HAJAR
“Ibnu Hajar Berbenah Dalam Menggapai Mardhatillah”
Sekretariat:, Komplek Margawangi Jl. Kencana Wangi Utara II,
RT.10/RW.13, Kelurahan Cijawura Kecamatan Buah Batu, Bandung,
Info Selengkapnya Hubungi Dani Firmansyah di No. 0852-8014-5994
I. Penamaan Surat
ََو َت َرى ُك َّل ُأ َّمة َجاث َي ًة ُك ُّل ُأ َّمة ُت ْد َعى إ َلى ك َتاب َها ْال َي ْو َم ُت ْج َز ْو َن َما ُك ْن ُت ْم َت ْع َم ُلون
Dua penamaan ini diambil dari ayat 28 dari surat ini,
ِ ِ ِ ٍ ِ ٍ
“Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat)
buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS al-Jatsiyah: 28)
3. Surat Syari’ah. Penamaan ini diambil dari ayat 18 di surat ini yang mana tidak terdapat kata
tersebut di surat yang lainnya.
َ ين اَل َي ْع َل ُم َّ َ َّ َ اَل َ َ أْل َ اك َع َلى َشر
َ ُث َّم َج َع ْل َن
ون /َ يع ٍة ِم َن ا ْم ِر ف َّات ِب ْع َها َو تت ِب ْع أ ْه َو َاء ال ِذ ِ
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu),
maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.”
(QS al-Jatsiyah: 18)
4. Surat ad-Dahr. Penamaan ini diambil dari ayat 24 di surat ini yang mana tidak terdapat kata
tersebut di surat yang berawalan Haamiim yang lainnya.
ْ َ َ ُ اَّل َ ُ ُ َ َ ْ ُّ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ اَّل
ك ِم ْن ِعل ٍم/َ ذ ِل/م ا ل ُه ْم ِب/َ د ْه ُر َو/َّ ِإ ال/ن ا/َ م ا ُي ْه ِلك/َ ا َو/وت َون ْح َي م/ دنيا ن/ا ال/م ا ِهي ِإ حياتن/ ق الوا/ و
َ إ ْن ُه ْم إاَّل َي ُظ ُّن
ون ِ ِ
“Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita
hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS al-
Jatsiyah: 24) (Lihat, at-Tahrir wa at-Tanwir, 25: 346).
ُ َّ ُ ُّ ُ ً َ ُ َّ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ّ َ ْ ُ ْ َ ُ ْ َ َ َ ْ ً َ آْل َ مْل
Terkait penamaan surat ini, Syekh Dr. Wahbah az-Zuhaili menuturkan,
ْ َّ
دعى/ت/ ك ل أم ٍة/ ،ة/ي/ ك ل أم ٍة جا ِث/ رى/ت/ و:ه ا/ ذكور ِة ِفي// ة ا/ِ ي/ خ ذا ِمن ا/ ة أ/ِ ي/ ورة الجا ِث/ ِميت س/س
َّدة/ /ر ْكب لش/َّ / ك ًة َع َلى ال/ /َ َّل ُأ َّمة َبار/ك/ُ ] َأ ْي28[ ون/
َ /ا ُك ْن ُت ْم َت ْع َم ُل// ج َز ْو َن م
/ /ْ و َم ُت/ْ / ْال َي، ا/ه/َ إلى كتاب
ِ ِ ِ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
1
َ ْ َ ْ َ ْ َ اَل َ ْ ً َ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ ُ َ ُ ْ َّ َ ْ َ أْل
ق/ِ / ئ/ِ م ِة الخ/ / ل ِقس// ب/ ق،اب
ِ / / ارا ِلل ِحس// ظ
/ ِان ِت، ِة/ام
/ وم ال ِقي// ي/ ِاهدها الناس/ / و ِال ال ِتي يش/ه/ ا
َّ َو َفر ْيق في، َفر ْيق في ْال َج َّن ِة:َفر ْي َق ْين
.الس ِع ْي ِر ِ ٍ ِ ِ ٍ ِ ِ ِ
“Dinamakan Surat al-Jatsiyah karena diambil dari ayat yang disebutkan Jatsiah di sana, “Dan (pada
hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan
amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (QS.Al-Jatsiah:
28) Yaitu tiap-tiap umat bertekuk lutut karena dahsyatnya fenomena yang disaksikan oleh manusia
pada Hari Kiamat, menunggu untuk dihisab, sebelum dibaginya seluruh makhluk pada dua golongan:
Golongan berada di Surga, dan golongan berada di Neraka.” (Lihat, at-Tafsir al-Munir, 25: 246).
Dilihat dari tartiib an-Nuzuul (urutan turun) surat ini berada diurutan ke-65, diturunkan sesudah surat
ad-Dukhan dan sebelum surat al-Ahqaf. Dan secara tartiib as-Suwar (urutan surat dalam Mushaf),
surat ini berada pada urutan ke-45 dalam al-Qur’an, setelah surat ad-Dukhan (urutan ke-44), sebelum
surat al-Ahqaf (urutan ke-46). Terdiri atas 37 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyyah.
Kedua surat ini hampir sama isi dan maksudnya, seperti menjelaskan keterangan mengenai
adanya Allah dan kekuasaan-Nya, sikap orang kafir terhadap seruan Nabi Muhammad saw.,
ancaman kepada orang-orang kafir, dan siksaan hebat yang mereka derita pada hari kiamat.
1. Surat al-Jatsiyah ditutup dengan ketauhidan, keagungan dan kebesaran Allah. Sedangkan
surat al-Ahqaf dimulai dengan ketauhidan pula dengan menerangkan bahwa berhala-
berhala yang disembah orang-orang musyrik itu tidak dapat menciptakan sesuatu
apapun.
2. Surat al-Jatsiyah memuat ancaman terhadap kaum musyrik. Sedangkan pada surat al-
Ahqaf ancaman itu lebih dipertegas dengan mengingatkan azab yang telah menimpa
kaum ‘Aad.
1. Keimanan:
- Keterangan-keterangan dan dalil-dalil atas adanya Allah pencipta langit dan bumi
- Buruk dan baik yang dikerjakan oleh manusia akibatnya bagi dirinya sendiri
- Allah Pelindung orang-orang yang bertakwa
- Kebesaran dan Keagungan hanya hak Allah semata
- Kepastian bahwa Allah-lah yang menghidupkan, mematikan, dan menghimpunkan manusia
pada hari kiamat
- Keterangan-keterangan mengenai huru-hara hari kiamat dan bagaimana tiap-tiap orang
menerima perhitungan pekerjaannya di akhirat
2
- Pada hari kiamat jelaslah bagi orang-orang musyrikin keburukan perbuatan-perbuatan yang
mereka kerjakan di dunia dan mereka tidak lepas dari azab yang waktu di dunia mereka
perolok-olokkan
2. Hukum-hukum:
- Perintah kepada Rasulullah saw. supaya jangan mengikuti orang-orang yang tidak
mempergunakan akalnya dan jangan menuruti kemauan mereka
3. Kisah:
- Kisah Bani Israil yang telah diberi nikmat oleh Allah, tetapi mereka berpaling dan
menyeleweng dari ajaran agama, sehingga timbul perselisihan yang hebat antara sesama
mereka
4. Dan lain-lain:
- Ancaman kepada orang-orang musyrik yang mendustakan ayat Allah serta berlaku sombong
terhadapnya
- Kebatalan pendapat kaum Dahriyah (atheisme, sceptisme, dan vrij denker), keingkaran
mereka terhadap hari kiamat
Dilihat dari hubungan antar ayat secara tematis, kandungan 37 ayat dalam surat ini dapat dibagi
menjadi 7 “gerbong”. Sehubungan dengan itu, Syekh Muhammad Sayyid Thanthawi memberikan
keterangan berikut,
Sampai ayat 6
َّ َ ْ َ
َ الله َو َآياته ُي ْؤم ُن َ ّ َ َ ّ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َّ ُ َ َ ْ
ون ِ ِِ ِ د ع ب يث
ٍ ِ ِ ِتلك آيات الل ِه نتلوها عليك ِبالح ِق ف ِب
دح ي أ
“Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya; maka dengan
perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan-keterangan-
Nya.” QS al-Jatsiyah: 6.
3
ْ ،ذاب/َ ع/َ واع ْال/َ ن/ْ د َأ/ل َك اأْل َ َّفاك ْي َن ب َأ َّش/ د َذ/َ ع/ْ بحانه َب//ُث َّم َت َو َّع َد س
Gerbong II: Ayat 7-11
ْ،ف رهم/ْ َراره ْم َع َلى ُك/ص ِ ِ ِ .2
ِِ ِِ ِ ِ إِل ِ ِ
ّ َ ّ َ
.ات الل ِه ُه ُز ًوا َ
ِ و ِاتخ ِاذ ِه ْم آي
Kemudian setelah itu, Allah Swt. mengancam para pendusta dengan beragam siksaan yang dahsyat
karena mereka tetap dalam kekufuran dan menjadikan Ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan.
ْ وا م ْن َف// /غ/ُ أ ْمره َول َت ْب َت/َ / /ب/ ه// / /ك في/
Yaitu dari ayat 12
ْم/ ِل ِه َو َل َع َّل ُك/ / /ض ُ / /ل/ْ ر َي ْال ُف/ ج
/ / ْ َر ل َت/ ح
/ / ْ َّخ َر َل ُك ُم ْال َب/ / /الل ُه َّالذي َس
ِ
َّ
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ََت ْش ُك ُرون
“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan
seizin-Nya dan supaya kamu dapat mencari karunia -Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur.” QS
al-Jatsiyah: 12.
4
َ ُ َ َ َ َ
Gerbong IV: 16-23
ّ َ ُ
ل َك/ ِ ق َابل ْوا ذ/ ف أ َّن ُه ْم/ي/ْ َوك،الى//ه تع/ِ الل/ َرا ِئ ْي َل ِم ْن ِن َع ِم/ ف َب ِني ِإ ْس/ق/ِ بحانه َم ْو//ث َّم َب َّي َن س .4
َ اْل ْ َ َ ْ ْ َ َ َّ َ َ َّ ُ اَل َ َ ْ ْ اْل ْ اَل
وبين أنه/، ِتم ِاع ِإلي ِهم/ / / / / / / بحانه ن ِب َّي ُه ﷺ ع ِن ا ِ س// / / / / / / َون َهى س،ا ِ خ ِت ِف َوال َبغ ِي// / / / / / ب/ ِ
َ الصال ُ َ َ ْ َّ َ َ ّ َّ ْ ُ َ َ ْ َ ْ َّ َُْ َ َ
.ات
ِ ِ ح َّ وا ل م
ِ ع ن / يذِ ال و ، اتِ ن اجترحوا الس ِي/ ي ْست ِو ْي ِعنده عز وجل ال ِذي
ئ
Kemudian Allah Swt. menjelaskan posisi Bani Israil dari nikmat Allah Ta’ala, bagaimana mereka
membalas hal itu dengan perselisihan dan kedengkian, dan Allah Swt. melarang nabi-Nya saw. untuk
mendengarkan mereka. Allah juga menjelaskan bahwa di sisi Allah ‘Azza wa Jalla tidaklah sama
antara orang yang melakukan kejahatan dan orang yang beramal sholeh.
Sampai ayat 23
َ َْ َ َ ْ َ َّ َّ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ ْ َ َ َ َ
ل َعلى/َ ع/ َ ه َو َج/ِ ب/ ِ ْم ِع ِه َوقل/ ل ُه الل ُه َعلى ِعل ٍم َوخ َت َم َعلى َس/ ض ه واه وأ/ ه ه/ خ ذ ِإل/ ف رأيت م ِن ات/ أ
َ الله َأ َفاَل َت َذ َّك ُر
ون
َّ ْ َ ْ
دع ب ن م يهده ْ يَ ْ صره غ َش َاو ًة َف َم
ن َ َ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ب
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah
membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah
Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” QS al-Jatsiyah: 23.
Gerbong V: 24-26
َ َْ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ أْل
ا/ ه/ َ ا ُي ْز ِه ُق/م/ َ ا ِب/ ه/ َ َو َر َّد َعل ْي/، ا ِف ُر ْو َن/ ك/ ا ال/ ه/ َ ْو ُه ِب/ف/ ُ ة ال ِت ْي ت/ِ / ل/ اط
ِ و ِال الب/ ق/ ثم حكى بعض ا .5
ْ ْ
.َو ُيث ِب ُت ِكذ َب َها
Kemudian Allah menghikayatkan sebagian pendapat bathil yang diucapkan oleh orang kafir juga
membantahnya dengan bantahan yang dapat melenyapkannya dan menetapkan kedustaannya.
5
َّ ر/َ /ه َو َلك َّن َأ ْك َث// ام ة اَل َر ْي َب في
Sampai ayat 26
اسالن / َ وم ْالق َي/ْ ي/ َ يك ْم ُث َّم ُيم ُيت ُك ْم ُث َّم َي ْج َم ُع ُك ْم إ َلى
ُ ْ ُ ُ َّ ُ
ِل الله يح ِي/ق
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ اَل َي ْع َل ُم
ون
“Katakanlah: “Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu
mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.” QS al-Jatsiyah: 26.
ُ ْ َ َّ ُ ُ َّ َ ْ ُ َ
Sampai ayat 35
َّ ُ ُ ً َ َ َّ ْ ُ ُ ْ َ َ ُ ُّ ْ َ َ ْ َ ْ َ اَل ُ ْ َ ُ َ ْ َ َ اَل َ ْ
ه ا و/ ج ون ِمن/ ف اليوم يخر/ دنيا//اة ال/ي/ غ رتكم الح/ ه زوا و/ ات الل ِه/
ِ آي/ خ ذتم/ أنكم ات/ب/ِ ذ ِلكم
َ ُه ْم ُي ْس َت ْع َت ُب
ون
“Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan
dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka
dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat.” QS al-Jatsiyah: 35.
َ ه ْالك ْبر/ُ /ل/َ ) َو36( امَل َين//ع/َ َم َاوات َو َر ّب اأْل َ ْرض َر ّب ْال/ / ُد َر ّب ال َّس/م/ْ َفل َّله ْال َح
Yaitu ayat 36 & 37
ات َ َم/ /اء في ال َّس/
او ُ / ي
/
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
)37( يم ُ َواأْل َ ْرض َو ُه َو ال َعز ُيز ال َح ِك
ْ ْ
ِ ِ
“Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. Dan bagi-
Nyalah keagungan di langit dan bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS al-
Jatsiyah: 36 & 37. (Lihat, at-Tafsir al-Wasith li al-Qur’an al-Karim, 13: 139)