Strategi Sampling Dan Akses Penelitian Di Lapangan
Abstrak
Sampel bermakna sebagai komponen-komponen dan yang mewakili populasi, sementara
dalam penelitian kualitatif tidak terdapat sampel dikarenakan tidak adanya populasi. dalam penelitian kualitatif yang dikenal adalah subjek, informan, atau responden namun responden ini juga bisa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Informan atau responden dalam penelitian kualitatif tidak berfungsi untuk mewakili populasi, tetapi mewakili informan. Oleh karena itu, penentuan subjek penelitian bukan dilihat dari besarnya jumlah orang yang diperlukan untuk memberikan informasi atau data. Terdapat istilah sampling yang digunakan oleh kedua penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif. Yang berarti, sampling adalah Teknik pengambilan subjek penelitian. Dalam kualitatif sampling adalah purposeful sampling sedangkan dalam kuantitatif adalah random sampling. Random sampling merupakan strategi yang cocok apabila seseorang ingin menggeneralisasikan dari sampel yang dikaji pada populasi yang lebih besar. Purposeful sampling merupakan jenis sampling yang diterima untuk situasi-situasi khusus. Purposeful sampling menggunakan keputusan (judgment) ahli dalam memilih kasus-kasus atau memilih kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran. Snowball sampling yang disebut juga jaringan, penyerahan berantai, atau sampling reputasional merupakan suatu metode untuk mengidentifikasi dan menyampel kasus-kasus dalam suatu jaringan. Didasarkan pada bola salju yang dimulai dari kecil kemudian menjadi lebih besar, yang dimulai dengan satu atau sedikit orang atau kasus dan menyebar pada basis- basis hubungan pada kasus pertama. angkan waktu bersama peneliti, dan orang nonanalitis bisa menjadi informan yang lebih baik. Keabsahan data yang pada akhirnya diserahkan pada informan atau subjek penelitian apakah informasi atau data yang diperoleh di lapangan, baik melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen diakui dalam artian benar. Memilih informan yang baik terdapat beberapa karakteristik yaitu (1) informan memahami betul kultur setempat dan menyaksikan kejadian penting disana, informan harus terlibat di lapangan saat itu, (2) informan bisa meluangkan waktu bersama peneliti, (3) orang non-analitis bisa menjadi informan yang lebih baik. Akses peneliti di lapangan harus cukup dekat pada orang- orang dan situasi yang distudi untuk bisa memahami ke dalam dan detail apa yang sedang berlangsung. Harus sampai menangkap apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang orang- orang sebenarnya katakan. Peneliti harus bisa mendapatkan kepercayaan dari salah satu atau dua orang subjek tersebut agar dapat diterima dan dapat memasuki lingkungan tersebut, yaitu orang yang menjadi panutan dari kebanyakan orang di lingkungan itu. Kata Kunci: Sampling, Informan, Populasi, Responden