Anda di halaman 1dari 9

Diagram Frost itu adalah diagram yang memplotkan nilai ΔG°⁄F atau nE°

versus bilangan oksidasi pada saat nE° = 0.  Biasa akan dibuat plot pada
keadaan pH = 0 (asam) dan atau pH = 14 (basa).

ΔG° = nFE° → ΔG°/F = nE°


ΔG° = Energi bebas Gibbs (Joule atau J)
F = Tetapan Faraday (1F = 96.485 J/(V·mol))
n = jumlah elektron yang diterima pada reaksi reduksi setiap spesi
(mol)
E° = besarnya potensial reduksi standar spesi (Volt atau V atau J/C)

Prinsip pembacaan diagram Frost seperti pada diagram berikut.

 Spesi dengan nilai nE° paling rendah untuk biloks tertentu


merupakan spesi relatif lebih stabil dibanding yang lain dan
Semakin rendah nilai nE° semakin stabil spesi dengan biloks
tersebut.
 Spesi yang membentuk slop lebih positif dengan spesi lain
biasanya  merupakan spesi cenderung mengalami reaksi reduksi,
dapat sebagai oksidator;

 Spesi yang membentuk slop kurang positif dengan spesi lain


biasanya  merupakan spesi cenderung mengalami reaksi
oksidasi, dapat sebagai reduktor.
 Spesi yang berada di bawah slop (garis merah putus-putus) yang
menghubungkan dua spesi berdekatan) merupakan hasil reaksi
redoks komproporsionasi dari dua spesi yang terhubung dengan
garis merah putus-putus.

 Reaksi redoks komproporsionasi adalah reaksi redoks yang


melibatkan dua spesi yang berubah menjadi satu spesi yang
sama. Dari dua spesi itu, salah satu mengalami reaksi oksidasi
(biloksnya meningkat) dan satu spesi lain mengalami reaksi
reduksi (biloksnya menurun).
 Spesi yang berada di atas slop (garis merah putus-putus)
cenerung mengalami reaksi redoks disproporsionasi menjadi dua
spesi yang terhubung dengan garis merah putus-putus.

 Reaksi redoks disproporsionasi adalah reaksi redoks satu spesi


yang berubah menjadi dua spesi berlainan. Sebagian mengalami
reaksi oksidasi (biloksnya meningkat) menjadi spesi yang di
atasnya dan sebagian mengalami reaksi reduksi (biloksnya
menurun) menjadi spesi yang ada di bawahnya.

Contoh 1. Pembacaan Diagram Frost Mangan (Mn)


Kurva berwarna biru adalah kondisi spesi pada keadaan sangat asam,
pH = 0, yang berwarna merah pada kondisi sangat basa, pH = 14. 
Dengan cara penafsiran yang sama dapat pula ditentukan spesi mana
yang begini begitu untuk kondisi basa.

 Dalam suasana asam Mn2+ merupakan spesi dengan nilai nE°


paling rendah untuk biloks Mn = +2. Mn2+ merupakan spesi relatif
lebih stabil dibanding yang lain.  Dalam suasana basa stabil bila
biloksnya +3 (Mn2O3), posisinya berada pada posisi nE° paling
rendah.

 Baik dalam suasana asam maupun basa MnO4– merupakan spesi


dengan daya reduksi terkuat. MnO4– merupakan spesi
dengan  nilai nE° paling tinggi, biloks Mn = +7.  MnO4– memiliki
daya reduksi terkuat. Pada diagram Frost mangan ini letaknya di
kanan-atas.
 Dalam suasana asam spesi yang berada di atas slop (garis
merah putus-putus) pada grafik (seperti HMnO4–, H3MnO4 dan
Mn3+) biasanya dapat mengalami disproporsionasi.

 Spesi yang berada di sebelah kiri (Mn) pada diagram Frost


merupakan spesi yang dapat menjadi reduktor cukup baik
(sifatnya moderat atau sedang).

Kestabilan pada bahasan ini adalah kestabilan termodinamis. Kestabilan


termodinamis terjadi ketika sebuah sistem berada dalam keadaan energi
terendah, atau dalam keadaan kesetimbangan kimia.

Dua spesies akan cenderung proporsional menjadi spesies perantara


yang terletak di bawah garis lurus yang bergabung dengan spesies
terminal (pada kurva cekung).

Contoh 2. Pembacaan Diagram Frost Nitrogen (N)

Grafik merah - suasana asam; grafik biru suasana basa.


Dari diagram Frost untuk nitrogen bila terdapat tiga spesi yang akan
dijadikan perhatian, NH4+, N2O dan NO3–. Ketiganya dihubungkan
dengan suatu garis seperti gambar berikut.

Secara praktis Bila terdapat larutan garam NH 4NO3 dengan kondisi


tertentu ini zat ini akan mengalami reaksi komproporsionasi menjadi
N2O. Ini contoh penerapan pemanfaatan diagram Frost.

Bila dari tiga spesi dihubungkan dengan garis dan salah satunya
terdapat di bawah garis yang menghubungkan spesi dengan biloks
terendah dan tertinggi maka ada kecenderungan bahwa dua spesi itu
mengalami reaksi komproporsionasi.

NH4+(aq) + NO3– (aq) → N2O(g)  +  2H2O(l)

Dengan memanfaatkan diagram Frost dapat ditentukan kemungkinan-


kemungkinan spesi yang mengalami kecenderungan tertentu seperti
pada kasus reaksi di atas.

Contoh 3. Dengan menggunakan diagram Frost nitrogen suasana asam,


manakah zat-zat ini (N2O, N2, NO, HNO2) yang cenderung mengalami
reaksi redoks disproporsionasi?
Jawaban: (N2O, NO, HNO2)

Pembahasan: Spesi akan mengalami reaksi disproporsionasi bila ia


berada di atas garis yang menghubungkan dua spesi di dekatnya (biasa
spesi tersebut memiliki biloks di atas dan di bawah spesi yang dapat
mengalami disproporsionasi itu. Selain itu juga perlu dipertimbangkan
bahwa slop spesi-spesi itu positif.

Misal untuk spesi yang HNO2 menghubungkan NO3– dengan N2O. Bila


ditarik garis lurus dari NO3– ke N2O, maka posisi HNO2 akan berada di
atas garis ini. Jadi cenderung HNO2 mengalami reaksi redoks
disproporsionasi menjadi NO3– dan N2O.

Contoh 4. Pembacaan Diagram Frost Fosfor (P)

 P4 dapat mengalami disproporsionasi menjadi PH3 dan


H3PO2 atau menjadi PH3 dan H3PO3 
 H3PO2 dan H3PO4 berkemungkinan mengalami komproporsionasi
menjadi H3PO3
 H3PO4 adalah spesi paling stabil dengan biloks +5.
 PH3 adalah spesi yang paling mudah mengalami reaksi oksidasi
dan merupaan reduktor relatif paling kuat.

Anda mungkin juga menyukai