LP Askep Kumunitas
LP Askep Kumunitas
LANSIA
Disusun Oleh :
MALANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Perkembangan psikososial lanjut usia adalah tercapainya integritas diri yang utuh.
Pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan membuat lansia berusaha
menuntun generasi berikutnya (anak dan cucunya) bedasarkan sudut pandangnya. lansia
yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya
karena tidak merasakan hidupnya bermakna.
2. Karakteristik Perilaku
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupan nya bearti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan menyesuaikan kematian pasangan
e. Menyiapkan diri menerima datangnya kematian
f. Melaksanakan kegiatan agama secara rutin
g. Merasa dicintai dan bearti dalam keluarga
h. Berpatisipasi dalam kegiatan sosial dan kelompok masyarakat
i. Menyiapakan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
3. Tindakan Keperawatan Lansia
Tujuan
A. Pengertian
Stroke atau cerebrovaskula accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002). Stroke
adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesi cepat, berupa defisit
neurologis fokal dan/ atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata–mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non traumatik (Mansjoer, 2000).
Menurut Price & Wilson (2006) pengertian dari stroke adalah setiap gangguan
neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui
sistem suplai arteri otak. Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
stroke adalah gangguan sirkulasi serebral yang disebabkan oleh sumbatan atau penyempitan
pembuluh darah oleh karena emboli, trombosis atau perdarahan serebral sehingga terjadi
penurunan aliran darah ke otak yang timbulnya secara mendadak.
Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai
dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala,
mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke non haemoragik
dibagi lagi menjadi dua yaitu stroke embolik dan stroke trombotik (Wanhari, 2008).
B. Etiologi
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat
kejadian yaitu:
1. Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher.
2. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain.
4. Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke
dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
Akibat dari keempat kejadian diatas maka terjadi penghentian suplai darah ke otak,
yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen gerakan, berpikir, memori, bicara,
atau sensasi.
1. Yang tidak dapat diubah: usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat stroke,
penyakit jantung koroner, dan fibrilasi atrium.
2. Yang dapat diubah: hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol
dan obat, kontrasepsi oral, dan hematokrit meningkat.
C. Patofisiologi
Otak sangat tergantung kepada oksigen, bila terjadi anoksia seperti yang terjadi pada
stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang
terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling
sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna.
Adanya gangguan peredaran darah otak dapat menimbulkan jejas atau cedera pada
otak melalui empat mekanisme, yaitu :
Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran
darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi pengurangan
darah secara drastis dan cepat. Oklusi suatu arteri otak akan menimbulkan reduksi suatu
area dimana jaringan otak normal sekitarnya yang masih mempunyai pendarahan yang baik
berusaha membantu suplai darah melalui jalur-jalur anastomosis yang ada. Perubahan awal
yang terjadi pada korteks akibat oklusi pembuluh darah adalah gelapnya warna darah vena,
penurunan kecepatan aliran darah dan sedikit dilatasi arteri serta arteriole. Selanjutnya akan
terjadi edema pada daerah ini. Selama berlangsungnya perisriwa ini, otoregulasi sudah
tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti secara pasif segala perubahan tekanan
darah arteri.. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai
serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen.
D. Tanda dan Gejala
Menurut Smeltzer & Bare (2002) dan Price & Wilson (2006) tanda dan gejala penyakit
stroke adalah kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh,
hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran, penglihatan ganda atau kesulitan melihat
pada satu atau kedua mata, pusing dan pingsan, nyeri kepala mendadak tanpa kausa yang
jelas, bicara tidak jelas (pelo), sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat,
tidak mampu mengenali bagian dari tubuh, ketidakseimbangan dan terjatuh dan hilangnya
pengendalian terhadap kandung kemih.
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit stroke menurut Smeltzer & Bare (2002)
adalah:
Menurut (Doenges dkk, 1999) pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada
penyakit stroke adalah:
A. DATA UMUM
Nama Panti : Panti Werdha Pangesti Lawang Malang
B. DATA INTI
a. Sejarah berdirinya Panti Werdha
Bermula dari Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan di salah satu Paviliun dirawat
beberapa orang lanjut usia (St. Anna Paviliun). Dalam perjalanan waktu, para lansia
semakin banyak. Pada tahun 1972 Tarekat Misericordia mendapat tawaran dari keuskupan
Malang untuk menempati gedung seminari marianum yang bertempat di Jl. sumberwuni 14
Lawang. Kami menerima tawaran tersebut dan mempersiapkan sebagai rumah khusus
untuk para lanjut usia. Tepatnya pada tanggal 21 februari 1972 kami mulai menempati
gedung tersebut bersama para lansia yang berada di St. Anna Paviliun yan kemudian
disebut Panti Werdha Pangesti
Kami merawat para lanjut usia disana, sampai suatu waktu para suster mempunyai
keinginan untuk mempunyai gedung sendiri. Setelah berkeliling melihat-lihat dan
mempertimbangkan dengan pro dan kontra yang kami alami, akhirnya pada tahun 2007
kami memutuskan untuk membeli tanah di Jl. sumber mlaten 3 Lawang.
Pembangunan segera dimulai, dan selesai kira-kira pertengahan tahun 2008 dan
diberkati oleh Bapak Uskup Malang Mgr. Herman Yoseph Pandoyoputro O.Carm dan
diresmikan oleh Bapak Bupati Malang pada tanggal 17 Nopember 2008. Oleh karena listrik
belum menyala dan air sumur belum juga selsesai dibor, maka baru pada tanggal 27
Desember 2008 kami pindah bersama opa / oma ke gedung baru di Jl. Sumber Mlaten 3
Lawang Malang.
b. Data Demografi
- Jumlah anggota : 19 Orang
- Distribusi Lansia menurut:
1. P 11 57,89 %
2. L 8 42,11 %
Jumlah 19 100 %
Intepretasi data:
Interpretasi data :
- Berdasarkan tabel 2.2 diketahui bahwa dari 19 lansia, yang paling banyak
menghuni ruang Fransiscus ialah lansia dengan umur 75-90 adalah 9 lansia
(47,36%) dan yang paling sedikit adalah lansia yang berumur 90 ke atas yaitu 1
orang (5,26%).
Tabel 2.3 Distribusi Menurut Status Perkawinan
NO STATUS JUMLAH PRESENTASE
. PERKAWINAN
1. Kawin 10 52,63%
3. Janda 2 10,52%
4. Duda 2 10,52%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
1. Islam 2 10,53%
2. Kristen 6 31,58%
3. Katolik 11 57,89%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 2.4 diketahui agama yang paling banyak dianut di ruang
Fransiscus adalah yang paling banyak beragama khatolik yaitu 11 orang (57,89%)
dan yang paling sedikit adalah beragama Islam yaitu 2 orang (10,53%).
1. SD 6 31,57%
2. SMP 8 42,11%
3. SMA/SMK 5 26,3%
4. Perguruan Tinggi - -
5. Tidak Sekolah - -
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 2.5 diketahui bahwa pendidikan terakhir para lansia yang
paling banyak adalah SMP yaitu sebanyak 8 orang ( 42,11% ) dan yang
paling sedikit pendidikan lansia adalah SMA sebanyak 5 orang ( 26,3% ).
Tabel 2.6 Distribusi Menurut Hidup Bersama :
1. Sendiri 4 21,05%
2. Anak/Cucu 6 31,57%
3. Keluarga 9 47,38%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 2.6 diketahui bahwa lansia yang tinggal dirumah paling
banyak tinggal bersama keluarga sebanyak 9 orang ( 47,38% ) dan lansia
yang paling sedikit tinggal sendiri sebanyak 4 orng ( 21,05% ).
c. Vital Statistik
Data Status Kesehatan Kelompok Usia Lanjut :
1. Hipertensi 5 26,31%
2. Diabetes Melitus 0 0%
3. Post Stroke 7 36,84%
4. Dermatitis 2 10,52%
7. Kontraktur 1 5,27%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa dari 19 lansia penyakit yang paling
banyak diderita oleh lansia di ruang Fransiscus adalah Post Stoke yaitu
sebanyak 7 orang (36,84%).
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa dari 19 lansia dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi makan yang paling banyak di ruang Fransiscus adalah 3
kali sehari sebanyak 18 orang(94,73%) dan yang paling sedikit adalah tidak
mau makan sebanyak 1 orang (5,27%). Menu makanan dipanti : (makan pagi
dan siang : nasi, lauk, sayur, buah [pepaya/pisang], minum teh/air putih),
Snack (singkong, ketela, lumpia, donat, susu, teh)
PEMENUHAN
NO
KEBUTUHAN JUMLAH PRESENTASE
.
NUTRISI MINUM
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa dari 19 lansia dalam Pola istirahat
tidur yang paling banyak di ruang Fransiscus adalah 6-7 jam sebanyak 15
orang (78,94%) dan yang paling sedikit adalah 8-9 jam 4 orang (21,06%).
Para lansia tidur pada siang hari pada pukul 11.00-13.00 WIB dan pada
malam hari pada pukul 18.00-03.00 WIB.
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa dari19 lansia dalam pola eliminasi uri
yang paling banyak di ruang Fransiscus adalah mengalami inkontinensia uri
(menggunakan popok dan pampers jadi untuk melihat berapa kali eliminasi
uri tidah bisa di hitung) sebanyak 13 orang (68,43%) dan untuk eliminasi uri
sebanyak 1-3 kali sehari adalah 6 orang (31,57%)
Tabel 3.6 Pola Eliminasi Alvi
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa dari 19 lansia dalam eliminasi alvi
yang paling banyak adalah inkontinensia alvi (menggunakan popok dan
pampers jadi untuk melihat berapa kali eliminasi alvi tidah bisa di hitung)
sebanyak 13 orang (68,44%) dan rata-rata sama sekitar 10,52% normal
dalam eliminasi alvi.
Interpretasi data :
Berdasarkan data 3.7 diketahui bahwa dari 19 lansia di ruang Fransiscus
yang paling banyak mandi 2xsehari sebanyak 15 orang 78,94% dan yang
paling sedikit mandi 1 kali sehari yaitu 0 %.
3. Tongkat 1 5,26%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.8 diketahui bahwa dari 19 lansia yang paling banyak
adalah menggunakan alat bantu kursi roda sebanyak 11orang (57,89%) dan
yang paling sedikir adalah dengan alat bantu tongkat sebanyak 1 orang
(5,26%).
1. Mandiri 7 36,85%
2. Parsial 7 36,85%
3. Total 5 26,30%
Jumlah 19 100%
Interpretasi da ta :
Berdasarkan tabel 3.9 diketahui bahwa dari 19 lansia yang paling banyak
rata-rata untuk indeks baerthel bisa melakukan aktivitas secara mandiri dan
sebagian sebanyak masing-masing 7 orang (36,85%), dan yang paling sedikit
secara total tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari sebanyak 5 orang
(26,30%).
Berdasarkan table 3.9 diketahui bahwa dari 19 lansia yang paling banyak
adalah mengalami fungsi intelektual kerusakan ringan yaitu sebanyak 6
orang (31,57%) dan yang paling sedikit yaitu fungsi intelektual utuh
sebanyak 3 orang (15,78%).
Berdasarkan table 3.10 diketahui bahwa dari 19 lansia yang ada di ruang
Fransiscus yang paling banyak adalah mengalamigangguan kognitif sedang
dan yang paling sedikit adalah yang mengalami gangguan kognitif berat dan
tidak ada gangguan kognitif masing-masing adalah 3 orang (15,78%).
Berdasarkan table 3.13 diketahui bahwa dari 19 lansia nadi yang di dapat
berdasarkan pengukuran dalalam batas normal pada semua lansia di ruang
fransiscus (100%).
1. Merokok 3 15,78%
3. Minum alkohol - -
6. Lemak 2 10,52%
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
2. Pusing 1 5,26%
3. Batuk 2 10,52%
4. Badan terasa - -
lemah
6. Tidak ada - -
keluhan
Jumlah 19 100%
Interpretasi data :
Berdasarkan tabel 3.13 diketahui bahwa keluhan yang saat ini para oma opa
di ruang fransiscus yang terbanyak adalah sulit berdiri dan berjalan
(kebanyakan oma opa menggunakan kursi roda, sehingga ada keluhan untuk
kesulitan berdiri maupun berjalan) yaitu 14 orang (73,68%) dan yang sedikit
adalah pusing yaitu sebanyak 1 orang (5,26%)
Untuk pemenuhan gizi para lansia, disesuaikan dengan kondisi pasien dan diet
yang sudah dianjurkan oleh dokter yaitu yang lebih banyak untuk makanan
lansia yaitu dengan rendah lemak dan tinggi kalori. (makan pagi dan siang :
nasi, lauk, sayur, buah [pepaya/pisang], minum teh/air putih), Snack (singkong,
ketela, lumpia, donat, susu, teh) di sesuaikan dengan diet dari penyakit,
namun rata-rata di ruang fransiscus sama makanannya yang terpenting rendah
lemak dan tinggi kalori.
C. DATA SUBSISTEM
1. Lingkungan Fisik
a) Sarana Perumahan
Konstruksi bangunan permanen, luas bangunan sekitar 1 hektar, lantai bagian
dalam keramik dan bagian luar dipaving untuk lantai sudah cukup baik untuk
lansia karena di desain lantai yang tidak licin dan tidak berbahaya bagi lansia.
Namun untuk warna dari keramiknya kurang cerah sedikit sebab apabila ada air
di lantai terkadang tidak kelihatan , penerangan dan pencahayaan baik, semua
ruangan dan lorong diberi lampu, tiap ruangan memiliki beberapa ventilasi
udara, kebersihan terjaga, setiap hari di sapu dan dipel (setiap melakukan
tindakan, seperti setelah makan, setelah mandi, dll), jumlah ruangan kamar ada
5, yaitu:
1. R. VIP tiap kamar berisi 1-2 orang, ada 5 kamar (Santo Yusuf)
4. R. Kelas IIIA tiap kamar berisi 5 orang, ada 6 kamar (Santo Michael)
5. R. Kelas IIIB tiap kamar berisi 12 orang, ada 2 kamar (Santo Fansiscus
Assisi)
b) Pekarangan
Pekarangan cukup luas, namun keadaan masih belum tertata dengan rapi
karena ada pembangunan, dan dimanfaatkan untuk menanam tanaman
hias,sayur,buah.
Sarana air bersih memadai berasal dari PDAM dan sumur bor, namun air yang
keluar kurang jernih, tiap kamar dan tiap ruangan mempunyai kamar mandi dan
terdapat pula sarana sapitank di depan asrama
f) Sarana Mandi
Ditiap kamar mandi ruangan terdapat 1 kran air panas dan 1 kran air dingin
Kondisi kamar mandi tergolong kurang bersih karena air yang mengalir tidak
jernih dan bak mandi juga terlihat kotor, seperti jarang dikuras. Di dalam kamar
mandi, terdapat ventilasi yang memadai, kondisi lantai tidak licin, dan terdapat
pegangan di dinding kamar mandi
g) Sarana SPAL
-Belum: 52 orang
No Jam Hari
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu
1 03.30- Mandi Mandi Pagi Mandi Mandi Mandi Pagi Mandi Pagi Mandi Pagi
05.00 Pagi Pagi Pagi
05.00- Menunggu Menunggu Menungg Menunggu Menunggu Menunggu Menunggu
07.00 makan makan pagi u makan makan makan pagi makan pagi makan pagi
pagi pagi pagi
07.00- Makan Makan Makan Makan Makan Pagi Makan Pagi Makan Pagi
07.30 Pagi Pagi Pagi Pagi
07.30- Berdoa Berdoa Berdoa Berdoa Berdoa Berdoa Berdoa
09.30 Berjemur Berjemur Berjemur Berjemur Pemeriksaan Berjemur Berjemur
Fisioterapi Fisioterapi Fisioterapi Fisioterapi Tanda-tanda Fisioterapi Menyalurkan
(sesuai (sesuai (sesuai (sesuai Vital (sesuai hobby
Jadwal) Jadwal) Jadwal) Jadwal) Berjemur Jadwal) Senam
Fisioterapi Potong Lansia
(sesuai kuku,
Jadwal) potong
Visite rambut
Dokter
09.30- Makan Makan Makan Makan Makan Makan Makan
09.45 Snack Snack Snack Snack Snack Snack Snack
09.45- Kembali Kembali ke Kembali Kembali Kembali ke Kembali ke Kembali ke
11.00 ke kamar kamar ke kamar ke kamar kamar kamar kamar
masing- masing- masing- masing- masing- masing- masing-
masing masing masing masing masing masing masing
(istirahat) (istirahat) (istirahat) (istirahat) (istirahat) (istirahat) (istirahat)
11.00- Makan Makan Makan Makan Makan Makan Makan Siang
11.30 Siang Siang Siang Siang Siang Siang
13.30- Mandi Mandi Sore Mandi Mandi Mandi Sore Mandi Sore Mandi Sore
14.30 Sore Sore Sore
14.30- Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat Istirahat
16.00
16.00 Makan Makan Makan Makan Makan Makan Makan
Snack Snack Snack Snack Snack Snack
Snack
17.00- Makan Makan Makan Makan Makan Makan Makan
17.30 Malam Malam Malam Malam Malam Malam Malam
18.00- Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur Malam
02.30 Malam Malam Malam Malam Malam Malam
3. Pendidikan pegawai
Tabel 3.1 Status Pendidikan
1. SD 10 19,2%
2. SMP 17 32,7%
3. SMA/SMK 23 44,2%
5. Tidak Sekolah - -
Total 53 100%
Interpretasi Data :
Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan data bahwa status pendidikan pegawai dip anti
werdha pangesti yang paling banyak adalah berpendidikan sampai SMA/SMK
yaitu sebanyak 23 orang (44,2%) dan yang paling sedikit yaitu berpendidikan
samapai perguruan tnggi sebanyak 3 orang (3,8%).
b. Keamanan lingkungan
Terdapat pos satpam di bagian depan panti werdha dan selalu ada satpam
yang berjaga, ditiap sudut ruangan dan sudut kamar juga terdapat cctv untuk
mempermudah dalam menjaga para lansia.
6. Komunikasi
Ditiap ruangan terdapat telefon untuk sarana komunikasi antar ruangan maupun
sarana komunikasi untuk kepentingan panti telepon ini di pasang secara paralel,
dan didekat tempat tidur pasien terdapat bel untuk memudahkan pasien
memanggil perawat sewaktu-waktu.
7. Ekonomi
Dari Dalam Panti untuk kehidupan Lansia :
Pemasukan : Rp. 126.521.500
8. Rekreasi
Pada saat waktu luang, beberapa lansia ada yang memanfaatkan untuk berlatih
berjalan, menyulam, membaca surat kabar, atau bahkan mengobrol dengan
lansia lain maupun dengan perawat. serta setiap hari minggu diadakan kumpul-
kumpul bersama. Untuk rekreasi keluar panti tidak ada, yang ada hanyalah
senam lansia yang dilakukan setiap hari minggu seperti bernyanyi atau
permainan lain yang bisa menyalurkan hobi dari para lasia tersebut.
Berdasarkan pengkajian
yang telah dilakukan
didapatkan data bagwa
lansia yang
menggunakan alat bantu
kursi roda sebanyak
11orang (57,89%)
Berdasarkan pengkajian
keseimbangan yang
telah dilakukan di
dapatkan bahwa para
lansia yang memiliki
Resiko jatuh tinggi
sebanyak 7 orang
(36,84%).
Berdasarkan data yang
telah di dapat jumlah
lansia yang menderita
stoke sebanyak 7 orang.
Barthel indeks di
dapatkan data bawa
lansia yang secara total
tidak bisa melakukan
kemandirian dalam
kehidupan sehari-hari
sebanyak 5 orang
(26,32%).
diketahui bahwa dari 19
lansia di ruang
fransiscus yang
terbanyak adalah
mengalami tekanan
darah normal yaitu 18
orang (94,74%)
diketahui bahwa dari 19
lansia nadi yang di dapat
berdasarkan pengukuran
dalalam batas normal
pada semua lansia di
ruang fransiscus (100%).
DS : -
DO : berdasarkan
pengkajian yang telah
Kurang pengetahuan Penurunan Fungsi
dilakukan di dapatkan Intelektual
hasil :
Spesialis Jiwa FIK 2005-2014 dan Tim Pengajar Spesialis Jiwa (2014). Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Program Magister Keperawatan
Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC