Anda di halaman 1dari 20

DIAGRAM DATA POTENSIAL

Sri Juari Santosa


Departmen Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Gadjah Mada
✓ Ada beberapa diagram potensial yang memberikan keterangan tentang stabilitas
termodinamika dari seri suatu unsur yang ada dalam beberapa keadaan
oksidasi yang berbeda
✓ Dua di antaranya adalah diagram Latimer dan Frost
✓ Diagram Latimer berguna dalam mendapatkan ringkasan data kuantitatif,
sedangkan diagram Frost berguna dalam penentuan secara kualitatif stabilitas
relatif dari seri spesies dengan suatu unsur yang sama yang ada dalam
beberapa keadaan oksidasi yang berbeda
Diagram Latimer
✓ Diagram ini diajukan oleh Wendell Latimer, salah satu pioneer dalam penerapan
termodinamika pada kimia anorganik larutan
✓ Dalam diagram Latimer, harga potensial (dalam satuan Volt) dituliskan di atas garis
horizontal yang menghubungkan spesies dengan unsur yang berbeda keadaan
oksidasinya
✓ Keadaan oksidasi unsur dapat ditempatkan di bawah atau di atas unsur yang
bersangkutan
✓ Bentuk spesies dengan unsur yang paling teroksidasi ditempatkan di sebelah kiri
dan spesies-spesies yang dikanannya berturut-turut adalah spesies dengan
keadaan oksidasi unsur yang ditinjau semakin berkurang
✓ Contoh diagram Latimer klor dalam larutan asam

+ 1,20 + 1,18 + 1,65 + 1,63 + 1,36


ClO4 -
ClO3 - ClO2 - HClO Cl2 Cl-
+7 +5 +3 +1 0 -1

+ 1,20
✓ Sebagai contoh ClO4 -
ClO3- bermakna:
+7 +5
ClO4-(aq) + 2 H+(aq) + 2 e- ClO3-(aq) + H2O(l) E0 = + 1,20 V

✓ Konversi dari diagram Latimer ke reaksi paro reduksi dilakukan secara


menambahkan H2O pada bagian spesies yang kekurangan O dan menambahkan
H+ pada spesies yang kekurangan H (pada kondisi asam), baru dilakukan
penyeimbangan muatan dengan menambahkan e-.
✓ Pada kondisi basa, spesies yang dipakai untuk menyeimbangkan adalah OH-
dan H2O
✓ Sebagai contoh, diagram Latimer pada kondisi basa dari klor adalah

+ 0,37 + 0,20 + 0,68 + 0,42 + 1,35


ClO4 -
ClO3 - ClO2 - ClO- Cl2 Cl-
+7 +5 +3 +1 0 -1

+ 0,89

✓ Makna dari ClO-/Cl2 adalah

2 ClO-(aq) + 2 H2O(l) + 2e- Cl2(g) + 4 OH-(aq) E0 = + 0,42 V


✓ Baik pada kondisi asam maupun basa, potensial reduksi Cl2 →Cl- berharga
sama
✓ Hal ini disebabkan oleh karena pada reduksi tersebut tidak melibatkan transfer
proton (H+), sehingga tidak terpengaruh oleh pH medium

✓ Diagram Latimer mengandung informasi cukup untuk menentukan potensial


standard pasangan yang tidak bersebelahan
✓ Perhitungan potensial standard ini dilakukan secara tidak langsung lewat
penentuan Go = - nFEo, karena Go keseluruhan atas 2 step yang berurutan
adalah jumlah dari harga-harga individualnya

Go = Go1 + Go2

- nFEo = - n1FEo1 – n2FEo2

✓ Oleh karena n = n1 + n2, maka

n1Eo1 + n2Eo2
Eo =
n1 + n2
✓ Contoh: Gunakan diagram Latimer untuk menghitung harga Eo untuk reduksi
HClO menjadi Cl- dalam larutan asam

Jawab: bilangan oksidasi klor berubah dari +1 pada HClO menjadi 0 pada Cl2 pada
step pertama dan dan dari 0 pada Cl2 menjadi -1 pada step berikutnya. Jadi
n1 = 1 dan n2 = 1
Dari diagram Latimer dapat dituliskan

HClO(aq) + H+(aq) + e- → ½ Cl2(aq) + H2O(l) Eo1 = + 1,63 V

½ Cl2(aq) + e- → ½ Cl-(aq) Eo2 = + 1,36 V


sehingga potensial standard dari pasangan HClO/Cl- adalah

n1Eo1 + n2Eo2
Eo = = 1,63 V + 1,36 V/(1+1) = + 1,50 V
n1 + n 2

✓ Diagram Latimer dapat dipakai untuk menunjukkan spesies mana yang dapat
mengalami disproporsionasi, yaitu apabila potensial di sebelah kanan dari spesies
yang ditinjau > daripada potensial di sebelajh kiri yang ditinjau
✓ Contoh: Diketahui diagram Latimer
+ 0,70 + 1,76
O2 H2O2 H2 O
Berdasarkan harga potensial di sebelah kanan yang > daripada harga potensial di
sebelah kiri, maka dapat diketahui kalau H2O2 tidak stabil terhadap
disproporsionasi ke O2 dan H2O
Hal ini dapat diterjemahkan dengan persamaan-persamaan reaksi paro berikut:

H2O2(aq) + 2 H+(aq) + 2e- → 2 H2O(l) Eo = + 1,76 V (i)

O2(g) + 2 H+(aq) + 2e- → 2 H2O2(aq) Eo = + 0,70 V (ii)


atau
2 H2O2(aq) → O2(g) + 2 H+(aq) + 2e- Eo = - 0,70 V (iii)

2 H2O2(aq) → O2(g) + 2 H2O(l) Eo = + 1,06 V (ii+ iii)

Oleh karena Eo > 0, maka disproporsionasi spontan


Diagram Frost
Untuk suatu unsur X, diagram Frost merupakan hubungan antara harga nEo dari pasangan
X(N)/X(0) versus bilangan oksidasi (N) unsur

✓ Oleh karena nEo proporsional dengan Go, plot pada


nEo
Paling stabil diagram Frost pada dasarnya dapat juga dipikirkan
sebagai plot antara energi bebas standard untuk
perubahan spesies X(N) menjadi unsurnya versus
bilangan oksidasi
✓ Oleh karena hubungan antara nEo dan Go adalah
berbalikan, maka semakin kecil nEo merupakan reaksi
yang menghasilkan Go yang semakin besar
✓ Jadi spesies dengan nEo minimum atau Go
Bil. oksidasi maksimum merupakan spesies paling stabil
✓ Slope garis yang menghubungkan antara 2 titik pada diagram Frost adalah sama
dengan potensial standard dari pasangan yang dihubungkan oleh garis tersebut
✓ Contoh: perhatikan diagram Frost untuk O2 dalam larutan asam berikut

0 ✓ Pada titik yang sesuai dengan bilangan oksidasi -


O2 1 (untuk H2O2), nEo = -0,70 V. Untuk bilangan
H2O2 oksidasi adalah -2 (untuk H2O), nEo = - 2,46 V
-1 ✓ Jadi perbedaan nEo dari bilangan oksidasi -1 ke
bilangan oksidasi -2 adalah -0,70 – ( -2,46) = 1,76
V dan perbedaan bilangan oksidanya -1 – (-2) = 1
-2 ✓ Oleh karena situ lope garis yang menghubungkan
H2 O antara kedua spesies tersebut adalah 1,76/1 =
1,76 yang adalah sama dengan harga Eo untuk
-2 -1 0 reaksi paro H2O2/H2O
Informasi kualitatif dari diagram Frost

1. Semakin tajam slope garis yang menghubungkan antar 2 titik, semakin besar pula potensial
reduksi standardnya
Reduktor, Oksidator,
2. Untuk reaksi redoks antara 2 spesies: teroksidasi tereduksi
nEo
a) Oksidator adalah spesies dalam keadaaan
teroksidasi yang perubahannya ke spesies
pasangannya menghasilkan slope lebih positif
b) Reduktornya adalah spesies dalam keadaan
tereduksi yang oksidasinya ke spesies
pasangannya menghasilkan slope yang kurang
positif

Bil. oksidasi
3. Suatu ion atau molekul dalam diagram Frost adalah tidak stabil terhadap disproporsionasi
jika spesies tersebut terletak di atas garis yang menghubungkan 2 spesies yang
mengapitnya

nEo
Tidak stabil terhadap
G2 2
disproporsionasi
interpretasi

G1
1
Grata-rata
G3
3

G2 > Grata-rata spesies 1 dan 3


Bil. oksidasi
4. Dua spesies cenderung mengalami komproporsionasi ke spesies antara yang terletak di
bawah garis lurus yang menghubungkan spesies terminal
Tidak stabil terhadap
komproporsionasi
nEo
3
Grata-rata

G2 < Grata-rata spesies 1 dan 3

2
1

Bil. oksidasi
Ketergantungan diagram latimer dan Frost pada pH

✓ Pada umumnya diagram Latimer dan Frost disajikan untuk pH 0


✓ Daigram Latimer dan Frost dapat juga disajikan untuk pH 14
✓ Diagram Latimer yang disajikan untuk pH 14 (pOH 0) disebut diagram Latimer Basa,
dengan Eo dituliskan EoB
✓ Kondisi keasaman yang berbeda dapat menyebabkan stabilitas suatu senyawa yang
berbeda pula
✓ Potensial Reduksi untuk reaksi reduksi yang sama akan berbeda pada kondisi keasaman yang berbeda

✓ Contoh: Pada kondisi asam (Eo)


- 0,28 - 0,50 - 0,51 - 0,06
H3PO4 H3PO3 H3PO2 P PH3

Pada kondisi basa (EBo)


- 1,12 - 1,56 - 2,05 - 0,89
PO4 3- HPO3 2- HPO2- P PH3

✓ Untuk contoh anion oksi di atas dapat diringkas apabila proses reduksi memerlukan pelepasan oksigen,
reaksi akan mengkonsumsi H+ dan semua anion oksi tersebut merupakan oksidator yang lebih kuat pada
kondisi asam daripada kondisi basa

✓ Eo pada kondisi netral sering dituliskan sebagai Ewo atau ENo


Diagram Porbaix
Diagram Porbaix: kisaran harga pH dan potensial reduksi di mana spesies-spesies kimia
stabil secara termodinamika

Diketahui reaksi reduksi sebagai berikut:

(1) Fe3+(aq) + e- → Fe2+(aq) Eo = 0,77 V (Reaksi reduksi tidak terpengaruh pH)

(2) Fe3+(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3 H+(aq) (Reaksi asam basa bukan reaksi reduksi)

(3) Fe(OH)3(s) + 3 H+(aq) + e- → Fe2+(aq) + 3 H2O(l) (Reaksi reduksi terpengaruh pH)

(4) Fe2+(aq) + 2 H2O(l) → Fe(OH)2(s) + 2 H+(aq) (Reaksi asam basa bukan reaksi reduksi)

(5) Fe(OH)3(s) + H+(aq) + e- → Fe(OH)2(s) + H2O(l) (Reaksi reduksi terpengaruh pH)


(2) (4)
(1) Fe3+(aq) + e- → Fe2+(aq) Eo = 0,77 V
(Reaksi reduksi tidak terpengaruh pH)
Fe3+
(2) Fe3+(aq) + 3 H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3 H+(aq)
0,7 (1)
(Berdasarkan harga Ksp Fe(OH)3(s) dan [Fe3+] 10-5 M)
Fe2+
(3) Fe(OH)3(s) + 3 H+(aq) + e- → Fe2+(aq) + 3 H2O(l)
0,3 (Reaksi reduksi terpengaruh pH)
O2/H2O
Eo Pers Nernst
0 E = Eo – 0,059 log [Fe2+]/[H+]3
Fe(OH)3 = Eo - (0,059) log [Fe3+] – (0,177) pH
Untuk [Fe3+] = 10-5 M → Grs. (3)
-0,3 (4) Fe2+(aq) + 2 H2O(l) → Fe(OH)2(s) + 2 H+(aq)
(Berdasarkan harga Ksp Fe(OH)2(s) dan [Fe2+] 10-5 M)
-0,7 Fe(OH)2 (5)
(5) Fe(OH)3(s) + H+(aq) + e- → Fe(OH)2(s) + H2O(l)
(Reaksi reduksi terpengaruh pH)
H2O/H2 Pers Nernst
1 3 5 7 9 11 13
(3) E = Eo – 0,059 log 1/H+] = Eo – 0,136 pH
pH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai