NIM 211101201140154 Filsafat Ilmu Pengetahuan - Kelas B Teknik Geodesi TUGAS INDIVIDU (Minggu ke-13)
Cognitive Revolution (Revolusi Kognisi) ─ Sapiens: A Brief History of Humankind oleh
Yuval Noah Harari Tiga revolusi penting yang membentuk sejarah: revolusi kognitif (70000 tahun yang lalu), revolusi agrikultur (12000 tahun yang lalu), dan revolusi sains (500 tahun yang lalu). Ketiga revolusi tersebut mempengaruhi perkembangan manusia dan organisme sesamanya. Dalam buku ini, Harari menjelaskan bagaimana manusia atau Homo berkembang hingga akhirnya menjadi manusia seperti kita sekarang ini secara sederhana. Bagaimana manusia yang tadinya dirasa sebagai binatang mediocre yang hampir punah dan menempati rantai makanan di tengah, mendadak melompat berada di puncak rantai makanan dan menaklukan dunia. 2,5 juta tahun yang lalu, manusia purba tidak ada bedanya dengan gorila, gajah, atau bahkan burung. Mereka binatang yang insignificant dan tidak ada yang istimewa dari mereka. Tidak ada pertanda bahwa mereka kelak akan menaklukan dan mengubah seluruh dunia. Homo sapiens bukanlah satunya- satunya spesies manusia yang pernah hidup. Bumi pernah ditempati setidaknya 5 spesies manusia pada masa yang bersamaan. Adanya revolusi kognitif membuat manusia akhirnya menjadi pemuncak, dimana revolusi kognitif berarti cara pandang manusia terhadap dunia yang berbeda dengan binatang-binatang yang lain. Meskipun hal itu tidak hanya terjadi pada manusia. Setidaknya ada 5 spesies yang berkesadaran dan berkognisi, yaitu dolphin, simpanse, bonobo, orang utan, dan homo sapiens. Kemudian manusia menciptakan atau memiliki kesempatan untuk membuat sistem komunikasi secara verbal atau bahasa verbal, yang pada akhirnya bahasa verbal ini efektif untuk ‘berbohong’ atau menyampaikan suatu hal yang tidak sesungguhnya. Manusia menggembangkan bahasa verbalnya adalah setelah manusia mengenal api. Dari yang dulunya memakan buah-buahan dan daging dalam keadaan mentah, kemudian berawal dari ketidaksengajaan akhirnya mereka dapat mengetahui bahwa api dapat membuat bahan makanan yang tadinya tidak bisa mereka makan secara langsung, menjadi lebih mudah dimakan seperti misalnya umbi-umbian. Daftar menu makanan manusia menjadi bertambah, benefit lain yaitu manusia kemudian memiliki waktu lebih banyak. Tidak adanya api membuat manusia memerlukan waktu 8-10 jam untuk mengunyah dalam sehari. Setelah mengenal api, mereka hanya memerlukan waktu 2 jam. Sisa waktunya mereka lakukan untuk banyak berkomunikasi atau ‘mengobrol’. Hingga akhirnya setelah 1 juta tahun kemudian manusi memiliki perbendaharaan kata yang tidak tertera. Mereka dapat membuat narasi-narasi yang sebetulnya tidak ada, menjadi sesuati yang diyakini keberadaannya betul-betul ada. Sehingga, hanya manusia yang bisa bekerja sama dalam kelompok besar meskipun tanpa saling mengenal. Dibandingkan dengan binatang lain misalnya simpanse yang hanya dapat berkoloni dalam jumlah 35-40 saja. Lebih daripada itu, mereka akan terpecah menjadi lebih dari satu kelompok. Manusia pun hanya dapat hidup dengan intim dalam batas maksimal sekitar 50 manusia dalam satu kelompok. Dapat kita lihat bahwa dalam satu pleton pasukan, maksimalnya adalah 30 orang untuk menjaga keintiman atau keharmonisan agar dapat bekerja sama. Begitu manusia bekerjasama dalam suatu kelompok dengan jumlah yang besar, maka akan dibutuhkan suatu narasi, satu visi, untuk dapat menyatukannya dan bekerjasama. Harari menjelaskan tentang perusahaan Peugeot yang singkatnya, Peugeot SA adalah perusahaan yang nampaknya tidak memiliki koneksi esensial dengan dunia fisik dan tidak benar-benar ada. Peugeot adalah isapan jempol dari imajinasi kolektif kita, yang dapat kita sebut sebagai fiksi. Fiksi inilah yang bisa menyatukan manusia dalam jumlah lebih dari 150 manusia untuk suatu tujuan bersama dan memberikatan ikatan kelompok yang kuat. Dari situ, Harari juga menjelaskan mengenai realita. Ada realita objektif; realita yang dapat kita observasi secara langsung bersama-sama. Ada realita subjektif dan intersubjektif. Tidak hanya perusahaan, imajinasi kolektif spesies manusia juga terjadi pada banyak hal, seperti imajinasi tentang negara, ideologi, hak asasi manusia, bahkan keluarga dan banyak hal lainnya. Hal-hal tersebut merupakan produk budaya dan imajinasi dari spesies sapiens yang muncul untuk sekedar mempersatukan segerombolan Sapiens. Fiksi lah yang menjadi tonggak revolusi kognitif. Disebut sebagai revolusi oleh Harari karena hal tersebut terjadi dalam waktu yang relatif singkat dan pada saat tubuh manusia dalam kondisi yang sama. Setelah manusia mengalami revolusi kognitif, manusia mampu bekerjasama dan menjadi spesies yang paling mengerikan. Setiap kali manusia datang ke suatu tempat, mereka menyebabkan kepunahan bagi binatang lain. Keterampilan dan kecerdasan individual manusia modern saat ini kalah jauh dengan ansestor pemburu pengumpul (hunter-gather). Kemajuan yang kita capai hari ini adalah kecerdasan koletif.