang kosong h. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit i. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan j. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau diindikasikan k. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat l. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
dilaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
DAPTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 3, EGC,
Jakarta Jong, W, 1997, Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC Jakarta Mansjoer, Arif dkk. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta. Mansjoer, Arif
dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.
http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=63
http://dhewynerz.blogspot.com/2009/11/askep-sars.html