Pakaian adat Riau untuk pengantin perempuan bervariasi sesuai dengan upacara pernikahan.
Dalam upacara bersanding, mempelai perempuan mengenakan setelah kebaya labuh atau busana
kurung yang terbuat dari kain tenunan khas Melayu Riau dengan corak dan warna yang sama.
Hiasan kepala berupa perkakasan andam, pada bagian kening disebut ramin, sanggul lipat
pandan atau sanggul lintang serta dihiasi dengan sunting dan genta-genta atau bunga
goyang yang bermotif bunga cina.
Kalung emas dan rantai papan atau dukoh bertingkat tiga, lima dan tujuh menghiasi leher.
Gelang berkepala burung merak sebagai pertanda memberikan kesuburan dan
kemakmuran pengantin perempuan pad bagian lengan kanan dan kiri.
Bagian bahu kiri diberi tampan-tampan atau sebai yang bertekat benang emas dan
kelingan.
Canggai yang terbuat dari perak atau emas pada jari tangan, yaitu jari kelingking dan ibu
jari.
Bagian pinggang diikat dengan pending emas yang berfungsi untuk menambah
kerampingan badan pengantin.
Bagian kaki kiri dan kanan diberi gelang kaki emas atau perak yang berkepala kuntum
bunga cempaka.
Kaki beralaskan kasut atau selepa yang terbuat dari beledru yang dihiasi dengan
kelingkan dan manik.
Foto: Pinterest.com
Pakaian adat Riau untuk pengantin laki-laki berupa busana teluk belanga ataupun cekak musang
bermotif, yang dipadukan dengan aksesoris yang membuat tampilannya terlihat megah dan
berkelas.
Baju pengantin laki-laki adalah baju kurung cekak musang atau baju kurung teluk
belanga.
Pakaian pengantin laki-laki adalah pakaian motif samping yang serupa dengan celana dan
baju, distar berbentuk mahkota di kepala, sebagai warna kuining di bahu warna kiri,rantai
panjang berbelit dua dikalingkan di leher, canggai yang dipaki di kelingking, sepatu
runcing dibagian depan dan keris hulu burung serendit pendek yang diselipkan disebelah
kiri.
Pada acara pernikahan pengantin pria maupun wanita menggunakan pakaian adat khusus. Untuk
pengantin pria sendiri menggunakan baju kurung cekak yang lengkap menggunakan kopyah dan
sarung.
Terdapat aksesoris yang digunakan seperti mahkota di kepala, sebai dengan warna kuning pada
bahu sebelah kiri, sepatu berbentuk runcing, canggai pada jari kelingking dan sebuah keris yang
diletakan pada pinggang sebelah kiri dengan bentuk burung serindit.
Sedangkan untuk pengantin perempuan memiliki jenis baju yang lebih banyak tergantung jenis
upacara yang dilakukan, adapun upacara tersebut ialah :
Upacara malam berinai. Pada saat pelaksanaan upacara malam berinai dikenakan baju
kurung teluk belangan.
Upacara berendam. Pada saat pelaksanaan upacara berendam dikenakan baju kurung
cekak kebaya pendek.
Upacara bersanding. Pada saat pelaksanaan upacara bersanding dikenakan baju kebaya
laboh.
Kedua busana yang digunakan pengantin pria maupun wanita mengandung nilai-nilai adat
budaya Melayu dan Islam. Nilai-nilai tersebut tercerminkan pada busana adat tradisional Riau.
Warna baju yang dikenakan oleh masyarakat Riau adalah peninggalan nenek moyang kepada
anak-cucu, yang wariskan secara turun-temurun kepada orang Melayu di Tanah Kuning Sassy.
Jadi, hal ini bukanlah sekedar pemilihan biasa, sebab warna-warna tersebut diyakini memiliki
makna khusus yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
Adapun warna-warna ini banyak terlihat pada rumbai jilbab Riau pada acara kebesaran budaya
Melayu ataupun upacara adat pernikahan