Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFENISI
Menurut Wang, (2020) Corona Virus merupakan RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen.Sedangkan Menurut WHO (2020) virus
corona adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada
hewan ataupun manusia.Sedangkan menurut Albertus (2020) virus corona
atau severe acute respiratory syndrome corona virus-2 (SARS-COV-2) adalah
virus yang menyerang system pernapasan, penyakit karena infeksi ini disebut
COVID 19, virus corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada system
pernapasan, infeksi paru-paru yang berat hingga kematian.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa virus corona atau (SARS-COV-2) adalah
virus yang menyerang system pernapasan dengan di tandai beberapa gejala
seperti flu, batuk, sesak nafas, dan demam yang dapat menular melalui droplet
atau percikan kecil dari si penderita ke orang lain.

B. KLASIFIKASI
Menurut Kemenkes (2020) klasifikasi tingkatan orang terinfeksi
COVID – 19 terbagi atas:
1. pasien Dalam Pengawasan (PDP)
- Orang dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan
ditandai adanya demam ( ≥380C), batuk, pilek, sesak nafas,
nyeri menelan, pneumonia ringan hingga berat, serta tidak
memiliki penyebab lain menurut gambaran klinis yang
meyakin kan dan dalam14 hari terakhir sebelum timbul gejala
pernah melakukan riwayat perjalanan atau tinggal di Negara/
wilayah terpapar Covid-19.
- Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuh
kan perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain
berdasar kan gambaran klinis yang meyakin kan.
2. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
- Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam;
atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasar kan
gambaran klinis yang meyakin kan dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki Riwayat perjalanan atau
tinggal dinegara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
- Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan
seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk dan pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus
konfirmasi COVID-19.
3. Orang Tanpa Gejala (OTG)
- Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular
dari orang konfirmasi COVID-19. Orang tanpa gejala (OTG)
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
- Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik
atau berada dalam ruangan dan berkunjung (dalam radius1
meter dengan kasus pasien dalam pengawasan atau konfirmasi)
dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
setelah kasus timbul gejala.
C. ANANTOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
Anantomi sisitem pernapasan atau respirasi pada manusia terdiri dari jaringan
dan organ tubuh yang merupakan tolak ukur bagi kesehatan manusia system
respirasi yang mengalami gangguan, akan menganggu system lain yang
bekerja di dalam tubuh hal ini dapat menimbulkan terganggunya
keseimbangan internal tubuh, terganggunya proses homeostatis dalam jangka
panjang dapat menimbulkan berbagai macam penyalit

1. Saluran pernapasan atas (upper respiratory tract)

a. Hidung
Hidung memiliki ujung saraf yang berada pada langit-langit
hidung di area lempeng kribriformis tulang etmoid dan konka
superior, fungsi ujung saraf ini adalah untuk mendeteksi bau pada
organ inilah, udara keluar dan masuk untuk pertama kali, ketika
udara di hangatkan dan dilembabkan hal ini dilakukan oleh sel
epitel bersila yang memiliki lapisan mukus hasil sekresi sel goblet
dan kelenjer mukosa gerakan silia mendorong lapisan mukus ke
posterior di dalam rongga hidungdan ke superior saluran
pernapasan bagian bawah menuju faring, hidung memiliki lapisan
jaringan bernama septa yang di selimuti oleh silia, silia merupakan
serat serupa rambut yang menyaring partikel-partikel asing yang
ikut masuk bersama udara ke dalam saluran pernapasan silia
sebagai penyaring juga memastikan bahwa paru-paru tidak akan
tersumbat, tetapi silia bisa musnah oleh rokok, rongga hidung juga
memiliki saluran-saluran yang di sebut nares anterior saluran-
saluran ini kemudian mengarah dan bermuara didalam suatu
bagian yang di kenal sebagai vestibulum hidung, rongga hidung
dilapisi oleh selaput lender yang kaya akan pembuluh darah dan
bersambung dengan lapisan faring dan selaput
b. Faring
Faring atau tenggorok merupakan pipa berotot yang terletak di
sepanjang dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
esophagus pada ketinggian tulang rawan krikoid saluran faring
memiliki panjang 12-14 cm dan memanjang dari dasar tengkorak
hingga vertebra servikalis ke-6, faring terbagi menjadi tiga bagian
- Nasofaring yaitu merupakan bagian nasal faring yang terletak
di belakang hidung dan diatas palatum molle , pada dinding
lateral, terdapat dua saluran auditori tiap saluran tersebut
mengarah ke masing-masing bagian tengah telinga nasofaring
merupakan bagian dari faring yang hanya dapat di lalui udara
- Orofaring yaitu merupakan bagian oral faring yang terletak di
belakang mulut, memanjang dari bagian bawah palatum molle
hingga bagian vertebra servikalis ketiga, dinding lateral bersatu
dengan palatum molle untuk membentuk lipatan di tiap
sisinya ,orofaring merupakan bagian yang dapat dilalui udara
dan makanan, tetapi tidak secara bersamaan, saat menelan
bagian nasal dan oral dipisahkan oleh palatum molle dan uvula
(bentuknya mirip anggur kecil ) merupakan prosesus kerucut
kecil yang menjulur ke bawah dari bagian tengan tepi bawah
palatum molle
- Laringofarius yaitu merupakan bagian organ dari faring yang
memanjang dari atas orofaring dan berlanjut hingga ke bawah
esophagus, yakni dari vertebra servikalis ketingga hingga
keenam seperti halnya orofaring, laringofaring juga dapat
dlewati oleh udara atau makanan meskipun tidak secara
bersamaan reflek menelan dalam hal ini merupakan kontraksi
antara dinding muscular orofaring dan laringofaring
2. Saluarn Pernapasan Bawah

a. Trakea
Trakea merupakan suatu pipa penghubung ke bronkus, bentuk
trakea seperti sebuah pohon, sehingga terkadang disebut pohon
trakeobronkial trakea merupakan lanjutan dari laring yang
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin kartilago, cincin kartilago
tersebut terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti
huruf C, trakea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas
epitelium bersilia dan sel cangkir, trakea terdiri dari tiga lapis,
yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam lapisan luar
terdiri dari jaringan elastic dan fibrosa yang membungkus
kartilago, lapisan tengah terdiri dari kartilago dan pita otot polos
yang membungkus trakea dalam susunan helik, terakhir la[isan
dalam diri dari epithelium kolumnar penyekresi mukus.
b. Percabangan bronkus
Bronkus merupakan percabangan dari trakea, ujung distal trakea
ini dibagi menjadi bronkus primer kanan dan kiri, setiap bronkus
primer bercabang 9 sampai 12 kali untuk membentuk bronkus
sekunder dan tersier dengan diameter yang semakin kecil, bronkus
primer kanan dan kiri memiliki perbedaan anatomi dimana
bronkus primer kiri memiliki sudut yang lebih tajam dibandingkan
dengan sudut kanan, hal ini berimbas pada tersangkutnya benda
asing yang tidak sengaja terhirup pada bronkus kanan.cabang
bronkus kanan dan kiri memiliki dua cabang yaitu bronkus lobaris
dan segmentalis percabangan ini terus menjadi kecil sampai
akhirnya menjadi bronkiolus terminalis (saluran udara kecil yang
tidak mengandung alveoli) bronkiolus merupakan bagian dari
system pernapasan yang tidak di perkuat oleh cincin tulang rawan
bronkiolus merupakan organ yang hanya tersusun oleh otot polos,
sehingga ukurannya dapat berubah, di samping itu terdapat asinus
yang merupakan unit fungsional paru, yaitu sebagai tempat
pertukaran gas.Asinus (lobulus primer) terdiri dari bronkiolus
respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris terminalis (akhir
paru) yang menyerupai anggur dan dipisahkan oleh septum dari
alveolus di dekatnya, di setiap organ paru orang dewasa, rata-rata
terdapat 300 sampai 500 juta alveolus. Struktur mendasar dari
paru-paru adalah percabangan bronchial yang secara berurutan
terdiri dari bronkus, bronkiolus, bronkiolus terminalis, bronkiolus
respiratorik, duktus alveolar,dan alveoli, bronkiolus merupakan
cabang-cabang paling kecil dari trakea, bronkiolus yang paling
kecil berakhir dalam kumpulan alveoli, setiap alveolus di kelilingi
oleh dinding tipis yang memisahkan alveolus satu dengan alveolus
lainnya serta sebagai pemisah kapiler didekatnya, dinding pemisah
alveolus dan kapiler ini terdiri dari satu lapis epitel skuamosa

c. Paru-paru
Organ vital respirasi yang terletak di rongga toraks ini kira-kira
berbentuk setengah kerucut dan memiliki sebuah puncak (apex),
dasar (base), tiga perbatasan dan dua permukaan, paru-paru terbagi
menjadi bebrapa lobus dan batas fisik antarlobus tersebut di sebut
fisura, secara klasik, paru kanan memiliki dua fisura, yaitu fisura
oblik dan fisura horizontal, paru kanan juga memiliki tiga belahan
paru (lobus), yaitu lobus superior, lobus medial, lobus inferior.
Sementara itu paru kiri menjadi dua belahan, yaitu lobus superior
dan lobus inferior. Kemudia lobus tersebut terbagi lagi menjadi
bagian-bagian kecil yang disebut dengan segmen, tipe-tipe segmen
ini terbagi kembali menjadi belahan-belahan kecil yang di sebut
lobulus. Lobulus juga memiliki percabangan yang di sebut
bronkiolus, luas bronkiolus merupakan factor penentu seberapa
banyak oksigen yang efektif yang diikat paru-paru. Fungsi utama
paru-paru adalah mengirimkan suatu menstransfer oksigen dari
udara ke darah dan melepaskan karbon dioksida dari darah ke
udara. Dalam proses pernapasan, udara memasuki mulut atau
hidung dan melewati trakea (tenggorokan), bronkus, serta
bronkiolus hingga sampai ke alveoli. Pertukaran oksigen dan
karbon diokisda terjadi di alveoli, kemudian alveoli menyerap
oksigen dari udara dan menyebarkannya ke dalam darah untyk
kemudian diedarkan ke sekitar tubuh.
d. Pleura
Pleura adalah lapisan jaringan tipis yang menutupi paru-paru dan
melapisi dinding bagian dalam rongga dada, ada dua jenis lapisan
pleura yaitu lapisan pleura dalam dan lapisan pleura luar
- Lapisan pleura dalam ( pleura visceral)
Lapisan ini membungkus di sekitar paru-paru dan menempel
kuat ke paru-paru sehingga tidak bisa terkelupas
- Lapisan pleura luar (pleura parietal)
Melapisi bagian dalam dinding dada permukaan pleura terdiri
dari sel-sel datar, mesothelium, yang menutupi lapisan bawah
dari jaringan elastic yang longgar
Adapula cairan pleura yang berfungsi melumasi rongga pleura
sehingga dua lapisan jaringan pleura dapat bergeser satu sama
lain. Cairan pleura merupakan ciran serosa di produksi oleh
pleura parietalis dengan kecepatan 0,1cc/kgBB/jam. Jumlah
cairan yang beredar pada rongga pleura tersebut sejumlah 5-10
cc dan diabsorbsi oleh system limpatik yang berada pada
pleura parietal

Fisologi Sistem Pernapasan

Fisiologi system pernapasam merupakan suatu proses


kompleks atau mekanisme yang berhubungan dengan fungsi
system respirasi dalam upaya menjaga kestabilan internal
tubuh. Organ yang sehat akan mampu mengikat oksigen
dengan maksimal dan menjalankan fungsinya dengan baik.
a. Ventilasi
Ventilasi atau bernapas (breathing) adalah suatu peristiwa
pertukaran udara antara lingkungan luar dan alveoli
standarnya, udara atmosfer bertekanan 760 mmHg, udara
yang akan bergerak masuk atau keluar dari paru-paru
sangat tegantung pada tekanan alveoli, tubuh mengubah
tekanan di alveoli dengan mengubah volume paru-paru,
terdapat dua fase ventilasi yaitu inspirasi dan ekspirasi

o inspirasi
Ditimbulkan oleh adanya kontraksi diafragma dan di dalam
beberapa kasus, otot interkostal lah yang berkontraksi saat
menerima impuls saraf, dalam kondisi pernapasan normal
saraf frenikus merangsang diafragma berkontraksi dan
bergerak ke bawah perut. Pergerakan diafragma ke bawah
ini kemudian memperbesar rongga toraks, hal tersebut
terjadi di karenakan diafragma berkontraksi ke arah bawah
dan otot toraks menarik dinding dada keluar, sehingga
terjadi peningkatan volume toraks dan penurunan tekanan
di dalam toraks, oleh kaeran itu pada tekanan di dalam
rongga toraks di bawah tekanan atmosfer akan
menyebabkan udara dari luar masuk ke dalam rongga
toraks yang disebut inspirasi
o ekspirasi
pada saat diafragma relaksasi, otot diafragma akan
kembali naik yang menyebabkan penurunan volume
rongga toraks sehingga terjadi peningkatan tekanan
udara di dalam toraks yang menyebabkan udara keluar
sel-sel di dalam tubuh membutuhkan oksigen untuk
memproduksi energy yang berasal dari hasil pemecahan
adenosine triphospat (ATP) menjadi adenosine
diphospat (ADP).
Adenosin triposfat adalah nukleotida (unit structural
dasar asam nukleat-DNA atau RNA ), terdapat dalam
jaringan otot dan merupakan molekul kecil yang
berfungsi sebagai sumber energy universal reaksi
selular

Setiap paru-paru tertutup dalam kntung yang disebut kntung pleura, terdapat dua
struktur yang turut berkontribusi dalam pembentukan kantung ini. Pleura pparu-
parietal menempel pada dinding toraks sedangkan pleura visceral menempel pada
paru-paru itu sendiri. Diantara kedua membran ini terdapat lapisan tipis cairan
intrapleural. Cairan intrapleural mengelilingi paru-paru dan melumasi kedua
permukaannya selain mengubah tekanan, cairan ini juga memungkinkan paru-paru
dan dinding toraks untuk bergerak bersama selama pernapasan normal

b. volume pernapasan
total rata-rata kapasitas paru pria manusia dewasa adalah
sekitar 6 liter udara. Rata-rata laju pernapasan manusia
adalah 30 hingga 60 napas/menit ketika dewasa.
Pernapasan tidal adalah pernapasan normal, volume tidal
adalah volume udara yang di hirup atau di
hembuskanhanya dengan satu napas. Volume paru
dipengaruhi oleh beberapa factor, sebagian dapat di kontrol
dan lainnya tidak dapat di kendalikan. Volume paru
bervariasi sesuai dengan variasi orangnya

volume paru

Volume lebih besar Volume lebih kecil


Orang yang lebih tinggi Orang yang lebih pendek
Orang yang bermukim di tempat Orang yang bermukim di tempat
yang lebih tinggi lebih rendah
Tidak obesitas Obesitas
Hal-hal berikut ini berkaitan dengan volume paru-paru
(lung volume)
o volume tidal (tidal volume (TTV) )
Volume tidal adalah volune udara yang di hirup dan di
hembuskan oleh seseorang pada pernapasan normal.
Volume tidal di perkirakan 9-12 ml/kgBB, tetapi
terkadang bisa lebih rendah pada klien dengan ARDS
dan lebih tinggi pada klien dengan emphysema
(Davies, 2016)
o volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume
(IRV)
volume cadangan inspirasi adalah volume udara di luar
volume tidal yang dapat di hirup oleh seseorang ketika
diminta untuk bernapas pada kapsitas maksimum nya.
Volume normal berkisaran antara 2.000 hingga 3.000
ml.
o volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume
(ERV))
volume ini merupakan volume udara di luar volume
tidal yang dapat di keluarkan seseorang secara paksa
setelah di minta untuk bernapas normal. Normalnya
1000 sampai 1.100 ml

o volume residual (residual volume (RV)


volume residual adalah volume gas yang tersisa di
paru-paru setelah seseorang mengeluarkan napas ke
kapasitas maksimum nya, volume residu tidak dapat di
tentukan secara langsung dengan menggunakan
spirometer karena tidak memungkinkan untuk
mengukur volume udara yang tersisa setelah ekspirasi
maksimum ( normalnya 1.200 ml)
o forced expiratory volume (FEV)
merupakan volume udara yang dapat di hembuskan
secara paksa dalam satu detik, rasio FEV terhadap
forced Vital capacity (FVC) di gunakan untuk
membedakan penyakit paru obstruktif dan penyakit
paru restriktif secara diagnostik, pada paru yang sehat ,
FEV/FVC berkisar 0,8 (80%dari total FVC yang di
keluarkan secara paksa pada detik pertama
.

c. Pertukaran gas paru


Dalam pertukaran gas paru membentuk satu bagian penting
jalur transportasi oksigen dan karbon dioksida, pertukaran
gas ini melibatkan keseluruhan system kardiovaskular
(jantung, pertukaran darah, dan darah serta jaringan tubuh.
Oksigen dan karbon dioksida berdifusi atau menyebar
melalui membran pernapasan yang tersusun dari sel-sel
yang membentuk dinding kapiler, udara alveolar
mengandung konsentrasi oksigen yang lebih banyak dari
pada udara darah kapiler. Ketika darah dari perifer
memasuki jaringan kapiler alveolus, kadar okigen sedikit
dan kadar karbon dioksida melimpah, disisi lain ketika
darah meninggalkan kapiler alveolus, oksigen melimpah
dan karbon dioksida menjadi sedikit. Darah yang
mengandung oksigen atau telah teroksigenasi tersebut
kembali ke jantung dan di pompa ke seluruh tubuh untuk
memasok oksigen ke sel jaringan.
o Pengakutan oksigen
Di dalam paru-paru oksigen berdifusi dari udara ke
dalam alveoli menuju ke darah di sekitar pembuluh
kaapiler. Banyak oksigen yang masuk ke sel darah
merah dan berkombinasi dengan senyawa mengandung
besi dari hemoglobin (HB) untuk membentuk
oksihemoglobin sekitar 97% oksigen di angkut sebagai
oksihemoglobin dan sisanya larut dalam plasma

o Pengangkutan karbon dioksida


Pengangkutan tersebut menempuh tiga jalur, antara lain
1. Sekitar 7% karbon dioksida larut dalam
plasma
2. Sekitar 23% memasuki sel darah merah
dan berkombnasi dengan hemoglobin
untuk membentuk karbamino
hemoglobin, karbon dioksida
berkombinasi dengan protein
hemoglobin, sehingga karbon dioksida
3. Sisanya 70 % masuk ke dalam sel darah
merah, tetapi dengan cepat berkombinasi
dengan air untuk membentuk asam
karbonat (carbonic acid)
d. Pengaturan pernapasan
Ritme siklus pernapasan normal terjadi tanpa di sadari
( involuntary breathing) pusat dari pengendalian
pernapasan secara involunter ini ada pada batang otak,
terdapat dua kelompok neuron dalam medula oblongata
dan suatu kelompok dalam pons otak yang bertugas
mengatur pernapasan, kendali pernapasan ini dilakukan
oleh area motorik korteks serebral.
a. Pusat pernapasan
Dua kelompok bilateral neuron menyusun pusat
pernapasan di medula, yaitu kelompok ventral
ventral respiratory group (VRG) dan kelompok
dorsal, dorsal respiratory group (DRG) dimana
- kelompok ventral bertanggung jawab terhadap
irama siklus pernapasan normal, kelompok ventral
mengirim impuls atau rangsangan- rangsangan
neural ke diafragma di mana otot interkostalis
eksternal menyebabkan impuls tersebut saling
kontak untuk menghasilkan inspirasi
- Kelompok dorsal (DRG) berperan sebagai pusat
penerima dan penggabungan input dari sumber
sensory, DRG mengirim impuls ke VRG untuk
mengubah pola pernapasan sesuai input sensory
yang di terima.

b. faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan

1. Senyawa klinis
Faktor kimia paling penting berpengaruh
terhadap pernapasan adalah konsentrasi karbon,
ion hydrogen, dan oksigen dalam darah.
Reseptor yang sensitif terhadap faktor-faktor
ini di sebut kemoreseptor, dimana
kemoreseptor ini beralokasi di medula
oblongata di badan karotid (carotid bodies) dan
badan aortik (aortic bodies) , badan karotid
berada di arteri karotid internal dan eksternal,
sedangkan badan aortik terletak pada lengkung
aorta yang berada antara ascending aorta dan
descending aorta yang biasanya di sebut aortic
arch atau arcus aorta.
2. Refleks inflasi
Reseptor peregangan pleura viseral sensitive
terhadap tingkat peregangan paru-paru selama
inspirasi impuls dari reseptor peregangan di
kirim ke DRG melalui saraf vagus di mana
impuls tersebut menghambat rangkaian impuls
yang mengakibatkan inspirasi, hal ini
mendorong ekspirasi dan mencegah terjadinya
inspirasi dalam yang berlebihan yang mungkin
membahayakan paru-paru.
3. Pusat otak yang lebih tinggi
Impuls dari pusat otak yang lebih tinggi bisa
mengubah irama siklus pernapasan, impuls ini
secara sadar (volunter) di hasilkan di otak
besar, seperti saat seseorang memilih untuk
mengubah pola pernapsan menjadi tenang
contonya seperti relaksasi, namun kontrol
volunter ini terbatas, misalnya seseorang yang
sedang menahan napas tidak akan tahan dalam
waktu yang lama (Gunstream ,2003 )
4. Temperature tubuh
Dalam system pernapasan terdapat dua fungsi
yang berbeda, yaitu ventilasi dan respirasi.
Ventilasi merupakan pergerakan udara dari
atmosfer untk kemudian masuk dan keluar
paru-paru.
Respirasi adalah cenderung kepada penyebaran
atau perpindahan gas-gas antara alveolus dan
kapiler yang berperan melakukan difusi,
perpindahan gas atau cairan dalam ventilasi
merupakan perpindahan dari tekanan tinggi ke
tekanan rendah, perpindahan ini di kenal
dengan istilah bulk flow.

D. ETIOLOGI

Penyebaran covid-19 atau corona virus disease bisa melalui dua cara yaitu
melalui kontak dan droplet serta melalui transmisi formit atau permukaan benda
yang terkontaminasi virus ( WHO, 2020)

1. Melalui kontak dan droplet


Melalui Kontak dan Droplet Transmisi SARS-CoV-2 dapat terjadi
melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung. Kontak
langsung bisa terjadi jika kita melakukan kontak erat dengan orang
yang terinfeksi, bisa melalui sekresi seperti air liur, sekresi saluran
pernapasan seperti batuk, bersin, dan berbicara. Sedangkan kontak
tidak langsung dapat terjadi jika kita tidak sengaja menyentuh
benda di sekitar yang telah terkontaminasi virus. Transmisi droplet
dapat terjadi jika kita berada dalam jarak kurang dari 1 meter
dengan orang yang terinfeksi atau orang yang memiliki gejala
batuk dan bersin, droplet ini dapat mencapai mulut, hidung, dan
mata orang yang rentan dan terinfeksi.
2. Transmisi Formit
Sekresi saluran pernapasan atau droplet yang di keluarkan oleh
orangyang terinfeksi dapat mengontaminasi permukaan dan benda,
sehingga terbentuk fomit (permukaan yang terkontaminasi). Virus
dan/atauSARS - CoV-2 yang hidup dan terdeteksi melalui RTPCR
dapat ditemui di permukaan-permukaan tersebut selama berjam-
jam hingga berhari-hari, tergantung lingkungan sekitarnya
(termasuk suhu dan kelembapan) dan jenis permukaan

Anda mungkin juga menyukai