J Urban Health (2019) 96:55 - 62
https://doi.org/10.1007/s11524-018-0316-9
B Starfish Samplinĝ: Pendekatan Hibrid, Novel untuk Merekrut Populasi
Tersembunyi
H. Fisher Raymond & Yea-Hung Chen & Willi
McFarland
Diterbitkan online: 16 Oktober 2018
# Akademi Kedokteran New York 2018
Abstrak Kami berusaha memanfaatkan kekuatan pengambilan sampel lokasi waktu
(TLS) dan pengambilan sampel berdasarkan responden (RDS) untuk survei
populasi tersembunyi dengan menyisir elemen dari kedua metode dalam
pendekatan baru yang kami sebut
B Pengambilan sampel bintang laut Pengambilan sampel bintang laut memerlukan
pemilihan acak unit tempat-hari-waktu dari pemetaan lokasi di mana populasi dapat
ditemukan, dikombinasikan dengan rantai pendek rujukan sejawat dari jaringan
sosial mereka di tempat tersebut atau dipresentasikan ke lokasi penelitian nanti .
Menggunakan populasi transmen di San Francisco sebagai contoh kasus, kami
merekrut 122 peserta yang memenuhi syarat menggunakan pengambilan sampel
bintang laut: 79 di tempat yang dipilih secara acak, 11 pada aplikasi kencan, dan 32
melalui rujukan. Sampling bintang laut menghasilkan salah satu sampel komunitas
terbesar yang direkrut khusus untuk transmen hingga saat ini. Pengambilan sampel
bintang laut adalah metode fleksibilitas untuk merekrut dan mengambil sampel
populasi tersembunyi yang TLS dan RDS konvensionalnya mungkin tidak berfungsi
dalam teori atau praktik.
Kata kunci Populasi tersembunyi. Metode pengambilan sampel. Pengambilan sampel
lokasi waktu. Pengambilan sampel berdasarkan responden
HF Raymond
Sekolah Kesehatan Masyarakat, Universitas Rutgers, Piscataway, NJ, AS
HF Raymond: Y. <H. Chen: Universitas W. McFarland
California, San Francisco, CA, AS
Y. <H. Chen: W. McFarland (*)
Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco, 25 Van Ness, Suite
700, San Francisco, CA 94102, USA e-mail:
willi.mcfarland@sfdph.org
pengantar
Survei populasi terpinggirkan dan tersembunyi yang mengalami
kesenjangan kesehatan menghadapi tantangan dalam mendapatkan
sampel yang inklusif dan representatif. Hal ini terutama terjadi pada
populasi berisiko tinggi HIV, seperti laki-laki yang berhubungan seks
dengan laki-laki (LSL), penasun, pekerja seks, dan waria. Survei
populasi umum dengan metode pengambilan sampel berbasis
probabilitas yang sebenarnya biasanya tidak mendapatkan sampel yang
cukup besar dari populasi yang relatif kecil ini. Selain itu, stigma dapat
menghalangi individu untuk mengungkapkan orientasi seksual,
penggunaan obat-obatan terlarang, pekerjaan seks, atau status
transgender dalam survei rumah tangga. Metode alternatif yang
digunakan untuk memperkirakan pengambilan sampel berbasis
probabilitas telah dikembangkan untuk secara efisien dan inklusif
merekrut dari populasi tersembunyi. Sebagai contoh, 1 ], pengambilan
sampel bertarget [ 2 ], pengambilan sampel lokasi waktu (TLS) [ 3 ], dan
pengambilan sampel berdasarkan responden (RDS) [ 4 ].
TLS dan RDS khususnya telah digunakan di seluruh dunia untuk
mengambil sampel populasi tersembunyi untuk surveilans HIV dengan
asumsi bahwa mereka menghasilkan sampel yang representatif dan dapat
direproduksi [ 5 - 8 ]. TLS bermaksud untuk memperkuat ketelitian metode
pengambilan sampel berbasis tempat dengan pemetaan komprehensif
dari semua tempat yang terlihat di mana populasi berkumpul dan
termasuk pengacakan tempat dan waktu untuk melakukan perekrutan
penjangkauan. Beberapa pendekatan untuk penyesuaian statistik
berdasarkan pola kehadiran tempat telah diusulkan [ 3 , 9 - 11 ]. Tantangan
teoritis untuk TLS
56
adalah tidak semua anggota populasi sasaran menghadiri tempat-tempat
yang termasuk dalam kerangka sampling. RDS dapat menjangkau anggota
populasi yang tidak menghadiri tempat dengan menggunakan referensi
sejawat. RDS dimaksudkan untuk memperkuat ketelitian metode
pengambilan sampel peer-referral dengan memantau rekrutmen dan
menyusun asumsi teoretis untuk mengoreksi kemungkinan diferensial
rekrutmen menurut jejaring sosial [ 4 , 8 , 12 - 16 ]. TLS dan RDS telah
dibandingkan satu sama lain yang menunjukkan bahwa kedua metode
pengambilan sampel memiliki potensi bias dan inefisiensi yang dapat
beroperasi dalam arah yang berbeda [ 17 - 19 ]. Sebagai contoh,
perbandingan di Fortaleza, Brazil menyimpulkan bahwa TLS mencapai LSL
dengan status sosial ekonomi (SES) yang lebih tinggi sementara RDS
mencapai strata SES yang lebih rendah [ 17 ]. Secara umum, pendekatan
berbasis tempat seperti TLS berfungsi saat mengambil sampel segmen
populasi yang terlihat yang dapat didekati oleh staf studi untuk perekrutan.
Oleh karena itu, TLS dibatasi ketika tempat-tempat sedikit atau hanya
sering dikunjungi oleh sebagian dari populasi. Namun, beberapa populasi
memiliki jaringan sosial yang tidak cukup besar atau saling terhubung untuk
mempertahankan rantai panjang rujukan sejawat yang diperlukan untuk
RDS [ 15 , 20 ]. Angka 1 mengilustrasikan pola perekrutan yang muncul saat
RDS menghasilkan rantai panjang rujukan rekan yang diinginkan yang
diperlukan untuk memenuhi persyaratan teoretis. Namun, dalam praktiknya,
studi RDS dapat menghasilkan rantai perekrutan pendek yang tidak
memenuhi persyaratan teoretis untuk penyesuaian, seperti yang
diilustrasikan oleh B pola bintang laut ^ pada Gambar. 2 .
Gambar 1 Pola rekrutmen rantai panjang dari pengambilan sampel berdasarkan responden (contoh studi aktual untuk tujuan ilustrasi)
Raymond dkk.
Setelah beberapa pertemuan dengan dilema ini (misalnya, terlalu
sedikit tempat untuk TLS, jaringan sosial yang tidak cukup padat untuk
RDS) dalam survei populasi kunci yang berisiko terhadap HIV, kami
membuat konsep pendekatan pengambilan sampel hibrid. Kami
berusaha untuk memanfaatkan kekuatan TLS (misalnya, pengacakan
untuk mengurangi bias seleksi, lebih mengontrol bias partisipasi) dan
RDS (misalnya, akses ke segmen populasi yang kurang terlihat) dengan
menggabungkan elemen kunci dari kedua metode. Berdasarkan pola
rekrutmen dari banyak rantai pendek rujukan sejawat, kami menyebutnya
metode hibrid
B pengambilan sampel bintang laut. ^ Dalam makalah ini, kami menggunakan survei
yang dilakukan pada transmen di San Francisco sebagai contoh kasus pengambilan
sampel bintang laut. Kami sebelumnya mempublikasikan hasil utama prevalensi HIV
dan perilaku berisiko [ 21 ]. Makalah saat ini berfokus pada metode pengambilan
sampel bintang laut sebagai desain fleksibel untuk pengambilan sampel dan
perekrutan yang mungkin memiliki penerapan yang lebih luas untuk penelitian di
populasi lain yang tersembunyi dan sulit dijangkau.
Metode
Populasi Studi Kami mengambil sampel individu yang dilaporkan
dilahirkan atau diberi jenis kelamin perempuan saat lahir tetapi saat ini
mengidentifikasi sebagai sesuatu selain perempuan (yaitu, B transmen
^). Peserta berusia 18 tahun atau lebih dan tinggal di salah satu dari
sepuluh kabupaten San Francisco Bay Area.
B Starfish Samplinĝ: Pendekatan Hibrid, Novel untuk Merekrut Populasi Tersembunyi
Gambar 2 B Pola starfisĥ rantai pendek rujukan sejawat (sampel studi aktual untuk tujuan ilustrasi)
Penilaian Formatif Kami melakukan wawancara informan kunci dan
observasi lapangan untuk memahami keragaman, distribusi
geografis, kehadiran tempat, dan struktur jaringan sosial komunitas
pria trans di Wilayah Teluk San Francisco. Wawancara informan
kunci ( n = 17) termasuk transmen dan peserta lain yang memiliki
pengetahuan tentang komunitas. Peserta penilaian formatif direkrut
dengan rujukan dari organisasi masyarakat dan rujukan sejawat
dari informan kunci lainnya. Wawancara dan observasi dilakukan
oleh staf pria trans.
Ringkasan Metode Pengambilan Sampel Kami mengandung bintang laut
pengambilan sampel adalah hibridisasi sistematis namun fleksibel dari
pendekatan berbasis tempat acak yang dikombinasikan dengan
pendekatan rujukan sebaya. Prosedur pengambilan sampel ditambahkan
secara progresif. Perekrutan diluncurkan dengan fase berbasis tempat
yang diacak (seperti TLS), diikuti dengan penambahan lokasi geografis
waktu yang diacak untuk perekrutan melalui aplikasi kencan seluler, diikuti
dengan penambahan fase perekrutan rujukan sebaya (seperti RDS).
Metode Pengambilan Sampel Berbasis Tempat Lain halnya dengan konvensional
TLS [ 3 , 5 ], fase formatif, menggunakan diskusi kelompok terfokus,
wawancara informan kunci, tinjauan pustaka, dan observasi,
mengumpulkan informasi tentang tempat-tempat di mana waria
dapat ditemukan dan hari dan waktu di mana kehadiran tertinggi.
Dari daftar periode venue-daytime (VDT) ini, sampel acak VDT
adalah
57
dipilih untuk acara perekrutan setiap minggu. Pada setiap acara perekrutan,
staf studi menghitung jumlah peserta potensial (yaitu, setiap individu yang
ditampilkan sebagai laki-laki) dalam periode 4 jam dan secara berurutan
mendekati dan disaring untuk kelayakan. Jika memenuhi syarat dan
bersedia untuk berpartisipasi, mereka disetujui dan diwawancarai. Kencan
dan aplikasi online lainnya dianggap sebagai tempat virtual dengan VDT
yang ditentukan oleh pengguna yang mengidentifikasi diri sebagai transmen
dan menyediakan informasi lokasi geografis. Misalnya, aplikasi kencan
mengidentifikasi lokasi dan waktu di mana transmen mencari pasangan
dalam a
Radius 0,5 mil, yang dipilih secara acak sebagai VDT, diikuti oleh
pendekatan sistematis terhadap orang-orang online dalam area tersebut
yang menunjukkan transmen di profil mereka.
Metode Pengambilan Sampel Berbasis Rujukan Sejawat Konvensional
RDS juga dimulai dengan fase formatif dimana tujuannya adalah
untuk memahami karakteristik jaringan sosial dari populasi yang
diminati dan pemilihannya. B seed ^ peserta yang memulai rantai
perekrutan [ 4 , 7 ]. Dalam pengambilan sampel bintang laut, benih
adalah individu yang didekati pada peristiwa pengambilan sampel
VDT yang dipilih secara acak. Setelah peserta di acara pengambilan
sampel menyelesaikan survei, dia diundang untuk merekrut rekan
kerja. Peserta diinstruksikan agar rekan sejawat dapat hadir di tempat
tersebut secara bersamaan atau dirujuk ke lokasi studi di lain waktu.
Dengan cara ini, kami menganggap bahwa pengambilan sampel
bintang laut akan memfasilitasi penyaringan berbasis tempat serta
memperluas perekrutan di luar yang menghadiri tempat tersebut.
Peserta diberi kupon rekrutmen,
58
tanpa tanggal kedaluwarsa, untuk diberikan kepada rekan-rekan mereka untuk
menghubungkan perekrutan dan perekrut seperti di RDS. Individu dapat menukar
kupon rekrutmen mereka dan berpartisipasi baik selama acara pengambilan
sampel atau nanti di kantor studi kami. Peserta yang dirujuk juga diundang untuk
merekrut rekan-rekan mereka untuk gelombang pendaftaran lebih lanjut seperti
dalam RDS konvensional. Rujukan sejawat tetap terbuka untuk studi akhir,
mencakup sebagian besar periode perekrutan selama setahun.
Metode Pengambilan Sampel Bintang Laut Gabungan Menggabungkan
Prinsip dan prosedur di atas, pengambilan sampel bintang laut dimulai
dengan tahap formatif pemetaan populasi sasaran. Pemetaan menghasilkan
kerangka sampel 35 tempat di mana transmen dapat didekati untuk
perekrutan, termasuk 5 lamaran kencan, 5 bar, 1 organisasi berbasis
komunitas, 4 klinik, 19 acara komunitas, dan 1 klub seks di San Francisco.
Dari kerangka sampling ini, 118 peristiwa perekrutan dipilih secara acak
dalam blok mingguan dengan menetapkan nomor unik untuk setiap periode 4
jam VDT ketika transmen hadir dan menggunakan generator nomor acak.
Pengambilan sampel disusun dalam tiga fase, yang secara bertahap
menambahkan pendekatan rekrutmen. Fase I, berlangsung selama 2
minggu, direkrut hanya melalui intersepsi berturut-turut pada VDT yang dipilih
secara acak (yaitu, belum ada rujukan sejawat). Tahap II, berlangsung
selama 4 minggu, menambahkan aplikasi kencan media sosial sebagai
tempat virtual untuk perekrutan. Fase III, berlangsung hingga akhir penelitian,
menambahkan rujukan rekan ke pemilihan tempat fisik dan virtual yang
sedang berlangsung dengan mengundang semua transmen yang terdaftar
untuk merekrut hingga lima rekan yang memenuhi syarat masing-masing.
Peserta diberi $ 50 sebagai kompensasi atas waktu mereka; orang dalam
fase perekrutan rekan juga diberi $ 10 untuk setiap rujukan yang berhasil.
Analisis Sejak akhir 1990-an, beberapa bobot statistik telah diusulkan untuk
menyesuaikan metode rekrutmen rekan RDS [ 4 , 8 , 12 - 16 , 22 ] dan metode
berbasis tempat dari TLS [ 3 , 9 - 11 ]. Semua pendekatan pembobotan
membutuhkan asumsi yang sulit dipenuhi, diukur, atau dibuktikan. Misalnya,
pembobotan RDS mengasumsikan bahwa orang merekrut secara acak dari
jejaring sosial mereka. Pembobotan TLS mengasumsikan bahwa
orang-orang dalam populasi akan menghadiri tempat-tempat dalam kerangka
sampling dengan frekuensi yang dapat diukur. Kurangnya sensus standar
emas untuk banyak populasi yang terstigmatisasi menantang validasi dari
pendekatan pembobotan yang berbeda. Seringkali, pembobotan dalam RDS
dan TLS diabaikan [ 11 , 23 - 26 ]. Untuk percobaan pertama pengambilan
sampel bintang laut, kami membuat konsep
Raymond dkk.
kerangka sampel sebagai kelompok transmen yang hadir di tempat-tempat dengan
kenalan langsung mereka sebagai unit pengambilan sampel dengan kemungkinan
yang sama untuk dimasukkan melalui pengacakan. Kami menyesuaikan kesalahan
standar untuk pengelompokan, tetapi kami tidak menghitung bobot untuk
membedakan probabilitas inklusi.
Hasil
Rekrutmen terjadi dari 3 Juni 2014 hingga 26 Juni,
2015, mendaftarkan total 122 transmen. Angka 3
menunjukkan pola perekrutan untuk sampel, dengan kotak yang
menunjukkan tempat, berlian menunjukkan acara perekrutan yang
dipilih secara acak, dan oval menunjukkan peserta. Dari 122
peserta, 79 direkrut dengan intersep di tempat yang dipilih secara
acak, 11 oleh intersep pada aplikasi kencan, dan 32 oleh rujukan
rekan dari mereka yang sebelumnya terdaftar di tempat atau pada
aplikasi kencan. Rujukan rekan yang terjadi pada saat acara
rekrutmen ditampilkan pada level yang sama dengan rekrutmen
venue lainnya; mereka yang kemudian hadir di kantor studi
ditampilkan sebagai orang yang memperluas ke tingkat kedua dan
ketiga dari perekrut mereka.
Delapan belas dari 35 (51,4%) tempat dalam kerangka sampling
menghasilkan rekrutan yang memenuhi syarat ketika dipilih secara acak.
Berdasarkan jenis tempat, setidaknya 1 peserta terdaftar dari 3 dari 5 aplikasi
kencan, 2 dari 5 bar, 1 di organisasi berbasis komunitas, 2 dari 4 klinik, 9 dari
19 acara komunitas, dan 1 di klub seks. Selain itu, 45 dari 118 (38,1%) acara
rekrutmen yang dipilih secara acak menghasilkan rekrutan yang memenuhi
syarat.
Meja 1 menunjukkan karakteristik sampel dengan interval
kepercayaan 95% yang disesuaikan untuk pengelompokan pada
tingkat acara rekrutmen. Hampir sepertiga (30,3%) dari peserta
transmen berusia 18 sampai 24 tahun; mayoritas berkulit putih (77,0%)
dan bekerja (73,0%); dan pluralitas (49,2%) memiliki gelar sarjana atau
tingkat pendidikan tinggi. Lebih dari empat perlima (86,1%) telah
menggunakan hormon; hanya di bawah setengah (49,2%) yang
menjalani operasi transisi gender.
Diskusi
Dalam survei transmen kami, pengambilan sampel bintang laut
mencapai tujuan metodologis dan logistiknya
B Starfish Samplinĝ: Pendekatan Hibrid, Novel untuk Merekrut Populasi Tersembunyi
Gambar 3 Pola perekrutan dalam survei transmen saat ini menggunakan metode pengambilan sampel berbasis tempat dan rujukan sejawat ("pengambilan sampel bintang laut"), San
Francisco, 2015 ( N = 122). Simbol: Kotak = tempat, berlian = acara rekrutmen, oval = peserta
dirancang. Penelitian formatif kami mengantisipasi bahwa jaringan sosial
transmen mungkin tidak cukup besar atau cukup padat untuk
mempertahankan rantai panjang rujukan sebaya, persyaratan teoretis dan
praktis untuk RDS. Pada saat yang sama, tempat-tempat di mana para
transmen berkumpul sangat sedikit dan jumlah mereka di tempat-tempat
seperti itu kecil, menantang teori dan praktik TLS. Kami juga memasukkan
aplikasi penanggalan berbasis geografis ke dalam kerangka sampling
sebagai tempat virtual di mana transmen dapat dihubungi. Berbagai
komponen pengambilan sampel bintang laut bekerja bersama-sama
secara fleksibel, dengan tidak sendirian dapat mencapai sampel yang
diinginkan atau penuh.
Kami yakin komponen hibridisasi dari pengambilan sampel bintang laut
saling melengkapi dalam mengurangi potensi bias dan inefisiensi yang
melekat dalam metode RDS dan TLS secara terpisah. Pengacakan periode
VDT seperti TLS untuk perekrutan menyediakan pengambilan sampel
bintang laut dengan basis probabilitas; yaitu, menggabungkan elemen
kebetulan yang menentukan metodologi pengambilan sampel. Perekrutan di
tempat-tempat yang semata-mata karena kenyamanan cenderung
menghasilkan bias seleksi. Merekrut murni melalui Internet (yaitu,
mengandalkan rujukan mandiri) kemungkinan besar akan menghadapi bias
partisipasi. Komponen seperti TLS juga menghasilkan pilihan acak orang
untuk memberikan rujukan sejawat, bukan pilihan benih yang disengaja
seperti dalam RDS konvensional. Juga, tidak seperti RDS konvensional,
sampel kami tidak didominasi oleh hasil referral rekan. RDS tidak
memasukkan unsur kebetulan (yaitu,
59
oleh benih terpilih yang memilih untuk merekrut teman tertentu), meskipun analisis
mencoba untuk mengoreksi bias yang melekat pada rujukan sebaya menggunakan
ukuran jaringan yang dilaporkan.
Di sisi lain, komponen mirip RDS memiliki beberapa keunggulan
praktis dan teoritis dibandingkan TLS konvensional. Rujukan sejawat
diperlukan untuk mendekati ukuran sampel yang ditargetkan, merekrut
seperempat dari studi, sebagian besar di luar acara rekrutmen di
lapangan. Komponen seperti RDS mungkin telah memanfaatkan
keuntungan validasi studi oleh teman tepercaya dan kenyamanan
wawancara di lokasi studi daripada di lapangan. Komponen seperti TLS
tidak efisien karena hanya setengah dari tempat dalam kerangka
pengambilan sampel dan kurang dari setengah dari acara rekrutmen
acak menghasilkan peserta yang memenuhi syarat. Keuntungan praktis
tambahan, rujukan rekan selama acara perekrutan membantu
membedakan transmen yang memenuhi syarat dari banyak orang lain
yang hadir sebagai pria. Dari kepentingan teoritis, rujukan sejawat
mungkin telah merekrut transmen yang mungkin tidak mengunjungi
tempat mana pun dalam kerangka sampel kami. Orang-orang seperti
itu akan memiliki probabilitas nol untuk dimasukkan jika kita bergantung
sepenuhnya pada perekrutan berbasis tempat, sehingga melemahkan
klaim untuk inklusivitas dan keterwakilan. Pekerjaan masa depan harus
mencakup penilaian kehadiran tempat.
Kami mengakui bahwa kami tidak dapat membuktikan bahwa pengambilan
sampel bintang laut bersifat representatif. Saat ini tidak mungkin untuk memvalidasi
sampel akhir terhadap standar emas. Itu
60 Raymond dkk.

Tabel 1 Karakteristik transmen yang direkrut melalui metode pengambilan sampel Kami juga mengakui bahwa analisis kami saat ini terlalu sederhana. Kami
berbasis tempat-dan rujukan sebaya ( B bintang laut samplinĝ), San Francisco, 2015
menyesuaikan untuk pengelompokan tetapi tidak memberikan bobot untuk
( N = 122).
probabilitas diferensial individu yang akan dicegat atau dirujuk. Analisis yang
Ciri Jumlah (%) 95% Keyakinan lebih kompleks dapat dikembangkan untuk memperhitungkan frekuensi
selang Sebuah
kehadiran tempat, ukuran jaringan, dan mode perekrutan. Sementara
pembobotan tampaknya cukup bisa dibenarkan, ada banyak perdebatan
Kelompok umur (tahun):
tentang bagaimana hal itu harus dilakukan. Pembobotan untuk survei TLS
18 - 24 37 (30,3) 18.3 - 42.4
25 - 34 61 (50,0) 37.7 - 62.3 dan RDS telah mengalami banyak perubahan [ 3 , 4 , 8 - 16 , 22 ], tetap dalam

35 - 44 13 (10.7) 5.5 - 15.8 diskusi, atau diabaikan [ 23 - 26 ]. Untuk saat ini, kami menyoroti pengambilan
45+ 11 (9.0) 4.4 - 13.7 sampel bintang laut sebagai alat rekrutmen sambil mengakui pendekatan
Ras / etnis: statistik sebagai metodologi pengambilan sampel yang perlu dikembangkan
Asia 6 (4.9) 0,5 - 9.4 sejalan dengan pendekatan untuk RDS dan TLS.
Hitam 8 (6.6) 2.6 - 10.5
Latino 4 (3.3) 0 - 6.7
putih 94 (77,0) 69.7 - 84.4
Campuran 2 (1.6) 0 - 3.9 Kami membayangkan bahwa pengambilan sampel bintang laut dapat
Lain 8 (6.6) 2.0 - 11.1 dikembangkan dan diadaptasi lebih lanjut untuk mengatasi tantangan dalam studi
County tempat tinggal: populasi yang tidak dapat dilakukan TLS dan RDS konvensional dan metode survei

San Fransisco 62 (50,8) 41.6 - 60.0 berbasis populasi yang sebenarnya tidak dapat dipertahankan. Situasi yang
Alameda 43 (35.2) 27.2 - 43.2
memungkinkan pengambilan sampel bintang laut termasuk jumlah yang jarang di
Lain 17 (13.9) 8.1 - 19.8
tempat-tempat (misalnya, trans gender orang), kepadatan jaringan sosial yang
Bekerja 89 (73.0) 63.1 - 82.8
rendah (misalnya, anak jalanan), sedikit koneksi ke orang lain dalam populasi
Pendidikan:
(misalnya, pasangan transwomen, klien seks pekerja), sub-kelompok kecil (misalnya,
SMA atau kurang. Beberapa 14 (11.5) 6.4 - 16.5
pekerja seks berstatus sosial ekonomi tinggi, remaja transgender), dan populasi lain
perguruan tinggi 48 (39.3) 29.7 - 49.0
Gelar sarjana atau lebih 60 (49,2) 38.4 - 60.0 yang sulit dijangkau (misalnya, perempuan yang diperdagangkan, LGBT di militer).

Populasi dengan banyak tempat (misalnya, pria yang berhubungan seks dengan pria
Pernah mengonsumsi hormon 105 (86,1) 80.4 - 91.7
di San Francisco), jaringan sosial yang padat (misalnya, tunawisma yang
Pernah punya jenis kelamin apapun 60 (49,2) 40.5 - 57.9
operasi transisi menyuntikkan narkoba di pengaturan perkotaan), atau kelompok besar yang

Sebuah Disesuaikan untuk pengelompokan di tingkat acara perekrutan homogen (misalnya, pengungsi Hmong di lingkungan perkotaan tertentu) mungkin

lebih baik dijangkau melalui TLS atau RDS. Kami yang menciptakan nama itu B starfish

samplinĝ dari pola perekrutan yang diamati secara empiris yang terjadi dalam survei

Sensus AS tidak menyertakan status transgender untuk perbandingan RDS dan TLS ketika jaringan dan tempat jarang ditemukan. Kami berharap pola ini

dengan sampel kami ' Karakteristik demografis atau hasil survei berat dapat dikenali oleh orang lain yang menggunakan metode ini dan mendorong

badan. Kami sebelumnya melaporkan bahwa sampel kami mencakup penyelidikan lebih lanjut dalam populasi yang beragam. Alat-alat baru dibutuhkan

lebih sedikit orang dari ras / etnis Asia dan lebih banyak orang dari ras / untuk menghasilkan data yang inklusif dan kuat tentang populasi yang terpinggirkan

etnis kulit putih daripada yang diharapkan dari sensus San Francisco dari yang mengalami kesenjangan kesehatan. Kami menawarkan bahwa pengambilan

populasi umum [ 21 , 27 , 28 ]. Sebagaimana dicatat, perbedaan tersebut sampel bintang laut dapat dipertimbangkan untuk perekrutan dalam populasi jika alat

mungkin disebabkan oleh migrasi masuk transmen dari luar San yang tersedia tidak memadai.

Francisco karena susunan sampel kami lebih dekat ke AS secara

keseluruhan atau karena perbedaan identitas pria trans dalam kelompok
ras / etnis. Sementara itu, mengandalkan survei berbasis populasi yang
sebenarnya untuk mencapai keterwakilan ditantang oleh persyaratan
ukuran sampel yang sangat besar. Misalnya, Survei Faktor Risiko
Ucapan Terima Kasih Para penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan
Perilaku berbasis telepon rumah tangga melibatkan 151.456 orang untuk
penelitian dari Institut Nasional untuk Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia
mewawancarai 212 transmen di 50 negara bagian dan tiga wilayah [ 29 ]. dengan Institut Kesehatan Nasional dengan nomor penghargaan R21HD071765.
Konten tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis dan tidak selalu
mewakili pandangan resmi dari National Institutes of Health. Sumber pendanaan
tidak memiliki peran dalam desain penelitian ini; koleksi, analisis,
B Starfish Samplinĝ: Pendekatan Hibrid, Novel untuk Merekrut Populasi Tersembunyi
dan interpretasi data; penulisan laporan; atau keputusan untuk mengirimkan
makalah untuk publikasi.
Kepatuhan dengan Standar Etika Protokol penelitian telah ditinjau dan
disetujui oleh Dewan Peninjau Internal dari Universitas California San
Francisco. Peserta memberikan persetujuan tertulis.
Referensi
1. Parry C, Petersen P, Dewing S, Carney T, Needle R, Kroeger
K, dkk. Penilaian cepat risiko HIV terkait obat di antara laki-laki yang berhubungan
seks dengan laki-laki di tiga kota Afrika Selatan.
Obat Alkohol Tergantung. 2008; 95 (1 - 2): 45 - 53.
2. Watters JK, Biernacki P. Pengambilan sampel yang ditargetkan: pilihan untuk studi
populasi tersembunyi. Masalah Soc. 1989; 36 (4): 416 - 30.
3. MacKellar D, Valleroy L, Karon J, Lemp G, Janssen R. The YoungMen ' s Survei:
metode untuk memperkirakan seroprevalensi HIV dan faktor risiko di antara remaja
yang berhubungan seks dengan laki-laki. Rep. Kesehatan Masyarakat 1996; 111
(Suppl 1): 138 - 44.
4. Heckathorn D. Respondent-driven sampling: pendekatan baru untuk
studi populasi tersembunyi. Masalah Soc.
1997; 44 (2): 174 - 99.
5. MacKellar D, Gallagher KM, Finlayson T, Sanchez T, Lansky A, Sullivan PS.
Surveilans risiko HIV dan perilaku pencegahan laki-laki yang berhubungan seks
dengan laki-laki: aplikasi nasional pengambilan sampel ruang-waktu berbasis
tempat. Rep. Kesehatan Masyarakat 2007; 122: 39 - 47.
6. de Sousa Mascena Veras MA, Calazans GJ, de Almeida Ribeiro MC, de
Freitas Oliveira CA, Giovanetti MR, Facchini R, dkk. Prevalensi HIV yang
tinggi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria dalam survei
pengambilan sampel lokasi waktu, São Paulo, Brazil. AIDS Berperilaku. 2015;
19 (9): 1589 - 98.
7. Lansky A, Abdul-Quader AS, Cribbin M, Hall T, Finlayson TJ, Garfein
RS, dkk. Mengembangkan sistem surveilans perilaku HIV untuk
pengguna napza suntik: Sistem Surveilans Perilaku HIV Nasional. Rep.
Kesehatan Masyarakat
2007; 122 (Suppl 1): 48 - 55.
8. Bastos FI, Bastos LS, Coutinho C, Toledo L, Mota JC, Velasco-de-Castro
CA, dkk. HIV, HCV, HBV, dan sifilis di antara wanita transgender dari Brasil:
menilai metode berbeda untuk menyesuaikan tingkat infeksi pada populasi
yang jarang dan sulit dijangkau. Kedokteran (Baltimore). 2018; 97 (1S Suppl
1): S16 - 24.
9. Gustafson P, Gilbert M, Xia M, Michelow W, Robert W, Trussler T, dkk.
Dampak penyesuaian statistik untuk frekuensi kehadiran di venue dalam
survei berbasis venue terhadap pria yang berhubungan seks dengan pria. Am
J Epidemiol.
2013; 177 (10): 1157 - 64.
10. Leon L, Jauffret-Roustide M, Le Strat Y. Inferensi berbasis desain dalam
pengambilan sampel lokasi waktu. Biostatistik.
2015; 16 (3): 565 - 79.
61
11. Sommen C, Saboni L, Sauvage C, Alexandre A, Lot
F, Barin F, dkk. Waktu pengambilan sampel lokasi pada laki-laki yang
berhubungan seks dengan laki-laki dalam konteks HIV: pentingnya
memperhitungkan bobot pengambilan sampel dan frekuensi kehadiran di
tempat. Infeksi Epidemiol. 2018; 146 (7): 913 - 9.
12. Heckathorn DD. Respondent-driven sampling II: mendapatkan perkiraan populasi yang
valid dari sampel rantai rujukan dari populasi tersembunyi. Masalah Soc. 2002; 49 (1):
11 - 34. Salganik MJ, Heckathorn DD. Pengambilan sampel dan estimasi dalam populasi
13. tersembunyi menggunakan pengambilan sampel berdasarkan responden.
Sociol Methodol. 2004; 34: 193 - 239.
14. Volz E, Heckathorn DD. Teori estimasi berbasis probabilitas untuk sampel
yang digerakkan oleh responden. J Off Stat.
2008; 24 (1): 79 - 97.
15. Gile KJ, Handcock MS. Pengambilan sampel berdasarkan responden:
penilaian atas metodologi saat ini. Sociol Methodol.
2010; 40 (1): 285 - 327.
16. Gile K. Meningkatkan inferensi untuk data pengambilan sampel berdasarkan responden
dengan penerapan pada estimasi prevalensi HIV. J Am Stat Assoc. 2011; 106 (493):
135 - 46.
17. Kendall C, Kerr LR, Gondim RC, Werneck GL, Macena RH, Pontes MK, dkk.
Perbandingan empiris dari pengambilan sampel berdasarkan responden,
pengambilan sampel lokasi waktu, dan pengambilan sampel bola salju untuk
pengawasan perilaku pada pria yang berhubungan seks dengan pria, Fortaleza,
Brasil. AIDS Berperilaku.
2008; 12 (4 Suppl): S97 - 104.
18. Kral AH, Malekinejad M, Vaudrey J, Martinez AN, Lorvick
J, McFarland W, dkk. Membandingkan pengambilan sampel berdasarkan responden dan
metode pengambilan sampel yang ditargetkan untuk merekrut pengguna narkoba suntikan di
San Francisco. J Urban Health. 2010; 87 (5): 839 - 50.
19. Wei C, McFarland W, Colfax GN, Fuqua V, Raymond HF. Menjangkau pria kulit hitam yang
berhubungan seks dengan pria: perbandingan antara pengambilan sampel berdasarkan
responden dan pengambilan sampel lokasi waktu. Infeksi Menular Seks. 2012; 88 (8): 622 - 6.
20. Arayasirikul S, Cai X, Wilson EC. Pemeriksaan kualitatif tantangan
rujukan sebaya responden-driven sampling (RDS) di antara
transgender muda di San
Wilayah Teluk Francisco. JMIR Public Health Surveill.
2015; 1 (2): e9.
21. McFarland W, Wilson EC, Raymond HF. Prevalensi HIV, pasangan
seksual, perilaku seksual dan risiko penularan HIV di antara pria trans, San
Francisco, 2014. AIDS Berperilaku.
2017; 21 (12): 3346 - 52.
22. Berchenko Y, Rosenblatt JD, Frost SDW. Memodelkan dan menganalisis pengambilan
sampel berdasarkan responden sebagai proses penghitungan. Biometrik. 2017; 73 (4):
1189 - 98.
23. Cooley LA, Oster AM, Rose CE, Wejnert C, Le BC P-BG. Peningkatan
tes HIV di antara pria yang berhubungan seks dengan pria - Sistem
Surveilans Perilaku HIV Nasional, 20
Wilayah Statistik Metropolitan AS, 2008 dan 2011. PLoS One. 2014; 9 (9):
e104162.
24. Holt M, Lea T, Asselin J, Hellard M, Prestage G, Wilson
D, dkk. Prevalensi dan korelasi HIV yang tidak terdiagnosis di antara
laki-laki gay dan biseksual Australia: hasil dari survei bio-perilaku
berbasis komunitas nasional. J Int AIDS Soc. 2005; 18: 20526 - 33.
62 Raymond dkk.

25. Burt RD, Theide H. Pengurangan berbagi jarum di antara pengguna
narkoba suntikan di Seattle-area di 4 survei, 1994 -
2013. Am J Kesehatan Masyarakat. 2016; 106 (2): 301 - 7.
26. Mirandola M, Gios L, Sherriff N, Pachankis J, Toskin I, Ferrer L, dkk.
Karakteristik sosio-demografi, perilaku seksual dan pencarian tes di
antara pria yang berhubungan seks dengan pria dan wanita: hasil dari
survei bio-behavioral di 13 kota di Eropa. AIDS Berperilaku. 2017; 21
(10): 3013 - 25.
27. McFarlandW, Wilson E, Fisher RH. Berapa banyak pria transgender
yang ada di San Francisco? J Urban Health.
2018; 95 (1): 129 - 33.
28. Sensus AS. Pencari Fakta Amerika 2010. Tersedia dari:
https://factfinder.census.gov/faces/nav/jsf/pages/community_ facts.xhtml .
Diakses 13 Oktober 2018.
29. Crissman HP, Berger MB, Graham LF, Dalton VK. Demografi transgender:
sampel probabilitas rumah tangga orang dewasa AS, 2014. Am J Kesehatan
Masyarakat. 2017; 107 (2): 213 - 5.