Anda di halaman 1dari 11

1

MEMBANGUN PERSPEKTIF PENELITIAN KUALITATIF1


Tukiyat2

Latar Belakang
Hampir sebagian besar penelitian-penelitian mahasiswa S2 dan S3 di
Universitas Negeri Jakarta metodologinya dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Mengapa demikian? Jawabnya kira-kira adalah perangkat model dan
software yang dimiliki oleh pada peneliti cukup mendukung untuk mengolah data
kuantitatif. Menurut hemat saya, penelitian-penelitian yang hanya mengandalkan
hasil kajian kuantitatif tidak bisa menangkap pola perubahan sosial dan perilaku
masyarakat dalam pengambilan keputusan yang serba berubah. Lebih-lebih
kompetensi di UNJ di bidang pendidikan. Pendekatan kualitatif sanagt dibutuhkan
untuk dapat mengetahui perilaku daripada siswa untuk lebih berprestasi. Untuk
mengurangi kesenjangan tersebut, maka model penelitian kualitatif sebagai
pendekatan dalam penulisan tesis maupun Disertasi. Contoh Software penelitian
kualitatif dengan CDC EZ-Text dan bisa diakses secara gratis dengan mengunjung
website http://www.cdcgov/nchstp/hiv_aids/software/EZ-Text.htm. CDC EZ tex
dirancang dan dikembangkan oleh Conwal Incorporated and the Center for Disease
Control and Prevention (CDC). Software program kualitatif ini akan dapat membantu
peneliti dalam membuat, mengatur dan menganalisis data base kualitatif semi
struktur. Pada awalnya program ini digunakan dalam bidang kesehatan masyarakat.
Namun tidak menutup kemungkinan bahwa program ini dpat diaplikasikan dengan
bidang lain yang sesuai.
Menurut Bogdan dan Taylor3 dijelaskan bahwa penelitian kualitatif merupakan
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tulisan dan

1
Dipresentasi dalam forum komunikasi Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta,
2007.
2
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Respati Indonesia.
3
Robert Bogdan dan Steven J. Taylor. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Terjemahan Arief
Furchan (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), p. 21-22.
2

perilaku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti. Data kualitatif menurut
Patton4 terdiri dari deskripsi detail tentang situasi, peristiwa, orang, interaksi, perilaku
yang diteliti. Perilaku masyarakat yang diamati mulai dari pengalaman, attitude, dan
kepercayaan. Dalam analisis dekriptif ini akan mengukur tiga hal yaitu (1) eksistensi
dan distribusi perilaku atau karakteristik secara alami, (2) intensitas/frekuensi
kemunculan kejadian yang terjadi secara alami, (3) hubungan yang terjadi antara
perilaku, karakteristik, kejadian atau fenomena yang menjadi dalam fokus penelitian.
Dengan melalui penelitian kualitatif ini peneliti dapat memahami cara hidup,
perilaku masyarakat, memahami perbuatannya dan kejadian menurut pandangan dan
budaya mereka. Dengan demikian, maka penelitian kualitatif ini memberikan
kesempatan kepada peneliti mengenal subyek pribadi dan mengembangkan subyek
domainnya. Selanjutnya Straus dan Corbin5 menjelaskan bahwa penelitian kualitatif
merupakan sejenis penelitian yang menghasilkan temuan yang tidak dapat dicapai
melalui prosedur statistik maupun cara-cara kuantifikasi (pengukuran) lainnya.
Kehadiran peneliti kualitatif berkaitan erat dengan sifat yang unik dari realitas
sosial, dan perilaku manusia itu sendiri. Keunikan bersumber dari hakikat manusia
sebagai makhluk psikis, sosial dan budaya yang mengaitkan makna dan interpretasi
dalam bersikap dan berperilaku dimana makna dan perilaku tersebut dipengaruhi
oleh lingkungan sosial dan budaya. 6 Hal ini sejalan apa yang dikatakan oleh Kirk and
Miller7 bahwa penelitian kualitatif itu pada dasarnya dilakukan dengan mengamati
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dimana masyarakat tersebut bermukim serta
berinteraksi dengan lingkungannya dalam bahasa yang mereka miliki.
Dengan pendekatan kualitatif dapat dijelaskan mengenai perilaku masyarakat
dan dibuat pola-pola yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal.
Secara epistemologi bahwa metodologi penelitian kualitatif digunakan untuk

4
Michael Quinn Patton, Qualitative Evaluation Methods ( Beverly Hill: SAGE Publications Inc., 1986),
p. 22.
5
Anselm Strauss and Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research (Newbury park: Sage Publications,
Inc., 1990), p. 17.
6
Sanafiah Faisal. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang: Yayasan Asih Asah Asuh,
1990), p. 2.
7
Jerome Kirk and Marc L. Miller. Reliability and Validity in Qualitative Research (Beverly Hills: SAGE
Publication Inc., 1986), p. 9.
3

memahami dan mereprentasikan fenomena sosial dan peran peneliti terhadap


fenomena yang sedang diteliti.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan,
wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan diskusi kelompok (FGD). Menurut
Silverman8 ada empat metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu
observasi, analisis teks atau dokumen, interview, dan transkripsi. Pada awalnya
peneliti mengadakan observasi langsung terhadap berbagai realitas yang
berpengaruh dan dipengaruhi oleh fenomena di lapangan. Peneliti berusaha untuk
memperoleh informasi sebanyak mungkin tentang fenomena yang menjadi obyek
penelitian. Observasi dimaksudkan untuk memahami perilaku masyarakat. Observasi
penelitian merupakan pengamatan yang sistematis dan terencana yang diamati untuk
memperoleh data yang diikontrol validitas dan reliabilitasnya.
Dalam observasi ini juga dimaksudkan untuk membangun rapport (hubungan
baik dengan informan). Menurut Suparlan pada metode pengamatan dikenal tiga
jenis metode yaitu: pengamatan biasa, pengamatan terkendalai dan pengamatan
terlibat.9 Setelah menjalin hubungan baik dengan masyarakat, barulah peneliti
melakukan wawancara mendalam dengan informan tentang fenomena yang
berhubungan dengan fokus penelitian. Dalam hal metode pengumpulan data dengan
wawancara Lincoln dan Guba10 mengemukakan bahwa ada tujuh langkah dalam
penggunaan wawancara yaitu (1) menetapkan kepada siapa wawancara itu
dilakukan, (2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan, (3) mengawali atau membuka alur wawancara, (4) melangsungkan alur
wawancara, (5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, (6)
menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan (7) mengidentifikasi

8
David Silverman. Interpreting Qualitative Data: Methods for Analyzing Talk, Text and Interaction.
Thousand Oaks: Sage Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981), p. 9.
9
Parsudi Suparlan, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Program kajian Wilayah Amerika, Universitas
Indonesia, 1994), p.25
10
4

tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh. Dalam operasionalnya Spradley 11
menyebutkan tiga jenis pertanyaan wawancara etnografi yaitu (1) pertanyaan
deskriptif, (2) pertanyaan struktural dan (3) pertanyaan kontras.
Analisis teks dan dokumen dimaksudkan untuk memahami kategori
responden. Interview dilakukan dengan wawancara terbuka. Transkripsi dilakukan
untuk memahami bagaimana responden mengorganisasikan
pembicaraannya/omongannya. Dokumen merupakan segala catatan tertulis yang
disiapkan seseorang atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa. Dokumen
dapat berupa barang yang tertulis atau terfilmkan. Yang termasuk dalam dokumen
adalah surat, memoar, otobiografi, diari, jurnal, buku teks, makalah, pidato, artikel
koran, editorial, catatan medis, publikasi pemerintah, foto dan lain-lain. Dokumen
sebagai bukti pendukung dalam penelitian kualitatif.
Guba & Lincoln (1981) dalam Alwasilah12 merinci ada 6 alasan dalam analisis
dokumen yaitu: (1) dokumen merupakan sumber informasi yang lestari, sekalipun
dokumen itu tidak lagi berlaku, (2) dokumen merupakan bukti yang dapat dijadikan
dasar untuk mempertahankan diri terhadap tuduhan atau kekeliruan interpretasi, (3)
dokumen merupakan sumber data yang alami, bukan hanya muncul dari konteksnya
tetapi juga menjelaskan konteks itu sendiri, (4) dokumen itu relatif mudah, murah dan
terkadang dapat diperoleh dengan Cuma-Cuma, (5) dokumen itu sumber data yang
non-reaktif, (6) dokumen sebagai sumber data pelengkap dan pmerkaya bagi
informasi yang diperoleh melalui interview atau observasi.

Teknik Sampling
Perbedaan paradigma penelitian kuantitatif dan kualitatif juga terletak pada
teknik samplingnya. Pada penelitian kuantitatif sampling dilakukan dengan asumsi
tidak perlu memilih seluruh individu dalam populasi, tetapi hanya sebagian saja

11
James P. Spradley, The Ethnographic Interview (Metode Etnografi), terjemahan Misbah Zulfa
Elisabeth (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1997), p. 78.
12
A. Chaedar Alwasilah, Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan melakukan Penelitian
Kualitatif (Jakarta: Pustaka jaya, 2002), p. 156.
5

kemudian dianalisis. Hasil analisis sampel dimaksudkan untuk menarik generalisasi


populasi. Dengan demikian, teknik sampling perlu dipilih yang tepat sehingga setiap
individu memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Seperti konsep
yang telah dijelaskan bahwa penelitian kualitatif tidak bermaksud menggambarkan
karakteristik populasi atau menyimpulkan populasi melainkan lebih terfokus pada
representasi pada fenomena sosial yang sedang diteliti. Penelitian kualitatif bertolak
dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks.
Prosedur sampling dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan
informan yang cocok sebagai informan kunci (key informan) atau situasi sosial yang
sarat dengan informasi sesuai dengan fokus penelitian. Dari informan ke informan
lainnya informasi ditelusuri seluas-luasnya sampai tidak ada variasi infromasi yang
dikaitkan dengan fokus penelitian. Apabila dalam proses pengumpulan data sudah
tidak ditemukan lagi variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi mencari informan
baru dan proses pengumpulan informasi dinyatakan selesai. Dengan demikian, maka
peneliti mampu mendeskripsikan fenomena yang diteliti secara utuh. Pemilihan
informan dilakukan secara purposive dan teknik sampling yang digunakan adalah
metode snowball sampling.
Pada penelitian kualitatif tidak mempersoalkan jumlah sampal seperti pada
penelitian kuantitatif. Jumlah sampel penelitian kualitatif sangat fleksibel. Artinya
inorman bisa banyak, dan bisa sedikit tergantung dari variasi data dalam fokus
penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian kualitatif lebih dipangruhi oleh (1) tepat
tidaknya pemilihan informan kunci, (2) kompleksitas dan keragaman fenomena sosial
yang diteliti. Tiga tahap dalam pemilihan sampel penelitian kualiatatif menurut
Bungin13 yaitu (1) pemilihan sampel awal (informan atau situasi sosial) yang terkait
dengan fokus penelitian, (2) pemilihan sampel lanjutan guna memperluas deskripsi
informasi dan melacak varaisi informasi yang mungkin ada, (3) menghentikan
pemilihan sampel lanjutan bilamana dianggap sudah tidak ditemukan lagi variasi
informasi.

13
Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), p. 54.
6

Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam penelitian kualitatif teknik yang digunakan untuk menguji kesahihan
dan keterandalan data digunakan dengan triangulasi dan non triangulasi. Danim
merinci bahwa ada empat bentuk triangulasi data yaitu: (1) triangulasi sumber, (2)
triangulasi metode, (3) triangulasi teori dan (4) triangulasi peneliti. 14
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik keabsahan data dengan
metode triangulasi dan non triangulasi. Triangulasi adalah aplikasi studi yang
menggunakan multimetode untuk mengkaji fenomena yang sama. Non triangulasi
merupakan teknik untuk mengkaji fenomena data berdasarkan dari kecukupan
dan keakuratan data yang diperoleh oleh peneliti.
1. Triangulasi
Dalam metode triangulasi dilakukan dengan cara: (1) triangulasi sumber;
(2) triangulasi metode; (3) triangulasi teori dan (4) triangulasi peneliti. Seperti yang
dikutip pada Research Methods Glossary bahwa triangulasi merupakan istilah
dalam riset yang digunakan untuk mendeskripsikan berbagai variasi data dan
metode dalam menguji suatu fenomena secara spesifik, simultan dan berurutan
sehingga diperoleh hasil yang lebih sahih dari fenomena yang sedang diteliti. 15
Triangulasi sumber adalah melakukan pengumpulan data untuk mengkaji
informasi bagaimana peristiwa yang dialami oleh masyarakat atau orang-orang
yang berbeda, pada waktu yang berbeda, dan pada situasi yang berbeda pula.
Pada triangulasi sumber dilakukan dengan memilih berbagai sumber untuk
mendapatkan informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Dalam hal ini
sumber data dilakukan dengan mengklasifikasikan kelompok sumber data yang
berbeda yaitu: tokoh masyarakat, remaja, pengelola/pemilik keramba jaring
apung, pegawai pemerintah, masyarakat pemancing, dan petugas kebersihan.
Klasifikasi tersebut diharapkan dapat sebagai sumber informasi yang dapat

14
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi hasil
Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002), p. 38.
15
“Research Methods Glossary”, p.1, 2002
HTTP://www.bath.ac.uk/dacs/gold/glossary.html#N1888.
7

memberikan tingkat keabsahan data dalam penelitian ini. Dengan melakukan


wawancara kepada berbagai informan tersebut memungkinkan peneliti dapat
melakukan pengecekan dan pengecekan ulang (cek and recek) serta melengkapi
informasi. Pengecekan informasi dibuat dalam bentuk rekaman kaset terhadap
tipe sumber yang sama. Dalam melakukan wawancara mendalam direkam
dengan tape recorder, kemudian hasil wawancara dibuat transkrip. Dalam hal ini
peneliti juga melakukan pengecekan kepada berbagai sumber yang berbeda
untuk mendapatkan informasi yang sama. Alwasilah menjelaskan bahwa dalam
triangulasi sumber data ini menguntungkan peneliti dalam dua hal yaitu (1)
mengurangi resiko terbatasnya kesimpulan pada metode dan sumber data
tertentu, (2) meningkatkan validitas kesimpulan sehingga lebih merambah pada
ranah yang lebih luas.16 Pada triangulasi sumber, peneliti menggunakan berbagai
sumber data yang berbeda untuk memperkaya informasi sesuai dengan fokus
penelitian. Dalam hal ini sumber data adalah informan yang berbeda-beda, studi
dokumentasi dari berbagai instansi yang berbeda
Triangulasi metode adalah menggunakan berbagai metode (dua atau
lebih) dalam prosedur pengumpulan data. Triangulasi metode memungkinkan
peneliti untuk melengkapi kekurangan informasi yang diperoleh melalui metode
tertentu dengan menggunakan metode lain. Peneliti menggunakan beberapa
metode dalam pengumpulan data secara bersamaan, misalnya pada waktu
peneliti sedang melakukan wawancara mendalam dengan informan juga
melakukan foto, dan observasi. Triangulasi metode memungkinkan adanya
pengecekan informasi yang disampaikan oleh masyarakat dengan realita yang
terjadi di lapangan. Hasil wawancara dan observasi dapat direkam dan difoto
sebagai bukti dari hasil penelitian. Alasan dilakukan triangulasi metode karena
dalam rekaman kaset (tape recorder) belum bisa dipercaya informasinya sehingga
perlu dilakukan pengecekan atau didukung dengan observasi lapangan, teknik
fotografi, studi dokumentasi, serta diskusi dengan kelompok masyarakat.

16
Alwasilah, op.cit, p. 150.
8

Observasi lapangan dilakukan dengan cara diam-diam dan secara terang-


terangan. Dengan cara diam-diam, bahwa peneliti melakukan komunikasi dengan
obyek yang diteliti tetapi melakukan pengamatan terhadap perilaku masyarakat
yang sedang mancing, masyarakat yang hiruk pikuk berangkat kerja dengan
melakukan penyeberangan. Dari hasil tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti
untuk melakukan pengecekan dan dicocokkan dengan hasil wawancara
mendalam, hasil studi dokumentasi dan didukung dengan foto-foto sehingga
kesahihan dan terandalan data dapat dipercaya. Sedang observasi secara terang-
terangan dilakukan dengan wawancara kepada informan. Observasi tersembunyi
dan terang-terangan dikombinasikan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian.
Triangulasi teori dimaksudkan untuk mendukung konsep perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Dalam hal ini konsep tersebut
dihubungkan dengan berbagai teori yang mendukung. Dalam triangulasi teori ini
dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja atau perspektif teoretis yang
berbeda untuk mengkaji fenomena yang sama. Semua informasi yang dicatat
harus memiliki sumber yang jelas dan akurat, bukan sebagai hasil dari asumsi
dan pendapat atau reka-reka peneliti. Dengan melakukan kajian berbagai teori
yang mendukung diharapkan adanya kecukupan rujukan untuk merefleksikan
secara obyektif dari hasil informasi yang diperoleh.
Triangulasi peneliti dilakukan dengan membuat catatan-catatan dari
peneliti sendiri. Seperti dijelaskan dalam metode penelitian bahwa ciri dari
penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri yang menjadi instrumen penelitian.
Dengan demikian, maka peneliti dapat memutuskan dan menentukan kebutuhan
data yang diperlukan sesuai dengan fokus penelitian.

2. Non-Triangulasi
Pertama, perpanjangan keikutsertaan peneliti. Peneliti melakukan
pengamatan dan pendekatan dengan masyarakat secara intensif dalam waktu
yang lebioh lama lagi dibanding dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam hal
9

ini peneliti menambah waktu penelitian untuk mengecek keabsahan data yang
telah dikumpulkan. Diupayakan peneliti bertempat tinggal di lokasi penelitian
sehingga bisa berinteraksi dengan masyarakat. Dengan demikian, maka perhatian
peneliti dengan obyek yang sedang diteliti lebih terfokus.
Kedua, ketekunan pengamatan. Dalam hal ini peneliti dengan tekun
data ke lokasi yang sedang diteliti dengan meperhatikan suasana yang terjadi
dilakukan oleh masyarakat. Ketekunan ini yang dimaksudkan di sini adalah
memperhatikan hal-hal yang “sepele” atau “kecil” menjadi perhatian seorang
peneliti.
Ketiga, uraian rinci. Dalam metode ini peneliti selalu merekam dari hasil
wawancara mendalam, diskusi kelompok kerja, dan observasi lapangan.
Perekaman dilakukan dengan tape recorder, catatan lapangan oleh peneliti
berdasarkan fenomena yang sedang dilakukan dan foto.

Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul, analisis data penelitian dilakukan seperti yang
disarankan oleh Spradley17 bahwa analisis data melalui empat tahap yaitu: (1)
analisis domain; (2) analisis taksonomik; (3) analisis komponen; (4) analisis tematik.
Hal ini oleh Bogdan dan Biklen18 dijelaskan analisis data merupakan proses mencari
dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, bahan-
bahan lain yang telah dihimpun untuk menambahpemahaman mengenai bahan-
bahan tersebut dalam rangka untuk menyusun laporan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan teknik analisis domain, analisis taksonomik,
analisis komponen dan analisis tematik. Hasil dari analisis tersebut berupa proporsi-
proporsi yang menunjukkan hubungan simantik antar berbagai domain. Dari
hubungan-hubungan tersebut selanjutnya dapat dibuat pola atau model hubungan
perilaku sosial (rekayasa sosial). Model rekayasa sosial tersebut dapat dijelaskan

17
James P. Spradley. The Etnographic Interview (Metode Etnografi), terjemahan: Misbah Zulfa
Elizabeth (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997), p. 181.
18
Robert C. Bogdan and Sari Knopp Biklen. Qualitativi Research for Education: An Introduction to
Theory and Methods (Boston: Allyn and Bacon Inc., 1982), p. 145.
10

dan disimpulkan lebih lanjut menjadi suatu generalisasi dan teori konseptual yang
sesuai dengan obyek yang sedang diteliti.

Penutup
Hasil penelitian melalui pendekatan kualitaif akan dihasilkan suatu pola,
skema, model yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan
yang akan diambil.

Daftar Pustaka

---------, “Research Methods Glossary”,


http://www.bath.ac.uk/dacs/gold/glossary.html#N1888.
Alwasilah, A. Chaedar, Pokoknya Kualitatif: Dasar-Dasar Merancang dan melakukan
Penelitian Kualitatif, Jakarta: Pustaka jaya, 2002
Bogdan, Robert C. and Sari Knopp Biklen. Qualitativi Research for Education: An
Introduction to Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon Inc., 1982.
Bogdan, Robert dan Steven J. Taylor. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif.
Terjemahan Arief Furchan, Surabaya: Usaha Nasional, 1992.
Bungin, Burhan, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2003.
Danim, Sudarwan, Penjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2002.
Faisal, Sanafiah, Penelitian Kualitatif: dasar-dasar dan Aplikasi, Malang: Yayasan
Asih Asah Asuh Malang, 1990.
Kirk, Jerome and Marc L. Miller. Reliability and Validity in Qualitative Research
Beverly Hills: SAGE Publication Inc., 1986.
Patton, Michael Quinn, Qualitative Evaluation Methods , Beverly Hill: SAGE
Publications Inc., 1986.
Sanafiah Faisal. Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi , Malang: Yayasan
Asih Asah Asuh, 1990.
Silverman, David. Interpreting Qualitative Data: Methods for Analyzing Talk, Text and
Interaction. Thousand Oaks: Sage Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981.
11

Spradley, James P.. The Etnographic Interview (Metode Etnografi), terjemahan:


Misbah Zulfa Elizabeth, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997.
Strauss, Anselm and Juliet Corbin, Basic of Qualitative Research ,Newbury park:
Sage Publications, Inc., 1990.

Anda mungkin juga menyukai