PROGRAM
DIKLAT PELAUT PEMBENTUKAN DAN PENINGKATAN
BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN TRANSPORTASI LAUT
Penulis:
MASLUHAH
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
POLITEKNIK PELAYARAN BAROMBONG
Jl. Permandian Alam No 1, Barombong – Makassar, Sulawesi Selatan
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Direktur
COMPETENSI
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat hidayah dan
inayahNYA, penulis dapat menyelesaikan modul pembelajaran yang berjudul “Dasar-Dasar
Manajemen” ini tanpa halangan yang berarti. Modul ini merupakan suatu ringkasan mata kuliah
Dasar-Dasar Manajemen, adapun tujuan penggunaan modul ini adalah untuk mempermudah
Taruna dalam mempelajari mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen. Ada beberapa bab yang akan
dibahas dalam modul ini mulai dari dasar-dasar manajemen hingga pembahasan mengenai
pelaksanaan manajemen dalam organisasi.
Dalam penyusunan modul ini tentu tidak terlepas dari adanya halangan dan rintangan,
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dalam menyusun dan pembuatan materi ajar,
sehingga memungkinkan masih terdapat kekurangan baik dalam penyajian maupun penggunaan
istilah-istilah. Maka dari itu saran dan ide sangat kami harapkan untuk penyempurnaan buku
modul pembelajaran pada edisi berikut.
Semoga tujuan dan upaya peningkatan keterampilan, pengetahuan dan wawasan bagi
peserta diklat pelaut pembentukan dan peningkatan dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
1. DESKRIPSI SINGKAT
Organisasi membutuhkan orang yang dapat menetapkan dan merencanakan, mengorganisir
dan mengatur, memimpin dan memotivasi serta orang yang dapat mengevaluasi apakah
sasaran perusahaan sudah tercapai dengan efisien dan efektif. Dalam bab ini akan
mempelajari dasar-dasar dari manajemen dan organisasi dari Sejarah Manajemen, Pengertian
Manajemen, Tingkatan Manajemen, Sarana ManajemenPrinsip – Prinsip Manajemen dan
Fungsi Manajemen
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu Mengerti dan memahami ruang lingkup pengertian manajemen
3. MATERI PEMBLAJARAN
A. Sejarah Manajemen
Kehadiran berbagai organisasi dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu
fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudah pemenuhan kebutuhan hidup
manusia secara individu dan masyarakat. Menurut Winardi (1990) manusia sebagai makhluk
yang hidup berkelompok (zoon politicon) berusaha untuk dapat bertahan (survival) dengan
membentuk bermacam macam organisasi guna memenuhi aneka macam kebutuhan.
Manajemen telah diperaktekkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas,
pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk
mencapai tujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya material
hanya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien dengan memfungsikan manajemen. Namun
sebagai suatu pemikiran ilmiah keberadaan manajemen mengalami sejarah tersendiri sampai
masa sekarang ini.
1. Perkembangan awal Manajemen.
Peradaban kuno pada bagian Barat Mesopotamia dan tulisan-tulisan orang-orang Mesir
Kuno sekitar tahun 1200 sebelum masehi menunjukkan sudah adanya pengetahuan serta
penggunaan manajemen untuk mengelola soal-soal politik (Winardi, 1990). Sejarah Yunani
kuno dan kerajaan Romawi banyak memberikan bukti tentang pengetahuan manajemen terutama
dalam pengelolaan persidangan di pengadilan, praktek pemerintahan, organisasi tentara,
kesatuan usaha-usaha kelompok dan pelaksanaan otoritas. Demikian pula organisasi gereja telah
menggunakan struktur organisasi sedunia yang menyusun otoritas sendiri sebagai bukti
penerapan manajemen sampai pertengahan abad ke-18 juga menggunakan prinsip manajemen
dalam meningkatkan produksi.
2. Manajemen Ilmiah (1900-1920)
Frederick Winslow Taylor (1856-1915) dianggap sebagai bapak manajemen ilmiah,
seorang insinyur dan industrialis Amerika yang teori manajemennya dianggap radikal pada
zamannya dalam meningkatkan produktivitas. Di samping dia bekerja pada Midvale Steel
Works di Philadelphia sebagai juru mesin tahun 1878 dan mencapai Chief Engineer serta
mendapat gelar dalam bidang enjineering yang juga menemukan alat pemotong baja yang
bekerja sangat cepat.
Taylor menyadari bahwa problem produktivitas yang sebenarnya berasal dari sikap tak
acuh pekerja dan manajer. Sebagian sikap tak acuh tersebut timbul karena baik para manajer
maupun para pekerja tidak mengetahui apa yang dinamakan “kerja layak untuk setiap hari kerja”
dan “upah layak untuk setiap hari kerja“. Menurutnya, produktivitas merupakan kunci
pemecahan bagi pencapaian upah lebih tinggi dan laba lebih besar. Akhirnya Taylor
mengeluarkan karya ilmiah “The Principles of Scientific Management” tahun 1911 yang
didalamnya diungkapkan prinsip-prinsip fundamental sebagai landasan pendekatan ilmiah
terhadap manajemen.
Taylor juga beranggapan bahwa para pekerja harus dipilih secara hati-hati dan cermat
dan setelah itu mereka perlu diberi dilatihan yang memadai untuk dapat bekerja sebaik mungkin.
Dia memandang bahwa kepentingan para pekerja, para manajer dan para pemilik perusahaan
harus dapat diselaraskan. Taylor juga memiliki pengikut yang mengembangkan teorinya yaitu :
Henry L.Gant (1887) seorang Insinyur mesin yang dikenal sebagai pengembang sistem
perencanaan yang dapat diawasi secara efektif. Demikian Frank Gilbert dan Lilian Gilbert
(seorang yang mendapat julukan first lady of management di mana mereka berdua banyak
mengembangkan prinsip manajemen ilmiah.
3. Manajemen Modern
Henry Fayol seorang industrialis berkebangsaan Perancis merupakan bapak manajemen
modern. Dia mengarang sebuah buku manajemen yaitu “Administration Industrielle et
Generale”.Dia mengembangkan aktivitas manajerial yang mencakup : teknikal (produksi),
komersial (membeli, menjual dan menukarkan), finansial (mencari modal dan memanfaatkan
secara optimal), kepastian (perlindungan harta kekayaan), akunting, dan manajerial
(perencanaan, pengorganisasian, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi).
B. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur,
akan timbul masalah, problem, proses dan pertanyaan tentang apa yang diatur, siapa yang
mengatur, mengapa harus diatur dan apa tujuan pengaturan tersebut. Manajemen juga
menganalisa, menetapkan tujuan/sasaran serta mendeterminasi tugas-tugas dan kewajiban-
kewajiban secara baik. efektif dan efisien.
Manajemen dalam arti khusus dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan, yaitu orang-
orang yang melakukan kegiatan memimpin, disebut “manajer”. Untuk mengartikan dan
mendefisikan manajemen dari berbagai literartur dapat dilihat dari tiga pengertian, yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses
- George R.Terry; Manajemen adalah cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih
dahulu melalui kegiatan orang lain.
- Haiman: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain,
mengawasius aha -usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.
- Stoner: Stoner mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses
perencanaan,pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari anggota
organisasi dansumber-sumber organisasi lainnya untuk mancapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan.
- Mary Parker Follet: Mendefinisikan manajemen sebagai suatu seni untuk melakukan
sesuatu melalui orang lain.
2. Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
Yaitu merupakan suatu kumpulan orang-orang yang bekerja sama untuk untuk mencapai
tujuan bersama.Kumpulan orang-orang disini menunjukan adanya tingkatan kepemimpinan
(pimpinan atas, menengah dan bawah). Pendapat ini dikemukakan oleh Henry Fayol.
3. Manajemen sebagai ilmu dan manajemen sebagai seni
Manajemen sebagai suatu ilmu karena telah dipelajari sejak lamadan menjelaskantentang
gejala-gejala, gejala-gejala diteliti dengan menggunakan metode ilmiah, yaitumenggunakan
bantuan disiplin ilmu lainnya seperti ilmu sosial, filsafat, matematik dan statistic.Dalam praktek,
istilah manajemen dipakai dalam organisasi yang lebih besar dan berdiri sendiri dan dapat
dibedakan dengan jelas dari organisasi lain.
Secara umum aktivitas manajemen dalam organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien. Terry (1973) menjelaskan “management is performance of
conceiving and avhieving desired results by means of group efforts consisting of utilizing human
talent and resources”. Proses mengarahkan dan menggerakkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya, seperti material, uang, metode dan pasar untuk mencapai tujuan organisasi.
Hersey dan Blanchard (1988) mengemukakan “management is a process of working with amd
through individuals and groups and other resources to accomplish organizational goals”. Proses
bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan
organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.
C. Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi tiga tingkatan, yaitu:
Manajemen Puncak (Top Management)
Manajemen Tengah (Middle Management)
Manajemen Bawah (Low Management).
Beberapa Tinjauan Manajemen dari Segi sifat kerja manajemen dapat digolongkan
menjadi tiga golongan, yaitu :
✓ Manajemen Administratif (MA) : Adalah manajemen atau pejabat/pimpinan yang
kerjanya menitik beratkan pada pemikiran kerja (suatu pendekatan dari pimpinan atas
sampai ke tingkat paling bawah sertapara pekerjanya). Dipelopori oleh Henry Fayol.
✓ Manajemen Operatif (MO) : Adalah manajemen atau pejabat/pimpinan yang langsung
memimpin kerja ke arah tercapainya kerja yang nyata. Maksudnya adalah suatu
pendekatan dari pimpinan atas sampai ke tingkat paling bawah yang titik beratnya pada
efisiensi dan produktivitas. Dipelopori oleh F.W.Taylor.
✓ Manajemen Administratif dan Manajemen Operatif (MA/MO) Adalah manajemen atau
pejabat/pimpinan yang dapat bertindak sebagai manajemen administrative dan
manajemen operatif (pejabat interpretor), yakni dapat menterjemahkan manajemen
administrative ke manajemen operatif dan sebaliknya.
Peranan pejabat ini sangat penting, karena hasil karya manajemen administrasi yang bersifat
garis-garis besar (umum) dan berbentuk kebijakan (policy=bahasa pikir). Untuk memudahkan
dalam pelaksanaan oleh pejabat pelaksana dalam tugas interpretor diberikan dalam bentuk kerja
praktis (operasional).Pembedaan MA dan MO dapat dilihat dalam bagan di bawah ini :
Keterangan :
MTA: Manajemen Tingkat Atas
MTM: Manajemen Tingkat Menengah
MTB: Manajamen Tingkat Bawah
Tabel: Gambaran kemampuan administrasi, manajamen dan teknik operasional pada tingkatan
manajamen.
Tingkatan Manajemen Kemampuan Kemampuan Teknik
Administrasi/Manajemen Operasional
Manajemen Tingkat Atas (90-92%) (8-10%)
Manajemen Tingkat Menengah (70-85%) (15-30)%
Manajamen Tingkat Bawah (40-55%) bb (45-60 %)
Workman (Pelaksana) 5% 95 %
D. Sarana Manajemen
Untuk mencapai tujuan maka para manajer menggunakan “Enam M”, artinya sarana
(tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan adalah: Men, Money, Material. Methods dan
Markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya.
✓ Men (Manusia): tenaga kerja manusia
✓ Money (uang): Uang, untuk biaya keseluruhan kegiatanbahan-bahan yang diperlukan
✓ Material (Bahan): bahan-bahan yang diperlukan
✓ Methods (Metoda): teknik/cara/sistem yang digunakan
✓ Markets (Pasar) : Market atau pasar merupakan sarana penyaluran hasil manajemen.
F. Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah proses dari langkah-langkah mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, staffing, memimpin dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan organisasi. George R. Terry. Dalam bukunya “ Principles of management”
merumuskan fungsi-fungsi manajemen dengan singkatan POAC, yaitu :Perencanaan (Planning),
Pengorganisasian (Organizing), Penggerakan (Actuating), Pengendalian/Pengawasan
(Controlling).
Planning Organizing
Actuating Controlling
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan dicapai,yang
kemudian memberikan pedoman, garis-garis besar tentang apa yang akan dituju.Perencanaan
merupakan persiapan-persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan
tentang “apa” dan “bagaimana“ suatu pekerjaan dapat dilaksanakan.
- Membuat Perencanaan.
Untuk membuat suatu perencanaan yang baik, ada pertanyaan yang harus dijawab,yaitu:
2. “Apa (What). Pertanyaan “what” menunjukkan maksud dari pembuatan perencanaan,
tegasnya menjawab tentang tujuan apa yang hendak dicapai.
3. Bagaimana (How), yaitu bagaimana cara terbaik yang digunakan demi tercapainya
tujuan. Jawaban pertanayaan “how” dapat merupakan cara, metode/sistem serta teknik-
teknik yang digunakan.
4. Why, Where, When dan Who.
Pertanyaan “why” menunjukkan mengapa atau apa sebabnya perencanaan dibuat,
pertanyaan where menunjukkan dimana kegiatan akan dilaksanakan, pertanyaan when
kapan rencana tersebut akan dilaksanakan dan pertanyaan who yang menunjukkan siapa
yang akan melaksanakan.
- Sifat Perencanaan
Suatu perencanaan yang baik harus bersifat :
1. Rasional
Perencanaan bersifat rasionalar tinya perencanaan dibuat berdasarkan pemikiran-
pemikiran dan perhitungan yang matang, sehingga dapat dibahas secara logis
2. Perencanaan bersifat lentur
Perencanaan bersifat lentur artinya perencanaan tersebut bersifat luwes,dapat
dilaksanakan dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun (tentunya disesuaikan dengan
situasi dan kondisi)
3. Perencanaan harus bersifat kontinyu
Perencanaan bersifat kontinyu artinya perencanaan harus terus menerus dibuat dan perlu
ditinjau kembali guna perbaikan-perbaikan pada pelaksanaan waktu berikutnya dan
disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi masyarakat, pemerintah dan
negara.
- Kegagalan Perencanaan
Kegagalan perencanaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor,antara lain :
1. Perencanaan tidak matang. Perencanaan tidak matang karena tidak mempunyai
pandangan jauh ke depan, kurang pengalaman, tidak rasional.
2. Wewenang yang tidak jelas/tegasInstruksi yang diberikan oleh pimpinan kepada para
pelaksana tidak jelas atau tidak tegas sehinggah terjadi tumpang tindih disana sini.
3. Anggaran kurang. Hal ini adalah hal yang logis, karena banyak kemungkinan terjadinya
kurang anggaran,misalnya pengaruh-pengaruh ekonomi global, perubahan kebijakan
pimpinan/pemerintah,perubahan-perubahan dalam pelaksanaan karena keadaan tidak
terduga.
4. Pelaksanaan kurang baik. Perencanaan yang baik tidak menjamin hasilnya juga baik,
karena sangat tergantung pada baik buruknya pada pelaksanaannya.
5. Tidak ada dukungan moral dari masyarakat.Dukungan atau resfon masyarakat cukup
mempengarahui berhasil tidaknya suatu perencanaan. Tidak adanya partisipasi aktif dari
masyarakat dapat membuat gagal suatu perencanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah penetapan struktur peran-peran melalui penentuan aktivitas-
aktivitas, pegelompokan aktivitas, penugasan kelompok aktivitas, pendelegasian
wewenang,pengkoordinasian hubungan antar wewenang serta informasi baik secara vertikal
maupun horizontal. Agar peran organisasi ada dan berarti bagi orang-orang, peran-peran itu
harus mencakup:
- Tujuan yang dapat direalisasikan.
- Konsep dan batas kewajiban yang jelas.
- Kebijakan-kebijakan yang dapat dimengerti dan dapat dilaksanakan.
- Ketersediaan informasi yang diperlukan, alat-alat dan sumber-sumber yang penting.
1. Pengertian Organisasi
Pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Organisasi sebagai alat manajemen
Organisasi sebagai alat manajemen adalah organisasi sebagai wadah/tempat manajemen
sehingga memberikan bentuk bagi manajemen yang memungkinkan manajemen dapat
bergerak. Organisasi sebagai alat organisasi dalam arti statis (tetap/tidak bergerak).
b. Organisasi sebagai fungsi manajemen
Organisasi sebagai fungsi adalah organisasi dalam arti dinamis, yaitu organisasi yang
memberikan memungkingkan tempat manajemen dapat bergerak dalam batas-batas
tertentu
c. organisasi sebagai “a group of people”, yaitu kelompok orang-orang yang membentuk
kelompok tertentu yang bekerjasama untuk melaksanakan suatu usaha/kegiatan.
d. “a system of authority”, yaitu organisasi sebagai sistem wewenang yang memberikan
kekuasaan bagi setiap pejabat dalam melaksanakan tugasnya.
e. “a system of function”, yaitu sebagai sistem distribusi tugas sehingga masing-masing
pejabat memegang tugas tertentu.
2. Timbulnya Organisasi
Organisasi timbul apabila ada dua orang atau lebih yang bersama-sama menjalankan
pekerjaan untuk kepentingan bersama.
3. Unsur-Unsur Organisasi
➢ Himpunan orang-orang
➢ Bekerja sama
➢ Pencapaian tujuan bersama
4. Hubungan Organisasi dan Manajemen
Organisasi adalah wadah dari manajemen yang saling mempengaruhi. Kalau organisasi baik
tetapi manajemen tidak baik, maka organisasi tidak dapat bergerak, demikan sebaliknya.
Dalam rangka membentuk organisasi yang baik perlu diketahui dan diperhatikan asas-asas
terdapat dalam organisasi, yaitu :
➢ Asas kesatuan komando (unity of commad). Organisasi dimana tiap-tiap pegawai
hanya mempunyai satu pimpinan (pimpinan tunggal), dimaksudkan agar tugas-tugas
yang diberikan dapat dilaksanakan karena hanya berasal dari pimpinannya
➢ Span of control. Dengan span of control dimaksudkan untuk memberi batas
kemampuan seorang pimpinan untuk dapat mengatur dan mengawasi bawahannya.
Kemampuan tiap-tiap pimpinan berbeda satu sama lain, ada yang mampu hanya 5
pegawai, ada yang 10 pegawai atau 15.
5. Tipe/Bentuk Organisasi
- Organisasi Lini
adalah organisasi dimana kepala/pemimpin (Chief Executive) dipandang sebagai satu-
satunya sumber wewenang, dimana semua keputusan/kebijasanaan dan tanggung jawab
ada pada satu tangan (maksudnya kepala/pimpinan puncak). Ciri-ciri organisasi lini/garis
adalah dimana pimpinan organisasi tunggal, garis komando ke bawah jelas dan kuat.
Kebaikan dari organisasi lini/garis adalah :a. Asas kesatuan komando tampak menonjol, b.
Dapat menjamin kedisiplinan c.Koordinasi relative mudah dilaksanakan d.Pengawasan
kepada bawahan mudah dilaksanakan.
Keburukan dari organisasi lini adalah : Perluasan organisasi berarti penambahan beban
dan tanggung jawab dan dapat melampuai span of control, serta anggota organisasi
(bawahan) tidak mempunyai kesempatan untuk berkembang.
- Organisasi Fungsional
Ciri-ciri : Bawahan mendapat perintah dari beberapa pejabat yang masing-masing
menguasai suatu keahlian tertentu dan bertanggung jawab sepenuhnya atas bidangnya.
Pada bentuk ini pimpinan mempercayakan sepenuhnya kepada para ahli dalam bidang
masing-masing.
Kebaikan dari organisasi fungsional adalah : Bidang pekerjaan khusus diduduki seseorang
yang ahli yang memungkinkan bekerja atas dasar keahlian dan kecintaannya pada
tugasnya, Tanggung jawab atas fungsinya terjamin.
Keburukan dari organisasi fungsional adalah :Koordinasi sulit dilaksanakan, Dapat
menimbulkan dispersonalisasi, Keahlian memimpin kurang dapat jaminan, Asas kesatuan
komando sulit dilaksanakan.
3. Penggerakan (Actuating)
Pengarahan atau directing/actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk dapat mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Fungsi ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja
dengan optimal. Selain itu dengan fungsi pengarahan diharapkan dapat menciptakan suasana
lingkungan kerja yang dinamis, sehat, dan bersinergi satu sama lain.
Koontz & O’Donnell (1976) mengemukakan: ”directing is the interpersonal aspect of
managing by which subordinates are led to understand and contribute effectively and effeciently
to attainment of enterprise objectives, directing involves guiding and leading subordinates”.
Melalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi diajak atau dibujuk untuk
memberikan kontribusinya melalui kerjasama dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan
meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
sehingga para manajer harus memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau
melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang dibuat. Pada hakekatnya pengarahan ini
adalah pemberian motivasi (motivating). Kegiatan ini sebenarnya terdapat pada kegiatan
directing sebagai sebuah fasilitas atau sarana melakukan pengarahan terhadap para personil
dalam organisasi
4. Pengawasan (Controlling)
Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakan tindakan terakhir yang
dilakukan para manajer pada suatu organisasi. Pengawasan (controlling) merupakan proses
pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar
supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan pengawasan diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal
dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncakanakan dijalankan dengan
benar sesuai hasil musyawarah dan pendayagunaan sumber daya material akan mendukung
terwujudnya tujuan organisasi.
Robins (1984) menjelaskan “control is the process of monitoring activities to ensure they
are being accomplished as planned and of correcting any significant deviations”. Pemantauan
segala aktivitas untuk menjamin pencapaian tujuan sebagaimana direncanakan dan pemeriksaan
terhadap adanya penyimpangan menjadi hakekat pengawasan. Pengawasan ini dapat dilakukan
secara langsung (direct control) maupun pengawasan tidak langsung (indirect control). Terry
(1973) menjelaskan “controlling is determining what is being accomplish, that evaluating
performance and, if necessary applying corrective measures so performance takes according to
plans”. Artinya, pengawasan merupakan usaha yang sistematis dalam menentukan apa yang
telah dicapai yang mengarah kepada penilaian kinerja dan pentingnya mengkoreksi atau
mengukur kinerja yang didasarkan pada rencana-rencana yang ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan yang dibuat dalam fungsi manajemen sebenarnya merupakan strategi untuk
menghindari penyimpangan penyimpangan dari segi pendekatan rasional terhadap keberadaan
input (jumlah dan kualitas bahan, uang, staf, peralatan, faslititas, dan informasi), demikian pula
pengawasan terhadap aktivitas (penjadwalan dan ketepatan pelaksanaan kegiatan organisasi),
sedangkan yang lain adalah pengawasan terhadap output (standar produk yang diinginkan).
Sasaran pengawasan diarahkan pada upaya mencapai hal-hal berikut: 1) Kebijakan dan
strategi yang telah ditetapkan terselanggara sesuai dengan jiwa dan semangat kebijaksanaan dan
strategi dimaksud. 2) Anggaran yang tersedia untuk menghidupi berbagai kegiatan organisasi
benar-benar dipergunakan untuk melakukan kegiatan tersebut secara efisien dan efektif. 3) Para
anggota organisasi benar-benar berorientasi kepada berlangsungnya hidup dan kemajuan
organisasi sebagai keseluruhan dan bukan kepada kepentingan individu yang sesungguhnya
ditempatkan di bawah kepentingan organisasi. 4) Penyediaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana kerja sedemikian rupa sehingga organisasi memperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya dari sarana dan prasarana tersebut. 5) Standar mutu hasil pekerjaan terpenuhi
semaksimal mungkin. 6) Prosedur kerja ditaati oleh semua pihak.
Pengawasan sebagai proses terdiri atas tiga langkah universal, yaitu (1) mengukur
perbuatan (2) membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan
perbedaannya jika ada, dan (3) memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan.
Pertanyaan Diskusi
1. Apakah yang dimaksud manajemen dan coba anda gambarkan hirarki manajemen?
2. Apa yang anda ketahui tentang PERENCANAAN dan sebutkan HIRARKI
PERENCANAAN?
3. Apa Pentingmya mempelajari ilmu manajemen?
BAB II. MACAM-MACAM MANAJEMEN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Manajemen telah diperaktekkan dalam bisnis, rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas,
pemerintahan, industri, perbankan dan aktivitas organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk
mencapai tujuantujuan organisasi yang menggunakan sumber daya manusia dan sumber
daya material hanya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efesien dengan memfungsikan
manajemen Namun sebagai suatu pemikiran ilmiah keberadaan manajemen mengalami
sejarah tersendiri sampai masa sekarang ini.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu memahami dan membedakan dari pada macam-macam manajemen
3. MATERI PEMBLAJARAN
B. Manajemen Sistematis
Manajemen Sitematis menunjukkan bahwa segala sesuatu diatur secara sistematis,yaitu
secara tertib, rapi dan teratur dengan tujuan untuk menghindarkan hal-hal yang tidak
dikehendaki. Dengan perkataan lain, sebelum usaha/kegiatan berjalan segala sesuatu harus
diperinci dengan sematang-matangnya. Sehingga saat kegiatan pelaksanaan dimulai sampai
dengan tujuan yang diinginkan berjalan lancar dan menjadi kenyataan.Penerapan manajemen ini
dapat dilihat pada operasi penerbangan, pelayaran dan sektor perhubungan lainnya. Segala
Sesuatu yang berkaitan dengan perjalanan telah dipersiapkan dengan sangat terinci dan cermat
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan.
D. Manajemen Demokratis
Yang dimaksud dengan demokratis di sini adalah mengarah ke demokrasi Pancasila,yang
termaktub dalam Preambule Undang-Undang Dasar 1945 dimana dalam Demokrasi Pancasila
disebutkan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan” serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat
Indonesia.Jadi para staf dan bawahan bukan sekedar menyumbangkan pemikiran, prakarsa serta
petimbangan semata, tetapi ikut serta menentukan keputusan atas dasar musyawarah untuk
mufakat.
E. Manajemen tradisional.
Manajemen Tradisional adalah manajemen yang digunakan dengan sistem kerja dan cara
berpikir mengikuti cara-cara zaman dahulu dan bahkan sampai masa sekarang ini masih ada
yang menggunakannya. Manajemen tradisional biasanya digunakan turun temurun, tidak ada
kreasi, monoton dan tidak dinamis.
F. Manajemen Bapak
Dikatakan “manajemen bapak“, karena dalam setiap usaha/kegiatan dari organisasi selalu
mengikuti jejak bapak (pimpinan), apa yang dikatakan bapak itulah yang benar. Untuk
manajemen semacam ini terdapat aspek baik buruknya. Kebaikannya adalah kalau pemimipin
tetap pada proporsi yang sebenarnya dan berlaku objektif, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
cepat sesuai tujuan organisasinya. Keburukannya adalah kalau bapaknya berlaku tidak
baik,maka bawahannyapun akan berlaku seperti bapaknya,maka lambat laun
perusahaan/organisasinya akan hancur. Keburukan lainnya adalah jika bapaknya sudah tidak
mampu memimpin dan diganti dengan bapak yang baru (tidak mengikuti cara lama) ,maka akan
mengalami hambatan dalam memimpin bawahannya.
Pertanyaan Diskusi
Sebutkan macam-macam manajemen dan menurut anda jenis manajemen mana yang baik?
BAB III
DASAR-DASAR PERENCANAAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam bab ini akan dibahas tentang fungsi manjemen yang pertama yaitu perencanaan. Kita
akan mengetahui seorang manager menetapkan tujuan serta cara mereka menentukan
rencana. Perencanaan adalah gambaran tentang apa-apa yang akan dilakukan mulai dari
penetapan tujuan, strategi untuk mencapai tujuan hingga sistem perencanaan untuk
mengkordinasikan dan mengintegrasikan seluruh pekerjaan organisasi sehingga tujuan bisa
tercapai. Hal ini sekaligus menjawab juga apa saja yang harus dilakukan, kapan, bagaimana,
dan siapa yang akan melakukannya.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu menjelaskan prinsip dasar dan aplikasi perencanaan
3. MATERI PEMBLAJARAN
Perencanaan dapat dipandang sebagai suatu hirarki, dengan perencanaan pada puncak
hirarki mempengaruhi semua perencanaan yang mengikutinya (Marquis, 1998). Hirarki
perencanaan meliputi pernyataan misi, filosofi, tujuan, kebijakan, prosedur, & peraturan.
Misi/Visi
Filosofi
Sasaran
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Peraturan
jenis rencana
Proses pengembangan rencana dipengaruhi oleh tiga faktor kontijensi dan oleh
pendekatan perencanaan yang mengikutinya. Tiga faktor kontijensi mempengaruhi pilihan
rencana pada:
a. Tingkatan organisasi,
Bagi hampir semua bagian, manajer tingkat yang lebih rendah melakukan perencanaan
operasional sementara manajer tingkat atas melakukan perencanaan strategis
Pertanyaan Diskusi
Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Tenggelamnya Kapal Feri Sewol Kompas.com - 16/04/2018,
12:52 WIB Penulis Ervan Hardoko | Editor Ervan Hardoko
16 April 2014 salah akan dicatat sebagai salah satu lembaran kelam sejarah transportasi
Korea Selatan ketika kapal feri Sewol tenggelam dalam pelayaran dari Incheon menuju pulau
wisata Jeju. Hanya dalam waktu 2,5 jam kapal yang membawa 476 orang penumpang itu
tenggelam dan menewaskan 304 orang penumpang yang sebagian besar adalah siswa SMA
Danwon yang tengah berlibur menjelang ujian. Daeri seluruh penumpang kapal ini, 172 orang
selamat karena ditolong kapal-kapal nelayan dan kapal-kapal lainnya yang tiba di lokasi 40
menit setelah kedatangan pasukan penjaga pantai Korsel. Kapal feri itu dibuat di Jepang pada
1994 kemudian dibeli perusahaan Chonghaejin Marine pada 2012. Saat Kapal Sewol Karam
Perusahaan itu kemudian melakukan sejumlah modifikasi terhadap kapal itu termasuk tambahan
kabin penumpang di dek tiga, empat, dan lima. Setelah direnovasi berat kapal ini bertambah 239
ton menjadi total 6.825 ton dengan tambahan penumpang 116 orang. kapal ini menjalani
pemeriksaan untuk mendapatkan sertifikat kelaikan berlayar sebelum resm i beroperasi pada 15
Maret 2013. Setiap pekan Sewol melakukan tiga perjalanan pulang pergi dari Incheon menuju
Jeju yang berjarak sekitar 425 kilometer dengan durasi pelayaran 13,5 jam. Pada 15 April 2014,
Sewol dijadwalkan meninggalkan pelabuhan Incheon pada pukul 18.30 waktu setempat. Namun,
akibat kabut tebal yang membuat jarak pandang kurang dari 1 kilometer membuat
keberangkatan kapal itu ditunda. peringatan soal minimnya jarak pandang dicabut dan setelah
semua kondisi terkait keamanan pelayaran diperiksa, Sewol diberangkatkan sekitar pukul 21.00
waktu setempat. Sebanyak 325 orang penumpang adalah siswa SMA Danwon dan lima orang
lainnya adalah warga negara asing. Kapten kapal feri Sewol Lee Joon-seok dikawal polisi saat
menghadiri sidang di Pengadilan Distrik Gwangju, Korea Selatan, terkait tragedi tenggelamnya
kapal feri Sewol.
Saat tragedi itu terjadi, kapal tersebut dinakhodai Kapten Lee Joon-seok (69) yang
merupakan nakhoda pengganti. Lee memiliki pengalaman 40 tahun berlayar dan sudah kerap
melayari rute Incheon-Jeju sebelumnya. Dia menjalani kontrak kerja selama satu tahun dengan
gaji 2.500 dolar AS. Awalnya pelayaran berjalan lancar. Namun, saat Sweol melintasi Selat
Maenggol yang dikenal akan arus airnya yang kuat, yang bertugas di anjungan justru seorang
perwira ketiga yang belum berpengalaman. Kabarnya, perwira muda ini melihat sebuah kapal
yang melaju mengarah ke Sewol. Khawatir terjadi tabrakan, perwira ini memerintahkan agar
kapal berbelok. petugas pengemudi membelokkan arah kapal terlalu tajam sehingga Sewol
kehilangan keseimbangan yang mengakibatkan kargo kapal bergeser ke satu sisi. Alhasil kapal
itu miring dan tak bisa tegak kembali yang pada ujungnya berakhir dengan tragedi menyedihkan
itu. Saat kapal mulai tenggelam, lewat interkom kru kapal berulang kali memerintahkan
penumpang agar tetap berada di dalam kabin. Kabar tentang Sewol yang berada dalam masalah
muncul pertama kali ketika seorang pelajar menggunakan ponselnya menghubungi pasukan
penjaga pantai untuk meminta tolong. Saat kapal-kapal pasukan penjaga pantai berdatangan,
sang kapten, kepala kamar mesin, serta perwira pertama dan kedua adalah yang pertama kali
diselamatkan. Sementara penumpang dan kru yang berada di dek-dek bawah karena
diperintahkan tetap berada di kabin mereka , menemui ajal. Setelah aparat berwenang
melakukan investigasi, pada 17 April 2014, pasukan penjaga pantai Korea Selatan
menyimpulkan "berbelok tanpa sebab dan tiba-tiba" menjadi penyebab utama tenggelamnya
Sewol. Selain itu, kelebihan muatan juga dianggap sebagai salah satu faktor tenggelamnya
Sewol. Di saat tenggelam, Sewol mengangkut 3.608 ton kargo atau tiga kali lipat lebih berat dari
kapasitas yang hanya 987 ton. Saat tenggelam Sewol membawa 920 ton truk, mobil, dan
peralatan berat lainnya, 131 ton kontainer, dan 1.164 ton kargo lainnya. Selain itu, Sewol hanya
membawa 580 ton air pemberat, jauh lebih sedikit dari yang direkomendasikan yaitu 2.030 ton
sehingga membuat kapal jauh lebih rentan miring dan tenggelam. Harian Chosun Ilbo bahkan
mengabarkan, kru Sewol memompa keluar ratusan ton air pemberat yang berada di bagian
bawah kapal untuk mengakomodasi lebih banyak kargo.
Pada 19 April kapten feri Sewol ditangkap dan didakwa melakukan kelalaian dalam
menjalankan tugas, melanggar hukum kelautan, dan pelanggaran lainnya. Kapten juga
meninggalkan meninggalkan kapal di saat para penumpang masih berada di atas feri yang tengah
tenggelam itu, padahal undang-undang Korea Selatan jelas-jelas mengatur bahwa kapten kapal
harus tetap berada di posnya saat bencana datang. Dua kru lainnya yaitu pemegang kemudi dan
perwira ketiga juga ditahan karena melakukan kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Pada 8 Mei 2014, CEO Chonhaejin Marine, perusahaan yang mengoperasikan Sewol, Kim Han-
sik ditangkap dan dijerat beberapa dakwaan termasuk kelalaian yang mengakibatkan hilangnya
nyawa. Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan mencabut izin
operasional Chonghaejin Marine, terutama untuk rute Incheon-Pulau Jeju.
1. DESKRIPSI SINGKAT
Pengertian pengorganisasian (organized) merupakan fungsi manajemen yang mengikuti
perencanaan. Fungsi ini meliputi sinkronisasi dan kombinasi sumber daya manusia, fisik
dan keuangan terjadi. Ketiga sumber daya ini menjadi sangat penting untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas Pengertian Organisasi,
Unsur Pembentuk Organisasi dan Asas Organisasi serta Bentuk Organisasi.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu memahami pengorganisasian dalam suatu usaha
3. MATERI PEMBLAJARAN
A. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah institusi atau wadah tempat orang berinteraksi dan bekerjasama
sebagai suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang atau lebih yang berfungsi mencapai
satu sasaran atau serangkaian sasaran. Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu proses
penetapan dan pembagian kerja yang akan dilakukan, pembatasan dan tugas dan kewajiban,
otoritas dan tanggung jawab, dan penetapan hubungan diantara elemen organisasi. Jadi,
organisasi dalam arti dinamis lebih cenderung disebut organisasi sebagai suatu wadah. Karena
dalam organisasi terdapat sekumpulan orang atau kelompok memiliki tujuan tertentu dan
berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerjasama. Melalui organisasi
memungkinkan masyarakat meraih hasil atau mengejar tujuan yang sebelumnya tidak bisa
tercapai oleh individu-individu secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, orang-orang yang
tergantung dalam organisasi dapat bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama secara
efisien dan efektif. Berbagai usaha ditempuh untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi, hal
ini menurut Etzioni (1984) melahirkan teori klasik administrasi dalam pendekatan organisasi
disebut sebagai aliran manajemen ilmiah (scientific management), ditandai pembagian kerja
yang tegas dengan tenaga-tenaga yang memiliki kecakapan, keterampilan khusus, dan hierarkhi
wewenang yang khas melaksanakan kewenangan, tugas, dan tanggung jawab organisasi.
Ciri-ciri organisasi menurut Etzioni (1984) adalah: (1) adanya pembagian dalam
pekerjaan, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi merupakan bentuk-bentuk pembagian
yang tidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional, melainkan sengaja
direncanakan untuk dapat lebih meningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu; (2) adanya
satu atau beberapa pusat kekuasaan berfungsi mengawasi pengendalian usaha-usaha organisasi
serta mengarahkan organisasi mencapai tujuannya, pusat kekuasaan secara kontinu diperlukan
menyusun pola-pola baru guna meningkatkan efisiensi; dan (3) penggantian tenaga, dimana
tenaga yang dianggap tidak bekerja sebagaimana diharapkan, dapat diganti oleh tenaga lain, dan
organisasi dapat mengkobinasikan anggotanya melalui proses pengalihan maupun promosi. Ciri-
ciri organisasi ini berlaku bagi organisasi baik pada pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan
pendidikan.
Organisasi merupakan satu disiplin ilmu yang sangat menarik untuk dipelajari dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa ahli telah mendefenisikan organisasi sebagai
berikut:
- Organisasi menurut James D. Mooney (1974) adalah setiap bentuk kerja sama manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
- Organisasi menurut Ralp Currier Davis (1951) adalah suatu kelompok orang-orang yang
sedang bekerja ke arah tujuan bersama di bawah satu kepemimpinan.
- Organisasi menurut Robert V. Presthus (1958) suatu sistem susunan hubungan-hubungan
antar pribadi.
- Organisasi menurut Michael J. Jucius (1962) adalah suatu kelompok orang yang bekerja
dalam hubungan yang saling bergantung ke arah tujuan atau tujuan-tujuan bersama
- Organisasi menurut Robbins (1984) adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus-menerus untuk mencapai tujuan bersama atau tujuan kelompok.
- Organisasi menurut Herbert A. Simon (1958) adalah suatu rencana mengenai usaha kerjasama
yang mana setiap peserta mempunyai peranan yang diakui untuk dijalankan dan kewajiban-
kewajiban atau tugas-tugas untuk dilaksanakan.
- Organisasi menurut Daniel E. Griffiths (1959) adalah orangorang yang melaksanakan fungsi-
fungsi yang berbeda tetapi saling berhubungan dan dikoordinasikan agar supaya sebuah tugas
atau lebih dapat diselesaikan.
- Organisasi menurut J. William Schulze (1949) adalah penggabungan dari orang-orang, benda-
benda, alat-alat, perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang bertalian dengannya, yang
dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, organisasi merupakan kumpulan dua orang atau
lebih yang mau bekerja sama untuk pencapaian tujuan bersama yang diikat dengan peraturan
yang disepakati bersama dalam satu komando pimpinan melalui pemberdayaan seluruh sumber
daya organisasi, berupa Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Alam (SDA) dan sumber
daya Modal/Uang. Organisasi berusaha mempermudah manusia dalam menjalani hidup di dunia
dengan memanfaatkan segala kelebihan yang terdapat di organisasi. Untuk menyelesaikan
masalah, ketika dipikirkan orang banyak, maka segala masalah apapun akan mudah
terselesaikan, dibandingkan satu orang yang memikirkannya. Satu demi satu persoalan akan
selesai, tatkala dikerjakan secara gotong royong.
D. Bentuk Organisasi
- Organisasi Line
Organisasi ini mempunyai bentuk yang sederhana. Bentuk ini lebih banyak dipakai di
dalam organisasi Militer. Bawahan hanya mengenal satu atasan atau komando sebagai sumber
dari kewenangan dalam memerintah. Line diartikan sebagai unit yang secara langsung ikut serta
menghasilkan ketercapaian tujuan organisasi.
Kebaikan Organisasi Line: a. Kesatuan kepemimpinan terjamin. b. Garis pimpinan
berjalan secara tegas karena pimpinan langsung berhubungan dengan bawahan. c. Proses
pengambilan keputusan secara cepat. d. Rasa solodaritas tinggi e. Penyampaian informasi cepat
f. Memungkinkan menejer lebih terlatih g. Hubungan kekuasaan jelas
Keburukan Orgnisasi Line a. Seluruh organisasi sangat bergantung dengan satu orang b.
Kecendrungan pimpinan bertindak secara otoriter. c. Kesempatan bawahan berkembang, sangat
susah, d. Penyelesaian masalah agak lama karena dipikirkan satu orang saja. e.
Anggota/bawahan kurang aktif, kreatif dan inovatif
- Organisasi Line dan Staff
Organisasi ini pada umumnya digunakan semua organisasi atau perusahaan yang
bergerak di bidang apapun. Organisasi ini terdiri dari unit Line dan unit Staff. Line dalam
organisasi diartikan sebagai orang-orang yang terlibat langsung dalam pencapaian tujuan
sedangkan Staff diartikan sebagai orang yang membantu dalam pencapaian tujuan organisasi.
Staff dalam organisasi ini terbagi tiga yaitu Staff Umum untuk pekerjaan yang bersifat umum.
Contoh, bagian umumnya tata usaha di perkantoran. Staff Ahli dikhususkan pada pekerjaan
tertentu yang hanya dikerjakan orang yang ahli saja. Contoh, pekerjaan perencanaan, penelitian,
saran-saran dan merumuskan pengambilan keputusan. Serta staff Pribadi yaitu sebagai pembantu
pribadi dalam bekerja.
Kebaikan Organisasi Line dan Staff a. Dapat digunakan disetiap organisasi b. Ada
pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staff dan pelaksana c. Baawahan dapat
berkembang dengan cepat d. Prinsip penempatan bawahan “the man on the right place” e.
Pengambilan keputusan yang sehat lebih cepat diambil f. Koordinasi dengan mudah dilakukan g.
Bawahan lebih aktif, kreatif dan inovatif h. Disiplin dalam tugas sangat baik
Keburukan Organisasi Line dan Staff a. Rasa solidaritas bawahan tidak begitu tinggi
karena sibuk dengan kegiatannya masing-masing b. Jika koordinasi di tingkat staff tidak baik,
dapat membingungkan unit-unit pelaksana dan dapat juga merupakan hambatan dalam
peksanaan tugas
- Organisasi Fungsional
Organisasi ini dipakai untuk organisasi niaga. Disusun atas dasar penyusunan dasar
kegiatan berdasarkan fungsi di tiap unit. Setiap fungsi unit yang ada sangat bergantung dengan
unit-unit yang ada. dalam organisasi ini, koordinasi dan kerja sama merupakan bagian
terpenting. Kebaikan Organisasi Fungsional a. Pembidangan tugas jelas, sehingga kesimpang
siuran dapat dihindarkan b. Solidaritas begitu juga moral dan disiplin di antara karyawan yang
menjalankan fungsi yang sama pada umumnya tinggi c. Koordinasi menyeluruh pada umumnya
cukup tingkat eselon atas d. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan digunakan
semaksimal mungkin
Keburukan Organisasi Fungsional a. Para karyawan terlalu menspesialisasi diri pada
bidang tertentu saja, sehingga sukar untuk mutasi tugas atau mutasi tempat b. Para karyawan
terlalu mementingkan bidangnya saja, sehingga koordinasi menyeluruh susah terlaksana, c.
Memungkinkan terjadinya rasa golongan yang berlebihan di antara karyawan dalam
menjalankan fungsinya
- Organisasi Kepanitiaan
Kepanitiaan merupakan sekelompok orang yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan-
kegiatan khusus, yang tidak dapat diselesaikan sendiri oleh seseorang atau sebuah dewan.
Misalnya panitia Pansus Century yang bekerja menyelesaikan khasus Bank Century tentang
keputusan Bail Out, pengucuran dana, siapa yang bertanggung jawab, kemana saja pengucuran
dana itu dan lain-lain. Kebaikan Organisasi Kepanitiaan a. Pada umumnya keputusan diambil
secara tepat, karena segala sesuatu dibicarakan secara kolektif dan segala faktor
dipertimbangkan. b. Kemungkinan bagi pimpinan berlaku diktator sangat kurang c. Kerjasama
di kalangan pelaksana mudah dibina
Keburukan Organisasi Kepanitiaan a. Pengambilan keputusan agak sedikit lamban b.
Jika ada pelaksanaan kegiatan terkendala, tidak ada yang bisa dipersalahkan c. Para pelaksana
agak sering bingung karena arus perintah d. Daya kreasi seseorang pelaksana tidak menonjol,
karena semua pelaksanaan didasarkan pada kolektifitas.
Pertanyaan Diskusi
Menghadapi realitas kondisi PT PANN diatas tersebut maka hanya ada satu yaitu
“PERUBAHAN” dari berbagai lini sektor. Agar perubahan yang diinginkan bergerak cepat,
maka salah satunya adalah perubahan pada pentingnya peningkatan kualitas SDM. Caranya
adalah dengan memberikan kesempatan kepada karyawan terbaik untuk melanjutkan pendidikan
kedalam dan keluar negeri, spirit perubahan harus tetap dikawal di hati karyawan untuk itu
suasana kondusif harus terus diciptakan serta melakukan open recruitment karyawan. Setelah
dilakukan open recruitment dan dilaksanakannya serangkaian tes pada karyawan lama maupun
karyawan baru, maka didapatkan karyawan dengan kualitas sebagai berikut:
No Nama Hasil tes
1 Lenni ➢ Memiliki kemampuan manajemen dan administrasi yang baik
➢ Memiliki pengetahuan di bidang penjualan dan pemasaran
➢ Memiliki kemampuan untuk melayani pelanggan dan personal dengan baik
➢ Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik
➢ Memiliki keinginan untuk terus belajar hal baru serta Aktif dalam mendengarkan
2 Dedi ➢ Mmemiliki kemampuan multitasking yang baik
➢ Memiliki kemampuan dalam manajemen konflik dan pemecahan masalah yang
terjadi di perusahaan
➢ Memiliki kemampuan organisasi yang baik dalam mengatur manajemen
perusahaan
➢ Dapat bersikap adil, bijaksana dan mampu menjaga rahasia, serta mampu bersikap
profesional dalam pekerjaan dengan tidak mencampurkan urusan pekerjaan dan
urusan pribadi
➢ Mengetahui segala hal yang berhubungan dengan perusahaan
3 Tappang ➢ Memiliki kemampuan analisis dan intrapersonal yang baik
➢ Memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan seluruh divisi
diperusahaan
➢ Mampu mengelola pengadaan barang serta fasilitas operasional perusahaan
➢ Mengerti dan memahami peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
➢ Terorganisir dan tepat waktu
4 Rahul ➢ Memiliki jiwa pemimpin
➢ Jujur dan tegas serta dapat dipercaya
➢ Menguasai dunia pergudangan
➢ Disiplin, cekatan dan teliti
➢ Dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat
➢ Bertanggung jawab
➢ Memiliki komitmen dan motivasi kerja yang tinggi
5 Acan ➢ Memiliki kemampuan untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan pengguna baik
untuk mendapatkan umpan balik
➢ Mampu untuk bekerja dibawah tekanan dan memotivasi orang lain untuk mengejar
target penjualan
➢ Memiliki kemampuan untuk melayani pelanggan dan personal dengan baik
➢ Memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik serta Mampu menyusun informasi
➢ Memiliki kepekaan sosial
➢ Memiliki kemampuan verbal maupun tulisan yang baik
6 Irfan ➢ Terampil dalam melakukan negosiasi dalam mendapatkan bahan dalam anggaran
dan pada saat yang tepat
➢ Teliti dalam memastikan kualitas bahan dan barang produksi yang tinggi
➢ Mampu ICT untuk menangani berbagai teknologi dan program
➢ Mampu untuk bertindak tegas dan memecahkan masalah dan mengatur staf yang
berhubungan dengan peralatan
➢ Mampu untuk bekerja dengan cara yang sistematis logis
7 Ikhwan ➢ Berjiwa pemimpin
➢ Mengetahui dan memahami ilmu keuangan dan akuntansi serta implementasinya
➢ Memahami dunia keuangan, pendanaan dan investasi
➢ Mengetahui hukum dan kebijakan umum yang berkaitan dengan ekonomi
➢ Dapat dipercaya dan menjaga rahasia perusahaan
➢ Dapat objektif dalam bekerja, yaitu bersikap adil, tidak memihak, jujur dan tidak
berprasangka
➢ Memiliki kompetensi dan profesional
8 Maudy ➢ Mampu mengelola pengadaan barang serta fasilitas operasional perusahaan
➢ Memiliki kemampuan analisis dan intrapersonal yang baik
➢ Sangat paham akan kebutuhan kantor
➢ Mengerti dan memahami peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
➢ Terorganisir dan tepat waktu
9 Akmal ➢ Memiliki kemampuan dalam manajemen konflik dan pemecahan masalah yang
terjadi di perusahaan
➢ Kompetensi dalam bidang HR Planning, Recruitment & Selection, bidang
Performance Management System, bidang Compensation & Benefit, bidang
Training & Development, dan bidang Industrial Relation
➢ Memiliki kemampuan organisasi yang baik dalam mengatur manajemen
perusahaan
➢ Dapat bersikap adil, bijaksana dan mampu menjaga rahasia, serta mampu bersikap
profesional dalam pekerjaan dengan tidak mencampurkan urusan pekerjaan dan
urusan pribadi
10 Widia ➢ Mengetahui hukum dan kebijakan umum yang berkaitan dengan ekonomi
➢ Memahami dunia keuangan, pendanaan dan investasi Dapat dipercaya dan menjaga
rahasia perusahaan
➢ Memiliki integritas
➢ Mengetahui dan memahami ilmu keuangan dan akuntansi serta implementasinya
11 Anton ➢ Kemampuan perencanaan dan organisasi keterampilan untuk dapat menjalankan
dan memantau proses produksi
➢ Mampu ICT untuk menangani berbagai teknologi dan program
➢ Mampu untuk bertindak tegas dan memecahkan masalah dan mengatur staf yang
berhubungan dengan peralatan
➢ Mampu untuk bekerja dengan cara yang sistematis logis
1. DESKRIPSI SINGKAT
Setiap hari manusia selalu terlibat dalam sebuah tindakan yang mana tindakan tersebut
merupakan pencerminan dari hasil proses pengambilan keputusan dalam pikirannya,
sehingga sebenarnya manusia sudah sangat terbiasa dalam membuat sebuah keputusan,
bahkan keputusan itu sering dilakukan beberapa kali. Mulai dari masalah-masalah yang
sederhana sampai dengan masalah-masalah yang kompleks dan menuntut pertimbangan
banyak serta mendalam. Aktivitas pengambilan keputusan tersebut dapat dilakukan secara
disadari atau tidak disadari (Suharnan: 2005).
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna bisa menjelaskan proses pembuatan keputusan rasional dan berbagai
permasalahanya serta pemecahannya
3. MATERI PEMBLAJARAN
Ketika membuat keputusan, manajer mungkin menghadapi tiga kondisi yang berbeda:
kepastian, risiko dan ketidakpastian. Mari kita lihat karakteristik masing-masing kondisi
tersebut.
- kepastian,
merupakan situasi di mana seorang manajer dapat membuat keputusan yang akurat karena
hasil dari setiap alternatif diketahui secara pasti. Misalnya, ketika bendahara negara bagian
Dakota Utara memutuskan dimana tempat untuk mendepositokan dana negara yang
berlebihan, dia tahu persis tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh masing-masing bank dan
jumlah yang akan diperoleh pada dana tersebut. Dia mengetahui secara pasti tentang hasil dari
setiap alternatif yang ada. Seperti yang Anda duga, kebanyakan keputusan manajerial tidak
mengalami situasi yang seperti ini.
- Risiko
kondisi di mana pembuat keputusan mampu memperkirakan kemungkinan adanya hasil
tertentu. Melalui risiko, manajer memiliki data historis/masa lalu dari pengalaman pribadi
masa lalu atau informasi sekunder yang memungkinkan mereka menetapkan probabilitas
untuk berbagai alternatif.
- Ketidakpastian
Apa yang terjadi jika Anda menghadapi keputusan di mana Anda tidak yakin tentang hasil
dan bahkan tidak bisa membuat perkiraan mengenai probabilitas/kemungkinan yang wajar?.
Kondisi ini merupakan ketidakpastian. Manajer dapat mengalami situasi pengambilan
keputusan dengan ketidakpastian ini. Dalam kondisi tersebut, pilihan terhadap alternative-
alternatif yang ada dipengaruhi oleh jumlah informasi tersedia yang terbatas dan oleh
orientasi psikologis dari pembuat keputusan.
Pertanyaan Diskusi
Sebutkan delapan langkah dalam proses pengambilan keputusan?
BAB VI. MANAJEMEN STRATEGI
1. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam bab ini akan membahas bagian penting dari perencanaan yang dilakukan oleh
manager yaitu mengembangkan strategi organisasi. Manajemen strategis adalah serangkaian
keputusan dan tindakan mendasar bikinan manajemen tertinggi yang diaplikasikan oleh
semua anggota suatu oragnisasi demi terwujudnya tujuan organisasi. Pemabahasan yang
akan dibahas yaitu Pengertian Manajemen Strategi, Analisis Lingkungan serta Implementasi
Strategi
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
➢ Mampu mendefinisikan manajemen strategic dan menjelaskan apa arti pentingnya.
➢ Menjelaskan apa yang dilakukan manajer dalam proses manajemen strtaegik
3. MATERI PEMBLAJARAN
Tahapan manajemen strategik saling memiliki interaksi dan timbal balik dari tahap
pertama hingga akhir. Manajemen Strategik ini dapat dilihat sebagai suatu proses yang meliputi
sejumlah tahapan yang saling berkaitan dan berurutan (Kuncoro, 2006:13). Proses manajemen
strategik bersifat dinamis dan merupakan sekumpulan komitmen, keputusan, dan aksi yang
diperlukan suatu perusahaan atau organisasi untuk mencapai strategic competitiveness dan
menghasilkan keuntungan diatas rata-rata (Kuncoro, 2006:13). Dari tahapan proses manajemen
strategik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen strategik merupakan sekumpulan
keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan dan implementasi rencana yang didesain
untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
Manajemen strategik melibatkan pengambilan keputusan jangka panjang yang
berorientasi masa depan serta rumit dan membutuhkan cukup banyak sumber daya, maka
partisipasi manajemen puncak sangat penting (Pearce & Robinson, 2008:21). Dengan
pendekatan manajemen strategik, manajer pada semua tingkatan perusahaan berinteraksi dalam
perencanaan dan implementasinya. Sebagai akibatnya, konsekuensi perilaku manajemen
strategik serupa dengan pengambilan keputusan partisipatif. Oleh karena itu, penilaian yang
akurat mengenai dampak dari formulasi strategi terhadap kinerja organisasi tidak hanya
memerlukan kriteria evaluasi keuangan, tetapi juga non keuanganpengukuran dampak berbasis
perilaku (Pearce & Robinson , 2008:13).
B. Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan ini meliputi dari kegiatan memonitor, evaluasi, dan mengumpulkan
informasi dari lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Tujuannya yaitu untuk
mengidentifikasi faktor strategis, elemen eksternal dan internal akan memutuskan strategi
dimasa yang akan datang bagi perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:64). Untuk melakukan
analisis lingkungan ini memerlukan suatu alat analisis yang dinamakan analisis SWOT.
SWOT merupakan akronim yang digunakan untuk mendeskripsikan Strengths
(Kekuatan), Weaknesses (Kelemahan), Opportunities (Peluang), dan Threaths (Ancaman) yang
merupakan faktor strategis bagi perusahaan spesifik (Wheelen and Hunger, 2012:224). Analisis
SWOT ini bermula dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stanford Research Institute pada
tahun 1960-1970. Salah satu pencetus utama analisis SWOT ini adalah Albert S. Humphrey
(Luis et al, 2011:62). Analisis SWOT merupakan teknik historis yang terkenal dimana para
manajer menciptakan gambaran umum secara cepat mengenai situasi strategis perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif diturunkan dari
“kesesuaian” yang baik antara sumber daya internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan)
dengan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Kesesuaian yang baik akan memaksimalkan
kekuatan dan peluang perusahaan serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jika diterapkan
secara akurat, asumsi sederhana ini memiliki implikasi yang bagus dan mendalam bagi desain
dari strategi yang berhasil (Pearce & Robinson, 2008:200). Dari bahasan mengenai analisis
SWOT, maka peluang-peluang dan ancaman-ancaman dari hasil analisis eksternal, bersama
dengan kekuatan- kekuatan dan kelemahan-kelemahan perusahaan dari hasil analisis internal
akan menjadi masukan dalam menyusun analisis SWOT. Setelah dilakukan analisis SWOT yang
memetakan analisis lingkungan eksternal dan internal perusahaan, maka perusahaan tentunya
memikirkan bagaimana perusahaan menggunakan analisis SWOT dalam menuangkan strategi
yang akan dilakukan.
Dalam penyusunan strategi, perusahaan tidak selalu harus mengejar semua peluang yang
ada. Tetapi, perusahaan dapat membangun suatu keuntungan kompetitif dengan mencocokkan
kekuatannya dengan peluang masa depan yang akan dikejar. Untuk dapat membangun strategi
yang mempertimbangkan hasil dari analisis SWOT, dibangunlah TOWS Matriks. TOWS
Matriks (TOWS hanya kebalikan atau kata lain dalam ungkapan SWOT) mengilustrasikan
bagaimana peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal dapat dipadukan dengan kekuatan
dan kelemahan dari perusahaan, sehingga hasil yang diperoleh dapat digambarkan melalui empat
set alternatif strategi (Wheelen and Hunger, 2012:230). Pada tabel berikut dapat menjelaskan
TOWS Matriks secara singkat:
Dari hasil komposisi diatas akan diperoleh banyak kemungkinan strategi yang dapat
dilakukan perusahaan. Tetapi, perusahaan harus berani memilih beberapa strategi yang kritikal
dan memberikan dampak terbesar bagi kemajuan perusahaan. Perusahaan harus
mempertimbangkan pemilihan strategi yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan dan tanggung
jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar (social responsibility). Dengan
mempertimbangkan hal-hal diatas, maka akan diperoleh strategi yang diterima oleh karyawan
dan masyarakat sekitar (Luis et al, 2011:64). 2.1.3.
Formulasi Strategi Formulasi strategi merupakan pengembangan perencanaan jangka
panjang untuk manajemen yang efektif melalui analisis lingkungan. Termasuk juga didalamnya
terdapat misi, visi, dan tujuan dari perusahaan, mengembangkan strategi, dan pengarahan
kebijakan (Wheelen and Hunger, 2012:65).
a. Misi
Misi dapat didefinisikan sebagai alasan atau tujuan suatu organisasi berdiri. Misi merupakan
langkah awal dari proses pengembangan strategi perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi yang
efektif akan sangat membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya (Luis et al,
2011:41). Pengertian lain dari misi yaitu maksud unik yang membedakan suatu perusahaan
dengan perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal
produk, pasar, serta teknologi (Pearce & Robinson, 2008:31). Misi merupakan langkah awal dari
proses pengembangan strategi perusahaan. Oleh karena itu, sebuah misi yang efektif akan sangat
membantu perusahaan dalam memformulasikan strateginya.
Adapun enam kriteria sebuah misi yang efektif adalah (Luis et al, 2011:41):
1) Jelas dan singkat Sebuah misi harus jelas dan dimengerti oleh semua karyawan, mudah
diingat, dan secara jelas menggambarkan bisnis apa yang dijalankan oleh perusahaan. Dengan
membaca sebuah misi yang baik, orang dapat secara langsung mengetahui produk atau jasa yang
diberikan oleh perusahaan tersebut.
2) Unik Misi harus menggambarkan keunikan dari sebuah perusahaan. Keunikan tersebut dapat
berupa suatu kompetensi dari perusahaan yang berbeda atau menonjol dibandingkan dengan
kompetitor
3) Fleksibel Sebuah misi yang baik akan memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam
berbisnis, namun tidak terlalu fleksibel sehingga kehilangan fokus.
4) Pengambilan keputusan Misi harus membantu manajemen dalam proses pengambilan
keputusan.
5) Budaya organisasi Secara implisit, misi dapat menggambarkan budaya dari perusahaan atau
organisasi.
6) Memberikan inspirasi Misi harus menginspirasi seluruh bagian dari organisasi.
b. Visi
Visi menggambarkan aspirasi dasar atau mimpi dari sebuah organisasi, yang biasanya
merupakan inisiatif pendiri atau pemimpin organisasi dengan dukungan dari semua karyawan.
Visi menggambarkan keberhasilan masa depan yang ingin dicapai, berjangka waktu 10-20
tahun, bahkan 50 tahun kedepan (Luis et al, 2011:43). Pernyataan visi menyajikan maksud
strategis perusahaan yang memfokuskan energi dan sumber daya perusahaan pada pencapaian
masa depan yang diinginkan (Pearce & Robinson, 2008:44). Adapun enam kriteria dari sebuah
visi yang efektif adalah sebagai berikut (Luis et al, 2011:43):
1) Dapat dibayangkan Visi harus dapat memberikan gambaran masa depan yang akan dicapai
oleh perusahaan.
2) Diinginkan Sebuah visi harus menjadi keinginan atau mengadopsi kepentingan jangka
panjang dari karyawan, pelanggan, pemegang saham, dan pihak-pihak lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan perusahaan.
3) Dapat dicapai Visi mengandung sasaran-sasaran jangka panjang yang realistis dan dapat
tercapai.
4) Fokus Visi harus jelas dalam memberikan panduan dalam proses pengambilan keputusan.
5) Fleksibel Visi memberikan keleluasaan bagi perusahaan dalam menetapkan inisiatif atau
tanggapan terhadap perubahan lingkungan bisnis.
6) Dapat dikomunikasikan Sebuah visi harus mudah untuk dikomunikasikan dan dapat dengan
mudah dijelaskan dalam waktu kurang dari lima menit. Dalam pembentukan visi dan misi
perusahaan, nilai budaya merupakan sesuatu pernyataan yang tidak terpisahkan. Nilai budaya
perusahaan merupakan keyakinan atau kepercayaan mendasar dari apa yang boleh atau tidak
boleh dilakukan dalam mengeksekusi strategi dan merealisasikan misi dan visi perusahaan (Luis
et al, 2011:44).
c. Tujuan
Pernyataan tujuan merupakan uraian dari visi yang menjadi sasaran jangka menengah
yang konkret dan terukur. Pernyataan tujuan adalah sebuah “foto” dari apa yang diharapkan
dalam visi dan misi untuk jangka waktu 3-5 tahun ke depan dan merupakan perjalanan untuk
mencapai visi. Karena pernyataan tujuan adalah gambaran jangka menengah dari perjalanan
mencapai visi, target yang dibuat, pernyataan tujuan perlu mencerminkan keadaan masa depan
yang ingin dicapai perusahaan secara konkret dan terukur. Dengan melihat tingkat pencapaian
dari pernyataan tujuan, manajemen bisa menilai seberapa baik organisasi tersebut telah
mengarah pada visi yang ingin dicapai (Luis et al, 2011:45).
d. Strategi
Strategi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berbeda atau lebih baik dari
kompetitor (atau masa lalu) untuk memberi nilai tambah kepada pelanggan sehingga mampu
mencapai sasaran jangka menengah atau jangka panjang perusahaan (Luis et al, 2011:61).
Menurut Chandler (1962) yang dikutip dalam Kuncoro (2006:1), strategi adalah penentuan
tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
C. Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah sebuah proses yang mana strategi dan kebijakan diarahkan
kedalam tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Proses ini
memerlukan perubahan dalam budaya, struktur, dan sistem manajemen pada seluruh organisasi
atau perusahaan (Wheelen and Hunger, 2012:69).
1. Program
Program merupakan pernyataan aktivitas atau langkah yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan sebuah perencanaan. Program dibuat sebagai tindakan orientasi strategi
2. Anggaran
Anggaran adalah pernyataan dari program perusahaan dalam kondisi keuangan. Dalam
anggaran digunakan perencanaan dan kontrol anggaran, supaya anggaran dapat diketahui
secara detail berapa besarnya biaya yang dibutuhkan dari suatu program
3. Prosedur
Prosedur, terkadang dikatakan Standard Operating Procedures (SOP), adalah sebuah
sistem yang berisi langkah atau teknik yang mendeskripsikan secara detail bagaimana
tugas khusus atau pekerjaan dilakukan secara benar
Pertanyaan Diskusi
Silahkan Anda analisis peluang anda lebih tinggi untuk mendapatkan pekerjaan
dibandingkan teman Anda dengan menggunakan analisis SWOT?
BAB VII. ETIKA BISNIS
1. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam setiap kegiatan, ada aturan tertentu yang harus ditaati, baik aturan tertulis maupun
aturan tidak tertulis. Begitu juga di dunia bisnis. Ada etika yang harus diikuti agar bisnis
bisa berjalan dengan baik, hal ini biasa disebut dengan etika bisnis. Tanpa etika dalam
berbisnis, persaingan antar perusahaan dapat menjadi tidak sehat, konsumen menderita,
terjadi pencemaran lingkungan atau menimbulkan praktek monopoli perdagangan. Etika
Bisnis merupakan pedoman dalam menentukan ada tidaknya suatu tindakan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Pada Bab ini akan dibahas mengenai
Pengertian Etika, Pentingnya Etika, Sistem Penilaian Etika, Tujuan Etika Bisnis,Prinsip
Etika Bisnis serta Asas Dalam Bisnis
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu menjelaskan tanggung jawab sosial dan etika manajemen
3. MATERI PEMBLAJARAN
A. Pengertian Etika
Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat istiadat (kebiasaan). Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan
konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan
yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discpline which can act as the
performance index or reference for our control system”. Dengan demikian, etika akan
memberikan semacam batasan maupun standar yang akan mengatur pergaulan manusia didalam
kelompok sosialnya. Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan
manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Dengan
demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social itu sendiri.
B. Pentingnya Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat
internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan
sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk
menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agara mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah
dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak
asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita.
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan
buruknya prilaku manusia :
1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan
prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang
bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal
yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika
normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang
akan diputuskan.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu
sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota
umat manusia saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia
baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis
terhadpa pandangan-pandangan dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat
manusia terhadap lingkungan hidup.
Pertanyaan Diskusi
1. Apa yang anda tahu dengan etika bisnis?
2. Menurut Anda perlu dan penting tidak untuk mempelajari etika bisnis?Mengapa?
BAB VIII. KEPEMIMPINAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan maupun keahlian yang ada pada
seseorang dalam menggerakkan atau memotivasi suatu individu maupun kelompok untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Materi yang akan dibahas dalam bab ini adalah Arti
dan Pentingnya Kepemimpinan, Gaya-gaya Kepemimpinan serta Faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
➢ Mendefinisikan pemimpin dan kepemimpinan
➢ Mampu menjelaskan fungsi kepemimpinan
➢ Mengetahui gaya kepemimpinan dan me faktor-faktor kepemimpinan yang efektif
3. MATERI PEMBLAJARAN
B. Gaya-gaya Kepemimpinan
Menurut Stoner ada dua gaya kepemimpinan yang biasa digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, yaitu :
a. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas.
Dalam gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin akan mengarahkan dan mengawasi
bawahannya agar bekerja sesuai dengan yang diharapkan pemimpinnya. Kepemimpinan
gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan dari pekerjaan yang hendak dicapai dari pada
perkembangan kemampuan bawahannya.
b. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja.
Gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi pekerjanya untuk bekerja
dengan baik. Para pekerja diikutsertakan dalam mengambil keputusan yang menyangkut
tugas.
Pertanyaan Diskusi
Mengacu pada teori kepemimpinan yang telah Anda pelajari maka Anda termasuk dalam tipe
kepemimpinan yang seperti apa? Mengapa? Dan bagaimana Anda menangani sisi negative dari
tipe kepemimipinan Anda tersebut?
BAB IX. • MOTIVASI
1. DESKRIPSI SINGKAT
Motivasi merupakan salah satu hal yang mempengaruhi perilaku manusia,
motivasi disebut juga sebagai pendorong, keinginan, pendukung atau kebutuhan-
kebutuhan yang dapat membuat seseorang bersemangat dan termot ivasi untuk
mengurangi serta memenuhi dorongan diri sendiri, sehingga dapat bertindak dan
berbuat menurut cara-cara tertentu yang akan membawa ke arah yang optimal.
Motivasi berasal dari kata latin (movemore) yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia pada umumnya dan bawahan khususnya. Pada bab ini akan dibahas
Arti Motivasi, Model-model Motivasi serta Tantangan Dalam Memotivasi.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
➢ Taruna mampu memahami dan menerapkan ruang lingkup motivasi
➢ Memahami Tantangan Dalam Memotivasi
3. MATERI PEMBLAJARAN
A. Arti Motivasi
Istilah motivasi mencakup dua pengertian
- Suatu aktivitas yang dilaksanakan para pimpinan
Memotivasi (to motivate) berarti tindakan dari seseorang yang ingin mempengaruhi orang
lain untuk berprilaku secara tertentu. Motivasi adalah aktivitas manajemen untuk
mempengaruhi bawahannya untuk bertindak secara organisatoris dengan cara tertentu
untuk menghasilkan hasil-hasil yang efektif
- Dorongan psikis seseorang
Suatu dorongan psikis dari dalam diri seseorang yang menyebabkan ia berprilaku secara
tertentu, terutama di dalam suatu lingkungan pekerjaan. Namun motivasi bukan satu-
satunya yang berhubungan dengan prestasi, ada dua faktor yang menyebabkan yaitu
kemampuan dan persepsi tentang perannya
B. Model-model Motivasi
2. Model Trasdisional
Model motivasi tradisonal, dipelopori okeh F. Taylor, mengemukakan bahwa aspek yang
penting dari tugas pimpinan adalah memastikan bahwa para pekerja menjalankan tugas mereka
dengan berulang-ulang dan membosankan dengan cara yang paling efisien. Dengan
menggunakan sistem insetif, pimpinan dapat memotivasi bawahannya. Makin banyak yang
diproduksi makin besar penghasilannya. Dalam banyak situasi pendekatan ini efektif. Dengan
tercapainya efisiensi lebih sedikit pekerja yang dibutuhkan untuk tugas tertentu, sesudah
beberapa lama berlangsung pimpinan mengurangi besarnya insentif, pemecatan menjadi biasa
dan para pekerja lebih mencari kemanan kerja dari pada sekedar peningkatan gaji yang sedikit
bersifat sementara
3. Model Hubungan Manusia
Elton Mayodan peniliti hubungan manusia lainnya menemukan bahwa kontak-kontak
sosial antara karyawan selama waktu kerja penting. Tugas yang membosankan dan berulang-
ulang dengan sendirinya mengurangi motivasi. Elton Mayo percaya bahwa pimpinan dapat
memotivasi bawahannya dengan memberikan kesempatan akan kebutuhan sosialnya
itu,karyawan mendapat kebebasan untuk mengambil keputusan dalam pekerjaan
4. Model Sumber Daya Manusia
Perintis model sumber daya manusia adalah Mc Gregor dan Maslow, menurut kedua
ilmuwan tersebut banyak faktor untuk memotivasi karyawan, bukan hanya dengan
uang,keinginan atau kepuasan, tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang
berarti, dengan prestasi kerja yang baik karyawan telah memperolah kepuasan. Karyawan lama
diberikan tanggung jawab yang lebih besar untuk membuat keputusan dalam menjalankan tugas
mereka, pimpinan harus membagi tanggung jawab untuk mencapai sasaran organisasi, masing-
masing individu diberikan kontribusi atas dasar minat dan kemampuannya
Pertanyaan Diskusi
PT PANN (Persero) mendadak jadi sorotan. Perusahaan yang dulunya bernama PT Pengembangan
Armada Niaga Nasional tersebut masuk dalam daftar penerima penyertaan modal negara (PMN) bernilai
jumbo. Perusahaan akan mendapatkan PMN non-tunai bernilai 3,8 triliun, tahun depan. Meski PT PANN
masuk dalam daftar penerima PMN jumbo, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui bahwa dirinya baru
mendengar tentang perusahaan pelat merah tersebut. Pengakuan itu disampaikannya ketika menjawab
pertanyaan Anggota Komisi Keuangan DPR Misbakhun soal “Apa itu PT PANN?”
Bahasan mengenai PT PANN “berlanjut” dalam rapat antara Menteri Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) Erick Thohir dengan Komisi VI DPR di hari yang sama. Ia menyebut PT PANN sebagai contoh
perusahaan pelat merah yang bisnisnya tidak fokus.”Bagaimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup,”
ujarnya. Ia mengatakan, perusahaan yang semula bergerak di bisnis penyewaan kapal laut itu sempat
merambah bisnis penyewaan pesawat terbang, dan tiba-tiba berbisnis hotel. “Ini yang harus dimerger atau
ditutup karena terlalu banyak (bisnisnya)," kata dia. Yang menarik, Erick sempat menyoroti keberadaan
anak usaha PT PANN yang disebutnya hanya “menggemukkan diri” dan diisi kroni-kroni oknum, dan
bahkan pensiunan sehingga tidak membuka lapangan kerja. PT PANN memang diketahui memiliki anak
usaha, yaitu PT PANN Pembiayaan Maritim yang dipisahkan secara bisnis (di-spinn off) pada 2013 lalu.
Perusahaan tersebut meneruskan bisnis PT PANN yang bersalin rupa menjadi perusahaan induk (holding
company).
Berdasarkan situs resmi PT PANN, pemerintah mendirikan perusahaan pada 16 Mei 1974. Ini
artinya, perusahaan sudah beroperasi selama 45 tahun. Pada awal pendiriannya, perusahaan utamanya
bergerak di bidang pembiayaan kapal laut, sebelum kemudian merambah pembiayaan lain, seperti
pesawat terbang. Pendirian perusahaan sesuai amanat Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) II,
yaitu agar pemerintah membentuk suatu badan yang bertugas di bidang pembiayaan dan pengembangan
armada niaga nasional.
Pada 8 Agustus 2012, PT PANN mendirikan anak usaha yaitu PT PANN Pembiayaan Maritim
yang kemudian di-spin off pada 19 Februari 2013. Dengan demikian, kegiatan bisnis inti PT PANN
dialihkan kepada anak usaha, sedangkan PT PANN bertindak sebagai holding company. Dalam situs
perusahaan tertulis beberapa bisnis yang digarap perusahaan seperti penyewaan barang modal dengan
opsi membeli maupun tidak, pembelian piutang (anjak piutang), manajemen perkapalan, pialang asuransi
kapal, hingga penyewaan ruang kantor.
Mengacu pada data Kementerian BUMN, perusahaan mengalami ekuitas negatif Rp 3,55 triliun
per akhir 2018. Perusahaan hanya membukukan aset Rp 886,98 miliar, sedangkan total liabilitas Rp 4,44
triliun. Tak ayal, perusahaan membutuhkan suntikan modal. Bila ditelusuri lebih jauh, perusahaan tercatat
mengalami tekanan keuangan sejak lama. Perusahaan mencatatkan rugi setengah triliun pada 2015 dan
2016. Kerugian berlanjut pada 2017 meski dengan jumlah yang jauh menyusut, dan berbalik untung pada
tahun lalu meski tipis yaitu Rp 2,35 miliar. Seiring tekanan keuangan yang dialami perusahaan, OJK pun
membekukan bisnis anak usaha penerus PT PANN yaitu PT PANN Pembiayaan Maritim pada Februari
2018. Pembekuan terjadi lantaran perusahaan melanggar ketentuan rasio kesehatan yaitu rasio ekuitas
dan gearing ratio sesuai Peraturan OJK 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan
Pembiayaan. Namun, perusahaan tidak menyampaikan rencana pemenuhan ketentuan tersebut kepada
OJK sesuai tenggat waktu. Pembekuan bisnis berlangsung selama sembilan bulan. OJK mencabut
pembekuan tersebut pada November 2018, seiring sudah diajukan dan disetujuinya rencana pemenuhan
rasio-rasio kesehatan.
Bila ditelusuri, ada beberapa problem yang sudah sempat terungkap dan menggerogoti keuangan
PT PANN. Salah satu problem tersebut, seperti disinggung Erick, yaitu masalah di bisnis pembiayaan
pesawat terbang yang dimulai pada era tahun 1990-an. Atas masalah tersebut, BPK merekomendasikan
Menteri BUMN untuk meminta pertanggungjawaban direksi PT PANN serta jajarannya yang
diindikasikan sengaja dan terlibat dalam menyusun skema anjak piutang.
Meski Menteri Erick sempat menyinggung soal kemungkinan merger atau penutupan bisnis untuk
menangani masalah BUMN yang tak fokus dan merugi, namun belum ada kepastian mengenai langkah
yang akan diambil atas PT PANN. Yang jelas, sejauh ini, langkah yang disiapkan adalah pemberian PMN
non-tunai Rp 3,8 triliun. Jika mengacu pada penjelasan dalam buku nota keuangan dan APBN 2020,
PMN untuk PT PANN diberikan dalam bentuk konversi atas pokok utang penerusan pinjaman kepada
BUMN tahun 1993 dan 1994, menjadi modal. PMN ini bertujuan untuk memperbaiki struktur
permodalan PT PANN dan rasio utangnya. “Penambahan PMN tersebut diharapkan membuat PT PANN
dan anak usahaannya menjadi bankable untuk mendukung kinerja keuangan dan operasional yang lebih
optimal, serta dapat me-leverage kegiatan usahanya di bidang pembiayaan maritim dan lini bisnis
lainnya,” demikian tertulis.
(dikutip dari Martha Ruth Thertina, Masalah Yang Menggerogoti Keuangan PT PANN. 2020.
https://katadata.co.id)
1. DESKRIPSI SINGKAT
Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat berkaitan erat
dengan pencapaian tujuan organisasi, sehingga pengawasan dalam organisasi
apapun menjadi mutlak dilakukan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh
Terry, yang mengatakan bahwa: “Dalam rangka pencapaian tujuan suatu
organisasi, termasuk negara sebagai organisasi kekuasaan terbesar seyogyanya
menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari: perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan
pengawasan (controlling)” (Terry, 2007:15). pengawasan adalah usaha untuk menjamin
agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
Kaho mendefinisikan pengawasan sebagai: “Suatu usaha sistematik untuk menerapkan
standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik,
membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan-
tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi
dipergunakan dengan cara paling efisien dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah
ditentukan” (Kaho, 1997:239)
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna akan dapat menjelaskan konsep pengawasan organisasi
3. MATERI PEMBLAJARAN
A. Pengertian Pengawasan
Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan
merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran kinerja dalam pengambilan tindakan yang
dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan
tersebut. Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006: 303), menyatakan bahwa pengawasan
merupakan sebagai proses pemantauan kinerja karyawan berdasarkan standar untuk mengukur
kinerja, memastikan kualitas atas penilaian kinerja dan pengambilan informasi yang dapat
dijadikan umpan balik pencapaian hasil yang dikomunikasikan ke para karyawan.
Menurut G.R Terry dalam Hasibuan (2001: 242) mengemukakan hal sebagai berikut :
“Controlling can be defined as the process of determining what is to be accomplished, that is the
standard; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if
necessary applying corrective measure so that performance takes place according to plans, that
is, in conformity with the standard.” Pengawasan dapat didefinisikan sebagai proses penentuan,
apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai
pelaksanaan dan melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana
yaitu selaras dengan standar.
Menurut Henry Fayol dalam Harahap (2001: 10) pengawasan merupakan “Control
consist in verifying whether everything occurs in conformity with the plan adopted, the
instruction issued and principles established. It has objective to point out weaknesses and errors
in order to rectify then prevent recurrance”. Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah
semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip
yang dianut Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari
kejadiannya dikemudian hari.
B. Sistem Pengawasan
Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa prinsip pengawasan yaitu
adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi serta wewenang-wewenang kepada
bawahan. Rencana merupakan standar atau alat pengukur pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahan. Rencana tersebut menjadi petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil
atau tidak. Pemberian instruksi dan wewenang dilakukan agar sistem pengawasan itu memang
benar-benar dilaksanakan secara efektif. Wewenang dan instruksi yang jelas harus dapat
diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik. Atas dasar instruksi yang diberikan kepada bawahan
maka dapat diawasi pekerjaan seorang bawahan.
Sistem pengawasan akan efektif bilamana sistem pengawasan itu memenuhi prinsip
fleksibilitas. Ini berarti bahwa sistem pengawasan itu tetap dapat dipergunakan, meskipun terjadi
perubahan terhadap rencana yang diluar dugaan. Menurut Duncan dalam Harahap (2001: 246)
mengemukakan bahwa beberapa sifat pengawasan yang efektif sebagai berikut:
c. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaannya. Oleh karena itu harus dikomunikasikan.
Masing-masing kegiatan membutuhkan sistem pengawasan tertentu yang berlainan dengan
sistem pengawasan bagi kegiatan lain. Sistem pengawasan untuk bidang penjualan dan sistem
untuk bidang keuangan akan berbeda. Oleh karena itu sistem pengawasan harus dapat
merefleksi sifat-sifat dan kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi. Pengawasan dibidang
penjualan umumnya tertuju pada kuantitas penjualan, sementara pengawasan dibidang
keuangan tertuju pada penerimaan dan penggunaan dana.
d. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi.
Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab manusia itulah yang
melakukan kegiatan dalam badan usaha atau organisasi yang bersangkutan. Karyawan
merupakan aspek intern perusahaan yang kegiatan-kegiatannya tergambar dalam pola organisasi,
maka suatu sistem pengawasan harus dapat memenuhi prinsip berdasarkan
pola organisasi. Ini berarti bahwa dengan suatu sistem pengawasan , penyimpangan yang
terjadi dapat ditunjukkan pada organisasi yang bersangkutan.
e. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah organisasi.
Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi
kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem pengawasan benar-benar efektif, artinya dapat
merealisasi tujuannya, maka suatu sistem pengawasan setidaknya harus dapat dengan segera
mengidentifikasi kesalahan yang terjadi dalam organisasi. Dengan adanya identifikasi masalah
atau penyimpangan, maka organisasi dapat segera mencari solusi agar keseluruhan kegiatan
operasional benar-benar dapat atau mendekati apa yang direncanakan sebelumnya.
f. Pengawasan harus fleksibel.
Suatu sistem pengawasan adalah efektif, bilamana sistem pengawasan itu memenuhi
prinsip fleksibilitas. Ini berarti bahwa pengawasan itu tetap dapat dipergunakan, meskipun
terjadi perubahan-perubahan terhadap rencana diluar dugaan.
g. Pengawasan harus ekonomis.
Sifat ekonomis dari suatu sistem pengawasan sungguh-sungguh diperlukan. Tidak ada
gunanya membuat sistem pengawasan yang mahal, bila tujuan pengawasan itu dapat
direfleksikan dengan suatu sistem pengawasan yang lebih murah. Sistem pengawasan yang
dianut perusahaan-perusahaan besar tidak perlu ditiru bila pengawasan itu tidak ekonomis bagi
suatu perusahaan lain. Hal yang perlu dipedomani adalah bagaimana membuat suatu sistem
pengawasan dengan benar-benar merealisasikan motif ekonomi. Pengawasan yang efektif
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Tidak ada satu sistem pengawasan yang
berlaku untuk semua situasi dan semua perusahaan.
C. Tujuan Pengawasan
Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan memerlukan
pengawasan agar perencanaan yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik. Pengawasan
dikatakan sangat penting karena pada dasarnya manusia sebagai objek pengawasan mempunyai
sifat salah dan khilaf. Oleh karena itu manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan mencari
kesalahannya kemudian menghukumnya, tetapi mendidik dan membimbingnya. Menurut
Husnaini (2001: 400), tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:
1. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, dan
hambatan.
2. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, pemborosan, dan hambatan.
3. Meningkatkan kelancaran operasi perusahaan. Melakukan tindakan koreksi terhadap
kesalahan yang dilakukan dalam pencapaian kerja yang baik.
Menurut Griffin (2004: 163), mendeskripsikan tujuan pengendalian seperti Gambar 2.1.
berikut :
Pengendalian
membantu organisasi
Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan sebelum terjadinya
penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (prefentive control).
Dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka
tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaa kegiatan sesuai dengan rencana. Ketentuan-
ketentuan dan infrastruktur yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan. Sebab
pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.
D. Jenis-Jenis Pengawasan
Menurut Maringan (2004: 62), Pengawasan terbagi 4 yaitu:
o Pengawasan dari dalam perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk
mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan
dan kemunduran perusahaan.
o Pengawasan dari luar perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan .
Ini untuk kepentingan tertentu.
o Pengawasan Preventif. Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan. Dengan
tujuan untuk mengacah terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan kerja.
o Pengawasan Represif. Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan
agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Ernie dan Saefullah (2005: 327), jenis pengawasan terbagi atas 3 yaitu:
- Pengawasan Awal. Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan
pekerjaan. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan
perkerjaan.
- Pengawasan Proses . Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan tengah
berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan
apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan ang ditetapkan.
- Pengawasan Akhir. Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan
pekerjaan.
D. Proses Pengawasan
Sistem pengawasan organisasi memiliki 4 (empat) langkah fundamental dalam setiap
prosesnya (Griffin, 2004: 167). Langkah-langkah tersebut diilustrasikan dalam Gambar sebagai
berikut :
a. Menetapkan Standar.
Control Standard adalah target yang menjadi acuan perbandingan untuk kinerja
dikemudian hari. Standar yang ditetapkan untuk tujuan pengawasan harus diekspresikan dalam
acuan yang dapat diukur. Strategi pengawasan harus konsisten dengan tujuan organisasi. Dalam
penentuan standar, diperlukan pengidentifikasian indikator-indikator kinerja. Indikator kinerja
adalah ukuran kinerja yang menyediakan informasi yang berhubungan langsung dengan objek
yang diawasi. Standar bagi hasil kerja karyawan pada umumnya terdapat pada rencana
keseluruhan maupun rencanarencana bagian. Agar standar itu diketahui secara benar oleh
karyawan, maka standar tersebut harus dikemukakan dan dijelaskan kepada karyawan sehingga
karyawan akan memahami tujuan yang sebenarnya ingin dicapai.
b. Mengukur Kinerja
Pengukuran kinerja adalah aktivitas konstan dan kontinu bagi sebagian besar organisasi.
Agar pengawasan berlangsung efektif, ukuran-ukuran kinerja harus valid. Kinerja karyawan
biasanya diukur berbasis kuantitas dan kualitas output, tetapi bagi banyak pekerjaan, pengukuran
kinerja harus lebih mendetail.
c. Membandingkan Kinerja dengan Standar
Tahap ini dimaksudkan dengan membandingkan hasil pekerjaan karyawan (actual result)
dengan standar yang telah ditentukan. Hasil pekerjaan karyawan dapat diketahui melalui laporan
tertulis yang disusun karyawan, baik laporan rutin maupun laporan khusus. Selain itu atasan
dapat juga langsung mengunjungi karyawan untuk menanyakan langsung hasil pekerjaan atau
karyawan dipanggil untuk menyampaikan laporannya secara lisan. Kinerja dapat berada pada
posisi lebih tinggi dari, lebih rendah dari, atau sama dengan standar. Pada beberapa perusahaan,
perbandingan dapat dilakukan dengan mudah, misalnya dengan menetapkan standar penjualan
produk mereka berada pada urutan pertama di pasar. Standar ini jelas dan relatif mudah dihitung
untuk menentukan apakah standar telah dicapai atau belum. Namun dalam beberapa kasus
perbandingan ini dapat dilakukan dengan lebih detail. Jika kinerja lebih rendah dibandingkan
standar, maka seberapa besar penyimpangan ini dapat ditoleransi sebelum tindakan korektif
dilakukan.
d. Menentukan Kebutuhan Tindakan Korektif
Berbagai keputusan menyangkut tindakan korektif sangat bergantung pada keahlian-
keahlian analitis dan diagnotis manajer. Setelah membandingkan kinerja dengan standar,
manajer dapat memilih salah satu tindakan : mempertahankan status quo (tidak melakukan apa-
apa), mengoreksi penyimpangan, atau mengubah standar. Tindakan perbaikan diartikan sebagai
tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata yang menyimpang agar sesuai
dengan standar atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk melaksanakan tindakan
perbaikan, maka harus diketahui apa yang menyebabkan penyimpangan. Ada beberapa sebab
yang mungkin menimbulkan penyimpangan, yaitu :
- Kekurangan faktor produksi
- Tidak cakapnya pimpinan dalam mengorganisasi human resources dan resources lainnya
dalam lingkungan organisasi
- Sikap-sikap pegawai yang apatis dan sebagainya
Oleh karena itu, dalam proses pengawasan diperlukannya laporan yang dapat
menyesuaikan bentuk-bentuk penyimpangan kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya
F. Fungsi Pengawasan
a. Menurut Ernie dan Saefulah (2005: 12), fungsi pengawasan adalah :
- Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator
yang di tetapkan.
- Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin
ditemukan.
- Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
b.Menurut Maringan (2004: 62), fungsi pengawasan adalah :
- Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam melaksanakan pekerjaan.
- Mendidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan.
- Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian, dan kelemahan
agar tidak terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
G. Teknik-Teknik Pengawasan
Menurut Siagian (2003:112) Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan
mempergunakan dua macam teknik yaitu:
1. Pengawasan Langsung
Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan
langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan. Pengawasan
langsung dapat berbentuk: Inspeksi langsung, On-the-Spot observatiton, On-the-spot report
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan
oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.
Pertanyaan Diskusi
Karier anda berkembang lebih cepat daripada yang Anda duga. Setelah lulus kuliah,
Anda bergabung dengan beberapa perusahaan perkapalan maupun dibidang diluar jurusan Anda,
yang semuanya menjadikan karier Anda sangat bagus. Pada perusahaan yang terakhir Anda
bekerja didalamnya Anda ditempatkan sebagai Manajer Pemasaran. Hal yang tidak Anda
bayangkan dari pekerjaan baru ini adalah Anda berurusan dengan Musta Darmawan Hansa.
Musta adalah manajer operasional perusahaan. Ia telah bekerja di perusahan ini selama 9
tahun. Kesan pertama Anda terhadap Musta adalah ia “Sok tahu”, ia dengan cepat meremehkan
Anda dan bertindak seolah-olah ia adalah atasan Anda alih-alih menganggap Anda sebagai rekan
kerja. Apalagi Anda merupakan lulusan dari kampus yang bagi Musta berada dibawah kelasnya
dari kampus dia. Berdsarkan berita yang Anda dengar dari rekan kerja Anda, sepertinya Anda
bukanlah satu-satunya yang diperlakukan seperti itu. Eksekutif lain juga tampaknya setuju
bahwa Musta adalah manajer operasional yang handal, tetapi ia sangat sulit untuk diajak kerja
sama. Kabar spesifik yang Anda dengar meliputi “perilaku yang melukai,” “merendahkan orang
lain”, “arogan”, “berpikir ia paling pintar,” dan “pendengar yang buruk.”.
Dalam waktu singkat, Anda beberapa kali bertemu Musta. Anda sudah berbicara
mengenai hal ini kepada atasan Anda, yaitu direktur perusahaan. Respon atasan Anda tidaklah
mengejutkan: “Musta memang tidak mudah untuk ditangani. Namun, tidak ada mengetahui
operasional perusahaan ini sebaik dirinya. Jika dia meninggalkan perusahaan ini, saya tidak
memiliki kandidat untuk menggantikannya. Tapi, bisa dikatakan, dia memberi saya banyak
beban. Terkadang, dia membuat saya merasa sayalah yang bekerja untuknya dan bukan
sebaliknya.. Apalagi dengan kondisi pandemic (covid 19) seperti ini, sangat sulit untuk
perusahaan.
Dari kasus diatas menurut Anda sebagai orang yang terlibat langsung dalam perusahaan
tersebut:
1. Apa yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan Anda untuk
bekerjasama dengan Musta?
2. Anda diminta langsung oleh direktur perusahaan untuk melakukan pengawasan pada
Musta apa yang Anda lakukan?
BAB XI. DINAMIKA KONFLIK DALAM
ORGANISASI
1. DESKRIPSI SINGKAT
Apabila sistem komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya, timbulah salah paham
atau orang tidak saling mengerti. Selanjutnya hal ini akan menjadi salah satu sebab
timbulnya konflik atau pertentangan dalam organisasi. Konflik biasanya juga timbul sebagai
hasil adanya masalah-masalah hubungan pribadi (ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai
pribadi karyawan dengan perilaku yang harus diperankan pada jabatannya, atau perbedaan
persepsi) dan struktur organisasi (perebutan sumber daya-sumber daya yang terbatas,
pertarungan antar departemen dan sebagainya). Sadar atau tidak, konflik bisa terjadi dimana
pun pada setiap situasi yang ada, suatu indikasi yang menunjukkan bahwa pada saat sistem
komunikasi dan informasi tidak menemui sasarannya, timbulah kesalahpahaman di antara
dua pihak atau lebih. Konfik merupakan suatu pertarungan menang atau kalah baik antar
perorangan maupun antar kelompok. Konflik juga dapat berkonsekwensi memicu perang
antar negara. Bagaimanapun juga, selain ukuran masalah dari konflik itu sendiri, konflik
dapat diselesaikan dengan banyak cara. Misalnya, dengan menggunakan kekuasaan,
konfrontasi, kompromi, ketentraman, dan menurunkan posisi.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
➢ Taruna memahami ruang lingkup dinamika konflik dalam organisasi
➢ Taruna mengetahui mengapa manajer butuh pengendalian dan langkah-langkah dalam
proses pengendalian
➢ Taruna paham akan Pengertian Konflik, Perubahan Pandangan Tentang Konflik, Jenis-
jenis Konflik
➢ Mampu mengetahui Metode-Metode Pengelolaan Konflik serta Penanggulangan Konflik
1. MATERI PEMBLAJARAN
A. Pengertian Konflik
Dalam percakapan sehari-hari, konflik sering diartikan sebagai saling bertentangan,
saling berbantahan atau saling cekcok. Dianggap sebagai situasi yang abnormal dan tidak
diharapkan, karena konflik sering dianggap sebagai penganggu stabilitas yang tidak boleh ada
atau jika sudah muncul harus cepat cepat diselesaikan.
Konflik dapat terjadi oleh siapa pun dan dimana pun, Latar belakang munculnya konflik
biasanya disebabkan oleh perbedaan identitas yang dibawa masing-masing individu dalam suatu
interaksi sosial. Secara kodrati manusia adalah makhluk individual sehingga masing masing
memiliki sifat, temrament atau kepribadian yang berbeda satu sama lainnya. Perbedaan individu
lainnya adalah sikap, prilaku, keterampilan pengetahuan, kecerdasan, adat istiadat, keyakinan,
fisik, keinginan, harapan, masalah, dan lain lain.
1.Menurut Robbins ,
konflik adalah suatu proses yang diawali ketika satu pihak merasa bahwa pihak lain telah
mempengaruhi secara negatif atau akan segera mempengaruhi secara negatif suatu yang menjadi
perhatian pihak pertama .
2.Stoner
Stoner menyatakan bahwa konflik organisasi mencakup ketidak sepakatan persoalan
alokasi sumber daya yang langka atau perselisihan mengenai tujuan status, nilai atau
kepribadian.
3.Killman dan Thomas
Killman dan Thomas berpendapat bahwa konflik merupakan kondisi terjadinya
ketidakcocokan antar nilai atau tujuan - tujuan yang ingin dicapai , baik yang ada dalam diri
individu maupun hubungannya dengan orang lain . Jadi dapat disimpulkan bahwa konflik
merupakan segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua pihak atau lebih
E. Konflik Struktural
konflik dalam organisasi berdasarkan tingkatan struktural dapat dibedakan sebagai berikut:
1. konflik hirarki yaitu konflik yang terjadi pada tingkatan hirarki organisasi. Contohnya
konflik antara komisaris dengan direktur utama, pemimpin dengan karyawan, pengurus
dengan anggota, pengurus dengan manager, dan pengurus dengan karyawan;
2. konflik fungsional yaitu konflik yang terjadi dari berjenis- jenis fungsi departemen dalam
organisasi. Contohnya konflik yang terjadi antara kepala bagian personalia dengan
kepala bagian kepegawaian, konflik antara kepala program studi.
3. konflik staf dengan kepala unit yaitu konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan
stafnya terutama berkaitan dengan wewenang/ autoritas kerja. Contoh konflik yang
terjadi karena staf secara tidak formal mengambil wewenang yang berlebihan;
4. konflik formal-informal yaitu konflik yang terjadi berhubungan dengan norma yang
berlaku di organisasi informal dengan organisasi formal. Contoh pimpinan yang
menempatkan norma yang salah pada organiasi
Pertanyaan Diskusi
1. DESKRIPSI SINGKAT
Pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia sebagaimana yang dikemukakan pada
bagian terdahulu tidaklah dapat dipungkiri demikian pula halnya dalam suatu organisasi.
Dengan adanya komunikasi yang baik akan membantu kelancaran organisasi, demikian pula
sebaliknya. Komunikasi yang efektif adalah merupakan bagian yang penting bagi semua
organisasi. Berikut ini beberapa pandanga mengenai definisi komunikasi. Rubben (dalam
Muhammad. 2001:3) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang lebih
komprehensif sebagai berikut: Komu-nikasi manusia adalah suatu proses melalui mana
individu dalam hubungannya. dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat
menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain.
2. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Taruna mampu mengembangkan keterampilan dalam berkomunikasi dalam berorganisasi
3. MATERI PEMBLAJARAN
Raymond dalam Handoko (1997) menegaskan bahwa setidaknya ada empat faktor yang
mempengaruhi efektifitas komunikasi organisasi yakni : 1) saluran komunikasi formal, 2)
struktur organisasi, 3) spesifikasi jabatan, 4) pemilihan informasi (lazim disebut lesikar).
Pernyataan yang lain juga dikemukakan oleh Liputo (1988) bahwa ada beberapa faktor yang
menghambat efektifitas komunikasi, yaitu : 1) masalah bahasa, 2) pandangan yang berbeda, 3)
idea yang dimiliki, 4) penilaian yang tidak tepat, 5) kepekaan antar pribadi serta 6) adanya
perbedaan status (latar belakang).
Kualitas komunikasi organisasi sangat tergantung pesan yang dikirimkan, diterima dan di
interprestasikan. Kegiatan atau Proses Komunikasi yang berlangsung baru dapat dikatakan baik
manakala pesan dari si pengirim terjawab sesuai dengan makna pesan itu sendiri. Sedangkan
komunikasi yang efektif terjadi jika si pengirim dan sipenerima pesan memiliki pengertian yang
sama dan teraplikasikan dari umpan balik yang berlangsung.
Pertanyaan Diskusi
1. Apakah yang dimaksud komunikasi dan coba anda gambarkan proses komunikasi?
2. Apa fungsi Komunikasi?
3. Mana yang menurut Anda lebih penting bagi seseorang manajer, berbicara secara akurat
atau mendengarkan secara aktif? Mengapa?
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah & Rindyah Hanafi, 2002. Pengantar Manajemen. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Fx. Soedjadi, 1997. Analisis Manajemen Modern, Kerangka pikir dan beberapa pokok aplikasi.
Gunung Agung, Jakarta.
James A.F. Stoner & R. Edward Freeman. Manajemen, edisi Indonesia, jilid 1 dan 2. Intermedia,
Jakarta
Stephen P. Robins & Mary Coulter, 2016. Manajemen, edisi Indonesia,ketigabelas jilid 2. PT.
Erlangga, Jakarta.
Stephen P. Robins & Mary Coulter, 2010. Manajemen, edisi Indonesia,kesepuluh jilid 1. PT.
Erlangga, Jakarta.