Menentukan lokasi penelitian juga berkaitan dengan metode apa yang cocok dalam
pengumpulan data. Menurut Lofland dan Lofland (1984: 21-24), latar terbuka pada
lapangan penelitian dapat berupa tempat pidato, orang yang berkumpul di taman,
toko, bioskop, dan ruang tunggu rumah sakit, peneliti hanya menggunakan teknik
pengamatan dan bukan wawancara.
Selain itu memperhitungkan latar terbuka harus dilakukan oleh peneliti agar
pengumpulan data lebih efektif.Sedangkan, pada latar tertutup hubungan peneliti
dengan subjek cukup dekat, karena peneliti akan mengumpulkan data dengan teliti
dan wawancara secara mendalam. Oleh sebab itu, peran peneliti dalam latar
tertutup sangat diperlukan karena peneliti harus benar-benar mendapatkan data dari
subjek secara langsung.
Untuk subyek penelitian, usahakan yang menjadi fokus penelitian. Subjek
penelitian ini menjadi pemberi informasi yang diperlukan selama proses penelitian.
Informan disini dibedakan dalam tiga macam antara lain: informan kunci yang
mengetahui dan memiliki informasi penting dan utama yang diperlukan dalam
penelitianmu, informan utama adalah mereka yang terlihat langsung dalam
interaksi sosial dalam penelitian, informan tambahan yang memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam permasalahan penelitian. Ketiga informan
ini bisa saling melengkapi informasi penelitianmu.
Pada tahap ini juga kamu perlu melakukan persiapan termasuk dalam mengurus
perizinan ke lokasi penelitian, dan juga survei lokasi. Survei lokasi ini juga
bermaksud agar kamu sebagai peneliti bisa mudah beradaptasi atau mengenal
kondisi lokasi penelitian dan ini bermaksud agarr peneliti sendiri tidak
mengalami shock culture terhadap budaya dan kebiasaan lokasi penelitian. Tidak
lupa dalam tahap ini peneliti juga perlu melakukan persiapan terhadap alat bantu
tambahan seperti tape recorder, kamera, atau lembar wawancara.
Dalam tahap ini sembari mengumpulkan data, kamu bisa melakukan pengolahan
dan analisis pada data yang sudah kamu peroleh secara bersamaan. Jika dirasa data
masih kurang padat, kamu bisa kembali ke lapangan untuk mendapatkan data
tambahan yang diperlukan.
3. Pelajari suatu kasus untuk melihat apakah ada korelasi antara kasus dan
hipotesis
4. Jika hipotesis tidak sesuai dengan kasus, analisis kembali hipotesis dari
gejala yang dipelajari
Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian kualitatif kamu berupa narasi dan tidak
menggunakan angka-angka seperti pada data kuantitatif. Pada tahap ini kamu
mulai menyajikan temuan-temuan kamu selama melukan penelitian Dan dalam
penyajian data usahakan memunculkan data-data yang diperlukan saja. Jika
memunculkan data-data yang tidak diperlukan, justru hasil yang diperoleh tidak
akan sesuai dengan apa yang kamu teliti.
Dalam penyajian data ada pedoman yang bisa kamu gunakan sebagai peneliti
untuk lebih mempermudah pekerjaanmu. Seperti yang dipaparkan oleh Marshall
dan Rossman (1989) serta Silverman (1993) dimana pendekatan kualitatif
digunakan jika peneliti ingin mencari maksud dan makna dari gejala peristiwa,
pendekatan kualitatif dilakukan jika penelitian menjelaskan latar belakang dan
hubungan yang kompleks dari partisipan dengan fenomena.
Soal No 2.
dalam penelitian kualitatif teknik sampling yang lebih sering digunakan adalah purposive
sampling dan snowball sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
sumber data dengan pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu
tentang apa yang kita harapkan. Snowball Sampling atau pengambilan sampel rujukan
berantai didefinisikan sebagai teknik pengambilan sampel non-probabilitas di mana sampel
memiliki sifat yang jarang ditemukan. Ini adalah teknik pengambilan sampel, di mana subjek
yang ada memberikan rujukan untuk merekrut sampel yang diperlukan untuk studi penelitian
Soal No 4
Jenis-Jenis Teknik Pengumpulan Data Kualitatif
Wawancara Mendalam
Agar wawancara efektif, ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu
memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, menjelaskan materi wawancara, baru
mengajukan pertanyaan.
Observasi
Observasi adalah teknik yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian lewat
pengamatan dan pengindraan. Peneliti kemudian membuat laporan berdasarkan apa
yang dilihat, didengar, dan dirasakan selama observasi. Observasi dilakukan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan detail mengenai suatu peristiwa atau
kejadian. Peneliti dapat mengamati komunitas tertentu untuk memahami kebiasaan
atau cara kerja mereka. Observasi dapat berupa observasi partisipasi, tidak
terstruktur, dan kelompok.
Studi Dokumen
Terakhir adalah studi dokumen. Sesuatu dengan namanya, studi dokumen dilakukan
dengan mengkaji dokumen-dokumen terkait topik penelitian. Dokumen tersebut
dapat berupa surat, arsip foto, notulen rapat, jurnal, buku harian, dan lain-lain.
Soal no 5
Hal seperti ini memang sangat perlu untuk dilakukan, karena tidak
semua orang bisa melakukannya dan mengerjakannya dengan baik
dan benar. Dalam proses pembuatan laporan ini diperlukan tingkat
ketelitian cukup tinggi. Untuk itu kamu harus melakukannya dengan
hati dan pikiran yang tenang.