Anda di halaman 1dari 132

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:

1. menjelaskan konsep asam-basa serta sifat larutan asam dan basa;


2. menentukan pH larutan asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah;
3. terampil merancang, menyimpulkan, dan menyajikan hasil percobaan penentuan trayek pH indikator dari bahan alam;
4. terampil merancang, menyimpulkan, dan menyajikan hasil percobaan penentuan asam lemah dan asam kuat, serta basa
lemah dan basa kuat;
5. menghitung pH larutan asam maupun basa.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mensyukuri ciptaan Tuhan Yang Maha Esa berupa penggunaan prinsip asam-basa dalam kehidupan sehari-hari;
2. memiliki rasa ingin tahu, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, ulet, dan proaktif dalam kelompok praktikum.

Larutan Asam-Basa

Mempelajari

Sifat Larutan Asam dan Penentuan pH Larutan Penentuan pH Larutan Asam


Konsep Asam-Basa
Basa Asam Kuat dan Basa Kuat Lemah dan Basa Lemah

Mencakup Mencakup Mencakup Mencakup

• Teori Arrhenius • Sifat Asam • pH, pOH, dan pKw • Derajat Ionisasi
• Teori Brønsted-Lowry • Sifat Basa • Penentuan pH Asam Kuat • Tetapan Kesetimbangan
• Teori Lewis • Identifikasi Asam-Basa • Penentuan pH Basa Kuat serta pH Asam Lemah
dan Basa Lemah
• Konsep pH dalam Pen-
cernaan
• Peranan Asam-Basa dalam
Berbagai Bidang

Mampu

• Menjelaskan konsep asam-basa menurut Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.


• Menjelaskan dan membedakan sifat asam dan basa.
• Menentukan trayek pH indikator asam-basa dari bahan alam.
• Mengidentifikasi sifat asam dan basa dengan bahan yang ada di sekitar dengan cara sederhana maupun dengan alat ukur pH.
• Menjelaskan pengertian pH larutan asam dan pOH larutan basa serta pKw.
• Menjelaskan pengertian derajat ionisasi, Ka, dan Kb serta pengaruhnya terhadap asam lemah dan basa lemah.
• Menentukan pH asam kuat, asam lemah, basa kuat, dan basa lemah.
• Menyebutkan peranan asam dan basa dalam kehidupan sehari-hari.
• Mensyukuri anugerah Tuhan Yang Mahakuasa atas senyawa asam dan basa yang ada di sekitar dengan memanfaatkannya
untuk kepentingan masyarakat luas.

Kimia Kelas XI 1
A. Pilihan Ganda Teori Lewis menjelaskan asam sebagai spesi yang
menerima pasangan elektron bebas.
1. Jawaban: c 5. Jawaban: a
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yang Pasangan asam-basa Brønsted-Lowry disebut juga
menghasilkan ion H+ saat dilarutkan dalam air, pasangan asam-basa konjugasi.
misal H2CO3. Menurut Arrhenius, senyawa Ba(OH)2 Pasangan asam-basa konjugasi pada reaksi 1) yaitu
bersifat basa karena menghasilkan ion OH– dalam HCl dengan Cl– dan H2O dengan H3O+. Reaksinya
air. Arrhenius tidak dapat menjelaskan sifat NH3 sebagai berikut.
yang sebenarnya bersifat basa. NH4Cl dan BaSO4 HCl(aq) + H2O( ) Cl–(aq) + H3O+(aq)
adalah garam yang masing-masing bersifat asam asam 1 basa 2 basa 1 asam 2
dan netral. Teori Arrhenius belum bisa menjelaskan
sifat kedua garam tersebut.
2. Jawaban: d Pasangan asam-basa konjugasi pada reaksi 2) yaitu
Menurut Brønsted-Lowry, asam merupakan spesi
H2SO4 dan HSO4– dan Cl– dengan HCl. Reaksinya
yang mendonorkan proton, sedangkan basa adalah
sebagai berikut.
spesi yang menerima proton. Dengan demikian,
dalam reaksi: H2SO4(aq) + Cl–(aq) → HSO4–(aq) + HCl(aq)
asam 1 basa 2 basa 1 asam 2
CH 3COOH( aq ) + H 2O( ) CH 3COO –( aq ) +
H3O+(aq)
yang berperan sebagai asam adalah CH3COOH
karena mendonorkan proton kepada H2O yang
6. Jawaban: c
bersifat basa. Pada reaksi sebaliknya, CH3COO–
berperan sebagai basa karena menerima proton a. NH3(g) + Cl–(aq) NH2–(aq) + HCl(aq)
dari H3O+ yang berperan sebagai asam. Teori yang asam 1 basa 2 basa 1 asam 2
menjelaskan CH3COOH bersifat asam karena
melepaskan H+ adalah teori Arrhenius. pasangan asam-basa konjugasi

pasangan asam-basa konjugasi


3. Jawaban: b
Asam fosfat (H3PO4) merupakan asam poliprotik b. NH3(g) + HCO3–(aq) NH2–(aq) + H2CO3(aq)
yang menghasilkan 3 ion H+. Reaksi ionisasi asam asam 1 basa 2 basa 1 asam 2

fosfat sebagai berikut.


pasangan asam-basa konjugasi
Tahap 1: H3PO4(aq) H+(aq) + H2PO4–(aq)
pasangan asam-basa konjugasi
Tahap 2: H2PO4–(aq) H+(aq) + HPO42–(aq)
c. NH3(g) + H2PO4–(aq) NH4+(aq) + HPO42–(aq)
Tahap 3: HPO42–(aq) H+(aq) + PO43–(aq)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– basa 2 asam 1 asam 2 basa 1
Ionisasi total: H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43–(aq)
Jadi, reaksi ionisasi asam fosfat adalah pasangan asam-basa konjugasi

H3PO4(aq) 3H+(aq) + PO43–(aq). pasangan-asam basa konjugasi

4. Jawaban: b d. NH3(g) + H2PO4–(aq) NH2–(aq) + H3PO4(aq)


Menurut Brønsted-Lowry dalam reaksi NH3(aq) + asam 1 basa 2 basa 1 asam 2

H2O( ) NH4+(aq) + OH–(aq), amonia bersifat basa


pasangan asam-basa konjugasi
karena menerima proton dari H2O. Reaksi amonia
pasangan asam-basa konjugasi
dengan air menghasilkan ion OH– sesuai teori
Arrhenius, tetapi teori Arrhenius tidak dapat e. NH3(g) + HCO3–(aq) NH2–(aq) + H2CO3(aq)
menjelaskan sifat basa amonia dalam air. Teori asam 1 basa 2 basa 1 asam 2
yang menjelaskan basa sebagai spesi yang
memberikan pasangan elektron adalah teori Lewis. pasangan asam-basa konjugasi

pasangan asam-basa konjugasi

2 Larutan Asam Basa


Jadi, senyawa NH3 yang bersifat basa ditunjuk- B. Uraian
kan pada reaksi c. 1. Teori Arrhenius menentukan sifat asam-basa
7. Jawaban: e senyawa berdasarkan kemampuannya meng-
Basa Lewis adalah spesi yang dapat mendonorkan hasilkan ion H+ dan ion OH– dalam air. Senyawa
pasangan elektron bebas ke spesi lain. Dengan K2CO3 tidak mengandung ion H+ dan ion OH–
demikian, molekul basa Lewis harus memiliki sehingga teori Arrhenius tidak dapat menjelaskan
pasangan elektron bebas, misal H2O. Atom pusat sifat asam-basanya. Berbeda dengan teori
pada BCl3, PCl5, AlF3, dan SO2 tidak mempunyai Brønsted-Lowry yang menentukan sifat asam-basa
pasangan elektron bebas sehingga tidak berperan berdasarkan transfer proton sehingga sifat
sebagai basa Lewis. senyawa K2CO3 dijelaskan sebagai berikut.
8. Jawaban: e K2CO3(aq) + 2H2O( ) → 2KOH(aq) + H2CO3(aq)
basa asam asam basa
F H F H
konjugasi konjugasi
| | | |
F – B + : N – H ⎯→ F – B : N – H
| | | |
F H F H
2. a. HNO3(aq) ® H+(aq) + NO3–(aq)
Asam Basa
Jumlah ion H+ = 1 (asam monoprotik)
Pada kulit valensi atom N dalam molekul NH3 b. H2S(aq) 2H+(aq) + S2–(aq)
terdapat tiga pasang elektron yang berikatan (N – H) Jumlah ion H+ = 2 (asam poliprotik)
dan satu pasang elektron bebas (tidak ber- c. KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
pasangan). Pada atom B dalam molekul BF3 ter-
Jumlah ion OH– = 1 (basa monoprotik)
dapat tiga pasang elektron yang berikatan (B – F).
Sepasang elektron bebas pada atom N dapat d. Al(OH)3(aq) Al3+(aq) + 3OH–(aq)
disumbangkan kepada atom pusat B yang kemudian Jumlah ion OH– = 3 (basa poliprotik)
digunakan secara bersama-sama membentuk Jadi, yang merupakan asam dan basa poliprotik
ikatan kovalen koordinasi (B – N). Atom B pada berturut-turut yaitu H2S dan Al(OH)3.
BF3 bertindak sebagai asam Lewis. Asam Lewis
merupakan spesi yang bertindak sebagai penerima 3.
pasangan elektron bebas, sedangkan basa Lewis Senyawa
Teori Teori Teori
Arrhenius Brønsted-Lowry Lewis
merupakan spesi yang bertindak sebagai pemberi
pasangan elektron bebas. Jadi, atom B pada BF3 OH– Bersifat basa ka- Bersifat basa Bersifat basa ka-
rena membentuk karena dapat rena dapat men-
bertindak sebagai asam Lewis karena menerima OH– dalam air. menerima proton donorkan pa-
pasangan elektron bebas. sangan elektron
bebas.
9. Jawaban: d NH3 Tidak dapat di- Bersifat basa Bersifat basa ka-
Dalam reaksi H2O( ) + SO3(aq) → H2SO4(aq), H2O jelaskan dengan
teori Arrhenius.
karena dapat
menerima proton.
rena dapat men-
donorkan pa-
berperan sebagai basa karena mendonorkan sangan elektron
bebas.
pasangan elektron bebas. Pasangan elektron bebas
H2O Tidak dapat di- Bersifat amfoter Bersifat amfoter
dari O pada H2O berikatan kovalen dengan S dari jelaskan dengan karena dapat karena menerima
SO 3 membentuk senyawa H 2 SO 4 . Dengan teori Arrhenius. menerima atau pasangan elektron
memberikan pro- bebas sekaligus
demikian, SO3 menerima pasangan elektron bebas ton (membentuk mendonorkan pa-
sehingga berperan sebagai asam Lewis. H3O+ dan OH–) sangan elektron
bebas.
10. Jawaban: c BCl3 Tidak dapat di- Tidak dapat di- Bersifat asam
jelaskan dengan jelaskan dengan karena dapat
H2O( ) + CN–(aq) → HCN(aq) + OH– (aq) teori Arrhenius. teori Brønsted- menerima pa-
asam 1 basa 2 asam 2 basa 1 Lowry. sangan elektron
bebas.

Jadi, pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi 4. a. HCl(g) + H2O( ) → H3O+(aq) + Cl–(aq)
tersebut adalah H2O dengan OH– serta CN–dengan asam basa asam basa
HCN. konjugasi konjugasi

Kimia Kelas XI 3
b. HC2O4–(aq) + NH3(aq) → H2C2O4(aq) + NH2–(aq) 5. Persamaan reaksi Lewis untuk reaksi tersebut
basa asam asam basa sebagai berikut.
konjugasi konjugasi H O O
| ↑ ↑
H – O : + S → O → HO – S – OH
↓ ↓
O O
c. CH3COOH(aq) + HCl(aq) → Cl–(aq) + CH3COOH2+(aq) Basa Asam
basa asam basa asam Lewis Lewis
konjugasi konjugasi
H2O berperan sebagai basa Lewis karena men-
donorkan pasangan elektron bebas, sedangkan
SO3 berperan sebagai asam karena menerima
d. H2SO3(aq) + H2O(aq) → H3O+(aq) + HSO3–(aq) pasangan elektron bebas.
asam basa asam basa
konjugasi konjugasi

e. NH4+(aq) + CO32–(aq) → NH3(aq) + HCO3–(aq).


asam basa basa asam
konjugasi konjugasi

lakmus merah berubah menjadi biru atau kertas


A. Pilihan Ganda
lakmus biru tidak berubah warna menunjukkan sifat
1. Jawaban: c tanah basa. Tanah basa mengandung ion OH–
Sifat-sifat larutan basa antara lain menghasilkan tinggi sehingga pH tanah > 7.
OH– dalam air, tidak mengubah warna kertas
3. Jawaban: e
lakmus biru, mengubah warna kertas lakmus
Air jeruk bersifat asam yang mempunyai pH di
merah menjadi biru, bersifat kaustik, dan terasa
bawah 7. Dengan demikian, pH-nya dapat ditentu-
licin. Sementara itu, sifat larutan asam antara lain
kan dengan indikator yang mempunyai trayek di
bersifat korosif, berasa masam, menghasilkan ion
bawah 7, misal bromkresol hijau dan metil jingga.
H+ dalam air, dan bereaksi dengan logam meng-
Oleh karena itu, indikator yang tepat ditunjukkan
hasilkan gas hidrogen. Jadi, sifat larutan basa
oleh angka 4) dan 5). Sementara itu, indikator
ditunjukkan oleh angka 2), 3), dan 5).
fenolftalein dan alizarin kuning mempunyai trayek
2. Jawaban: b pH di atas 7 sehingga lebih sesuai untuk menentu-
Sifat tanah ditentukan dari kandungan zat yang kan pH zat yang bersifat basa. Bromtimol biru
ada di dalamnya. Tanah pertanian yang terlalu mempunyai trayek pH di sekitar pH 7 sehingga
banyak mendapat pupuk kompos atau tanah kurang teliti untuk menentukan pH asam.
gambut masih mengandung zat organik yang
4. Jawaban: a
belum terdekomposisi sempurna. Keadaan ini
Larutan yang mampu mengubah warna kertas
membuat tanah menjadi asam yang dapat diuji
lakmus merah menjadi biru bersifat basa, misal
dengan kertas lakmus dan pH-meter. Uji kertas
Na2CO3. Larutan H3PO4, NH4Cl, H2C2O4, dan
lakmus merah tidak akan berubah warna,
CH3COOH merupakan senyawa yang bersifat
sedangkan uji kertas lakmus biru akan berubah
asam. Larutan-larutan ini tidak mengubah warna
menjadi merah. Kandungan ion H+ dalam tanah
kertas lakmus merah, tetapi mampu memerahkan
yang bersifat asam sangat tinggi sehingga pH tanah
kertas lakmus biru.
< 7. Pengujian sifat tanah dengan hasil kertas

4 Larutan Asam Basa


5. Jawaban: e 9. Jawaban: e
Larutan X mempunyai pH 9,8 (di atas 7) sehingga Hasil pengujian yang tepat terhadap larutan
bersifat basa. Larutan basa apabila diuji dengan tersebut sebagai berikut.
kertas lakmus biru tidak akan mengubah warna
Warna Kertas Warna Kertas
kertas lakmus tersebut. Apabila larutan X diuji Nama Lakmus Merah Lakmus Biru
dengan kertas lakmus merah akan mengubah Larutan Setelah Setelah Sifat
warna kertas lakmus menjadi biru. Larutan basa Pencelupan Pencelupan
mempunyai jumlah Jumlah OH– lebih banyak dalam a. Garam dapur Merah Biru Netral
larutannya daripada jumlah H+. Sifat larutan X b. Air suling Merah Biru Netral
sama dengan larutan NaOH yaitu basa. Larutan c. Air sabun Biru Biru Basa
d. Air kapur Biru Biru Basa
H2SO4 merupakan larutan asam sehingga sifat e. Kalium hidroksida Biru Biru Basa
larutan X berbeda dengan larutan H2SO4. Reaksi
larutan basa dengan asam menghasilkan garam, 10. Jawaban: d
misal reaksi larutan X (basa) dengan larutan H2SO4 1) Larutan I
(asam).
Indikator lakmus: larutan berwarna biru
6. Jawaban: a → pH ≥ 8,3
Larutan organik yang tidak mengubah warna kertas Indikator metil merah: larutan berwarna kuning
lakmus merah tetapi memerahkan kertas lakmus → pH ≥ 6,2
biru menunjukkan bahwa larutan tersebut bersifat Indikator bromtimol biru (BTB): larutan
asam. Berdasarkan data, pada suasana asam berwarna biru → pH ≥ 7,6
bunga kana akan menghasilkan warna merah. Oleh
Jadi, pH larutan I ≥ 8,3
karena itu, reaksi uji antara larutan organik dengan
bunga kana akan menghasilkan warna merah.
Begitu pula dengan indikator alami lainnya akan pH
menghasilkan warna sesuai warna indikator pada 6,2 7,6 8,3

keadaan asam. Bunga sepatu menghasilkan warna 2) Larutan II


merah, kubis ungu menghasilkan warna merah Indikator lakmus: larutan berwarna merah →
muda, umbi bit menghasilkan warna biru, dan kulit pH ≤ 4,5
manggis menghasilkan warna cokelat kemerahan.
Indikator metil merah: larutan berwarna jingga
7. Jawaban: c → 4,2 ≤ pH ≤ 6,2
Obat mag merupakan zat yang bersifat basa. Jika Indikator bromtimol biru (BTB): larutan
diuji dengan kertas lakmus merah warna kertas berwarna kuning → pH ≤ 6,0
lakmus berubah menjadi biru. Air abu juga merupa-
Jadi, 4,2 ≤ pH ≤ 4,5
kan zat yang bersifat basa dan akan menghasilkan
warna yang sama saat diuji dengan kertas lakmus
merah. Sementara itu, cuka, vitamin C, jus
mangga, dan air aki adalah zat yang bersifat asam. pH 4,2 4,5 6,0 6,2
Jika keempat zat tersebut diuji dengan kertas Dengan demikian, pH larutan I dan larutan II
lakmus merah, warna kertas lakmus (tidak berubah). berturut-turut yaitu pH ≥ 8,3 dan 4,2 ≤ pH ≤ 4,5.
8. Jawaban: c
Hasil pengujian menunjukkan kertas lakmus merah B. Uraian
tidak berubah warna. Pengujian dengan indikator 1. Untuk mengetahui sifat asam-basa suatu larutan
daun pacar menghasilkan warna merah, indikator dapat dilakukan dengan cara menguji larutan ter-
kunyit menghasilkan warna kuning, dan indikator sebut menggunakan indikator asam-basa. Indikator
kubis ungu menghasilkan warna merah muda. Hasil asam-basa akan memberikan warna yang berbeda
ini menunjukkan bahwa larutan uji bersifat asam. pada lingkungan asam dan basa. Contoh indikator
Di antara larutan tersebut yang bersifat asam asam-basa adalah kertas lakmus merah dan biru.
adalah HNO3. NaCl dan K2SO4 merupakan garam Kertas lakmus merah dan biru akan menunjukkan
yang bersifat netral. NH 4 OH dan Ca(OH) 2 warna merah dalam larutan asam dan warna biru
merupakan larutan yang bersifat basa. dalam larutan basa.

Kimia Kelas XI 5
2. Larutan HClO4 termasuk larutan asam karena dengan daun pacar air, warna jingga saat diuji
mempunyai pH di bawah 7 dan bersifat korosif. dengan kunyit, dan warna merah saat diuji dengan
Sifat-sifat larutan HClO4 sebagai berikut. umbi bit. Berdasarkan hasil tersebut, larutan dalam
a. Menghasilkan ion H+ dalam air. botol I bersifat basa. Dengan demikian, larutan
b. Mampu memerahkan kertas lakmus biru. dalam botol I berisi NH4OH. Larutan dalam botol II
c. Mampu bereaksi dengan logam menghasilkan menunjukkan warna merah saat diuji dengan bunga
gas H2 dan garam. kana, warna merah saat pengujian dengan daun
d. Mampu bereaksi dengan senyawa basa mem- pacar air, warna kuning saat diuji dengan kunyit,
bentuk garam. dan warna biru saat diuji dengan umbi bit. Hasil
tersebut menunjukkan larutan II bersifat asam.
3. Bunga sepatu dan bunga mawar merah dapat
Dengan demikian, larutan dalam botol II berisi
digunakan untuk menentukan sifat asam-basa
H2CO3.
larutan karena bunga tersebut menunjukkan warna
berbeda dalam suasana asam atau basa. Bunga 5. Pengujian larutan menggunakan indikator metil
sepatu memberikan warna merah dalam larutan merah, larutan berwarna jingga maka pH larutan
asam dan warna kuning dalam larutan basa. Bunga 4,4 ≤ pH ≤ 6,2. Pengujian larutan menggunakan
mawar merah memberikan warna merah muda indikator bromtimol biru, larutan berwarna hijau
dalam larutan asam dan warna hijau dalam larutan maka pH larutan 6,0 ≤ pH ≤ 7,6. Pengujian larutan
basa. menggunakan indikator metil jingga, larutan
berwarna kuning maka pH larutan ≥ 4,4. Pengujian
4. Larutan H2CO3 adalah larutan yang bersifat asam,
larutan menggunakan indikator bromkresol hijau,
sedangkan larutan NH4OH bersifat basa. Larutan
larutan berwarna biru maka pH larutan ≥ 5,4. Jadi,
dalam botol I menunjukkan warna kuning saat diuji
pH untuk larutan elektrolit tersebut berkisar antara
dengan bunga kana, warna kuning saat pengujian
6,0 ≤ pH ≤ 6,2.

A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: c


1) 100 mL HNO3 0,05 M
1. Jawaban: b
HNO3(aq) → H+(aq) + NO3–(aq)
M HNO3 = 0,01 M
[H+] = [HNO3] = 0,05 M
[H+] = M × valensi
pH = –log (0,05) = –log 5 × 10–2 = 2 – log 5
= 0,01 M × 1
= 0,01 2) 50 mL H2SO4 0,01 M
pH = –log [H+] H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
= –log (0,01) [H+] = 2 × [H2SO4] = 2 × 0,01 M = 0,02
=2 pH = –log (0,02) = –log 2 × 10–2 = 2 – log 2
Jadi, pH larutan HNO3 tersebut sebesar 2,0.
3) 100 mL HCl 0,005 M
2. Jawaban: a HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
Kw = [H+][OH–]
[H+] = [HCl] = 0,005 M
K

5,47 × 10−14
w

[H+] = [OH–] = = pH = –log (0,005) = –log 5 × 10–3 = 3 – log 5


[H+] = 2,34 × 10–7 4) 200 mL HBr 0,02 M
Jadi, konsentrasi H+ dalam air pada suhu 50°C HBr(aq) → H+(aq) + Br–(aq)
sebesar 2,34 × 10–7. [H+] = [HBr] = 0,02 M
3. Jawaban: e pH = –log (0,02) = –log 2 × 10–2 = 2 – log 2
Larutan asam monovalen dengan pH paling besar
5) 50 mL HClO4 0,01 M
memiliki konsentrasi paling kecil. Berdasarkan
tabel tersebut, larutan HCl memiliki konsentrasi HClO4(aq) → H+(aq) + ClO4–(aq)
paling kecil sehingga pH-nya paling besar. Jadi, [H+] = [HClO4] = 0,01 M
larutan HCl 5 × 10–6 M memiliki pH paling besar. pH = –log (0,01) = –log 10–2 = 2
Jadi, pasangan larutan yang mempunyai pH yang
sama adalah H2SO4 dan HBr atau larutan 2) dan
4).

6 Larutan Asam Basa


5. Jawaban: c pOH = –log [OH–]
V1 × M1 = V2 × M2 = –log (10–2)
10 mL × 0,01 M = 250 mL × M2 =2
M2 = 0,0004 M = 4 × 10–4 M pH = 14 – pOH
[H+] = 2 × [H2SO4] = 2 × (4 × 10–4 M) = 8 × 10–4 = 14 – 2
pH = –log [H+] = –log 8 × 10-4 = 4 – log 8 = 12
Jadi, pH larutan H2SO4 encer sebesar 4 – log 8. 4) larutan NaOH 0,001 M
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
6. Jawaban: e
[OH–] = [NaOH]
pH = 11 + log 2
= 0,001 M
pOH = 14 – (11 + log 2) = 3 – log 2
= 10–3
pOH = –log [OH–] = 3 – log 2 = –log 2 × 10–3
pOH = –log [OH–]
[OH–] = 2 × 10–3 M
= –log (10–3)
M NaOH = [OH–] = 2 × 10–3 M
=3
mol = M × volume NaOH
pH = 14 – pOH
= (2 × 10–3 M) × 3 liter = 14 – 3
= 6 × 10–3 mol = 11
Jadi, banyak mol dalam 1 liter larutan NaOH
5) larutan KOH 0,005 M
sebesar 6 × 10–3 mol.
KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
7. Jawaban: b [OH–] = [KOH]
1) larutan Ba(OH)2 0,01 M = 0,005 M
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq) = 5 × 10–3 M
[OH–] = 2 × [Ba(OH)2] pOH = –log [OH–]
= 2 × 0,01 M = –log (5 × 10–3)
= 2 × 10–2 M = 3 – log 5
pOH = –log [OH–] pH = 14 – pOH
= –log (2 × 10–2) = 14 – (3 – log 5)
= 2 – log 2 = 11 + log 5
pH = 14 – pOH Jadi, urutan larutan dari yang paling basa yaitu
larutan Mg(OH)2, Ba(OH)2, Ca(OH)2, KOH, dan
= 14 – (2 – log 2)
NaOH yang ditunjukkan oleh angka 2) - 1) - 3) - 5)
= 12 + log 2 - 4).
2) larutan Mg(OH)2 0,05 M 8. Jawaban: a
Mg(OH)2(aq) → Mg2+(aq) + 2OH–(aq) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
[OH–] = 2 × [Mg(OH)2] pH = 13 + log 5
= 2 × 0,05 M pOH = 14 – pH
= 10–1 M = 14 – (13 + log 5)
= 1 – log 5
pOH = –log [OH–]
[OH–] = 5 × 10–1 M
= –log (10–1) [NaOH] = 5 × 10–1 M
=1 m 1.000
pH = 14 – pOH M= Mr × V
5
= 14 – 1 m 1.000
5 · 10–1 = 40 ·
= 13 200
40 × 5 × 10−1
3) larutan Ca(OH)2 0,005 M m=
5
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq) = 4 gram
[OH–] = 2 × [Ca(OH)2]
= 2 × 0,005 M
= 10–2 M

Kimia Kelas XI 7
Kadar NaOH dalam cuplikan = 14 – (1 – log 2)
massa NaOH = 13 + log 2
= massa cuplikan
× 100%
5) Mg(OH)2 0,4 M
4
= 5 × 100% Mg(OH)2(aq) ⎯→ Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
Mg(OH)2 bervalensi 2
= 80% [OH–] = 2 × 0,4 M
Jadi, kadar NaOH dalam cuplikan adalah 80%. = 0,8 M
9. Jawaban: c pOH = –log [OH–]
MOH(aq) ⎯→ M+(aq) + OH–(aq) = –log 8 × 10–1
[OH–]= [MOH] = 0,4 = 4 × 10–1 M = 1 – log 8
pOH = –log (4 × 10–1) pH = pKw – pOH
= 1 – log 4 = 14 – (1 – log 8)
pH = 14 – pOH = 13 + log 8
= 14 – (1 – log 4) Jadi, larutan yang memiliki pH sama dengan larutan
= 13 + log 4 basa kuat MOH 0,4 M adalah Ba(OH)2 0,2 M.
1) KOH 0,5 M 10. Jawaban: d
KOH(aq) ⎯→ K+(aq) + OH–(aq) Asam H2A merupakan asam bivalen.
KOH bervalensi 1 pH = 1 → [H+] = 10–1
[OH–] = 1 × 0,5 M = 0,5 M H2A(aq) → 2H+ + A2–(aq)
pOH = –log [OH–] [H + ] 10 −1
= –log 5 × 10–1 M= = = 0,05 M
2 2
= 1 – log 5 10 × ρ × %
pH = pKw – pOH M=
Mr
= 14 – (1 – log 5)
10 × 1,25 gram mL−1 × 0,384%
= 13 + log 5 0,05 M =
Mr
2) NaOH 0,3 M
4,8
NaOH(aq) ⎯→ Na+(aq) + OH–(aq) Mr = 0,05
NaOH bervalensi 1
Jadi, Mr asam tersebut sebesar 96 gram mol–1.
[OH–] = 1 × 0,3 M = 0,3 M
pOH = –log [OH–]
B. Uraian
= –log 3 × 10–1
= 1 – log 3 1. H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
pH = pKw – pOH [H+] = 2 × [H2SO4]
= 14 – (1 – log 3) [H+] = 2 × 0,01
= 13 + log 3 = 0,02 M
3) Ba(OH)2 0,2 M = 2 × 10–2 M
Ba(OH)2(aq) ⎯→ Ba2+(aq) + 2OH–(aq) Kw = [H+] [OH–]
Ba(OH) bervalensi 2 1,47 × 10 = (2 × 10–2)[OH–]
–14
[OH–] = 2 × 0,2 M
[OH–] = 7,35 × 10–13 M
= 0,4 M
pH larutan = –log [H+]
pOH = –log [OH–]
= –log 4 × 10–1 = –log (2 × 10–2)
= 1 – log 4 = 2 – log 2
pH = pKw – pOH Jadi, konsentrasi ion H+ dalam larutan adalah
= 14 – (1 – log 4) 2 × 10–2 M, sedangkan konsentrasi OH– adalah
= 13 + log 4 7,35 × 10–13 M. pH larutan 2 – log 2.
4) Ca(OH)2 0,1 M 2. pH = 11,6
Ca(OH)2(aq) ⎯→ Ca2+(aq) + 2OH–(aq) pH = 11 + 0,6 = 11 + log 4
Ca(OH)2 basa bervalensi 2 pOH = 14 – pH = 14 – (11 + log 4) = 3 – log 4
[OH–] = 2 × 0,1 M = 0,2 M pOH = –log [OH–]
pOH = –log [OH–] 3 – log 4 = –log [OH–]
= –log 2 × 10–1 [OH–] = 4 × 10–3
= 1 – log 2
pH = pKw – pOH

8 Larutan Asam Basa


Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq) 2 × 10−2 × 36,5
V HCl = 1,1× 2
[OH–] = 2 × [Ba(OH)2]
4 × 10–3 = 2 × [Ba(OH)2] = 0,332 mL
[Ba(OH)2] = 2 × 10–3 Jadi, volume HCl pekat yang diperlukan sebanyak
0,332 mL.
Jadi, konsentrasi larutan Ba(OH)2 tersebut 2 × 10–3 M.
5. Misal basa bervalensi dua tersebut adalah M(OH)2.
3. a. H2SO4 0,02 M
massa basa M(OH)2 = 29 mg = 0,029 gram
[H+] = [H2SO4] × valensi
M(OH)2(aq) → M+(aq) + 2OH–(aq)
[H+] = (0,02 M) × 2 = 0,04
pH = 11 + log 5
pH = –log [H+]
pOH = 14 – pH
= –log 0,04 = –log 4 × 10–2 = 2 – log 4
= 14 – (11 + log 5) = 3 – log 5
b. Ca(OH)2 0,005 M = –log [OH–] = –log 5 × 10–3
[OH–] = [Ca(OH)2] × valensi [OH–] = 5 × 10–3 M
[OH–] = (0,005 M) × 2 = 0,01 [OH–] = [M(OH)2] × valensi
pOH = –log [OH–]
5 × 10–3 M = [M(OH)2] × 2
= –log 0,01 = –log 10–2 = 2
5 × 10 −3
pH = 14 – pOH [M(OH)2] = = 2,5 × 10–3 M
2
= 14 – 2 = 12
m 1.000
c. HNO3 0,005 M MM(OH) = Mr
× volume
2
[H+] = [HNO3] × valensi 0,029 gram 1.000
[H+] = (0,005 M) × 1 = 0,005 2,5 × 10–3 = 58 gram mol−1
× volume
pH = –log [H+] 1.000
2,5 × 10–3 = 0,0005 × volume
= – log 0,005 = –log 5 × 10–3 = 3 – log 5
2,5 × 10 −3 1.000
4. HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq) 0,0005
= volume
[H+] = 2 × 10–2 M volume = 200 mL
[HCl] = [H+] = 2 × 10–2 M Jadi, volume larutan yang dibuat dari 0,029 gram
ρ HCl ⋅ V HCl 1.000 basa M(OH)2 sebanyak 200 mL.
M= M r HCl × V
2
1,1 ⋅ V HCl 1.000
2 × 10–2 = 36,5
×
500

3. Jawaban: c
A. Pilihan Ganda
Kekuatan asam dari asam lemah ditentukan oleh
1. Jawaban: e harga Ka-nya. Semakin besar harga Ka, kekuatan
Larutan yang termasuk asam lemah adalah asam semakin besar. HF mempunyai nilai Ka
HCOOH. Larutan HBr, HCl, HNO3, dan H2SO4 paling besar, sedangkan HCN mempunyai nilai Ka
merupakan larutan asam kuat. paling kecil. Dengan demikian, urutan asam dari
2. Jawaban: b yang paling lemah yaitu HCN – HClO – CH3COOH
pH = 3 – log 5 – HF. Urutan tersebut ditunjukkan oleh angka 2) -
–log [H+] = –log 5 × 10–3 3) - 4) - 1).
[H+] = 5 × 10–3 4. Jawaban: c
[H+] = α × M H2CO3(aq) → 2H+(aq) + CO32–(aq)
0,005 = α × 0,02 M pH = 5 – log 2
α = 0,25 –log [H+] = –log 2 × 10–5
Jadi, nilai derajat ionisasi asam lemah tersebut
[H+] = 2 × 10–5
adalah 0,25.

Kimia Kelas XI 9
[H+] = Ka ×M
10–3 = 2 × 10−4 × [HCOOH]
2× 10–5 = K a × 0,001 10–6 = 2 × 10–4 × [HCOOH]
4× 10–10 = Ka × 0,001 [HCOOH] = 5 × 10–3 M
Ka = 4 × 10–7 1.000
[HCOOH] = mol × V
Jadi, nilai tetapan ionisasi H2CO3 sebesar 4 × 10–7.
JP 1.000
5. Jawaban: d [HCOOH] = ×
6,02 × 1023 V
[H+] = Ka ×M JP 1.000
4
5 × 10–3 = ×
6,02 × 1023 250
[H+] = 6,4 × 10−4 × 0,1
5 × 10−3 × 6,02 × 1023
JP =
[H+] = 6,4 × 10−5 4
= 7,525 × 1020 molekul
[H+] −6
= 64 × 10 ≈ 7,5 × 1020 molekul
[H+] = 8 × 10–3 = 8 × 10–4 9. Jawaban: c
Jadi, besar konsentrasi H+ dalam larutan tersebut [OH–] = α × [NH4OH]
sebanyak 8 × 10–3 M. = 20% × (0,01) = 0,002
6. Jawaban: d pOH = –log [OH–]
[H+] = Ka × M = –log (0,002)
= –log 2 × 10–3
pH = 4 → [H+] = 10–4
pOH = 3 – log 2
10–4 = 1,8 ⋅ 10−5 × M
pH = 14 – pOH
M = 5,5 × 10–4 M = 14 – (3 – log 2)
pH = 5 → [H+] = 10–5 = 11 + log 2
10–5 = 1,8 ⋅ 10−5 × M Jadi, nilai pOH dan pH larutan NH4OH tersebut
–6 berturut-turut yaitu 3 – log 2 dan 11 + log 2.
M = 5,5 × 10 M
10. Jawaban: d
Pengenceran: V1 · M1 = V2 · M2 [OH–] = α × b
misal: V1 = 1 L = 1% × 0,1
1 × 5,5 × 10–4 = V2 × 5,5 × 10–6 = 10–3
⇔ V2 = 100 L pOH= –log 10–3
=3
Jadi, larutan asam sitrat akan mengalami perubahan pH = 14 – pOH
pH dari 4 menjadi 5 jika diencerkan 100 kali. = 14 – 3
7. Jawaban: b = 11
pH = 3 11. Jawaban: e
[H+] = 10–3 M LOH(aq) → L+(aq) + OH–(aq)
Ka = 2 × 10–5
pH awal = 11
[H+] = Ka ×M pOH = 3, [OH–] =10–3 M
10–3 = 2 × 10−5 × M [OH–] = K b × [LOH]
10–6 =2× 10–5
×M
10–3 = 10−6 × [LOH]
M = 0,05 M
Jadi, konsentrasi asam lemah HX tersebut adalah 10–3 = 10–6 × [LOH]
0,05 M. [LOH] = 1 M
8. Jawaban: d pH akhir setelah pengenceran = 10
pH = 3 pOH = 4, [OH–] =10–4 M
[H+] = 10–3
[H+] = K a × [HCOOH]

10 Larutan Asam Basa


[OH–] = K b × [LOH] [H+] = K a × [CH3COOH]
10–4 = 10−6 × [LOH] 10–3 = 10−5 × [CH3COOH]
10–8= 10–6
× [LOH]
10–6 = 10–5 × [CH3COOH]
[LOH] = 10–2 M
[CH3COOH] = 10–5
Sebelum dan sesudah pengenceran jumlah mol
tetap sama. Larutan diencerkan hingga 1 liter.
M1 × V1 = M2 × V2 M1 × V1 = M2 × V2
–1
10 M × 0,1 L = M2 × 1 L
1 M × 0,1 L = 10–2 M × V2
V2 = 10 L M2 = 10–2 M
Volume akhir setelah pengenceran sebanyak 10 L. [H+] = K a × [CH3COOH]
Dengan demikian, larutan diencerkan sebanyak
10 L
0,1 L
= 100 kali. [H+] = 10−5 × [CH3COOH]

12. Jawaban: d = 10 −5 × 10−2


(M1 × V1) + (M 2 × V2 ) + (M 3 × V3 )
M total = V total [H+] = 10−7
(0,5 × 300) + (0,25 × 500) + (0 × 200)
= 300 + 500 + 200 [H+] = 10–3,5
150 + 125 pH = –log [H+]
= 1.000 = –log (10–3,5)
= 0,275 M = 3,5
Jadi, konsentrasi asam menjadi 0,275 M. Jadi, pH larutan setelah diencerkan menjadi 3,5.

13. Jawaban: a 15. Jawaban: b


pH = 8 + log 9 massa Al(OH)3 = 39 mg = 0,039 gram
Mr Al(OH)3 = 78
pOH = 14 – (8 + log 9) = 6 – log 9
0,039
[OH–] = 9 × 10–6 mol Al(OH)3 = = 0,0005 mol = 5 × 10–4 mol
78
[OH–] = K b × [Fe(OH)3 ] M larutan Al(OH)3 =
0,0005 mol
= 0,004 M
0,125 L
9 × 10–6 = 9 × 10−10 × [Fe(OH)3 ] Konsentrasi OH– dalam larutan Al(OH)3:
81 × 10–12 = 9 × 10–10 × [Fe(OH)3] [OH–] = K b × [Al(OH)3 ]
−12
81 × 10
[Fe(OH)3] = = 9 × 10–2 [OH–] = 10−5 × 0,004
9 × 10−10

[Fe(OH)3] =
massa
×
1L
[OH–] = 4 × 10−8
Mr volume
[OH–] = 2 × 10–4
1L
9 × 10–2 = massa × pOH = –log [OH–]
107 0,2 L
= –log 2 × 10–4
9 × 10–2 = massa × 5 pOH = 4 – log 2
107
pH = 14 – pOH
massa = 1,926 gram = 14 – (4 – log 2)
Jadi, massa serbuk Fe(OH)3 yang harus dilarutkan = 10 + log 2
dalam 200 mL larutannya sebanyak 1,926 gram. Jadi, pH larutan Al(OH)3 tersebut adalah 10 + log 2.
14. Jawaban: b
CH3COOH(aq) → H+(aq) + CH3COO–(aq)
pH = 3
[H+] = 10–3

Kimia Kelas XI 11
B. Uraian 4. pH = 9

1. [H+] = Ka ×M pOH = 14 – pH
= 14 – 9
[H+] = 7,2 × 10−10 × 0,2 =5
[OH–] = 10–5 M
[H+] = 14,4 × 10−11 = 1,44 × 10−10
[OH–] = Kb × b
[H+] = 1,2 × 10–5
pH = –log [H+] 10–5 = 2 × 10−5 × b
= –log (1,2 × 10–5) 10–10 = 2 × 10–5 × b
pH = 5 – log 1,2 10 −10
= 5 – 0,08 b= 2 × 10 −5
pH = 4,92
= 0,5 × 10–5 = 5 × 10–6 M
Jadi, pH larutan tersebut 4,92.
mol NH3 = b × V air
2. [H+] = Ka ×M = 5 × 10–6 M × 0,4 L
3 × 10–3 = K a × 0,05 = 2 × 10–6 mol
9× 10–6 = Ka × 0,05 volume NH3 = mol NH3 × 22,4 L mol–1
9 × 10 −6 = 2 × 10–6 mol × 22,4 L mol–1
Ka = 0,05
= 1,8 × 10–4 = 44,8 × 10–6 L
Ka 1,8 × 10 −4 = 4,48 × 10–5 L
α2 = M asam
= 0,05
= 0,0036
Jadi, volume gas NH3 yang diperlukan sebanyak
α = 0,06 4,48 × 10–5 L.
Jadi, nilai Ka dan derajat ionisasi (α) dalam larutan
HCOOH tersebut berturut-turut yaitu 1,8 × 10-4 dan 5. mol NaOH =
JP
0,06. 6,0 × 10 23

3 × 10 21
3. a. massa Mg(OH)2 dalam 200 mL: =
6 × 10 23
[OH–] = Kb × M = 0,5 × 10–2
10–6 = (10−11) × M = 5 × 10–3 mol
10–12 = 10–11 × M M NaOH = mol ×
1.000
−12 V
10
M= = 0,1 M 2
10−11 = 5 × 10–3 ×
1.000
= 10–2 M
500
massa 1L
M= Mr
× [OH–] = [NaOH] × valensi
volume

1L
= 10–2 × 1
0,1 = massa × 0,2 L = 10–2 M
58

0,1 = massa
×5 pH sama, berarti pOH sama dan [OH–] sama.
58
[OH–] NaOH = [OH–] basa lemah
massa = 1,16 gram
10–2 = Kb × b
Jadi, massa Mg(OH) 2 yang larut dalam
200 mL larutannya sebanyak 1,16 gram. 10–2 = Kb × 1
b. derajat ionisasi (α): 10–4 = Kb
Kb Kb = 10–4
α2 = M basa
Jadi, Kb asam lemah tersebut 10–4.
−11
1,0 × 10
= 0,1
= 10–10

α = 10–5
Jadi, derajat ionisasi Mg(OH)2 sebesar 10–5.

12 Larutan Asam Basa


pH, pOH, dan pKw

Penentuan pH Asam Kuat Penentuan pH Larutan


Asam Kuat dan Basa Kuat Teori Arrhenius

Penentuan pH Basa Kuat Teori Brønsted-Lowry


Konsep Asam-Basa

Teori Lewis

Larutan Asam-Basa

Derajat Ionisasi Sifat Asam

Tetapan Kesetimbangan Sifat Basa


Penentuan pH Larutan Sifat Larutan Asam-Basa

Konsep pH dalam Pencemaran Asam Lemah dan Basa Lemah


Identifikasi Asam-Basa

Peranan Asam-Basa dalam Berbagai Bidang

Kimia Kelas XI
13
2) CN–(aq) + H2O( ) → HCN(aq) + OH–(aq)
A. Pilihan Ganda
basa asam asam basa
1. Jawaban: c konjugasi konjugasi
Menurut Arrhenius senyawa basa adalah senyawa
yang mampu menghasilkan ion OH– dalam air,
misal senyawa Ba(OH)2. Sementara itu, senyawa
asam dijelaskan sebagai senyawa yang mampu 3) H2SO3(aq) + H2O( ) → H3O+(aq) + HSO3–(aq)
menghasilkan ion H+ dalam air. Teori asam-basa asam basa asam basa
yang melibatkan donor pasangan elektron bebas konjugasi konjugasi
dijelaskan oleh Lewis. Teori asam-basa yang
melibatkan pengikatan dan pelepasan proton
dijelaskan oleh Brønsted-Lowry.
2. Jawaban: d 4) HSO4–(aq) + H2O( ) → H3O+(aq) + SO42–(aq)
Oleh karena teori asam-basa Arrhenius hanya asam basa asam basa
konjugasi konjugasi
melihat kemampuan zat menghasilkan ion H+ dan
OH – , H 2 O dianggap bersifat netral karena
menghasilkan ion H + maupun ion OH– sama
banyak. Teori Arrhenius mempunyai kelemahan
karena tidak dapat menjelaskan sifat senyawa jika 5) H2O( ) + NH(aq)3 → NH4+(aq) + OH–(aq)
dilarutkan dalam pelarut selain air (H2O). asam basa basa asam
konjugasi konjugasi
3. Jawaban: a
HSO4–(aq) + CO32–(aq) → SO42–(aq) + HCO3–(aq)
asam basa basa asam
konjugasi konjugasi H2O pada reaksi 1), 3) dan 4) berperan sebagai
basa, sedangkan H2O pada reaksi 2) dan 5)
berperan sebagai asam. Dengan demikian,
Asam menurut teori Brønsted-Lowry adalah zat pasangan reaksi yang mempunyai H2O dengan
yang mendonorkan H+ (proton), sedangkan basa sifat berbeda adalah reaksi 4) dan 5).
adalah spesi yang menerima H+ (proton). Jadi, zat 6. Jawaban: e
yang berperan sebagai asam adalah HSO 4–, Sifat zat dalam reaksi berdasarkan teori Brønsted-
sedangkan zat yang bersifat basa adalah CO32–. Lowry sebagai berikut.
4. Jawaban: a SO42–(aq) + HNO3(aq) → HSO4–(aq) + NO3–(aq)
Menurut teori Lewis dalam reaksi SnCl4( ) + 2Cl–(aq) basa asam asam basa
→ SnCl 62–( aq ), SnCl 4 merupakan spesi yang (menerima proton) (mendonorkan proton) konjugasi konjugasi
bersifat asam (menerima pasangan elektron
bebas), sedangkan 2Cl– merupakan spesi yang
bersifat basa (mendonorkan pasangan elektron
bebas). Menurut teori Brønsted-Lowry, dalam reaksi 7. Jawaban: e
HBr(aq) + H2O( ) → Br–(aq) + H3O+(aq), HBr Reaksi H2O + SO3 → H2SO4 merupakan reaksi
berperan sebagai asam (mendonorkan proton) dan asam-basa menurut Lewis. H2O berperan sebagai
H2O berperan sebagai basa (menerima proton). basa Lewis karena mendonorkan pasangan
Sementara itu, Br – berperan sebagai basa elektron bebas, sedangkan SO3 berperan sebagai
konjugasi dan H3O+ adalah asam konjugasi. asam karena menerima pasangan elektron bebas
5. Jawaban: e membentuk senyawa H2SO4. Teori asam-basa
1) CH3COOH(aq) + H2O( ) → CH3COO–(aq) + H3O+(aq) yang melibatkan transfer proton dijelaskan oleh
Brønsted-Lowry. Asam merupakan spesi yang
asam basa basa asam
konjugasi konjugasi
mendonorkan proton, sedangkan basa adalah
spesi yang menerima proton.

14 Larutan Asam Basa


8. Jawaban: c Hasil uji indikator bromtimol biru: warna kuning →
Asam-basa konjugasi adalah dua zat yang mem- pH ≤ 6,0
punyai selisih satu atom H atau satu proton (H+). Jadi, pH air limbah 1 adalah 5,4 ≤ pH ≤ 6,0.
Misalnya H2CO3 dan HCO3–. Air limbah 2
9. Jawaban: a Hasil uji indikator metil jingga: warna kuning → pH
1) HS–(aq) + H+(aq) → H2S(aq) ≥ 4,4
basa asam asam-basa
Hasil uji indikator bromkresol hijau: warna hijau →
konjugasi 3,8 ≤ pH ≤ 5,4
Hasil uji indikator bromtimol biru: warna kuning →
pH ≤ 6,0
Jadi, pH air limbah 2 adalah 4,4 ≤ pH ≤ 5,4.
2) H3PO4(aq) → H2PO4–(aq) + H+(aq) 13. Jawaban: b
amfoter basa asam Hasil pengujian menunjukkan warna ungu yang
(asam dan konjugasi konjugasi berarti larutan bersifat basa kuat. Contoh KOH.
basa) Hasil uji larutan lainnya sebagai berikut.
Larutan Warna Kertas Indikator

HF Merah muda
KOH Ungu tua
3) NH3(aq) + H2O( ) → NH4+(aq) + OH–(aq) NaCl Hijau
HClO4 Merah tua
basa asam asam basa
NH 4OH Ungu muda
konjugasi konjugasi
14. Jawaban: b
Larutan H2SO4 0,1 M merupakan larutan asam kuat
sehingga saat diuji dengan indikator fenolftalein
4) SO42–(aq) + HNO3(aq) → HSO4–(aq) + NO3–(aq) akan menunjukkan larutan tidak berwarna karena
basa asam asam basa pH di bawah 7. Pengujian dengan indikator
konjugasi konjugasi bromtimol biru menghasilkan warna kuning karena
sifat H2SO4 yang asam. Oleh karena asam kuat,
pH larutan H2SO4 0,1 M sangat rendah sehingga
Pasangan spesi yang keduanya bersifat asam warna larutan saat diuji dengan lakmus dan metil
adalah H+ dan H2O. jingga berturut-turut adalah merah dan merah.

10. Jawaban: d 15. Jawaban: e


Semakin kecil harga pH larutan, semakin kuat sifat
Warna Kertas
Sifat asam, sedangkan semakin besar harga pH larutan,
Larutan Lakmus Lakmus Larutan semakin lemah sifat asamnya. Jadi, urutan tingkat
Merah Biru
keasaman dari yang paling tinggi adalah sari buah
K Merah Biru Netral anggur, susu, darah, hati ayam, dan air abu atau
L Biru Biru Basa 5), 3), 2), 4), dan 1).
M Biru Biru Basa
N Merah Merah Asam 16. Jawaban: b
O Merah Biru Netral 200 mL HCl 0,04 M
[H+] = [HCl] × valensi
11. Jawaban: b [H+] = 0,04 × 1 = 0,04
Indikator asam-basa dapat menunjukkan warna pH = –log [H+]
berbeda pada kondisi asam dan basa. Bahan alami = –log 0,04
yang dapat digunakan sebagai indikator alami pH = –log 4 × 10–2
antara lain kunyit, bunga kana, umbi bit, kubis = 2 – log 4
ungu, dan bunga kamboja. Jadi, pH larutan HCl 0,04 tersebut adalah 2 - log 4
12. Jawaban: d 17. Jawaban: d
Air limbah 1 misal V1 = V, V2 = 100V
Hasil uji indikator metil jingga: warna kuning → HBr(aq) → H+(aq) + Br–(aq)
pH ≥ 4,4
pH = 3, [H+] = 10–3
Hasil uji indikator bromkresol hijau: warna biru →
[HBr] = [H+] = 10–3 M
pH ≥ 5,4

Kimia Kelas XI 15
Setelah diencerkan 100 kali: Kb = 10–5
M1 × V1 = M2 × V2 Jadi, nilai Kb amonia sebesar 10–5.
10–3 × V = M2 × 100V
21. Jawaban: a
M2 = 10–5 Larutan yang mengandung ion OH– merupakan
[H+] setelah diencerkan = M2 × valensi larutan basa yang ditandai dengan membirukan
= 10–5 × 1 kertas lakmus merah dan tidak merubah warna
= 10–5 kertas lakmus biru. Larutan basa ditunjukkan oleh
pH = –log [H+] larutan P dan S. Larutan yang tidak mengubah
= –log 10–5 = 5 warna kertas lakmus merah maupun biru adalah
Jadi, pH larutan setelah diencerkan adalah 5. larutan netral, misal larutan R. Larutan yang
memerahkan kertas lakmus biru dan tidak
18. Jawaban: b mengubah warna kertas lakmus merah adalah
pH = 12 + log 4 larutan asam, misal larutan Q dan T.
pOH = 14 – (12 + log 4) = 2 – log 4
[OH–] = 4 × 10–2 22. Jawaban: e
Limbah X:
[OH–] = [basa] × valensi
Hasil uji dengan bromtimol biru = biru → pH ≥ 7,6.
4 × 10–2 = [basa] × 2
Hasil uji dengan timol hijau = biru → pH ≥ 2,8.
4 × 10 −2 Hasil uji dengan fenolftalein = tidak berwarna →
[basa] = = 0,02 = 2 × 10–2
2 pH ≤ 8,0.
[basa] =
massa
×
1L Hasil uji dengan metil merah = kuning → pH ≥ 6,2.
Mr volume Jadi, 7,6 ≤ pH limbah X ≤ 8,0.
0,29 1L
2 × 10–2 = Mr
× 0,25 L
Limbah Y:
Hasil uji dengan bromtimol biru = kuning → pH ≤
Mr = 58
6,0.
Mr tiap-tiap basa sebagai berikut. Hasil uji dengan timol hijau = biru → pH ≥ 2,8.
Be(OH)2 = 43 Hasil uji dengan fenolftalein = tidak berwarna →
Mg(OH)2 = 58 pH ≤ 8,0.
Hasil uji dengan metil merah = oranye → 4,4 ≤ pH
Ca(OH)2 = 74
≤ 6,2.
Sr(OH)2 = 122 Jadi, 4,4 ≤ pH limbah Y ≤ 6,0.
Ba(OH)2 = 171
23. Jawaban: e
Jadi, basa yang dimaksud adalah Mg(OH)2.
KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
19. Jawaban: e pH = 13, pOH = 14 – pH = 14 – 13 = 1
Kekuatan asam lemah dapat diketahui dari nilai [OH–] = 10–1 M
Ka-nya. Semakin besar nilai Ka, kekuatan asam
[KOH] = [OH–] = 10–1 M
lemah semakin besar. Berdasarkan data dalam
tabel tersebut, urutan kekuatan asam lemah dari massa 1.000
M= Mr
×
yang paling besar adalah HP > HK > HM > HN > V
HQ > HR > HL > HS. Dengan demikian, pernyataan 1,4 1.000
10–1 = × V
yang tepat ditunjukkan pada opsi e yaitu asam 56
HM lebih kuat daripada asam HL. 1,4 × 1.000
V= 10−1 × 56
20. Jawaban: e
1.400
massa 1,7 gram = = 250 mL
mol = = = 0,1 mol 5,6
Mr 17 gram mol−1
Jadi, volume air yang diperlukan adalah 250 mL.
0,1 mol
M larutan = = 0,1 M
1L 24. Jawaban: b
α = 1% = 0,01 ([OH− ]1 × V1) + ([OH− ]2 × V2 )
Kb [OH–] campuran = V1 + V2
α=
M
([KOH] × valensi × V1) + ([Ca(OH)2 × valensi × V2 )
Kb = V1 + V2
0,01 = 0,1
(0,01× 1× 100) + (0,01× 2 × 100)
Kb =
10–4 = −1 100 + 100
10

16 Larutan Asam Basa


1+ 2 3 pH = pKw – pOH
= 200 = 200 = 1,5 × 10–2 M
= 14 – (2 – log 5) = 12 + log 5
pOH= –log (1,5 × 10–2) 2) 0,01 mol RbOH dalam 1 liter larutan
= 2 – log 1,5 mol RbOH 0,01mol
M RbOH = volume RbOH
= 1L
= 0,01 M
pH = 14 – pOH
= 14 – (2 – log 1,5) RbOH(aq) → Rb+(aq) + OH–(aq)
= 12 + log 1,5
[OH–] = [RbOH] × valensi = 0,01 × 1 = 0,01 M
25. Jawaban: b pOH = –log [OH–] = –log 10–2 = 2
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
pH = pKw – pOH
CH3COOH(aq) CH3COO–(aq) + H+(aq)
= 14 – 2 = 12
([H+ ]1 × V1) + ([H+ ]2 × V2 )
[H+] campuran = 3) 0,4 gram NaOH dalam 1 liter larutan
V1 + V2
massa NaOH
([H2SO4 ] × 2 × V1) + ( K a ⋅ [CH3COOH] × V2 ) Mol NaOH = M r NaOH
= V1 + V2 massa NaOH
= (1 × Ar Na) + (1 × Ar O) + (1 × Ar H)
(0,05 × 2 × 100) + ( 10−5 × 10−1 × 400)
=
100 + 400 0,4 gram
=
10 + (10 −3 × 400) ((1 × 23) + (1 × 16) + (1 × 1)) gram mol−1
= 0,4 gram
500
=
10 + 0,4 40 gram mol−1
= 500 = 0,01 mol
10,4 mol NaOH
= 500 M NaOH = volume NaOH
= 0,0208 ≈ 0,02 M 0,01mol
pH = –log [H+] = 1L
= 0,01 M
= –log (0,02) NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq)
= 2 – log 2 [OH–] = [NaOH] × valensi
26. Jawaban: a = 0,01 × 1
1) NaOH 0,1 M = 0,01 M
[OH–] = [NaOH] · valensi pOH = –log [OH–]
= 0,1 × 1 = –log 10–2 = 2
= 0,1 = 10–1 pH = pKw – pOH
pOH = 1
= 14 – 2 = 12
pH = pKw – pOH
= 14 – 1 = 13 4) 0,1 mol Sr(OH)2 dalam 2 liter larutan
2) HF 0,1 M (Ka = 10–5) mol Sr(OH)2 0,1mol
M Sr(OH)2 = volume Sr(OH)2
= 2L
= 0,05 M
+
[H ] = Ka ⋅ a
= 10−5 ⋅ 10−1 Sr(OH)2(aq) → Sr2+(aq) + 2OH–(aq)
[OH–] = [Sr(OH)2] × valensi
= 10–3
= 0,05 × 2
pH = 3 = 0,1 M
Perbandingan pH larutan NaOH : pH larutan HF pOH = –log [OH–]
⇔ 13 : 3. = –log 10–1
27. Jawaban: d =1
1) 0,1 mol KOH dalam 2 liter larutan pH = pKw – pOH
= 14 – 1
mol KOH 0,1mol
M KOH = = = 0,05 M = 13
volume KOH 2L
5) 0,74 gram Ca(OH)2 dalam 0,5 liter larutan
KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
mol Ca(OH)2
[OH–] = [KOH] × valensi = 0,05 × 1 = 0,05 M massa Ca(OH)2
pOH = –log [OH–] = –log 5 × 10–2 = 2 – log 5 = M r Ca(OH)2

Kimia Kelas XI 17
=
massa Ca(OH)2 10−2
(1 × Ar Ca) + (2 × Ar O) + (2 × Ar H) [Ca(OH)2] =
2

=
0,74 gram = 5 × 10–3 M
((1 × 40) + (2 × 16) + (2 × 1)) gram mol−1
massa 1.000
0,74 gram M= Mr × V
=
(40 + 32 + 2) gram mol−1 4
massa 1.000
0,74 gram 5 × 10–3 = 74
×
= 250
74 gram mol−1
5 × 10−3 × 74
= 0,01 mol massa =
4
mol Ca(OH)2 0,01mol = 9,25 × 10–2 gram
M Ca(OH)2 = = 0,5 L
= 0,02 M
volume Ca(OH)2 Kadar Ca(OH)2 dalam cuplikan
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq) =
massa Ca(OH)2
× 100%
massa cuplikan
[OH–] = [Ca(OH)2] × valensi
9,25 × 10−2
= 0,02 × 2 = × 100%
8
= 0,04 M = 1,1560%
pOH = –log [OH–]
= –log 4 × 10–2 30. Jawaban: a
= 2 – log 4 N2H5OH N2H5+ + OH–
pH = pKw – pOH
[OH–] = K b × [N2H5OH]
= 14 – (2 – log 4)
= 12 + log 4
3,4 × 10–4 = 3,4 × 10−6 × [N2H5OH]
Jadi, harga pH terbesar terdapat pada larutan
0,1 mol Sr(OH)2 dalam 2 liter larutan. [N2H5OH] = 3,4 × 10–2 M
Mol N2H5OH = 3,4 × 10–2 M × 0,5 L
28. Jawaban: a
Massa HCl = ρ HCl × V HCl = 1,7 × 10–2 mol
= 1,08 g mL–1 × 10 mL Massa N2H5OH = mol × Mr
= 10,8 g = 1,7 × 10–2 × 50
Larutan HCl mengandung 18,25% berat HCl = 0,85 gram
18,25 Jadi, massa N2H5OH sebesar 0,85 gram.
= 100 × 10,8 g = 1,97 g
massa HCl
Mol HCl = M r HCl B. Uraian
1,97 g 1. a. HCl(aq) + H2O( ) → H3O+(aq) + Cl–(aq)
= 36,5 g mol−1
= 0,05 mol
asam basa asam basa
konjugasi konjugasi
mol HCl
M HCl =
V HCl
1.000
= 0,05 mol × 500 L = 0,1 M
HCl berperan sebagai asam karena men-
[H+] = M HCl × valensi donorkan H+ ke H2O, sedangkan Cl– adalah
= 0,1 × 1 basa konjugasinya yang telah kehilangan pro-
= 10–1 ton (H+). Sementara itu, H2O berperan sebagai
pH = –log [H+] = –log 10–1 = 1 basa karena menerima proton (H+) dari HCl,
sedangkan H3O+ adalah asam konjugasinya.
Jadi, pH HCl setelah pengenceran adalah 1.
b. NH3(g) + HC2O4–(aq) → H2C2O4(aq) + NH2–(aq)
29. Jawaban: c
asam basa asam basa
Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq) konjugasi konjugasi
pH = 12, pOH = 14 – pH = 14 – 12 = 2
[OH–] = 10–2 M
[OH–] = [Ca(OH)2] × valensi
NH3 berperan sebagai asam karena men-
10–2 = [Ca(OH)2] × 2
donorkan H+ ke HC2O4–, sedangkan NH2–
adalah basa konjugasinya yang telah

18 Larutan Asam Basa


kehilangan proton (H+). Sementara itu, HC2O4–
[H+] = Ka × M
berperan sebagai basa karena menerima
proton (H+) dari NH3, sedangkan H2C2O4
= 10−5 × 16 × 10−3
adalah asam konjugasinya.
= 4 × 10–4
2. a. HSO4– dapat bersifat asam karena dapat
menerima proton membentuk H2SO4. pH = –log (4 × 10–4)
Reaksi: HSO4– + H+ → H2SO4 = 4 – log 4
b. HSO4– dapat bersifat basa karena dapat 6. pH = 11
melepaskan proton membentuk SO42–. pOH = pKw – pH = 14 – 11 = 3
Reaksi: HSO4– → SO42– + H+
–log [OH–] = 3
Jadi, HSO4– dapat bersifat asam juga basa
–log [OH–] = –log 10–3
sehingga dapat dikatakan bersifat amfoter.
[OH–] = 10–3
3. a. Konsentrasi H+ dalam larutan:
[OH–] = Kb × b
massa 1.000
[H2CO3] = Mr
× V (mL)
10–3 = K b × 0,1
6,2 gram 1.000 –6
=
62 gram mol−1
× 1.000
= 0,1 M 10 = Kb × 10–1
Kb = 10–5
[H+] = Ka ×M
Jadi, Kb obat sebesar 10–5.
= 4 × 10−7 × 0,1
Kb
−8 7. α=
= 4 × 10 M

= 2 × 10–4 4 × 10−9
0,2% =
Jadi, konsentrasi H+ dalam larutan sebesar M
2 × 10–4 M. 0,2 4 × 10−9
100
=
b. Persentase H2CO3 yang telah terionisasi M
dalam larutan: 4 × 10−9
4 × 10–6 =
Kb M
α=
M M = 10–3
−7
4 × 10 [OH–] = Kb × M
=
0,1
[OH–] = 4 × 10−9 × 10−3
= 4 × 10−6
= 2 × 10–3 [OH–] = 4 × 10−12
Jadi, persentase H2CO3 yang terionisasi [OH–] = 2 × 10–6
dalam larutan sebesar 2 × 10–3. pOH = log [OH–]
4. Pengujian dengan indikator metil merah menunjuk- = –log 2 × 10–6
kan warna kuning sehingga pH sampel ≥ 6,3. = 6 – log 2
Pengujian dengan indikator BTB menghasilkan pH = 14 – pOH
warna biru sehingga pH sampel ≥ 7,6. Pengujian = 14 – (6 – log 2)
dengan indikator fenolftalein tidak menghasilkan = 8 + log 2
larutan berwarna sehingga pH larutan ≤ 8,3. Dengan Jadi, pH larutan tersebut adalah 8 + log 2
demikian, pH sampel berada di antara 7,6 sampai 8. Reaksi tersebut merupakan reaksi asam-basa
8,3 atau 7,6 ≤ pH ≤ 8,3. Lewis yang melibatkan penggunaan pasangan
5. massa asetil salisilat = 2 × 0,36 gram = 0,72 gram elektron bebas. (CH3)2O berperan sebagai basa
massa 1.000 Lewis karena mendonorkan pasangan elektron
M= Mr
× V bebasnya, sedangkan BF3 berperan sebagai asam
0,72 1.000 Lewis karena menerima pasangan elektron bebas.
= 180 × 250
= 0,016 M

Kimia Kelas XI 19
([asam]1 × V1 × valensi) + ([asam]2 × V2 × valensi) pH = –log [H+]
9. [H+] campuran = V1 + V2
= –log (2 × 10–4)
(0,1× 100 × 1) + (0,1× 100 × 2)
= = 4 – log 2
100 + 100
10 + 20 Asam H2Y(aq) → 2H+(aq) + Y–(aq)
= 200
[H+] = Ka ×M
30
= 200 [H+] = 1,6 × 10−3 × 0,01
= 0,15 M
[H+] = 1,6 × 10−5
= 1,5 × 10–1 M
[H+] = 4 × 10–3
pH = –log (1,5 × 10–1)
pH = –log [H+]
= 1 – log 1,5
Jadi, pH campuran tersebut adalah 1 – log 1,5. = –log (4 × 10–3)
= 3 – log 4
10. Asam HX(aq) → H+(aq) + X–(aq)
Larutan asam H2Y mempunyai pH lebih rendah
[H+] = Ka ×M atau lebih asam daripada HX. Hal ini dipengaruhi
[H+] = 4 × 10−6 × 10−2 oleh nilai Ka yang lebih besar daripada nilai Ka HX.

[H+] = 4 × 10−8
[H+] = 2 × 10–4

20 Larutan Asam Basa


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menjelaskan sifat-sifat larutan garam;
2. menentukan pH larutan garam;
3. menjelaskan kegunaan hidrolisis.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mensyukuri karunia Tuhan berupa akal pikiran dalam mengaplikasikan proses hidrolisis untuk mengolah dan menjaga
keseimbangan alam;
2. mampu mengembangkan rasa ingin tahu, disiplin, jujur, kerja sama, dan peduli lingkungan dalam melakukan percobaan serta
menyajikan dan menganalisis data hasil percobaan;
3. menghargai kerja individu dan kelompok dalam mengerjakan tugas.

Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam

Mempelajari

Reaksi Kesetimbangan Ion dan


Sifat Larutan Garam

Mencakup

• Sifat-Sifat dan pH Larutan


Garam
• Kegunaan Hidrolisis

Mampu

• Menjelaskan reaksi hidrolisis garam beserta contohnya.


• Menjelaskan sifat-sifat larutan garam.
• Menentukan pH larutan garam.
• Menjelaskan kegunaan hidrolisis dalam kehidupan sehari-hari.
• Menyajikan hasil dan laporan praktikum hidrolisis garam.
• Mensyukuri karunia Tuhan berupa akal pikiran dalam mengaplikasikan proses hidrolisis
untuk mengolah dan menjaga keseimbangan alam.
• Mempunyai kreativitas tinggi dan menghargai hasil kerja teman kelompoknya.

Kimia Kelas XI 21
A. Pilihan Ganda 1) NH4NO3(aq) → NH4+(aq) + NO3–(aq)
1. Jawaban: a NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq) + H+(aq)
Tetapan kesetimbangan (K) dirumuskan sebagai NO3–(aq) + H2O( ) → /
perbandingan konsentrasi kanan dibagi konsen- 2) KCl(aq) → K (aq) + Cl–(aq)
+

trasi kiri dipangkatkan masing-masing koefisien- K+(aq) + H2O( ) → /


nya. Tetapan kesetimbangan basa HS– (Kb HS–) Cl–(aq) + H2O( ) → /
diperoleh dari reaksi: 3) FeCl3(aq) → Fe3+(aq) + 3Cl–(aq)
HS– + H2O dgf H2S + OH– Fe 3+ (aq) + 3H 2 O( ) dgf Fe(OH) 3 (aq) +
[H2S][OH− ] 3H+(aq)
K=
[HS− ][H2O] Cl–(aq) + H2O( ) → /
[H2S][OH− ] 4) NaCN(aq) → Na+(aq) + CN–(aq)
K[H2O] = Kb =
[HS − ] Na+(aq) + H2O( ) → /
2. Jawaban: d CN–(aq) + H2O( ) dgf HCN(aq) + OH–(aq)
Besar [OH–] dalam larutan garam yang berasal 5) K2SO4(aq) → 2K+(aq) + SO42–(aq)
dari asam lemah dan basa kuat dirumuskan K+(aq) + H2O( ) → /
sebagai berikut. SO42–(aq) + H2O( ) → /
Kw Jadi, peristiwa hidrolisis terdapat pada larutan 1),
[OH–] = Ka
·M 3), dan 4).
Jadi, besar [OH–] berbanding terbalik dengan 6. Jawaban: c
akar kuadrat Ka-nya. Garam KX mempunyai pH 9 sehingga bersifat
basa. Garam ini berasal dari basa kuat dan asam
3. Jawaban: b
lemah.
NaF merupakan garam yang berasal dari basa
KX(aq) → K+(aq) + X–(aq)
kuat (NaOH) dan asam lemah (HF) sehingga
bersifat basa. Garam bersifat basa ini dapat 0,01 M 0,01 M 0,01 M
terhidrolisis sebagian (parsial). Persamaan K+(aq) + H2O( ) → /
ionisasi dan hidrolisis NaF sebagai berikut. X–(aq) + H2O( ) dgf HX(aq) + OH–(aq)
NaF(aq) → Na+(aq) + F–(aq) pH = 9
F–(aq) + H2O( ) dgf HF(aq) + OH–(aq) pOH = pKw– pH = 14 – 9 = 5
pOH = –log [OH–]
4. Jawaban: b 5 = –log [OH–]
Reaksi ionisasi aluminium klorida (AlCl3): –log 10 = –log [OH–]
–5

AlCl3(aq) → Al3+(aq) + 3Cl–(aq) [OH–] = 10–5 M


AlCl3 berasal dari basa lemah (Al(OH)3) dan Kw Kw
[OH–] = ×M = × [X − ]
asam kuat (HCl). Dalam air, kation basa lemah Ka Ka
(Al 3+ ) akan bereaksi dengan air sedangkan
10 −14
anion dari asam kuat (Cl – ) tidak bereaksi. 10–5 = Ka
× 0,01
Persamaan reaksi-nya sebagai berikut.
10 −14
Al3+(aq) + 3H2O( ) dgf Al(OH)3(aq) + 3H+(aq) 10–10 = · 10–2
Ka
Pada reaksi hidrolisis tersebut dihasilkan ion H+. 10–10 · Ka = 10–14 · 10–2
Adanya ion H + dalam larutan inilah yang
memerahkan kertas lakmus biru. 10−16
Ka = = 10–6
10−10
5. Jawaban: b Jadi, Ka asam HX sebesar 10–6.
Peristiwa hidrolisis terjadi pada ion yang berasal
dari asam lemah atau basa lemah. Sementara 7. Jawaban: b
itu, ion dari asam kuat dan basa kuat tidak Mol NaOH = 0,005 L × 0,01 M
mengalami reaksi hidrolisis. Reaksi ionisasi dari = 5 × 10–5 mol
larutan tersebut sebagai berikut. Mol CH3COOH = 0,005 L × 0,01 M
= 5 × 10–5 mol

22 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O( ) 9. Jawaban: b
Mol mula-mula : 5 × 10–5 5 × 10–5 – – Larutan C6H5COONa memiliki pH = 11 sehingga
Mol reaksi : 5 × 10–5 5 × 10–5 5 × 10–5 5 × 10–5 bersifat basa. Garam ini berasal dari asam lemah
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 5 × 10–5 5 × 10–5 dan basa kuat.
Mol CH3COONa = 5 × 10–5 mol C6H5COONa(aq) → C6H5COO–(aq) + Na+(aq)
5 × 10−5 mol Na+(aq) + H2O( ) → /
[CH3COONa] = 1 × 10−2 L C6H5COO (aq) + H2O( ) dgf C6H5COOH(aq) + OH–(aq)

= 5 × 10–3 M pH = 11
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq) pOH = pKw – pH
5 × 10–3 M 5 × 10–3 M 5 × 10–3 M
= 14 – 11 = 3
pOH = –log [OH–]
CH3COO–(aq) + H2O( ) dgf CH3COOH(aq) + OH–(aq) 3 = –log [OH–]
Na+(aq) + H2O( ) →/ –log 10 = –log [OH–]
–3

CH3COONa berasal dari asam lemah dan basa [OH–] = 10–3


kuat sehingga bersifat basa. Kw
[OH–] = × [C6H5COO− ]
Kw Ka
[OH–] =
Ka
×M
10 −14
= Kw
× [CH3COO− ] 10–3 =
−10
× [C6H5COO− ]
Ka
5 × 10
10 −14
= ⋅ 5 × 10−3 10 −14
10 −5 10–6 = × [C6H5COO–]
5 × 10 −10
= 5 × 10 −12 5 × 10–16 = 10–14 [C6H5COO–]
= 2,2 × 10–6 M
5 × 10 −16
pOH = –log 2,2 × 10–6 [C6H5COO–] =
10 −14
= 6 – log 2,2 [C6H5COO–] = 0,05 M
pH = pKw – pOH g 1.000
= 14 – (6 – log 2,2) M= ×
Mr V
= 8 + log 2,2 g 1.000
Jadi, pH larutan campuran yang terbentuk sebesar 0,05 = ×
144 200
8 + log 2,2. g = 1,44 gram
8. Jawaban: d Jadi, massa C6H5COONa yang harus dilarutkan
Larutan CH3COO– bersifat basa karena meng- sebesar 1, 44 gram.
hasilkan ion OH–.
10. Jawaban: c
[OH–] =
Kw
× [CH3COO ] − Mol asam propanoat = 0,06 L × 0,01 M
Ka = 6 × 10–4 mol
10 −14 Mol KOH = 0,06 L × 0,01 M = 6 × 10–4 mol
= × 7,2 × 10 −3
1,8 × 10 −5 CH3CH2COOH(aq) + KOH(aq) → CH3CH2COOK(aq) + H2O( )
Mol mula-mula : 6 × 10–4 6 × 10–4 – –
Mol reaksi : 6 × 10–4 6 × 10–4 6 × 10–4 6 × 10–4
= 4 × 10 −12 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol reaksi : – – 6 × 10–4 6 × 10–4
= 2 × 10–6
pOH = –log [OH–] 6 × 10 −4 mol
[CH3CH2COOK] = 0,12 L = 5 × 10–3 M
= –log 2 × 10–6
= 6 – log 2 CH3CH2COOK(aq) → CH3CH2COO–(aq) + K+(aq)
pH = 14 – pOH 5 × 10–3 M 5 × 10–3 M 5 × 10–3 M
= 14 – (6 – log 2) CH3CH2COO–(aq) + H2O( ) dgfCH3CH2COOH(aq)
= 8 + log 2 + OH–(aq)
Jadi, pH larutan sebesar 8 + log 2. K+(aq) + H2O( ) →
/
CH3CH2COOK bersifat basa karena menghasil-
kan ion OH–.

Kimia Kelas XI 23
Reaksinya sebagai berikut.
Kw
[OH–] = [OH3CH2COO− ] Pb(NO3)2 → Pb2+(aq) + 2NO3–(aq)
Ka
Pb2+(aq) + 2H2O( ) dgf Pb(OH)2(aq) + 2H+(aq)
10 −14
= [5 × 10 −3 ] NO3–(aq) + H2O( ) → /
2 ⋅ 10 −4
Garam Pb(NO 3 ) 2 bersifat asam karena
= 25 × 10 −14 menghasilkan ion H+.
= 5 × 10–7 3) Larutan Na2HPO4 berasal dari basa kuat
pOH = –log [OH–] (NaOH) dan asam lemah (H3PO4) sehingga
= –log 5 × 10–7 mengalami hidrolisis parsial. Reaksinya
= 7 – log 5 sebagai berikut.
pH = 14 – pOH Na2HPO4 → 2Na+(aq) + HPO42–(aq)
= 14 – (7 – log 5) 2Na+(aq) + H2O( ) → /
= 7 + log 5 HPO42–(aq) + H2O( ) dgf H2PO4–(aq) + OH–(aq)
Jadi, pH larutan yang terbentuk sebesar 7 + log 5.
Garam Na 2 HPO 4 bersifat basa karena
B. Uraian! menghasilkan ion OH–.
1. Empat kemungkinan sifat garam jika dilarutkan 4) Larutan (NH4)2CO3 berasal dari basa lemah
dalam air sebagai berikut. (NH4OH) dan asam lemah (H2CO3) sehingga
a. Jika garam yang terbentuk berasal dari asam mengalami hidrolisis total. Reaksinya sebagai
kuat dan basa kuat, larutan garam bersifat berikut.
netral. Ion-ion dalam larutan tidak bereaksi (NH4)2CO3 → 2NH4+(aq) + CO32–(aq)
dengan air sehingga tidak terjadi reaksi NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq)+ H+(aq)
hidrolisis. CO32–(aq) + H2O( ) dgf HCO3–(aq) + OH–(aq)
b. Jika garam yang terbentuk berasal dari asam
kuat dan basa lemah, ikatan dalam larutan Sifat larutan (NH4)2CO3 bergantung harga
garam akan dipecah dan bersifat asam Ka dan Kb.
(dihasilkan ion H+). 4. pH larutan NH4OH
c. Jika garam yang terbentuk berasal dari basa
kuat dan asam lemah, ikatan dalam larutan [OH–] = Kb × M
garam akan dipecah dan bersifat basa = 10−5 × 0,1
(dihasilkan ion OH–).
d. Jika garam yang terbentuk berasal dari asam = 10−6
lemah dan lemah, larutan garam akan
[OH–] = 10–3 M
terhidrolisis sempurna tetapi sifat asam
ataupun basa tergantung pada konstanta pOH = –log [OH–]
kesetimbangan dari Ka dan Kb. Jika nilai Ka = –log 10–3
lebih besar daripada Kb, larutan garam ber- = 3
sifat asam dan sebaliknya. pH = pKw – pOH
2. a. Reaksi hidrolisis H2CO3 sebagai berikut. = 14 – 3
H2CO3(aq) + H2O( ) dgf H3O+(aq) + HCO3–(aq) = 11
b. Air pada reaksi tersebut bertindak sebagai pH larutan HCN
basa Bronsted-Lowry karena menerima [H+] = K a × M
proton dari H2CO3.
= 10−4 × 0,1
3. 1) Larutan KBr berasal basa kuat (KOH) dan
asam kuat (HBr) sehingga tidak terjadi reaksi = 10−5
hidrolisis. Larutan ini bersifat netral. = 10–2,5 M
2) Larutan Pb(NO3)2 berasal dari basa lemah pH = –log [H+] = –log 10–2,5 = 2,5
(Pb(OH)2) dan asam kuat (HNO3). Larutan
ini akan mengalami hidrolisis parsial.

24 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


Persamaan reaksi: 100
Mol LOH = 1.000 L × 0,1 M
NH4OH(aq) + HCN(aq) → NH4CN(aq) + H2O( )
= 0,01 mol
Larutan garam NH4CN terbentuk dari basa lemah
100
(NH 4 OH) dan asam lemah (HCN) sehingga Mol HI = 1.000 L × 0,1 M
mengalami hidrolisis total. = 0,01 mol
Kw × Ka
[H+] = LOH(aq) + HI(aq) → LI(aq) + H2O( )
Kb
Mol mula-mula : 0,01 0,01 – –
10−14 × 10 −4 Mol reaksi : 0,01 0,01 0,01 0,01
= –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
10 −5
Mol sisa : – – 0,01 0,01
= 10 −13 0,01mol
[LI] = 0,2 L
= 10–6,5M
pH = –log [H+] = 0,05 M
= –log 10–6,5 LI(aq) → L+(aq) + I–(aq)
= 6,5 0,05 M 0,05 M 0,05 M
Jadi, pH larutan campuran sebesar 6,5. L+(aq) + H2O( ) dgf LOH(aq) + H+(aq)
5. pH larutan basa lemah LOH = 11 + log 4 0,05 M
pOH = pKw – pH I–(aq) + H2O( ) →
/
= 14 – (11 + log 4) Larutan LI berasal dari basa lemah (LOH) dan
= 3 – log 4 asam kuat (HI) sehingga bersifat asam.
–log [OH–] = –log 4 × 10–3 Kw Kw
[H+] = ×M = × [L+ ]
[OH–]= 4 × 10–3 Kb Kb

[OH–]= Kb × M 10
−14

= −4
· 5 × 10−2
1, 6 × 10
4 × 10–3 = K b × 0,1
16 × 10–6 =Kb × 0,1 = 3,125 × 10−12
Kb =16 × 10–5 = 1,8 × 10–6 M
= 1,6 × 10–4 pH = –log 1,8 × 10–6
= 6 – log 1,8
Jadi, pH larutan campuran yang terbentuk
sebesar 6 – log 1,8.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: e


1. Jawaban: c Larutan garam yang harga pH-nya tidak dipengaruhi
Larutan Zn(NO3)2 merupakan larutan garam yang oleh konsentrasi molarnya yaitu larutan garam
berasal dari basa lemah (Zn(OH)2) dan asam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah,
kuat (HNO3) sehingga garam ini bersifat asam. misal CH3COONH4. CH3COONH4 terbentuk dari
Larutan KBr merupakan larutan garam yang asam lemah (CH 3 COOH) dan basa lemah
berasal dari basa kuat (KOH) dan asam kuat (NH4OH). Harga pH-nya tergantung harga Ka dan
(HBr) sehingga garam ini bersifat netral. Larutan Kb. Sementara itu, Al2(SO4)3 terbentuk dari asam
Na2HPO4 merupakan larutan garam yang berasal kuat (H2SO4) dan basa lemah (Al(OH)3) sehingga
dari basa kuat (NaOH) dan asam lemah (H3PO4) bersifat asam. HCOONa terbentuk dari asam
sehingga garam ini bersifat basa. Larutan KNO2 lemah (HCOOH) dan basa kuat (NaOH) sehingga
merupakan larutan garam yang berasal dari basa bersifat basa. CaCl2 terbentuk dari asam kuat
kuat (KOH) dan asam lemah (HNO2) sehingga (HCl) dan basa kuat Ca(OH)2 sehingga bersifat
garam ini bersifat basa. netral. NH4NO3 terbentuk dari asam kuat (HNO3)
dan basa lemah (NH 4OH) sehingga bersifat

Kimia Kelas XI 25
asam. Oleh karena itu, Al 2(SO4)3, HCOONa, NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl–(aq)
CaCl2, dan NH4NO3 harga pH-nya tergantung 0,05 M 0,05 M 0,05 M
pada konsentrasi molarnya. NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq) + H+(aq)
3. Jawaban: b 0,05 M
Garam yang membirukan kertas lakmus merah Cl–(aq) + H2O( ) →
/
merupakan garam bersifat basa. Garam ini
Kw
berasal dari basa kuat seperti NaOH, KOH, dan [H+] = ×M
Kb
Ba(OH) 2 serta asam lemah seperti HF dan
CH 3 COOH. Sementara itu, HCl dan HNO 3 =
Kw
× [NH4+ ]
merupakan asam kuat, sedangkan NH4OH dan Kb
Al(OH)3 merupakan basa lemah. Jadi, garam −14
10
yang bersifat basa yaitu NaF dan CH3COOK, = −5
× 0,05
terdapat pada angka 1) dan 3). 10

4. Jawaban: c = 5 × 10−11
Larutan kalsium asetat (CH3COO)2Ca terbentuk = 2,2 × 10–5,5 M
dari asam lemah (CH3COOH) dan basa kuat pH = –log [H+]
(Ca(OH)2) sehingga bersifat basa.
= –log (2,2 × 10–5,5)
(CH3COO)2Ca(aq) → Ca2+(aq) + 2CH3COO–(aq)
= 5,5 – log 2,2
0,01 M 0,01 M 0,02 M
Jadi, pH larutan campuran yang terbentuk sebesar
CH3COO–(aq) + H2O( ) dgf CH3COOH(aq) + OH–(aq) 5,5 – log 2,2.
Ca2+(aq) + H2O( ) →/
6. Jawaban: a
Kw
Kh = Amonium nitrat = NH4NO3
Ka
NH4NO3(aq) → NH4+(aq) + NO3–(aq)
[OH–] = Kh × M
g 1.000
= K h × [CH3COO − ] [NH4NO3] = M × V
r

= 10−9 × 0,02 [NH4+] = [NH4NO3]


= 2 × 10−11 pH larutan = 6
–log [H+] = –log 10–6
= 1,4 × 10–5,5 M
pOH = –log (1,4 × 10–5,5) [H+] = 10–6
= 5,5 – log 1,4 Kw
[H+] = × [NH4+ ]
pH = 14 – (5,5 – log 1,4) Kb
= 8,5 + log 1,4
Kw g 1.000
Jadi, pH larutan natrium asetat sebesar 8,5 + log 1,4. [H+] = × ×
K b 80 V
5. Jawaban: c
10−14 g 1.000
10 10–6 = × ×
Mol HCl = L × 0,1 M 2 × 10 −5 80 1.000
1.000
= 0,001 mol g 10−14
10–12 = 80 ×
10 2 × 10−5
Mol NH4OH = L × 0,1 M
1.000
g × 10 −14
= 0,001 mol 10–12 =
1,6 × 10 −3
HCl(aq) + NH4OH(aq) → NH4Cl(aq) + H2O( )
Mol mula-mula : 0,001 0,001 – – 1,6 × 10 −15
g=
Mol reaksi : 0,001 0,001 0,001 0,001 10 −14
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 0,001 0,001 = 0,16 gram
Jadi, massa amonium nitrat yang dilarutkan
0,001mol sebesar 0,16 gram.
[NH4Cl] = 0,02 L
= 0,05 M
Larutan NH4Cl merupakan larutan garam yang
berasal dari basa lemah (NH4OH) dan asam kuat
(HCl) sehingga bersifat asam.

26 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


7. Jawaban: d (pH > 7). CaSO4 merupakan garam yang berasal
massa K 2S dari basa kuat (Ca(OH)2) dan asam kuat (H2SO4)
Mol K2S = Mr K 2S sehingga bersifat netral (pH = 7). Jadi, garam yang
=
5,50 g memiliki pH = 7 terdapat pada larutan 3) dan 5).
110 g mol−1
9. Jawaban: e
= 0,05 mol 100
mol K 2S Mol NH4OH = 1.000 L × 0,06 M = 0,006 mol
M K2S =
volume laru tan
400
0,05 mol Mol C6H5COOH = 1.000 × 0,015 M = 0,006 mol
= 0,05 L
pH C6H5COOH = 3,5 – log 3
=1M
–log [H+]= 3,5 – log 3
Garam K2S terbentuk dari basa kuat (KOH) dan
–log [H+]= –log 3 × 10–3,5 M
asam lemah (H2S) sehingga bersifat basa.
[H+] = 3 × 10–3,5 M
K2S(aq) → 2K+(aq) + S2–(aq)
1M 2M 1M [H+] = Ka × M
S2–(aq) + 2H2O( ) dgf H2S(aq) + 2OH–(aq) 3 × 10–3,5 = K a × 0,015
1M
9 × 10−7
Ka =
K+(aq) + H2O( ) →
/ 0,015

Kw = 6 × 10–5
[OH–] = ×M NH4OH(aq) + C6H5COOH(aq) → C6H5COONH4(aq) + H2O( )
Ka
Mol mula-mula : 0,006 0,006 – –
Kw Mol reaksi : 0,006 0,006 0,006 0,006
= × [S2 − ] ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Ka
Mol sisa : – – 0,006 0,006
10−14
= ×1 Garam C6H5COONH4 yang terbentuk berasal
5 × 10−10
dari asam lemah dan basa lemah.
pH = 7 – log 2
= 2 × 10−5
pH = –log [H+]
= 4,47 × 10–3 M –log [H+] = –log 2 × 10–7
pOH = –log [OH–] [H+] = 2 × 10–7
= –log (4,47 × 10–3)
Ka
= 3 – log 4,47 [H+] = Kb
×Kw
pH = 14 – pOH
= 14 – (3 – log 4,47) 6 × 10 −5
2 × 10–7 = × 10 −14
Kb
= 11 + log 4,47
Jadi, larutan yang terjadi mempunyai pH = (6 × 10 −5 ) × 10 −14
11 + log 4,47. 4 × 10–14 =
Kb

8. Jawaban: d Kb = 1,5 × 10–5


Larutan garam yang memiliki pH = 7 berasal dari pH larutan NH4OH mula-mula:
basa kuat dan asam kuat. Al2(SO4)3 merupakan
[OH–] = Kb × M
garam yang berasal dari basa lemah (Al(OH)3)
dan asam kuat (H2SO4) sehingga bersifat asam = (1,5 × 10−5 ) × 0,06
(pH < 7). NH4CN merupakan garam yang berasal
dari basa lemah (NH4OH) dan asam lemah (HCN)
=9 × 10−7 = 3 × 10–3,5 M
sehingga pH tergantung harga Ka dan Kb-nya. pOH = –log 3 × 10–3,5
BaCl2 merupakan garam yang berasal dari basa [OH–] = 3,5 – log 3
kuat (Ba(OH)2) dan asam kuat (HCl) sehingga pH = 14 – (3,5 – log 3)
bersifat netral (pH = 7). CH3COONa merupakan = 10,5 + log 3
garam yang berasal dari basa kuat (NaOH) dan Jadi, pH larutan NH4OH sebesar 10,5 + log 3.
asam lemah (CH3COOH) sehingga bersifat basa

Kimia Kelas XI 27
10. Jawaban: c dari larutan garam tersebut sebagai berikut.
Kurva tersebut merupakan kurva titrasi antara 1) CaS berasal basa kuat (Ca(OH)2) dan asam
asam lemah dan basa kuat. pH larutan awal lemah (H2S).
berasal dari pH asam lemah. Pada penambahan 2) CH3COOK berasal asam lemah (CH3COOH)
10–49,9 mL titran, larutan bersifat sebagai buffer dan basa kuat (KOH).
karena mengandung asam lemah dan garamnya. 3) NaClO4 berasal dari basa kuat (NaOH) dan
Titik ekuivalen terjadi pada pH > 7 karena larutan asam kuat (HClO4).
hanya mengandung garam yang mengalami 4) CuSO4 berasal dari basa lemah (Cu(OH)2)
hidrolisis parsial. Pada penambahan 50,1–60 mL dan asam kuat (H2SO4).
titran, larutan bersifat basa kuat karena 5) BaF2 berasal dari basa kuat (Ba(OH)2) dan
mengandung sisa basa. asam lemah (HF).
Jadi, garam yang memiliki pH > 7 terdapat pada
11. Jawaban: d
larutan nomor 1), 2), dan 5). Sementara itu, larutan
Mol NH4NO3 = massa NH4NO3 nomor 3) bersifat netral (pH = 7) dan larutan
Mr NH4NO3
nomor 4) bersifat asam (pH < 7).
8g
= 14. Jawaban: d
(28 + 4 + 48) g mol−1
8g Mol HCOOH = M × V = 0,05 M × 0,4 L = 0,02 mol
= = 0,1 mol Mol NaOH = M × V = 0,2 M × 0,1 L = 0,02 mol
80 g mol−1
HCOOH(aq) + NaOH(aq) → HCOONa(aq) + H2O( )
0,1mol
[NH4NO3] = 0,01L
= 10 M Mol mula-mula : 0,02 0,02 – –
Mol bereaksi : 0,02 0,02 0,02 0,02
Garam NH 4 NO 3 terbentuk dari basa lemah –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 0,02 0,02
(NH 4 OH) dan asam kuat (HNO 3 ) sehingga
0,02
bersifat asam. [HCOONa] = [HCOO–] = mol = 0,5
= 0,04 M
Vtotal
NH4NO3(aq) → NH4+(aq) + NO3–(aq) Larutan garam HCOONa bersifat basa karena
NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq) + H+(aq) terbentuk dari asam lemah (HCOOH) dan basa
NO3–(aq) + H2O( ) →
/ kuat (NaOH).
Kw
Kw [OH–] = × [HCOO − ]
[H+] = ×M Ka
Kb
−14
10
=
Kw
× [NH4+ ] = −4
× 0,04
Kb 2 × 10

10
−14
= 2 × 10 −12
= −5
× 10
10
= 2 × 10–6
−8
= 10 = 10–4 M pOH = –log [OH–]
[OH–] [H+] = Kw = –log ( 2 × 10–6)
[OH–] (10–4) = 10–14 = 6 – log 2
[OH–] = 10–10 M
pH = 14 – (6 – log 2 )
Jadi, [OH–] sebesar 10–10 M.
= 8 + log 2
12. Jawaban: d
Jadi, pH yang terbentuk adalah 8 + log 2 .
Campuran larutan yang menghasilkan garam
terhidrolisis sebagian dan bersifat basa adalah 15. Jawaban: a
campuran larutan basa kuat dengan asam lemah Garam (NH 4 ) 2 SO 4 merupakan garam asam
dengan jumlah mol sama. Berdasarkan pilihan karena pada reaksi hidrolisis dihasilkan ion H+.
jawaban tersebut, campuran antara 50 mL (NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq)
CH3COOH 0,5 M dengan 50 mL KOH 0,5 M akan NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq) + H+(aq)
menghasilkan garam CH3COOK yang bersifat
basa. SO42–(aq) + H2O( ) →/
pH = 5,5
13. Jawaban: a
–log [H +] = 10–5,5
Larutan garam yang mengalami hidrolisis dan
[H +] = 10–5,5
memiliki pH > 7 adalah garam yang terbentuk dari
basa kuat dan asam lemah. Senyawa pembentuk

28 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


Kw 18. Jawaban: e
[H +] = × [NH4+ ]
Kb Reaksi yang terjadi:
HClO(aq) + NaOH(aq) → NaClO(aq) + H2O( )
10 −14 NaClO(aq) → Na+(aq) + ClO–(aq)
10–5,5 = × [NH4+ ]
1,8 × 10 −5 Na+(aq) + H2O( ) →/
10–11 = 5,6 × 10–10 [NH4+] ClO–(aq) + H2O( ) dgf HClO(aq) + OH–(aq)
[NH4+] = 0,018 Garam NaClO bersifat basa karena menghasilkan
1 ion OH–.
[(NH4)2SO4] = × [NH4+]
2 [OH–] = K h × [ClO − ]
1 Kw
= 2
× 0,018 Kh =
Ka
= 9 × 10–3
10 −14
g 1.000 = = 5 × 10–7
[(NH4)2SO4] = M × 2 × 10 −8
r V
Nilai [ClO–] untuk setiap percobaan:
g 1.000
9× 10–3 = 132
× 400
M1 × V1 25 × 0,1
[ClO–]1 = V = 50
= 0,05 M
total
−3
9 × 10 × 132 × 400
g= M 2 × V2 50 × 0,2
1.000 [ClO–]2 = V = = 0,1M
total 100
= 0,48
Jadi, garam (NH 2 ) 2 SO 4 yang dilarutkan M 3 × V3 100 × 0,05
sebanyak 0,48 gram. [ClO–]3 = V = 200
= 0,025 M
total

16. Jawaban: e Jadi, nilai pH dari masing-masing percobaan:


Garam Na 2 C 2 O 4 terbentuk dari basa kuat
[OH–]1 = K h × [ClO− ]1
(NaOH) dan asam lemah (H2C2O4) sehingga
bersifat basa.
= 5 × 10 −7 × 0,05
Na2C2O4(aq) → 2Na+(aq) + C2O42–(aq)
0,8 M 0,8 M 0,8 M = 1,6 × 10–4
2Na+(aq) + H2O( ) →/ pOH = 4 – log 1,6
C2O42–(aq) + 2H2O( ) dgf H2C2O4(aq) + 2OH–(aq) pH = 14 – (4 – log 1,6)
Kw = 10 + log 1,6
[OH–] = × [C2O42− ]
Ka
[OH–]2 = K h × [ClO− ]2
−14
10
= × 0,8
5, 4 × 10
−5 = 5 × 10 −7 × 0,1
= 1,5 × 10 −10 = 2,2 × 10–4
pOH = 4 – log 2,2
= 1,2 × 10–5 pH = 14 – (4 – log 2,2)
pOH = –log (1,2 × 10–5) = 10 + log 2,2
= 5 – log 1,2
pH = 14 – (5 – log 1,2) [OH–]3 = K h × [ClO− ]3
= 9 + log 1,2
Jadi, pH larutan Na2C2O4 sebesar 9 + log 1,2. = 5 × 10 −7 × 0,025
17. Jawaban: d = 1,1 × 10–4
Reaksi hidrolisis yang bersifat asam pada reaksi pOH = 4 – log 1,1
tersebut ditandai dengan dihasilkannya ion H+. pH = 14 – (4 – log 1,1)
Sedangkan reaksi hidrolisis yang bersifat basa = 10 + log 1,1
ditandai dengan dihasilkannya ion OH–. Jadi, Jadi, urutan kenaikan pH campuran adalah 3),
reaksi nomor 3) dan 4) merupakan reaksi hidrolisis 1), dan 2).
garam yang bersifat asam. Sementara itu, reaksi
1), 2), dan 5) adalah reaksi hidrolisis untuk garam
yang bersifat basa.

Kimia Kelas XI 29
19. Jawaban: c
10 −14
g 1.000 (2 × 10–6)2 = × 1,2 × 10–4
M C7H5NaO2 = Mr × V
Kb

3,6 1.000
= × 1,2 × 10 −18
144 1.000 Kb =
4 × 10 −12
= 0,025
= 3 × 10–7
Garam natrium benzoat terbentuk dari asam pH larutan NH3 mula-mula:
lemah (asam benzoat) dan basa kuat (NaOH).
C6H5COONa(aq) → C6H5COO–(aq) + Na+(aq) [OH–] = Kb × M
0,025 M 0,025 M 0,025 M
C6H5COO–(aq) + H2O( ) dgf C6H5COOH(aq) + = 3 × 10 −7 × 0,003
OH–(aq)
Na+(aq) + H2O( ) →
/ = 9 × 10 −10
Kw
× [C6H5COO − ] = 3 × 10–5
[OH–] = Ka pOH = –log [OH–]
10
−14 = –log 3 × 10–5
= −5
× 0,025 = 5 – log 3
6, 5 × 10
pH = 14 – (5 – log 3)
= 3,85 × 10 −12 = 9 + log 3
Jadi, pH mula-mula NH3 sebesar 9 + log 3.
= 2 × 10–6
pOH = –log [OH–] 21. Jawaban: c
= –log 2 × 10–6 Garam KOCN adalah garam yang berasal dari
= 6 – log 2 basa kuat (KOH) dan asam lemah (HOCN)
= 6 – 0,3 = 5,7 sehingga bersifat basa.
pH =14 – 5,7 g 1.000
[KOCN] = Mr ×
= 8,3 V
Jadi, pH larutan sebesar 8,3. 16,2 1.000
= 81
× 200
20. Jawaban: d
=1M
Campuran antara NH 3 (basa lemah) dengan
HNO2 (asam lemah) akan menghasilkan garam KOCN(aq) → K+(aq) + OCN–(aq)
1M 1M 1M
yang mengalami hidrolisis sempurna.
K+(aq) + H2O( ) ⎯→
/
Kw
[H+] = × Ka OCN–(aq) + H2O( ) dgfHOCN(aq) + OH–(aq)
Kb
pH larutan campuran = 6 – log 2 × [OCN− ]
Kw
[OH–] =
[H+] = 2 × 10–6 Ka
Kw = 10–14
Mencari nilai Ka HNO2: 10 −14
= ×1
pH = 3,5 – log 3 10 −6
–log [H+] = –log 3 × 10–3,5
[H+] = 3 × 10–3,5 = 1 × 10 −8
[H+] = Ka × M = 10–4
Kw = [OH–] × [H+]
3 × 10–3,5 = K a × 0,0075
10–14 = 10–4 × [H+]
(3 × 10–3,5)2 = Ka × 0,0075
9 ×10 −7 10 −14
Ka = = 1,2 × 10–4 [H+] =
0,0075 10 −4
Mencari nilai Kb:
= 10–10
Kw Jadi, nilai [H+] sebesar 10–10.
[H+] = × Ka
Kb
22. Jawaban: c
10 −14 Larutan AlCl3 terbentuk dari basa lemah (Al(OH)3)
2 × 10–6 = × 1,2 × 10−4 dan asam kuat (HCl) sehingga bersifat asam.
Kb

30 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


AlCl3(aq) → Al3+(aq) + 3Cl–(aq) 24. Jawaban: e
0,1 M 0,1 M 0,1 M Reaksi hidrolisis:
Kw XY(aq) + H2O(aq) dgf XOH(aq) + Y–(aq) + H+(aq)
[H+] = × [Al3 + ]
Kb Reaksi tersebut menghasilkan ion H+ sehingga
10 −14 garam tersebut bersifat asam. Senyawa garam
= × 0,1 yang memiliki persamaan reaksi hidrolisis seperti
10 −5
persamaan tersebut adalah NH4Cl. Senyawa
= 1 × 10 −10 NH4Cl terbentuk dari basa lemah (NH4OH) dan
= 10–5 asam kuat (HCl) sehingga bersifat asam.
pH = –log [H+] Persamaan reaksi hidrolisisnya sebagai berikut.
= –log 10–5 NH4Cl(aq) + H2O(aq) dgf NH4OH(aq) + Cl–(aq) +
=5 H+(aq)
Jadi, larutan AlCl3 memiliki pH = 5 sehingga warna Sementara itu, senyawa NaCl dan BaSO4 tidak
larutan dengan indikator metil merah akan mengalami reaksi hidrolisis karena berasal dari
berwarna jingga karena pH larutan terdapat pada asam kuat dan basa kuat. Adapun senyawa
rentang pH 4,8–6,0, yaitu antara warna merah CaCO 3 mengalami hidrolisis sebagian dan
dan kuning. bersifat basa karena berasal dari basa kuat dan
23. Jawaban: d asam lemah. Senyawa (NH 4 ) 2 S mengalami
Larutan CH3COONa terbentuk dari asam lemah hidrolisis total karena berasal dari asam lemah
(CH3COOH) dan basa kuat (NaOH) sehingga dan basa lemah.
bersifat basa. 25. Jawaban: b
g 1.000 Natrium benzoat (C6H5COONa) adalah garam
[CH3COONa] = Mr ×
V basa karena berasal dari asam lemah
=
12,3
×
1.000 (C6H5COOH) dan basa kuat (NaOH).
82 250 C6H5COONa(aq) → C6H5COO–(aq) + Na+(aq)
= 0,6 M C6H5COO–(aq) + H2O( ) dgf C6H5COOH(aq) + OH–(aq)
Larutan CH3COONa diencerkan dengan penam- Na+(aq) + H2O( ) →/
bahan 500 mL air sehingga konsentrasinya
menjadi: × [C6H5COO− ]
Kw
[OH–] =
M1 × V1 = M2 × V2 Ka

0,6 × 250 = M2 × 750


10 −14
0,6 × 250 = × 0,03
M2 = 6 × 10 −5
750
= 0,2 M
pH larutan:
= 5 × 10 −12
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq) = 2,2 × 10–6
0,2 M 0,2 M 0,2 M [C6H5COO–] = [C6H5COOH] = 2,2 × 10–6
CH3COO–(aq) + H2O( ) dgf CH3COOH(aq) + OH–(aq) Jadi, konsentrasi asam benzoat [C6H5COOH]
Na+(aq) + H2O( ) →
/ sebesar 2,2 × 10–6.

Kw 26. Jawaban: c
[OH–]= × [CH3COO− ] Garam K 2X merupakan garam basa karena
Ka
memiliki pH > 7, yaitu 10 + log 5.
10 −14 pH = 10 + log 5
= × 0,2
10 −5 pOH = 14 – (10 + log 5)
= 4 – log 5
= 2 × 10 −10 pOH = –log [OH–]
= 1,4 × 10–5 4 – log 5 = –log [OH–]
pOH = –log [OH–] –log 5 × 10–4 = –log [OH–]
= –log 1,4 × 10–5 [OH–] = 5 × 10–4
= 5 – log 1,4 K2X(aq) + 2H2O( ) → 2K+(aq) + H2X + 2OH–
pH = 14 – (5 – log 1,4) Kw
= 9 + log 1,4 [OH–] = × [X 2 − ]
Ka
Jadi, pH larutan menjadi 9 + log 1,4.

Kimia Kelas XI 31
CH3NH2 + HCl → CH3NH3Cl
10 −14
(5 × 10–4)2 = −9 × [X2–] Mol mula-mula: 2,5 2,5 –
2 × 10
Mol bereaksi : 2,5 2,5 2,5
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
10 −14 Mol sisa : – – 2,5
2,5 × 10–7 = 2 × 10 −9
× [X2–]
2,5
[CH3NH3Cl] = 70
= 0,036 M
−7 −9
(2,5 × 10 ) × (2 × 10 )
[X 2–] =
10 −14 Kw
[H+] = × [CH3NH3+ ]
= 0,05 M Kb
[K2X] = [X2–] = 0,05 M
g 1.000 10 −14
[K2X] = × = × 0,036
Mr V 4 × 10 −7

1,1
9 × 10 −10
1.000
0,05 = × =
Mr 200
Mr = 110 = 3 × 10–5
Mr K2X = 110 pH = –log [H+]
((2 × Ar) K + Ar X) = 110 = –log (3 × 10–5)
((2 × 39) + Ar X) = 110 = 5 – log 3
Ar X = 110 – 78 = 32 28. Jawaban:
Jadi, massa atom relatif X adalah 32. Mol NH3 = 0,5 mol
27. Jawaban: c Mol HCl = M × V = 2,5 M × 0,2 L = 0,5 mol
Metilamina (CH3NH2) merupakan basa lemah NH3(g) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
sedangkan HCl merupakan asam kuat sehingga Mol mula-mula : 0,5 0,5 –
titik ekuivalen terjadi pada pH < 7 karena larutan Mol bereaksi : 0,5 0,5 0,5
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
mengandung garam CH3NH3Cl yang bersifat Mol sisa : – – 0,5
asam dan mengalami hidrolisis parsial.
0,5
1) Konsentrasi HCl: [NH4Cl] = = 2,5 × 10–3
200
Ma × Va × a = Mb × Vb × b
Ma × 45 × 1 = 0,1 × 25 × 1 Garam NH4Cl merupakan garam asam karena
berasal dari asam kuat (HCl) dan basa lemah
0,1 × 25 × 1
Ma = = 0,056 M (NH3).
45
2) Nilai Kb metilamina: Kw
[H+] = × [NH4+ ]
pH = 10 + log 2 Kb
pOH = 14 – (10 + log 2)
10 −14
= 4 – log 2 = × 2,5 × 10 −3
pOH = –log [OH–] 10 −5
4 – log 2 = –log [OH–]
–log 2 × 10–4 = –log [OH–] = 2,5 × 10 −12
–log [OH–] = 2 × 10–4 M = 1,6 × 10–6
[OH–] = Kb × M pH = –log [H+]
= –log 1, × 10–6
2 × 10–4 = K b × 0,1 = 6 – log 1,6
Jadi, pH larutan sebesar 6 – log 1,6.
(2 × 10–4)2 = Kb × 0,1
4 × 10 −8
29. Jawaban: c
Kb = 0,1
= 4 × 10–7 Mol Ca(OH)2 = M × V = 0,2 × 0,05 = 0,01 mol
Mol H2CO3 = M × V = 0,2 × 0,05 = 0,01 mol
3) pH saat titik ekivalen:
Ca(OH)2(aq) + H2CO3(aq) → CaCO3(aq) + 2H2O( )
Mol CH3NH2 = M × V = 25 mL × 0,1 M
Mol mula-mula : 0,01 0,01 – –
= 2,5 mmol Mol bereaksi : 0,01 0,01 0,01 0,02
Mol HCl = M × V = 45 mL × 0,056 M –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 2,5 mmol Mol sisa : – – 0,01 0,02

32 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


b. [OH–][H+] = Kw
0,01
[CaCO3] = = 0,1 M (10–5,5)[H+] = 10–14
0,1 −14
10
CaCO3(aq) + 2H2O( ) dgf Ca2+(aq) + H2CO3(aq) + [H+] =
10 −5,5
2OH–
0,1 M 0,1 M 0,1 M = 10–8,5
Kw
[OH–] = × [CO32 − ] Kw
Ka c. [OH–] = [CH3COO− ]
Ka
10 −14
= × 0,1 10 −14
10 −5 10–5,5 = 0,02
Ka
= 10 −10 10 −14
= 10–5 (10–5,5)2 = Ka
0,02
pOH = –log [OH–]
10 −14
= –log 10–5 10–11 = 0,02
Ka
=5
pH = 14 – 5 = 9 10 −14 × 0,02
Jadi, pH larutan sebesar 9 atau 9 + log 1. Ka =
10 −11
30. Jawaban: a = 2 × 10–5
Garam natrium nitrit (NaNO2) merupakan garam 3. a. Mol KOH = 500 mL × 0,03 M = 15 mmol
yang berasal dari basa kuat (NaOH) dan asam Mol H2SO4 = 500 mL × 0,015 M = 7,5 mmol
lemah (HNO 2) sehingga bersifat basa. Jadi,
2KOH(aq) + H2SO4(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O( )
indikator metil merah dan bromtimol biru dalam Mol mula-mula: 15 7,5 – –
larutan natrium nitrit berturut-turut akan berwarna Mol reaksi : 15 7,5 7,5 15
kuning-biru. –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 7,5 15
Garam K2SO4 merupakan garam netral karena
B. Uraian
berasal dari asam kuat (H2SO4)dan basa kuat
1. a. Al2(SO4)3(aq) → 2Al3+(aq) + 3SO42–(aq) (KOH) sehingga tidak terhidrolisis dalam air.
Al3+(aq) + 3H2O( ) dgf Al(OH)3(aq) + 3H+(aq) pH larutan yang terbentuk adalah 7.
SO42–(aq) + H2O( ) → / b. Mol HF = 100 mL × 0,001 M = 0,1 mmol
Garam Al 2 (SO 4 ) 3 bersifat asam karena Mol NH4OH = 25 mL × 0,004 M = 0,1 mmol
menghasilkan ion H+ dalam air. HF(aq) + NH4OH(aq) → NH4F(aq) + H2O( )
b. Ba3(PO4)2(aq) → 3Ba2+(aq) + 2PO43–(aq) Mol mula-mula: 0,1 0,1 – –
Mol reaksi : 0,1 0,1 0,1 0,1
Ba2+(aq) + H2O( ) → / ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
PO43–(aq) + 3H2O( ) dgf H3PO4(aq) + 3OH– Mol sisa : – – 0,1 0,1

(aq) Garam NH4F berasal dari asam lemah (HF)


dan basa lemah (NH4OH) sehingga meng-
Garam Ba 3(PO 4 ) 2 bersifat basa karena
alami hidrolisis total dalam air. pH larutan
menghasilkan ion OH– dalam air. tergantung pada harga Ka dan Kb.
c. NaClO4(aq) → Na+(aq) + ClO4–(aq)
Kw
Na+(aq) + H2O( ) →/ [H+] = × Ka
Kb
ClO4 (aq) + H2O( ) →
– /
Garam NaClO4 bersifat netral karena ion- 10 −14
= × 1,6 × 10 −4
ionnya tidak bereaksi dengan H2O. Hal ini 10 −5
disebabkan garam NaClO4 berasal dari basa
kuat (NaOH) dan asam kuat (HClO4). = 16 × 10 −14
2. a. pH = 8,5 = 4 × 10–7
pOH = 14 – 8,5 = 5,5 pH = –log [H+]
[OH–] = –log pOH = –log 4 × 10–7
= –log 5,5 = 7 – log 4
[OH–] = 10–5,5

Kimia Kelas XI 33
c. Mol CH3COOH = 200 mL × 0,08 M = 16 mmol K+(aq) + H2O( ) →
/
Mol Ba(OH)2 = 50 mL × 0,16 M = 8 mmol pH = 9
2CH3COOH(aq) + Ba(OH)2(aq) → (CH3COO)2Ba(aq) + 2H2O( )
Mol mula-mula: 16 0,8 – –
pOH = pKw – pH
Mol reaksi : 16 0,8 0,8 16 = 14 – 9
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 0,8 16 =5
Garam (CH3COO)2Ba berasal dari asam pOH = –log [OH–]
lemah (CH3COOH) dan basa kuat (Ba(OH)2) 5 = –log [OH–]
sehingga mengalami hidrolisis sebagian dan [OH–] = 10–5 M
bersifat basa.
Kw Kw
0,8 [OH–] = ·M = · [HCOO− ]
[(CH3COO)2Ba] = 250
= 3,2 × 10–3 M Ka Ka

(CH3COO)2Ba(aq) → 2CH3COO–(aq) + Ba2+(aq) 10−14


10–5 = ·y
3,2 × 10–3 M 6,4 × 10–3 M 3,2 × 10–3 M 2 × 10−4

CH3COO–(aq) + H2O( ) dgf CH3COOH(aq) + OH–(aq) 10–10 = 0,5 × 10–10 × y


Ba2+(aq) + H2O( ) →
/ 10−10
[HCOOK] = y = =2M
0,5 × 10−10
Kw −
[OH–] = [CH3COO ] g 1.000
Ka M = M × V
r

10 −14 g 1.000
= −5
× 6,4 × 10 −3 = 84
× 200
1,8 × 10
2 × 84 × 200
g =
= 3,6 × 10 −12 1.000

= 1,9 × 10–6 = 24,6 gram


pOH = –log [OH–] Jadi, massa HCOOK yang dilarutkan sebanyak
= –log 1,9 × 10–6 24,6 gram.
= 6 – log 1,9
100
pH = 14 – (6 – log 1,9) 6. Mol asam sianida = 1.000 L × 0,2 M = 0,02 mol
= 8 + log 1,9
pH = –log [H+]
4. Garam MX bersifat basa karena terhidrolisis 3 = –log [H+]
menghasilkan ion OH–. [H+] = 10–3 M
[OH–] = Kh ·M = K h · [X − ] [H+] = Ka · a
−7
= 10 · 0,001
10–3 = K a · 0,2
−10
= 10 = 10–5 M 10–6 = Ka · 0,2
pOH = –log [OH–] 10 −6
Ka =
= –log 10–5 0,2

=5 = 5 × 10–6
pH = pKw – pOH 0,8 g
Mol NH4OH = 35 g mol−1 = 0,02 mol
= 14 – 5
=9 HCN(aq) + NH4OH(aq) → NH4CN(aq) + H2O( )
Mol mula-mula : 0,02 0,02 – –
Jadi, pH larutan garam MX sebesar 9.
Mol reaksi : 0,02 0,02 0,02 0,02
5. Garam HCOOK berasal dari basa kuat (KOH) dan –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : – – 0,02 0,02
asam lemah (HCOOH) sehingga bersifat basa. NH4CN merupakan larutan garam yang berasal
HCOOK(aq) → HCOO–(aq) + K+(aq)
yM yM yM
dari basa lemah (NH4OH) dan asam lemah (HCN)
sehingga harga pH bergantung pada Ka dan
HCOO–(aq) + H2O( ) dgf HCOOH(aq) + OH–(aq)
yM
Kb-nya.

34 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


Kw Kh
[H+] = ·Ka 5 × 10–5 =
Kb [M ]
10−14 2,5 × 10 −10
= · 5 × 10−6 (5 × 10–5)2 =
10−5 [M ]
[M] = 0,1 M
= 50 × 10−16
K2CO3(aq) → 2K+(aq) + CO32–(aq)
= 7 × 10–8 M 0,1 M 0,1 M
pH = –log [H+] = –log (7 × 10–8) = 8 – log 7
Mr K2CO3 = (2 × Ar K) + Ar C + (3 × Ar O)
Jadi, pH larutan yang terbentuk sebesar 8 – log 7. = (2 × 39) + 12 + (3 × 16)
7. Larutan garam MCl terbentuk dari basa lemah = 138
(MOH) dan asam kuat (HCl). g 1.000
M= ×
MCl(aq) → M+(aq) + Cl–(aq) Mr V
yM yM yM g 1.000
0,1 = 138
× 200
M+(aq) + H2O( ) dgf MOH(aq) + H+(aq)
13,8 = 5 g
yM
g = 2,76 gram
Cl–(aq) + H2O( ) → / Jadi, garam yang harus dilarutkan sebesar
pH = 5 – log 5 2,76 gram.
–log [H+] = –log 5 × 10–5 9. Mencari Nilai Kb:
[H+] = 5 × 10–5 M pH L(OH)3 = 10 + log 6
Kw
×y pOH = 14 – (10 + log 6)
[H+] = Kb = 4 – log 6
10−14 [OH–] = –log pOH
5 × 10–5 = ×y = –log (4 – log 6)
5 × 10−6
10−14 = 6 × 10–4
25 × 10–10 = 5 × 10−6 × y
[OH] = Kb × M
y = 1,25 M
(6 × 10–4)2 = Kb × 0,03
[M+] = M
3,6 × 10 −7
Kw Kb = = 1,2 × 10–5
α = Kb × M
0,03
Garam LCl3 mempunyai nilai pH = 5 sehingga
10−14 merupakan garam asam.
= 5 × 10−6 × 1,25
LCl3(aq) + 3H2O( ) → L(OH)3(aq) + 3Cl–(aq) + 3H+(aq)
pH = 5
= 16 × 10 −10
–log [H+] = 5
= 4 × 10–5 –log [H+] = –log 10–5
= 4 × 10–5 × 100% [H+] = 10–5
= 4 × 10–3 % Kw
× [L3 + ]
[H+] = Kb
= 0,004%
Jadi, derajat hidrolisis larutan garam MCl 0,004%. 10 −14
10–5 = × [L3 + ]
Kh 1,2 × 10 −5
8. α = [M ]
10 −14
Kw (10–5)2 = × [L3+]
Kh = 1,2 × 10 −5
Ka
−14 10 −10 × 1,2 × 10 −5
Kh = 10 −5 = 2,5 × 10–10 [L3+] = = 0,12 M
10 −14
4 × 10
1
[L3+] = [LCl3] = 0,12
200 g 1.000
α= = 5 × 10–5 [LCl3] = ×
100 Mr V

Kimia Kelas XI 35
9,75 1.000 Mol HBr = M × V = 4 × 10–2 × 0,25 = 0,01 mol
0,12 = Mr × 500 HBr(aq) + NH3(aq) → NH4Br(aq)
Mol mula-mula: 0,01 0,01 –
9,75 × 1.000
Mr = Mol reaksi : 0,01 0,01 0,01
0,12 × 500 –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 162,5 Mol sisa : – – 0,01
Mr LCl3 = 162,5 Garam NH4Br merupakan garam asam karena
Mr LCl3 = Ar L + (3 × Ar Cl) memiliki pH = 5.
162,5 = Ar L + (3 × 35,5) 0,01
Mol
Ar L = 162,5 – 106,5 = 56 [NH4Br] = = 500
= 2 × 10–5
Vtotal
Jadi, nomor atom relatif L adalah 56 g mol–1.
NH4Br(aq) → NH4+(aq) + Br–(aq)
10. Mol NH3: 2 × 10–5 2 × 10–5 2 × 10–5
nNH n
3
=
O2 NH4+(aq) + H2O( ) dgf NH4OH(aq) + H+(aq)
v v
NH3 O2 Br–(aq) + H2O( ) →
/
1,28
n
NH3 32
= Kw
0,25 1 [H+] = × [NH4+ ]
Kb
1,28
nNH = 32
× 0,25
3
10 −14
= 0,01 mol = × 2 × 10 −5
10 −5
Mol asam bromida (HBr):
pH = 2 – log 4 = 2 × 10 −14
–log [H+] = 2 – log 4
–log [H+] = –log 4 × 10–2 = 1,4 × 10–7
[H+] = 4 × 10–2 pH = –log [H+]
+
[H ] = M × a = –log 1,4 × 10–7
4 × 10–2 = M × 1 = 7 – log 1,4
M = 4 × 10–2 Jadi, pH larutan sebesar 7 – log 1,4.

36 Kesetimbangan Ion dalam Larutan Garam


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menjelaskan macam-macam larutan penyangga, prinsip kerja, dan sifat-sifatnya;
2. menghitung pH larutan penyangga;
3. membuat larutan penyangga dengan pH tertentu;
4. menjelaskan pengaruh penambahan asam atau basa serta pengenceran terhadap pH larutan penyangga;
5. menjelaskan peran larutan penyangga.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mensyukuri keberadaan larutan penyangga sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa;
2. cermat, teliti, bertanggung jawab, dan kreatif dalam setiap kegiatan.

Larutan Penyangga dan Peranannya

Mempelajari

Sifat-Sifat dan Peran Larutan Penyangga

Mencakup

• Macam-Macam Larutan Penyangga


• Prinsip Kerja Larutan Penyangga
• Sifat-Sifat Larutan Penyangga
• Pengaruh Penambahan Asam atau Basa serta
Pengenceran terhadap pH Larutan Penyangga
• Peran Larutan Penyangga

Mampu

• Membedakan larutan penyangga dan bukan penyangga.


• Menjelaskan macam-macam larutan penyangga.
• Menjelaskan prinsip kerja larutan penyangga.
• Menentukan daerah kurva larutan penyangga.
• Menyebutkan sifat-sifat larutan penyangga.
• Membuat larutan penyangga dengan pH tertentu.
• Menjelaskan pengaruh penambahan asam atau basa serta pengenceran terhadap
pH larutan penyangga.
• Menjelaskan peran larutan penyangga.
• Membuat artikel peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kehidupan
sehari-hari.
• Mensyukuri keberadaan larutan penyangga sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
• Menunjukkan sikap cermat, teliti, bertanggung jawab, dan kreatif dalam setiap
kegiatan.

Kimia Kelas XI 37
Jawaban: e
A. Pilihan Ganda
Larutan penyangga adalah campuran dari:
1. Beberapa pasangan larutan sebagai berikut. 1) asam lemah dan garamnya;
1) HNO3 dan NaNO3 2) basa lemah dan garamnya;
2) CH3COOH dan (CH3COO)2Ba 3) asam lemah dengan basa kuat dan jika
3) HI dan KI direaksikan tersisa asam lemah; serta
4) NH3 dan (NH4)2SO4 4) basa lemah dengan asam kuat dan jika
5) HCN dan Ca(CN)2 direaksikan tersisa basa lemah.
Larutan penyangga ditunjukkan oleh pasangan Berdasarkan pengertian tersebut, penjelasan
.... setiap campuran sebagai berikut.
a. 1) dan 2) 1) HNO3 dan NaNO3 bukan merupakan larutan
b. 1) dan 4) penyangga karena campuran dari asam kuat
c. 2) dan 3) HNO3 dan NaNO3 (garam dari asam kuat
d. 3) dan 5) dan basa kuat).
e. 4) dan 5)

38 Larutan Penyangga dan Peranannya


2) CH3COOH dan (CH3COO)2Ba merupakan 3. Perhatikan data percobaan pengukuran pH
larutan penyangga karena campuran dari beberapa larutan berikut!
asam lemah CH 3 COOH dan garamnya
(CH3COO)2Ba (basa konjugasi/ garam dari
basa kuat).
3) HI dan KI bukan merupakan larutan
penyangga karena campuran dari asam kuat
HI dan garamnya KI (garam dari asam kuat
dan basa kuat).
4) NH 3 dan (NH 4 ) 2 SO 4 merupakan larutan
penyangga karena campuran dari basa
lemah NH3 dan (NH4)2SO4 (asam konjugasi/
garam dari asam kuat). Berdasarkan data percobaan tersebut, larutan
5) HCN dan Ca(CN) 2 merupakan larutan penyangga basa ditunjukkan oleh angka . . . .
penyangga karena campuran dari asam a. (1) dan (3)
lemah HCN dan garamnya Ca(CN)2 (basa b. (1) dan (4)
konjugasi/ garam dari basa kuat). c. (2) dan (3)
Jadi, campuran yang merupakan larutan d. (2) dan (5)
penyangga yaitu 2), 4), dan 5). e. (4) dan (5)
Jawaban: b
2. Satu liter larutan yang mengandung 0,2 mol HNO2 Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
(Ka HNO2 = 5 × 10–4) dan 0,05 mol Ca(NO2)2 mempertahankan harga pH, meskipun ditambah
mempunyai pH . . . . sedikit asam, basa, atau air. Terdapat dua jenis
a. 3 – log 2 larutan penyangga yaitu larutan penyangga asam
b. 3 dan larutan penyangga basa. Larutan penyangga
c. 11 – log 2 asam memiliki pH < 7, seperti larutan (2) dan
d. 11 (5), sedangkan larutan penyangga basa memiliki
e. 11 + log 2 pH > 7, seperti larutan (1) dan (4). Larutan (3)
Jawaban: b bukan merupakan larutan penyangga karena
nHNO2 0,2 mol terjadi perubahan harga pH yang cukup signifikan
[HNO2] = VLarutan = 1L
= 0,2 M setelah penambahan sedikit asam, basa, atau
air.
nCa(NO2 )2
[Ca(NO2)2] = VLarutan 4. Sebanyak 100 mL larutan HCOOH 0,1 M di-
reaksikan dengan 25 mL larutan NaOH 0,2 M.
0,05 mol
= Jika Ka HCOOH = 2 × 10–4 dan log 2 = 0,3, pH
1L
larutan setelah reaksi adalah . . . .
= 0,05 M a. 5,3
Ca(NO2)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO2–(aq) b. 4,7
[NO2–]garam = 2[Ca(NO2)2] c. 4,3
d. 3,7
[HNO2 ]
[H+] = Ka × e. 2,7
[NO2− ]garam
Jawaban: d
[HNO ] Mol HCOOH = MHCOOH × VHCOOH
= Ka × 2[Ca(NO2 ) ]
2 2 = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
Mol NaOH = MNaOH × VNaOH
0,2 M
= 5 × 10–4 × 2 × 0,05 M
= 25 mL × 0,2 M = 5 mmol
HCOOH(aq) + NaOH(aq) → HCOONa(aq) + H2O(A)
= 1 × 10–3
Mula-mula: 10 mmol 5 mmol – –
pH = –log [H+] Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
= –log (1 × 10–3) ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 5 mmol – 5 mmol 5 mmol
=3
Jadi, pH larutan tersebut adalah 3. HCOONa(aq) → HCOO–(aq) + Na+(aq)
[HCOO–]garam = [HCOONa]

Kimia Kelas XI 39
[HCOOH] Campuran 2)
[H+] = Ka × nNH = MNH × VNH
[HCOO − ]garam 3 3 3

[HCOOH] 100
= Ka × = 0,4 M × L
[HCOONa] 1.000
mol HCOOH
volume total = 0,04 mol
= Ka × mol HCOONa nHCl = MHCl × VHCl
volume total

5 mmol 150
= 2 × 10–4 × = 0,2 M × 1.000
L
5 mmol
= 2 × 10–4 = 0,03 mol
pH = –log [H+] NH3(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
= –log (2 × 10–4) Mula-mula: 0,04 mol 0,03 mol –
= 4 – log 2 Reaksi : 0,03 mol 0,03 mol 0,03 mol
= 4 – 0,3 –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 3,7 Sisa : 0,01 mol – 0,03 mol
Jadi, pH larutan setelah reaksi adalah 3,7. Campuran 100 mL larutan NH3 0,4 M dan 150 mL
5. Beberapa campuran larutan sebagai berikut. larutan HCl 0,2 M dapat membentuk larutan
1) 100 mL larutan NH3 0,2 M dan 100 mL larutan penyangga karena tersisa basa lemah NH3 dan
H2SO4 0,1 M garam NH4Cl.
2) 100 mL larutan NH3 0,4 M dan 150 mL larutan Campuran 3)
HCl 0,2 M nHCN = MHCN × VHCN
3) 100 mL larutan HCN 0,3 M dan 200 mL 100
larutan KOH 0,05 M = 0,3 M × 1.000
L
4) 100 mL larutan HF 0,1 M dan 150 mL larutan = 0,03 mol
NaOH 0,05 M
5) 100 mL larutan HI 0,2 M dan 100 mL larutan nKOH = MKOH × VKOH
KOH 0,1 M 200
Campuran yang dapat membentuk larutan = 0,05 M × 1.000
L
penyangga ditunjukkan oleh angka . . . . = 0,01 mol
a. 1), 2), dan 3) HCN(aq) + KOH(aq) → KCN(aq) + H2O(A)
b. 1), 3), dan 5)
Mula-mula: 0,03 mol 0,01 mol – –
c. 2), 3), dan 4) Reaksi : 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
d. 2), 4), dan 5) ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
e. 3), 4), dan 5) Sisa : 0,02 mol – 0,01 mol 0,01 mol
Jawaban: c Campuran 100 mL larutan HCN 0,3 M dan 200 mL
Campuran 1) larutan KOH 0,05 M dapat membentuk larutan
nNH = MNH × VNH penyangga karena tersisa asam lemah HCN dan
3 3 3

100 garam KCN.


= 0,2 M × L
1.000 Campuran 4)
= 0,02 mol nHF = MHF × VHF
nH = MH SO × VH 100
2 SO 4 2 4 2SO4 = 0,1 M × 1.000
L
100
= 0,1 M × 1.000
L = 0,01 mol
= 0,01 mol nNaOH = MNaOH × VNaOH
2NH3(aq) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(aq) 150
Mula-mula: 0,02 mol 0,01 mol –
= 0,05 M × 1.000
L
Reaksi : 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– = 0,0075 mol
Sisa : – – 0,01 mol HF(aq) + NaOH(aq) → NaF(aq) + H2O(A)

Campuran 100 mL larutan NH3 0,2 M dan 100 mL Mula-mula: 0,01 mol 0,0075 mol – –
Reaksi : 0,0075 mol 0,0075 mol 0,0075 mol 0,0075 mol
larutan H2SO4 0,1 M tidak membentuk larutan ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
penyangga karena hanya tersisa garam Sisa : 0,0025 mol – 0,0075 mol 0,0075 mol
(NH4)2SO4.

40 Larutan Penyangga dan Peranannya


Campuran 100 mL larutan HF 0,1 M dan 150 mL pH = 5
larutan NaOH 0,05 M dapat membentuk larutan –log [H+] = 5
penyangga karena tersisa asam lemah HF dan
–log [H+] = –log (1 × 10–5)
garam NaF.
[H+] = 1 × 10–5
Campuran 5)
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)
Campuran 100 mL larutan HI 0,2 M dan 100 mL
Mula-mula: 0,04 mol x mol – –
larutan KOH 0,1 M tidak membentuk larutan Reaksi : x mol x mol x mol x mol
penyangga karena berasal dari asam kuat HI dan –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
basa kuat KOH. Sisa :(0,04 – x) mol – x mol x mol
Jadi, campuran yang dapat membentuk larutan CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
penyangga ditunjukkan angka 2), 3), dan 4).
[CH3COO–]garam = [CH3COONa]
6. pH larutan yang terbentuk dari pencampuran
Volume total = (100 + 100) mL = 200 mL = 0,2 L
150 mL larutan KF 0,1 M dan 150 mL larutan HF
0,2 M adalah 4 – log 6. Nilai konstanta asam [H+] = Ka ×
[CH3COOH]
(Ka) HF adalah . . . . [CH3COO − ]garam
a. 2 × 10–6
[CH 3 COOH]
b. 4 × 10–6 [H+] = Ka × [CH COONa]
c. 1 × 10–4 3

d. 3 × 10–4 mol CH3COOH/volume total


e. 6 × 10–4 [H+] = Ka × mol CH3COONa/volume total
Jawaban: d
(0,04 − x) mol
pH = –log [H+] 0,2 L
1× 10–5 =1× 10–5 ×
4 – log 6 = –log [H+] x mol
0,2 L
–log (6 × 10–4) = –log [H+]
x mol = (0,04 – x) mol
[H+] = 6 × 10–4 2x = 0,04 mol
KF(aq) → K+(aq) + F–(aq) x = 0,02 mol
[F–]garam = [KF] mol NaOH
M NaOH = volume NaOH
[HF]
[H+] = Ka × [F − ]garam 0,02 mol
= 0,1L
[HF] = 0,2 M
[H+] = Ka × [KF] Jadi, konsentrasi larutan NaOH dalam larutan
0,2 M tersebut adalah 0,2 M.
6 × 10–4 = Ka × 0,1 M
8. Suatu garam dengan indeks basa lemah 1
6 × 10 −4 (M r = 53,5 g mol –1 ) ditambahkan ke dalam
Ka = = 3 × 10–4 200 mL larutan NH 3 0,2 M (K b = 1 × 10 –5 )
2
Jadi, nilai konstanta asam (K a ) HF adalah sehingga pH larutan menjadi 9. Massa garam
3 × 10–4. yang ditambahkan sebanyak . . . .
a. 1,07 gram
7. Sebanyak 100 mL larutan CH 3COOH 0,4 M b. 2,14 gram
(Ka = 1 × 10–5) dicampur dengan 100 mL larutan c. 3,21 gram
NaOH mempunyai pH sebesar 5. Konsentrasi d. 4,28 gram
larutan NaOH dalam campuran tersebut adalah e. 5,35 gram
.... Jawaban: b
a. 0,1 M d. 0,4 M nNH = MNH × VNH
b. 0,2 M e. 0,5 M 3 3 3

c. 0,3 M 200
= 0,2 M × 1.000
L
Jawaban: b
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH = 0,04 mol
3 3
100 pH = 9
= 0,4 M × 1.000
L pOH = 14 – pH
= 0,04 mol = 14 – 9
=5

Kimia Kelas XI 41
pOH = –log [OH–] [HCOO–]garam = 2[(HCOO2)Ba]
–log [OH–] =5 [HCOOH]
–log [OH–] = –log (1 × 10–5) [H+] = Ka ×
[HCOO − ]garam
[OH–] = 1 × 10–5 [HCOOH]
[NH3 ] = Ka × 2[(HCOO) Ba]
2
[OH–] = Kb × n × [garam] mol HCOOH
volume total
mol NH3 / volume total = Ka × 2 × mol (HCOO)2Ba
[OH–] = Kb × volume total
mol garam/ volume total
20 mmol
1 × 10–5 = 1 × 10–5 ×
0,04 mol = 2 × 10–4 × 2 × 5 mmol
mol garam
= 4 × 10–4
Mol garam = 0,04 mol
pH = –log [H+]
Massa garam = Mr garam × mol garam
= –log (4 × 10–4)
Massa garam = 53,5 g mol–1 × 0,04 mol
= 4 – log 4
= 2,14 gram
Jadi, pH larutan yang terbentuk adalah 4 – log 4.
Jadi, massa garam yang ditambahkan sebanyak
2,14 gram. 10. Berikut ini pasangan senyawa/ion yang dapat
bertindak sebagai larutan penyangga.
9. Sebanyak 100 mL larutan Ba(OH)2 dengan pH = 13
ditambahkan ke dalam 150 mL larutan HCOOH 1) HCOOH dan HCOO–
0,2 M. Jika diketahui Ka HCOOH = 2 × 10–4, 2) H2PO4– dan HPO42–
pH larutan yang terbentuk adalah . . . . 3) H2CO3 dan HCO3–
a. 4 – log 8 4) NH3 dan NH4+
b. 4 – log 4 5) H2S dan HS–
c. 4 – log 2 Pasangan senyawa/ion yang terdapat dalam
d. 10 + log 2 cairan luar sel dalam darah manusia ditunjukkan
e. 10 + log 4 oleh angka . . . .
Jawaban: b a. 1)
pOH Ba(OH)2 = 14 – pH b. 2)
= 14 – 13 c. 3)
=1 d. 4)
pOH = –log [OH–] e. 5)
1 = –log [OH–] Jawaban: c
Sistem penyangga ekstrasel (di luar sel) dalam
–log (1 × 10 ) = –log [OH–]
–1
darah berupa pasangan penyangga karbonat
[OH–] = 1 × 10–1 H2CO3/HCO3– yang berperan menjaga pH darah.
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq) Pasangan penyangga fosfat (H 2PO 4–/HPO 42– )
berperan menjaga pH cairan intrasel.
1
[Ba(OH)2] = 2
[OH–]
B. Uraian
1
= 2
(1 × 10–1 M) 1. pH campuran 100 mL larutan CH3COOH 0,5 M
= 0,05 M dengan 50 mL larutan CH 3 COONa adalah
nBa(OH ) = MBa(OH ) × VBa(OH ) 5 – log 9. Tentukan konsentrasi CH3COONa!
2 2 2
(Ka = 1,8 × 10–5)
= 0,05 M × 100 L
Jawaban:
= 5 mmol pH = –log [H+]
nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH
5 – log 9 = –log [H+]
= 0,2 M × 150 mL
–log (9 × 10–5) = –log [H+]
= 30 mmol [H+] = 9 × 10–5
2HCOOH(aq) + Ba(OH)2(aq) → (HCOO)2Ba(aq) + 2H2O(A)
Mula-mula: 30 mmol 5 mmol – – nCH = MCH × VCH
3COOH 3COOH 3COOH
Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– 100
= 0,5 M × 1.000
L
Sisa : 20 mmol – 5 mmol 10 mmol
= 0,05 mol
(HCOO)2Ba(aq) → Ba2+(aq) + 2HCOO–(aq)

42 Larutan Penyangga dan Peranannya


nCH = MCH × VCH [HNO2 ]
3 COONa 3COONa 3COONa
[H+] = Ka × [NO2− ]garam
50
=xM× 1.000
L
[HNO2 ]
= 0,05x mol [H+] = Ka × [KNO ]
2
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq) mol HNO2
[CH3COO–]garam = [CH3COONa] [H+] = Ka ×
volume total
mol KNO2
[CH3COOH] volume total
[H+] = Ka ×
[CH3COO − ]garam
0,1(2Va − Vb ) mmol
1 × 10–3 = 5 × 10–4 ×
[CH 3 COOH] 0,1Vb mmol
[H+] = Ka × [CH 3 COONa] 0,1(2Va − Vb ) mmol
2 =
0,1Vb mmol
mol CH3COOH
volume total 2Vb = 2Va – Vb
[H+] = Ka × mol CH3COONa
volume total
3Vb = 2Va
0,05 mol Va 3
9 × 10–5 = 1,8 × 10–5 × =
0,05x mol Vb 2
1,8 3
x = 9
Va = VHNO = × 200 mL = 120 mL
2 5
= 0,2 2
Jadi, konsentrasi CH3COONa sebanyak 0,2 M. Vb = VKOH = 5
× 200 mL = 80 mL
2. Berapakah volume larutan HNO2 0,2 M dan KOH Jadi, volume larutan HNO2 0,2 M dan KOH 0,1 M
0,1 M masing-masing yang harus dicampurkan masing-masing yang harus dicampurkan
agar diperoleh 200 mL larutan penyangga dengan sebanyak 120 mL dan 80 mL.
pH = 3 (Ka HNO2 = 5 × 10–4)? 3. Hitunglah massa kristal Ba(OH) 2 yang harus
Jawaban: ditambahkan ke dalam 150 mL larutan asam
pH = –log [H+] formiat 0,2 M (K a asam formiat = 2 × 10 –4 )
3 = –log [H+] sehingga terbentuk larutan penyangga
dengan pH = 5 – log 4! (Ar: Ba = 137 g mol–1,
log (1 × 10 ) = –log [H+]
–3
O = 16 g mol–1; C = 12 g mol–1; dan H = 1 g mol–1)
[H+] = 1 × 10–3 Jawaban:
Misal: Misal:
VHNO = Va mL nBa(OH) = x mol
2 2
VKOH = Vb mL nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH
nHNO = MHNO × VHNO
2 2 2 150
= 0,2 M × Va mL = 0,2 M × 1.000
L
= 0,2Va mmol = 0,03 mol
nKOH = MKOH × VKOH pH = –log [H+]
= 0,1 M × Vb mL 5 – log 4 = –log [H+]
= 0,1Vb mmol –log (4 × 10–5) = –log [H+]
HNO2(aq) + KOH(aq) → KNO2(aq) + H2O(A) [H+] = 4 × 10–5
Mula-mula: 0,2Va mmol 0,1Vb mmol – – 2HCOOH(aq) + Ba(OH)2(aq) → (HCOO)2Ba(aq) + 2H2O(A)
Reaksi : 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol Mula-mula: 0,03 mol x mol – –
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Reaksi : 2x mol x mol x mol 2x mol
Sisa : 0,1(2Va – Vb) mmol – 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa :(0,03 – 2x) mol – x mol 2x mol
KNO2(aq) → K+(aq) + NO2–(aq)
[NO2–]garam = [KNO2] (HCOO)2Ba(aq) → Ba2+(aq) + 2HCOO–(aq)
[HCOO–]garam = 2[(HCOO)2Ba]

Kimia Kelas XI 43
[HCOOH] pH = 14 – pOH
[H+] = Ka × [HCOO − ]garam = 14 – (–log [OH–])
[HCOOH] = 14 – (–log (1 × 10–5))
[H+] = Ka × 2[(HCOO) Ba]
2 = 14 – 5
mol HCOOH =9
volume total
[H+] = Ka × 2 × mol (HCOO)2Ba
Jadi, pH campuran larutan tersebut adalah 9.
volume total a. pH larutan setelah penambahan 10 mL
(0,03 − 2x ) mol larutan HCl 0,1 M
4 × 10–5 = 2 × 10–4 × 2x mol nHCl = MHCl × VHCl
0,4x = 0,03 – 2x
10
2,4x = 0,03 = 0,1 M × 1.000
L
0,03 = 0,001 mol
x = 2,4
= 0,0125
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
Massa BaOH2 = nBa(OH) × Mr Ba(OH) [H+] = [HCl]
2 2
= 0,0125 mol × 171 g mol–1 mol H+ = mol HCl
= 2,1375 g Pada saat campuran larutan NH3 dan NH4Br
Jadi, massa kristal Ba(OH) 2 yang harus ditambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M,
ditambahkan sebanyak 2,1375 g atau 2,14 g larutan HCl akan terionisasi secara
(hasil pembulatan). sempurna sehingga menghasilkan ion H+ dan
4. Sebanyak 100 mL larutan NH3 0,1 M (Kb NH3 = ion Cl–. Ion H+ yang dihasilkan tersebut akan
2 × 10–5) dicampurkan dengan 50 mL larutan bereaksi dengan NH3 sehingga konsentrasi
NH4Br 0,4 M. Tentukan pH campuran larutan NH 3 dalam larutan akan berkurang dan
tersebut dan bandingkan dengan: konsentrasi ion NH 4+ bertambah. Berikut
a. pH larutan setelah penambahan 10 mL reaksinya.
NH3(aq) + H+(aq) → NH4+(aq)
larutan HCl 0,1 M dan
b. pH larutan setelah penambahan 5 mL larutan Mula-mula: 0,01 mol 0,001 mol 0,02 mol
Reaksi : 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
KOH 0,2 M. ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Jawaban: Sisa : 0,009 mol – 0,021 mol
pH campuran larutan [NH3 ]
nNH = MNH × VNH [OH–] = Kb ×
3 3 3 [NH+4 ]garam
100
= 0,1 M × 1.000
L [NH3 ]
= Kb × [NH Br]
4
= 0,01 mol
mol NH3

nNH Br
= MNH Br
× VNH = Kb × volume total
4 4 4Br mol NH4Br
volume total
50
= 0,4 M × 1.000
L 0,009 mol
= 2 × 10–5 × 0,021 mol
= 0,02 mol
= 8,57 × 10–6
NH4Br(aq) → NH4+(aq) + Br–(aq)
pH = 14 – pOH
[NH4+]garam = [NH4Br] = 14 – (–log [OH–])
[OH–] = Kb ×
[NH3 ] = 14 – (–log (8,57 × 10–6))
[NH+4 ]garam = 14 – (6 – log 8,57)
[NH3 ]
= 14 – 5,067
= Kb × [NH Br] = 8,933
4
Selisih pH sebelum dengan setelah
mol NH3
penambahan 10 mL larutan HCl 0,1 M
= Kb × volume total
mol NH4Br = 9 – 8,993 = 0,067. Selisih tersebut sangat
volume total
kecil sehingga dapat diabaikan.
0,01 mol
= 2 × 10–5 × 0,02 mol
= 1 × 10–5

44 Larutan Penyangga dan Peranannya


b. pH larutan setelah penambahan 5 mL larutan Campuran larutan tersebut menghasilkan larutan
KOH 0,2 M penyangga dengan pH 3 – log 1,75. Berapakah
nKOH = MKOH × VKOH pH larutan HF sebelum penambahan larutan
Ca(OH)2? (Ka HF = 7 × 10–4)
5
= 0,2 M × L Jawaban:
1.000
= 0,001 mol pH = –log [H+]
KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq) 3 – log (1,75) = –log [H+]
[OH–] = [KOH] –log (1,75 × 10–3) = –log [H+]
mol OH– = mol KOH [H+] = 1,75 × 10–3
Pada saat campuran larutan NH3 dan NH4Br nHF = MHF × VHF = x M × 100 mL = 100x mmol
ditambahkan 5 mL larutan KOH 0,2 M, nCa(OH) = MCa(OH) × VCa(OH)
2 2 2
larutan KOH akan terionisasi secara = 0,01 M × 100 mL
sempurna sehingga menghasilkan ion K+ dan
ion OH–. Ion OH– yang dihasilkan tersebut = 1 mmol
2HF(aq) + Ca(OH)2(aq) → CaF2(aq) + 2H2O(A)
akan bereaksi dengan ion NH4+ dari garam
sehingga konsentrasi ion NH4+ dalam larutan Mula-mula: 100x mmol 1 mmol – –
Reaksi : 2 mmol 1 mmol 1 mmol 2 mmol
akan berkurang dan konsentrasi NH 3 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
bertambah. Berikut reaksinya. Sisa :(100x – 2) mmol – 1 mmol 2 mmol
NH+4(aq) + OH–(aq) → NH3(aq) + H2O(A) CaF2(aq) → Ca2+(aq) + 2F–(aq)
Mula-mula: 0,02 mol 0,001 mol 0,01 mol –
Reaksi : 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol 0,001 mol
[F–]garam = 2[CaF2]
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– [HF]
Sisa : 0,019 mol – 0,011 mol 0,001 mol [H+] = Ka × [F − ]garam
[NH3 ] [HF]
[OH–] = Kb × [H+] = Ka × 2[CaF ]
[NH+4 ]garam 2
mol HF
volume total
[NH3 ] [H+] = Ka ×
= Kb × [NH4Br]
2 × mol CaF2
volume total

mol NH3 (100 x − 2) mmol


volume total 1,75 × 10–3 = 7 × 10–4 ×
= Kb × mol NH4Br
2 × 1 mmol
volume total 3,5 × 10–3 = 7 × 10–4(100x – 2)
0,011 mol 5 = 100x – 2
= 2 × 10–5 × 0,019 mol
7
= 1,16 × 10–5 x = 100
= 7 × 10–2
pH = 14 – pOH [HF] = x M = 7 × 10–2 M
= 14 – (–log [OH–])
= 14 – (–log (1,16 × 10–5)) [H+] = K a × [HF]
= 14 – (5 – log 1,16)
= 14 – 4,935
= (7 × 10 −4 )(7 × 10 −2 )
= 9,065
Selisih pH sebelum dengan setelah penam-
= 49 × 10 −6
bahan 5 mL larutan HCl 0,2 M = 9,065 – 9 = = 7 × 10–3
0,065. Selisih tersebut sangat kecil sehingga pH larutan HF sebelum penambahan larutan
dapat diabaikan. Ca(OH)2:
pH = –log [H+]
5. Perhatikan gambar berikut! = –log (7 × 10–3)
= 3 – log 7
Jadi, pH larutan HF sebelum penambahan larutan
Ca(OH)2 adalah 3 – log 7.

Kimia Kelas XI 45
46
Dalam Tubuh
Makhluk Hidup
Larutan Penyangga Asam

Macam-Macam
Fungsi Larutan Larutan

Larutan Penyangga dan Peranannya


Dalam Penyangga Penyangga
Kehidupan Larutan Penyangga Basa
Sehari-hari

Larutan Penyangga Asam

Prinsip Kerja
Larutan Larutan
Penyangga Penyangga
Larutan Penyangga Basa

Nilai Ka dan Kb Selalu Tetap pada Suhu Tetap

Penambahan pKa – 1 < pH < pKa + 1 atau pKb – 1 < pH < pKb + 1
Asam atau Basa

Pengaruh Penambahan Sifat-Sifat


pH Larutan Penyangga Paling Stabil jika pH = pKa atau pH = pKb
Asam atau Basa serta Larutan
Pengenceran terhadap Penyangga
pH Larutan Penyangga
pH Larutan Relatif Tetap jika Ditambah Sedikit Asam atau Basa
Pengenceran

pH Larutan Tetap jika Diencerkan


Mol HCOOH = MHCOOH × VHCOOH
A. Pilihan Ganda
100
1. Di laboratorium disediakan beberapa larutan = 0,20 M × 1.000 L
sebagai berikut.
= 0,02 mol
Ba(OH)2(aq) + 2HCOOH(aq) → (HCOO)2Ba(aq) + 2H2O(A)
Mula-mula: 0,005 mol 0,02 mol – –
Reaksi : 0,005 mol 0,01 mol 0,005 mol 0,01 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,01 mol 0,005 mol 0,01 mol
Pasangan tersebut dapat membentuk larutan
penyangga karena tersisa asam lemah dan
garamnya.
Pasangan larutan yang dapat membentuk larutan Larutan (2) dan (4)
penyangga ditunjukkan oleh angka . . . . Pasangan antara Ba(OH) 2 dan NH 3 jika
a. (1) dan (2) dicampurkan tidak akan bereaksi karena sama-
b. (1) dan (5) sama bersifat basa.
c. (2) dan (3)
Larutan (3) dan (5)
d. (2) dan (4)
Pasangan antara HCOOH dan HCl jika
e. (3) dan (5)
dicampurkan tidak akan bereaksi karena sama-
Jawaban: c
sama bersifat asam.
Larutan (1) dan (2)
Jadi, pasangan yang dapat membentuk larutan
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3 penyangga adalah (2) dan (3).
100
= 0,10 M × L 2. Larutan penyangga dengan pH 9 dapat dibuat
1.000
dengan mencampurkan 100 mL larutan amonium
= 0,01 mol 0,2 M (Kb = 1 × 10–5) dengan 50 mL larutan asam
Mol Ba(OH)2 = MBa(OH) × VBa(OH) sulfat dengan konsentrasi . . . .
2 2

100 a. 0,05 M d. 0,20 M


= 0,05 M × 1.000
L b. 0,10 M e. 0,25 M
c. 0,15 M
= 0,005 mol Jawaban: b
2CH3COOH(aq) + Ba(OH)2(aq) → (CH3COO)2Ba(aq) + 2H2O(A) Mol NH3 = MNH × VNH
3 3
Mula-mula: 0,01 mol 0,005 mol – –
100
Reaksi : 0,01 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,01 mol = 0,2 M × 1.000
L
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – – 0,005 mol 0,01 mol = 0,02 mol
Pasangan tersebut tidak dapat membentuk Mol H2SO4 = MH SO × VH
2 4 2SO4
larutan penyangga karena tidak memiliki sisa 50
=xM × L
asam lemah, tetapi hanya menghasilkan sisa 1.000
garam. = 0,05x mol
Larutan (1) dan (5) pH = 9
Pasangan antara CH 3 COOH dan HCl jika pOH = 14 – pH = 14 – 9 = 5
dicampurkan tidak akan bereaksi karena sama- pOH = –log [OH–]
sama bersifat asam. 5 = –log [OH–]
–log (1 × 10 ) = –log [OH–]
–5
Larutan (2) dan (3)
–log [OH–] = –log (1 × 10–5)
Mol Ba(OH)2 = MBa(OH) × VBa(OH)
2 2
[OH–] = 1 × 10–5
100 2NH3(aq) + H2SO4(aq) → (NH4)2SO4(aq)
= 0,05 M × 1.000 L
Mula-mula: 0,02 mol 0,05x mol –
Reaksi : 0,10x mol 0,05x mol 0,05x mol
= 0,005 mol –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa :(0,02 – 0,10x) mol – 0,05x mol

Kimia Kelas XI 47
(NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq) 4. Sebanyak 1 L larutan CH3COOH 0,1 mempunyai
[NH4+]garam = 2[(NH4)2SO4] pH = 3 (Ka = 1 × 10–5). Jika dikehendaki pH
larutan menjadi 6, ke dalam larutan harus
[NH3 ]
[OH–] = Kb × ditambah CH3COONa sebanyak . . . .
[NH4+ ]garam
a. 0,1 mol d. 10 mol
mol NH3 / volume total
b. 1,0 mol e. 20 mol
[OH–] = Kb × c. 5,0 mol
2 × mol (NH4 )2 SO4 / volume total
Jawaban: b
nCH COOH = MCH COOH × VCH COOH
1 × 10–5 = 1 × 10–5 × (0,02 − 0,10x ) mol 3 3 3
2 × 0,05x mol = 0,1 M × 1 L
0,10x = 0,02 – 0,10x = 0,1 mol
0,20x = 0,02 pH = 6
x = 0,10 M
pH = –log [H+]
Jadi, konsentrasi asam sulfat adalah 0,10 M.
6 = –log [H+]
3. Suatu larutan penyangga terdiri atas 100 mL –log (1 × 10–6) = –log [H+]
larutan NH3 0,02 M dan 200 mL NH4Cl 0,01 M.
[H+] = 1 × 10–6
Larutan tersebut mempunyai pH = 9. Harga
konstanta basa (Kb) NH3 tersebut adalah . . . . CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
a. 2 × 10–4 d. 1 × 10–5 [CH3COO–]garam = [CH3COONa]
–4
b. 1 × 10 e. 1 × 10–6
–5 [CH3COOH]
c. 2 × 10 [H+] = Ka ×
[CH3COO − ]garam
Jawaban: d
nNH = MNH × VNH [CH3COOH]
3 3 3 = Ka ×
[CH3COONa]
100
= 0,02 M × 1.000
L mol CH 3COOH
volume total
= 0,002 mol 1× 10–6 =1× 10–5 × mol CH 3COONa
nNH = MNH × VNH volume total
4 Cl Cl
4 4Cl
0,1 mol
200 1 × 10–6 = 1 × 10–5 × mol CH 3 COONa
= 0,01 M × 1.000
L
mol CH3COONa = 1,0 mol
= 0,002 mol Jadi, CH3COONa yang harus ditambahkan agar
pOH = 14 – pH = 14 – 9 = 5 pH menjadi 6 sebanyak 1,0 mol.
pOH = –log [OH–] 5. Perbandingan volume larutan HNO2 0,1 M dan
5 = –log [OH–] KOH 0,1 M yang dibutuhkan untuk membentuk
–log (1 × 10–5) = –log [OH–] larutan penyangga dengan pH = 4 (Ka HNO2 =
5 × 10–4) adalah . . . .
[OH–] = 1 × 10–5
a. 1 : 3
NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl–(aq) b. 3 : 4
[NH4+]garam = [NH4Cl] c. 4 : 3
[NH3 ]
d. 5 : 6
[OH–] = Kb × e. 6 : 5
[NH+4 ]garam
Jawaban: e
[NH3 ] Misal:
[OH–] = Kb × [NH Cl]
4 VHNO = Va L
2
mol NH3 VKOH = Vb L
volume total
[OH–] = Kb × mol NH4Cl
nHNO = MHNO × VHNO
2 2 2
volume total
= 0,1 M × Va L
0,002 mol = 0,1Va mol
1 × 10–5 = Kb × 0,002 mol nKOH = MKOH × VKOH
Kb = 1 × 10–5 = 0,1 M × Vb L
Jadi, konstanta basa (Kb) NH3 adalah 1 × 10–5. = 0,1Vb mol

48 Larutan Penyangga dan Peranannya


pH = –log[H+] Jawaban: a
4= –log[H+] nCH COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3 3
–4
–log (1 × 10 ) = –log[H+] = 0,1 M × 150 mL
[H+] = 1 × 10–4 = 15 mmol
HNO2(aq) + KOH(aq) → KNO2(aq) + H2O(A) nNaOH = MNaOH × VNaOH
Mula-mula : 0,1Va mol 0,1Vb mol – – = 0,05 M × 100 mL
Reaksi : 0,1Vb mol 0,1Vb mol 0,1Vb mol 0,1Vb mol
= 5 mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)
Sisa : 0,1(Va – Vb) mol – 0,1Vb mol 0,1Vb mol
Mula-mula: 15 mmol 5 mmol – –
KNO2(aq) → K+(aq) + NO2–(aq) Reaksi : 5 mmol 5 mmol 5 mmol 5 mmol
[NO2–]garam = [KNO2] –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 10 mmol – 5 mmol 5 mmol
[HNO2 ]
[H+] = Ka × [NO2− ]garam CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
[CH3COO–]garam = [CH3COONa]
[HNO2 ]
[H+] = Ka × [KNO2 ] [CH3COOH]
[H+] = Ka ×
[CH3COO − ]garam
mol HNO2
volume total
[H+] = Ka × mol KNO2 = Ka ×
[CH3COOH]
volume total
[CH3COONa]
mol CH 3COOH
0,1(Va − Vb ) mol
1 ×10–4 = 5 × 10–4 × volume total
0,1Vb mol =1× 10–5 × mol CH 3COONa
volume total
Vb = 5(Va – Vb)
10 mmol
= 1 × 10–5 ×
6Vb = 5Va 5 mmol
= 2 × 10–5
Va 6
= pH = –log [H+]
Vb 5
= –log (2 × 10–5)
Jadi, perbandingan volume larutan HNO2 0,1 M
= 5 – log 2
dan KOH 0,1 M yang dibutuhkan untuk
Jadi, pH campuran larutan yang terbentuk adalah
membentuk larutan penyangga dengan pH = 4
5 – log 2.
adalah 6 : 5.
7. Ke dalam 250 mL larutan CH 3COOH 0,2 M
6. Perhatikan gambar berikut!
ditambahkan kristal KOH (Mr KOH = 56 g mol–1)
sebanyak p gram sehingga terbentuk larutan
penyangga dengan pH = 6. Jika diketahui
Ka CH3COOH = 1 × 10–5, banyaknya p adalah . . . .
a. 1,26 gram
b. 1,40 gram
c. 2,52 gram
d. 2,80 gram
e. 3,78 gram
Jawaban: c
pH campuran larutan yang terbentuk adalah . . . . nCH COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3 3

(Ka CH3COOH = 1 × 10–5) 250


a. 5 – log 2 = 0,2 M × 1.000
L
b. 5
= 0,05 mol
c. 9 – log 2
d. 9 pH = –log [H+]
e. 9 + log 2 6 = –log [H+]
–log (1 × 10 ) = –log [H+]
–6

[H+] = 1 × 10–6

Kimia Kelas XI 49
Misal : nKOH = x mol Konsentrasi larutan setelah pengenceran:
CH3COOH(aq) + KOH(aq) → CH3COOK(aq) + H2O(A) nHNO2
Mula-mula: 0,05 mol x mol – – [HNO2] = Vtotal
Reaksi : x mol x mol x mol x mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– 10 mmol
Sisa : (0,05 – x) mol – x mol x mol = 400 mL
CH3COOK(aq) → K+(aq) + CH3COO–(aq) = 0,025 M
nCa(NO2 )2
[CH3COO–]garam = [CH3COOK] [Ca(NO2)2] = Vtotal
[CH3COOH] 10 mmol
[H+] = Ka × =
[CH3COO − ]garam 400 mL
[CH3COOH] = 0,025 M
[H+] = Ka ×
[CH3COOK] Ca(NO2)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO2–(aq)
mol CH 3COOH [NO2–]garam = 2[Ca(NO2)2]
volume total
[H+] =1× 10–5 × [HNO2 ]
mol CH 3COOK [H+] = Ka ×
volume total [NO2 − ]garam

[HNO2 ]
(0,05 − x ) mol = Ka ×
1 × 10–6 = 1 × 10–5 × 2[Ca(NO2 )2 ]
x mol
0,025 M
0,1x = 0,05 – x = 5 × 10–4 × 2 × 0,025 M
0,05 = 2,5 × 10–4
x= pH = –log [H+]
1,1
x = 0,045 = –log (2,5 × 10–4)
nKOH = 0,045 mol = 4 – log 2,5
Jadi, pH larutan penyangga setelah diencerkan
Massa KOH = nKOH × Mr KOH dengan 250 mL air adalah 4 – log 2,5.
p = 0,045 mol × 36 g mol–1
9. Larutan NaOH 0,1 M ditambahkan ke dalam 200 mL
= 2,52 g larutan HCN 0,05 M (K a HCN = 1 × 10 –7 )
Jadi, banyaknya p sebesar 2,52 gram. sehingga pH larutan berubah menjadi 7 – log 3.
8. Sebanyak 100 mL larutan asam nitrit 0,1 M Volume larutan NaOH 0,1 M yang ditambahkan
ditambahkan ke dalam 50 mL larutan kalsium sebanyak . . . .
nitrit 0,2 M. pH larutan penyangga setelah a. 10 mL
diencerkan dengan 250 mL adalah . . . . b. 15 mL
(Ka HNO2 = 5 × 10–4) c. 20 mL
a. 4 – log 5 d. 25 mL
b. 4 – log 2,5 e. 30 mL
c. 5 – log 1 Jawaban: d
d. 10 + log 2,5 pH = –log [H+]
e. 10 + log 5 7 – log 3 = –log [H+]
Jawaban: b –log (3 × 10–7) = –log [H+]
nHNO = MHNO × VHNO [H+] = 3 × 10–7
2 2 2
= 0,1 M × 100 mL Misal:
VNaOH = Vb mL
= 10 mmol
n HCN = MHCN × VHCN
nCa(NO = MCa(NO × VCa(NO
2)2 2)2 2)2
= 0,05 M × 200 mL
= 0,2 M × 50 mL
= 10 mmol
= 10 mmol
nNaOH = MNaOH × VNaOH
Vtotal = 100 mL + 50 mL + 250 mL
= 400 mL = 0,1 M × Vb mL
= 0,1Vb mmol

50 Larutan Penyangga dan Peranannya


HCN(aq) + NaOH(aq) → NaCN(aq) + H2O(A) a. (1) dan (2)
Mula-mula: 10 mmol 0,1Vb mmol – – b. (1) dan (4)
Reaksi : 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol c. (2) dan (3)
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– d. (3) dan (5)
Sisa : (10 – 0,1Vb) mmol – 0,1Vb mmol 0,1Vb mmol
e. (4) dan (5)
NaCN(aq) → Na+(aq) + CN–(aq) Jawaban: c
[CN–]garam = [NaCN] Larutan yang memiliki pH tidak berubah jika
diencerkan, ditambah sedikit asam atau basa
[HCN]
[H+] = Ka × merupakan larutan penyangga (larutan buffer).
[CN− ]garam
Larutan penyangga adalah campuran dari:
[HCN] 1) asam lemah dan garamnya,
[H+] = Ka × 2) basa lemah dan garamnya,
[NaCN]
3) asam lemah dengan basa kuat dan jika
mol HCN
volume total direaksikan tersisa asam lemah, serta
3 × 10–7 = 1 × 10–7 × mol NaCN 4) basa lemah dengan asam kuat dan jika
volume total
direaksikan tersisa basa lemah.
(10 − 0,1Vb ) mmol Percobaan (1)
3= 0,1Vb mmol nH SO = MH SO × VH SO
2 4 2 4 2 4
0,3Vb = 10 – 0,1Vb = 0,2 M × 5 mL
0,4Vb = 10 = 1 mmol
10 nNH = MNH × VNH
Vb = 0,4
= 25 mL 3 3 3
= 0,3 M × 5 mL
Jadi, volume larutan NaOH 0,1 M yang = 1,5 mmol
ditambahkan sebanyak 25 mL. H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)
10. Pasangan larutan berikut yang mempunyai pH > 7 Mula-mula: 1 mmol 1,5 mol –
adalah . . . . Reaksi : 0,75 mmol 1,5 mol 0,75 mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
a. HCOOH dan HCOOK
Sisa : 0,25 mmol – 0,75 mmol
b. Ba(OH)2 dan Ba(CN)2
c. HNO3 dan NaNO3 Hasil pencampuran 5 mL larutan H2SO4 0,2 M
d. NH3 dan NH4Br dengan 5 mL larutan NH3 0,3 M bukan merupakan
e. HF dan CaF2 larutan penyangga karena tersisa asam kuat
Jawaban: d H2SO4.
Larutan penyangga yang mempunyai pH > 7 Percobaan (2)
(penyangga basa) terbuat dari basa lemah dan nH SO = MH SO × VH SO
2 4 2 4 2 4
garamnya. Misal NH 3 dan NH 4 Br. Larutan
= 0,2 M × 5 mL
HCOOH dan HCOOK serta HF dan CaF 2
merupakan larutan penyangga asam (pH < 7). = 1 mmol
Larutan Ba(OH)2 dan Ba(CN)2 serta HNO3 dan nNH = MNH × VNH
3 3 3
NaNO3 bukan merupakan larutan penyangga. = 0,3 M × 10 mL
11. Diketahui data percobaan pencampuran larutan = 3 mmol
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)
asam-basa sebagai berikut.
Mula-mula: 1 mmol 3 mmol –
Reaksi : 1 mmol 2 mmol 1 mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 1 mmol 1 mmol

Hasil pencampuran 5 mL larutan H2SO4 0,2 M


dengan 10 mL larutan NH3 0,3 M merupakan
larutan penyangga karena tersisa basa lemah
NH3 dan garam asam kuat (NH4)2SO4 (asam
konjugasi).
Berdasarkan data percobaan tersebut, larutan
dengan pH yang tidak berubah jika diencerkan,
ditambah sedikit asam atau basa terbentuk pada
percobaan . . . .

Kimia Kelas XI 51
Percobaan (3) 12. Sebanyak 300 mL larutan penyangga dengan
nH SO = MH SO × VH SO pH = 5 – log 5 terbentuk dari larutan HCOOH
2 4 2 4 2 4
= 0,2 M × 10 mL 0,1 M (K a HCOOH = 2 × 10 –4 ) dan larutan
Ca(OH)2 0,2 M. Volume larutan HCOOH 0,1 M
= 2 mmol
dan Ca(OH)2 0,2 M yang harus ditambahkan
nNH = MNH × VNH
3 3 3 untuk membentuk larutan penyangga tersebut
= 0,3 M × 15 mL masing-masing sebanyak . . . .
= 4,5 mmol a. 250 mL dan 50 mL
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq) b. 225 mL dan 75 mL
Mula-mula: 2 mmol 4,5 mmol – c. 150 mL dan 150 mL
Reaksi : 2 mmol 4 mmol 2 mmol d. 75 mL dan 225 mL
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
e. 50 mL dan 250 mL
Sisa : – 0,5 mmol 2 mmol
Jawaban: a
Hasil pencampuran 10 mL larutan H2SO4 0,2 M Misal:
dengan 15 mL larutan NH3 0,3 M merupakan VHCOOH = Va mL
larutan penyangga karena tersisa basa lemah VCa(OH) = Vb mL
NH3 dan garam asam kuat (NH4)2SO4 (asam 2

konjugasi). nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH


= 0,1 M × Va mL
Percobaan (4)
nH SO = MH SO × VH SO = 0,1Va mmol
2 4 2 4 2 4
= 0,2 M × 15 mL nCa(OH) = MCa(OH) × VCa(OH)
2 2 2

= 3 mmol = 0,2 M × Vb mL
nNH = MNH × VNH = 0,2Vb mmol
3 3 3
= 0,3 M × 10 mL pH = –log[H+]
= 3 mmol 5 – log 5 = –log[H+]
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq) –log (5 × 10–5) = –log[H+]
Mula-mula: 3 mmol 3 mmol – [H+] = 5 × 10–5
Reaksi : 1,5 mmol 3 mmol 1,5 mmol 2HCOOH(aq) + Ca(OH)2(aq) → (HCOO)2Ca(aq) + 2H2O(A)
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mula-mula: 0,1Va mmol 0,2Vb mmol – –
Sisa : 1,5 mmol – 1,5 mmol
Reaksi : 0,4Vb mmol 0,2Vb mmol 0,2Vb mmol 0,4Vb mmol
Hasil pencampuran 15 mL larutan H2SO4 0,2 M ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
dengan 10 mL larutan NH 3 0,3 M bukan Sisa : 0,1(Va – 4Vb) mmol – 0,2Vb mmol 0,4Vb mmol
merupakan larutan penyangga karena tersisa (HCOO)2Ca(aq) → Ca2+(aq) + 2HCOO–(aq)
asam kuat H2SO4.
[HCOO–]garam = 2[(HCOO)2Ca]
Percobaan (5)
[HCOOH]
nH SO = MH SO × VH SO [H+] = Ka ×
2 4 2 4 2 4 [HCOO − ]garam
= 0,2 M × 15 mL
= 3 mmol [HCOOH]
[H+] = Ka ×
nNH = MNH × VNH 2[(HCOO)2 Ca]
3 3 3
= 0,3 M × 20 mL mol HCOOH
volume total
= 6 mmol [H+] = Ka × 2 × mol (HCOO) 2 Ca
volume total
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)
Mula-mula: 3 mmol 6 mmol – 0,1(Va − 4Vb ) mmol
Reaksi : 3 mmol 6 mmol 3 mmol 5 × 10–5 = 2 × 10–4 ×
2 × 0,2Vb mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – – 3 mmol
5 × 10–5 × 4Vb = 2 × 10–4(Va – 4Vb)
Hasil pencampuran 15 mL larutan H2SO4 0,2 M
dengan 20 mL larutan NH 3 0,3 M bukan Vb = (Va – 4Vb)
merupakan larutan penyangga karena hanya 5Vb = Va
tersisa garam (NH4)2SO4.
Va 5
Jadi, larutan yang memiliki pH tidak berubah jika =
Vb 1
diencerkan, ditambahkan sedikit asam atau basa
terbentuk pada percobaan (2) dan (3).

52 Larutan Penyangga dan Peranannya


5 [NH3 ]
Va = 6
× Vlarutan [OH–] = Kb ×
[NH+4 ]garam
5
= × 300 mL = 250 mL [NH ]
6 [OH–] = Kb × [NH Br]
3 akhir

4 akhir
1
Vb = 6
× Vlarutan mol NH 3 akhir
volume total
1 [OH–] = Kb ×
= 6
× 300 mL = 50 mL mol NH 4Brakhir
volume total

Jadi, larutan HCOOH 0,1 M dan Ca(OH)2 0,2 M (0,2 + x ) mol


yang harus ditambahkan untuk membentuk [OH–] = 2 × 10–5 × (0,4 − x ) mol
larutan penyangga dengan pH = 5 – log 5 masing- (0,2 + x )
masing sebanyak 250 mL dan 50 mL. 1 × 10–4 = 2 × 10–5 × (0,4 − x )
(0,2 + x)
13. Suatu larutan penyangga mengandung larutan 10 × 10–5 = 2 × 10–5 (0,4 − x )
NH3 0,2 M (Kb NH3 = 2 × 10–5) dan NH4Br 0,4 M. (0,2 + x )
Jika diinginkan pH larutan bertambah satu 5= (0,4 − x )
satuan, ke dalam 1 L larutan penyangga tersebut 2 – 5x = 0,2 + x
harus ditambahkan . . . .
1,8 = 6x
a. 0,1 mol KOH
b. 0,2 mol HNO3 1,8
x= = 0,3
c. 0,2 mol Ba(OH)2 6
d. 0,3 mol NaOH Jumlah [NH 4+] garam setelah reaksi berkurang
e. 0,3 mol HCl karena ion [NH4+]garam bereaksi dengan ion OH–
Jawaban: d
dari basa kuat. Dengan demikian, jika diinginkan
NH4Br(aq) → NH4+(aq) + Br–(aq)
pH larutan penyangga bertambah satu satuan
[NH4+]garam = [NH4Br] maka ke dalam 1 L larutan tersebut harus
pH awal: ditambahkan 0,3 mol NaOH (basa kuat valensi 1).
[NH3 ] 14. Kristal CaX 2 yang dapat larut sempurna,
[OH–] = Kb ×
[NH+4 ]garam ditambahkan ke dalam larutan asam lemah HX
(Ka = 5 × 10–5) sehingga larutan mengandung
[NH ]
3
= Kb × [NH Br] 0,1 M HX. Jika pH larutan = 5 – log 5, konsentrasi
4 CaX2 yang terkandung dalam larutan adalah . . . .
0,2 M a. 0,02 M d. 0,50 M
= 2 × 10–5 × 0,4 M b. 0,05 M e. 1,00 M
= 1 × 10–5 c. 0,20 M
pOH = –log [OH–] = –log (1 × 10–5) = 5 Jawaban: b
pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9 pH = –log [H+]
pH akhir yang diinginkan = pH awal + 1 = 9 +1 = 10 5 – log 5 = –log [H+]
pOH = 14 – pH = 14 – 10 = 4 –log (5 × 10–5) = –log [H+]
pOH = –log [OH–] [H+] = 5 × 10–5
4 = –log [OH–]
–log (1 × 10 ) = –log [OH–]
–4 M HX = 0,1 M
[OH–] = 1 × 10–4 CaX2(aq) → Ca2+(aq) + 2X –(aq)
Jika ditambahkan sejumlah x mol senyawa ke [X –]garam = 2[CaX2]
dalam larutan penyangga maka:
[HX ]
nNH = nNH + x mol [H+] = Ka ×
3 akhir 3 awal [X − ]garam
= (MNH × VNH ) + x mol
3 3 [HX ]
= (0,2 M × 1 L) + x mol [H+] = Ka ×
2[CaX 2 ]
= (0,2 + x) mol
0,1 M
nNH Br = nNH Br – x mol 5 × 10–5 = 5 × 10–5 ×
4 akhir 4 awal 2[CaX 2 ]
= (MNH Br × VNH Br) – x mol
4 4 2[CaX2] = 0,1 M
= (0,4 M × 1 L) – x mol
[CaX2] = 0,05 M
= (0,4 – x) mol Jadi, konsentrasi CaX2 yang terkandung dalam
larutan adalah 0,05 M.

Kimia Kelas XI 53
15. Pada pengukuran pH beberapa larutan diperoleh [HCOOH]
data sebagai berikut. [H+] = Ka ×
[HCOO − ]garam

[HCOOH]
[H+] = Ka × 2[(HCOO) X ]
2

mol HCOOH
volume total
[H+] = Ka × 2 × mol (HCOO) 2 X
volume total

0,004 mol
2 × 10–5 = 2 × 10–4 × 2 × mol (HCOO) X
2

2 × 10–1 × mol (HCOOH)2X = 0,004 mol


Berdasarkan data di atas, yang merupakan 0,004 mol
larutan penyangga ditunjukkan oleh angka . . . . mol (HCOOH)2X = 2 × 10 −1
a. 1) d. 4)
b. 2) e. 5) mol (HCOOH)2X = 0,02 mol
c. 3) massa (HCOO)2X
Jawaban: b Mr (HCOO)2X = mol (HCOO)2X
Larutan yang mempunyai sifat penyangga jika
2,6 g
ditambah dengan sedikit basa, asam, atau = 0,02 mol
diencerkan tidak akan mengubah pH-nya secara
signifikan. Larutan penyangga bersifat mampu = 130 g mol–1
mempertahankan pH. Berdasarkan data tersebut,
larutan 2) merupakan larutan penyangga. Mr (HCOO)2X = (2 x Ar H) + (2 x Ar C) + (4 x Ar O)
Sementara itu, larutan 1), 3), 4), dan 5) bukan + (1 x Ar X)
merupakan larutan penyangga karena pH 130 g mol–1 = (2 x 1 g mol–1) + (2 x 12 g mol–1)
berubah cukup signifikan. + (4 x 16 g mol–1) + Ar X
130 g mol–1 – 90 g mol–1= Ar X
16. Sebanyak 2,6 gram garam (HCOO)2X ditambahkan
ke dalam 100 mL larutan HCOOH 0,04 M Ar X = 40 g mol–1
(Ka HCOOH = 2 × 10–4) sehingga pH larutan Jadi, unsur X yang terkandung dalam garam
menjadi 5 – log 2. Unsur X yang terkandung tersebut adalah Ca.
dalam garam tersebut adalah . . . . (Ar: H = 17. Air liur merupakan larutan penyangga karena
1 g mol–1; C = 12 g mol–1; O = 16 g mol–1; Mg = mengandung senyawa . . . .
24 g mol–1; Ca = 40 g mol–1; Fe = 56 g mol–1; a. fosfat
dan Ba = 137 g mol–1) b. karbonat
a. Ba d. Mg c. hemoglobin
b. Ca e. Mn d. asam sitrat
c. Fe e. asam benzoat
Jawaban: b Jawaban: a
pH = –log [H+] Air liur dapat mempertahankan pH dalam mulut
5 – log 2 = –log [H+] sekitar 6,8. Air liur mengandung larutan
–log (2 × 10–5) = –log [H+] penyangga fosfat yang dapat menetralkan asam
[H+] = 2 × 10–5 yang dihasilkan dari proses fermentasi sisa-sisa
nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH makanan oleh bakteri. Dengan demikian, gigi
100 tidak mudah berlubang sehingga kuman tidak
= 0,04 M × 1.000
L dapat masuk ke bagian dalam gigi. Penyangga
fosfat, karbonat, dan hemoglobin juga terdapat
= 0,004 mol
di dalam darah. Sementara itu, asam sitrat dan
(HCOO)2X(aq) → 2HCOO–(aq) + X 2+(aq) asam benzoat merupakan larutan penyangga
[HCOO–]garam = 2[(HCOO)2X ] yang berfungsi sebagai pengawet makanan/
minuman.

54 Larutan Penyangga dan Peranannya


18. Padatan garam L2SO4 ditambahkan ke dalam Jawaban: d
larutan basa lemah LOH sehingga konsentrasi pOH = 14 – pH
LOH menjadi 0,1 M dan konsentrasi L2SO4 0,05 M. = 14 – (9 + log 3)
Jika Kb LOH = 1 × 10–5, pH larutan tersebut = 5 – log 3
adalah . . . . pOH = –log [OH–]
a. 11 5 – log 3 = –log [OH–]
b. 9 + log 2 –log (3 × 10–5) = –log [OH–]
c. 9 [OH–] = 3 × 10–5
d. 5 NH4Br(aq) → NH4+(aq) + Br–(aq)
e. 5 – log 2
Jawaban: c [NH4+]garam = [NH4Br]
L2SO4(aq) → 2L+(aq) + SO42–(aq) [NH3 ]
[OH–] = Kb ×
[NH+4 ]garam
[L+] garam = 2[L2SO4]
[LOH] [NH3 ]
[OH–] = Kb × [OH–] = Kb ×
[L+ ]garam [NH4Br]

[LOH] [NH3 ]
= Kb × 3 × 10–5 = 2 × 10–5 ×
2[L2SO4 ] [NH4Br]

0,1M [NH3 ] 3
= 1 × 10–5 × = 2
2 × 0,05 M [NH4Br]

= 1 × 10–5 Jadi, perbandingan konsentrasi antara larutan


pOH = –log [OH–] NH3 dan NH4Br dalam larutan tersebut adalah
= –log (1 × 10–5) 3 : 2.
=5 21. Penambahan 100 mL larutan natrium formiat
pH = 14 – pOH = 14 – 5 = 9 0,5 M ke dalam 150 mL larutan asam formiat
Jadi, pH larutan tersebut adalah 9. 1,0 M (Ka asam formiat = 4 × 10–4) mengakibatkan
19. Pada campuran buffer asam lemah dan . . . . (log 2 = 0,30 dan log 6 = 0,78)
garamnya, pH campuran sama dengan pKa jika a. kenaikan pH sebesar 1,22
.... b. kenaikan pH sebesar 1,52
a. pH + pOH = 14 c. kenaikan pH sebesar 2,00
b. konsentrasi asam = 1 M d. penurunan pH sebesar 1,22
c. konsentrasi garam = 1 M e. penurunan pH sebesar 2,00
d. derajat ionisasi asam = 0,1 Jawaban: a
e. konsentrasi asam = konsentrasi garam pH sebelum penambahan natrium formiat:
Jawaban: e [H+] = K a [HCOOH]
Harga pH untuk campuran buffer asam lemah
[G] = 4 × 10 −4 (1,0)
dan garamnya adalah pH = pKa + log [A]
= 2 × 10–2
Jadi, harga pH akan sama dengan pKa, jika pH = –log [H+]
konsentrasi asam = konsentrasi garam. = –log (2 × 10–2)
20. Suatu larutan penyangga yang terdiri atas larutan = 2 – log 2
NH3 (Kb NH 3 = 2 × 10–5) dan NH 4Br dengan = 2 – (0,30)
volume yang sama memiliki pH = 9 + log 3. = 1,70
Perbandingan konsentrasi antara larutan NH3 pH setelah penambahan natrium formiat:
dengan NH4Br dalam larutan tersebut adalah nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH
.... 150
a. 1 : 3 = 1,0 M × 1.000
L
b. 2 : 3 = 0,15 mol
c. 2 : 5 nHCOONa = MHCOONa × VHCOONa
d. 3 : 2
100
e. 3 : 5 = 0,5 M × L
1.000
= 0,05 mol

Kimia Kelas XI 55
HCOONa(aq) → HCOO–(aq) + Na+(aq) 23. Campuran berikut ini yang merupakan larutan
penyangga dan mempunyai harga pH = pKa
[HCOO–] = [HCOONa]
garam adalah . . . .
[HCOOH] a. 200 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4Cl 0,1 M
[H+] = Ka × [HCOO − ]garam b. 100 mL NH3 0,1 M + 200 mL NH4Cl 0,1 M
c. 100 mL CH 3 COOH 0,2 M + 200 mL
[HCOOH]
= Ka × CH3COONa 0,1 M
[HCOONa]
d. 100 mL CH 3 COOH 0,1 M + 200 mL
mol HCOOH
volume total CH3COONa 0,1 M
= Ka × mol HCOONa
volume total
e. 100 mL HNO2 0,1 M + 100 mL KNO2 0,2 M
Jawaban: c
0,15 mol
= 4 × 10–4 × Larutan penyangga akan mempunyai harga
0,05 mol
pH = pKa jika jumlah mol asam lemahnya =
= 12 × 10–4 jumlah mol garamnya.
1) 200 mL NH3 0,1 M + 100 mL NH4Cl 0,1 M
pH = –log [H+]
Mol NH3 = 200 mL × 0,1 M = 20 mmol
= –log (12 × 10–4 )
Mol NH4Cl = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
= 4 – log 12
2) 100 mL NH3 0,1 M + 200 mL NH4Cl 0,1 M
= 4 – (log 2 + log 6)
Mol NH3 = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
= 4 – (0,30 + 0,78)
Mol NH4Cl = 200 mL × 0,1 M = 20 mmol
= 2,92
3) 100 mol CH 3 COOH 0,2 M + 200 mL
Perubahan pH yang terjadi
CH3COONa 0,1 M
= pH setelah penambahan – pH sebelum
Mol CH3COOH= 100 mL × 0,2 M = 20 mmol
penambahan
Mol CH 3 COONa = 200 mL × 0,1 M =
= 2,92 – 1,70
20 mmol
= 1,22
4) 100 mL CH 3 COOH 0,1 M + 200 mL
Jadi, penambahan larutan natrium formiat ke
CH3COONa 0,1 M
dalam larutan asam formiat mengakibatkan
Mol CH3COOH= 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
kenaikan pH sebesar 1,22.
Mol CH 3 COONa = 200 mL × 0,1 M =
22. Campuran antara asam lemah HA 0,2 M dengan 20 mmol
garam MA 0,4 M mempunyai pH sebesar 4,85. 5) 100 mL HNO2 0,1 M + 100 mL KNO2 0,2 M
Harga konstanta asam (Ka) HA adalah . . . . Mol HNO2 = 100 mL × 0,1 M = 10 mmol
a. 1 × 10–6 Mol KNO2 = 100 mL × 0,2 M = 20 mmol
b. 7 × 10–6 Jadi, campuran larutan yang merupakan larutan
c. 1 × 10–5 penyangga adalah 100 mL CH3COOH 0,2 M +
d. 3 × 10–5 200 mL CH3COONa 0,1 M.
e. 7 × 10–5
24. Jika 1 gram kristal NaOH (Mr = 40 g mol –1)
Jawaban: b
dimasukkan ke dalam 500 mL larutan CH3COOH
MA(aq) → M+(aq) + A–(aq) 0,1 M (Ka = 1,0 × 10–5) akan dihasilkan larutan . . . .
[A–]garam = [MA] a. asam dengan pH 3
b. penyangga dengan pH 5
pH = pKa – log
[HA ] c. penyangga dengan pH 9
[A − ]garam d. basa dengan pH 12 + log 2,5
e. penyangga dengan pH 2 – log 5
[HA ] Jawaban: b
pH = pKa – log [MA ]
massa NaOH
Mol NaOH =
[0,2] Mr NaOH
4,85 = pKa – log [0,4]
1g
pKa = 4,85 + (0,3) = 5,15 = 40 g mol−1
pKa = –log Ka
= 0,025 mol
5,15 = –log Ka
Ka = 7 × 10–6
Jadi, harga konstanta asam (Ka) HA = 7 × 10–6.

56 Larutan Penyangga dan Peranannya


Mol CH3COOH = MCH × VCH NH3(g) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)
3COOH 3COOH
Mula-mula: x mol 0,01 mol –
500
= 0,1 M × 1.000 L Reaksi : 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 0,05 mol Sisa :(x – 0,01) mol – 0,01 mol
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A) NH4Cl(aq) → NH4+(aq) + Cl(aq)
Mula-mula: 0,025 mol 0,05 mol – –
Reaksi : 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol [NH4+]garam = [NH4Cl]
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– [NH3 ]
Sisa : – 0,025 mol 0,025 mol 0,025 mol [OH–] = Kb ×
[NH+4 ]garam
Larutan tersisa asam lemah dan garamnya
[NH3 ]
sehingga terbentuk larutan penyangga. [OH–] = Kb × [NH Cl]
4
CH3COONa(aq) → Na+(aq) + CH3COO–(aq)
mol NH3
[CH3COO–]garam = [CH3COONa] [OH–] = Kb × volume total
mol NH4Cl
[CH3COOH] volume total
[H+] = Ka ×
[CH3COO − ]garam
(x − 0,01)mol
4 × 10–6 = 2 × 10–5 × 0,01 mol
[CH3COOH]
[H+] = Ka × [CH3COONa] 2 × 10–3 = (x – 0,01)
x = 0,012
mol CH3COOH/ volume total VNH = nNH × 22,4 L mol–1
= Ka × 3 3
mol CH3COONa/ volume total = 0,012 mol × 22,4 L mol–1
0,025 mol = 0,2688 L
= 1,0 × 10–5 × = 1,0 × 10–5
0,025 mol = 268,8 mL
pH = –log [H+] = –log (1,0 × 10–5) = 5 Jadi, volume gas NH3 yang dialirkan (diukur ada
Jadi, penambahan kristal NaOH ke dalam larutan keadaan standar) sebanyak 268,8 mL.
CH 3 COOH tersebut menghasilkan larutan 26. Suatu campuran terbuat dari 200 mL larutan
penyangga dengan pH 5. anilina 0,05 M (Kb C6H5NH2 = 4 × 10–10) dan
50 mL larutan HCl 0,1 M. Pernyataan yang
25. Gas amoniak dialirkan ke dalam 100 mL larutan
sesuai dengan campuran tersebut adalah . . .
HCl 0,1 M sehingga terbentuk larutan penyangga
a. [H+] = 4 × 10–10.
dengan pH 8 + log 4. Jika Kb NH3 = 2 × 10–5,
b. pH larutan = 4 + log 4.
volume gas NH 3 yang dialirkan (diukur pada
c. [C6H5NH2] < [C6H5NH3+].
keadaan standar) sebanyak . . . .
d. jumlah ion Cl– > 0,005 mol.
a. 134,4 mL
e. terbentuk larutan penyangga asam.
b. 224,0 mL
Jawaban: b
c. 268,8 mL
nC H NH = MC H NH × VC H NH
d. 336,0 mL 6 5 2 6 5 2 6 5 2

e. 448,0 mL 200
= 0,05 M × 1.000
L
Jawaban: c
Misal: = 0,01 mol
nNH = x mol nHCl = MHCl × VHCl
3
nHCl = MHCl × VHCl 50
= 0,1 M × 1.000
L
100
= 0,1 M × 1.000
L = 0,005 mol
C6H5NH2(aq) + HCl(aq) → C6H5NH3Cl(aq)
= 0,01 mol
Mula-mula: 0,01 mol 0,005 mol –
pOH = 14 – pH Reaksi : 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol
= 14 – (8 + log 4) ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 6 – log 4 Sisa : 0,005 mol – 0,005 mol
pOH = –log [OH–] Campuran 200 mL larutan anilina 0,05 M dan
6 – log 4 = –log [OH–] 50 mL larutan HCl 0,1 M membentuk larutan
penyangga basa karena setelah bereaksi tersisa
–log (4 × 10–6) = –log [OH–]
basa lemah C6H5NH2 dengan asam konjugasinya
[OH–] = 4 × 10–6 atau garam C6H5NH3Cl.

Kimia Kelas XI 57
C6H5NH3Cl(aq) → C6H5NH3+(aq) + Cl–(aq) 2 × 10 −7mol
Mol CH3COONa = = 0,2 mol
10 −6
[C6H5NH3+]garam = [Cl–] = [C6H5NH3Cl]
Massa CH3COONa
Mol asam konjugasi (C 6H 5NH 3+) = mol Cl – = = mol CH3COONa × Mr CH3COONa
mol C6H5NH3Cl = 0,005 mol
= 0,2 mol × 82 g mol–1
[OH–] = Kb ×
[C6H5NH2 ] = 16,4 gram
[C6H5NH3+ ]garam Jadi, massa garam CH3COONa yang ditambahkan
[C6H5NH2 ]
ke dalam larutan sebanyak 16,4 gram.
= Kb ×
[C6H5NH3Cl] 28. Darah manusia mempunyai pH konstan
mol C6H5NH2 mendekati 7,4 meskipun zat-zat yang bersifat
volume total
= Kb × mol C6H5NH3Cl asam dan basa terus-menerus masuk ke dalam
volume total darah. Hal ini karena dalam darah manusia
0,005 mol
terdapat kesetimbangan . . . .
= 4 × 10–10 × 0,005 mol a. H+(aq) + H2O(A) U H3O+(aq)
= 4 × 10–10 b. H2O(A) U H+(aq) + OH–(aq)
pH = 14 – pOH c. H2CO3(aq) U H+(aq) + HCO3–(aq)
= 14 – (–log [OH–]) d. H3PO4(aq) U 3H+(aq) + PO43–(aq)
= 14 – (–log (4 × 10–10))
= 14 – (10 – log 4) e. H2CO3(aq) U 2H+(aq) + CO32–(aq)
= 4 + log 4 Jawaban: c
Jadi, Pernyataan yang sesuai dengan campuran Cairan dalam tubuh makhluk hidup merupakan
tersebut adalah pH larutan = 4 + log 4. larutan penyangga. Contoh plasma darah (cairan
darah) mengandung gas CO2 yang membentuk
27. Larutan penyangga dengan pH = 6 dapat dibuat pasangan asam-basa konjugasi antara asam
dengan menambahkan garam CH 3 COONa karbonat dan ion hidrogen karbonat. Campuran
(Mr = 82 g mol –1) ke dalam 200 mL larutan ini membentuk larutan penyangga untuk memper-
CH3COOH 0,1 M. Jika diketahui Ka CH3COOH tahankan pH larutan/cairan di luar sel darah.
= 1 × 10 –5 , massa garam CH 3COONa yang H2CO 3 akan menyangga apabila basa (OH –)
ditambahkan ke dalam larutan sebanyak . . . . masuk ke dalam tubuh. Reaksinya sebagai
a. 4,10 gram d. 16,4 gram berikut.
b. 8,20 gram e. 20,5 gram H2CO3(aq) + OH–(aq) U HCO3–(aq) + H2O(A)
c. 12,3 gram Ion bikarbonat akan menyangga apabila asam
Jawaban: d (H+) masuk ke dalam tubuh. Reaksinya sebagai
pH = –log [H+] berikut.
6 = –log [H+] HCO3–(aq) + H+(aq) U H2CO3(aq)
–log (1 × 10 ) = –log [H+]
–6
29. Larutan penyangga dapat dibuat dari campuran
[H+] = 1 × 10–6 larutan HCOOH dengan larutan Ca(OH) 2 .
nCH COOH = MCH COOH × VCH COOH Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
3 3 3

200 diperoleh data sebagai berikut.


= 0,1 M × 1.000
L

= 0,02 mol
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
[CH3COO–]garam = [CH3COONa]
[CH3COOH]
[H+] = Ka × [CH3COO − ]garam
Jika diketahui Ka HCOOH = 1 × 10–4, urutan
[CH3COOH] percobaan berdasarkan kenaikan pH larutan
[H+] = Ka × [CH3COONa] penyangga yang terbentuk adalah . . . .
mol CH3COOH a. (1), (2), dan (3)
volume total
[H+] = Ka × mol CH3COONa b. (2), (1), dan (3)
volume total c. (2), (3), dan (1)
0,02 mol d. (3), (2), dan (1)
1 × 10–6 = 1 × 10–5 × mol CH COONa e. (3), (1), dan (2)
3

58 Larutan Penyangga dan Peranannya


Jawaban: b pH = –log [H+]
Percobaan (1) = –log (1,25 × 10–4)
nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH = 4 – log 1,25
= 0,2 M × 200 mL = 40 mmol = 4 – 0,1
nCa(OH) = MCa(OH) × VCa(OH) = 3,9
2 2 2
= 0,3 M × 50 mL = 15 mmol Percobaan (3)
2HCOOH(aq) + Ca(OH)2(aq) → (HCOO)2Ca(aq) + 2H2O(A) nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH
Mula-mula: 40 mmol 15 mmol – – = 0,1 M × 250 mL
Reaksi : 30 mmol 15 mmol 15 mmol 30 mmol = 25 mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 10 mmol – 15 mmol 30 mmol nCa(OH) = MCa(OH) × VCa(OH)
(HCOO)2Ca(aq) → 2HCOO–(aq) + Ca2+(aq) 2 2
= 0,2 M × 50 mL
2

[HCOO–]garam = 2[(HCOO)2Ca] = 10 mmol


[HCOOH] 2HCOOH(aq) + Ca(OH)2(aq) → (HCOO)2Ca(aq) + 2H2O(A)
[H+] = Ka × [HCOO − ]garam Mula-mula: 25 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 20 mmol 10 mmol 10 mmol 20 mmol
[HCOOH] ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= Ka × 2[(HCOO) Ca] Sisa : 5 mmol – 10 mmol 20 mmol
2

mol HCOOH (HCOO)2Ca(aq) → 2HCOO–(aq) + Ca2+(aq)


volume total
= Ka × 2 × mol (HCOO)2Ca [HCOO–]garam = 2[(HCOO)2Ca]
volume total [HCOOH]
10 mmol [H+] = Ka × [HCOO − ]garam
=1× 10–4× 2 × 15 mmol [HCOOH]
= 3,33 × 10–5 = Ka × 2[(HCOO) Ca]
pH = –log [H+] 2

= –log (3,33 × 10–5) mol HCOOH


volume total
= 5 – log 3,33 = Ka × 2 × mol (HCOO)2Ca

= 5 – 0,53 volume total

= 4,47 5 mmol
= 1 × 10–4 × 2 × 10 mmol
Percobaan (2)
nHCOOH = MHCOOH × VHCOOH = 2,5 × 10–5
pH = –log [H+]
= 0,3 M × 150 mL = –log (2,5 × 10–5)
= 45 mmol = 5 – log 2,5
nCa(OH) = MCa(OH) × VCa(OH) = 5 – 0,4
2 2 2
= 0,1 M × 100 mL = 4,6
= 10 mmol Jadi, urutan percobaan berdasarkan kenaikan pH
2HCOOH(aq) + Ca(OH)2(aq) → (HCOO)2Ca(aq) + 2H2O(A) larutan penyangga yang terbentuk yaitu (2), (1),
Mula-mula: 45 mmol 10 mmol – – dan (3).
Reaksi : 20 mmol 10 mmol 10 mmol 20 mmol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
30. Sebanyak 0,49 gram garam NaCN ditambahkan ke
Sisa : 25 mmol – 10 mmol 20 mmol dalam 100 mL larutan HCN 0,01 M (Ka = 4 × 10–6).
Perubahan pH yang terjadi pada larutan HCN
(HCOO)2Ca(aq) → 2HCOO–(aq) + Ca2+(aq)
sebelum dan sesudah penambahan garam NaCN
[HCOO–]garam = 2[(HCOO)2Ca] adalah . . . . (Ar: Na = 23 g mol–1; C = 12 g mol–1;
[HCOOH] N = 14 g mol –1; H = 1 g mol –1; log 2 = 0,3;
[H+] = Ka × [HCOO − ]garam log 4 = 0,6)
[HCOOH] a. 3,4 menjadi 6,7
= Ka × 2[(HCOO) Ca] b. 3,7 menjadi 6,4
2
mol HCOOH
c. 4,4 menjadi 6,7
= Ka × volume total d. 4,7 menjadi 6,4
2 × mol (HCOO)2Ca
volume total
e. 5,7 menjadi 6,4
25 mmol
= 1 × 10–4 × 2 × 10 mmol
= 1,25 × 10–4

Kimia Kelas XI 59
Jawaban: b Mol NH3 = MNH × VNH
3 3
pH sebelum penambahan garam HCN
200
[H+] = K a × [HCN] = 4 × 10−6 × 0,01 = 2 × 10–4 = 0,2 M × 1.000
L
pH = –log [H+] = 0,04 mol
= –log (2 × 10–4)
(NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq)
= 4 – log 2
= 4 – 0,3 [NH4+]garam = 2[(NH4)2SO4]
= 3,7 [NH3 ]
[OH–] = Kb ×
massa NaCN [NH+4 ]garam
n NaCN =
Mr NaCN
0,49 g [NH3 ]
= = Kb ×
((1× Ar Na) +(1× Ar C) +(1× Ar N)) g mol−1 2 × [(NH4 )2 SO4 ]

0,49 g mol NH3 / volume total


= = 1,8 × 10–5 ×
((1× 23) +(1× 12) +(1× 14)) g mol−1
2 × mol (NH4 )2SO4 / volume total
0,49 g
=
(23 + 12 + 14) g mol−1 0,04 mol
= 1,8 × 10–5 × 2 × 0,01mol
0,49 g
= = 3,6 × 10–5
49 g mol−1
= 0,01 mol pOH = –log [OH–]
n HCN = MHCN × VHCN = –log (3,6 × 10–5)
100
= 5 – log 3,6
= 0,01 M × 1.000
L pH = 14 – pOH
= 14 – (5 – log 3,6)
= 0,001 mol
= 9 + log 3,6
NaCN(aq) → Na+(aq) + CN–(aq)
Jadi, pH larutan yang terbentuk 9 + log 3,6.
[CN–]garam = [NaCN]
2. Misal:
pH larutan setelah penambahan garam NaCN
MNaOH = Mb M
[HCN]
[H+] = Ka × pH = –log [H+]
[CN− ]garam
[HCN] 6 – log 6 = –log [H+]
= Ka × [NaCN] –log (6 × 10–6) = –log [H+]
mol HCN [H+] = 6 × 10–6
volume total
= Ka × mol NaCN nNaOH = MNaOH × VNaOH
volume total
= Mb × 50 mL
0,001mol
= 4 × 10–6 × 0,01mol = 50Mb mmol
= 4 × 10–7 nC = MC × VC
6H5COOH 6H5COOH 6H5COOH
pH = –log [H+] = 0,1 M × 220 mL
= –log (4 × 10–7)
= 7 – log 4 = 22 mmol
C6H5COOH(aq) + NaOH(aq) → C6H5COONa(aq) + H2O(A)
= 7 – 0,6
Mula-mula: 22 mmol 50Mb mmol – –
= 6,4 Reaksi : 50Mb mol 50Mb mmol 50Mb mmol 50Mb mmol
Jadi, perubahan pH yang terjadi pada larutan ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
HCN sebelum dan sesudah penambahan garam Sisa :(22 – 50Mb) mmol – 50Mb mmol 50Mb mmol

NaCN adalah 3,7 menjadi 6,4. C6H5COONa(aq) → C6H5COO–(aq) + Na+(aq)


[C6H5COO–]garam = [C6H5COONa]
B. Uraian
[C6H5COOH]
massa (NH4 )2SO4
1. Mol (NH4)2SO4 = [H+] = Ka × [C6H5COO− ]garam
Mr (NH4 )2SO4
[C6H5COOH]
1,32 g = Ka × [C H COONa]
=
132 g mol−1 6 5
mol C6H5COOH
= 0,01 mol = Ka × volume total
mol C6H5COONa
volume total

60 Larutan Penyangga dan Peranannya


(22 − 50M b ) mmol [HF]
6 × 10–6 = 6 × 10–5 × [H+] = Ka ×
50M b mmol [F − ]garam
[HF]
5Mb = 22 – 50Mb = Ka ×
2[BaF2 ]
55Mb = 22 mol HF
M b = 0,4 volume total
= Ka × 2×mol BaF2
Jadi, konsentrasi larutan NaOH yang ditambah- volume total
kan sebesar 0,4 M.
12 mmol
3. Sebelum penambahan larutan HNO3 = 7 × 10–4 × 2 × 4 mmol
nBa(OH) = MBa(OH) × VBa(OH) = 1,05 × 10–3
2 2 2
= 0,1 M × 50 mL pH = –log [H+]
= 5 mmol = –log (1,05 × 10–3 )
nHF = MHF × VHF = 3 – log 1,05
= 0,2 M × 100 mL = 2,98
Jadi, pH larutan sebelum dan sesudah
= 20 mmol penambahan larutan HNO3 berturut-turut adalah
2HF(aq) + Ba(OH)2(aq) → BaF2(aq) + 2H2O(A)
3,15 dan 2,98.
Mula-mula : 20 mmol 5 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol 4. Misal:
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
VNH = Va L
Sisa : 10 mmol – 5 mmol 10 mmol 3
V(NH ) SO = Vg L
BaF2(aq) → Ba2+(aq) + 2F–(aq) 4 2 4
nNH = MNH × VNH
[F–]garam = 2[BaF2] 3 3
= 0,2 M × Vb L
3

[HF]
[H+] = Ka × [F − ]garam
= 0,2Vb mol
[HF] n(NH ) SO = M(NH ) SO × V(NH ) SO
4 2 4 4 2 4 4 2 4
= Ka × 2[BaF ] = 0,05 M × Vg L
2

mol HF = 0,05Vg mol


volume total
= Ka × 2×mol BaF2 pOH = 14 – pH
volume total
= 14 – (9 + log 9)
10 mmol
= 7 × 10–4 × = 5 – log 9
2 × 5 mmol
= 7 × 10–4 pOH = –log [OH–]
pH = –log [H+] 5 – log 9 = –log [OH–]
= –log (7 × 10–4 ) –log (9 × 10–5) = –log [OH–]
= 4 – log 7
[OH–] = 9 × 10–5
= 3,15
Sesudah penambahan larutan HNO3 (NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq)
nHNO = MHNO × VHNO [NH4+]garam = 2[(NH4)2SO4]
3 3 3
= 0,2 M × 10 mL [NH3 ]
= 2 mmol [OH–] = Kb ×
[NH+4 ]garam
2HNO3(aq) + BaF2(aq) → 2HF(aq) + Ba(NO3)2(aq)
Mula-mula: 2 mmol 5 mmol 10 mmol – [NH3 ]
= Kb × 2[(NH ) SO ]
Reaksi : 2 mmol 1 mmol 2 mmol 1 mmol 4 2 4
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
mol NH3
Sisa : – 4 mmol 12 mmol 1 mmol volume total
= Kb × 2 × mol (NH4 )2SO4
volume total

Kimia Kelas XI 61
0,2Vb mol [CH3COOH]
9 × 10–5 = 1,8 × 10–5 × 2 × 0,05Vg mol [H+] = Ka × [CH3COO − ]garam
5Vg = 2Vb [CH3COOH]
[H+] = Ka × 2[(CH COO) Ca]
Vb 5 3 2
= 2 mol CH3COOH
Vg
volume total
Jadi, perbandingan antara volume larutan NH3 [H+] = Ka × 2×mol (CH3COO)2Ca

0,2 M dan volume larutan (NH4)2SO4 0,05 M volume total

adalah 5 : 2. 10 mmol
2 × 10–5 = 1 × 10–5 × 2 × mol (CH COO) Ca
3 2
5. nHNO = MHNO × VHNO
2 2 2 4 × mol (CH3COO)2Ca = 10 mmol
250
= 0,2 M × L 10
1.000 mol (CH3COO)2Ca = 4
mmol
= 0,05 mol = 2,5 mmol
massa Ca(OH)2 = 2,5 × 10–3 mol
nCa(OH) =
2 Mr Ca(OH)2 Massa (CH3COO)2Ca
1,48 g = n(CH × Mr (CH
= 3COO)2Ca 3COO)2Ca
74 g mol−1
= 2,5 × 10–3
mol × 158 g mol–1
= 0,02 mol = 0,395 g
2HNO2(aq) + Ca(OH)2(aq) → Ca(NO2)2(aq) + 2H2O(A) Jadi, massa (CH 3 COO) 2 Ca yang harus
Mula-mula: 0,05 mol 0,02 mol – – ditambahkan sebanyak 0,395 g.
Reaksi : 0,04 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,04 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– 7. n HCN = MHCN × VHCN
Sisa : 0,01 mol – 0,02 mol 0,04 mol
100
Ca(NO2)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO2–(aq) = 0,1 M × 1.000
L
[NO2–]garam = 2[Ca(NO2)2] = 0,01 mol
[HNO2 ] pH = –log [H+]
[H+] = Ka × [NO −2 ]garam 6= –log [H+]
[HNO2 ] –6
–log (1 × 10 ) = –log [H+]
= Ka × 2[Ca(NO ) ]
2 2 [H+] = 1 × 10–6
mol HNO2

= Ka × volume total
2 × mol Ca(NO2 )2
XCN(aq) → X+(aq) + CN–(aq)
volume total
[CN–]garam = [XCN]
0,01 mol
= 5 × 10–4 × 2 × 0,02 mol [HCN]
[H+] = Ka ×
= 1,25 × 10–4 [CN− ]garam
pH = –log [H+]
[HCN]
= –log (1,25 × 10–4) [H+] = Ka × [XCN]
= 4 – log 1,25
Jadi, pH larutan setelah penambahan kristal mol HCN
volume total
Ca(OH)2 tersebut 4 – log 1,25. [H+] = Ka × mol XCN
volume total
6. pH = –log [H+]
5 – log 2 = –log [H+] 0,01 mol
1 × 10–6 = 4 × 10–6 × mol XCN
–log (2 × 10–5) = –log [H+]
[H+] = 2 × 10–5 4 × 10 −8
mol XCN = mol
nCH COOH = MCH COOH × VCH COOH 1× 10 −6
3 3 3
= 0,1 M × 100 mL = 0,04 mol
= 10 mmol Massa XCN = mol XCN × Mr XCN
(CH3COO)2Ca(aq) → Ca2+(aq) + 2CH3COO–(aq) 1,96 gram = 0,04 mol × ((1 × Ar X) +
(1 × Ar C) + (1 × Ar N))
[CH3COO–]garam = 2[(CH3COO)2Ca]
1,96 gram = 0,04 mol × (Ar X + (1 × 12 g mol–1)
+ (1 × 14 g mol–1))

62 Larutan Penyangga dan Peranannya


1,96 gram = 0,04 mol × (Ar X + 26 g mol–1) pH = –log [H+]
49 g mol–1 = Ar X + 26 g mol–1 = –log (1,05 × 10–4)
= 4 – log 1,05
Ar X = (49 – 26) g mol–1
Jadi, pH campuran larutan asam butirat dan
Ar X = 23 g mol–1 NaOH adalah 4 – log 1,05.
Unsur X mempunyai Ar = 23 g mol–1 sehingga
unsur X yang dimaksud adalah unsur Na. 10. a. pH larutan sebelum penambahan (campuran
larutan HCN dan KOH)
8. pH = –log [H+]
n HCN = MHCN × VHCN
6 – log 4 = –log [H+]
–log (4 × 10–6) = –log [H+] = 0,2 M × 150 mL
[H+] = 4 × 10–6 = 30 mmol
nKOH = MKOH × VKOH
CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
= 0,2 M × 100 mL
[CH3COO–]garam = [CH3COONa] = 20 mmol
[CH3COOH] HCN(aq) + KOH(aq) → KCN(aq) + H2O(A)
[H+] = Ka × [CH3COO − ]garam
Mula-mula: 30 mmol 20 mmol – –
[CH3COOH] Reaksi : 20 mmol 20 mmol 20 mmol 20 mmol
[H+] = Ka × [CH3COONa]
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 10 mmol – 20 mmol 20 m mol
[CH3COOH]
4 × 10–6 = 2 × 10–5 × [CH COONa] KCN(aq) → K+(aq) + CN–(aq)
3

[CH3COOH] 4 × 10 −6 [CN–]garam = [KCN]


= [HCN]
[CH3COONa] 2 × 10 −5
[H+] = Ka × [CN− ]garam
[CH3COOH] 1
[CH3COONa] = 5 [HCN]
= Ka × [KCN]
Jadi, perbandingan konsentrasi asam asetat
dengan natrium asetat dalam larutan penyangga mol HCN
volume total
tersebut adalah 1 : 5. = Ka × mol KCN
volume total
9. Rumus molekul asam butirat = HC4H7O2
10 mmol
nNaOH = MNaOH × VNaOH = 6 × 10–10 × 20 mmol
100 = 3 × 10–10
= 0,05 M × 1.000
L = 0,005 mol
pH = –log [H+]
nHC = MHC × VHC = –log (3 × 10–10)
4 H7 O2 4H7O2 4H7O2
200
= 10 – log 3
= 0,2 M × 1.000
L = 0,04 mol = 9,52
HC4H7O2(aq) + NaOH(aq) → C4H7O2Na(aq) + H2O(A) Jadi, pH larutan sebelum penambahan
Mula-mula: 0,04 mol 0,005 mol – – (campuran larutan HCN dan KOH) adalah
Reaksi : 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 0,005 mol 9,52.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– b. pH larutan setelah penambahan 10 mL
Sisa : 0,035 mol – 0,005 mol 0,005 mol
larutan HBr 0,2 M
C4H7O2Na(aq) → C4H7O2–(aq) + Na+(aq)
nHBr = MHBr × VHBr
[C4H7O2–]garam = [C4H7O2Na] = 0,2 M × 10 mL
[HC4H7O2 ] = 2 mmol
[H+] = Ka ×
[C4H7O−2 ]garam
KCN(aq) → K+(aq) + CN–(aq)
[HC4H7O2 ] [CN–]garam = [KCN]
= Ka ×
[C4H7O2Na]
mol CN– = mol KCN = 20 mmol
mol HC4H7 O2
volume total
HBr(aq) → H+(aq) + Br–(aq)
= Ka × mol C4H7 O2Na
volume total [H+] = [HBr]
0,035 mol mol H+ = mol HBr = 2 mmol
= 1,5 × 10–5 × 0,005 mol
= 1,05 × 10–4

Kimia Kelas XI 63
Pada saat larutan penyangga ditambahkan HCN(aq) + OH–(aq) → CN–(aq) + H2O(A)
10 mL larutan HBr 0,2 M, larutan HBr akan Mula-mula: 10 mmol 4 mmol 20 mmol –
terionisasi secara sempurna menghasilkan Reaksi : 4 mmol 4 mmol 4 mmol 4 mmol
ion H+ dan ion Br–. Ion H+ yang dihasilkan ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 6 mmol – 24 mmol 4 mmol
tersebut akan dinetralkan oleh ion CN– dari
garam sehingga konsentrasi ion CN– dalam [HCN]
larutan akan berkurang dan konsentrasi HCN [H+] = Ka × [CN− ]garam
bertambah. Berikut reaksinya. mol HCN
CN–(aq) + H+(aq) → HCN(aq) volume total
= Ka × mol CN−
Mula-mula: 20 mmol 2 mmol 10 mmol volume total
Reaksi : 2 mmol 2 mmol 2 mmol
6 mmol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– = 6 × 10–10 × 24 mmol
Sisa : 18 mmol – 12 mmol
= 1,5 × 10–10
[HCN]
[H+] = Ka × pH = –log [H+]
[CN− ]garam
= –log (1,5 × 10–10)
mol HCN = 10 – log 1,5
= Ka ×
volume total = 9,82
mol CN−
volume total
Jadi, pH setelah penambahan 10 mL larutan
NaOH 0,4 M adalah 9,82.
12 mmol
= 6 × 10–10 × 18 mmol d. pH larutan setelah penambahan 1 L air
=4× 10–10 (pengenceran)
pH = –log [H+] Sebelum ditambahkan air, volume larutan
= –log (4 × 10–10) = 150 mL + 100 mL = 250 mL
= 10 – log 4 Volume setelah penambahan 1 L air
= 9,40 (pengenceran) = 1000 mL + 250 mL
Jadi, pH setelah penambahan 10 mL larutan = 1.250 mL
nHCN (sisa reaksi a)
HBr 0,2 M adalah 9,40. [HCN] =
volume larutan
c. pH larutan setelah penambahan 10 mL 10 mmol
larutan NaOH 0,4 M = 1.250 mL
nNaOH = MNaOH × VNaOH = 8 × 10–3 M
= 0,4 M × 10 mL nKCN (sisa reaksi a)
[KCN] =
= 4 mmol volume larutan
20 mmol
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq) = 1.250 mL
[OH–]garam = [NaOH] = 1,6 × 10–2 M
[HCN]
mol OH– = mol NaOH = 4 mmol [H+] = Ka × [CN− ]garam
Pada saat larutan penyangga ditambahkan
[HCN]
10 mL larutan NaOH 0,4 M, larutan NaOH = Ka × [KCN]
akan terionisasi secara sempurna meng-
8 × 10 −3
hasilkan ion Na+ dan ion OH–. Ion OH– yang = 6 × 10–10 × 1,6 × 10 −2
dihasilkan tersebut akan dinetralkan oleh
= 3 × 10–10
HCN sehingga konsentrasi HCN dalam
pH = –log [H+]
larutan akan berkurang dan konsentrasi CN–
= –log (3 × 10–10)
bertambah. Berikut reaksinya.
= 10 – log 3
= 9,52
Jadi, pH larutan setelah penambahan
1 L air adalah 9,52.

64 Larutan Penyangga dan Peranannya


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menentukan konsentrasi/kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam-basa dan
2. menganalisis kurva titrasi asam-basa.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. menghargai reaksi antara larutan asam dengan basa sebagai salah satu karunia Tuhan Yang Maha Esa dan mensyukurinya
dengan memanfaatkan secara bijaksana;
2. berperilaku teliti, tekun, dan kritis dalam mengumpulkan informasi mengenai titrasi asam-basa;
3. menunjukkan perilaku kerja sama, saling menghargai, santun, serta peduli lingkungan dalam berdiskusi dan mengerjakan
praktikum di laboratorium.

Titrasi Asam-Basa

Mempelajari

Titrasi Asam-Basa

Mencakup

• Stoikiometri Titrasi Asam-Basa


• Kurva Titrasi Asam-Basa

Mampu

• Menjelaskan metode titrasi asam-basa dan kegunaannya.


• Menentukan konsentrasi dan kemurnian suatu zat melalui titrasi asam-basa.
• Mendeskripsikan kurva titrasi asam-basa dan menentukan titik ekuivalen serta titik akhir
titrasi.
• Menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa.
• Menganalisis kurva titrasi asam-basa berdasarkan data percobaan.
• Menyajikan hasil uji alkalinitas air dari berbagai sumber.
• Mensyukuri adanya reaksi netralisasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
• Bersikap kritis, tekun, teliti, dan jujur dalam melakukan percobaan.
• Menjunjung tinggi sikap kerja sama, saling menghargai, dan santun dalam berdiskusi.

Kimia Kelas XI 65
A. Pilihan Ganda 6. Jawaban: e
Volume KOH yang diperlukan untuk titrasi = 30 mL
1. Jawaban: e
(V × M × n)HCOOH = (V × M × n)KOH
Titrat merupakan zat yang akan dititrasi dan
berada dalam labu Erlenmeyer. Zat yang (20 mL × M × 1)HCOOH = 30 mL × 0,2 M × 1
berfungsi sebagai titrat adalah larutan amonium 20 mL × MHCOOH = 6 mmol
hidroksida. Adapun asam klorida merupakan titran MHCOOH = 0,30 M
atau titer yaitu larutan baku yang berada dalam
Jadi, konsentrasi HCOOH adalah 0,30 M.
buret. Metil merah berfungsi sebagai indikator. Air
dan amonium klorida merupakan hasil dari reaksi 7. Jawaban: a
asam-basa yang terjadi. H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O(A)
VH C O = 25 mL
2. Jawaban: a 2 2 4
VNaOH = 10 mL
Indikator biasanya bersifat asam lemah. Apabila
MNaOH = 0,01 M
indikator yang ditambahkan ke dalam larutan titrat
(V × M × n)H C O = (V × M × n)NaOH
terlalu banyak, akan memengaruhi pH larutan. Hal 2 2 4

ini akan mengakibatkan hasil titrasi menjadi tidak 25 mL × MH C O × 2 = 10 mL × 0,01 M × 1


2 2 4
tepat. Oleh karena itu, penambahan indikator ke 50 mL × MH C O = 0,1 mmol
2 2 4
dalam larutan harus sedikit mungkin agar tidak MH C O = 0,002 M
2 2 4
mengubah pH larutan.
[H+] = K a × Ma
3. Jawaban: d
Indikator fenolftalein tidak sesuai jika digunakan = K a × MH2C2O4
sebagai indikator dalam titrasi antara basa lemah
dengan asam kuat karena titik ekuivalen titrasi = 5 × 10−2 × 0,002
terjadi pada pH di bawah 7. Sementara itu, trayek = 1× 10−4 = 1 × 10–2
fenolftalein berada pada pH antara 8,2–10,2. Oleh pH = –log [H+] = –log (1 × 10–2) = 2 – log 1
karena itu, fenolftalein akan menunjukkan perubahan Jadi, pH larutan H2C2O4 mula-mula adalah
warna jauh sebelum titik ekuivalen tercapai. 2 – log 1.
4. Jawaban: d 8. Jawaban: b
Titrasi antara larutan asam asetat dengan larutan Massa cuplikan = 0,5 gram
kalium hidroksida merupakan titrasi antara asam VHCl = 25 mL
lemah dengan basa kuat. Titik ekuivalen titrasi
tersebut terjadi pada pH > 7. Trayek pH metil MHCl = 0,1 M
jingga adalah 3,1–4,4, metil merah 4,2–6,3, timol Mol ekuivalen HCl = mol ekuivalen NaOH
biru 1,2–2,8, dan bromtimol biru 6,0–7,6. Jika (V × M × n)HCl = (V × M × n)NaOH
menggunakan indikator-indikator tersebut, larutan 25 mL × 0,1 M × 1 = mol NaOH × 1
akan berubah warna jauh sebelum titik ekuivalen. mol NaOH = 2,5 mmol = 2,5 × 10–3 mol
Indikator yang sesuai adalah kresol ungu dengan Massa NaOH = mol NaOH × Mr NaOH
trayek 7,6–9,2. = 2,5 × 10–3 mol × 40 g mol–1
= 0,1 gram
5. Jawaban: c
massa NaOH
(15 + 16 + 14) mL Kadar NaOH = × 100%
Volume rata-rata Ca(OH)2 = 3
massa cuplikan
= 15 mL 0,1 gram
VHCl = 10 mL = 0,5 gram
× 100%
MCa(OH) = 0,1 M = 20%
2
(V × M × n)HCl = (V × M × n)Ca(OH) Jadi, kadar NaOH dalam cuplikan adalah 20%.
2
10 mL × MHCl × 1 = 15 mL × 0,1 M × 2 9. Jawaban: c
3 mmol Massa L(OH)2 = 0,58 gram
MHCl = 10 mL = 0,3 M
VH SO = 100 mL
2 4
Jadi, konsentrasi HCl sebesar 0,3 M. MH SO = 0,1 M
2 4

66 Titrasi Asam-Basa
Mol ekuivalen L(OH)2 = mol ekuivalen H2SO4 2. MH PO = 0,05 M
3 4
(V × M × n)L(OH) = (V × M × n)H SO VH PO = 30 mL
2 2 4 3 4
mol L(OH)2 × 2 = 100 mL × 0,1 M × 2 VCa(OH) = 50 mL
2
mol L(OH)2 = 10 mmol = 0,01 mol (V × M × n)Ca(OH) = (V × M × n)H PO
2 3 4
massa L(OH)2 50 mL × MCa(OH) × 2 = 30 mL × 0,05 M × 3
mol L(OH)2 = 2
M r L(OH)2 4,5 mmol
MCa(OH) = 100 mL = 0,045 M
2
0,58 g
0,01 mol = mol Ca(OH)2 = MCa(OH) × VCa(OH)
M r L(OH)2
2 2
= 0,045 M × 50 mL
0,58 g
Mr L(OH)2 = 0,01 mol
= 58 g mol–1 = 2,25 mmol
= 2,25 × 10–3 mol
Mr L(OH)2 = Ar L + (2 × Ar O) + (2 × Ar H)
Massa Ca(OH)2 = mol Ca(OH)2 × Mr Ca(OH)2
58 = Ar L + (2 × 16) + (2 × 1)
Ar L = 58 – 32 – 2 = 24 g mol–1 = 2,25 × 10–3 mol × 74 g mol–1
Jadi, massa atom relatif logam L adalah 24 g mol–1. = 0,1665 gram
Jadi, massa Ca(OH)2 yang terdapat dalam larutan
10. Jawaban: c sebanyak 0,1665 gram.
mol AgNO3 = VAgNO × MAgNO
3 3 3. Tentukan volume masing-masing titran yang
= 15 mL × 0,2 M
diperlukan dalam titrasi berikut, lalu buatlah grafik
= 3 mmol
titrasi asam-basanya!
mol HCl = VHCl × MHCl
a. Sebanyak 25 mL H 2CO 3 0,03 M dititrasi
= 20 mL × 0,2 M
dengan NaOH 0,05 M.
= 4 mmol
b. Sebanyak 20 mL NH4OH 0,15 M dititrasi
AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
dengan HCl 0,12 M.
Mula-mula : 3 mmol 4 mmol – –
Reaksi : 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol Jawaban:
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– a. (V × N)H CO = (V × N)NaOH
2 3
Sisa : – 1 mmol 3 mmol 3 mmol (V × M × n)H CO = (V × M × n)NaOH
2 3
Kelebihan HCl dinetralkan dengan larutan NaOH 25 mL × 0,03 M × 2 = VNaOH × 0,05 M × 1
0,1 M.
1,5 mmol
HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(A) VNaOH = = 30 mL
0,05 M
Mol ekuivalen NaOH = mol ekuivalen HCl Jadi, volume larutan NaOH 0,05 M yang
(V × M × n)HCl = (V × M × n)NaOH diperlukan sebanyak 30 mL.
1 mmol × 1 = VNaOH × 0,1 M × 1
Titik ekuivalen terjadi saat volume NaOH
1 mmol sebanyak 30 mL dengan pH > 7.
VNaOH = 0,1 M
= 10 mL
pH
Jadi, volume NaOH 0,1 M yang diperlukan untuk me-
netralkan kelebihan larutan HCl sebanyak 10 mL.

pH titik
B. Uraian 8
ekuivalen ± 8
7
1. Standarisasi larutan natrium hidroksida (NaOH)
sebelum digunakan untuk menitrasi bertujuan
mengetahui konsentrasi natrium hidroksida yang
sebenarnya. Larutan NaOH merupakan larutan
yang bersifat higroskopis dan mudah bereaksi
mL
dengan karbon dioksida di udara sehingga selama 30
Volume NaOH 0,05 M
disimpan konsentrasi larutan NaOH dapat
berubah. Oleh karena itu, larutan NaOH harus
b. (V × N )NH OH = (V × N)HCl
distandardisasi dengan cara dititrasi meng- 4
(V × M × n)NH OH = (V × M × n)HCl
gunakan larutan standard primer, misal larutan 4

asam oksalat. 20 mL × 0,15 M × 1 = VHCl × 0,12 M × 1


3 mmol
VHCl = 0,12 M
= 25 mL

Kimia Kelas XI 67
Jadi, volume larutan HCl 0,12 M yang massa C6H5COOH
diperlukan sebanyak 25 mL. = mol C6H5COOH × Mr C6H5COOH
Titik ekuivalen terjadi saat volume HCl = 0,025 mol × 122 g mol–1
sebanyak 25 mL dengan pH < 7. = 3,05 gram
pH massa C6H5COOH
kadar C6H5COOH = massa cuplikan
× 100%

3,05 g
= 5g
× 100%
= 61%
7 Jadi, kadar asam benzoat dalam cuplikan sebesar
61%.
pH titik ekuivalen < 7
5. Volume sampel = 50 mL
Volume H2SO4 = 14 mL
mL
MH SO = 0,02 M
2 4
25
Volume HCl 0,12 M Mr CaCO3 = 50 g mol–1
CaCO3 + H2SO4 → CaSO4 + H2O + CO2
4. Pada saat titrasi:
Mol CaCO3 = mol H2SO4
MNaOH = 0,05 M
= (V × M )H SO
VNaOH = 10 mL 2 4

VC H COOH = 20 mL = 14 mL × 0,02 M
6 5
= 0,28 mmol
(V × M × n)C H COOH = (V × M × n)NaOH
6 5 = 2,8 × 10–4 mol
20 mL × MC H COOH × 1 = 10 mL × 0,05 M × 1 Massa CaCO3 dalam 50 mL sampel
6 5
0,5 mmol = mol CaCO3 × Mr CaCO3
MC = = 0,025 M
6H5COOH 20 mL = 2,8 × 10–4 mol × 100 g mol–1
MC H COOH dalam 20 mL larutan = MC H COOH = 2,8 × 10–2 gram
6 5 6 5
= 28 mg
dalam 100 mL larutan = 0,025 M
massa CaCO 3 (mg)
Pengenceran: ppm CaCO3 dalam sampel =
volume (L)
V1 = 25 mL
V2 = 100 mL 28 mg
= 0,05 L
M2 = 0,025 M
V1 × M1 = V2 × M2 = 560 mg L–1
25 mL × M1 = 100 mL × 0,025 M = 560 ppm
2,5 mmol
Jadi, alkalinitas air dalam sampel sebesar 560 ppm.
M1 = 25 mL
= 0,1 M
MC H COOH dalam 25 mL larutan = MC H COOH
6 5 6 5
dalam 250 mL larutan = 0,1 M
mol C6H5COOH = MC H COOH × VC H COOH
6 5 6 5
= 0,1 M × 250 mL
= 25 mmol
= 0,025 mol

68 Titrasi Asam-Basa
A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: d
1. Jawaban: a ⎛ 20 + 20 + 20 ⎞
VHCl rata-rata = ⎜ 3 ⎟ mL = 20 mL
Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, ⎝ ⎠
sebelum titrasi dilakukan pH larutan merupakan ⎛ 12 + 13 + 14 ⎞
pH larutan asam lemah (pH < 7). Saat titrasi mulai VBa(OH) rata-rata = ⎜ 3 ⎟ mL = 13 mL
2 ⎝ ⎠
dilakukan dan sebelum mencapai titik ekuivalen, MBa(OH) = 0,1 M
sebagian larutan asam lemah bereaksi dengan 2
(V × M × n)HCl = (V × M × n)Ba(OH)
larutan basa kuat membentuk garam dan air. 2

Pada keadaan ini terbentuk larutan penyangga 20 mL × MHCl × 1 = 13 mL × 0,1 M × 2


asam yaitu sisa asam lemah dengan garamnya. MHCl = 0,130 M
Pada saat titik ekuivalen tercapai, semua larutan Jadi, konsentrasi larutan HCl adalah 0,130 M.
asam lemah habis bereaksi dengan larutan basa
kuat membentuk garam dan air. Garam tersebut 5. Jawaban: c
terhidrolisis sebagian dan bersifat basa sehingga MKOH = 0,1 M
pH larutan pada titik ekuivalen lebih besar dari 7. VKOH = 25 mL
Setelah titik ekuivalen, larutan bersifat basa VHCl = 20 mL
(pH > 7) karena terdapat kelebihan ion OH–. (V × M × n)HCl = (V × M × n)KOH
2. Jawaban: a 20 mL × MHCl × 1 = 25 mL × 0,1 M × 1
Reaksi netralisasi merupakan reaksi antara asam 2,5 mmol
MHCl = = 0,125 M
dengan basa yang menghasilkan air dan garam. 20 mL
HCl (asam klorida) merupakan asam kuat yang mol HCl = MHCl × VHCl
dapat dinetralkan dengan basa lemah maupun = 0,125 M × 20 mL
basa kuat, misalnya KOH, NaOH, dan Ba(OH)2. = 2,5 mmol
Larutan akan menjadi netral jika mol ekuivalen = 2,5 × 10–3 mol
asam sama dengan mol ekuivalen basa. HNO3 massa HCl = mol HCl × Mr HCl
dan HClO4 termasuk asam sehingga tidak dapat = 2,5 × 10–3 mol × 36,5 g mol–1
digunakan untuk menetralkan HCl. = 0,09125 gram
1) mol ekuivalen HCl = V × M × n = 91,25 mg
= 50 mL × 0,03 M × 1 Jadi, massa HCl yang terdapat dalam 20 mL
= 1,5 mmol larutan sebanyak 91,25 mg.
2) mol ekuivalen KOH = V × M × n
= 15 mL × 0,1 M × 1 6. Jawaban: a
= 1,5 mmol VCH COOH = 10 mL
3
3) mol ekuivalen NaOH = V × M × n VNaOH = 40 mL
= 10 mL × 0,2 M × 1 MNaOH = 0,1 M
= 2 mmol (V × M × n)CH COOH = (V × M × n)NaOH
3
4) mol ekuivalen Ca(OH)2 = V × M × n 10 mL × MCH COOH × 1 = 40 mL × 0,1 M × 1
= 5 mL × 0,2 M × 2 3

= 2 mmol 4 mmol
MCH = 10 mL = 0,4 M
Jadi, 50 mL larutan HCl 0,03 M dapat dinetralkan 3COOH

oleh 15 mL larutan KOH 0,1 M. mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3

3. Jawaban: c = 0,4 M × 10 mL
MHX = 0,2 M = 4 mmol
VHX = 20 mL = 0,004 mol
VLOH = 10 mL Massa CH3COOH dalam 10 mL larutan asam cuka
= mol CH3COOH × Mr CH3COOH
(V × M × n)LOH = (V × M × n)HX
= 0,004 mol × 60 g mol–1
10 mL × MLOH × 1 = 20 mL × 0,2 M × 1 = 0,24 gram
4 mmol
MLOH = 10 mL = 0,4 M
Jadi, konsentrasi larutan LOH sebesar 0,4 M.

Kimia Kelas XI 69
Massa 10 mL larutan asam cuka massa NaOH = mol NaOH × Mr NaOH
=ρ×V = 2 × 10–3 mol × 40 g mol–1
= 950 g L–1 × 10 mL = 0,08 gram
= 950 g L–1 × 0,01 L massa NaOH
= 9,5 gram kadar NaOH = massa cuplikan
× 100%
massa CH3COOH
kadar asam cuka = × 100% 0,08 gram
massa larutan = 2 gram
× 100%
0,24 = 4%
= 9,5
× 100%
Jadi, kadar NaOH dalam cuplikan sebesar 4%.
= 2,53%
10. Jawaban: c
Jadi, kadar asam cuka sebesar 2,53%.
mol KOH = MKOH × VKOH
7. Jawaban: b = 0,25 M × 200 mL
Titik ekuivalen pada titrasi larutan HNO3 0,1 M = 50 mmol
(asam kuat) dengan larutan KOH 0,1 M (basa Misal: mol HCl = y mmol
kuat) terjadi pada pH = 7. Indikator yang tepat Gas HCl habis bereaksi dengan larutan KOH.
untuk menunjukkan titik ekuivalen tersebut adalah
HCl + KOH → KCl + H2O
bromtimol biru karena pH titik ekuivalen berada
Mula-mula : y 50 – –
pada kisaran pH bromtimol biru (6,0 – 7,6).
Reaksi : y y y y
8. Jawaban: d –––––––––––––––––––––––––––––––––
Pada awal titrasi pH larutan merupakan pH larutan Sisa : – 50 – y y y
titrat yaitu CH3COOH (pH < 7). Ketika larutan Sisa larutan KOH dapat dinetralkan oleh 50 mL
NaOH mulai ditambahkan, sebagian larutan larutan H2SO4 0,4 M.
CH 3 COOH bereaksi dengan larutan NaOH VH SO = 50 mL
membentuk garam CH3COONa. Oleh karena di 2 4
MH SO = 0,4 M
dalam titrat terdapat garam CH 3COONa dan 2 4

larutan CH3COOH maka pH larutan merupakan Mol KOH = (50 – y) mmol


pH larutan buffer. pH buffer ditandai dengan pH (V × M × n)KOH = (V × M × n)H SO
2 4
larutan yang tidak berubah dengan penambahan (mol × n)KOH = (V × M × n)H SO
2 4
sedikit titran. pH buffer ditunjukkan pada daerah (50 – y) mmol × 1 = 50 mL × 0,4 M × 2
kurva V. Pada daerah titik ekuivalen, semua 50 – y = 40
larutan CH3COOH habis bereaksi dengan larutan y = 50 – 40 = 10 mmol = 0,01 mol
NaOH membentuk garam CH3COONa dan air. VHCl = mol HCl × 22,4 L mol–1
Garam tersebut terhidrolisis sebagian dan bersifat = 0,01 mol × 22,4 L mol–1
basa sehingga pH titik ekuivalen lebih dari 7. = 0,224 L = 224 mL
Setelah titik ekuivalen (daerah Y), pH larutan Jadi, nilai x adalah 224 mL.
ditentukan oleh konsentrasi ion OH– dari larutan
NaOH yang ditambahkan. 11. Jawaban: a
Massa KOH = 2,8 gram
9. Jawaban: b Massa KOH 1.000
VNaOH = 25 mL MKOH = M r KOH
× V
MHCl = 0,1 M 2,8 g 1.000
⎛ 19 mL + 21 mL + 20 mL ⎞
= 56 g mol−1
× 500 mL
VHCl rata-rata = ⎜ 3 ⎟ = 20 mL = 0,1 M
⎝ ⎠
(V × M × n)NaOH = (V × M × n)HCl VHCl = 20 mL
25 mL × MNaOH × 1 = 20 mL × 0,1 M × 1 VKOH = 25 mL
(V × M × n)KOH = (V × M × n)HCl
2 mmol
MNaOH = 25 mL = 0,08 M 25 mL × 0,1 M × 1 = 20 mL × MHCl × 1
mol NaOH = MNaOH × VNaOH 2,5 mmol
MHCl = 20 mL
= 0,125 M
= 0,08 M × 25 mL
= 2 mmol Jadi, konsentrasi HCl yang digunakan untuk
= 2 × 10–3 mol menetralkan 25 mL KOH sebesar 0,125 M.

70 Titrasi Asam-Basa
12. Jawaban: a Ca(OH)2(aq) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2H2O(A)
VHCl = 20 mL Mula-mula : 0,5 0,5 – –
Reaksi : 0,25 0,5 0,25 0,5
pH HCl = 2 – log 5 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
–log [H+] = –log 5 × 10–2 Sisa : 0,25 – 0,25 0,5
[H+] = 5 × 10–2 Vtotal = VCa(OH) + VHCl
[H+] = MHCl × valensi 2

5 × 10–2 = MHCl × 1 = (50 + 50) mL


MHCl = 5 × 10–2 M = 0,05 M = 100 mL
pH KOH = 13 + log 2 MCa(OH) =
mol sisa Ca(OH)2
pOH = 14 – (13 + log 2) 2 Vtotal
pOH = 1 – log 2 =
0,25 mmol
–log [OH–] = –log 2 × 10–1 100 mL
[OH–] = 2 × 10–1 = 2,5 × 10–3 M
[OH–] = MKOH × valensi [OH–] = MCa(OH) × valensi
2 × 10–1 = MKOH × 1 2
= 2,5 × 10–3 × 2
MKOH = 2 × 10–2 M = 0,2 M
(V × M × n)HCl = (V × M × n)KOH = 5 × 10–3 M
20 mL × 0,05 M × 1 = VKOH × 0,2 M × 1 pOH = –log [OH–]
= –log (5 × 10–3)
1 mmol
VKOH = = 5 mL = 3 – log 5
0,2 M
Jadi, volume KOH yang diperlukan sebanyak 5 mL. pH = 14 – pOH
= 14 – (3 – log 5)
13. Jawaban: b
= 11 + log 5
VHCl = 300 mL
Jadi, pH larutan campuran tersebut sebesar
Massa Ba(OH)2 = 5,13 gram 11 + log 5.
massa Ba(OH)2
mol Ba(OH)2 = 15. Jawaban: c
M r Ba(OH)2
Ba(OH)2(aq) + H2SO4(aq) → BaSO4(s) + 2H2O(A)
5,13 g Massa BaSO4 = 1,165 gram
= 171 g mol−1
massa BaSO 4
= 0,03 mol mol BaSO4 = M r BaSO 4
= 30 mmol
pH larutan pada akhir reaksi sama dengan 7, 1,165 g
= 233 g mol−1
artinya larutan HCl habis bereaksi dengan
Ba(OH)2 (terjadi reaksi penetralan). = 0,005 mol
(V × M × n)HCl = (V × M × n)Ba(OH) Berdasarkan persamaan reaksi di atas:
2
(V × M × n)HCl = mol Ba(OH)2 × n Mol Ba(OH)2 = mol H2SO4 = mol BaSO4 = 0,005 mol
300 mL × MHCl × 1 = 30 mmol × 2 mol Ba(OH)2 0,005 mol
mol H2SO 4
= 0,005 mol
60 mmol
MHCl = 300 mL = 0,2 M M Ba(OH)2 × VBa(OH)2 1
pH larutan HCl mula-mula: M H2 SO4 × VH2 SO4 =
1
[H+] = MHCl = 2 × 10–1 M
0,05 × VBa(OH)2
pH = –log [H+] = –log (2 × 10–1) = 1 – log 2 =
1
0,1× VH2 SO4 1
Jadi, pH larutan sebelum titrasi adalah 1 – log 2.
14. Jawaban: e VBa(OH)2 0,1
VH2 SO4 = 0,05
Mol Ca(OH)2 = VCa(OH) × M(Ca(OH)
2 2
= 50 mL × 0,01 M VBa(OH)2 2
= 0,5 mmol VH2 SO4 =
1
Mol HCl = VHCl × MHCl Jadi, perbandingan volume larutan Ba(OH)2 0,05 M
= 50 mL × 0,01 M dengan larutan H2SO4 0,1 M adalah 2 : 1.
= 0,5 mmol

Kimia Kelas XI 71
16. Jawaban: e pH Ca(OH)2 = 13
Titik ekuivalen terjadi jika mol ekuivalen asam pOH = 14 – pH = 14 – 13 = 1
sama dengan mol ekuivalen basa. pOH = –log [OH–]
Mol ekuivalen HCl = VHCl × MHCl × n 1 = –log [OH–]
= 20 mL × 0,30 M × 1 [OH–] = 10–1 M = 0,1 M
= 6 mmol Ca(OH)2(aq) → Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
1) Mol ekuivalen NaOH = VNaOH × MNaOH × n 1 1
[Ca(OH)2] = × [OH–] = × 0,1 M = 0,05 M
= 4 mL × 0,20 M × 1 2 2
= 0,8 mmol Mol Ca(OH)2 = MCa(OH) × VCa(OH)
2 2
2) Mol ekuivalen NaOH = VNaOH × MNaOH × n = 0,05 M × 50 mL
= 8 mL × 0,20 M × 1 = 2,5 mmol
= 1,6 mmol pH campuran = 12 + log 5 (di dalam campuran
3) Mol ekuivalen NaOH = VNaOH × MNaOH × n terdapat kelebihan basa atau Ca(OH)2)
= 15 mL × 0,20 M × 1 pOH = 14 – pH = 14 – (12 + log 5) = 2 – log 5
= 3 mmol pOH = –log [OH–]
4) Mol ekuivalen NaOH = VNaOH × MNaOH × n 2 – log 5 = –log [OH–]
= 25 mL × 0,20 M × 1 [OH–] = 5 × 10–2 M = 0,05 M
= 5 mmol Ca(OH)2(aq) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + 2H2O(A)
5) Mol ekuivalen NaOH = VNaOH × MNaOH × n Mula-mula : 2,5 0,1V – –
= 30 mL × 0,20 M × 1 Reaksi : 0,05V 0,1V 0,1V 0,2V
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 6 mmol
Sisa : (2,5 – 0,05V) – 0,1V 0,2V
Jadi, pada data 5) terjadi titik ekuivalen.
mol Ca(OH)2
17. Jawaban: d [Ca(OH)2] =
volume total
VHCl = 8 mL
pH = 2 – log 3 → pH = –log [H+] (2,5 − 0,05V ) mmol
=
50 mL + V mL
[H+] = 3 × 10–2
HCl(aq) → H (aq) + Cl–(aq)
+ ⎛ 2,5 − 0,05V ⎞
= ⎜ 50 + V ⎟ M
⎝ ⎠
[HCl] = [H+] = 3 × 10–2 M = 0,03 M
[OH–] = [Ca(OH)2] × valensi
Mr C3H5(OH)3 = 92 g mol–1
5 ⎛ 2,5 − 0,05V ⎞
(V × M × n)C H (OH) = (V × M × n)HCl = ⎜ 50 + V ⎟ ×2
3 5 3 100 ⎝ ⎠
mol C3H5(OH)3 × n = (V × M × n)HCl
5 5 − 0,1V
mol C3H5(OH)3 × 3 = 8 mL × 0,03 M × 1 100
= 50 + V
0,24 mol 250 + 5V = 500 – 10V
mol CH3H5(OH)3 = = 0,08 mmol
3 15V = 250
massa C3H5(OH)3 = mol C3H5(OH)3 × Mr C3H5(OH)3 250
V = 15 = 16,7 mL
= 0,08 mmol × 92 g mol–1
= 7,36 mg Jadi, volume larutan HCl yang ditambahkan
Jadi, massa gliserol adalah 7,36 mg. sebanyak 16,7 mL.
18. Jawaban: d 19. Jawaban: c
Larutan HCl: VHNO = 20 mL
2
pH HCl = 1
MHNO = y M
pH = –log [H+] 2

1 = –log [H+] mol HNO2 = MHNO × VHNO


2 2
[H ] = 10–1 M = 0,1 M
+ = y M × 20 mL
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq) = 20y mmol
mol KOH = MKOH × VKOH
[HCl] = [H+] = 0,1 M
Misal: VHCl = V mL = 0,04 M × 40 mL
Mol HCl = MHCl × VHCl = 1,6 mmol
HNO2(aq) + KOH(aq) → KNO2(aq) + H2O(A)
= 0,1 M × V mL Mula-mula : 20y 1,6 – –
= 0,1V mmol Reaksi : 20y 20y 20y 20y
Larutan Ca(OH)2: ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
VCa(OH) = 50 mL Sisa : – – 20y 20y
2

72 Titrasi Asam-Basa
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut: VH C O = 10 mL
2 2 4
1,6 – 20y = 0 VNaOH = 5 mL
20y = 1,6
(V × M × n)H = (V × M × n)NaOH
2C2O4·2H2O
1,6
y = MHNO = 20
= 0,08 M 10 mL × 0,05 M × 2 = 5 mL × MNaOH × 1
2

pH awal sebelum titrasi = pH larutan HNO2 awal 1 mmol = 5 mL × MNaOH


1 mmol
[H+] = K a × M HNO2 MNaOH = 5 mL = 0,2 M

Konsentrasi NaOH sebesar 0,2 M.


= 4,5 × 10−4 × 8 × 10−2
Reaksi dengan NaOH tepat mengubah H3PO4
= 36 × 10−6 menjadi HPO42–, berarti valensi H3PO4 = 2.
= 6 × 10–3 H3PO4 → HPO42– + 2H+
pH = –log [H+] = –log (6 × 10–3) = 3 – log 6
Titik ekuivalen antara NaOH dengan H3PO4 saat
pH pada titik ekuivalen:
berubah menjadi ion HPO42–:
Pada saat titik ekuivalen terbentuk garam KNO2
VNaOH = 15 mL
yang akan terhidrolisis sebagian menghasilkan ion
OH– (bersifat basa). MNaOH = 0,2 M
mol KNO VH PO = 20 mL
2
[KNO2] = volume total 3 4

(V × M × n)NaOH = (V × M × n)H PO
3 4
20 mL × 0,08 M 15 mL × 0,2 M × 1 = 20 mL × MH PO × 2
= 20 mL + 40 mL 3 4
3 mmol = 40 mL × MH PO
3 4
1,6 mmol –2 3 mmol
= 60 mL
= 2,7 × 10 M MH = = 0,075 M
3PO4 40 mL

Kw
Jadi, konsentrasi larutan H3PO4 adalah 0,075 M.
[OH–] = × [NO2− ]
Ka 21. Jawaban: b
Massa R–COOH = 0,185 g = 185 mg
10−14
= × 2,7 × 10−2 VNaOH = 20 mL
4,5 × 10−4
MNaOH = 0,125 M
= 6 × 10−13 R–COOH(aq) + NaOH(aq) → R – COONa(aq) +
= 7,7 × 10–7 H2O(A)
pOH = –log [OH–] Mol R–COOH = mol NaOH
= –log (7,7 × 10–7) Mol R–COOH = 20 mL × 0,125 M
= 7 – log 7,7 Mol R–COOH = 2,5 mmol
pH = 14 – pOH Massa
Mol R–COOH = Mr
= 14 – (7 – log 7,7)
= 7 + log 7,7 = 7,8 185 mg
2,5 mmol = Mr
Titik ekuivalen dapat ditunjukkan dengan indikator
kresol merah karena pH titik ekuivalen berada Mr = 74 g mol–1
dalam rentang pH kresol merah (7,2 – 8,0). Mr R–COOH = 74 g mol–1
pH setelah titik ekuivalen: Mr R + (Ar C + (2 · Ar O) + Ar H) = 74
Penambahan larutan KOH menyebabkan pH Mr R + (12 + (2 × 16) + 1) = 74
larutan naik. Mr R + 45 = 74
20. Jawaban: b Mr R = 29
R merupakan alkil yang mempunyai rumus umum
Massa H2C2O 4 ·2H2O 1.000
MH = × CnH2n + 1. Jika Ar C = 12 g mol–1 dan Ar H = 1 g mol–1,
2C2O4· 2H2O M r H2C2O 4 ·2H2O V
untuk Mr sejumlah 29 g mol–1 maka R = C2H5.
0,63 g
= × 1.000 Jadi, asam organik yang dimaksud adalah
126 g mol−1 100
C2H5COOH.
= 0,05 M
Oleh karena H2C2O4·2H2O dapat menetralkan
NaOH maka mol ekuivalen H2C2O4·2H2O = mol
ekuivalen NaOH.

Kimia Kelas XI 73
22. Jawaban: c Garam yang terbentuk akan terhidrolisis sebagian
mol KOH = MKOH × VKOH menghasilkan ion OH– sehingga bersifat basa (pH
titik ekuivalen > 7). Indikator yang dapat digunakan
= 0,1 M × 100 mL
dalam titrasi adalah fenolftalein. Metil merah akan
= 10 mmol
menunjukkan perubahan warna jauh sebelum titik
Vcampuran = 100 mL ekuivalen tercapai. Pada proses titrasi konsentrasi
Misal: VCH COOH = y mL NaOH yang digunakan harus diketahui karena
3
VHI = (100 – y) mL digunakan untuk menentukan konsentrasi titrat.
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH 25. Jawaban: d
3 3
= 0,2 M × y mL Mol ekuivalen H2SO4 = mol ekuivalen Ca(OH)2
= 0,2y mmol (V × M × n)H SO = (V × M × n)Ca(OH)
Mol HI = MHI × VHI 2 4 2

= 0,05 M × (100 – y) mL 50 mL × 0,02 M × 2 = 100 mL × MCa(OH) × 2


2
= (5 – 0,05y) mmol 2 mmol = 200 mL × MCa(OH)
2
Titrasi larutan CH3COOH dengan larutan KOH: 2 mmol
MCa(OH) = 200 mL = 0,01 M
CH3COOH(aq) + KOH(aq) → CH3COOK(aq) + 2
Pengenceran:
H2O(A)
V1 × M1 = V2 × M2
mol KOH = mol CH3COOH = 0,2y mmol 20 mL × M1 = 100 mL × 0,01 M
Titrasi larutan HI dengan larutan KOH: 1 mmol
M1 = 20 mL = 0,05 M
HI(aq) + KOH(aq) → KI(aq) + H2O(A)
Mol Ca(OH)2 dalam larutan awal
Mol KOH = mol HI = 5 – 0,05y mmol =M×V
Mol KOH = 10 mmol = 0,05 M × 20 mL
0,2y mmol + (5 – 0,05y) mmol = 10 mmol = 1 mmol
5 + 0,15y = 10 Massa Ca(OH)2 dalam larutan awal
0,15y = 5 = 1 mmol × 74 g mol–1
y = 33,3 mL = 74 mg
Jadi, volume larutan CH3COOH 0,2 M = 33,3 mL Jadi, massa Ca(OH) 2 dalam larutan awal
dan volume larutan HI 0,05 M = 66,7 mL. sebanyak 74 mg.
23. Jawaban: c 26. Jawaban: c
MNaOH = 0,1 M VH SO = 75 mL
VNaOH = 22 mL 2 4

pH H2SO4 = 3 – log 6
(V × M × n)C H O = (V × M × n)NaOH
–log [H+] = –log 6 × 10–3
9 8 4
mol C9H8O4 × n = (V × M × n)NaOH
mol C9H8O4 × 1 = 22 mL × 0,1 M × 1 [H+] = 6 × 10–3
mol C9H8O4 = 2,2 mmol = 2,2 × 10–3 mol H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42+(aq)
[H+ ] 6 × 10 −3 M
Massa C9H8O4 = mol C9H8O4 × Mr C9H8O4 [H2SO4] = = = 3 × 10–3 M
2 2
= 2,2 × 10–3 mol × 180 g mol–1
Mol H2SO4 = VH SO × MH SO
= 0,396 g 2 4 2 4

Jadi, massa aspirin yang terkandung dalam = 75 mL × 3 × 10–3 M


tablet tersebut adalah 0,396 g. = 0,225 mmol
VKOH = 75 ml
24. Jawaban: c pH KOH = 11 + log 4
Asam cuka merupakan asam lemah berbasa satu, pOH = 14 – (11 + log 4)
sedangkan NaOH merupakan basa kuat berasam pOH = 3 – log 4
satu. Persamaan reaksi dalam titrasi tersebut –log [OH–] = –log 4 × 10–3
sebagai berikut. [OH–] = 4 × 10–3
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) KOH(aq) → K+(aq) + OH–(aq)
+ H2O(A) [KOH] = [OH–] = 4 × 10–3
Garam yang terbentuk tidak mengendap, tetapi Mol KOH = VKOH × MKOH
tetap berupa larutan. Pada titik ekuivalen, semua = 75 mL × 4 × 10–3 M
larutan asam cuka habis bereaksi dengan larutan = 0,3 mmol
NaOH membentuk garam CH3COONa dan air.

74 Titrasi Asam-Basa
H2SO4(aq) + 2KOH(aq) → K2SO4(aq) + 2H2O(A) C2H5COOH(aq) + KOH(aq) → C2H5COOK(aq) + H2O(A)
Mula-mula : 50y 0,245 – –
Mula-mula : 0,225 0,3 – – Reaksi : 0,245 0,245 0,245 0,245
Reaksi : 0,15 0,3 0,15 0,3 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Sisa : – – 0,245 0,245
Sisa : 0,075 – 0,15 0,3
Berdasarkan reaksi di atas diperoleh:
Vtotal = VH + VKOH
2SO4 50y – 0,245 = 0
= (75 + 75) mL
= 150 mL y = 0,245 = 4,9 × 10–3 M
50
mol H2SO 4 sisa 0,075 mmol MC –3 M
[H2SO4]sisa = = 2H5 COOH = 4,9 × 10
Vtotal 150 mL

= 5 × 10–4 M MC dalam 50 mL larutan = MC


2 H5 COOH 2H 5COOH
–3
[H+] = [H2SO4] × valensi dalam 100 mL larutan = 4,9 × 10 M.
[H+] = 5 × 10–4 × 2 Pengenceran:
= 1 × 10–3 V1 = 20 mL
pH = –log [H+] V2 = 100 mL
= –log (1 × 10–3) M2 = 4,9 × 10–3 M
=3 V1 × M1 = V2 × M2
Jadi, pH larutan setelah penambahan 75 mL 20 mL × M1 = 100 mL × 4,9 × 10–3 M
larutan H2SO4 sebesar 3. 4,9 × 10−1 mmol
M1 =
20 mL
27. Jawaban: c
Titrasi dilakukan antara CH3COOH (asam lemah) = 2,45 × 10–2 M
dengan NaOH (basa kuat) dan antara HBr (asam MC H COOH dalam 20 mL larutan = MC H COOH
2 5 2 5
kuat) dengan NaOH (basa kuat). Sebelum titrasi, dalam 250 mL larutan = 2,45 × 10–2 M.
pH larutan awal pada titrasi CH3COOH lebih besar Dalam 250 mL larutan C2H5COOH:
daripada pH larutan awal pada titrasi HBr. Pada mol C2H5COOH = MC H COOH × VC H COOH
2 5 2 5
awal titrasi, mulai terbentuk garam yaitu = 2,45 × 10–2 M × 250 mL
CH3COONa dan NaBr. Akan tetapi, jumlah larutan = 6,125 mmol
asam masih banyak sehingga pH larutan belum massa C2H5COOH
berubah secara signifikan. Pada titik ekuivalen,
= mol C2H5COOH × Mr C2H5COOH
mol ekuivalen asam sama dengan mol ekuivalen
basa. Reaksi CH 3 COOH dengan NaOH = 6,125 mmol × 74 g mol–1
menghasilkan garam yang bersifat basa (pH titik = 453,25 mg
ekuivalen > 7), sedangkan reaksi HBr dengan = 0,45325 g
NaOH menghasilkan garam yang bersifat netral massa C2H5COOH
kadar C2H5COOH = × 100%
(pH titik ekuivalen = 7). Oleh karena itu, pH larutan massa sampel
hasil titrasi CH3COOH lebih besar daripada hasil 0,45325 g
titrasi HBr (konsentrasi ion H + pada titrasi 84% = × 100%
massa sampel
CH3COOH > konsentrasi ion H+ pada titrasi HBr).
Setelah titik ekuivalen, penambahan NaOH 0,45325 g
0,84 =
menyebabkan konsentrasi ion OH– semakin besar massa sampel
(konsentrasi ion H+ semakin kecil) sehingga pH 0,45325 g
semakin besar. massa sampel =
0,84

28. Jawaban: d = 0,53958 g


Pada titrasi 50 mL larutan asam propionat encer = 0,54 g
dengan 12,25 mL larutan KOH 0,02 M Jadi, jumlah sampel larutan yang dilarutkan
Mol KOH = VKOH × MKOH sebanyak 0,54 gram.
= 12,25 mL × 0,02 M 29. Jawaban: b
= 0,245 mmol
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(aq) + CO2(g)
Misal: MC H COOH = y M
2 5
VHCl = 240 mL
Mol C2H5COOH = VC H COOH × MC H COOH
2 5 2 5
MHCl = 0,1 M
= 50 mL × y M
= 50y mmol

Kimia Kelas XI 75
Mol HCl = VHCl × MHCl Jadi, jumlah molekul air pada setiap molekul
= 240 mL × 0,1 M kristal natrium karbonat adalah 10.
= 24 mmol
1 B. Uraian
Mol CaCO3 = 2 × mol HCl
1. Larutan HCOOH merupakan larutan asam lemah.
1
= × 24 mmol Konsentrasi larutan dapat ditentukan dengan cara
2
dititrasi dengan larutan basa kuat, misal NaOH.
= 12 mmol = 0,012 mol Sebelumnya, konsentrasi NaOH yang akan
Massa CaCO3 = mol CaCO3 × Mr CaCO3 digunakan sudah diketahui. Indikator yang diguna-
= 0,012 mol × 100 g mol–1 kan untuk mengetahui titik akhir titrasi dapat
= 1,2 g berupa fenolftalein. Titrasi dilakukan hingga
1,2 g larutan berubah warna menjadi merah muda
Kadar CaCO3 dalam sampel = 4g
× 100% secara konstan. Volume NaOH yang diperlukan
= 30% dicatat dan digunakan untuk menentukan
Jadi, kadar CaCO3 dalam sampel sebesar 30%. konsentrasi HCOOH sesuai persamaan:
(V × N )HCOOH = (V × N )NaOH
30. Jawaban: b
Misal: Mr Na2CO3·xH2O = y g mol–1 2. a. Kurva tersebut merupakan kurva titrasi
larutan NH4OH dengan larutan HCl. Sebelum
massa Na 2CO 3 ⋅ xH2O
Mol Na2CO3·xH2O = titrasi, pH larutan awal merupakan pH larutan
M r Na 2CO 3 ⋅ xH2O
NH4OH (basa lemah), sehingga pH larutan
14,3 g awal cukup tinggi (pH > 7). Selama titrasi,
=
y g mol−1 penambahan larutan HCl mengakibatkan
jumlah ion OH– berkurang sedangkan jumlah
14,3
= mol ion H + bertambah sehingga pH larutan
y
semakin turun. Pada titik ekuivalen, larutan
Reaksi pelarutan kristal Na2CO3·xH2O dalam air: NH4OH habis bereaksi dengan larutan HCl
NaCO3·xH2O(s) + H2O(A) ⎯→ Na2CO3(aq) dan terbentuk garam yang bersifat asam
sehingga pH titik ekuivalen kurang dari 7.
14,3
Mol Na2CO3 = mol Na2CO3·xH2O = mol b. VHCl = 20 mL
y
MHCl = 0,01 M
MOl HCl = VHCl × MHCl = 0,1 L × 1 M = 0,1 mol
VNH OH = 10 mL
Reaksi penetralan antara Na2CO3 dengan HCl. 4
(V × M × n)HCl = (V × M × n)NH OH
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2CO3(aq) 4
20 mL × 0,01 M × 1 = 10 mL × MNH OH × 1
14,3 4
m : y
0,1 – – 0,2 mmol = 10 mL × MNH OH
4
r : 0,05 0,1 0,1 0,05 0,2 mmol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– MNH = = 0,02 M
4OH 10 mL
s : – – 0,1 0,05
Jadi, konsentrasi NH4OH = 0,02 M.
Pada persamaan reaksi tersebut diperoleh:
3. Vair danau = VH SO
14,3 2 4
– 0,05 = 0 = 1 × 106 m3
y
14,3 = 1 × 109 dm3
= 0,05 = 1 × 109 L
y
14,3 pH H2SO4 = 4
y= pH = –log [H+]
0,05
4 = –log [H+]
y = 286 g mol–1
[H+] = 10–4
Mr Na2CO3 · xH2O = 286
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq)
(2 × Ar Na) + (1 × Ar C) + (3 × Ar O)
+ (2x × Ar H) + (x × Ar O) = 286 1
[H2SO4] = × [H+]
(2 × 23) + (1 × 12) + (3 × 16) + (2x × 1) 2
+ (x × 16) = 286 1
= × 10–4 M
106 + (2x) + (16x) = 286 2
18x = 180 = 5 × 10–5 M
x = 10

76 Titrasi Asam-Basa
(V × M × n)Ca(OH) = (V × M × n)H SO Mol XOH = MXOH × VXOH
2 2 4
mol Ca(OH)2 × n = (V × M × n)H SO = 0,4 M × 200 mL
2 4
= 80 mmol
mol Ca(OH)2 × 2 = 109 L × 5 × 10–5 M × 2
= 0,08 mol
mol Ca(OH)2 = 5 × 104 mol
Massa XOH
Mr Ca(OH)2 = 74 g mol–1 Mr XOH = mol XOH
Massa Ca(OH)2 = mol Ca(OH)2 x Mr Ca(OH)2
= 5 × 104 mol × 74 g mol–1 3,2 g
= 0,08 mol
= 3,7 × 106 gram
= 3,7 ton = 40 g mol–1
Jadi, massa kapur tohor yang diperlukan untuk Jadi, Mr senyawa basa tersebut adalah 40 g mol–1.
menetralkan 1 juta m3 air danau adalah 3,7 ton. 6. a. mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3
4. Misal: = 0,1 M × 30 mL
Massa NaOH = x gram = 3 mmol
x MNaOH = 0,2 M
mol NaOH = mol
40 1) pH sebelum titrasi (penambahan 0 mL
Massa KOH = (9,6 – x) gram larutan NaOH)
9,6 − x
pH awal titrasi = pH larutan CH3COOH
mol KOH = mol
56
[H+] = K a × M CH3COOH
mol HCl = MHCl × VHCl
= 1 M × 200 mL = 10−5 × 0,1
= 200 mmol
= 0,2 mol = 10−6
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(A) = 10–3
x
pH = –log [H+] = –log (10–3) = 3
mol HCl = mol NaOH = mol 2) pH larutan saat penambahan 5 mL
40
larutan NaOH
KOH(aq) + HCl(aq) → KCl(aq) + H2O(A)
mol NaOH = MNaOH × VNaOH
9,6 − x
mol HCl = mol KOH = mol = 0,2 M × 5 mL
56
= 1 mmol
x 9,6 − x CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)
mol HCl = mol + mol
40 56 Mula-mula : 3 mmol 1 mmol – –
Reaksi : 1 mmol 1 mmol 1 mmol 1 mmol
2 x 9,6 − x ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= + Sisa : 2 mmol – 1 mmol 1 mmol
10 40 56

2 1,4x + 9,6 − x Saat penambahan 5 mL larutan NaOH


= terdapat sisa CH3COOH (asam lemah)
10 56
dan CH 3 COONa (garam) sehingga
2 0,4x + 9,6
= terbentuk larutan penyangga yang
10 56
bersifat asam.
112 = 4x + 96 Mol CH3COONa = 1 mmol
4x = 16
mol CH3COOH
x=4 [H+]= Ka ×
mol CH3COONa
Massa NaOH = x = 4 gram
Massa KOH = 9,6 – x = 9,6 – 4 = 5,6 gram 2 mmol
= 10–5 ×
Jadi, massa NaOH sebanyak 4 gram dan massa 1 mmol
KOH sebanyak 5,6 gram. = 2 × 10–5
5. Reaksi netralisasi: pH = –log [H+]
(V × M × n)XOH = (V × M × n)HCl = –log (2 × 10–5)
= 5 – log 2
25 mL × MXOH × 1 = 20 mL × 0,5 M × 1
3) pH larutan saat penambahan 15 mL
25 mL × MXOH = 10 mmol larutan NaOH
10 mmol mol NaOH = MNaOH × VNaOH
MXOH = = 0,4 M
25 mL = 0,2 M × 15 mL
= 3 mmol

Kimia Kelas XI 77
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A) b. Kurva titrasi 30 mL larutan CH3COOH 0,1 M
Mula-mula : 3 mmol 3 mmol – –
Reaksi : 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol dengan larutan NaOH 0,2 M.
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – – 3 mmol 3 mmol
14
Saat penambahan 15 mL larutan, 13
CH 3 COOH habis bereaksi dengan 12
11
NaOH (titik ekuivalen) membentuk 10
garam CH 3 COONa dan air. Garam 9 Titik ekuivalen
CH3COONa terhidrolisis sebagian dan 8
menghasilkan ion OH–. 7
6
mol CH3COONa 5
[CH3COONa] = Vtotal
4
3
2
3 mmol 1
= 0
30 mL + 15 mol
5 10 15 20 25 30 35
= 6,7 × 10–2 M Volume NaOH 0,2 M (mL)

[CH3COO ] = [CH3COONa] 7. VNH4OH awal = 5 mL
= 6,7 × 10–2 M
Reaksi netralisasi 20 mL larutan NH4OH dengan
[OH–] =
Kw
× [CH3 COO − ] 15 mL larutan HCl 0,1 M terjadi sebagai berikut.
Ka
HCl(aq) + NH4OH(aq) ⎯→ NH4Cl(aq) + H2O(A)
10−14
mol HCl = VHCl × MHCl
= × 6,7 × 10−2 = 15 mL × 0,1 M
10−5
= 1,5 mmol
= 67 × 10−12 mol NH4OH = mol HCl = 1,5 mmol
= 8,2 × 10–6 mol NH4OH 1,5 mmol
MNH = = = 0,075 M
pOH = –log [OH–] 4OH VNH4 OH 20 mol
= –log (8,2 × 10–6) MNH OH dalam 100 mL larutan = MNH OH dalam
= 6 – log 8,2 4 4

pH = 14 – pH 20 mL larutan = 0,075 M.
= 14 – (6 – log 8,2) Konsentrasi NH 4OH dalam botol ditentukan
= 8 + log 8,2 dengan rumus pengenceran.
4) pH larutan saat penambahan 20 mL V1 = 5 mL
larutan NaOH V2 = 100 mL
mol NaOH = MNaOH × VNaOH M2 = 0,075 M
V1 × M1 = V2 × M2
= 0,2 M × 20 mL
5 mL × M1 = 100 mL × 0,075 M
= 4 mmol
M1 = 1,5 M
CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(A)
Mula-mula : 3 mmol 4 mmol – – MNH OH dalam 1 L larutan = MNH OH dalam 5 mL
4 4
Reaksi : 3 mmol 3 mmol 3 mmol 3 mmol larutan = 1,5 M.
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 1 mmol 3 mmol 3 mmol NH3(g) + H2O(A) → NH4OH(aq)
mol NaOH
mol NH4OH = MNH OH × VNH OH
4 4
[NaOH] = Vtotal = 1,5 M × 1 L
= 1,5 mol
1 mmol
= Mol NH3 = mol NH4OH = 1,5 mol
30 mL + 20 mL
Volume NH3 = mol NH3 × 22,4 L mol–1
= 2 × 10–2 M = 1,5 mol × 22,4 L mol–1
pOH = –log [OH–] = 33,6 liter
= –log (2 × 10–2) Jadi, volume gas NH3 yang dialirkan dalam air
= 2 – log 2 sebesar 33,6 L.
pH = 14 – pH
= 14 – (2 – log 2)
= 12 + log 2

78 Titrasi Asam-Basa
8. Mr CuSO4·xH2O = y g mol–1 Jumlah molekul air yang terdapat dalam setiap
Massa CuSO 4 ·xH2O molekul kristal adalah 5. Jadi, rumus molekul
mol CuSO4·xH2O = kristal tersebut CuSO4·5H2O.
M r CuSO 4 ·xH2O
12,5 g 9. Misal: mol Fe = x mmol
=
y g mol−1 mol HCl = MHCl × VHCl
12,5 = 0,2 M × 50 mL
= mol
y
= 10 mmol
CuSO4·xH2O(s) + xH2O(A) → CuSO4(aq) 2Fe(s) + 6HCl(aq) → 2FeCl3(s) + 3H2(g)
12,5 Mula-mula : x 10 – –
mol CuSO4 = mol CuSO4·xH2O = y
mol 3
Reaksi : x 3x x x
2
12,5
mol 25
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
mol CuSO4 y
MCuSO4 = = = y
M 3
V 0,5 L Sisa : – 10 – 3x x x
2
mol CuSO4 dalam 100 mL larutan
Kelebihan larutan HCl dititrasi dengan 16 mL
25 larutan KOH 0,25 M.
= 100 mL × y
mol
(V × M × n)HCl = (V × M × n)KOH
=
2.500
mmol =
2,5
mol mol HCl × n = (V × M × n)KOH
y y
(10 – 3x) mmol × 1 = 16 mL × 0,25 M × 1
mol NaOH = MNaOH × VNaOH (10 – 3x) mmol = 4 mmol
= 0,1 M × 300 mL 10 – 3x = 4
= 30 mmol 3x = 6
= 0,03 mol x = 2 mmol
CuSO4(aq) + 2NaOH(aq) → Cu(OH)2(s) + Na2SO4(aq) Mol Fe = 2 mmol
2,5 Massa Fe = mol Fe × Ar Fe
m : 0,03 – –
y
= 2 mmol × 56 mg mmol–1
r :
2,5 5 2,5 2,5 = 112 mg
y y y y
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– = 0,112 g
5 2,5 2,5 massa Fe
s : – (0,03 – y
) y y Kadar Fe = × 100%
massa cuplikan
Sisa larutan NaOH dinetralkan oleh 100 mL
0,112 g
larutan HCl 0,1 M = × 100%
2g
(V × M × n)NaOH = (V × M × n)HCl
mol NaOH × n = (V × M × n)HCl = 5,6%
Jadi, kadar besi dalam cuplikan sebesar 5,6%.
5
(0,03 – ) mol × 1 = 100 mL × 0,1 M × 1
y 10. Massa Na + massa Ca = 74,5 gram
Misal massa Ca = x gram
5
0,03 – y
mol = 0,01 mol massa Na = (74,5 – x) gram
x
5 mol Ca = 40 mol
0,03 – y
= 0,01
(74,5 − x )
5 mol Na = 23
mol
0,02 = y
Logam jika dilarutkan dalam air akan meng-
5 hasilkan basa dan gas H2.
y= 0,02
= 250 g mol–1
1
Na(s) + H2O(A) ⎯→ NaOH(aq) + 2 H2(g)
Mr CuSO4·xH2O = 250 g mol–1
(1 × Ar Cu) + (1 × Ar S) + (4 × Ar O) (74,5 − x ) (74,5 − x )
+ (2x × Ar H) + (x × Ar O) = 250 23
mol ~ 23
mol
(1 × 63,5) + (1 × 32) + (4 × 16) 74,5 − x
mol NaOH mol 149 − 2x
+ (2x) + (x × 16) = 250 MNaOH = Vair = 23
= M
0,5 L 23
159,5 + (18x) = 250
18x = 90,5
x = 5,02 ≈ 5

Kimia Kelas XI 79
mol NaOH dalam 100 mL larutan Mol HCl = VHCl × MHCl
149 − 2x = 140 mL × 5 M
= 23
M × 0,1 L = 700 mmol = 0,7 mol
14,9 − 0,2x 14,9 − 0,2x 0,1x
= mol 23
+ 10 = 0,7 mol
23
NaOH + HCl ⎯→ NaCl + H2 O 149 − 2x + 2,3x
230
= 0,7 mol
14,9 − 0,2x
mol HCl = mol NaOH = 23
mol 0,3x + 149 = 161
Ca(s) + 2H2O(A) ⎯→ Ca(OH)2(aq) + H2(g) 0,3x = 12
x x 12
mol ~ mol x= 0,3
= 40 gram
40 40

mol Ca(OH)2 x
mol 2x x
a) massa Ca = 40 gram
MCa(OH) = Vair = 40
= 40 M = 20 M massa Na = 34,5 gram
2 0,5 L
mol Ca(OH)2 dalam 100 mL larutan 1
b) Na(s) + H2O(A) → NaOH(aq) + 2 H2(g)
x
= 20 M × 0,1 L 1,5 mol 1,5 mol 0,75 mol
Ca(s) + 2H2O(A) → Ca(OH)2(aq) + H2(g)
0,1x
= 20 mol 1 mol 1 mol 1 mol
Mol H2 total = 0,75 mol + 1 mol
Ca(OH)2 + 2HCl ⎯→ CaCl2 + 2H2O = 1,75 mol
mol HCl = 2 × mol Ca(OH)2 VH (STP) = mol H2 × 22,4 L mol–1
2
0,1x = 1,75 mol × 22,4 L mol–1
= 2 × 20 mol = 39,2 L
Jadi, volume gas H2 yang dihasilkan sebanyak
0,2x
= 20 mol 39,2 L.

0,1x
= 10 mol

80 Titrasi Asam-Basa
A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: c
Larutan 1
1. Jawaban: e
Sifat-sifat larutan basa sebagai berikut. PP
MJ
1) Rasanya pahit. MM
2) Bersifat kaustik (merusak kulit). BTB
3) Terasa licin jika terkena kulit. 4,4 6,06,2 7,6 8,3
4) Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
6,2 < pH < 7,6
5) Apabila dilarutkan dalam air akan meng-
Larutan 2
hasilkan ion OH–.
MJ
Dengan demikian, sifat larutan basa ditunjukkan MM
oleh angka 2), 4), 5), dan 6). BTB
PP
2. Jawaban: d
4,4 6,2 7,6 8,3
Menurut Bronsted-Lowry asam adalah zat yang
bertindak sebagai pendonor proton, sedangkan 7,6 < pH < 8,3
basa adalah zat yang bertindak sebagai akseptor
6. Jawaban: c
proton. Dari kelima opsi tersebut, zat yang ber-
Asam lemah pada soal tersebut bersifat diprotik
tindak sebagai asam maupun basa adalah HS–.
atau mempunyai dua harga Ka. Secara teori, untuk
HS– bertindak sebagai asam: HS– → S2– + H+ menghitung nilai [H+] harus dihitung nilai [H+] dari
HS– betindak sebagai basa: HS– + H+ → H2S
Ka dan Ka , lalu dijumlahkan. Namun karena nilai
Sementara itu, H2C2O4, H2SO4, dan H3O+ bersifat 1 2

asam sedangkan S2– bersifat basa. K a terlalu kecil sehingga dapat diabaikan.
2
Perhitungan pH selanjutnya hanya memper-
3. Jawaban: b hatikan disosiasi pertama.
Pasangan asam-basa konjugasi dapat diartikan
sebagai dua senyawa yang mempunyai susunan [H+] = K a1 × [H 2 CO 3 ]
atom yang hampir sama tetapi mempunyai
perbedaan satu atom H. Senyawa yang = 4,5 × 10 −7 × (0,02)
mempunyai jumlah atom H lebih banyak bertindak = 9 × 10 −9
sebagai asam, sedangkan yang mempunyai
= 3 × 10–4,5
jumlah atom H lebih sedikit bertindak sebagai
pH = –log [H+]
basa. Pada kedua reaksi tersebut, yang bertindak
= –log 3 × 10–4,5
sebagai asam-basa konjugasi sebagai berikut.
= 4,5 – log 3
HSO4–(aq) + CO32–(aq) U HCO3–(aq) + SO42–(aq) Jadi, pH larutan asam karbonat sebesar 4,5 – log 3.
Asam Basa Asam Basa
konjugasi konjugasi 7. Jawaban: a
Mr HNO3 = Ar H + Ar N + (3 × Ar O)
4. Jawaban: d = 1 + 14 + (3 × 16)
Semakin besar harga Ka berarti semakin banyak = 63 g mol–1
ion H+ yang dihasilkan atau semakin kuat asam g 1.000
M= Mr × V (mL)
tersebut. Urutan kekuatan asam adalah HC > HD
> HB > HA > HE. 3,15 1.000
= 63 × 1.000
= 0,05 M

Kimia Kelas XI 81
HNO3 merupakan asam kuat:
(6 × 10 −3 ) 2
[H+] = M × valensi asam [CH3COOH] = 1,8 × 10 −5
= 0,05 × 1
= 0,05 =2M
pH = –log [H+] mol CH3COOH= [CH3COOH] × volume CH3COOH
= –log 5 × 10–2 500
= 2 M × ( 1.000 L)
= 2 – log 5
Jadi, pH larutan sebesar 2 – log 5. = 1 mol
massa CH3COOH = mol CH3COOH × Mr
8. Jawaban: d = 1 mol × 60 g mol–1
Larutan Ba(OH) 2 merupakan basa kuat dan = 60 g
larutan HCl merupakan asam kuat. Jadi, massa CH3COOH dalam 500 mL larutan
Ba(OH)2(aq) → Ba2+(aq) + 2OH–(aq) seberat 60 g.
(valensi basa 2)
pH = 12 10. Jawaban: b
pOH = 14 – 12 = 2 pH setelah penambahan H2SO4 = 3–log 2
[OH–] = 10–2 –log [H+] = 3–log 2
[OH–] = M × valensi basa [H+] = 2 × 10–3
10–2 = M × 2
[H+] = [H2SO4] × valensi asam
M = 5 × 10–3
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq) (valensi asam 1) [H+ ]
[H2SO4] =
pH = 2 Valensi asam
[H+] = 10–2 2 × 10−3
[H+] = M × valensi asam [H2SO4] =
2
10–2 = M × 1 = 1 × 10–3 M
M = 10–2 Volume H2SO4 yang ditambahkan ke dalam air:
Mol Ba(OH)2 = M × V
V1 · M1 = V2 · M2
= 0,005 M × 600 mL
= 3 mmol V1 · 8 = 4 · (1 × 10–3)
Mol HCl = M × V 4 × 10−3
= 0,01 M × 100 mL V1 =
8
= 1 mmol = 5 × 10–4 L
Ba(OH)2(aq) + 2HCl(aq) → BaCl2(aq) + 2H2O(A) = 5 × 10–1 mL
Mol mula-mula : 3 1 – –
Mol bereaksi : 0,5 1 1 2 Jadi, volume H2SO4 yang ditambahkan ke dalam
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– air sebanyak 0,5 mL.
Mol sisa : 2,5 – 1 2

Tersisa basa kuat (Ba(OH)2 sehingga pH meng- 11. Jawaban: b


gunakan rumus basa kuat. Zat pembentuk garam-garam pada tabel tersebut
sebagai berikut.
mol sisa basa 2,5
MBa(OH) = = 700 = 3,6 × 10–3 M 1) NaClO2 berasal dari basa kuat (NaOH) dan
Vtotal
2
asam lemah(HClO2). Garam ini mengalami
[OH–] = M × valensi basa hidrolisis sebagian dan bersifat basa
= 3,6 × 10–3 × 2 sehingga akan membirukan kertas lakmus.
= 7,2 × 10–3 2) K2SO4 berasal dari basa kuat (KOH) dan
pOH = –log [OH–] asam kuat (H2SO4). Garam ini tidak akan
= –log 7,2 × 10–3 mengalami hidrolisis (pH=7) sehingga kertas
= 3 – log 7,2 lakmus tidak berubah.
pH = 14 – (3 – log 7,2) 3) Al(NO3)3 berasal dari basa lemah (Al(OH)3)
= 11 + log 7,2 dan asam kuat (HNO3). Garam ini bersifat
Jadi, pH larutan yang terbentuk sebesar asam dan mengalami hidrolisis sebagian
11 + log 7,2. sehingga akan memerahkan kertas lakmus.
9. Jawaban: b 4) NaCN berasal dari basa kuat (NaOH) dan
asam lemah (HCN). Garam ini mengalami
[H+] = K a × [CH 3 COOH] hidrolisis sebagian dan bersifat basa

6 × 10–3 = (1,8 × 10 −5 )([CH 3COOH])

82 Ulangan Tengah Semester


sehingga akan membirukan kertas lakmus. SO42–(aq) + H2O(A) ⎯→ H+(aq)
5) HCOOK berasal dari basa kuat (KOH) dan Kw
asam lemah (HCOOH). Garam ini mengalami [H+] = Kb
×M
hidrolisis sebagian dan bersifat basa
Kw
sehingga akan membirukan kertas lakmus. = Kb
× [NH+4 ]
Jadi, garam yang sesuai dengan uji kertas lakmus
dan mengalami hidrolisis parsial terdapat pada 10−14
= × 0,1
nomor 1, 4, dan 5. 10−5

12. Jawaban: a = 10 −10


m = 1,96 g = 10–5
g 1.000 1,96 1.000
pH = –log [H+] = –log 10–5 = 5
MCH =· V = 98 · 200 = 0,1 M
Mr Jadi, pH larutan campuran sebesar 5.
3COOK

Garam CH3COOK terbentuk dari asam lemah 14. Jawaban: b


(CH 3COOH) dan basa kuat (KOH) sehingga Larutan yang mengalami hidrolisis total
bersifat basa. merupakan larutan dari campuran asam lemah
CH3COOK(aq) → CH3COO–(aq) + K+(aq) dan basa lemah.
0,1 M 0,1 M 0,1 M 1) (NH 4) 2SO 4 merupakan garam dari basa
CH3COO–(aq) + H2O(A) → CH3COOH(aq) + OH–(aq) lemah dan asam kuat.
2) (NH4)2CO3 merupakan merupakan garam
K+(aq + H2O(A) ⎯→
dari basa lemah dan asam lemah.
Kw 3) K2CO3 merupakan garam dari basa kuat dan
[OH–] = Ka
⋅M
asam lemah.
Kw
⋅ [CH3 COO − ] 4) Na3PO4 merupakan garam dari basa kuat
= Ka dan asam lemah.
Kw 5) KNO3 merupakan garam dari basa kuat dan
= ⋅ 0,1
Ka asam kuat.
10−14 15. Jawaban: b
= ⋅ 0,1
10−5 pH NH3 = 11
= –5 pOH NH3 = 14 – 11 = 3
10 −10 = 10 M
[OH–] = 10–3 M
pOH = –log [OH–] = –log 10–5 = 5
pH = 14 – 5 = 9 [OH–] = Kb × M
Jadi, pH larutan sebesar 9. 10–3 = K b × 0,1
13. Jawaban: c 10–6 = Kb × 0,1
mol H2SO4 = MH SO · VH SO 10 −6
2 4 2 4
= 0,1 M · 0,1 L Kb = 0,1
= 10–5
= 0,01 mol (NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq)
mol NH3 = MNH · VNH 0,2 M 0,4 M 0,2 M
3 3
= 0,2 M · 0,1 L NH4+(aq) + H2O(A) → NH4OH(aq) + H+(aq)
= 0,02 mol SO42–(aq) + H2O(A) ⎯→
H2SO4(aq) + 2NH3(aq) → (NH4)2SO4(aq)
Mol mula-mula : 0,01 0,02 Kw
Mol reaksi : 0,01 0,02 0,01
[H+] = Kb
×M
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Kw
Mol sisa : – – 0,01 mol = Kb
× [NH4+ ]
n 0,01 mol
[(NH4)2SO4] = V = 0,2 L = 0,05 M 10−14
= × 0,4
10−5
Garam (NH4) merupakan garam asam karena ber-
asal dari basa lemah (NH4OH) dan asam kuat (H2SO4).
= 4 × 10−10
(NH4)2SO4(aq) → 2NH4+(aq) + SO42–(aq) = 2 × 10–5 M
0,05 M 0,1 M 0,05 M
pH = –log [H+] = –log 2 × 10–5 = 5 – log 2
NH4+(aq) + H2O(A) → NH4OH(aq)
Jadi, pH larutan (NH4)2SO4 sebesar 5 – log 2.

Kimia Kelas XI 83
16. Jawaban: a [NaOH] = 2 × [Na2CO3]
mol NaOH = MNaOH × VNaOH = 2 × [CO32–]
= 0,4 M × 0,05 L = 2 × 0,4 M
= 0,02 mol = 0,8 M
mol H2S = MH S × VH S Massa NaOH yang diperlukan:
2 2
massa 1.000
= 0,2 M × 0,05 L M= ×
Mr 500
= 0,01 mol
massa 1.000
2NaOH(aq) + H2S(aq) → Na2S(aq) + 2H2O(aq) 0,8 = ×
40 500
Mol mula-mula : 0,02 0,01 – –
Mol reaksi : 0,02 0,01 0,01 0,02 0,8 × 40 × 500
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– massa = = 16 g
1.000
Mol sisa : – – 0,01 0,02
Jadi, massa NaOH yang dibutuhkan sebanyak
mol Na2S = 0,01 mol 16 gram.
n 0,01 mol
[Na2S] = V = 0,1 L = 0,1 M 18. Jawaban: d
Persamaan reaksi yang terjadi:
Garam Na2S merupakan garam basa karena
terbentuk dari basa kuat (NaOH) dan asam lemah NH3(aq) + C6H5COOH(aq) → C6H5COONH4(aq)
(H2S). Campuran antara NH3 (basa lemah) dengan asam
Na2S(aq) → 2Na+(aq) + S2–(aq) benzoat (C6H5COOH) akan menghasilkan garam
0,1 M 0,2 M 0,1 M yang terhidrolisis sempurna. Nilai pH dapat dicari
Na+(aq) + H2O(A) ⎯→ dengan rumus berikut.
S2–(aq) + 2H2O(A) → H2S(aq) + 2OH–(aq)
Kw
[H+] = ×Ka
Kw 2− Kb
[OH–] = Ka
⋅ [S ]
pH campuran = 7 – log 5
10 −14 [H+] = 5 × 10–7
= ⋅ 0,1 Mencari nilai Ka:
10−7
pH C6H5COOH = 4,5 – log 2
= 10−8 [H+] = 2 × 10–4,5
= 10–4 Asam benzoat (C6H5COOH) merupakan asam
pOH = –log [OH–] = –log 10–4 = 4 lemah sehingga nilai Ka dapat dicari dengan
pH = 14 – pOH = 14 – 4 = 10 rumus berikut.
Jadi, pH larutan garam yang terbentuk sebesar 10. [H+] = Ka ×M
17. Jawaban: d
Persamaan reaksi yang terjadi: 2 × 10–4,5 = K a × 0,020
2NaOH(aq) + H 2 CO 3 (aq) → Na 2 CO 3 (aq) + 4 × 10–9 = Ka × 0,02
2H2O(A) Ka = 2 × 10–7
Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq) Mencari Nilai Kb:
Larutan garam yang terbentuk bersifat basa Kw
[H+] = ×Ka
karena dihasilkan pH sebesar 11. Kb
pH = 11
10−14
pOH = 14 – 11 = 3 5 × 10–7 = × 2 × 10−7
[OH–] = 10–3 Kb

[OH–] =
Kw
× [CO23 − ] 10−14
Ka 25 × 10–14 = × 2 × 10–7
Kb

10−14
10–3 = × [CO23 − ] Kb =
10−14 × (2 × 10−7 )
4 × 10−9
25 × 10−14
10 −14 Kb = 8 × 10–9
10–6 = ×[CO32–]
4 × 10 −9
pH larutan NH3 mula-mula:
4 × 10−9 × 10−6
[CO32–] = = 0,4 M Kb × M
10−14 [OH–] =
[Na2CO3] = [CO32–]
= 8 × 10−9 × 0,06

84 Ulangan Tengah Semester


−10 [PO43–] = (4,3 × 10−11) × 10 −4
= 4,8 × 10
10−14
= 2,2 × 10–5 = 0,43
pOH = –log [OH–] [Na3PO4] = [PO43–]
= –log 2,2 × 10–5
massa
= 5 – log 2,2 MNa = × 1.000
3PO4 Mr V
pH = 14 – (5 – log 2,2)
= 9 + log 2,2
0,43 = massa × 1.000
Jadi, pH awal NH3 sebesar 9 + log 2,2. 164 250

19. Jawaban: a massa = 0,43 × 164 × 250


Kalium nitrit (KNO 2) merupakan garam basa 1.000
karena terbentuk dari basa kuat (KOH) dan asam = 17,63 gram
lemah (HNO2). Jadi, massa Na3PO4 yang dilarutkan sebesar
KNO2(aq) → K+(aq) + NO2–(aq) 17,63 gram.
K+(aq) + H2O(A) ⎯→
21. Jawaban: b
NO2–(aq) + H2O(A) U HNO2(aq) + OH–(aq)
Larutan penyangga mengandung campuran asam
Mr KNO2 = Ar K + Ar N + (2 × Ar O)
lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah
= 39 + 14 + (2 × 16)
dan asam konjugasinya. Oleh karena itu,
= 85 g mol–1
pasangan spesi kimia tersebut yang dapat
massa 1.000 membentuk larutan penyangga adalah H2CO3 dan
MKNO = ×
2 Mr 50 HCO3– dan H2PO4– dan HPO42–, dan HCO3– dan
0,68 1.000 CO32–. Namun, larutan penyangga yang terdapat
= × dalam cairan intrasel adalah H2PO4– dan HPO42–.
85 50
= 0,16 M Penyangga H2CO3 dan HCO3– terdapat dalam
[KNO2] = [NO2–] cairan ekstra sel. Adapun larutan penyangga
HCO 3– dan CO 32– tidak terdapat dalam darah
Kw manusia.
[OH–] = × [NO2− ]
Ka
22. Jawaban: a
10−14 Campuran antara NH4Cl (garam) dan NH3 (basa
= × 0,16 lemah, membentuk larutan penyangga basa.
10 −6
pKb = 5,75
= 16 × 10−10 Kb = 10–5,75
= 4 × 10–5 pH = 8,25
[OH–] × [H+] = Kw pOH = 14 – 8,25 = 5,75
4 × 10–5 × [H+] = 10–14 [OH–] = 10–5,75
10 −14 mol basa
[H+] = = 2,5 × 10–10 [OH–] = Kb ×
4 × 10 −5 mol garam
Jadi, nilai [H+] sebesar 2,5 × 10–10. mol basa
10–5,75 = 10–5,75 ×
mol garam
20. Jawaban: c
Larutan Na 3PO 4 adalah garam basa karena mol basa
= 1
terbentuk dari basa kuat (NaOH) dan asam lemah mol garam 1
(H3PO4). Jadi, perbandingan mol antara NH4Cl : NH3 adalah
Na3PO4(aq) → 3Na+(aq) + PO43–(aq) 1 : 1.
pH = 12
23. Jawaban: e
pOH = 14 – 12 = 2
Larutan penyangga adalah larutan yang dapat
[OH–] = 10–2
mempertahankan pH akibat penambahan sedikit
Kw asam, sedikit basa, atau pengenceran. Berdasar-
[OH–] = × [PO34 − ]
Ka kan keterangan tersebut, larutan S dan T termasuk
larutan penyangga karena pH relatif stabil ter-
10 −14
10–2 = × [PO34 − ] hadap penambahan sedikit asam maupun basa.
4,3 × 10 −11
Sementara itu, larutan P, Q, dan R cenderung
10 −14 tidak dapat mempertahankan pH larutan.
10–4 = × [PO43–]
4,3 × 10 −11

Kimia Kelas XI 85
24. Jawaban: a Massa NaOH:
Mol Al2(SO4)3 = M × V massa 1.000
= 0,2 M × 20 mL M= ×
Mr V (mL)
= 4 mmol
pH = 8,5 massa
0,1 = 40
× 1.000
pOH = 14 – 8,5 = 5,5 20
[OH–] = 10–5,5
massa = 0,1× 40 × 20
mol Al(OH)3 1.000
[OH–] = Kb ×
n × mol Al2 (SO 4 )3 = 0,08 g
10–5,5 = 10–5 × mol Al(OH)3 Jadi, massa NaOH yang bereaksi adalah 0,08 g.
3 × 4 mmol
mol Al(OH)3 27. Jawaban: b
10–0,5 =
12 mmol Volume asam klorida (HCl) = 50 mL
mmol Al(OH)3 = 0,316 × 12 mmol pH HCl = 3 – log 2
= 3,792 mmol [H+]= 2 × 10–3
Asam klorida (HCl) merupakan asam kuat
M = mol sehingga konsentrasi HCl:
V
3,792 mmol [H+] = M × valensi asam
VAl(OH) = mol = = 18,96 mL
3 M 0,2 M 2 × 10–3 = M × 1
Jadi, volume Al(OH)3 yang diperlukan sebesar M = 2 × 10–3
18,96 mL. Konsentrasi NaOH = 0,01 M
VNaOH = …?
25. Jawaban: a Reaksi penetralan = titrasi, sehingga konsentrasi
Mol NH4OH = M × V NaOH dapat dicari menggunakan rumus titrasi.
= 2 M × 0,1 L mol ekuivalen NaOH = mol ekuivalen HCl
= 0,2 mol VNaOH × MNaOH × valensi basa
pH NH4OH = 11 = VHCl × MHCl × valensi asam
pOH = 14 – 11 = 3 VNaOH × 0,01 M × 1 = 50 mL × 0,002 M × 1
[OH–] = 10–3
50 mL × 0,002 M
VNaOH = = 10 mL
[OH–] = Kb × M 0,01 M
Jadi, volume NaOH yang dibutuhkan sebanyak
10–3 = Kb × 2 10 mL.
10–6 = Kb × 2
28. Jawaban: d
Kb = 5 × 10–7
pH awal NaOH ( basa kuat):
Campuran antara NH4OH dengan NH4Cl akan [OH–] = M × valensi basa
membentuk larutan penyangga basa. = 0,1 × 1
pH = 9 = 0,1
pOH = 14 – 9 = 5 pOH = –log [OH–]
[OH–] = 10–5 = –log 10–1
mol NH4OH =1
[OH–] = Kb ×
mol NH4Cl pH = 14 – 1 = 13
0,2 pH setelah titrasi:
10–5 = 5 × 10–7 ×
mol NH4Cl Mol NaOH = M × V = 0,1 M × 20 mL = 2 mmol
(5 × 10 −7 ) × 0,2
Mol HCl = M × V = 0,1 M × 10 mL = 1 mmol
mol NH4Cl = = 0,01 mol NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(A)
10 −5 Mol mula-mula : 2 1 – –
Jadi, mol NH 4Cl yang ditambahkan sebesar Mol bereaksi : 1 1 1 1
0,01 mol. –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : 1 – 1 1
26. Jawaban: b
Tersisa basa kuat (NaOH) sehingga pH
Titik akhir titrasi:
menggunakan rumus basa kuat.
mol ekuivalen H2SO4 = mol ekuivalen NaOH
(a × M × V) H2SO4 = (b × M × V) NaoH MNaOH =
mol sisa basa
= 1 = 0,033 M
2 × 0,1 M × 10 mL = 1 × M × 20 mL volume total 30
M NaOH = 0,1 M [OH–] = M × valensi basa
= 0,033 M × 1
= 3,3 × 10–2

86 Ulangan Tengah Semester


pOH = –log [IH–] c. HCO3– + NH4+ U H2CO3 + NH3
= –log 3,3 × 10–2 Basa Asam Asam Basa
= 2 – log 3,3 konjugasi konjugasi
pH = 14 – (2 – log 3,3) Pasangan asam-basa konjugasi
= 12 + log 3,3 NH4+ dan NH3
Jadi, pH awal dan akhir NaOH berturut-turut HCO3– dan H2CO3
adalah 13 dan 12 + log 3,3. d. H2C2O4 + H2O U H3O+ + HC2O4–
Asam Basa Asam Basa
29. Jawaban: c konjugasi konjugasi
Titik ekuivalen terjadi saat mol ekuivalen Ba(OH)2
Pasangan asam-basa konjugasi
= mol ekuivalen HI.
H2C2O4 dan HC2O4–
VBa(OH) × MBa(OH) × valensi basa
2 2 H2O dan H3O+
= VHI × MHI × valensi asam
2. NH4OH U NH+4 + OH–
1) 2 mL × 0,1 M × 2 ≠ 10 mL × 0,25 × 1
g 1.000 3,5 1.000
0,4 ≠ 2,5 MNH = Mr · = 35 · 400 = 0,25 M
4OH V
2) 6 mL × 0,1 M × 2 ≠ 10 mL × 0,25 × 1
0,6 ≠ 2,5 [OH–] = [NH4OH] · α
3) 12,5 mL × 0,1 M × 2 = 10 mL × 0,25 × 1 = 0,25 × 0,01
2,5 = 2,5 = 2,5 × 10–3 M
4) 25 mL × 0,1 M × 2 ≠ 10 mL × 0,25 × 1 pOH = –log [OH–]
5,0 ≠ 2,5 = –log 2,5 × 10–3
5) 30 mL × 0,1 M × 2 ≠ 10 mL × 0,25 × 1 = 3 – log 2,5
6 ≠ 2,5 pH = pKw – pOH
Jadi, titik ekuivalen terdapat pada percobaan 3). = 14 – (3 – log 2,5)
= 11 + log 2,5
30. Jawaban: a Jadi, pH larutan NH4OH tersebut 11 + log 2,5.
VH S = 30 mL
2
MH S = . . . ? 3. pH LOH = 9 + log 3
2 pOH = pKw – pH
valensi asam = 2 = 14 – (9 + log 3)
VKOH = 20 mL = 5 – log 3
MKOH = 0,4 M –log [OH–] = –log 3 × 10–5
valensi basa = 1 [OH–] = 3 × 10–5
VH S × MH S × valensi asam
2 2
= VKOH × MKOH × valensi basa [OH–] = Kb × M
30 mL × MH S × 2 = 20 mL × 0,4 M × 1 3 × 10–5 = K b × 0,05
2

20 mL × 0,4 M × 1
MH = = 0,133 M 9× 10–10= Kb × 0,05
2S 30 mL × 2
Kb = 1,8 × 10–8
Jadi, konsentrasi asam sulfida (H2S) sebesar Garam LNO3 terbentuk dari basa lemah LOH dan
0,133 M. asam kuat HNO3 sehingga bersifat asam.
pH = 5
B. Uraian –log [H+] = –log 10–5
[H+] = 10–5
1. a. HNO2 + CH3COOH U NO2– + CH3COOH2+
Kw
Asam Basa Basa Asam [H+] = ×M
konjugasi konjugasi Kb
Pasangan asam-basa konjugasi
10 −14
HNO2 dan NO2– 10–5 = × [L+ ]
1,8 × 10 −8
CH3COOH dan CH3COOH2+
b. CH3COOH + H2O U CH3COO– + H3O+ 10−14
Asam Basa Basa Asam 10–10 = × [L+]
1,8 × 10−8
konjugasi konjugasi
Pasangan asam-basa konjugasi 1,8 × 10−8 (10−10 )
[L+] =
CH3COOH dan CH3COO– 10−14
H2O dan H3O+ = 1,8 × 10–4

Kimia Kelas XI 87
LNO3(aq) → L+(aq) + NO3–(aq) mol Ca(OH)2 0,224
1,8 × 10–4 1,8 × 10–4 1,8 × 10–4 Mol Ca(OH)2 = VSTP = 22,4
= 0,01 mol
[LNO3] = 1,8 × 10–4 M H2S(aq) + Ca(OH)2(aq) → CaS(aq) + 2H2O(A)
Mol mula-mula : 0,05 0,01 0,08 –
gLNO3 1.000 Mol bereaksi : –0,01 –0,01 +0,01 +0,02
MLNO = M r LNO 3
× V
3 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Mol sisa : 0,04 – 0,09 0,02
0,02 1.000 mol asam
1,8 × 10–4 = M r LNO 3 × 750 [H+] = Ka × mol garam
0,02 ⋅ 1.000 0,04
Mr LNO3 = = 148 = 1,8 × 10–5 × 0,09
1,8 ⋅ 10 −4 ⋅ 750
= 8 × 10–6
Mr LNO3 = (1 × Ar L) + (1 × Ar N) + (3 × Ar O) pH = –log [H+]
148 = Ar L + (1 × 14) + (3 × 16) = –log 8 × 10–6
148 = Ar L + 14 + 48 = 6 – log 8
148 = Ar L + 62 Jadi, pH larutan setelah ditambahkan larutan
Ar L = 148 – 62 Ca(OH)2 adalah 6 – log 8.
= 86
Jadi, massa atom relatif atom L adalah 86 g mol–1. 6. Campuran antara asam asetat (CH 3COOH)
dengan NaOH yang menghasilkan pH = 3
4. Konsentrasi kalium sianida (KCN) setelah merupakan larutan penyangga asam.
pengenceran: CH3COOH(aq) + NaOH(s) → CH3COONa(aq) +
M1 × V1 = M2 × V2 H2O(A)
0,4 M × 30 mL = M2 × 100 mL Mol CH3COOH = M × V = 0,8 M × 0,5 L = 0,4 mol
0,4 M × 30 mL pH = 3
M2 = 100 mL [H+] = 10–3
= 0,12 M mol CH3COOH
[H+] = Ka × mol CH3COONa
Larutan KCN adalah garam basa karena berasal
0,4
dari basa kuat (KOH) dan asam lemah (HCN). 10–3 = 10–5 × mol CH COONa
KCN(aq) + H2O(A) → K+(aq) + HCN(aq) + OH–(aq) 3

0,12 M 0,12 M 0,12 M 0,12 M 10−5 × 0,4


mol CH3COONa = = 0,004 mol
10−3
Kw
[OH–] = × [CN− ] mol NaOH = mol CH3COONa = 0,004 mol
Ka
massa NaOH = n × Mr NaOH
10−14 = 0,004 mol × 40 g mol–1
= × 0,12 M = 0,16 g
2,4 × 10−4
Jadi, NaOH yang ditambahkan sebanyak 0,16 g.
= 5 × 10−12 7. pH sebelum penambahan NaOH
= 5 × 10–6 mol HCOOH 0,3
[H+] = Ka × = 2 × 10–4 × 0,3
= 2 × 10–4
pOH = –log [OH–] mol HCOONa
pH = –log [H+] = –log 2 × 10–4 = 4 – log 2
= –log 5 × 10–6
pH setelah penambahan NaOH
= 6 – log 5 massa 2g
mol NaOH = = = 0,05 mol
pH = 14 – (6 – log 5 ) Mr 40 g mol−1
NaOH(aq) + HCOOH(aq) → HCOONa(aq) + H2O(A)
= 8 + log 5 Mula-mula : 0,05 0,3 0,3 –
Bereaksi : –0,05 –0,05 +0,05 +0,05
Jadi pH larutan menjadi 8 + log 5 . ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,25 0,35 0,05
5. Larutan penyangga yang berasal dari H2S(asam
lemah) dan CaS (garamnya) adalah penyangga mol HCOOH
[H+] = Ka ×
asam. Apabila larutan penyangga asam mol HCOONa
ditambahkan suatu basa maka basa tersebut akan 0,25
bereaksi dengan asam lemah untuk memper- = 2 × 10–4 × 0,35
tahankan pH. Reaksinya sebagai berikut. = 1,43 × 10–4
Mol H2S = 0,05 mol
Mol CaS = 0,08 mol

88 Ulangan Tengah Semester


pH = –log [H+] Massa Ca(OH)2 = n × Mr Ca(OH)2
= –log 1,43 × 10–4 = 0,075 × 74
= 4 – log 1,43 = 5,55 gram
8. [NaOH] = 0,1 M 5,55
Kadar Ca(OH)2 = 5,92
× 100% = 93,75%
VH SO = 100 mL
2 4
[H2SO4] = 0,2 M Jadi, kadar Ca(OH)2 dalam cuplikan sebesar 93,75%.
Persamaan reaksi: 10. Pengenceran:
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O Larutan baku KOH = larutan KOH hasil pengenceran
Vbaku × Mbaku = Vhasil pengenceran × Mhasil pengenceran
mmol ekuivalen H2SO4 = mmol ekuivalen NaOH
MH SO · VH SO · valensi = MNaOH · VNaOH · valensi 25 mL × Mbaku = 100 mL × Mhasil pengenceran
2 4 2 4
Titrasi:
0,2 M · 100 mL · 2 = 0,1 M · VNaOH · 1
Jumlah grek H2SO4 = jumlah grek KOH
0,2 ⋅ 100 ⋅ 2 VH SO × MH SO × valensi asam
VNaOH = 0,1
= 400 mL 2 4 2 4
= VKOH × MKOH × valensi basa
Jadi, volume NaOH yang digunakan untuk 10 mL × 0,1 N = 20 mL × MKOH × 1
menetralkan 100 ml larutan H2SO4 0,2 M adalah MKOH = 0,05 M
400 mL.
Dari hasil titrasi didapatkan konsentrasi KOH
9. Titik ekuivalen: mol Ca(OH)2 = mol HCl 0,05 M. Konsentrasi tersebut merupakan
Mol HCl = M × V = 0,2 M × 15 mL = 3 mmol konsentrasi KOH hasil pengenceran sehingga
500 untuk mendapatkan konsentrasi larutan baku
Mol Ca(OH)2 dalam 500 mL air = × 3 mmol KOH sebagai berikut.
20
= 75 mmol 25 mL × Mbaku = 100 mL × 0,05 M
= 0,075 mol 100 mL × 0,05 M
Mbaku = = 0,2 M
25 mL
Jadi, konsentrasi larutan baku KOH sebesar 0,2 M.

Kimia Kelas XI 89
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menjelaskan kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) beserta hubungannya;
2. menjelaskan pengaruh ion sejenis serta memprediksi terjadinya endapan dari suatu reaksi berdasarkan harga Ksp-nya.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. menyadari adanya keteraturan pada kelarutan berbagai jenis zat sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
2. mampu mengembangkan rasa ingin tahu, jiwa kreatif, inovatif, teliti, ulet, dan bertanggung jawab dalam melakukan percobaan
serta mampu menyajikan dan menganalisis data hasil percobaan;
3. menghargai kerja individu dan kelompok dalam mengerjakan tugas.

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Mempelajari

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) Pengaruh Ion Sejenis dan Perkiraan Terbentuknya
Endapan Berdasarkan Harga Ksp

Mencakup
Mencakup

• Kelarutan (s) • Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kelarutan


• Hasil Kali Kelarutan (Ksp) • Penambahan Ion Sejenis
• Hubungan Kelarutan dengan Hasil Kali Kelarutan • Perkiraan Terbentuknya Endapan Berdasarkan Harga
Ksp
• Hubungan Antara Harga Ksp dan pH
• Aplikasi Prinsip Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dalam
Kehidupan Sehari-hari

Mampu

• Menjelaskan pengertian kelarutan dan faktor-faktor yang memengaruhinya.


• Menentukan hasil kali kelarutan suatu garam (Ksp).
• Menentukan hubungan kelarutan dengan Ksp.
• Menjelaskan pengaruh ion sejenis terhadap kelarutan zat.
• Menentukan terbentuk atau tidaknya suatu endapan berdasarkan harga Ksp.
• Menyajikan hasil rancangan percobaan pemisahan campuran ion logam dalam larutan.
• Menyajikan laporan percobaan mengenai pemisahan campuran ion logam dalam larutan.
• Menjelaskan aplikasi prinsip kelarutan dan hasil kali kelarutan dalam kehidupan sehari-hari.
• Menyadari adanya keteraturan pada kelarutan berbagai jenis zat sebagai wujud rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Mempunyai jiwa kreatif, teliti, dan menghargai hasil kerja kelompoknya.

90 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


A. Pilihan Ganda Ksp PbCO3 = [Pb2+][CO32–]
1. Jawaban: d 7,4 × 10–14 = (s)(s)
Misal: kelarutan Zn(OH)2 = s 7,4 × 10–14 = s2
Zn(OH)2(s) Zn2+(aq) + 2OH–(aq) s=7,4 × 10 −14
s s 2s
= 2,7 × 10–7 mol L–1
Ksp Zn(OH)2 = [Zn2+][OH–]2
3) Ni(OH)2(s) Ni2+(aq) + 2OH–(aq)
8x = (s) (2s)2
s s 2s
8x = 4s3
Ksp Ni(OH)2 = [Ni2+] [OH–]2
s= 3 8x 5,5 × 10–16 = (s) (2s)2
4
5,5 × 10–16 = 4s3
= 3 2x
5,5 × 10 −16
Jadi, kelarutan Zn(OH)2 dalam air murni adalah s= 3

3
4
2x . = 5,2 × 10–6 mol L–1
2. Jawaban: e 4) MnS(s) Mn2+(aq) + S2–(aq)
Misal: kelarutan Hg2CO3 = s mol L–1 s s s
Hg2CO3(s) 2Hg+(aq) + CO32–(aq) Ksp MnS = [Mn2+] [S2–]
s 2s s 3,0 × 10–14 = (s) (s)
Ksp Hg2CO3 = [Hg+]2 [CO32–] 3,0 × 10–14 = s2
9 × 10–15 = (2s)2 (s)
9 × 10–15 = 4s3 3,0 × 10 −14
s=
= 1,7 × 10–7 mol L–1
9,0 × 10 −15
s= 3
5) BiAsO4(s) Bi3+(aq) + AsO43–(aq)
4
s s s
= 3
2,25 × 10 −15 Ksp BiAsO4 = [Bi3+] [AsO43–]
= 1,31 × 10–5 mol L–1 4,4 × 10–10 = (s) (s)
[Hg+] = 2s 4,4 × 10–10 = s2
= 2(1,31 × 10–5 mol L–1) 4,4 × 10 −10
s=
= 2,62 × 10–5 mol L–1 = 2,1 × 10–5 mol L–1
Jadi, konsentrasi ion Hg+ dalam larutan jenuh Jadi, garam yang paling sukar larut adalah
Hg2CO3 sebesar 2,62 × 10–5 mol L–1. tembaga(I) sianida.
3. Jawaban: a 4. Jawaban: e
Garam yang paling sukar larut adalah garam yang Misal: kelarutan La(IO3)3 = s mol L–1
mempunyai kelarutan paling kecil. La(IO3)3(s) La3+(aq) + 3IO3–(aq)
1) CuCN(s) Cu+(aq) + CN–(aq) s s 3s
s s s Ksp La(IO3)2 = [La3+] [IO3–]3
Ksp CuCN = [Cu+] [CN–] 7,5 × 10–12 = (s) (3s)3
3,5 × 10–20 = (s)(s) 7,5 × 10–12 = 27s4
3,5 × 10–20 = s2
7,5 × 10 −12
s= 4
s= 3,5 × 10 −20 27

= 1,9 × 10–10 mol L–1 = 7,3 × 10–4 mol L–1


Jadi, kelarutan La(IO 3 ) 3 dalam air sebesar
2) PbCO3(s) Pb2+(aq) + CO32–(aq)
7,3 × 10–4 mol L–1.
s s s

Kimia Kelas XI 91
5. Jawaban: a 6. Jawaban: e
1) PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2Cl–(aq) Ag2CO3(s) 2Ag+(aq) + CO32–(aq)
s s 2s s 2s s
Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl–]2 Ksp Ag2CO3 = [Ag+]2 [CO32–]
1,7 × 10–5 = (s) (2s)2 8,1 × 10–12 = (2s)2 (s)
1,7 × 10–5 = 4s3 8,1 × 10–12 = 4s3
1,7 × 10−5 3 8,1 × 10
−12
s= 3 s=
4 4

= 1,6 × 10–2 mol L–1


= 3
2,05 × 10 −12
[Pb2+] = 1,6 × 10–2 mol L–1
= 1,3 × 10–4 mol L–1
2) PbCO3(s) Pb2+(aq) + CO32–(aq)
s s s CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
Ksp PbCO3 = [Pb2+] [CO32–] s s s

1 × 10–13 = (s) (s) Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–]


1 × 10–13 = s2 2,8 × 10–9 = (s) (s)
2,8 × 10–9 = s2
s = 1 × 10 −13
= 3,2 × 10–7 mol L–1
s= 2,8 × 10 −9
[Pb ] = 3,2 × 10–7 mol L–1
2+ = 5,3 × 10–5 mol L–1
Jadi, kelarutan Ag2CO3 dalam air lebih besar
3) PbSO4(s) Pb2+(aq) + SO42–(aq)
s s s
daripada kelarutan CaCO3 dalam air (Ag2CO3
lebih mudah larut dalam air dibandingkan CaCO3).
Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42–]
7. Jawaban: d
2 × 10–8 = (s) (s)
MgF2(s) Mg2+(aq) + 2F–(aq)
2 × 10–8 = s2
s s 2s
s = 2 × 10 −8 Ksp MgF2 = [Mg2+] [F–]2
= 1,4 × 10–4 mol L–1 5,2 × 10–11 = (s) (2s)2
[Pb ] = 1,4 × 10–4 mol L–1
2+
5,2 × 10–11 = 4s3
4) PbCrO4(s) Pb2+(aq) + CrO42–(aq) −11
s= 3 5,2 × 10
s s s
4
Ksp PbCrO4 = [Pb2+] [CrO42–]
= 2,4 × 10–4 mol L–1
2 × 10–14 = (s) (s) [MgF2] = s
2 × 10–14 = s2 = 2,4 × 10–4 mol L–1
s = 2 × 10
−14 = 2,4 × 10–4 mmol mL–1
Mol MgF2 = [MgF2] × volume
= 1,4 × 10–7 mol L–1
= 2,4 × 10–4 mmol mL–1 × 200 mL
[Pb ] = 1,4 × 10–7 mol L–1
2+
= 4,8 × 10–2 mmol
5) Pb(OH)2(s) Pb2+(aq) + 2OH–(aq) Massa MgF2 = mol MgF2 × Mr MgF2
s s 2s
= 4,8 × 10–2 mmol × 62 mg mmol–1
Ksp Pb(OH)2 = [Pb2+] [OH–]2
= 2,976 mg
1 × 10–16 = (s) (2s)2 Jadi, kelarutan MgF2 dalam 200 mL air sebesar
1 × 10–16 = 4s3 2,976 mg.
1 × 10 −16 8. Jawaban: b
s= 3
4 1) SrCO3(s) Sr2+(aq) + CO32–(aq)
= 2,9 × 10–6 mol L–1 s s s
[Pb ] = 2,9 × 10–6 mol L–1
2+
Ksp SrCO3 = [Sr2+] [CO32–]
Jadi, konsentrasi ion timbal terbesar terdapat
1 × 10–9 = (s) (s)
dalam larutan jenuh PbCl2 dengan konsentrasi ion
1 × 10–9 = s2
timbal sebesar 1,6 × 10–2 mol L–1.

92 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


5 × 10–9 = (s) (s)
s= 1 × 10−9
5 × 10–9 = s2
= 3,16 × 10–5 mol L–1
s = 5 × 10−9
2) Fe(OH)2(s) Fe2+(aq) + 2OH–(aq) = 7,07 × 10–5 mol L–1
s s 2s
= 7,07 × 10–5 mol L–1 × Mr BaCO3
Ksp Fe(OH)2 = [Fe2+] [OH–]2 = 7,07 × 10–5 mol L–1 × 197 g mol–1
1 × 10–15 = (s) (2s)2 = 1,39 × 10–2 g L–1
1 × 10–15 = 4s3 Jadi, kelarutan BaCO3 adalah 1,39 × 10–2 g L–1.
1× 10−15
s= 3 B. Uraian
4
= 6,29 × 10–6 mol L–1 1. a. Ksp AlPO4 = 9,8 × 10–21

3) CaSO3(s) Ca2+(aq) + SO32–(aq) AlPO4(s) Al3+(aq) + PO43–(aq)


s s s
s s s
Ksp AlPO4 = [Al3+] [PO43–]
Ksp CaSO3 = [Ca2+][SO32–]
9,8 × 10–21 = (s) (s)
4 × 10–8 = (s) (s)
9,8 × 10–21 = s2
4 × 10–8 = s2
s = 9,8 × 10 −21
s= 4 × 10−8 = 9,9 × 10–11 mol L–1
= 2 × 10–4 mol L–1 b. Ksp Co3(AsO4)2 = 6,8 × 10–29
4) SrCrO4(s) Sr2+(aq) + CrO42–(aq) Co3(AsO4)2 3Co2+(aq) + 2AsO43–(aq)
s s s
s 3s 2s
Ksp SrCrO4 = [Sr2+] [CrO42–]
Ksp Co3(AsO4)2 = [Co2+]3 [AsO43–]2
3,6 × 10–5 = (s) (s)
6,8 × 10–29 = (3s)3 (2s)2
3,6 × 10–5 = s2
6,8 × 10–29 = 108s5
s= 3,6 × 10−5 −29
s= 5 6,8 × 10
= 6 × 10–3 mol L–1 108
Jadi, urutan senyawa dari yang paling sukar larut = 9,1 × 10–7 mol L–1
yaitu Fe(OH)2, SrCO3, CaSO3, dan SrCrO4.
c. Ksp Pb(OH)2 = 1,4 × 10–20
9. Jawaban: c Pb(OH)2(s) Pb2+(aq) + 2OH–(aq)
massa Mg3 (PO4 )2 1.000 s s 2s
s = [Mg3(PO4)2] = × V
Mr Mg3 (PO4 )2 Ksp Pb(OH)2 = [Pb2+] [OH–]2
2,62 × 10 −3 1.000 1,4 × 10–20 = (s) (2s)2
= ×
262 1.000
1,4 × 10–20 = 4s3
= 1 × 10–5 M
−20
Mg3(PO4)2(s) 3Mg2+(aq) + 2PO43–(aq) s= 3 1,4 × 10
4
1× 10–5 3× 10–5 2× 10–5
Ksp Mg3 (PO4)2 = [Mg2+]3 [PO43–]2 = 1,5 × 10–7 mol L–1
= (3 × 10–5)3(2 × 10–5)2 d. Ksp FeS = 8,0 × 10–19
= (27 × 10–15)(4 × 10–10) FeS(s) Fe2+(aq) + S2–(aq)
= 108 × 10–25 s s s
= 1,08 × 10–23 Ksp FeS = [Fe2+] [S2–]
Jadi, hasil kali kelarutan Mg 3 (PO 4) 2 adalah
8,0 × 10–19 = (s) (s)
1,08 × 10–23.
8,0 × 10–19 = s2
10. Jawaban: d
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq) s = 8,0 × 10 −19
s s s = 8,9 × 10–10 mol L–1
Ksp BaCO3 = [Ba2+][CO32–] Jadi, urutan senyawa-senyawa dari yang paling
mudah larut yaitu Co3(AsO4)2, Pb(OH)2, FeS, dan
AlPO4.

Kimia Kelas XI 93
2. Kelarutan Ni(OH)2 dalam air sebesar 1,86 ppm 4. s = [CaSO4]
artinya sebanyak 1,86 mg Ni(OH)2 larut dalam 1 massa CaSO4 1.000
L air. = Mr CaSO4 × V
massa Ni(OH)2 1.000 0,136 1.000
s = [Ni(OH)2] = × V
= ×
Mr Ni(OH)2 136 1.000
1,86 × 10-- 3 g 1.000 = 0,001 M
= × = 1 × 10–3 M
93 g mol--1 1.000
= 2 × 10–5 mol L–1 CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq)
Ni(OH)2(s) Ni2+(aq) + 2OH–(aq) s s s
2× 10–5 2× 10–5 4× 10–5 Ksp CaSO4 = [Ca2+] [SO42–]
Ksp Ni(OH)2 = [Ni2+] [OH–]2 = (s)(s)
= (2 × 10–5)(4 × 10–5)2 = (1 × 10–3)(1 × 10–3)
= 1 × 10–6
= 3,2 × 10–14
Jadi, hasil kali kelarutan CaSO4 adalah 1 × 10–6.
Jadi, hasil kali kelarutan Ni(OH)2 sebesar 3,2 × 10–14.
5. NiS(s) Ni2+(aq) + S2–(aq)
3. PbSO4(s) Pb2+(aq) + SO42–(aq)
s s s
s s s
Ksp NiS = [Ni2+] [S2–]
Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42–]
4,0 × 10–20 = (s)(s)
2 × 10–8 = (s)(s) 4,0 × 10–20 = s2
2 × 10–8 = s2
4,0 × 10 −20
s=
−8
s = 2 × 10 = 2,0 × 10–10 mol L–1
= 1,41 × 10–4 mol L–1 = 2,0 × 10–10 mol L–1 × Mr NiS
Mol PbSO4 yang terlarut dalam 500 mL air = 2,0 × 10–10 mol L–1 × 91 g mol–1
= 1,41 × 10–4 mol L–1 × 0,5 L = 1,82 × 10–8 g L–1
= 0,705 × 10–4 mol Jadi, kelarutan NiS dalam air sebesar
Massa PbSO4 = mol PbSO4 × Mr PbSO4 1,82 × 10–8 g L–1.
= 0,705 × 10–4 mol × 303 g mol–1
= 2,134 × 10–2 gram
Jadi, massa PbSO4 yang larut dalam 500 mL air
adalah 2,13 × 10–2 gram.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: b


1. Jawaban: e Vlarutan = 200 mL = 0,2 L
H2SO4(aq) → 2H+(aq) + SO42–(aq) pH = 11
0,02 M 0,04 M 0,02 M pOH = 14 – pH = 14 – 11 = 3 → [OH–] = 10–3
BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42–(aq) Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
s s s Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH–]2
Diasumsikan s << 0,02 M sehingga [SO 42– ] 1 × 10–12 = [Mg2+](10–3)2
= 0,02 M.
1,0 × 10--12
Ksp BaSO4(s) = [Ba2+][SO42–] [Mg2+] =
10 −6
1,08 × 10–10 = (s)(0,02) = 1,0 × 10–6 M
1,08 × 10 --10
MgCl2(aq)2 → Mg2+(aq) + 2Cl–(aq)
s=
2 × 10 −2
[MgCl2] = [Mg2+]
= 5,40 × 10–9 M = 1,0 × 10–6 M
Jadi, kelarutan BaSO 4 dalam larutan H 2SO 4
0,02 M sebesar 5,40 × 10–9 M.

94 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


mol MgCl2 = [MgCl2] × Vlarutan BaF2(s) Ba2+(aq) + 2F–(aq)
= 1,0 × 10–6 M × 0,2 L Qsp BaF2 = [Ba2+] [F–]2
= 2,0 × 10–7 mol = (0,01) (0,001)2
Jadi, MgCl2 yang harus ditambahkan sebanyak = 1 × 10–8
2,0 × 10–7 mol. Qsp BaF2 < Ksp BaF2 sehingga tidak terjadi
endapan.
3. Jawaban: d
5) Pada campuran BaCl2 0,080 M dan NaF 0,040 M
Endapan terbentuk apabila Qsp BaF2 > Ksp BaF2.
Misal: VBaCl2 = VNaF = 1L 0,08 M × 1L
[Ba2+] = 2L
= 0,04 M, [F–] = 0,04 M =
1) Pada campuran BaCl2 0,004 M dan NaF 0,020 M
0,04 M × 1L
0,004 M × 1L = 0,02 M
[Ba 2+ ] = 2L
= 0,002 M, [F – ] = 2L

0,020 M × 1L
Ksp BaF2 = 1,7 × 10–7
2L
= 0,01 M BaF2(s) Ba2+(aq) + 2F–(aq)
Ksp BaF2 = 1,7 × 10–7 Qsp BaF2 = [Ba2+] [F–]2
BaF2(s) Ba2+(aq) + 2F–(aq) = (0,04) (0,02)2
= 1,6 × 10–5
Qsp BaF2 = [Ba2+] [F–]2
Qsp BaF2 > Ksp BaF2 sehingga terbentuk
= (0,002) (0,01)2
endapan BaF2.
= 2 × 10–7
Qsp BaF2 > Ksp BaF2 sehingga terbentuk Jadi, campuran larutan yang tidak menghasilkan
endapan BaF2. endapan adalah BaCl2 0,020 M dan NaF 0,002 M.
2) Pada campuran BaCl2 0,010 M dan NaF 0,015 M 4. Jawaban: c
0,01M × 1L mol CaCl2 = MCaCl2 × VCaCl2
[Ba 2+ ] = = 0,005 M, [F – ] =
2L = 0,05 M × 200 mL
0,015 M × 1L = 10 mmol
= 0,0075 M
2L mol K2CO3 = MK2CO3 × VK2CO3
Ksp BaF2 = 1,7 × 10–7 = 0,05 M × 200 mL
BaF2(s) Ba2+(aq) + 2F–(aq) = 10 mmol
Qsp BaF2 = [Ba2+] [F–]2 CaCl2(aq) + K2CO3(s) → CaCO3(s) + 2KCl(aq)
Mula-mula: 10 mmol 10 mmol – –
= (0,005) (0,0075)2 Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 20 mmol
= 2,81 × 10–7 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Qsp BaF2 > Ksp BaF2 sehingga terbentuk Sisa : – – 10 mmol 20 mmol
endapan BaF2. 10 mmol
3) Pada campuran BaCl2 0,015 M dan NaF 0,010 M [CaCO3] = 200 mL + 200 mL
0,015 M × 1L = 2,5 × 10–2 M
[Ba 2+ ] = 2L
= 0,0075 M, [F – ] =
Qsp CaCO3 = [Ca2+][CO32–]
0,01 M × 1 L
2L
= 0,005 M = (2,5 × 10–2)(2,5 × 10–2)
= 6,25 × 10–4
Ksp BaF2 = 1,7 × 10–7
Qsp > Ksp sehingga terbentuk endapan CaCO3
BaF2(s) Ba2+(aq) + 2F–(aq)
Massa CaCO3 = mol CaCO3 × Mr CaCO3
Qsp BaF2 = [Ba2+] [F–]2
= 10 mmol × 100 mg mmol–1
= (0,0075) (0,005)2
= 1.000 mg
= 1,88 × 10–7
= 1 gram
Qsp BaF2 > Ksp BaF2 sehingga terbentuk
Jadi, massa zat yang mengendap sebesar 1 gram.
endapan BaF2.
4) Pada campuran BaCl2 0,020 M dan NaF 0,002 M 5. Jawaban: d
Misal: kelarutan BaCO3 = s mol L–1
0,02 M × 1L
[Ba 2+ ] = 2L
= 0,01 M, [F – ] = 1) Akuades
0,002 M × 1L
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq)
2L
= 0,001 M s s s

Ksp BaF2 = 1,7 × 10–7 Ksp BaCO3 = [Ba2+] [CO32–]

Kimia Kelas XI 95
Ksp BaCO3 = (s) (s) 6. Jawaban: d
K sp BaCO3 Endapan garam terbentuk jika Qsp < Ksp.
s=
71mg
2) Larutan BaCl2 0,10 M Mol Na2SO4 = 142 mg mmol−1
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq) = 0,5 mmol
s s s = 5 × 10–4 mol
BaCl2(aq) → Ba2+(aq) + 2Cl–(aq)
5 × 10--4 mol
0,1 M 0,1 M 0,2 M [Na2SO4] = 1L
Diasumsikan s << 0,1 M sehingga [Ba2+] =
0,1 M. = 5 × 10–4 M
Na2SO4(aq) → 2Na+(aq) + SO42–(aq)
Ksp BaCO3 = [Ba2+] [CO32–]
[SO42–] = 5 × 10–4 M
Ksp BaCO3 = (0,1) (s)
[Ca2+] = [Sr2+] = [Ba2+] = 0,01 M
K sp BaCO3
s= Penambahan Na2SO4 mengakibatkan terbentuk-
0,1
nya garam CaSO4, SrSO4, dan BaSO4.
3) Larutan Na2CO3 0,15 M
1) CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq)
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq)
s s s Ksp CaSO4 = 2,4 × 10–5
Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq) Qsp CaSO4 = [Ca2+] [SO42–]
0,15 M 0,30 M 0,15 M = (0,01) (5 × 10–4)
Diasumsikan s << 0,15 M sehingga [CO32–] = 5 × 10–6
= 0,15 M.
Qsp CaSO4 < Ksp CaSO4 ⇒ tidak terbentuk
Ksp BaCO3 = [Ba2+] [CO32–]
endapan CaSO2
Ksp BaCO3 = (0,15) (s)
2) SrSO4(s) Sr2+(aq) + SO42–(aq)
K sp BaCO3
s= Ksp SrSO4 = 2,8 × 10–7
0,15
QspSrSO4 = [Sr2+] [SO42–]
4) Larutan Al2(CO3)3 0,1 M
= (0,01) (5 × 10–4)
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq)
= 5 × 10–6
s s s
Al2(CO3)3(aq) → 2Al3+(aq) + 3CO32–(aq) QspSrSO4 > KspSrSO4 ⇒ terbentuk endapan
0,1 M 0,2 M 0,3 M SrSO4
Diasumsikan s << 0,3 M sehingga [CO32–] = 3) BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42–(aq)
0,3 M.
Ksp BaCO3 = [Ba2+] [CO32–] Ksp BaSO4 = 1,08 × 10–10
Qsp BaSO4 = [Ba2+] [SO42–]
Ksp BaCO3 = (s) (0,3)
= (0,01) (5 × 10–4)
K sp BaCO3 = 5 × 10–6
s= 0,3 Qsp BaSO4 > Ksp BaSO4 ⇒ terbentuk endapan
5) Larutan (NH4)2CO3 0,20 M BaSO4
BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq) Jadi, garam yang akan mengendap yaitu SrSO4
s s s dan BaSO4.
(NH4)2CO3(aq) → 2NH4+(aq) + CO32–(aq) 7. Jawaban: c
0,2 M 0,4 M 0,2 M pH = 9 + log 4
Diasumsikan s << 0,2 M sehingga [CO32–] = pOH = 14 – pH = 14 – (9 + log 4)= 5 – log 4
0,2 M. pOH = –log [OH–]
Ksp BaCO3= [Ba2+] [CO32–] 5 – log 4 = –log [OH–]
Ksp BaCO3 = (s) (0,2) [OH–] = 4 × 10–5 M
Mn(OH)2(s) Mn2+(aq) + 2OH–(aq)
K sp BaCO3
s= 0,2 2 × 10–5 M ≈ 4 × 10–5 M
Jadi, kelarutan BaCO3 paling kecil terdapat pada
larutan Al2(CO3)3 0,1 M.

96 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


Ksp Mn(OH)2 = [Mn2+][OH–]2 −16
s= 3 3,2 × 10
= (2 × 10–5)(4 × 10–5)2 4
= 3,2 × 10–14
Jadi, harga Ksp Mn(OH)2 pada suhu tersebut = 3
8 × 10 −17
adalah 3,2 × 10–14. = 4,3 × 10–6
[OH–] = 2s
8. Jawaban: c = 2(4,3 × 10–6)
Ion-ion yang terdapat dalam labu sebagai berikut. = 8,6 × 10–6
[CrO42–] = 0,1 mol dm–3 = 0,1 M pOH = –log[OH–]
[Cl–] = 0,1 mol dm–3 = 0,1 M = –log (8,6 × 10–6)
[I–] = 0,1 mol dm–3 = 0,1 M = 6 – log 8,6
Penambahan larutan AgNO3 ke dalam larutan ph = 14 – (6 – log 8,6)
yang berisi ion-ion tersebut akan menghasilkan = 8 + log 8,6
garam Ag2CrO4, AgCl, dan AgI. Jadi, pH larutan jenuh Co(OH) 2 pada suhu
tersebut adalah 8 + log 8,6.
1) Ag2CrO4; Ksp = 3 × 10–12
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42–(aq) 10. Jawaban: b
Mol NaOH = VNaOH × MNaOH
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42–]
= 100 mL × 0,008 M
3 × 10–12 = [Ag+]2 (0,1) = 0,8 mmol
3 × 10 −12 Mol CH3COOH = VCH3COOH × MCH3COOH
[Ag+] = 0,1 = 100 mL × 0,008 M
− 11 = 0,8 mmol
= 3 × 10
Vtotal = VNaOH + VCH3COOH
= 5,48 × 10–6 M
= 100 mL + 100 mL
2) AgCl; Ksp = 1 × 10–10 = 200 mL
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl–(aq) Oleh karena mol NaOH sama dengan mol
Ksp AgCl = [Ag+] [Cl–] CH3COOH, maka akan terjadi hidrolisis garam.
Garam yang terbentuk bersifat basa karena
1 × 10–10 = [Ag+] (0,1)
terhidrolisis menghasilkan OH–.
1 × 10--10 NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O( )
[Ag+] = 0,1 Mula-mula: 0,8 mmol 0,8 mmol – –
Reaksi : 0,8 mmol 0,8 mmol 0,8 mmol 0,8 mmol
= 1 × 10–9 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – – 0,8 mmol 0,8 mmol
3) AgI; Ksp = 1 × 10–16
mol CH3COONa 0,8 mmol
AgI(s) Ag+(aq) + I–(aq) [CH3COONa] = Vtotal = 200 mL
Ksp AgI = [Ag+] [I–] = 4 × 10–3 M
1 × 10–16 = [Ag+] (0,1) CH3COONa(aq) → CH3COO–(aq) + Na+(aq)
4 × 10–3 M 4 × 10–3 M 4 × 10–3 M
1 × 10--16
[Ag+] = 0,1 Kw
[OH–] = × [CH3COO− ]
=1× 10–15 Ka

Urutan senyawa dari yang paling mudah mengendap


10−14
(semakin sedikit jumlah ion Ag+ yang dibutuhkan, = × (4 × 10−3 )
10−5
senyawa tersebut ion semakin mudah mengendap)
yaitu AgI, AgCl, dan Ag2CrO4. = 4 × 10−12
9. Jawaban: b = 2 × 10–6 M
Co(OH)2(s) Co2+(aq) + 2OH–(aq)
Fe(OH)2(s) Fe2+(aq) + 2OH–(aq)
s s 2s
Ksp Co(OH)2 = [Co2+][OH–]2 Ksp Fe(OH)2 = [Fe2+] [OH–]2
3,2 × 10–16 = (s) (2s)2 6 × 10–16 = [Fe2+] (2 × 10–6)2
3,2 × 10–16 = 4s3 6 × 10–16 = [Fe2+] (4 × 10–12)

Kimia Kelas XI 97
6 × 10 −16 0,01mol
[Fe2+] = 3. [Cl–]= 1L = 1 × 10–2 M
4 × 10 −12
= 1,5 × 10–4 M 0,001mol
[CrO42–] = 1L = 1 × 10–3 M
Jadi, [Fe2+] dalam campuran sebesar 1,5 × 10–4 M.
Penambahan ion Pb2+ pada larutan tersebut akan
B. Uraian menghasilkan PbCl2 dan PbCrO4.
1. Kelarutan PbCrO4 dalam K2CrO4 = 5 × 10–13 mol L–1. a. PbCl2; Ksp = 1,7 × 10–5
PbCrO4(s) Pb2+(aq) + CrO42–(aq) PbCl2(s) Pb2+(aq) + 2Cl–(aq)
5× 10–13 M 5× 10–13 M 5× 10–13 M Ksp PbCl2 = [Pb2+] [Cl–]2
K2CrO4(aq) → 2K+(aq) + CrO42–(aq) 1,7 × 10–5 = [Pb2+] (0,01)2
0,04 M 0,08 M 0,04 M
1,7 × 10−5
Berdasarkan persamaan reaksi tersebut, [CrO42–] [Pb2+] =
1× 10−4
= (5 × 10–13 + 0,04) M. Oleh karena 5 × 10–13
= 1,7 × 10–1 M
<< 0,04 M maka 5 × 10–13 M diabaikan sehingga
[CrO42–] = 0,04 M. b. PbCrO4; Ksp = 2 × 10–14
Ksp PbCrO4 = [Pb2+][CrO42–] PbCrO4(s) Pb2+(aq) + CrO42–(aq)
= (5 × 10–13)(0,04) Ksp PbCrO4 = [Pb2+] [CrO42–]
= 2 × 10–14
2 × 10–14 = [Pb2+] (0,001)
Misal: kelarutan PbCrO4 dalam air = s mol L–1.
2 × 10−14
PbCrO4(s) Pb2+(aq) + CrO42–(aq) [Pb2+] =
1× 10−3
s s s
Penambahan ion sejenis tidak mengubah harga Ksp. = 2 × 10–11
Konsentrasi ion Pb 2+ yang dibutuhkan untuk
Ksp PbCrO4 = [Pb2+][CrO42–]
mengendapkan PbCrO 4 lebih kecil daripada
2 × 10–14 = (s) (s)
konsentrasi ion Pb 2+ yang dibutuhkan untuk
s= 2 × 10 −14 mengendapkan PbCl2. Jadi, larutan yang akan
mengendap terlebih dahulu adalah PbCrO4.
= 1,4 × 10–7 mol L–1
Jadi, kelarutan PbCrO 4 dalam air sebesar 4. Larutan garam paling mudah larut dalam larutan
1,4 × 10–7 mol L–1. yang mengandung ion sejenis dengan konsen-
trasi paling kecil. Ion-ion yang terdapat dalam
2. Pb(OH)2(s) Pb2+(aq) + 2OH–(aq) AgCl yaitu ion Ag+ dan Cl–. AgCl akan mudah larut
s s 2s
dalam larutan yang mengandung ion Ag+ atau ion
Ksp Pb(OH)2 = [Pb2+][OH–]2 Cl– dengan konsentrasi paling kecil.
1 × 10–16 = (s) (2s)2 1) HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq)
1 × 10–16 = 4s3 [Cl–] = [HCl]
3 1 × 10
−16 = 0,03 M
s =
4 2) MgCl2(aq) → Mg2+(aq) + 2Cl–(aq)
= 2,9 × 10–6 mol L–1 [Cl–] = 2 × [MgCl2]
[OH–] = 2s
= 2 × 0,01 M
= 2(2,9 × 10–6)
= 5,8 × 10–6 = 0,02 M
pOH = –log [OH–] 3) AgNO3(aq) → Ag+(aq) + NO3–(aq)
= –log (5,8 × 10–6) [Ag+] = [AgNO3]
= 6 – log 5,8 = 0,05 M
pH = 14 – pOH 4) AlCl3(aq) → Al3+(aq) + 3Cl–(aq)
= 14 – (6 – log 5,8) [Cl–] = 3 × [AlCl3]
= 8 + log 5,8 = 3 × 0,015 M
= 8 + 0,76 = 0,045 M
= 8,76 Jadi, kristal AgCl paling mudah larut dalam
Jadi, pH larutan jenuh Pb(OH)2 pada suhu 25°C larutan MgCl2 0,01 M.
adalah 8,76.

98 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


5. Misal: Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42–(aq)
VAgNO3 = VK2CrO4 = V mL 5× 10–3 M 1 × 10–2 M 5 × 10–3 M
mol AgNO3 = 0,01 M × V mL = 0,01V mmol Qsp AgCrO4 = [Ag+]2 [CrO42–]
mol K2CrO4 = 0,01 M × V mL = 0,01V mmol = (1 × 10–2)2 (5 × 10–3)
2AgNO3(aq) + K2Cr2O4(aq) → Ag2CrO4(s) + 2KNO3(aq)
= 5 × 10–7
Mula-mula : 0,01V mol 0,01V mol – – Ksp Ag2CrO4 = 6,0 × 10–12
Reaksi : 0,01V mol 0,01V mol 0,01V mol 0,02V mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Oleh karena, Qsp AgCrO4 > Ksp AgCrO4 sehingga
Sisa : – – 0,01V mol 0,02V mol terbentuk endapan Ag2CrO4.
0,01V mmol
[AgCrO4] = V mL + V mL = 5 × 10–3 M

A. Pilihan Ganda Ag2SO4(s) 2Ag+(aq) + SO42–(aq)


1. Jawaban: e 1
[SO42–] = 2 [Ag+]
CuI(s) Cu+(aq) + I–(aq)
s s s 1
= 2 × 2,5 × 10–16 mol L–1
Ksp CuI = [Cu+][I–]
= 1,25 × 10–16 mol L–1
1 × 10–14 = (s) (s)
Ksp Ag2SO4 = [Ag+]2 [SO42–]
s= 10−14
= (2,5 × 10–16)2 (1,25 × 10–16)
= 1 × 10–7 mol L–1 = 7,8125 × 10–48
AgI(s) Ag+(aq) + I–(aq) = 8 × 10–48
s s s Jadi, hasil kali kelarutan Ag2SO4 sebesar 8 × 10–48.
Ksp AgI = [Ag+][I–] 3. Jawaban: a
1 × 10–16 = (s) (s) 1) CuS(s) Cu2+(aq) + S2–(aq)
s s s
s= 1 × 10−16 Ksp CuS = [Cu2+] [S2–]
= 1 × 10–8 mol L–1 8,0 × 10–37 = (s) (s)
Kelarutan CuI 10 × kelarutan AgI. 8,0 × 10–37 = s2
Jadi, kelarutan CuI lebih besar daripada kelarutan
s = 8,0 × 10 −37
AgI.
= 8,9 × 10–19 mol L–1
2. Jawaban: d [Cu2+] = 8,9 × 10–19 mol L–1
jumlah partikel 2) CuC2O4(s) Cu2+(aq) + C2O42–(aq)
Mol Ag+ = NA s s s
15.000 Ksp CuC2O4 = [Cu2+] [C2O42–]
=
6 × 1023 4,4 × 10–10 = (s) (s)
= 2,5 × 10–20 mol 4,4 × 10–10 = s2
volume Ag+ = 2 tetes
s = 4,4 × 10 −10
2
= 20
× 1 mL = 2,1 × 10–5 mol L–1
= 0,1 mL [Cu2+] = 2,1 × 10–5 mol L–1
3) Cu(OH)2(s) Cu2+(aq) + 2OH–(aq)
= 1 × 10–4 L
s s 2s
mol Ag+ Ksp Cu(OH)2 = [Cu2+] [OH–]2
[Ag+] = volume Ag+
4,8 × 10–20 = (s) (2s)2
2,5 × 10--20 mol
= 4,8 × 10–20 = 4s3
1× 10 −4 L
= 2,5 × 10–16 mol L–1

Kimia Kelas XI 99
−20
5. Jawaban: a
s= 3 4,8 × 10
4
Semakin kecil kelarutan suatu zat, zat tersebut
semakin sukar larut dalam air.
= 3
1,2 × 10 −20 1) CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
s s s
= 2,3 × 10–7
[Cu ] = 2,3 × 10–7 mol L–1
2+ Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–]
4) Cu(IO3)2(s) Cu2+(aq) + 2IO3–(aq) 7,1 × 10–9 = (s) (s)
s s 2s s = 7,1× 10−9
Ksp Cu(IO3)2 = [Cu2+] [IO3–] = 8,4 × 10–5 mol L–1
6,9 × 10–8 = (s) (2s)2
2) CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq)
6,9 × 10–8 = 4s3 s s s

6,9 × 10 −8 Ksp CaSO4 = [Ca2+] [SO42–]


s= 3
4 4,9 × 10–6 = (s) (s)
= 2,6 × 10–3 mol L–1 s = 4,9 × 10−6
[Cu ] = 2,6 × 10–3 mol L–1
2+
= 2,2 × 10–3 mol L–1
5) Cu3(PO4)2(s) 3Cu2+(aq) + 2PO43–(aq)
s 3s 2s
3) BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq)
s s s
Ksp Cu3(PO4)2 = [Cu2+]3 [PO43–]2
Ksp BaCO3 = [Ba2+] [CO32–]
1,4 × 10–37 = (3s)3 (2s)2
1,4 × 10–37 = 108s5 2,6 × 10–9 = (s) (s)

−37 s= 2,6 × 10−9


s= 5 1,4 × 10
108 = 5,1 × 10–5 mol L–1
= 5 12,9 × 10 −40 4) BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42–(aq)
s s s
= 1,7 × 10–8 mol L–1
[Cu2+] = 3s Ksp BaSO4 = [Ba2+] [SO42–]
= 3 × 1,7 × 10–8mol L–1 1,1 × 10–10 = (s) (s)
= 5,1 × 10–8 mol L–1
s= 1,1 × 10−10
Jadi, konsentrasi ion tembaga paling kecil terdapat
pada larutan jenuh CuS. = 1,0 × 10–5 mol L–1
4. Jawaban: e Jadi, urutan kelarutan senyawa-senyawa tersebut
TIBr(s) TI+(aq) + Br –(aq) dalam air dari yang paling sukar larut dalam air
s s s BaSO4 – BaCO3 – CaCO3 – CaSO4.
Ksp TIBr = [TI+] [Br –] 6. Jawaban: c
4 × 10–6 = (s) (s) PbC2O4(s) Pb2+(aq) + C2O42–(aq)
s s s
4 × 10–6 = s2
Ksp PbC2O4 = [Pb2+] [C2O42–]
s = 4 × 10 −6
9 × 10–9 = (s) (s)
= 2 × 10–3 mol L–1 9 × 10–9 = s2
V
massa TIBr = s × Mr TIBr × 1.000 9 × 10 −9
s=
= 2 × 10–3 mol L–1 × 284 g mol–1 = 9,5 × 10–5 mol L–1
1 = 9,5 × 10–5 mol L–1 × Mr PbC2O4
× L
1.000 = 9,5 × 10–5 mol L–1 × 295 g mol–1
= 5,68 × 10–4 gram = 2,8 × 10–2 g L–1
Jadi, jumlah maksimum talium bromida yang Jadi, kelarutan PbC 2O 4 pada suhu tersebut
dapat larut dalam 1 mL air pada suhu tersebut sebesar 2,8 × 10–2 g L–1.
sebanyak 5,68 × 10–4 gram.

100 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


7. Jawaban: a 3,6 × 10–5 = s2
Pemisahan ion Ag+ secara selektif dari larutan
sampel dapat dilakukan dengan cara mengendap- s= 3,6 × 10 −5
kan ion Ag+, sedangkan ion Mg2+ dan Sr2+ tetap = 6 × 10–3 mol L–1
larut dalam larutan sampel. Terbentuk atau Volume air yang menguap
tidaknya endapan dapat dilihat dari harga Ksp = 500 mL – 125 mL
garam yang terbentuk. Semakin kecil harga Ksp = 375 mL
maka semakin mudah garam tersebut meng- = 0,375 L
endap. Jumlah endapan SrCrO 4 yang terbentuk ter-
Hasil penambahan reagen-reagen ke dalam gantung pada jumlah air yang menguap.
larutan sampel sebagai berikut. Mol SrCrO4 yang mengendap setelah 375 mL air
diuapkan.
Ag+ Mg2+ Sr2+
= 0,375 L × 6 × 10–3 mol L–1
KCl Terbentuk endap- MgCl2 larut SrCl2 larut = 2,25 × 10–3 mol
an AgCl
Massa SrCrO4 yang mengendap
KOH Terbentuk endap- Terbentuk endap- Sr(OH)2 larut
an AgOH an Mg(OH)2
= mol SrCrO4 × Mr SrCrO4
= 2,25 × 10–3 mol × 204 g mol–1
K2SO4 Terbentuk endap- MgSO4 larut Terbentuk endap-
an Ag2SO4 an SrSO4 = 0,459 gram
K3PO4 Terbentuk endap- Terbentuk endap- Terbentuk endap-
Jadi, massa SrCrO4 yang mengendap setelah
an Ag3PO4 an Mg3(PO4)2 an Sr3(PO4)2 penguapan sebanyak 0,459 gram.
K2CO3 Terbentuk endap- Terbentuk endap- Terbentuk endap- 10. Jawaban: c
an Ag2CO3 an MgCO3 an SrCO3
1) AgI, Ksp = 10–16
Jadi, ion Ag+ dapat dipisahkan dalam larutan AgI(s) Ag+(aq) + l–(aq)
sampel dengan cara menambahkan reagen KCl s s s
0,1 M. Ksp AgI = [Ag+] [l–]
8. Kelarutan ZnS dalam larutan K2S 0,02 M sebesar 10–16 = s2
. . . . (Ksp ZnS = 2,0 × 10–25)
a. 1,0 × 10–13 mol L–1 s = 10−16
b. 1,4 × 10–13 mol L–1 = 1 × 10–8 mol L–1
c. 1,0 × 10–23 mol L–1 2) AgCI, Ksp = 10–10
d. 1,4 × 10–23 mol L–1
AgCI(s) Ag+(aq) + Cl–(aq)
e. 2,0 × 10–23 mol L–1 s s s
Jawaban: c
Ksp AgCI = [Ag+] [Cl–]
ZnS(s) Zn2+(aq) + S2–(aq)
s s s 10–10 = s2
K2S(aq) → 2K+(aq) + S2–(aq) s = 10−10
0,02 M 0,04 M 0,02 M
= 1 × 10–5 mol L–1
Berdasarkan reaksi tersebut diperoleh [S 2– ]
= (s + 0,02) M. Oleh karena s << 0,02 M maka s 3) Ag2S, Ksp = 10–51
diabaikan sehingga [S2–] = 0,02 M. Ag2S(s) 2Ag+(aq) + S2–(aq)
Ksp ZnS = [Zn2+] [S2–] s 2s s

2 × 10–25 = (s) (0,02) Ksp Ag2S = [Ag+]2 [S2–]


2 × 10--25 10–51 = (2s)2 (s)
s= 2 × 10−2 = 4s3
= 1 × 10–23 mol L–1
Jadi, kelarutan ZnS dalam larutan K2S 0,02 M 3
10 −51
s=
sebesar 1 × 10–23 mol L–1. 4
= 6,3 × 10–18 mol L–1
9. Jawaban: d
Misal: kelarutan SrCrO4 = s mol L–1 4) Ag2CO3, Ksp = 10–11
SrCrO4(s) Sr2+(aq) + CrO42–(aq) Ag2CO3(s) 2Ag+(aq) + CO32–(aq)
s s s s 2s s
Ksp SrCrO4 = [Sr2+] [CrO42–] Ksp Ag2CO3 = [Ag+]2 [CO32–]
3,6 × 10–5 = (s) (s)

Kimia Kelas XI 101


10–11 = (2s)2 (s) 2) AgCl(s) Ag+(aq) + Cl–(aq)
s s s
= 4s3 Ksp AgCl = [Ag+] [Cl–]
3
10 −11 y = (s) (s)
s= 4 y = s2
= 1,4 × 10–4 mol L–1 s= y
5) Ag2CrO4, Ksp = 10–12
3) Ag2CO3(s) 2Ag+(aq) + CO32–(aq)
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42–(aq) s 2s s
s 2s s
Ksp Ag2CO3 = [Ag+]2 [CO32–]
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42–]
y = (2s)2 (s)
10–12 = (2s)2 s y = 4s3
= 4s3
s= 3y
10−12 4
3
s= 4 Jadi, hubungan kelarutan ketiga larutan tersebut
= 6,3 × 10–5 mol L–1 yaitu s AgI = s AgCl > s Ag2CO3.
Jadi, garam yang paling sukar larut adalah Ag2S 13. Jawaban: e
karena mempunyai harga kelarutan paling kecil.
0,001mol
11. Jawaban: d [Ni2+] = [NiCl2] = 1L = 10–3 M
Misal: kelarutan MnCO3 = s mol L–1 Agar Ni(OH)2 tidak mengendap maka Qsp Ni(OH)2
MnCO3(s) Mn2+(aq) + CO32–(aq) = Ksp Ni(OH)2.
s s s
Qsp Ni(OH)2 = Ksp Ni(OH)2
Ksp MnCO3 = [Mn2+] [CO32–]
[Ni2+] [OH–]2 = 5 × 10–16
2 × 10–11 = (s) (s)
2 × 10–11 = s2 (10–3) [OH–]2 = 5 × 10–16
5 × 10--16
s = 2 × 10 −11 [OH–]2 = 1 × 10 −3
= 4,5 × 10–6 mol L–1 = 5 × 10–13
Larutan jenuh MnCO3 diencerkan 100 kali:
M1 = s = 4,5 × 10–6 mol L–1 [OH–] = 5 × 10 −13
Misal: = 7,1 × 10–7
V1 = V L Ketika NH 4Cl ditambahkan ke dalam larutan
V2 = 100 V L tersebut, NH4Cl dan NH4OH akan membentuk
V1 × M1 = V2 × M2 larutan penyangga yang bersifat basa.
V × (4,5 × 10–6 = 100 V × M2 mol NH4OH
--6 --1 [OH–] = Kb × mol NH Cl
4,5 × 10 mol L 4
M2 =
100
0,01mol
= 4,5 × 10–8 mol L–1 7,1 × 10–7 = 10–5 × mol NH Cl
4
Jadi, kelarutan MnCO3 setelah diencerkan 100
1 × 10--7
kali adalah 4,5 × 10–8 mol L–1. mol NH4Cl = = 0,14 mol
7,1 × 10--7
12. Jawaban: b Jadi, jumlah NH4Cl yang harus ditambah sebanyak
Ksp AgI = Ksp AgCI = Ksp Ag2CO3 = y 0,14 mol.
1) AgI(s) Ag+(aq) + I–(aq)
s s s 14. Jawaban: c
Ksp AgI = [Ag+] [I–] pH = 8
y = (s)(s) pOH = 14 – 8 = 6
y = s2 –log [OH–] = 6
s= y [OH–] = 10–6
[Mn2+] = [Mn(NO3)2] = 0,01 M
Mn(OH)2(s) Mn2+(aq) + 2OH–(aq)

102 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


Qsp Mn(OH)2 = [Mn2+][OH–]2 17. Jawaban: d
= (0,01)(10–6)2 Kelarutan PbF2 dalam larutan NaF 0,04 M =
2 × 10–5 mol L–1
= 1 × 10–14
Ksp Mn(OH)2 = 1,9 × 10–13 PbF2(s) Pb2+(aq) + 2F–(aq)
2 × 10–5 M 2 × 10–5 M 4 × 10–5 M
Oleh karena Qsp < Ksp maka tidak terbentu kendap-
NaF(aq) → Na+(aq) + F–(aq)
an Mn(OH)2.
0,04 M 0,04 M 0,04 M
15. Jawaban: d Berdasarkan persamaan reaksi tersebut diperoleh:
Pb(OH)2(s) Pb2+(aq) + 2OH–(aq) [Pb2+] = 2 × 10–5 M
s s 2s [F–] = (4 × 10–5 + 0,04) M
Ksp Pb(OH)2 = [Pb2+] [OH–]2 Oleh karena 4 × 10–5 << 0,04 M maka 4 × 10–5 M
1,4 × 10–20 = (s) (2s)2 diabaikan sehingga [F–] = 0,04 M.
1,4 × 10–20 = 4s3 Ksp PbF2 = [Pb2+] [F–]2
1,4 × 10 −20
= (2 × 10–5) (0,04)2
s= 3
4 = 3,2 × 10–8
= 1,5 × 10–7 mol L–1 Misal: kelarutan PbF2 dalam air = s mol L–1.
[OH–] = 2s PbF2(s) Pb2+(aq) + 2F–(aq)
= 2 × 1,5 × 10–7
s s 2s
= 3,0 × 10–7
Penambahan ion sejenis tidak mengubah harga Ksp.
pOH = –log [OH–]
Ksp PbF2 = [Pb2+] [F–]2
= –log (3,0 × 10–7)
= 7 – log 3,0 3,2 × 10–8 = (s) (2s)2
pH = 14 – (7 – log 3,0) 3,2 × 10–8 = 4s3
= 7 + log 3,0 3,2 × 10 −8
s= 3
4
16. Jawaban: b
= 2 × 10–3 mol L–1
Ksp Mg(OH)2 = 2 × 10–11
Jadi, kelarutan PbF2 dalam air sebesar 2 × 10–3 mol L–1.
[MgCl2] = 1 × 10–3 mol dm–3
= 1 × 10–3 M 18. Jawaban: a
R = 0,08 L·atm mol–1 K–1
MgCl2(aq) → Mg2+(aq) + 2Cl–(aq)
P = 38 cmHg = 0,5 atm
1 × 10–3 M 1 × 10–3 M 2 × 10–3 M
T = (27 + 273) K = 300 K
[Mg2+]
=1× 10–3
mol dm–3
VHCl = 12 mL = 0,012 L
= 1 × 10–3 M
VNH3 = 48 mL = 0,048 L
Endapan mulai terbentuk jika Ksp Mg(OH)2 = Qsp
Mg(OH)2. P × VHCl
nHCl = R × T
Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
0,5 atm × 0,012 L
Ksp Mg(OH)2 = Qsp Mg(OH)2 = 0,08 L atm mol−1 K −1 × 300 K
2 × 10–11 = [Mg2+] [OH–]2
0,006 mol
2 × 10–11 = (1 × 10–3) [OH–]2 = 24
2 × 10 −11 = 0,00025 mol
[OH–]2 =
1× 10 −3 = 0,25 mmol
= 2 × 10–8 P × VNH 3
[OH–]= 1,4 × 10–4 M nNH = R ×T
3
pOH = –log [OH–]
= –log (1,4 × 10–4) 0,5 atm × 0,048 L
= 0,08 L atm mol−1 K −1 × 300 K
= 4 – log 1,4
= 3,85 0,024
=
pH = pKw – pOH 24
= 14 – 3,85 = 0,001 mol
= 10,15 = 1 mmol
Jadi, endapan mulai terbentuk pada pH 10,15.

Kimia Kelas XI 103


HCl(aq) + NH4OH(aq) → NH4Cl(aq) + H2O( )
Mula-mula: 0,25 1 – – 7,5 × 10 −12
Reaksi : 0,25 0,25 0,25 0,25
s= 4
27
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,75 0,25 0,25 = 7,3 × 10–4 mol L–1
[IO–3]= 3s
Berdasarkan reaksi di atas diperoleh bahwa di
= 3 × 7,3 × 10–4 M
dalam campuran terdapat sisa basa lemah dan
= 2,19 × 10–3 M
garam. Sisa basa lemah dan garam tersebut
Jadi, konsentrasi ion IO3– dalam larutan jenuh
membentuk larutan penyangga basa sehingga pH
La(IO3)3 adalah 2,19 × 10–3 M.
larutan dapat dihitung sebagai berikut.
mol NH4OH 21. Jawaban: a
[OH–] = Kb × mol NH Cl 1) Mn(OH)2 (Ksp = 2 × 10–13)
4

0,75
Mn(OH)2(s) Mn2+(aq) + 2OH–(aq)
= 10–5 × 0,25 s s 2s
Ksp Mn(OH)2 = [Mn2+] [OH–]2
= 3 × 10–5
2 × 10–13 = (s) (2s)2
Pada larutan tepat jenuh Ksp Mg(OH)2 = Qsp Mg(OH)2. 2 × 10–13 = 4s3
Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH–(aq) 2 × 10 −13
s= 3

Qsp Mg(OH)2 = Ksp Mg(OH)2 4


= 3,7 × 10–5 mol L–1
[Mg2+][OH–]2 = 2 × 10–12 [OH–] = 2s
[Mg2+](3 × 10–5)2 = 2 × 10–12 = 2 × 3,7 × 10–5
2 × 10 −12 = 7,4 × 10–5
[Mg2+] = pOH = –log [OH–]
9 × 10 −10
= 2,2 × 10–3 M = –log (7,4 × 10–5)
Jadi, konsentrasi Mg2+ pada larutan jenuh tersebut = 5 – log 7,4
adalah 2,2 × 10–3 M. = 5 – 0,87 = 4,13
pH = 14 – 4,13 = 9,87
19. Jawaban: c 2) Ni(OH)2 (Ksp = 5 × 10–16)
Massa LSO4 = 0,5825 mg = 5,825 × 10–4 g
Ni(OH)2(s) Ni2+(aq) + 2OH–(aq)
Ksp LSO4 = [L2+] [SO42–] s s 2s
1,0 × 10–10 = (s) (s) Ksp Ni(OH)2 = [Ni2+] [OH–]2
1,0 × 10–10 = s2 5 × 10–16 = (s) (2s)2
s=1,0 × 10 −10 5 × 10–16 = 4s3
= 1 × 10–5 mol L–1 5 × 10 −16
s= 3

[LSO4] = s = 1 × 10–5 mol L–1 4


= 5,0 × 10–6 mol L–1
massa LSO4 1.000
[LSO4] = × [OH–] = 2s
Mr LSO4 V
= 2 × 5,0 × 10–6
5,825 × 10-- 4 1.000 = 1,0 × 10–5
1 × 10–5 = M r LSO 4 × 250 pOH = –log [OH–]
Mr LSO4 = 233 g mol–1 = –log (1,0 × 10–5)
Ar L + Ar S + (4 × Ar O) = 233 g mol–1 = 5 – log 1 = 5
Ar L + 32 g mol–1 + (4 × 16 g mol–1) = 233 g mol–1 pH = 14 – 5 = 9
Ar L = (233 – 96) g mol–1 = 137 g mol–1 3) Co(OH)2 (Ksp = 6 × 10–15)
Jadi, massa atom relatif L adalah 137 g mol–1. Co(OH)2(s) Co2+(aq) + 2OH–(aq)
20. Jawaban: b s s 2s
La(IO3)3(s) La3+(aq) + 3IO–3(aq) Ksp Co(OH)2 = [Co2+] [OH–]2
s s 3s 6 × 10–15 = (s) (2s)2
Ksp La(IO3)3 = [La3+] [IO–3] 6 × 10–15 = 4s3
7,5 × 10–12 = (s) (3s)3 6 × 10 −15
s= 3
7,5 × 10–12 = 27s4 4
= 1,1 × 10–5 mol L–1

104 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


[OH–] = 2s Mol AgNO3 = VAgNO3 × MAgNO3
= 2 × 1,1 × 10–5 = 100 mL × 0,4 M
= 2,2 × 10–5 = 40 mmol
pOH = –log [OH–] Vtotal = VCaCrO4 + VAgNO3
= –log (2,2 × 10–5)
= 5 – log 2,2 = 100 mL + 100 mL
= 5 – 0,34 = 200 mL
CaCrO4(aq) + 2AgNO3(aq) → Ca(NO3)2(aq) + Ag2CrO4(s)
= 4,66
Mula-mula: 40 40 – –
pH = 14 – 4,66 = 9,34 Reaksi : 20 40 20 20
4) Zn(OH)2 (Ksp = 3 × 10–17) ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 20 – 20 20
Zn(OH)2(s) Zn2+(aq) + 2OH–(aq)
s s 2s mol Ag2CrO4
[Ag2CrO4] =
Ksp Zn(OH)2 = [Zn2+] [OH–]2 volume total
3 × 10–17 = (s) (2s)2 20 mmol
=
3 × 10–17 = 4s3 200 mL
= 0,1 M
3 × 10 −17
s= 3
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42–(aq)
4
= 1,9 × 10–6 mol L–1 0,1 M 0,2 M 0,1 M
[OH–] = 2s Qsp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO42–]
= 1,9 × 10–6 = (0,2)2 (0,1)
= 3,8 × 10–6
= 4 × 10–3
pOH = –log [OH–]
= –log (3,8 × 10–6) Qsp Ag2CrO4 > Ksp Ag2CrO4 sehingga terbentuk
= 6 – log 3,8 endapan Ag2CrO4.
= 6 – 0,58 = 5,42 massa Ag2CrO4 1.000
pH = 14 – 5,42 = 8,58 s = [Ag2CrO4] = × V
Mr Ag2CrO4
5) Pb(OH)2 (Ksp = 1 × 10–20) massa Ag 2CrO4
0,1 = × 1.000
Pb(OH)2(s) Pb2+(aq) + 2OH–(aq) 332 200
s s 2s 0,1 × 332 × 200
Massa Ag2CrO4 = = 6,64 gram
Ksp Pb(OH)2 = [Pb2+] [OH–]2 1.000
1 × 10–20 = (s) (2s)2 Jadi, massa Ag2CrO4 yang mengendap sebanyak
1 × 10–20 = 4s3 6,64 gram.
23. Jawaban: b
1 × 10 −20
s= 3
BaSO3(s) Ba2+(aq) + SO32–(aq)
4
s s s
= 1,4 × 10–7 mol L–1
[OH–] = 2s Ksp BaSO3 = [Ba2+] [SO32–]
= 2 × 1,4 × 10–7 5 × 10–10 = (s) (s)
= 2,8 × 10–7 5 × 10–10 = s2
pOH = –log [OH–]
= –log (2,8 × 10–7) s = 5 × 10 −10
= 7 – log 2,8 = 2,2 × 10–5 M
= 7 – 0,45 massa BaSO3 1.000
= 6,55 [BaSO3] = s = × V
Mr BaSO3
pH = 14 – 6,55 = 7,45
Jadi, larutan jenuh yang mempunyai pH paling massa BaSO3 1.000
2,2 × 10–5 = 217
× 200
tinggi adalah Mn(OH)2.
22. Jawaban: b 2,2 × 10--5 × 217
massa BaSO3 =
Mol CaCrO4 = VCaCrO4 × MCaCrO4 5
= 9,55 × 10–4 gram
= 100 mL × 0,4 M
Jadi, massa BaSO3 yang terkandung dalam 200
= 40 mmol
mL larutan jenuhnya sebanyak 9,55 × 10–4 gram.

Kimia Kelas XI 105


24. Jawaban: d Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–]
Misal: 10–8 = (s) (s)
[Ag+] = [Ca2+] = [Ba2+] = [Sr2+] = [Pb2+] = y M 10–8 = s2
1) Ag2SO4; Ksp = 1,4 × 10–5 −8
s = 10
Ag2SO4(s) 2Ag+(aq) + SO42–(aq) = 10–4 M
Ksp Ag2SO4 = [Ag+]2 [SO42–] 2) CaCl2 0,01 M
1,4 × 10–5 = (y)2 [SO42–] CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
1,4 × 10--5 s s s
[SO42–] = CaCl2(s) → Ca2+(aq) + 2Cl–(aq)
y2
0,01 M 0,01 M 0,02 M
2) SrSO4; Ksp = 2,5 × 10–7
Oleh karena s << 0,01 M maka s diabaikan
SrSO4(s) Sr2+(aq) + SO42–(aq) sehingga [Ca2+] = 0,01 M.
Ksp SrSO4 = [Sr2+] [SO42–] Ksp CaCl2 = [Ca2+] [CO32–]
2,5 × 10–7 = (y) [SO42–] 10–8 = (0,01) (s)
2,5 × 10-- 7 s = 1 × 10–6 M
[SO42–] = y Kelarutan CaCO 3 dalam larutan CaCl 2
0,01 M sebesar 1 × 10–6 M.
3) PbSO4; Ksp = 1,7 × 10–8
3) K2CO3 0,01 M
PbSO4(s) Pb2+(aq) + SO42–(aq)
CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42–] s s s
1,7 × 10–8 = (y) [SO42–] K2CO3(s) → 2K+(aq) + CO32–(aq)
-- 8 0,01 M 0,02 M 0,01 M
1,7 × 10
[SO42–] = y Oleh karena s < 0,01 M maka s diabaikan
sehingga [CO32–] = 0,01 M.
4) BaSO4; Ksp = 1,1 × 10–10 Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–]
BaSO4(s) Ba2+(aq) + SO42–(aq) 10–8 = (s) (0,01)
Ksp BaSO4 = [Ba2+] [SO42–] s = 1 × 10–6 M
1,1 × 10–10 = (y) [SO42–] Kelarutan CaCO 3 dalam larutan K 2 CO 3
1,1 × 10-- 10
0,01 M sebesar 1 × 10–6 M.
[SO42–] = y 4) Na2CO3 0,01 M
5) CaSO4; Ksp = 9 × 10–6 CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
s s s
CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq)
Na2CO3(s) → 2Na+(aq) + CO32–(aq)
Ksp CaSO4 = [Ca2+] [SO42–] 0,01 M 0,02 M 0,01 M
9 × 10–6 = (y) [SO42–] Oleh karena s << 0,01 M maka s diabaikan
9 × 10-- 6 sehingga [CO32–] = 0,01 M.
[SO42–] = y Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–]
Jadi, larutan yang mula-mula mengendap adalah 10–8 = (s) (0,01)
BaSO4 karena membutuhkan larutan K2SO4(ion s = 1 × 10–6 M
SO42–) paling sedikit. Kelarutan CaCO3 dalam larutan Na 2CO 3
0,01 M sebesar 1 × 10–6 M.
25. Jawaban: d 5) Ca3(PO4)2 0,01 M
Ca3(PO4)2(s) 3Ca2+(aq) + 2PO43–(aq) CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
Ksp Ca3(PO4)2 = [Ca2+]3 [PO43–]2 s s s
Ca3(PO4)2(s) → 3Ca2+(aq) + 2PO43–(aq)
26. Jawaban: e
0,01 M 0,03 M 0,02 M
Ksp CaCO3 = 10–8
Oleh karena s << 0,03 M maka s diabaikan
1) Air murni sehingga [Ca2+] = 0,03 M.
CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
s s s

106 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


Ksp CaCO3 = [Ca2+] [CO32–] 6 × 10 −12
s= 3
10–8 = (0,03) (s) 4
s = 3,3 × 10–7 M = 1,14 × 10–4 M
Kelarutan CaCO3 dalam larutan Ca3(PO4)2 Kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 1,14 × 10–4 M.
0,01 M sebesar 3,3 × 10–7 M. Ketika ditambah asam klorida, ion H + akan
Jadi, kelarutan CaCO3 paling kecil terdapat pada bereaksi dengan ion OH–. Akibatnya ion OH–
larutan Ca3(PO4)2 0,01 M. berkurang dan kesetimbangan bergeser ke kanan
27. Jawaban: c sehingga kelarutan Mg(OH) 2 semakin besar.
pH = 7 + log 2 Penambahan larutan MgCl2 (ion sejenis) akan
pOH = 14 – (7 + log 2) memperkecil kelarutan Mg(OH)2. Semakin tinggi
= 7 – log 2 suhunya, kelarutan Mg(OH)2 semakin besar.
[OH–] = 2 × 10–7 Jadi, penyertaan yang benar mengenai kelarutan
Mg)OH)2 ditunjukkan oleh angka 2) dan 4).
X(OH)3(s) X 3+(aq) + 3OH–(aq)
2
× 10–7 ≈ 2 × 10–7 B. Uraian
3
Ksp X(OH)3 = [X 3+] [OH–]3 1. Ag3AsO4(s) 3Ag+(aq) + AsO43–(aq)
2 s 3s s
= ( 3 × 10–7)(2 × 10–7)3 Ksp Ag3AsO4 = [Ag+]3 [AsO43–]
= 5,3 × 10–28 1,0 × 10–22 = (3s)3 (s)
28. Jawaban: b 1,0 × 10–22 = 27s4
Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh adanya ion
1,0 × 10 −22
sejenis, suhu, dan jenis pelarut. Adanya ion sejenis s= 4
27
akan memperkecil kelarutan suatu zat. Secara
umum kelarutan suatu zat akan semakin besar = 1,39 × 10–6 mol L–1
seiring meningkatnya suhu. Zat polar akan mudah = 1,39 × 10–6 mol L–1 × Mr Ag3AsO4
larut dalam pelarut polar dan zat nonpolar akan = 1,39 × 10–6 mol L–1 × 463 g mol–1
mudah larut dalam pelarut nonpolar. Dengan = 6,44 × 10–4 g L–1
demikian, kelarutan MgF2 dalam NaF 0,1 M lebih Jadi, kelarutan Ag3ASO4 sebesar 6,44 × 10–4 g L–1.
kecil daripada kelarutannya dalam air. Kelarutan
MgF2 dalam air dipengaruhi oleh ion sejenis dalam 2. Misal: kelarutan SrF2 = s mol L–1
senyawa NaF serta suhu. SrF2(s) Sr2+(aq) + 2F–(aq)
s s 2s
29. Jawaban: c Ksp SrF2 = [Sr2+]
[F–]2
pH = 11 + log 5
pOH = 14 – (11 + log 5) 3,0 × 10–9 = (s) (2s)2
= 3 – log 5 3,0 × 10–9 = 4s3
[OH–] = 5 × 10–3
3,0 × 10 −9
Cd(OH)2(s) Cd2+(aq) + 2OH–(aq) s= 3
4
Ksp Cd(OH)2 = [Cd2+] [OH–]2 = 9,1 × 10–4 mol L–1
7,2 × 10–15 = [Cd2+](5 × 10–3)2 [F–] = 2s
7,2 × 10--1 5 = 2 × 9,1 × 10–4 mol L–1
[Cd2+] = 2,5 × 10 −5
= 1,82 × 10–3 mol L–1
Garam SrF 2 bersifat basa karena ketika ter-
= 2,88 × 10–10 M
hidrolisis dalam air menghasilkan ion OH–.
Jadi, kelarutan Cd(OH)2 dalam larutan NaOH
F–(aq) + H2O( ) HF(aq) + OH–(aq)
dengan pH = 11 + log 5 adalah 2,88 × 10–10 M.
Kw
30. Jawaban: d [OH–] = × [F − ]
Ka
Mg(OH)2(s) Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
s s 2s 10 −14
= × 1,82 × 10 −3
Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+] [OH–]2 6 × 10 −4

6 × 10–12 = (s) (2s)2 = 1,74 × 10–7


6 × 10–12 = 4s3

Kimia Kelas XI 107


pOH = –log [OH–] a. Co(OH)2, Ksp = 2 × 10–16
= –log(1,74 × 10–7) Co(OH)2(s) Co2+(aq) + 2OH–(aq)
= 7 – log 1,74 s s 2s
pH = 14 – (7 – log 1,74) Qsp Co(OH)2 = (1 × 10–6)(5
× 10–4)2
= 7 + log 1,74 = 2,5 × 10–13
Jadi, pH larutan jenuh SrF2 sebesar 7 + log 1,74.
Qsp Co(OH)2 > Ksp Co(OH)2 sehingga ter-
4. Mol NH4OH = MNH4OH × VNH4OH bentuk endapan Co(OH)2.
= 0,2 M × 100 mL b. Fe(OH)2, Ksp = 8 × 10–15
= 20 mmol
Fe(OH)2(s) Fe2+(aq) + 2OH–(aq)
Mol HCl = MHCl × VHCl s s 2s
= 0,1 M × 100 mL Qsp Fe(OH)2 = (1 × 10–6)(5
× 10–4)2
= 10 mmol = 2,5 × 10–13
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O( ) Qsp Fe(OH)2 > Ksp Fe(OH)2 sehingga ter-
Mula-mula: 20 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol bentuk endapan Fe(OH)2.
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
c. Ca(OH)2, Ksp = 5,5 × 10–6
Sisa : 10 mmol – 10 mmol 10 mmol
Ca(OH)2(s) Ca2+(aq) + 2OH–(aq)
Oleh karena terdapat sisa basa lemah (NH4OH) s s 2s
dan garamnya (NH4Cl) maka terbentuk larutan
penyangga basa. Qsp Ca(OH)2 = (1 × 10–6)(5
× 10–4)2
= 2,5 × 10–13
mol NH4OH
[OH–] = Kb × mol NH Cl Qsp Ca(OH)2 < Ksp Ca(OH)2 sehingga tidak
4
terbentuk endapan Ca(OH)2.
10 mmol
= 1 × 10–5 × 10 mmol Jadi, hidroksida yang mengendap adalah Co(OH)2
dan Fe(OH)2.
= 1 × 10–5
Pada saat larutan tepat jenuh: 6. a. Kelarutan Cd(OH)2 dalam air murni
Qsp Zn(OH)2 = Ksp Zn(OH)2 Cd(OH)2(s) Cd2+((aq) + 2OH–(aq)
[Zn2+] [OH–]2 = Ksp Zn(OH)2 s s 2s

[Zn2+] (10–5)2 = 1 × 10–15 KspCd(OH)2 = [Cd2+][OH–]2


1 × 10 --15 1 × 10–14 = (s)(2s)2
[Zn2+] = 1 × 10--1 0 1 × 10–14 = 4s3
= 1 × 10–5 −14
3 1× 10
Jadi, konsentrasi ion Zn2+ pada saat larutan tepat s= 4
jenuh adalah 1 × 10–5 M. = 1,4 × 10–5 M
5. pH = 11 Jadi, kelarutan Cd(OH)2 dalam air murni
pOH = 14 – pH sebesar 1,4 × 10–5 M.
= 14 – 11 b. Kelarutan Cd(OH) 2 dalam larutan kOH
=3 dengan pH = 10
–log [OH–] = 3 pH = 10
–log [OH–] = –log 10–3 pOH = 14 – 10 = 4
[OH–] = 10–3 M [OH–] = 10–4
Konsentrasi ion OH– dalam 200 mL larutan: Ksp Cd(OH)2 = [Cd2+][OH–]2
100 mL 1 × 10–14 = [Cd2+] (10–4)2
[OH–] = 200 mL × 10–3 M = 5 × 10–4 M
1 × 10–14 = (s) (10–8)
Konsentrasi setiap ion: 1 × 10 −14
100 mL
s= 1 × 10 −8
[Co2+] = 200 mL × 2 × 10–6 M = 1 × 10–6 M = 1 × 10–6 M
100 mL Jadi, kelarutan Cd(OH)2 dalam larutan KOH
[Fe2+] = 200 mL × 2 × 10–6 M = 1 × 10–6 M dengan pH = 10 sebesar 1 × 10–6 M.
100 mL
[Ca2+] = 200 mL × 2 × 10–6 M = 1 × 10–6 M

108 Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan


7. Berdasarkan harga Ksp kedua zat tersebut diketahui Volume total = 250 mL + 250 mL = 500 mL = 0,5 L
bahwa Co(OH)2 lebih mudah mengendap daripada mol X 2+ 4 × 10 −3 mol
[X2+] = = = 8 × 10–3 M
Cd(OH)2. volume total 0,5 L
[Co2+] = [Cd2+] = 10–2 M mol Y 2+ 2 × 10 −3 mol
[Y–] = = = 4 × 10–3 M
Pada larutan jenuh Cd(OH)2: volume total 0,5 L

Qsp Cd(OH)2 = Ksp Cd(OH)2 Qsp XY2 = [X2+][Y–]2


[Cd2+] [OH–]2 = 1,0 × 10–14 = (8 × 10–3)(4 × 10–3)2
(10–2) [OH–]2 = 1,0 × 10–14 = (8 × 10–3)(16 × 10–6)
1 × 10 −14 = 128 × 10–9 = 1,28 × 10–7
[OH–]2 = 1 × 10 −2 Oleh karena Qsp XY2 > Ksp XY2 maka terbentuk
= 1,0 × 10–12 endapan XY2.
[OH–] = 1,0 × 10–6
1
pOH = –log (1 × 10–6) = 6 9. V = 1 tetes = × 1 mL = 5 × 10–2 mL = 5 × 10–5 L
20
pH = 14 – 6 = 8
Pada pH = 8 larutan Cd2+ belum mengendap Massa NiS = 9,1 × 10–14 mg = 9,1 × 10–17 g
sebagai Cd(OH)2 sedangkan pada larutan Co2+: massa NiS 1.000
NiS(s) = Mr NiS × V
pH = 8
pOH = 6 → [OH–] = 10–6 9,1 × 10--17 1.000
= × 5 × 10−5
[Co2+] = 10–2 91
–11
= 2 × 10 M
Qsp Co(OH)2 = [Co2+][OH]2 = (10–2) (10–6)2 = 10–14
Oleh karena Qsp Co(OH)2 > Ksp Co(OH)2 maka NiS(s) Ni2+(aq) + S2–(aq)
terbentuk ke endapan Co(OH)2. 2 × 10–11 M 2 × 10–11 M 2 × 10–11 M
Pada larutan jenuh Co(OH)2: Ksp NiS = [Ni2+][S2–]
Qsp Co(OH)2 = Ksp Co(OH)2 = (2 × 10–11)(2 × 10–11) = 4 × 10–22
[Co2+] [OH–]2 = 2,0 × 10–16 Jadi, Ksp NiS pada suhu tersebut adalah 4 × 10–22.
(10–2) [OH–]2 = 2,0 × 10–16 10. MgCl2(aq) → Mg2+(aq) + 2Cl–(aq)
--16
2,0 × 10 0,002 M 0,002 M 0,004 M
[OH–]2 = 1,0 × 10 −2 Na2CO3(aq) + MgCl2(aq) → MgCO3 + 2NaCl(aq)
= 2,0 × 10–14 Endapan MgCO3 mulai terbentuk saat larutan
[OH–] = 1,4 × 10–7 tepat jenuh.
pOH = –log [OH–] = –log (1,4 × 10–7) = 7 – log 1,4 Qsp MgCOH3 = Ksp MgCO3
pH = 14 – (7 – log 1,4) = 7 + log 1,4
[Mg2+] [CO32–] = 6 × 10–6
Pada pH = 7 + log 1,4 larutan Co 2+ belum
mengendap sebagai Co(OH)2 sedangkan pada (2 × 10–3) [CO32–] = 6 × 10–6
larutan Cd2+: 6 × 10--6
[CO32–] = 2 × 10 −3
= 3,0 × 10–3
Qsp Cd(OH)2 = [Cd2+][OH–]2
= (10–2)(1,4 × 10–7)2 = 2 × 10–16 Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq)
Qsp Cd(OH)2 < Ksp Cd(OH)2 sehingga tidak ter- [Na2CO3] = [CO32–] = 3 × 10–3 M
bentuk endapan Cd(OH)2. Mol Na2CO3 = [Na2CO3] × volume larutan
Jadi, daerah pH yang memungkinkan untuk = 3 × 10–3 M × 0,1 L = 3 × 10–4 mol
memisahkan ion Co2+ dan Cd2+ adalah 7 + log Massa Na2CO3 = mol Na2CO3 × Mr Na2CO3
1,4 < pH ≤ 8, yaitu saat ion Co2+ mengendap = 3 × 10–4 mol × 106 g mol-1
sebagai Co(OH) 2 sedangkan ion Cd 2+ tetap
= 0,0318 g
sebagai larutan.
Jadi, massa Na2CO3 yang ditambahkan agar
8. XY2(s) X2+(aq) + 2Y–(aq) mulai terbentuk endapan MgCO 3 sebanyak
Ksp XY2 = 1 × 10–10 0,0318 g.

Kimia Kelas XI 109


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. mendeskripsikan sistem koloid, sifat, dan cara pembuatannya.
2. menjelaskan penerapan sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
3. merancang pembuatan sistem koloid berdasarkan cara dispersi atau kondensasi.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik:
1. mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa sistem koloid dan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
2. berperilaku teliti, objektif, kritis, kerja sama, saling menghargai, dan santun dalam pengamatan dan diskusi.

Koloid

Mempelajari

Sistem Dispersi Koloid Sifat-Sifat Koloid Pembuatan Koloid Penerapan Koloid dalam
Kehidupan Sehari-hari
dan Industri

Mencakup Mencakup Mencakup Mencakup

• Sol • Efek Tyndall • Cara Kondensasi • Bidang Industri


• Aerosol • Gerak Brown • Cara Dispersi • Bidang Makanan
• Emulsi • Elektroforesis • Bidang Farmasi
• Busa • Adsorpsi • Bidang Kosmetik
• Koagulasi
• Dialisis
• Koloid Pelindung
• Koloid Liofil dan Liofob

Mampu

• Mendeskripsikan sistem koloid dan perbedaannya dengan sistem dispersi yang lain.
• Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis koloid.
• Menjelaskan sifat-sifat koloid.
• Menjelaskan penerapan sifat-sifat koloid dalam berbagai bidang.
• Menjelaskan pembuatan koloid secara kondensasi dan dispersi.
• Menjelaskan penggunaan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
• Menyajikan laporan tertulis hasil identifikasi koloid di lingkungan sekitar.
• Menyajikan data hasil percobaan dan laporan mengenai sifat dan pembuatan koloid.
• Menyajikan produk dan laporan mengenai pembuatan produk koloid secara sederhana.
• Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa berupa sistem koloid dan memanfaatkannya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
• Bersikap teliti, cermat, objektif, dan kritis saat melakukan pengamatan dalam percobaan.
• Menghargai pendapat orang lain dan berbahasa santun saat berdiskusi.

110 Koloid
A. Pilihan Ganda B. Uraian
1. Jawaban: a 1. Larutan dan koloid terlihat homogen secara kasat
Cat, mayones, debu, margarin, dan kecap mata. Akan tetapi, secara mikroskopis larutan
merupakan sistem koloid. Cat dan kecap tampak berbeda dengan koloid. Larutan tetap
termasuk sol cair, mayones termasuk emulsi cair, terlihat homogen, sedangkan koloid tampak
debu termasuk aerosol padat, serta margarin heterogen. Partikel terlarut dalam larutan tidak
termasuk emulsi padat. Cuka, air garam, dan sari dapat disaring meskipun dengan kertas saring
buah jeruk termasuk larutan. Air tepung dan air ultra. Sementara partikel dalam koloid dapat
kopi termasuk suspensi. dipisahkan dengan kertas saring ultra. Diameter
partikel larutan < 10–7 cm, sedangkan diameter
2. Jawaban: b
partikel koloid 10–7 – 10–5 cm.
Fase Medium Nama Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid Koloid 2. Stainless steel merupakan paduan logam. Paduan
logam termasuk dispersi koloid tipe sol padat. Sol
1) Gas Cair Busa cair Busa sabun padat memiliki fase terdispersi padat dalam
2) Gas Padat Busa padat Styrofoam
3) Cair Gas Aerosol cair Awan medium pendispersi padat. Stainless steel atau
4) Cair Cair Emulsi cair Susu baja tahan karat terbuat dari unsur besi, silikon,
5) Padat Gas Aerosol padat Debu
krom, karbon, nikel, dan mangan.
Dengan demikian, styrofoam termasuk dispersi 3. Aerosol padat terbentuk apabila partikel-partikel
koloid yang partikelnya tersusun seperti angka 2). padat yang sangat halus terdispersi ke dalam
medium pendispersi gas. Contoh angin puting
3. Jawaban: d
beliung. Pada saat terjadi angin puting beliung,
Santan termasuk sistem koloid. Sistem koloid
partikel-partikel debu beterbangan di udara
tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa
dengan kecepatan tinggi. Sementara itu, aerosol
karena ukuran fase terdispersinya. Ukuran partikel
cair terbentuk apabila partikel-partikel cair
terdispersi dalam santan 10–7 – 10–5 cm. Dengan
terdispersi ke dalam medium pendispersi gas.
demikian, zat terdispersi dalam santan tidak dapat
Contoh kabut. Kabut yang terlihat seperti lapisan
disaring dengan kertas saring biasa dan hanya
tebal menutupi jarak pandang merupakan partikel
dapat disaring dengan kertas saring ultra.
air yang berada dalam udara.
4. Jawaban: a 4. Sistem koloid yang terdapat dalam darah ter-
Di antara zat-zat tersebut, hanya protoplasma masuk sol cair. Partikel padat yang terdispersi
yang didispersikan ke dalam air dapat membentuk dalam darah berupa zat makanan yaitu
koloid. Asam sulfat, alkohol, gula, dan garam akan karbohidrat, protein, dan lemak. Dalam darah juga
membentuk larutan saat dilarutkan dalam air. terdapat hormon dan sisa metabolisme yang tidak
5. Jawaban: b diperlukan tubuh. Partikel padat tersebut
Minyak ikan termasuk dispersi koloid emulsi cair. terdispersi dalam cairan yaitu plasma darah.
Emulsi cair memiliki fase terdispersi cair dan 5. Putih telur yang dikocok terus-menerus akan
medium pendispersi cair. Zat yang juga termasuk membentuk krim kocok. Krim kocok ini termasuk
dispersi koloid emulsi cair adalah santan. Tinta dispersi koloid busa cair. Pada saat terbentuk krim
termasuk dispersi koloid sol cair. Busa sabun dan kocok tersebut, partikel-partikel gas terdispersi
krim kocok termasuk dispersi koloid busa cair. dalam medium pendispersi cair.
Mentega termasuk dispersi koloid emulsi padat.

Kimia Kelas XI 111


A. Pilihan Ganda memiliki muatan positif dua, FeCl3 memiliki muatan
positif tiga, dan FeSO4 memiliki muatan positif dua.
1. Jawaban: b Jadi, larutan yang paling efektif mengkoagulasikan
Sistem koloid tampak keruh tanpa endapan, As2S3 adalah FeCl3.
sedangkan larutan tampak jernih. Salah satu sifat
koloid berupa efek Tyndall. Sifat efek Tyndall 6. Jawaban: e
ditunjukkan oleh hamburan berkas cahaya. Elektrodialisis adalah proses dialisis mengguna-
Jalannya cahaya melewati partikel zat akan kan elektrode. Tujuannya untuk menarik ion sisa
terlihat. Dengan demikian, zat yang termasuk penambahan elektrolit agar keluar dari dispersi
dispersi koloid ditunjukkan oleh angka 1) dan 3). koloid.

2. Jawaban: c 7. Jawaban: c
Terjadinya gerak zig-zag disebabkan adanya Sol liofob fase terdispersinya mempunyai afinitas
pergerakan partikel-partikel dari koloid dalam kecil terhadap medium pendispersinya sehingga
medium pendispersi yang akan menghasilkan mudah diendapkan meskipun dengan penambah-
tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu an sedikit elektrolit. Sedikit menunjukkan gerak
sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari Brown saat diamati menggunakan mikroskop ultra,
segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup mampu mengadsorpsi medium pendispersinya,
kecil, tumbukan yang terjadi cenderung tidak partikel-partikelnya kurang mampu mengham-
seimbang. Dengan demikian, terdapat suatu burkan cahaya, dan medium yang diadsorpsi
resultan tumbukan yang mengakibatkan berupa molekul merupakan sifat sol liofil.
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi 8. Jawaban: a
gerak zig-zag. Koloid hidrofil adalah koloid yang partikel-partikel
3. Jawaban: b terdispersinya mudah menarik air. Contoh gelatin,
Tawas yang dicampurkan ke dalam air kotor akan protein, lem kanji, lem karet, busa sabun, dan agar-
membentuk koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif agar. Sementara itu, sol belerang dan mayones
sehingga air kotor yang merupakan koloid merupakan koloid hidrofob yaitu koloid yang tidak
bermuatan negatif akan menggumpal. Proses stabil dalam medium polar yang berupa air jika tidak
penggumpalan ini merupakan proses koagulasi. diberi emulgator atau koloid pelindung.

4. Jawaban: e 9. Jawaban: b
Prinsip elektroforesis digunakan untuk Koloid pelindung merupakan koloid yang dapat
membersihkan asap pada cerobong pabrik melindungi atau menstabilkan koloid lain agar
(industri). Elektroforesis merupakan pergerakan tidak terjadi koagulasi. Koloid pelindung bekerja
partikel koloid di bawah medan listrik. Prinsip dengan cara membentuk pembungkus berupa
dialisis digunakan untuk proses cuci darah bagi lapisan di sekeliling partikel koloid lain. Adanya
penderita gagal ginjal. Prinsip koagulasi lapisan tersebut akan melindungi muatan koloid
digunakan untuk penjernihan air menggunakan sehingga partikel koloid tidak menggumpal atau
tawas. Gerak Brown dapat mengakibatkan koloid terpisah dari mediumnya.
menjadi stabil dan tidak mengendap meskipun 10. Jawaban: b
didiamkan dalam waktu lama. Efek Tyndall terjadi Minyak silikon merupakan koloid pelindung pada
pada peristiwa sorot lampu proyektor di gedung cat yaitu untuk melindungi campuran warna cat
bioskop yang tampak jelas saat ada debu atau dengan oksida-oksida logam. Kasein merupakan
asap rokok. koloid pelindung dalam susu yaitu melindungi
5. Jawaban: d lemak agar tetap menyatu dengan medium
Proses koagulasi atau penggumpalan dapat terjadi pendispersinya. Terjadinya solvatasi pada koloid
dengan mencampurkan koloid dengan larutan yang liofil atau hidrofil bertujuan agar terbentuk
berbeda muatan. As2S3 merupakan koloid yang selubung sehingga koloid terhindar dari agregasi.
bermuatan negatif. Koloid negatif paling efektif Penggunaan kantong semipermeabel untuk
dikoagulasikan dengan larutan yang bermuatan mengurangi ion-ion pengganggu terjadi pada
positif paling besar. K3PO4 memiliki muatan positif proses hemodialisis sehingga merupakan
satu, MgSO4 memiliki muatan positif dua, Ba(NO3)2 peristiwa dialisis.

112 Koloid
B. Uraian menuju katode, asam amino yang bermuatan
1. Berkas sinar matahari yang melewati celah-celah negatif akan menuju anode, dan asam amino netral
daun pada pagi hari akan tampak jelas jika suasana tidak akan terpengaruh oleh kedua elektrode.
sedang berkabut. Peristiwa tersebut berhubungan 4. Sol hidrofil atau liofil dikatakan bersifat reversible
dengan sifat koloid berupa efek Tyndall. Efek karena fase terdispersi pada sol hidrofil dapat
Tyndall merupakan efek penghamburan berkas dipisahkan dengan cara pemanasan. Zat padat
sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam yang terpisah ini dapat kembali menjadi sol
sistem koloid sehingga jalannya sinar terlihat. apabila dicampurkan dengan air. Contoh sifat
Kabut merupakan koloid tipe aerosol cair yaitu fase reversible ini dapat ditemui pada sol agar-agar.
terdispersi cair dalam medium pendispersi gas. Agar-agar dalam air panas berupa sol, setelah
2. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif, sedangkan didinginkan berubah menjadi gel. Gel akan
koloid As2S3 bermuatan negatif sehingga jika menjadi sol kembali setelah dipanaskan.
dicampur keduanya akan terkoagulasi karena 5. Contoh penerapan koloid pelindung yang di-
berbeda muatan. manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
3. Asam amino akan bermuatan positif, negatif, dan berikut.
netral jika larutan asam amino diatur pada pH a. Pada pembuatan es krim digunakan gelatin
tertentu. Pemisahan asam amino dapat dilakukan untuk mencegah pembentukan kristal besar
dengan elektroforesis. Asam amino tersebut es atau gula.
ditempatkan dalam tabung U dan dialiri arus listrik b. Pada pembuatan cat dicampurkan minyak
melalui dua elektrode yang diletakkan di kedua silikon untuk melindungi campuran zat warna
mulut tabung. Dengan demikian, akan terjadi dan oksida logam.
medan listrik yang mengakibatkan asam amino c. Pada pembuatan margarin digunakan lesitin
terpisah. Asam amino yang bermuatan positif akan untuk menstabilkan butiran-butiran halus air
dalam margarin.

A. Pilihan Ganda dengan menambahkan larutan FeCl3 jenuh ke


1. Jawaban: e dalam air yang mendidih dinamakan reaksi
Pembuatan koloid secara kondensasi dilakukan hidrolisis (kondensasi).
dengan cara penggabungan partikel-partikel halus 3. Jawaban: c
(molekuler) menjadi partikel yang lebih besar Sol Fe(OH)3 dibuat dari senyawa FeCl3 yang
dinamakan kondensasi. Contoh berbagai cara ditambahkan ke dalam air mendidih. Larutan
pembuatan koloid secara kondensasi yaitu reaksi FeCl3 akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion
pengendapan, reaksi hidrolisis, reaksi substitusi, Fe 3+ akan terhidrolisis menjadi sol Fe(OH) 3.
reaksi redoks, dan penggantian pelarut. Contoh pembuatan koloid dengan cara mekanik
Sementara itu, cara mekanik, peptisasi, busur yaitu pada pembuatan mentega. Contoh
Bredig, dan homogenisasi merupakan proses pembuatan koloid dengan cara peptisasi yaitu
pembuatan koloid secara dispersi yaitu pada pembuatan sol perak iodida (AgI). Contoh
pembuatan koloid yang berasal dari partikel besar. pembuatan koloid dengan cara reaksi redoks yaitu
2. Jawaban: d pada pembuatan sol emas. Contoh pembuatan
Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas koloid dengan cara homogenisasi yaitu pada
H2S ke dalam larutan As2O3 dinamakan reaksi pembuatan susu.
pemindahan/substitusi (kondensasi). Pembuatan 4. Jawaban: b
sol belerang dengan mengalirkan gas H2S ke Pembuatan koloid dengan cara membuat partikel-
dalam larutan SO 2 dinamakan reaksi redoks partikel fase terdispersi menggunakan loncatan
(kondensasi). Pembuatan sol AgCl dengan bunga api listrik merupakan pembuatan koloid
mereaksikan perak nitrat encer dengan larutan HCl dengan cara busur Bredig. Pembuatan koloid
dinamakan reaksi pengendapan (kondensasi). dengan cara pendinginan dilakukan dengan cara
Pembuatan sol emas dengan melompatkan bunga menggumpalkan suatu larutan sehingga menjadi
api listrik dari elektrode Au dalam air dinamakan koloid. Pembuatan koloid dengan cara pe-
busur Bredig (dispersi). Pembuatan sol Fe(OH)3 ngembunan uap dilakukan dengan mengalirkan

Kimia Kelas XI 113


uap melalui air dingin hingga mengembun sehingga untuk membentuk koloid. Pengembunan uap
diperoleh partikel koloid. Pembuatan koloid dengan dilakukan dengan cara menguapkan zat lalu
cara penggantian pelarut dilakukan dengan mengalirkannya melalui air dingin sehingga
mengganti pelarut yang digunakan dengan pelarut terbentuk cairan (mengembun). Keempat cara
tertentu yang mampu melarutkan fase terdispersi tersebut biasa digunakan dalam pembuatan sol.
dengan baik. Pembuatan koloid dengan cara
9. Jawaban: b
homogenisasi digunakan untuk membuat suatu zat
Pembuatan koloid secara kondensasi dilakukan
menjadi homogen dan berukuran partikel koloid.
dengan cara menggumpalkan partikel-partikel
5. Jawaban: c larutan. Pembuatan sol belerang secara
Sol AgI dibuat dengan mencampurkan larutan kondensasi ditunjukkan oleh angka 1) dan 3).
AgNO3 dengan larutan KI berlebih. Campuran ini Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan hidrogen
menghasilkan endapan AgI. Endapan AgI peroksida termasuk pembuatan koloid melalui
kemudian dicuci agar mengalami peptisasi yaitu reaksi redoks. Menambahkan asam klorida pada
terbentuknya partikel koloid AgI. Cara ini dikenal larutan natrium tiosulfat termasuk pembuatan
dengan cara peptisasi. koloid melalui reaksi substitusi. Sementara itu,
pembuatan sol belerang yang ditunjukkan oleh
6. Jawaban: d angka 2) dan 4) merupakan cara dispersi yaitu
Reaksi substitusi pada pembuatan koloid disebut dengan cara menghaluskan partikel-partikel
pula dengan reaksi pemindahan. Contoh pada suspensi.
pembuatan koloid belerang dari larutan HCl yang
10. Jawaban: d
ditambahkan ke dalam larutan Na2S2O3 menurut
Pembuatan koloid secara dispersi merupakan
persamaan reaksi Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → cara pembuatan koloid yang berasal dari
2NaCl(aq) + H2SO3(aq) + S(s). Reaksi 2H2S(g) + suspensi. Cara dispersi meliputi cara busur
SO2(aq) → 3S(s) + 2H2O(A) dan 2AuCl3(aq) + Bredig, mekanik, peptisasi, dan homogenisasi.
3HCHO(aq) + 3H2O(A) → 2Au(s) + 6HCl(aq) + Sementara itu, reaksi hidrolisis, reaksi redoks, dan
3HCOOH(aq) merupakan pembuatan koloid reaksi pemindahan termasuk pembuatan koloid
secara kondensasi yaitu pembuatan koloid dari
dengan reaksi redoks. Reaksi FeCl3(aq) + 3H2O(A)
larutan sejati. Jadi, pembuatan koloid secara
→ Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq) merupakan pembuatan dispersi ditunjukkan oleh angka 2), 4), dan 6).
koloid dengan reaksi hidrolisis. Reaksi AgNO3(aq)
+ HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq) merupakan B. Uraian
pembuatan koloid dengan reaksi pengendapan. 1. Sol As2S3 dibuat dengan reaksi pemindahan atau
7. Jawaban: a substitusi, caranya dengan mengalirkan gas asam
Sol belerang dalam air dapat dibuat dengan cara sulfida ke dalam larutan arsen(III) oksida.
kondensasi fisika melalui penggantian pelarut. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Belerang dilarutkan ke dalam belerang disulfida atau As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 3H2O(A)
alkohol hingga diperoleh larutan jenuh. Selanjutnya,
2. Jika larutan AgNO3 dicampurkan ke dalam larutan
larutan tersebut diteteskan sedikit demi sedikit ke
NaCl akan terbentuk endapan AgCl. Persamaan
dalam air hingga terbentuk sol belerang.
reaksinya sebagai berikut.
8. Jawaban: b AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Jeli merupakan fase terdispersi cair dalam medium
pendispersi padat. Jeli dapat dibuat dengan cara AgCl yang terbentuk berupa endapan. Akan tetapi
peptisasi. Zat pemecah dalam pembuatan jeli jika NaCl yang ditambahkan berlebih (ion Cl–
adalah pektin atau asam pektinat. Pektin berlebih), AgCl akan mengadsorpsi ion-ion Cl–
mempunyai sifat terdispersi dalam air. Pektin sehingga terbentuk koloid yang berwarna putih
bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan seperti susu.
membentuk gel (jeli). Pembuatan koloid secara 3. Partikel lemak yang berukuran suspensi dapat
mekanik dilakukan dengan cara penggerusan zat diubah menjadi berukuran koloid dengan cara
padat lalu didispersikan ke dalam medium homogenisasi. Caranya dengan melewatkan
pendispersi. Pembuatan koloid dengan cara busur partikel-partikel lemak melalui lubang berpori
Bredig menggunakan loncatan bunga api listrik. bertekanan tinggi. Jika partikel koloid telah
Reaksi pemindahan dilakukan dengan menambah- terbentuk partikel-partikel tersebut selanjutnya
kan atau mengalirkan suatu zat ke dalam larutan didispersikan ke dalam medium pendispersi.

114 Koloid
4. Pembuatan koloid dengan cara dispersi berasal 5. Dengan busur Bredig, logam emas dibuat dengan
dari suspensi. Caranya dengan menghaluskan cara logam emas dijadikan elektrode lalu
partikel-partikel suspensi hingga berukuran dicelupkan dalam air. Ketika arus listrik dialirkan
partikel koloid dan mendispersikannya ke dalam melalui elektrode akan terjadi bunga api listrik
medium pendispersi. Cara dispersi meliputi sehingga atom-atom emas menguap dan larut
peptisasi, mekanik, dan busur Bredig. Pembuatan dalam air membentuk sol emas. Sol emas
koloid dengan cara kondensasi berasal dari distabilkan dengan cara mengadsorpsi ion-ion
partikel-partikel zat terlarut di dalam larutan sejati OH– dari air. Dengan reaksi redoks, emas(III)
yang berupa ion, atom, atau molekul. Caranya klorida direduksi dengan formalin. Persamaan
dengan menggabungkan partikel-partikel dalam reaksinya yaitu 2AuCl 3(aq) + 3HCHO(aq) +
larutan sejati hingga menjadi partikel berukuran 3H2O(A) → 2Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq).
koloid. Pembuatan koloid dengan cara kondensasi Awalnya emas terbentuk dalam keadaan atom-
meliputi reaksi pengendapan, reaksi hidrolisis, atom bebas, lalu beragregat menjadi berukuran
reaksi pemindahan, reaksi redoks, pengembunan partikel koloid. Partikel koloid distabilkan oleh ion-
uap, pendinginan, dan penggantian pelarut. ion OH – yang teradsorpsi pada permukaan
partikel koloid. Ion-ion OH– tersebut berasal dari
ionisasi air.

A. Pilihan Ganda maskara termasuk koloid tipe sol cair. Sabun


1. Jawaban: c cukur termasuk koloid tipe buih. Parfum semprot
Tinta termasuk koloid sol cair. Sol cair memiliki termasuk koloid tipe aerosol cair.
fase terdispersi padat dalam medium pendispersi 5. Jawaban: d
cair. Fase cair dalam gas merupakan koloid aero- Getah karet termasuk koloid tipe sol cair. Koloid
sol cair. Fase cair dalam padat merupakan koloid tipe sol cair memiliki fase terdispersi padat dalam
emulsi padat. Fase padat dalam gas merupakan medium pendispersi cair. Koloid dengan fase gas
koloid aerosol padat. Fase gas dalam padat dalam cair dinamakan busa cair. Koloid dengan
merupakan koloid busa padat. fase cair dalam cair dinamakan emulsi cair. Koloid
2. Jawaban: d dengan fase cair dalam padat dinamakan emulsi
Proses pewarnaan kain termasuk penerapan sifat padat. Koloid dengan fase padat dalam padat
adsorpsi. Kain diwarnai dengan cara pencelupan. dinamakan sol padat.
Kain yang dicelup terlebih dahulu dicampur
dengan garam Al2(SO4)3. Pada saat dicelupkan B. Uraian
ke dalam larutan zat pewarna tersebut akan 1. Contoh penerapan sistem koloid dalam bidang
dihasilkan koloid Al(OH)3 sehingga kain akan lebih industri makanan yaitu pembuatan susu, mentega,
mudah menyerap warna. es krim, keju, dan mayones. Susu, es krim, dan
mayones termasuk koloid tipe emulsi cair yaitu
3. Jawaban: b
memiliki fase terdispersi cair dalam medium
Sistem koloid tanah diatome dapat digunakan
pendispersi cair. Mentega dan keju termasuk
untuk memutihkan warna gula tebu. Partikel koloid
emulsi padat yaitu memiliki fase terdispersi cair
tanah diatome dapat menyerap zat warna dari gula
dalam medium pendispersi padat.
tebu sehingga gula menjadi putih. Emulsi susu
distabilkan oleh kasein. Pengotor asap pabrik 2. Produk-produk dalam industri dibuat dalam bentuk
dapat diendapkan dengan alat pengendap koloid karena sistem koloid merupakan satu-
elektrostatik. Muatan koloid dalam air dapat satunya cara membuat zat-zat atau bahan yang
dinetralkan dengan Al(OH)3 dari tawas. Zat warna tidak dapat larut satu sama lain menjadi campuran
dalam cat distabilkan oleh emulgator cat. yang stabil.
Contoh:
4. Jawaban: a
Tinta yang mempunyai fase terdispersi zat-zat
Sol padat merupakan sistem koloid dengan fase
berwarna (pigmen) dan medium pendispersi air.
terdispersi padat dalam medium pendispersi
Sebenarnya zat-zat warna (pigmen) tidak larut
padat. Kosmetik yang termasuk tipe koloid sol
dalam air. Akan tetapi dengan sistem koloid dapat
padat yaitu lipstik dan pensil alis. Masker dan
dibuat tinta yang berupa campuran yang stabil.

Kimia Kelas XI 115


3. Lumpur merupakan koloid bermuatan negatif yang formiat atau asam asetat. Karet yang telah
kurang stabil. Penambahan tawas (KAl(SO4)2) menggumpal selanjutnya digiling dan dicuci. Karet
berguna untuk menetralkan muatan lumpur kemudian diproses lebih lanjut menjadi lembaran
sehingga lumpur beragregat dan mengendap. (sheet).
4. Getah karet adalah koloid tipe sol. Zat yang 5. Molekul sabun atau detergen mempunyai gugus
terdispersi dalam getah karet adalah partikel- kepala yang bersifat polar dan hidrofil, serta gugus
partikel karet. Karet dapat diperoleh dengan ekor yang bersifat nonpolar dan hidrofob. Jika
memisahkan partikel-partikel karet dari medium sabun dilarutkan dalam air, bagian kepala akan
pendispersinya. Hal ini dilakukan dengan menghadap air dan bagian ekor akan menghadap
mengkoagulasikan getah karet dengan asam ke dalam mengelilingi kotoran. Kotoran tersebut
akan diikat sehingga terlepas dari serat kain.

116 Koloid
Sol Padat
Sol

Sol Cair
Reaksi
Pengendapan
Aerosol Padat
Aerosol
Reaksi
Hidrolisis Aerosol Cair

Reaksi Kimia
Pemindahan/ Sistem Dispersi
Substitusi Koloid

Cara Kondensasi Emulsi Padat


Reaksi Emulsi
Redoks
Emulsi Cair
Pembuatan
Koloid
Pengembunan
Uap Busa Padat
Busa
Pendinginan
Fisika Busa Cair

Penggantian
Pelarut
Koloid
Busur Bredig
Efek Tyndall
Mekanik
Cara Dispersi Gerak Brown

Peptisasi Elektroforesis

Homogenisasi Adsorpsi
Sifat-Sifat
Koloid
Bidang Industri
Koagulasi

Bidang Makanan Dialisis


Penerapan Koloid dalam
Kehidupan Sehari-hari Koloid Pelindung

Kimia Kelas XI
Bidang Farmasi dan Industri
Koloid Liofil dan Liofob
Bidang Kosmetik

117
A. Pilihan Ganda merupakan senyawa polar karena adanya
1. Jawaban: c detergen. Detergen mempunyai bagian polar
Tinta, lateks (getah karet), margarin, dan batu berupa natrium sulfonat dan bagian nonpolar
apung termasuk koloid. Sementara itu, air sadah berupa senyawa hidrokarbon. Dengan adanya
bukan merupakan koloid karena di dalamnya dua bagian detergen tersebut, memungkinkan
terdapat ion-ion Ca 2+ dan Mg 2+ yang meng- minyak parafin dapat bergabung dengan air
akibatkan sabun tidak dapat berbusa. Ion-ion membentuk emulsi cair. Emulsi cair memiliki fase
tersebut terdispersi homogen dalam air, stabil, dan terdispersi cair dalam medium pendispersi cair.
tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa. Contoh sol cair adalah tinta dan cat. Contoh busa
Oleh karena itu, air sadah termasuk larutan. cair adalah busa sabun dan krim kocok. Contoh
aerosol cair adalah kabut dan awan. Contoh
2. Jawaban: a emulsi padat adalah mentega dan keju.
Salah satu ciri yang membedakan larutan dengan
koloid adalah kejernihannya. Larutan membentuk 7. Jawaban: b
sistem dispersi yang jernih, sedangkan koloid Koagulasi merupakan peristiwa pengendapan
terlihat keruh. Larutan dan koloid mempunyai partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
persamaan untuk ciri fisik yang lain, seperti terlihat terpisah dari medium pendispersinya. Contoh
homogen, stabil, tidak mengendap, dan tidak pada proses pembentukan delta di daerah muara,
dapat disaring dengan kertas saring. koagulannya berupa air laut yang merupakan
elektrolit. Identifikasi jenazah melalui tes DNA
3. Jawaban: c merupakan penerapan sifat koloid elektroforesis.
Batu apung termasuk koloid tipe busa padat. Pembuatan es krim dengan penambahan gelatin
Koloid busa padat memiliki fase terdispersi gas dan penambahan emulgator pada pembuatan
dalam medium pendispersi padat. Contoh koloid emulsi minyak dengan air merupakan penerapan
busa padat yang lain yaitu styrofoam. Paduan sifat koloid berupa koloid pelindung. Penjernihan
logam dan kaca berwarna termasuk koloid tipe minyak goreng dengan penambahan arang aktif
sol padat. Mentega dan mutiara termasuk koloid merupakan penerapan sifat koloid berupa
tipe emulsi padat. adsorpsi.
4. Jawaban: e
8. Jawaban: a
Udara yang ditiupkan ke dalam larutan sabun
Sifat adsorpsi diterapkan pada penyaringan asap
menggunakan sedotan akan membentuk buih.
pabrik dengan alat Cottrell dan pemutihan gula
Buih merupakan koloid tipe busa cair. Koloid busa
dengan karbon aktif (ditunjukkan oleh angka 1)
cair memiliki fase terdispersi gas dan medium
dan 2)). Penjernihan air dengan tawas merupakan
pendispersi cair. Fase cair dalam padat
penerapan sifat koagulasi. Sorot lampu pada
dinamakan emulsi padat. Fase gas dalam padat
malam hari berkabut merupakan penerapan sifat
dinamakan busa padat. Fase cair dalam cair
efek Tyndall. Cuci darah pada penderita gagal
dinamakan emulsi cair. Fase cair dalam gas
ginjal merupakan penerapan sifat dialisis.
dinamakan aerosol cair.
9. Jawaban: e
5. Jawaban: a
Peristiwa berkumpulnya warna cokelat pada salah
Sol cair adalah sistem koloid dengan fase padat
satu mulut pipa U menunjukkan sifat koloid
terdispersi dalam fase cair. Fase cair yang
elektroforesis. Fe(OH) 3 bermuatan positif,
terdispersi dalam fase cair disebut emulsi cair.
sedangkan As 2 S 3 bermuatan negatif. Jika
Fase padat yang terdispersi dalam gas disebut
rangkaian dihubungkan dengan sumber arus
aerosol padat. Fase cair yang terdispersi dalam
listrik searah, koloid yang bermuatan positif akan
fase gas disebut aerosol cair. Fase gas yang ter-
bergerak menuju elektrode negatif. Sebaliknya,
dispersi dalam fase cair disebut busa cair.
koloid yang bermuatan negatif akan bergerak
6. Jawaban: c menuju elektrode positif. Akibatnya, partikel dari
Minyak parafin yang merupakan senyawa non- As2S3 yang berwarna cokelat akan berkumpul
polar dapat bergabung dengan air yang pada salah satu mulut pipa.

118 Koloid
10. Jawaban: d proses pembuatan margarin, dan penggunaan
Liofil adalah koloid yang fase terdispersinya larutan gom untuk melindungi partikel-partikel
mempunyai afinitas besar dalam menarik medium karbon dalam tinta.
pendispersinya. Zat yang termasuk liofil adalah
16. Jawaban: e
agar-agar, mentega, awan, sabun, minyak tanah,
Adsorpsi merupakan proses penyerapan suatu
lem karet, lem kanji, dan busa sabun. Sementara
partikel zat, baik berupa ion, atom, maupun
itu, sol emas, sol perak klorida, susu, belerang,
molekul pada permukaan zat tersebut sehingga
batu apung, asap, dan debu merupakan liofob.
koloid akan memiliki muatan listrik. Contoh
Liofob adalah koloid yang fase terdispersinya
penerapannya yaitu pada proses pemutihan gula
mempunyai afinitas kecil terhadap medium
tebu (4) dan pengobatan diare dengan norit (5).
pendispersi.
Pemutihan gula menerapkan sifat adsorpsi
11. Jawaban: c kotoran yang mengakibatkan warna gula menjadi
Muatan listrik pada partikel koloid terjadi karena cokelat. Pengobatan diare dengan norit
permukaan partikel-partikel koloid mengadsorpsi menerapkan sifat adsorpsi racun dan air yang
atau menyerap ion-ion yang ada dalam medium terdapat dalam saluran pencernaan. Sorot lampu
pendispersi. proyektor di gedung bioskop menunjukkan sifat
efek Tyndall. Penetralan albuminoid dalam darah
12. Jawaban: d
sehingga terjadi penggumpalan dan menutup luka
Pada peristiwa tersebut, partikel-partikel yang
menerapkan sifat koagulasi. Proses cuci darah
dapat disaring termasuk partikel kasar, sedangkan
pada penderita gagal ginjal menerapkan sifat
filtratnya termasuk koloid. Hal ini karena saat
dialisis.
filtrat disinari dengan lampu senter dapat
menghamburkan sinar sehingga jalannya sinar 17. Jawaban: c
terlihat. Sifat koloid yang ditunjukkan oleh Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion
peristiwa tersebut berupa sifat efek Tyndall. pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid
menggunakan selaput semipermeabel. Contoh
13. Jawaban: d
penerapannya yaitu pada proses cuci darah
Cuci darah bagi penderita gagal ginjal menerap-
penderita gagal ginjal. Peristiwa penggumpalan
kan sifat koloid berupa dialisis. Menghilangkan
lateks, pembentukan delta pada muara sungai,
bau badan menerapkan sifat koloid berupa
dan pengendapan debu pada cerobong asap
adsorpsi. Penyaringan asap pabrik menerapkan
merupakan contoh penerapan sifat koagulasi.
sifat koloid berupa koagulasi. Sorot lampu pada
Sementara itu, peristiwa pengobatan sakit perut
malam hari menerapkan sifat koloid berupa efek
dengan norit merupakan contoh penerapan sifat
Tyndall. Gelatin pada es krim menerapkan sifat
adsorpsi.
koloid berupa koloid pelindung.
18. Jawaban: a
14. Jawaban: c
Beberapa pembuatan koloid dengan cara
Santan termasuk koloid tipe emulsi cair. Koloid
kondensasi sebagai berikut.
emulsi cair memiliki fase terdispersi cair dalam
1) Pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan
medium pendispersi cair. Fase gas dalam
gas H2S ke dalam larutan As2O3.
medium pendispersi cair merupakan koloid tipe
2) Pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara me-
busa cair. Fase cair dalam medium pendispersi
reaksikan FeCl3 dengan air panas.
gas merupakan koloid tipe aerosol cair. Fase gas
3) Pembuatan sol belerang dengan cara reaksi
dalam medium pendispersi padat merupakan
redoks.
koloid tipe busa padat. Fase padat dalam medium
Pembuatan sol emas dengan melompatkan bunga
pendispersi cair merupakan koloid tipe sol cair.
api listrik dari elektrode Au ke dalam air
15. Jawaban: b merupakan cara busur Bredig. Pembuatan sol
Penggunaan asam format pada proses belerang dengan mencampurkan serbuk belerang
pengolahan karet dari lateks bertujuan untuk dengan gula, lalu dimasukkan dalam air
menggumpalkan lateks. Jadi, proses ini merupakan cara mekanik. Pembuatan sol Al(OH)3
menerapkan prinsip koagulasi. Penerapan prinsip dengan menambahkan larutan AlCl3 ke dalam
koloid pelindung diterapkan pada penambahan endapan Al(OH)3 merupakan cara peptisasi. Pem-
gelatin untuk mencegah terbentuknya gula atau buatan sol agar-agar dengan cara memasukkan
kristal es pada es krim, penggunaan kasein pada serbuk agar-agar ke dalam air panas merupakan
proses pembuatan susu, penambahan lesitin cara mekanik.
untuk menstabilkan butiran-butiran air dalam

Kimia Kelas XI 119


19. Jawaban: e 24. Jawaban: d
Sol damar bersifat larut dalam alkohol, tetapi sukar Mentega termasuk emulsi padat yaitu koloid
larut dalam air. Pada pembuatan sol damar, mula- dengan fase terdispersi cair dalam medium
mula damar dilarutkan dalam alkohol hingga diper- pendispersi padat. Sementara itu, cuka, garam,
oleh larutan jenuhnya. Larutan jenuh selanjutnya jagung, dan singkong bukan merupakan koloid.
ditambah air hingga diperoleh sol damar.
25. Jawaban: b
Pembuatan koloid tersebut menggunakan cara
Penggunaan koloid tipe sol cair terdapat pada cat
penggantian pelarut. Pembuatan koloid dengan
kuku dan masker wajah, lipstik termasuk sol
reaksi redoks selalu disertai dengan perubahan
padat. Hairspray dan parfum semprot termasuk
bilangan oksidasi. Pembuatan koloid dengan
aerosol. Pembersih muka termasuk emulsi.
reaksi hidrolisis dilakukan dengan mereaksikan
Sabun cukur termasuk buih. Minyak rambut
garam tertentu dengan air. Pembuatan koloid
termasuk gel.
dengan reaksi pengendapan dilakukan dengan
cara mencampurkan dua macam larutan elektrolit 26. Jawaban: c
hingga menghasilkan endapan yang berukuran Kuning telur berfungsi sebagai emulgator dalam
koloid. Pembuatan koloid dengan pengembunan mayones. Kuning telur membantu mengemulsikan
uap dilakukan dengan cara menguapkan zat lalu minyak nabati dalam air.
mengembunkan uapnya yang dilakukan melalui 27. Jawaban: c
pengaliran lewat air dingin. Saat dipanaskan, putih telur akan mengalami
20. Jawaban: d penggumpalan (koagulasi). Peristiwa koagulasi
Sol sulfida yang terbentuk dari endapan CdS juga terjadi pada kegiatan mendinginkan agar-agar
dapat dibuat dengan cara mengalirkan gas H2S panas. Sementara itu, kegiatan pencelupan serat
ke dalam endapan CdS hingga diperoleh sulfida wol, pemurnian gula pasir, dan penyembuhan sakit
yang terdispersi. Cara ini dinamakan peptisasi perut dengan norit menunjukkan sifat koloid berupa
yaitu melarutnya kembali endapan elektrolit yang adsorpsi. Pengurangan zat pencemar udara yang
berupa partikel-partikel koloid. dikeluarkan dari cerobong asap pabrik menunjuk-
kan sifat koloid berupa elektroforesis.
21. Jawaban: c
28. Jawaban: e
Sol Liofil Sol Liofob
Pembersih muka merupakan emulsi cair. Bahan
Kekentalannya tinggi. Kekentalannya rendah. berwujud cair didispersikan dalam medium cair.
Bersifat reversible. Bersifat irreversible. Lipstik adalah sol padat, sedangkan maskara dan
Kurang menunjukkan gerak Gerak Brown sangat jelas. cat kuku adalah sol cair. Gel rambut merupakan
Brown.
Dapat mengadsorpsi me- Tidak dapat mengadsorpsi koloid tipe gel.
diumnya. mediumnya.
29. Jawaban: a
Efek Tyndall kurang jelas. Efek Tyndall sangat jelas.
1) 2H2S + SO2 ⎯⎯→ 2H2O + 3S
22. Jawaban: b –2 +4 0
Kalsium asetat sukar larut dalam alkohol, tetapi oksidasi
mudah larut dalam air. Agar kalsium asetat dapat reduksi
larut dalam alkohol, kalsium asetat dilarutkan
terlebih dahulu ke dalam air hingga terbentuk Reaksi tersebut merupakan reaksi konpro-
larutan jenuh kalsium asetat, lalu ditambahkan porsionasi (redoks).
pelarut alkohol sedikit demi sedikit. Penambahan 2) As2O3 + 3H2S → As2S3 + 3H2O
ini mengakibatkan terjadinya pergantian pelarut Reaksi tersebut merupakan reaksi pemindah-
dari air ke alkohol sehingga terjadi koloid gel an.
kalsium asetat. 3) AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3
23. Jawaban: b Reaksi tersebut merupakan reaksi peng-
Cat merupakan contoh sistem koloid yang berwujud endapan.
sol cair (sol) yaitu sistem koloid dengan fase 4) FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
terdispersi padat dalam medium pendispersi cair. Reaksi tersebut merupakan reaksi hidrolisis.
Fase terdispersi padat dalam medium pendispersi 5) 2H3AsO3 + 3H2S → 6H2O + As2S3
padat adalah sol padat, cair dalam padat adalah
Reaksi tersebut merupakan reaksi dekom-
emulsi padat, cair dalam gas adalah aerosol cair
posisi rangkap.
(aerosol), dan gas dalam cair adalah busa cair.

120 Koloid
30. Jawaban: e 6. Kegiatan industri yang memanfaatkan sifat
Norit dapat digunakan untuk mengobati sakit perut adsorpsi sebagai berikut.
karena norit dapat membentuk koloid yang a. Industri gula yaitu pada kegiatan pemutihan
mampu mengadsorpsi zat racun atau gas di dalam gula.
pencernaan. Penggunaan norit ini menerapkan b. Industri tekstil yaitu pada proses pewarnaan
sifat adsorpsi koloid. tekstil.
c. Industri air minum yaitu pada kegiatan men-
B. Uraian jernihkan dan memurnikan air.
1. Pengharum ruangan semprot adalah koloid tipe d. Industri logam yaitu pada kegiatan memisah-
aerosol cair. Aerosol cair terbentuk dari fase cair kan mineral logam dari bijihnya.
yang terdispersi dalam medium pendispersi gas. e. Industri zat warna yaitu pada kegiatan
Demikian pula dengan pengharum ruangan memisahkan komponen zat warna.
semprot. Bahan aktif pengharum ruangan semprot 7. Hemodialisis (cuci darah) merupakan terapi medis
yang berwujud cair didispersikan dalam gas yang digunakan oleh penderita penurunan fungsi
bertekanan tinggi. ginjal. Hemodialisis berfungsi membuang zat-zat
2. a. Susu: fase terdispersi cair dan medium sisa metabolisme dalam darah menggunakan
pendispersi cair. mesin dialisator. Darah dipompa keluar dari tubuh
b. Asap: fase terdispersi padat dan medium kemudian masuk ke dalam mesin dialisator. Di
pendispersi gas. dalam dialisator, darah dibersihkan dari zat-zat
c. Kaca berwarna: fase terdispersi padat dan racun melalui proses difusi dan ultra filtrasi oleh
medium pendispersi padat. cairan khusus untuk dialisis. Setelah bersih, darah
d. Mutiara: fase terdispersi cair dan medium dialirkan kembali ke dalam tubuh.
pendispersi padat. 8. Tujuan penggunaan alat pengendap Cottrel di
e. Busa detergen: fase terdispersi gas dan pabrik dan industri yaitu mencegah polusi udara
medium pendispersi cair. oleh buangan beracun dan memperoleh kembali
f. Cat tembok: fase terdispersi padat dan debu yang berharga (misal debu logam). Cara kerja
medium pendispersi cair. alat tersebut dengan mengalirkan asap dari pabrik
3. Koloid dapat menghamburkan cahaya karena melalui ujung-ujung logam yang tajam dan ber-
partikel-partikel koloid yang berupa molekul atau muatan pada tegangan tinggi (20.000 hingga
ion berukuran cukup besar sehingga mampu 75.000 volt). Ujung-ujung yang runcing akan
menghamburkan cahaya yang diterimanya ke mengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion
segala arah meskipun partikel koloidnya tidak tersebut akan diadsorpsi oleh partikel asap
tampak. Larutan tidak dapat menghamburkan sehingga menjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel
cahaya karena ukuran partikel larutan sangat asap bermuatan tersebut akan ditarik dan diikat
kecil, lebih kecil dari ukuran partikel koloid pada elektrode yang bermuatan berlawanan.
sehingga tidak mampu menghamburkan cahaya. 9. Kosmetik hampir 90% dibuat dalam bentuk koloid
4. Peptisasi merupakan peristiwa pemecahan karena bentuk koloid mempunyai beberapa
molekul besar menjadi molekul kecil (berukuran kelebihan. Kelebihan bentuk koloid dalam
koloid) dengan penambahan zat kimia. Suatu kosmetik sebagai berikut.
presipitat (zat padat) didispersikan ke dalam suatu a. Mudah dibersihkan.
medium dispersi dengan jalan penambahan zat b. Tidak merusak kulit dan rambut.
ketiga. Sementara itu, koagulasi merupakan c. Mudah menyerap berbagai bahan yang ber-
peristiwa penggumpalan partikel-partikel koloid fungsi sebagai pewangi, pelembut, dan
sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pewarna.
perdispersinya. Jadi, secara skema dapat ditulis- d. Mengandung dua jenis bahan yang tidak
kan sebagai berikut. saling melarutkan.
koagulasi
⎯⎯⎯⎯→ 10. Dengan cara mekanik, sol belerang dibuat dengan
koloid ←⎯⎯⎯⎯ presipitat
peptisasi
cara menggerus serbuk belerang bersama-sama
5. Dispersi koloid stabil dan tidak mudah dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), lalu
terkoagulasi karena adanya gerak Brown pada mencampur serbuk halus tersebut dengan air.
partikel koloid sehingga membuat gaya gravitasi
tidak berpengaruh.

Kimia Kelas XI 121


massa CH3COOH
A. Pilihan Ganda mol CH3COOH = M r CH3COOH
6 gram
1. Jawaban: b = = 0,1 mol
60 gram mol−1
Pasangan asam-basa konjugasi pada reaksi
tersebut dijelaskan sebagai berikut. mol CH3COOH
M CH3COOH = volume CH3COOH
1) HCl(aq) + H2PO4–(aq) → Cl–(aq) + H3PO4(aq)
asam basa basa asam 0,1 mol
konjugasi konjugasi
= 1L
= 0,1 M

[H+] = Ka × M

Pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi [H+] = 10−5 × 0,1


ini yaitu HCl dengan Cl– dan H2PO4– dengan [H+] = 10−6 = 10–3
H3PO4.
pH = –log [H+]
2) HClO2(aq) + H2O( ) → ClO2–(aq) + H3O+(aq)
= –log (10–3) = 3
asam basa basa asam
konjugasi konjugasi pH 1 liter larutan yang mengandung 6 gram
CH3COOH adalah 3.
100 mL larutan tersebut juga mempunyai pH = 3,
sehingga untuk mengubah pH menjadi 4 harus
Pasangan asam-basa konjugasi dalam reaksi diencerkan hingga volume:
ini yaitu HClO2 dengan ClO2– dan H2O dengan pH = 4 → [H+]= 10–4
H3O+.
[H+] = Ka × M
2. Jawaban: d
mol NH4OH = 0,1 mol [10–4] = 10−5 × M
volume NH4OH = 500 mL = 0,5 L
10–8 = 10–5 × M
mol 0,1 mol
M NH4OH = = = 0,2 M 10 −8
volume 0,5 L M= = 10–3
10 −5
[OH–] = Kb × M Diketahui V1 = 100 mL = 0,1 L dan M1= 0,1 M,
[OH–] = (2 × 10−5 ) × 0,2 dan M2 = 10–3 M.
V1 × M1 = V2 × M2
[OH–] = 4 × 10−6
0,1 L × 0,1 M = V2 × 10–3 M
[OH–] = 2 × 10–3 0,1 L × 0,1 M
pOH = –log [OH–] V2 = = 10 L
10−3 M
pOH = –log (2 × 10–3) = 3 – log 2 Jadi, volume larutan encer yang harus dibuat
pH = 14 – pOH = 14 – (3 – log 2) = 11 + log 2 sebanyak 10 liter (100 mL larutan diencerkan
3. Jawaban: c hingga 10 L).
massa CH3COOH = 6 gram 4. Jawaban: b
Mr CH3COOH = 60 gram mol–1 Mol KOH = MKOH × VKOH
= 0,01 M × 0,2 L
= 2 × 10–3 mol

122 Ulangan Akhir Semester


Mol HCN = MHCN × VHCN 4 × 10–10 = 10–8[garam]
= 0,01 M × 0,2 L [garam] = 4 × 10–2 M
= 2 × 10–3 mol mol garam NH4Cl yang terbentuk dalam reaksi
KOH(aq) + HCN(aq) → KCN(aq) + H 2 O( ) sebagai berikut.
mula-mula: 2 × 10–3 2 × 10–3 mol garam
[garam] = volume
reaksi: 2× 10–3
2× 2× 10–32× 10–3 10–3
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– – mol garam
sisa: – – 2 × 10–3 2 × 10–3 4 × 10–2 = 0,2 liter
mol garam KCN = 2 × 10–3 mol mol garam = 8 × 10–3 mol
Volume total = 200 mL + 200 mL mol HCl : mol NH4Cl = 1 : 1, mol HCl = mol NH4Cl
= 400 mL = 0,4 L = 8 × 10–3 mol
MKCN =
mol KCN Jadi, mol HCl yang bereaksi sebanyak 8 × 10–3 mol.
volume KCN
6. Jawaban: d
2 × 10 −3 mol
= 0,4 liter
Reaksi yang terjadi merupakan reaksi hidrolisis
garam
= 5 × 10–3 M pH = 9, pOH = 14 – 9 = 5
Garam KCN berasal dari basa kuat dengan asam [OH–] = 10–5
lemah sehingga bersifat basa. Kw
[OH–] = [garam]
KCN(aq) → K+(aq) + CN–(aq) Ka
2× 10–3 2× 10–3 2× 10–3
10−14
K+(aq)+ H2O( ) ⎯/→ 10–5 = [garam]
4 × 10−7
CN–(aq) + H2O( ) → HCN(aq) + OH–(aq)
10 −14
10–10 = [garam]
Kw
× [KCN] 4 × 10 −7
[OH–] = Ka
4 × 10–17 = 10–14[garam]
−14
× (5 × 10−3 )
10
[OH–] = [garam] = 4 × 10–3 M
8 × 10−10
mol
[OH–] = 0,625 × 10−7 Konsentrasi garam = volume
Reaksi:
[OH–] = 6,25 × 10−8
H2CO3(aq) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + 2H2O( )
[OH–] = 2,5 × 10–4
mol H2CO3 : mol NaOH : mol Na2CO3 = 1 : 2 : 1
pOH = –log [OH–]
= – log (2,5 × 10–4) mol H2CO3 : (0,4 L × 0,01 M) : mol Na2CO3 = 1 : 2 : 1
= 4 – log 2,5 mol H2CO3 : (4 × 10–3 mol) : mol Na2CO3 = 1 : 2 : 1
pH = 14 – pOH 1
mol H2CO3 = mol Na2CO3 = 2 (4 × 10–3 mol) = 2 ×
= 14 – (4 – log 2,5)
= 10 + log 2,5 10–3 mol
Jadi, pH larutan akhir hasil campuran adalah mol Na CO
10 + log 2,5. [garam] = [Na2CO3] = volume2 total3

5. Jawaban: b 2 × 10−3
4 × 10–3 =
volume total
Reaksi antara larutan NH4OH dengan HCl merupa-
kan reaksi antara basa lemah dengan asam kuat. 2 × 10 −3
volume total = = 0,5 L
4 × 10 −3
NH4OH(aq) + HCl(aq) → NH4Cl(aq) + H2O( )
pH = 5 – log 2 Jadi, volume total larutan garam adalah 0,5 liter
atau 500 mL.
–log [H+] = –log 2 × 10–5
Volume H2CO3 = volume total – volume NaOH
[H+] = 2 × 10–5 M
Volume H2CO3 = 500 mL – 400 mL = 100 mL
Kw
[H+] = Kb
[garam] mol H2CO3 = (0,02 M × 0,1 L) = 2 × 10–3 mol
(sesuai)
10−14 Dengan demikian, volume H2CO3 yang ditambah-
2 × 10–5 = × [garam]
10−6
kan sebanyak 100 mL.

Kimia Kelas XI 123


7. Jawaban: e 5) Mol NaOH = MNaOH × VNaOH
Campuran yang dapat membentuk larutan pe- = 0,1 M × 100 mL
nyangga yaitu campuran antara asam kuat dengan = 10 mmol
basa lemah atau basa kuat dengan asam lemah
Mol H2CO3 = MH CO × VH CO
dan ketika direaksikan sisa asam lemah/basa 2 3 2 3

lemah. = 0,1 M × 100 mL


1) Mol NaOH = MNaOH × VNaOH = 10 mmol
2NaOH(aq) + H2CO3(aq) → Na2CO3(aq) + 2H2O( )
= 0,1 M × 100 mL
Mula-mula: 10 mmol 10 mmol – –
= 10 mmol Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol
Mol HCl = MHCl × VHCl –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= 0,1 M × 100 mL Sisa : – 5 mmol 5 mmol 10 mmol
= 10 mmol Sisa asam lemah
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O( ) Jadi, larutan penyangga terbentuk pada reaksi
Mula-mula : 10 mmol 10 mmol – – antara 100 mL NaOH 0,1 M dan 100 mL H2CO3
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol 0,1 M.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – – 10 mmol 10 mmol 8. Jawaban: c
Habis bereaksi
mol HNO3 = 0,5 L × 0,1 M = 0,05 mol
1,275 gram
2) Mol NaOH = MNaOH × VNaOH mol NH3 = = 0,075 mol
17 gram mol−1
= 0,1 M × 100 mL
HNO3(aq) + NH3(aq) → NH4NO 3( aq )
= 10 mmol
mula-mula: 0,05 mol 0,075 mol –
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH reaksi: 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
3 3
= 0,1 M × 100 mL setimbang: – 0,025 mol 0,05 mol
= 10 mmol
Reaksi menyisakan basa lemah dan garam se-
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O( )
hingga membentuk larutan penyangga.
Mula-mula: 10 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol [basa]
[OH–] = Kb
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– [garam]
Sisa : – – 10 mmol 10 mmol
⎡ 0,025 mol ⎤
⎢ 0,5 L ⎥
Habis bereaksi ⎣ ⎦
OH– = 1,8 × 10–5 × ⎡ 0,05 mol ⎤
⎢ 0,5 L ⎥
3) Mol NaOH = MNaOH × VNaOH ⎣ ⎦
0,025
= 0,2 M × 100 mL [OH–] = 1,8 × 10–5 ×
0,05
= 20 mmol [OH–] = 9 × 10–6
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH pOH = –log [OH–] = –log 9 × 10–6
3 3
pOH = 6 – log 9
= 0,1 M × 100 mL = 10 mmol
pH = 14 – pOH = 14 – (6 – log 9) = 8 + log 9
NaOH(aq) + CH3COOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O( )
Jadi, pH larutan akhir merupakan pH larutan
Mula-mula: 20 mmol 10 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol 10 mmol penyangga sebesar 8 + log 9.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 10 mmol – 10 mmol 10 mmol 9. Jawaban: e
misal volume CH3COOH adalah x dan volume KOH
Sisa basa kuat
adalah y.
4) Mol NaOH = MNaOH × VNaOH mol CH3COOH = 0,05x
= 0,1 M × 100 mL mol KOH = 0,05y
= 10 mmol pH = 5 → [H+] = 10–5
Mol H2CO3 = MH CO × VH CO CH3COOH(aq) + KOH(aq) → CH3COOK(aq) + H2O( )
2 3 2 3
mula-mula: 0,05x 0,05y
= 0,1 M × 50 mL reaksi: 0,05y 0,05y 0,05y 0,05y
= 5 mmol setimbang: 0,05x – 0,05y – 0,05y 0,05y
= 0,05(x – y)
2NaOH(aq) + H2CO3(aq) → Na2CO3(aq) + 2H2O( )
Mula-mula : 10 mmol 5 mmol – –
Reaksi : 10 mmol 5 mmol 5 mmol 10 mmol [asam]
[H+] = Ka
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– [garam]
Sisa : – – 5 mmol 10 mmol ⎡ 0,05(x − y ) ⎤
⎢ volume total ⎥
⎣ ⎦
Habis bereaksi 10–5 = (2 × 10–5) ⎡ 0,05y ⎤
⎢ volume total ⎥
⎣ ⎦

124 Ulangan Akhir Semester


10 −5 0,05(x − y ) mol Ba(OH)2 = 300 mL × 0,01 M = 3 mmol = 3 ×
= 10–3 mol
2 × 10 −5 0,05y
1 0,05(x − y ) mol H2SO4 = mol Ba(OH)2 = 3 × 10–3 mol
=
2 0,05y mol
volume H2SO4 =
0,1(x – y) = 0,05y [H2SO4 ]
0,1x – 0,1y = 0,05y 3 × 10 −3 mol
= 0,05
= 0,06 L = 60 mL
0,1x = 0,05y + 0,1y
0,1x = 0,15y Jadi, volume H2SO4 yang diperlukan sebanyak
0,15
60 mL.
x= y = 1,5y
0,1 13. Jawaban: b
Jadi, perbandingan volume CH3COOH dengan volume NaOH = 400 mL = 0,4 L
volume KOH adalah x : y = 1,5 : 1 = 3 : 2. pH NaOH = 12 – log 5, pOH = 14 – (12 – log 5) =
2 + log 5
10. Jawaban: b
[OH–] = 5 × 10–2 M
Reaksi dalam titrasi sebagai berikut. [NaOH] = [OH–] = 5 × 10–2 M
2NaOH(aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4(aq) + 2H2O( ) mol NaOH = 0,4 L × (5 × 10–2 M) = 0,02 mol
Perbandingan mol NaOH dengan H2SO4 adalah Reaksi menghasilkan larutan netral sehingga mol
2 : 1. gas HCl yang bereaksi sama dengan jumlah mol
mol NaOH = 20 mL × 0,1 M = 2 mmol NaOH yaitu sebanyak 0,02 mol.
1 1 massa gas HCl = mol × Mr
mol H2SO4 = mol NaOH = (2 mmol) = 1 mmol = 0,02 mol × 36,5 gram mol–1
2 2
mol H2SO4 = volume × [H2SO4] = 0,73 gram
mol H2SO4 1 mmol mol HCl mol NO
[H2SO4] = = 20 mL = 0,05 M
volume
=
volume HCl volume NO
Jadi, konsentrasi larutan H2SO4 adalah 0,05 M. 0,02 mol 6 g/30 g mol−1
=
volume HCl 5L
11. Jawaban: e
0,02 mol × 5 L
Reaksi titrasi antara HCN (asam lemah) dan titran volume HCl =
6 g/30 g mol−1
KOH (basa kuat) ditunjukkan oleh grafik e yang
= 0,500 L = 500 mL
ditandai dengan pH larutan yang semula asam (di
Jadi, volume gas HCl yang dialirkan sebanyak
bawah 7) mengalami kenaikan selama
500 mL.
penambahan titran KOH. Titik ekuivalen terjadi pada
pH di atas 7 karena hasil titrasi menghasilkan 14. Jawaban: e
garam KCN yang bersifat basa. Grafik titrasi a H2CO3(aq) + 2NaOH(aq) → Na2CO3(aq) + 2H2O( )
menunjukkan reaksi titrasi antara asam kuat dengan
basa kuat yang ditunjukkan oleh pH larutan yang mol NaOH = 25 mL × 0,4 M = 10 mmol
semula asam (di bawah 7) semakin naik hingga 1
mol H2CO3 = 2 × mol NaOH
titik titrasi pada pH 7 (netral). Grafik titrasi b
menunjukkan titrasi basa kuat dengan asam kuat 1
= 2 × 10 mmol = 5 mmol
yang ditandai dengan pH larutan yang semula basa
(di atas 7) mengalami penurunan hingga titik mol H2CO3 dalam 20 mL larutan = 5 mmol
ekuivalen pada pH 7 (netral). Grafik c menunjuk- 100
kan reaksi titrasi basa lemah dengan asam kuat mol H2CO3 dalam 100 mL larutan = 5 mmol ×
20
yang ditandai dengan pH awal berupa basa = 25 mmol
kemudian mengalami penurunan hingga titik mol 25 mmol
ekuivalen pada pH di bawah 7. Penurunan ini terjadi Konsentrasi H2CO3 = = = 0,25 M
volume 100 mL
karena hasil titrasi berupa garam yang bersifat % × 10 × P
asam. Grafik d menunjukkan grafik titrasi basa kuat M= Mr
dengan asam lemah yang ditandai dengan titik % × 10 × 1,6 gram cm−3
ekuivalen pada pH di bawah 7. 0,25 =
62 gram mol−1
12. Jawaban: e 0,25 M × 62 gram cm−3
%=
H2SO4(aq) + Ba(OH)2(aq) → BaSO4(aq) + 2H2O( ) 10 × 1,6 gram cm−3
Oleh karena reaksi menghasilkan larutan netral, = 0,97%
mol H2SO4 sama besar dengan mol Ba(OH)2. Jadi, kadar H2CO3 dalam larutannya sebesar
0,97%.

Kimia Kelas XI 125


15. Jawaban: e Mol NaCl = MNaCl × VNaCl
Reaksi titrasi: = 0,2 M × 0,1 L
H2C2O4(aq) + 2NaOH(aq) → Na2C2O4(aq) + 2H2O( ) = 0,02 mol
mol H2C2O4: mol NaOH = 1 : 2 NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl–(aq)
mol H2C2O4 = 10 mL × 0,01 M = 0,1 mmol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
mol NaOH = 2 mol H2C2O4 = 2 × 0,1 mmol = mol Cl− 0,02 mol
[Cl–] dalam AgCl = = 0,2 L
= 0,1 M
0,2 mmol Vtotal
Jumlah mol NaOH dalam 25 mL = 0,2 mmol Mol AgNO3 = MAgNO × VAgNO
Jumlah mol NaOH dalam 500 mL = 0,2 mmol × 3 3

= 0,2 M × 0,1 L
500 mL
= 4 mmol = 0,02 mol
25 mL
massa NaOH dalam 500 mL = mol × Mr NaOH = AgNO3(s) → Ag+(aq) + NO3–(aq)
4 mmol × 40 mgram mmol–1 = 160 mgram = 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
0,16 gram mol Ag+
[Ag+] dalam AgCl =
Kadar NaOH dalam cuplikan Vtotal

massa NaOH sebenarnya 0,02 mol


= × 100% = 0,2 L
massa cuplikan
0,16 gram = 0,1 M
= ×100% = 8%
2 gram
AgCl(s) Ag+(aq) + Cl–(aq)
Jadi, kadar NaOH dalam cuplikan sebesar 8%.
Ksp = [Ag+][Cl–] = 0,1 × 0,1 = 0,01 = 10–2
16. Jawaban: c Harga hasil kali [ion-ion] > Ksp AgCl sehingga terjadi
Ag2CrO4(s) → 2Ag+(aq) + CrO42–(aq) endapan (terbukti).
(Ksp) Ag2CrO4 = [Ag+]2[CrO42–] NaCl(aq) + AgNO3(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
Mula-mula : 0,02 mol 0,02 mol – –
17. Jawaban: a
Reaksi : 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq) –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
x x x Sisa : – – 0,02 mol 0,02 mol

Ksp CaSO4 = x 2 Mol AgCl = 0,02 mol


Vair = 1.000 mL = 1 L Mr AgCl = (1 × Ar Ag) + (1 × Ar Cl)
massa CaSO4 = 1,36 mg = (1 × 108) + (1 × 35,5)
1,36 mg
= 108 + 35,5
mol CaSO4 = 136 mg/mmol = 143,5 gram mol–1
= 0,01 mmol mAgCl
Mol AgCl =
= 1 × 10–2 mmol M r AgCl

= 1 × 10–5 mol 0,02 mol =


m AgCl
−5
1 × 10 mol 143,5
[CaSO4] = = 1 × 10–5 M mAgCl = 0,02 mol × 143,5 gram mol–1 = 2,87 gram
1L

CaSO4(s) Ca2+(aq) + SO42–(aq) 19. Jawaban: c


1× 10–5 1 × 10–5 1 × 10–5 1) NiCO3(s) Ni2+(aq) + CO32–(aq)
Ksp CaSO4 = [Ca2+][SO42–] s s s

Ksp CaSO4 = (1 × 10–5)2 Ksp NiCO3 = [Ni2+][CO32–]


= 1 × 10–10 1,4 · 10–7 = s2
18. Jawaban: b s= 1,4 × 10−7
[NaCl] = 0,2 M = 3,7 × 10–4
VNaCl = 100 mL = 0,1 L
2) MnCO3(s) Mn2+(aq) + CO32–(aq)
[AgNO3] = 0,2 M s s s
VAgNO = 100 mL = 0,1 L Ksp MnCO3 = [Mn2+][CO32–]
3
Vtotal = VNaCl + VAgNO = 0,1 L + 0,1 L = 0,2 L 2,2 · 10–13 = s2
3

126 Ulangan Akhir Semester


Ksp < Qsp berarti terjadi endapan.
s= 2,2 × 10−13
= 4,6 × 10–7 3) Ksp Ag2CrO4 = 6 × 10–5
3) CdCO3(s) Cd2+(aq) + CO32–(aq) Konsentrasi setelah dicampurkan:
s s s 200 mL
[Ag+] = × 0,02 M = 0,01 M
Ksp CdCO3 = [Cd2+][CO32–] 400 mL

6,2 · 10–12 = s2 200 mL


[CrO42–] = 400 mL
× 0,02 M = 0,01 M
−12
s= 6,2 × 10
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42–(aq)
= 2,5 × 10–6
Qsp Ag2CrO4 = [Ag+]2[CrO42–]
4) CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq)
= (0,01)2(0,01)
s s s
= 10–6
Ksp CaCO3 = [Ca2+][CO32–]
Ksp > Qsp berarti garam larut.
3,8 · 10–9 = s2
4) Ksp AgBr = 5 · 10–13
−9
s= 3,8 × 10
Konsentrasi setelah dicampurkan:
= 6,1 × 10–5 200 mL
Jadi, urutan kelarutan garam-garam tersebut dari [Ag+] = 400 mL
· 0,02 M = 0,01 M
yang terkecil yaitu MnCO3, CdCO3, CaCO3, dan 200 ml
NiCO3 atau 2), 3), 4), dan 1). [Br –] = 400 ml
· 0,02 M = 0,01 M
20. Jawaban: c AgBr(s) Ag+(aq) + Br –(aq)
Suatu garam akan larut jika Ksp > Qsp. Qsp AgBr = [Ag+][Br –]
[AgNO3] = 0,02 M = (0,01)(0,01)
VAgNO = 200 mL = 10–4
3

[S2–] = [PO43–] = [CrO42–] = [Br –] = [SO42–] = 0,02 M Ksp < Qsp berarti terjadi endapan.
VS2– = VPO3– = VCrO2– = VBr– = VSO2– = 200 mL
4 4 4
5) Ksp Ag2SO4 = 3 · 10–5
AgNO3(aq) → Ag+(aq) + NO3–(aq)
0,02 M 0,02 M 0,02 M
Konsentrasi setelah dicampurkan:
200 mL
1) Ksp Ag2S = 2 · 10–49 [Ag+] = 400 mL
· 0,02 M = 0,01 M
Konsentrasi setelah dicampurkan: 200 mL
200 mL [SO42–] = 400 mL
· 0,02 M = 0,01 M
[Ag+] = × 0,02 M = 0,01 M
400 mL Ag2SO4(s) 2Ag+ (aq) + SO42–(aq)
200 mL
[S2–] = × 0,02 M = 0,01 M Qsp Ag2SO4 = [Ag+]2[SO42–]
400 mL

Ag2S(s) 2Ag+(aq) + S2–(aq) = (0,01)2(0,01)


= 10–6
Qsp Ag2S = [Ag+]2[S2–]
= (0,01)2(0,01) Ksp > Qsp berarti larut.

= 10–6 Jadi, garam yang larut adalah Ag 2CrO 4 dan


Ag2SO4.
Ksp < Qsp berarti terjadi endapan.
21. Jawaban: d
2) Ksp Ag3PO4 = 1 × 10–20 1) BaCrO4(s) Ba2+(aq) + CrO42–(aq)
Konsentrasi setelah dicampurkan: s s s
200 mL Ksp BaCrO4 = [Ba2+][CrO42–]
[Ag+] = 400 mL
× 0,02 M = 0,01 M
2,0 × 10–10 = s2
200 mL
[PO43–] = × 0,02 M = 0,01 M
400 mL s= 2,0 × 10−10
Ag3PO4(s) 3Ag+(aq) + PO43–(aq) = 1,4 × 10–5
Qsp Ag3PO4 = [Ag+]3[PO43–] 2) PbSO4(s) Pb2+(aq) + SO42–(aq)
= (0,01)3(0,01) s s s

= 10–8 Ksp PbSO4 = [Pb2+][SO42–]


Kimia Kelas XI 127
1,8 × 10–8 = s2 23. Jawaban: d
−8 Hubungan yang tepat antara tipe koloid dan
s= 1,8 × 10 = 1,3 × 10–4
contohnya sebagai berikut.
3) CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq) Tipe Koloid Contoh
s s s
1) Busa padat Batu apung
Ksp CaCO3 = [Ca2+][CO32–] 2) Emulsi padat Mutiara
3) Emulsi cair Susu
2,8 × 10–9 = s2 4) Sol padat Kaca berwarna
5) Aerosol Kabut
s= 2,8 × 10−9 = 5,2 × 10–5
Jadi, pasangan data koloid yang berhubungan
4) AgCl(s) Ag+(aq) + Cl–(aq) dengan tepat ditunjukkan oleh angka 3) dan 4).
s s s 24. Jawaban: a
Ksp AgCl = [Ag+][Cl–] Koloid yang tersusun atas fase padat yang
1,0 · 10–10 = s2 terdispersi dalam medium cair merupakan tipe sol
cair, misal tinta. Busa padat tersusun atas fase
s = 1,0 × 10−10 = 1 × 10–5 gas dalam medium padat, misal styrofoam. Emulsi
Jadi, urutan kelarutan garam dari yang paling kecil cair tersusun dari fase cair yang terdispersi dalam
yaitu AgCl, BaCrO4, CaCO3, dan PbSO4 atau 4), medium cair, misal santan. Emulsi padat tersusun
1), 3), dan 2). atas fase cair yang terdispersi dalam medium
padat, misal mentega. Aerosol padat tersusun atas
22. Jawaban: a fase padat yang terdispersi dalam medium gas,
Endapan terjadi apabila hasil kali konsentrasi ion- misal debu.
ion > Ksp.
25. Jawaban: c
1) Ca(NO3)2 = 10–3 M, Ksp Ca(OH)2 = 5 × 10–6, Peptisasi merupakan cara pembuatan koloid
KOH = 10–3 M (perubahan volume karena dengan cara memecah partikel berukuran besar
penambahan KOH diabaikan) menjadi partikel koloid dengan menambahkan
[Ca2+][OH–]2 = (10–3)(10–3)2 partikel elektrolit. Dialisis merupakan cara untuk
= 10 –9 < K sp Ca(OH) 2 (tidak memisahkan ion-ion penganggu kestabilan sistem
mengendap koloid. Dispersi merupakan cara pembuatan koloid
dengan mengubah ukuran partikel kasar menjadi
2) Ba(NO3)2 = 10–3 M, Ksp Ba(OH)2 = 4 × 10–3,
ukuran koloid. Kondensasi merupakan cara
KOH = 10–3 M pembuatan koloid melalui penggumpalan partikel
[Ba2+][OH–]2 = (10–3)(10–3)2 larutan hingga menjadi ukuran partikel koloid.
= 10–9 < Ksp Ba(OH)2 Busur Bredig merupakan cara membuat sistem
(tidak mengendap) koloid dengan mengubah ukuran par tikel
menggunakan loncatan bunga api listrik.
3) Mg(NO3)2 = 10–3 M, Ksp Mg(OH)2 = 3 × 10–12,
26. Jawaban: e
KOH = 10–3 M
Sifat koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan
[Mg2+][OH–]2 = (10–3)(10–3)2 dan pengendapan partikel koloid sehingga fase
= 10–9 > Ksp Mg(OH)2 terdispersi dan medium terdispersinya terpisah.
(mengendap) Penerapan sifat koagulasi di antaranya pengolahan
4) Fe(NO3)2 = 10–3 M, Ksp Fe(OH)2 = 5 × 10–16, karet dari lateks dan pembentukan delta di muara
sungai. Penjernihan air tebu dengan arang karbon
KOH = 10–3 M
merupakan penerapan sifat adsorpsi yaitu
[Fe2+][OH–]2 = (10–3)(10–3)2 penyerapan zat di permukaan zat lain. Sorot lampu
= 10–9 > Ksp Fe(OH)2 pada keadaan berkabut merupakan contoh efek
(mengendap) Tyndall. Penyaringan debu pabrik dengan alat
5) Pb(NO3)2 = 10–3 M, Ksp Pb(OH)2 = 3 × 10–16, Cottrel merupakan penerapan sifat elektroforesis.
KOH = 10–3 M 27. Jawaban: a
Sol AgI yang bermuatan negatif akan mudah
[Pb2+][OH–]2 = (10–3)(10–3)2
dikoagulasikan dengan elektrolit yang bermuatan
= 10–9 > Ksp Pb(OH)2 positif dengan jumlah muatan paling besar.
(mengendap) Muatan positif dari: AlCl3 = 3, BaCl2 = 2, NaCl = 1,
Jadi, campuran yang menghasilkan endapan
Na2SO4 = 1, dan Na3PO4 = 1.
adalah Fe(OH)2, Mg(OH)2, dan Pb(OH)2.
Jadi, elektrolit yang paling baik untuk meng-
koagulasikan AgI yaitu AlCl3.
128 Ulangan Akhir Semester
28. Jawaban: a B. Uraian
Cara dispersi merupakan cara pembuatan koloid
1. massa Ca(OH)2 = 0,37 gram
dengan mengubah ukuran partikel besar menjadi
ukuran partikel koloid, misal menambahkan H2O Mr Ca(OH)2 = 74 gram mol–1
ke dalam larutan AlCl3 untuk membuat sol Al(OH)3 massa Ca(OH)2
mol Ca(OH)2 = M r Ca(OH)2
dan melakukan prosedur busur Bredig untuk
membuat sol logam. Sementara itu, mereduksi 0,37 gram
= = 0,005 mol
larutan AuCl3 dengan reduktor nonelektrolit untuk 74 gram mol−1
membentuk sol emas, mengalirkan gas H2S ke 0,005 gram
M Ca(OH)2 = = 0,01 M
dalam larutan SO2 untuk membuat sol belerang, 0,5 L
dan mereaksikan larutan AgNO3 dengan larutan [OH–] = M Ca(OH)2 × valensi
NaCl untuk membuat sol AgCl termasuk cara [OH–] = 0,01 M × 2 = 0,02
kondensasi. Cara kondensasi merupakan cara
pOH = –log [OH–]
pembuatan koloid dengan mengubah partikel kecil
ukuran larutan menjadi lebih besar sesuai ukuran = –log (0,02) = –log 2 × 10–2 = 2 – log 2
partikel koloid. pH = 14 – pOH = 14 – (2 – log 2) = 12 + log 2
29. Jawaban: d Jadi, pH larutan yang terbentuk dari 0,37 gram
1) 2H2S(g) + SO2(g) → 3S(s) + 2H2O( ) merupa- Ca(OH)2 dalam volume 500 mL adalah 12 + log 2.
kan reaksi redoks. 2. Volume Ba(OH)2 = 100 mL = 0,1 L
2) 2AuCl3(aq) + 3SnCl2(aq) → 3SnCl4(aq) + pH Ba(OH)2 = 12
2Au(s) merupakan reaksi redoks.
pOH = 2
3) As2O3(aq) + 3H2S(g) → As2S3(s) + 3H2O( )
[OH–] = 10–2
merupakan reaksi pemindahan.
[OH–] = M Ba(OH)2 × valensi
4) FeCl3(aq) + 3H2O( ) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
merupakan reaksi hidrolisis. 10–2 = M Ba(OH)2 × 2
5) AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq) M Ba(OH)2 = 5 × 10–3 M
merupakan reaksi pengendapan. mol Ba(OH)2 = M Ba(OH)2 × volume
30. Jawaban: e = (5 × 10–3 M) × 0,1 L
Penjelasan mengenai jenis koloid beserta cara = 5 × 10–4 mol
pembuatannya sebagai berikut. Volume CH3COOH = 200 mL = 0,2 L
pH CH3COOH = 3 + log 5
Jenis Sol Reaksi Jenis
Pembuatan Pembuatan [H+] = 5 × 10–3
a. Sol belerang Meneteskan la- Metode konden- M CH3COOH = [H+] = 5 × 10–3 M
rutan jenuh bele- sasi (pemindah- mol CH3COOH = M CH3COOH × volume
rang ke dalam an/substitusi)
air. = (5 × 10–3 M) × 0,2 L
b. Sol belerang Mengalirkan gas Metode dispersi = 10 × 10–4 mol
H 2 S ke dalam (peptisasi) Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
endapan NiS.
Ba(OH)2(aq) + 2CH3COOH(aq) → Ba(CH3COO)2(aq) + 2H2O( )
c. Sol belerang Menggerus pa- Metode dispersi mula-mula: 5 × 10-4 mol 10 × 10-4 mol
datan belerang (mekanik) reaksi: 5 × 10-4 mol 10 × 10-4 mol 5 × 10-4 mol 10 × 10-4 mol
menjadi pertikel
setimbang: - - 5× 10-4 mol 10 × 10-4 mol
koloid.
d. Sol emas Mereduksi la- Metode konden-
rutan AuCl3 de- sasi (redoks) Terjadi reaksi hidrolisis garam Ba(CH3COO)2 yang
ngan senyawa bersifat basa.
e. Sol raksa fosfor. Metode konden- mol Ba(CH3COO)2 = 5 × 10–4 mol
Mengembunkan sasi cara fisika volume = 100 mL + 200 mL = 300 mL = 0,3 L
uap raksa me- (pengembunan
lalui air dingin. uap) 5 × 10 −4 mol
M Ba(CH3COO)2 = = 1,7 × 10–3 M
0,3 L

Ba(CH3COO)2(aq) → Ba2+(aq) + 2CH3COO–(aq)


Ba2+(aq) + H2O( ) ⎯/→
CH3COO–(aq) + H2O( ) → CH3COOH(aq) + OH–(aq)

Kimia Kelas XI 129


Kw Dalam reaksi titrasi, mol asam cuka yang bereaksi
[OH–] = Ka
× [Ba(CH3COO)2 ] sama dengan mol NaOH = 15 mL × 0,01M = 0,15
mmol
10−14
[OH–] = (1,7 × 10−3 ) mol asam cuka dalam 20 mL larutan = 0,15 mmol
2 × 10−6
1.000 mL
−11
mol dalam larutan encer = 20 mL × 0,15 mmol
[OH–] = 0,85 × 10
= 7,5 mmol
[OH–] = 8,5 × 10−12 mol dalam larutan induk sama dengan mol dalam
[OH–] = 2,9 × 10–6 larutan encer (pengenceran hanya menambah
pOH = –log [OH–] = –log (2,9 × 10–6) = 6 – log 2,9 volume dan mengubah konsentrasi)
pH = 14 – pOH = 14 – (6 – log 2,9) = 8 + log 2,9 massa asam cuka (dalam larutan induk) =
Jadi, pH akhir larutan berupa pH hidrolisis sebesar mol × Mr = 7,5 mmol × 60 gram mol–1 = 450 mgram
8 + log 2,9. = 0,45 gram
Jadi, massa asam cuka yang terlarut dalam larutan
3. pH = 3 induk sebanyak 0,45 gram.
–log [H+] = 3
[H+] = 10–3 6. Mg(OH)2(s) → Mg2+(aq) + 2OH–(aq)
s s 2s
[H+] = Ka × a NaOH(s) → Na+(aq) + OH–(aq)
0,01 M 0,01 M 0,01 M
10–3 = K a × 0,1
[OH–] = 2s + 0,01 M
10–6 = Ka × 0,1
Oleh karena s dianggap sangat kecil dibandingkan
10 −6
Ka = = 10–5 0,01 M, maka diabaikan sehingga:
0,1
[OH–] = 0,01 M
pH = 5 – log 5 Ksp Mg(OH)2 = [Mg2+][OH–]2
–log [H+] = 5 – log 5
–log [H+] = –log 5 × 10–5 1,8 × 10–11 = s × (0,01)2
[H+] = 5 × 10–5 1,8 × 10−11 mL
s= (0,01)2
= 1,8 × 10–7
Mol CH3COOH = MCH COOH × VCH COOH
3 3
Jadi, kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan NaOH 0,01
= 0,1 M × 0,1 L = 0,01 mol M sebesar 1,8 × 10–7.
nCH3 COOH
[H+] = Ka × 7. PbSO4(s) → Pb2+(aq) + SO42–(aq)
nCH3 COONa
s s s
0,01mol
5 × 10–5 = 10–5 × 0,01M ·V
CH3COONa Ksp PbSO4 = [Pb2+] [SO42–]
5 × VCH COONa = 1 L 2,5 × 10–11 = s × s
3
1L 2,5 × 10–11 = s2
VCH COONa = 5
= 0,2 L = 200 mL s = 5 × 10–6
3
Jadi, volume garam natrium yang ditambahkan M = s = 5 × 10–6 M
adalah 200 mL.
Mr PbSO4 = 303 gram mol–1
4. VCH = 200 mL massa PbSO4 1.000
3COOH M PbSO4 = × 200
M r PbSO 4
[NaOH] = 0,2 M
massa PbSO4
VNaOH = 100 mL 5 × 10–6 M = ×5
303 gram mol−1
MCH · VCH COOH · valensi = MNaOH · VNaOH · valensi
3COOH 3 massa PbSO4 = 303 × 10–6 gram = 0,303 mgram
MCH · 200 · 1 = 0,2 · 100 · 1 Jadi, massa PbSO4 yang terlarut dalam 200 mL
3COOH
0,2 · 100 · 1 larutannya tersebut sebanyak 0,303 gram.
MCH = = 0,1 M
3COOH 200 · 1
8. a. Ba(NO3)2(aq) → Ba2+(aq) + 2NO3–(aq)
Jadi, konsentrasi CH3COOH adalah 0,1 M. 0,0001 M 0,0001 M 0,0002 M

15 mL + 16 mL + 14 mL Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq)


5. Volume rata-rata NaOH = 3 0,0001 M 0,0002 M 0,0001 M
= 15 mL BaCO3(s) Ba2+(aq) + CO32–(aq)
0,0001 M 0,0001 M

130 Ulangan Akhir Semester


Qsp BaCO3 = [Ba2+][CO32–] 9. Efek Tyndall merupakan sifat partikel koloid yang
= 0,0001 M × 0,0001 M = 10–8 mampu menghamburkan cahaya ke segala arah.
Penerapan sifat koloid efek Tyndall dalam kehidup-
Qsp > Ksp berarti mengendap.
an sehari-hari antara lain sebagai berikut.
b. Ca(NO3)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO3–(aq) a. Sorot sinar lampu motor atau mobil pada
0,0001 M 0,0001 M 0,0002 M malam hari saat keadaan berkabut/berasap.
Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq) b. Berkas sinar matahari di antara celah daun
0,0001 M 0,0002 M 0,0001 M pepohonan pada pagi hari berkabut tampak
CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO32–(aq) jelas.
0,0001 M 0,0001 M c. Terbentuknya warna biru pada langit di siang
Qsp CaCO3 = [Ca2+][CO32–] hari atau warna jingga di sore hari.
= 0,0001 M · 0,0001 M 10. Pembuatan koloid melalui reaksi pengendapan
= 10–8 dilakukan dengan cara mencampurkan dua macam
Qsp > Ksp berarti mengendap. larutan elektrolit hingga menghasilkan endapan
c. AgNO3(aq) → Ag+(aq) + NO3–(aq) yang berukuran koloid.
0,0001 M 0,0001 M 0,0001 M Contoh pembuatan sol AgCl.
Sol AgCl dibuat dengan cara mencampurkan
Na2CO3(aq) → 2Na+(aq) + CO32–(aq)
0,0001 M 0,0002 M 0,0001 M larutan AgNO3 dengan larutan HCl encer atau NaCl
encer. Reaksi yang terjadi:
Ag2CO3(s) 2Ag+(aq) + CO32–(aq)
0,0001 M 0,0001 M AgNO3(aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
KspAg2CO3 = [Ag+]2[CO32–] AgNO3(aq) + NaCl(aq) → AgCl(s) + NaNO3(aq)
= (0,0001 M)2(0,0001 M) Pembuatan koloid melalui reaksi hidrolisis dilaku-
= 10–12 kan dengan mereaksikan garam tertentu dengan
Qsp < Ksp berarti belum mengendap. air. Contoh: pembuatan Fe(OH)3.
Sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan
Jadi, senyawa yang telah mengendap adalah
larutan FeCl3 ke dalam air mendidih. Larutan FeCl3
BaCO3 dan CaCO3.
akan terionisasi menghasilkan ion Fe3+. Ion Fe3+
ini akan mengalami reaksi hidrolisis menjadi
Fe(OH)3. Reaksi yang terjadi:
FeCl3(aq) + 3H2O( ) Fe(OH)3(aq) + 3HCl( )

Kimia Kelas XI 131

Anda mungkin juga menyukai