Anda di halaman 1dari 52

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN FIQIH


DENGAN METODE PEMBELAJARAN “VIDEO BASED LEARNING” PADA
SISWA KELAS IV

Oleh :
Sayyidatul Fauziyah, S. Pd. I

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2021


FAKULTAS ILMU TARNIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperluas usaha dan
membutuhkan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa
demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan bangsa Indonesia menaruh
harapan besar terhadap pendidik, dalam perkembangan masa depan bangsa ini, karena
dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagi generasi penerus dibentuk.
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting di dalam meningkatkan
sumber daya manusia yang handal. Rendahnya kualitas pendidikan menjadi penyebab
dari krisisnya sumber daya manusia. Mengingat saat ini zaman semakin merambah maju,
yang mana otomatis turut berpengaruh pada perkembangan ekonomi. Sehingga, sudah
sepatutnya jika lapangan pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia yang benar-
benar kompeten untuk bersinergi bersama.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah
karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan
kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas
dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru
harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik.
Supaya anak didik merasa senang dalam belajar.
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah
faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung
dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara
maksirnal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki cara/model mengajar
yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan
konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam
menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan prestasi belajar siswa
khususnya pelajaran fiqih. Misalnya dengan mcmbimbing siswa untuk bersama-sama
terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu siswa berkembang sesuai
dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-
konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya
minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu,
guru harus memberikan suntikan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan itu
anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata
dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki dorongan belajar. Sehingga nilai rata-
rata mata pelajaran fiqih sangat rendah yaitu hanya mencapai 50,00. Hal ini disebabkan
karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah, tanpa
menggunakan alat peraga, dan materi pelajaran dipelajari dengan satu indera saja.
Menurut teori psikologi belajar, pembelajaran akan lebih efektif ketika semua indera
pada peserta didik banyak diaktifkan.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya
membangkitkan motivasi belajar siswa, misalnya dengan membimbing siswa untuk
melihat langsung pembelajaran yang bersifat abstrak dalam menemukan konsep fiqih
didalam video pembelajaran.
Motivasi tidak hanya menjadikan siswa terlibat dalam kegiatan akademik, motivasi
juga penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan belajar dari suatu kegiatan
pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang disajikan kepada mereka.
Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang
lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan menyerap dan
mengendapkan materi itu dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan
bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001 : 3).
Menonton video bagi kebanyakan orang merupakan hal yang biasa dilakukan
dalam kesehariannya. Saat ini kemudahan memutar video membuat eksistensi
multimedia tersebut semakin banyak diminati. Kita bisa menonton sebuah video dari
televisi, komputer, dan juga handphone yang sehari-hari digunakan. Video dibuat
memiliki tujuan yaitu menyampaikan sebuah pesan yang dapat diterima dan mudah
diingat bagi setiap orang yang menontonnya. Sehingga video umumnya digunakan untuk
kepentingan umum dengan berbagai isi pesan yang disampaikan.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu
metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran video based learning- pembelajaran
berbasis video untuk mengungkapkan apakah dengan media video pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran fiqih.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari ulasan latar belakang diatas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Banyak guru yang menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran
monoton dan membosankan
2. Kurangnya peran aktif siswa dalam proses pembelajaran
3. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran fiqih.

C. PEMBATASAN MASALAH
Dari identifikasi masalah diatas, penulis membatasi masalah dalam ruang lingkup
penelitian yakni mengenai peningkatan motivasi belajar mata pelajaran fiqih dengan
metode pembelajaran “video based learning” pada siswa kelas IV.

D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan ruang lingkup masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan metode pembelajaran “Video based learning” untuk
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas IV MINU 07
BALIK TERUS 2 ?
2. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran “Video based learning” untuk
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas IV MINU 07
BALIK TERUS 2 ?
3. Bagaimana hasil evaluasi pembelajaran setelah diterapkan metode
pembelajaran “Video based learning” pada mata pelajaran fiqih siswa kelas IV
MINU 07 BALIK TERUS 2 ?

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perencanaan metode pembelajaran “Video based learning” untuk
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas IV MINU 07
BALIK TERUS 2
2. Mengetahui pelaksanaan metode pembelajaran “Video based learning” untuk
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fiqih siswa kelas IV MINU 07
BALIK TERUS 2
3. Mengetahui hasil evaluasi pembelajaran setelah diterapkan metode
pembelajaran “Video based learning” pada mata pelajaran fiqih siswa kelas IV
MINU 07 BALIK TERUS 2.

F. MANFAAT PENELITIAN
Secara umum hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi
dalam upaya meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya
pada kegiatan pembelajaran mata pelajaran Fiqih di kelas IV MINU 07 Balik Terus 2.
Adapun secara detail manfaat yang diharapkan dari penelitian ini di antaranya
adalah:
1. Bagi lembaga (Sekolah)
Penerapan metode pembelajaran “Video based learning” ini diharapkan
menjadi sumbangan pemikiran dan menjadi pijakan dasar untuk
lembaga/sekolah dalam kaitannya menentukan kurikulum dan memberikan
kebijakan dalam pengajaran pendidikan agama.
2. Bagi guru
Penerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan kepada para
guru, khususnya guru pendidikan agama, agar tidak begitu monoton dalam
mengajar, dengan menggunakan metode pembelajaran “Video based learning”
dalam proses belajar di kelas, guru pendidikan agama bisa memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melihat langsung melalui video pembelajaran
materi Fiqih agar peserta didik betul-betul memahaminya dan benar dalam
pelaksanaan di kehidupan sehari-hari.
3. Bagi peserta didik
Dengan metode pembelajaran “Video based learning” ini diharapkan peserta
didik lebih termotivasi dalam belajar. Terutama dalam pelajaran Fiqih yang
memang membutuhkan praktek dalam penerapannya.
4. Bagi guru sebagai penulis
Memberi manfaat bagi peneliti dan menambah khazanah keilmuan sebagai
guru yang profesional serta mengetahui sampai dimana kemampuan peserta
didik dalam menangkap pelajaran yang telah disampaikan.

G. KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah :
Guru belum memanfaatkan metode
Kondisi Awal Motivasi belajar siswa rendah
pembelajaran “Video based
Hasil belajar siswa
learning”
belummencapai KKM
Metode belajar masih konvensional

Guru memanfaatkan metode Implementasi metode


Tindakan pembelajaran “Video based pembelajaran “Video based
learning” learning”

Kondisi Akhir Diduga Implementasi metode pembelajaran “Video based learning”


dapat meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran fikih siswa

H. HIPOTESIS TINDAKAN
Jika diterapkan Metode Pembelajaran “Video Based Learning” diharapkan dapat
meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran Fiqih siswa Kelas IV MINU 07 Balik
Terus 2.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. METODE PEMBELAJARAN
Pembelajaran tidak terjadi seperti “magic” atau sulap. Namun melalui proses
dan banyak hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan variasi media dan
beragam metode pembelajaran. Esensi metode adalah alat untuk mencapai tujuan
dengan cara atau prosedur yang terstruktur. Ada bermacam metode yang digunakan
sesuai dengan capaian tujuan belajar apakah kognitif, afektif atau keterampilan.
Dengan kata lain metode dapat dianalogikan seperti memancing ikan dimana Anda
menggunakan umpan yang berbeda sesuai dengan ikannya. Jadi gunakan metode
yang berbeda untuk tujuan pembelajaran yang berbeda.
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Muhibbin Syah, “metode secara harfiah berarti cara, dalam


pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau
cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara
sistematis”.1
Jika dikaitkan dengan pendidikan, menurut Munif Chatib, “metode
(pembelajaran) dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan susunan rencana dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
agar tujuan pembelajaran tercapai”.2
Menurut Indrawati dan Wanwan Setiawan pengetahuan tentang metode-
metode pembelajaran sangat diperlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau
tidaknya peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini sesuai dengan tuntutan
terhadap guru dan tenaga kependidikan dalam undang-undang No. 20 tahun 2000
pasal 40, yang berbunyi sebagai berikut:
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan pendekatan Baru, (Bandung:
PT.Remaja Rosda Karya, 2011), cetakan ke-17, hlm. 198.
2
Munif Chatib, Gurunya Manusia: Menjadikan Semua Anak Istimewa dan
Semua Anak Juara, (Bandung: Kaifa, 2013), Cetakan ke-12, hlm.131

2
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban untuk menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis dan
Peraturan Pemerintah No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 19
ayat 1. Dalam Peraturan Pemerintah No.19 ayat 1 dinyatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi
aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta
psikologi siswa.3

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual yang


melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar. Metode pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Dengan demikian
metode pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar.
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, metode
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematik dalam mengkoordinasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar, yang berfungsi sebagai pedoman guru dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengelola lingkungan pembelajaran dan
mengelola kelas. Dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran diperlukan
perangkat pembelajaran yang dapat disusun dan dikembangkan oleh guru.
Perangkat-perangkat itu meliputi buku pedoman bagi guru dan para peserta didik,
lembar kerja peserta didik, media yang dipakai untuk membantu terlaksanakannya
proses pembelajaran seperti komputer, proyektor, film, pedoman pelaksanaan
pembelajaran, seperti kurikulum dan administrasi pembelajaran.

B. METODE PEMBELAJARAN “VIDEO BASED LEARNING”


Pembelajaran video merupakan media yang menyajikan pesan audio visual,
bahasa, prosedur, teori aplikasi untuk membantu pemahaman dari teori pembelajaran
3
Indrawati dan Wanwan Setiawan, Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan untuk Guru SD,
(Bandung: PPPPTK IPA, 2009), h. 9
(Slamet, 2012). Salah satu alat yang sering dilihat sebagai sumber daya penting
dalam menyikapi akuisisi pengetahuan pedagogis adalah video di kelas. Memang
video praktek telah menjadi sumber daya yang populer dalam pendidikan guru (Tina,
2013). Pembelajaran berbasis video telah menjadi fokus utama dari komunitas riset
pendidikan selama dua dekade terakhir (Meg, 2016). Pembelajaran berbasis video
untuk anak berusia muda sangat penting, karena anak-anak tersebut kesulitan dalam
memahami makna simbolik gambar dua dimensi (Gabrielle, 2018).
Saat ini, pembelajaran berbasis video semakin sering digunakan dalam
pendidikan karena lebih mudah untuk membuat dan menyimpan secara online
(Vincent, 2014). Menurut Stem (2019), jika kita menerima pentingnya mulai bekerja
pada video untuk memfasilitasi pembelajaran dari guru dengan metode yang tepat
untuk mendidik, maka para pemimpin pendidik akan mulai menggunakan video.
Video dapat membantu siswa memahami dan mengingat informasi, meningkatkan
proses kognitif mereka dan meningkatkan kinerja belajar mereka (Pei-lan-lei, 2015).
Selain itu, menurut Sara Routarinne, metode video telah terbukti efektif untuk
pelatihan guru dalam tiga hal yaitu untuk merenungkan peristiwa pedagogis dan
mengembangkan kemampuan analisis tertentu, untuk fokus pada pemikiran murid
dan teori jembatan dan praktek, yaitu untuk menyelaraskan rekomendasi pedagogis
untuk praktek kelas yang sebenarnya. Menurut Vincent hoogerheide hasil penelitian
menunjukkan bahwa menjelaskan kepada orang lain melalui video dapat menjadi
kegiatan belajar yang efektif dibandingkan dengan mengkaji kembali.Teknologi baru
seperti video conferencing class membawa caracara baru bagi para guru untuk
bekerjasama dengan siswa dan mendorong pengembangan strategi yang lebih
konsisten dengan teknologi baru (Lydie, 2014).
Video pembelajaran telah banyak memberikan manfaat bagi manusia
terutama pada pelajar. Video pembelajaran biasanya diintegrasikan dengan aplikasi
online yang bisa diakses dengan menggunakan internet. Aplikasi-aplikasi tersebut
menyediakan layanan untuk berbagi dan belajar melalui smartphone, sehingga
keterbatasan ruang dan waktu dapat diatasi. Tentu saja ini merupakan kabar gembira
bagi pelajar-pelajar masa milenial yang tidak dapat lepas dari smartphone.
 Video based learning adalah penyampaian pengetahuan atau ketrampilan
dengan menggunakan video. Video untuk belajar harus memiliki sedikitnya dua
elemen yaitu visual dan audio. Elemen visual berguna untuk menyediakan sumber
utama informasi yang mudah dipahami dan dilaraskan dengan elemen audio yang
digunakan untuk menguraikan informasi. Berikut Kelebihan video bila digunakan
saat belajar :

1. Efektif dan Efisien


Belajar menggunakan video lebih efektif dalam menjelaskan suatu informasi
yang bersifat abstrak dalam waktu yang singkat. Semakin sedikit durasi dari
video tersebut, maka pembelajaran dapat lebih bermakna, karena peserta justru
bisa lebih mudah memahami dengan video yang singkat namun mencakup
seluruh informasi , dibandingkan dengan video durasi panjang yang cenderung
memmbosankan. Saat ini produksi video bisa dilakukan sendiri dengan biaya
yang terjangkau , anda dapat menggunakan kamera bahkan ponsel anda sendiri
serta hasilnya pun dapat digunakan berkali-kali
2. Pengalaman Belajar yang Baru
Belajar menggunakan video akan memberikan pengalaman belajar yang baru
bagi peserta. Hal tersebut karena video dapat menghadirkan sentuhan hiburan
saat belajar sehingga proses belajar tidak harus selalu menegangkan dan
membosankan. Pengalaman baru akan lebih dirasakan lagi bila peserta tersebut
disajikan video interaktif. Keterlibatan peserta akan sangat dibutuhkan saat
video tersebut dijalankan, sehingga akan tertanam suatu pengalaman baru bagi
peserta tersebut.
3. Mudah Dimengerti
Video untuk belajar dibuat dengan gambar yang bersifat realistis, didukung
dengan desain grafis dan minim teks sehingga memudahkan peserta memahami
informasi yang disampaikan.
4. Mendukung Pembelajaran Aktif
Video interaktif memberikan kesempatan bagi pelajar untuk berperan aktif saat
belajar. Video interaktif baru bisa berjalan apabila ada respon atau interaksi dari
peserta yang menggunakannya. Tentunya dengan aktif memberikan pengalaman
langsung yang tentunya akan diingat oleh peserta didik.

C. MOTIVASI BELAJAR
a. Pengertian motivasi belajar dan macam-macam motivasi
Kata “Motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. “Motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan).
Berawal dari kata “Motif” maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila
kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasa sangat mendesak.
Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau melakukan
belajar. Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. (instrinsik) dan dapat pula
timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
1. Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri
tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan
sendiri. Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan.
“Intrinsic motivations are inherent in the learning situation and meet
pupil need and purposes”.
2. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu.
Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan dari orang lain sehingga
dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau
belajar.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara.
Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam rangka
menumbuhkan motivasi intrinsik :
1. Kompetisi (persaingan, guru berusaha menciptakan persaingan diantara peserta
didiknya untuk meningkatkan prestasi belajar)
2. Pace making, pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan trik pada
peserta didik.
3. Tujuan yang jelas untuk mencapai pembelajaran
4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya peserta didik mau belajar dengan
tujuan mendapat nilai yang baik (Muh Uzer Usman: 1989, 24-25)

b. Teori Motivasi
Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni motivasi
itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan akan keamanan
3) Kebutuhan akan cinta kasih
4) Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri
Tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat
motivasi yang di bawahnya.

c. Bentuk-Bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun
ekstrinsik sangat diperlukan.
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah:
1) Memberikan angka / nilai
2) Memberikan hadiah
3) Terdapat saingan / kompetisi
4) Ego-involment
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Memberi pujian
8) Memberi hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat

D. MATA PELAJARAN FIQIH


a. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah
Mata pelajaran fiqih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik agar mereka bisa
mengenal. memahami dan mengamalkan syariat Islam yang kemudian menjadi
dasar pandangan hidupnya dalam bermasyarakat. Fiqih menurut Zakiah Daradjat
ialah “Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syariat Islam yang diambil dari
dalil- dalilnya yang terperinci”.4 Di dalam ilmu fiqih ini ada sistem norma yang
gunanya adalah untuk mengatur kehidupan manusia, yakni kehidupan yang

4
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), h. 78.
hubungannya antara manusia dengan Allah, dan antara sesama manusia dengan
makhluk lainnya. Di mana hal tersebut bersumber dari Al-Qur’an dan hadits.

b. Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah


Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan
dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya
dalam kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan
dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman
yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi
dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan
menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan
keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah
SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya ataupun
lingkungannya. Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat: a. Mengetahui dan memahami cara-cara
pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun
muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial. b.
Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik,
sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik
dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.5
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih Madrasah Ibtidaiyah

Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:

a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang


cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara
taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman


mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

5
Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar
Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri,
2009), Cet. I, h. 20.
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam
meminjam.6

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


1) Kompetensi Inti
1. Fungsi KI yakni untuk sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar
antar mata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang
sama pada kelas yang berbeda.
2. Rumusan KI dalam pedoman ini menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk KI
sikap spiritual, 2) KI-2 untuk KI sikap sosial, 3) KI-3 untuk KI pengetahuan
(pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk KI keterampilan. Urutan tersebut
mengacu pada urutan yang disebutkan dalam UndangUndang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa
kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
3. Kompetensi Inti Kelas 4 :
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menerima, menjalankan, dan menghargai perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan bendabenda yang dijumpainya di rumah, di madrasah
dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia7
2) Kompetensi Dasar

6
Peraturan Menteri Agama RI No. 02 Tahun 2008 tentang Standar Kelulusan dan Standar
Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta: Media Pustama Mandiri,
2009), Cet. I, h. 23.

7
KMA No 183 Tahun 2019 Tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Bahasa Arab pada Madrasah, h. 19.
Semester I :
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2 KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL) (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
1. Menerima dan 2. Menunjukkan perilaku 3. Memahami 4. Menyajikan pengetahuan
menjalankan ajaran jujur, disiplin, pengetahuan factual factual dalam bahasa
agama yang tanggung jawab, dengan cara yang jelas dan logis,
dianutnya. santun, peduli, dan mengamati dalam karya yang estetis,
percaya diri dalam [mendengar, dalam gerakan yang
berinteraksi dengan melihat,membaca] dan mencerminkan anak
keluarga, teman, dan menanya berdasarkan sehat, dan dalam tindakan
guru. rasa ingin tahu tentang yang mencerminkan
dirinya, makhluk perilaku anak beriman
ciptaan Tuhan dan dan berakhlak mulia.
kegiatannya, dan
benda-benda yang
dijumpainya di rumah
dan di sekolah.

KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI


DASAR DASAR DASAR DASAR
1.1 Menghayati nilai-nilai 2.1 Menunjukkan perilaku 3.1 Memahami ketentuan 4.1 Mengomunikasikan
dari ketentuan khitan bersih dan berani sebagai khitan pengalaman melaksanaan
implementasi dari khitan
mempelajari ketentuan
khitan
1.2 Menerima tanda-tanda 2.2 Menjalankan sikap 3.2 Menganalisis tanda- 4.2 Mengomunikasikan
baligh sebagai ujian tanggung jawab dalam tanda baligh dan tandatanda baligh dan
sekaligus anugerah Allah berinteraksi dengan konsekwensinya dalam konsekwensinya dalam
keluarga, teman, guru, dan pelaksanaan ibadah pelaksanaan ibadah
tetangganya
1.3 Menerima kebenaran 2.3 Menjalankan perilaku 3.3 Menerapkan mandi 4.3 Mempraktikkan mandi
bahwa Allah mencintai hidup bersih dan sehat wajib setelah haid bagi wajib setelah haid bagi
hamba yang menjaga dalam menjaga organ perempuan sesuai syarat perempuan sesuai syarat dan
kesucian lahir dan bathin reproduksi dan rukun rukun
1.4 Menerima kebenaran 2.4 Menjalankan perilaku 3.4 Menerapkan mandi 4.4 Mempraktikkan mandi
bahwa Allah mencintai hidup bersih dan sehat wajib setelah ihtilaam wajib setelah ihtilaam
hamba yang menjaga dalam menjaga organ (mimpi basah) bagi laki- (mimpi basah) sesuai syarat
kebersihan dan kesucian reproduksi laki sesuai syarat dan dan rukun.
rukun

Semester II :
KOMPETENSI INTI 1 KOMPETENSI INTI 2 KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(SIKAP SPIRITUAL) (SIKAP SOSIAL) (PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
1. Menerima dan 2. Menunjukkan 3. Memahami 4. Menyajikan
menjalankan ajaran perilaku jujur, pengetahuan factual pengetahuan factual
agama yang disiplin, tanggung dengan cara dalam bahasa yang
dianutnya. jawab, santun, mengamati jelas dan logis, dalam
peduli, dan percaya [mendengar, karya yang estetis,
diri dalam melihat,membaca] dalam gerakan yang
berinteraksi dengan dan menanya mencerminkan anak
keluarga, teman, dan berdasarkan rasa sehat, dan dalam
guru. ingin tahu tentang tindakan yang
dirinya, makhluk mencerminkan
ciptaan Tuhan dan perilaku anak beriman
kegiatannya, dan dan berakhlak mulia.
benda-benda yang
dijumpainya di
rumah dan di
sekolah.
KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI KOMPETENSI
DASAR DASAR DASAR DASAR
1.5 Menjalankan shalat 2.5 Menjalankan perilaku 3.5 Menerapkan tata cara 4.5 Mempraktikkan tata
Jum'at sebagai perintah disiplin dalam kehidupan shalat Jum'at cara shalat Jum'at
Allah sehari-hari
1.6 Menjalankan shalat 2.6 Menjalankan perilaku 3.6 Memahami ketentuan 4.6 Mempraktikkan tata
Dhuha sebagai sarana rajin dan semangat dalam shalat Dhuha cara shalat Dhuha
mendekatkan diri kepada menjalankan aktivitas
Allah sehari-hari
1.7 Menerima nilai-nilai 2.7 Menjalankan perilaku 3.7 Memahami ketentuan 4.7 Mempraktikkan tata
yang terkandung dalam ikhlas, rajin dan gigih shalat Tahajjud cara shalat Tahajjud
shalat Tahajjud untuk dalam menjalankan
mendekatkan diri kepada aktivitas sehari-hari
Allah
1.8 Menjalankan shalat 2.8 Menjalankan sikap 3.8 Memahami ketentuan 4.8 Mempraktikkan tata
'Main sebagai ajaran pemaaf dan gotong shalat 'id ain cara shalat `Idain
Islam royong dalam
menjalankan aktivitas
sehari-hari
BAB III
METODE PENELITIAN

A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


1) Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertempat di MINU 07 Balik Terus 2 desa
Balikterus Kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik. Mata pelajaran Fikih kelas
IV Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2021/2022.
2) Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada peserta didik kelas kelas IV Semester
Ganjil di MINU 07 Balik Terus 2 desa Balikterus Kecamatan Sangkapura
kabupaten Gresik, pada bulan Oktober-Nopember 2021.

B. METODE DAN RANCANGAN SIKLUS PENELITIAN


1) Metode penelitian
Metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Kunandar
dalam bukunya yang berjudul Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru menjelaskan bahwa,
“Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research)
memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pembelajaran apabila di implementasikan dengan
baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya pihak yang
terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah
yang terjadi dalam pembelajaran dikelas melalui tindakan bermakna
yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki
situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk
mengukur tingkat keberhasilannya.”8
Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru bidang studi secara
bergantian. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru secara bergantian pula.
Penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan berdasarkan suatu siklus. Masing-
masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi.
Suatu siklus akan dilanjutkan apabila kriteria keberhasilan yang diharapkan
belum tercapai dan siklus akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah
tercapai.

8
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta : PT
Rajawali Pers, 2010), h.41.
Model Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan


Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaa


n
Pengamata
n
?

2) Prosedur Penelitian Tindakan Kelas


Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan menggunakan
beberapa siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahap, secara rinci prosedur penelitian
tindakan kelas ini sebagai berikut:
a) Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian.
Peneliti membuat rencana untuk mencari tindakan yang akan dilakukan di
kelas sehubungan dengan rendahnya minat belajar siswa. Rencana ini
kemudian dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Selain itu pada tahap ini juga peneliti menyiapkan yang tediri dari
soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar observasi dan wawancara.
b) Pelaksanaan (Tindakan)
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
perencanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan inilah yang menjadi
inti dari PTK, dimana tindakan pelaksaan ini dilakukan dalam program
pembelajaran apa adanya yang terjadi dalam kelas. Langkah tindakan harus
terkontrol secara seksama dan harus hati-hati dan benar- benar terencana.
c) Pengamatan
Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Pada lembar observasi ini ada beberapa
indikator yang akan diamati yaitu perhatian siswa, keaktifan siswa, rasa
ketertarikan siswa, dan semangat siswa yang dimaksudkan sebagai kegiatan
mengamati, mengenali dan mendokumentasikan semua gejala atau indikator
dari proses ataupun hasil tindakannya.
d) Refleksi
Refleksi menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama adalah
“memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para
kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang
dilaksanakan”.48 Kegiaan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai
melakukan tindakan. Data-data yang diperoleh melalui observasi
dikumpulkan dan dianalisis. Berdasarkan observasi tersebut guru dapat
merefleksi diri tentang upaya meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan
hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan
kelas pada siklus berikutnya.

C. SUBJEK YANG TERLIBAT DALAM PENELITIAN


Subjek dari peneltian ini adalah siswa-siswi kelas IV MINU 07 Balik Terus 2
semester ganjil angkatan 2021/2022. Berdasarkan hasil observasi, kondisi siswa di
kelas IV pada umumnya mempunyai semangat belajar yang tinggi. Namun terlihat
pula bahwa pelajaran Fiqih di kelas terlalu monoton dan kurang adanya terobosan
kreatif yang dilakukan oleh guru untuk lebih meningkatkan semangat belajar siswa

D. PERAN DAN POSISI PENELITI DALAM PENELITIAN


Dalam penelitian ini sebagai guru mata pelajaran Fiqih MINU 07 Balik Terus 2.
Peneliti di sini berperan sebagai perancang metode belajar dan sebagai pengajar,
selain itu peneliti juga berperan sebagai observer.

E. TAHAPAN INTERVENSI TINDAKAN


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Adapun tahapan intervensi tindakan sebagai berikut :
Tahapan Kegiatan
Perencanaan - Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode video.
- Menyiapkan instrument (tes pilihan ganda, lembar observasi,
catatan lapangan dan wawancara)

Tindakan - Melakukan langkah-langkah sesuai rencana pembelajaran


yang telah disusun

- Melakukan tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa.


- Ketika proses pembelajaran berlangsung, dilakukannya
SIKLUS I

obeservasi guru dan siswa.


- Melakukan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa
Pengamatan - Mengumpulkan data penelitian.
- Melakukan diskusi dengan guru fiqih untuk membahas
tentang kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran
yang telah dilakukan

Refleksi - Menganalisis data yang telah diperoleh untuk memperbaiki


dan menyempurnakan tindakan pada siklus berikutnya.
- Menganalisis kelemahan dan kelebihan dari proses
- pembelajaran yang berlangsung dan
mempertimbangakan langkah selanjutnya.
Siklus II
a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
c) Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.
Siklus III
a) Hasil refleksi dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk
diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
c) Merancang perbaikan III berdasarkan refleksi siklus II.

F. HASIL INTERVENSI TINDAKAN YANG DIHARAPKAN


Dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih setelah proses pembelajaran dengan
menggunakan metode video. Adapun ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai
100% dengan nilai KKM 75.

G. DATA DAN SUMBER DATA


Sumber data diperoleh dari siswa-siswi MINU 07 Balik Terus 2 desa Balikterus
Kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik kelas IV dan data yang diperoleh berupa
situasi dan suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan
hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan
metode Video.

H. INSTRUMENT PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data sesuai dengan masalah yang
dihadapi dalam penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hasil belajar dan lembar pengamatan proses belajar mengajar.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa tes tulis dan observasi
a. Tes tulis
Tes tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk tulisan. Tes tertulis menuntut respons dari peserta tes yang dapat
dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimiliki. Instrumen tes tertulis
dapat berupa soal pilihan ganda dan uraian. Tes tulis diberikan ke siswa di akhir
pembelajaran.
b. Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku atau aspek yang diamati.
c. Wawancara
Wawancara atau interview adalah teknik pengumpulan data dengan menggunakan
bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui media tertentu. Keuntungan
dari wawancara adalah :
1. Wawancara dapat digunakan untuk mengecek kebenaran data atau
informasi yang diperoleh.
2. Wawancara memungkinkan untuk mendapatkan data yang lebih luas.
3. Wawancara memungkinkan pewawancara mendapatkan penjelasan tentang
pertanyaan yang kurang dipahami.

I. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi
terhadap pembelajaran, melalui wawancara, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai
hasil belajar yang diperoleh siswa dari hasil tes pada setiap akhir siklus. Setelah
semua data terkumpul peneliti melakukan analisa evaluasi data untuk membuat
kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan
kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J. ANALISI DATA DAN KRITERIA KEBERHASILAN
Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisa data, yaitu peneliti memberi
uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisa data merupakan cara yang digunakan
peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya
orang yang meneliti, tetapi orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data
yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi
kegiatan siswa dan guru pada proses pembelajaran serta respon siswa terhadap
pelajaran Fiqih dengan menggunakan metode pembelajaran “Video based learning”.
Dalam menganalisa data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep
menggunakan analisa deskriptif dari setiap siklus.
I. TINDAK LANJUT/PENGEMBANGAN PERENCANAAN TINDAKAN

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan peneliti merupakan
jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam tiap
siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan,
pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan
perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi
peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan
selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. apabila setelah tindakan
siklus II selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka
akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus III sebagai
perbaikan pembelajaran Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan
maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. DESKRIPSI DATA SEBELUM TINDAKAN


1. Objek Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian tindakan kelas ini adalah MINU 07 Balik

Terus 2 terletak di Desa Balikterus 2 Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik

Provinsi Jawa Timur.

Berikut adalah identitas MINU 07 Balik Terus 2 :

a. Nama Madrasah : MINU 07 Balik Terus 2

b. Nomor Statistik Madrasah : 111235250208

c. NPSN : 60719155

d. Alamat : Dsn. Sungaiterus Selatan

e. Desa/Kelurahan : Balikterus

f. Kecamatan : Sangkapura

g. Kabupaten : Gresik

h. Provinsi : Jawa Timur

i. Kode Pos : 61181

k. Status Sekolah : Swasta

l. Akreditasi : Terakreditasi ”B”

*(Sumber: data skunder )

2. Pra Siklus
Kelas yang dijadikan objek penelitian di MINU 07 Balik Terus 2 yaitu pada kelas
IV yang berjumlah 11 siswa, terdiri dari 5 perempuan dan 6 laki-laki.
Berdasarkan pra siklus yang telah dilakukan dengan observasi mengenai hasil
belajar mata pelajaran Fikih di MINU 07 Balik Terus 2 bahwa masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, KKM yang ditetapkan adalah 75
hal ini tergambar pada tabel di bawah ini:
Data Hasil Belajar Kelas IV Mata Pelajaran Fikih

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 60   √
2 Indra wani 40   √
3 Khairul tamam 40   √
4 Lailatul Jalila 70  √
5 Misfatul Auliya 65 √ 
6 Misjuni 40   √
7 Moh. Rub'e Maulidi 60   √
8 Muhammad Erfan 85 √ 
9 Nadhifatul Munawwarah 85 √ 
10 Serlin Dewi Ayunda 70   √
11 Siti Auliaul Izza 60   √
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Berdasarkan data tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar kelas IV mata

pelajaran Fikih dapat dikatakan masih rendah terbukti dari rata-rata hasil belajar siswa masih

dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), Masalah yang dihadapi kelas IV adalah hasil

belajar yang rendah dikarenakan metode yang digunakan adalah metode ceramah yang hanya

menfungsikan indera pendengaran saja, sehingga pemahaman siswa tidak maksimal.

B. INTERPRETASI HASIL ANALISIS

a) Siklus I
1. Perencanaan
Penelitian tindakan siklus 1 Pada mata pelajaran Fikih pada 3.2 Menganalisis
tanda-tanda balig dan konsekuensinya dalam pelaksanaan ibadah. Dilaksanakan
pada hari Senin, 25 Oktober 2021, dengan jumlah peserta didik yang mengikuti
pembelajaran sebanyak 11 peserta didik.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan tindakan pada siklus I
terhadap hasil belajar Fikih peserta didik kelas IV MINU 07 Balik Terus 2
kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik, sebelum melakukan tindakan pada siklus
I, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam satu siklus dirancang dengan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit. Perancangan RPP mencakup penentuan: kompetensi dasar,
materi pokok, indikator, skenanrio pembelajaran, media/sumber belajar, dan
penilaian.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (20 menit)
2. Kegiatan inti
Tahap 2: Menyajikan Informasi (40 menit)
3. Penutup (10 menit)
Tahap 3 : Menyimpulkan dan menutup pembelajaran
b. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Sarana yang perlu dipersiapkan adalah proyektor, laptop, media video, dan
LKPD.

c. Membuat media pembelajaran


Media yang dibuat adalah media video pembelajaran terkait tanda-tanda baligh
dan konsekuensinya dalam kewajiban syariah

d. Membuat format penilaian

2. Tindakan
Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus 1 ini dilaksanakan sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian, peneliti
langsung menggunakan media. Hal itu dilakukan sebagai tahapan untuk melihat
hasil belajar peserta didik.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran siklus 1 ini adalah sebagai berikut:
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (20 menit)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar
dan mengecek kehadiran siswa (Comunication)
2. Kelas dilanjutkan dengan berdoa. (Religius)
3. Siswa mengecek kebersihan ruangan dan kerapihan tempat
belajarnya dengan bimbingan guru. (TPACK)
4. Siswa diminta untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-
19 dan tetap semangat belajar.
5. Siswa disampaikan mengenai materi yang akan dipelajari.
6. Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini.
7. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya secara sekilas. (Comunication,
Collaboration, Critical Thinking)
8. Siswa menyimak apersepsi dari guru mengenai materi yang akan
disampaikan.

Tahap 2: Menyajikan Informasi (40 menit)


9. Siswa diarahkan membaca buku mengenai tanda-tanda baligh
10. Siswa menyimak materi tanda-tanda baligh melalui video
pembelajaran.
11. Siswa bertanya jawab mengenai materi mukallaf. (Comunication,
Collaboration, Critical Thinking )
12. Siswa ditampilkan gambar perkembangan fisik manusia.
13. Siswa bertanya jawab mengenai gambar perkembangan manusia.
(Comunication, Collaboration, Critical Thinking )
14. Siswa menyimak materi pengertian baligh melalui video
pembelajaran
15. Siswa bertanya jawab mengenai materi baligh. (Comunication,
Collaboration, Critical Thinking )
16. Siswa diajak untuk menyimak slide power point mengenai tanda-
tanda baligh.
17. Siswa diberikan pertanyaan mengenai syarat-syarat mukallaf.
18. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai syarat-syarat mukallaf
(critical thinking)
19. Siswa diberikan pertanyaan mengenai tanda-tanda baligh.
20. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai tanda-tanda baligh
(critical thinking)
21. Siswa diberikan pertanyaan mengenai haid bagi perempuan.
22. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai Haid bagi perempuan
(communication and critical thinking)
23. Siswa menyimak penjelasan guru mengenai Haid bagi perempuan
Penutup (10 menit)
24. Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi hari ini
(Comunication and Critical Thinking )
25. Siswa diberikan penguatan materi pembelajaran.
26. Siswa diberikan pesan untuk tetap menjaga kesehatan.
27. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang
belum dipahami.
28. Siswa diarahkan untuk berdoa mandiri dan diakhiri salam.
(Religius)

Peneliti melakukan penelitian dan pengamatan pada peserta didik yang


terfokus pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar selama proses
pembelajaran berlangsung.

3. Pengamatan
Setelah dilakukan tindakan, maka peneliti melakukan observasi. observasi
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran fikih. Berikut hasil
observasi dari pembelajaran siklus I.

a) Observasi Guru
Sebagaimana observasi pada siklus I, observasi guru menggunakan
metode centang yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Observer
pada siklus 1 ini dilakukan oleh Kepala Madrasah MINU 07 BALIK TERUS 2
bapak Ach. Basyir, S.Pd.I. dengan hasil sebagai berikut:
Gambar 1
Lembar observasi guru

Dari Tabel observasi diatas dapat disimpilkan bahwa guru telah melaksanakan
proses pembelajaran sesuai yang direncanakan dengan baik.
b) Observasi siswa
Observasi siswa pada siklus 1 menggunakan format penilaian sikap
keterampilan. Hasil observasi adalah sebagai berikut:
Aspek Penilaian Juml
kategor
ah Nilai
No Nama siswa Keaktifan i
skor
Lisa Menden Menul Motor Ment
Visual
n gar is ik al
Cukup
3 2 2 3 4 3 17 2,27
1 Alaik Hosni Alvian Aktif
Kurang
2 2 2 3 1 2 12 1,60
2 Indra wani Aktif
Cukup
2 4 3 2 3 3 17 2,27
3 Khairul tamam Aktif
4 Lailatul Jalila 4 3 4 4 4 3 22 2,93 Aktif
5 Misfatul Auliya 3 3 4 4 3 3 20 2,67 Aktif
Kurang
2 2 2 2 2 2 12 1,60
6 Misjuni Aktif
Cukup
4 3 2 3 3 3 18 2,40
7 Moh. Rub'e Maulidi Aktif
8 Muhammad Erfan 3 3 3 4 3 4 20 2,67 Aktif
Nadhifatul
3 3 4 3 4 3 20 2,67 Aktif
9 Munawwarah
10 Serlin Dewi Ayunda 4 3 4 4 3 3 21 2,80 Aktif
Cukup
4 3 4 3 2 2 18 2,40
11 Siti Auliaul Izza Aktif

Jumlah total Skor 30

jumlah skor
Nilai = x4 = ………
total skor
Keterangan :

Skor Nilai
3,20 – 4,00 Sangat Aktif
2,50 – 3,10 Aktif
1,70 – 2,40 Cukup Aktif
0,90 – 1,60 Kurang Aktif
0,0 – 0,80 Tidak Aktif

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa 5 peserta didik aktif 4 peserta
didik cukup aktif dan 2 peserta didik kurang aktif.
REKAP NILAI HASIL PRETES PADA SIKLUS-1

Satuan Pendidikan: MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV

Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 50   √
2 Indra wani 30   √
3 Khairul tamam 20   √
4 Lailatul Jalila 60   √
5 Misfatul Auliya 50   √
6 Misjuni 20   √
7 Moh. Rub'e Maulidi 45   √
8 Muhammad Erfan 60   √
9 Nadhifatul Munawwarah 60   √
10 Serlin Dewi Ayunda 55   √
11 Siti Auliaul Izza 40   √
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas
REKAP NILAI HASIL POSTES PADA SIKLUS-1

Satuan Pendidikan: MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV

Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 80 √  
2 Indra wani 60  √
3 Khairul tamam 60  √
4 Lailatul Jalila 100 √  
5 Misfatul Auliya 80 √  
6 Misjuni 60   √
7 Moh. Rub'e Maulidi 80 √  
8 Muhammad Erfan 100 √  
9 Nadhifatul Munawwarah 100 √  
10 Serlin Dewi Ayunda 80 √  
11 Siti Auliaul Izza 80 √  
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa peserta didik


kelas IV hasil belajar pada siklus 1 untuk nilai pretes semua peserta didik tidak ada
yang tuntas. Namun pada rekap nilai postes dari 11 peserta didik terdapat 3 peserta
didik yang belum Tuntas, sedangkan 9 peserta didik tuntas dengan nilai 80-100
sesuai dengan KKM yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu diperlukan tindakan pada siklus 2 untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Diharapkan pada siklus 2 nanti
dengan menggunakan media video peserta didik dapat meningkatkan nilai di atas
KKM yang sudah ditentukan.

4. Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran pada siklus 1 ini dapat dilakukan
refleksi bahwa hasil belajar pada siklus 1 dengan menggunakan media video, hasil
belajar yang diperoleh oleh peserta didik belum 100% tuntas. Berdasarkan hal
tersebut maka pembelajaran pada siklus 1 belum mencapai keberhasilan, salah
satunya dikarenakan kurangnya fokus dan konsentrasi peserta didik dalam proses
pembelajaran pada Mapel fikih, maka peneliti memutuskan untuk melakukan
tindakan pada pembelajaran di siklus 2.
Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan pada siklus 2, terlebih pada
media pembelajaran yang sudah ditentukan. Adapun tindakan yang akan dilakukan
peneliti pada siklus 2 adalah sebagai berikut :
 Memberikan arahan dan penjelasan kepada peserta didik memalui video dan
slide powerpoint dengan lebih baik.
 Memberikan media video yang lebih interaktif dan menyenangkan.
 Mengarahkan Peserta didik agar lebih teliti dan fokus dalam mengerjakan soal.

b) Siklus II
1. Perencanaan
Penelitian tindakan siklus II Pada mata pelajaran Fikih pada KD 4.2
Menganalisis tanda-tanda balig dan konsekuensinya dalam pelaksanaan ibadah,
dengan Indikator pencapaian kompetensi (IPK) 4.2.1 Membuat resolusi diri
dalam menghadapi usia baligh dan 4.2.2 Mempresentasikan resolusi diri yang
dibuat. PTK siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin, 08 Nopember 2021,
dengan jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran sebanyak 11 peserta
didik.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan tindakan pada siklus
I terhadap hasil belajar Fikih peserta didik kelas IV MINU 07 Balik Terus 2
kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik, sebelum melakukan tindakan pada
siklus I, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:
e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam satu siklus dirancang dengan satu kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2x35 menit. Perancangan RPP mencakup penentuan:
kompetensi dasar, materi pokok, indikator, skenanrio pembelajaran,
media/sumber belajar, dan penilaian.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
4. Pendahuluan
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa (20 menit)
5. Kegiatan inti
Tahap 2: Menyajikan Informasi (40 menit)
6. Penutup (10 menit)
Tahap 3 : Menyimpulkan dan menutup pembelajaran
f. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Sarana yang perlu dipersiapkan adalah proyektor, laptop, media video, dan
LKPD.
g. Membuat media pembelajaran
Media yang dibuat adalah media video pembelajaran terkait tanda-tanda
baligh dan konsekuensinya dalam kewajiban syariah

h. Membuat format penilaian

2. Tindakan
Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II ini dilaksanakan sesuai
dengan RPP yang telah disusun. Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian,
peneliti langsung menggunakan media. Hal itu dilakukan sebagai tahapan untuk
melihat hasil belajar peserta didik.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran siklus II ini adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan
mengecek kehadiran siswa (Comunication)
2. Kelas dilanjutkan dengan berdoa. (Religius)
3. Siswa mengecek kebersihan ruangan dan kerapihan tempat belajarnya
dengan bimbingan guru. (TPACK)
4. Siswa diminta untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19 dan
tetap semangat belajar.
5. Siswa disampaikan mengenai materi yang akan dipelajari.
6. Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini.
7. Siswa diberikan test awal (prestest) untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa.
8. Guru membagi kelompok
b. Kegiatan Inti (40 menit)
Tahap 2: Menyajikan Informasi
1. Siswa memperhatikan video persiapan menghadapi masa baligh.
2. Setelah memperhatikan video pembelajaran, Siswa diberikan
kesempatan untuk menyimpulkan materi dalam video secara lisan.
3. Siswa bertanya jawab mengenai persiapan menghadapi masa baligh
(Comunication, Collaboration, and Critical Thinking)
4. Siswa dijelaskan mengenai persiapan menghadapi masa baligh
5. Siswa menyimak penjelasan mengenai persiapan menghadapi masa
baligh.
6. Siswa bertanya jawab mengenai kesiapannya menghadapi masa
baligh (Comunication, Collaboration, and Critical Thinking)
7. Siswa dijelaskan kegiatan belajar secara berkelompok
8. Siswa dibagikan LKPD mengenai resolusi diri menghadapi masa
baligh
9. Siswa berdiskusi mengenai resolusi diri menghadapi masa baligh
(Comunication, Collaboration, Creativity, and Critical Thinking)
10. Siswa dibimbing untuk memahami dan mengerjakan latihan di LKPD
tersebut (Comunication, Collaboration, Creativity, and Critical
Thinking)
11. Setelah siswa menyelesaikan, hasil di presentasikan pada
kelompoknya masing-masing.
12. Siswa diminta memilih satu orang dalam kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil kerjanya didepan kelas.
13. Hasil pekerjaan siswa dianalisis oleh guru sebagai penilaian
ketrampilan (KI-1)
Tahap 3: Evaluasi

1. Siswa diarahkan untuk mengerjakan soal evaluasi (post test)


2. Siswa mengerjakan soal evaluasi (post test) secara individu

Tahap 4: Penghargaan
1. Siswa diberikan penghargaan karena telah mengikuti pembelajaran
dengan baik

c. Kegiatan Penutup (15 menit)


1. Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi hari ini (Comunication and
Critical Thinking )
2. Siswa diberikan penguatan materi pembelajaran.
3. Siswa diberikan pesan untuk tetap menjaga kesehatan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
5. Siswa diarahkan untuk berdoa dan diakhiri salam. (Religius)
Selama proses pembelajaran berlangsung, di saat itulah peneliti
melakukan pengamatan dan penelitian pada peserta didik yang terfokus
pada pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar pada proses pembelajaran
yang sedang dilaksanakan.

3. Pengamatan
Setelah dilakukan tindakan, maka peneliti melakukan observasi. observasi
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran Fikih. Berikut hasil
observasi dari pembelajaran siklus II.
a) Observasi Guru
Sebagaimana observasi pada siklus II, observasi guru menggunakan
metode centang yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer.
Observer pada siklus II ini dilakukan oleh Guru MINU 07 BALIK TERUS
2 ibu Murtasiyah. Dengan hasil sebagai berikut :
Gambar Hasil Observasi Guru Siklus II

Dari Tabel observasi diatas dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan proses
pembelajaran sesuai yang direncanakan dengan baik.

b) Observasi siswa

Observasi siswa pada siklus II menggunakan format penilaian sikap


keterampilan dalam diskusi dan persentasi yang dilakukan oleh guru.
Hasil observasi adalah sebagai berikut :
Aspek Penilaian Juml
Nila
ah kategori
N Keaktifan i
Nama siswa skor
o
Visu Lisa Mende Motor Ment
Menulis
al n ngar ik al
Cukup
1 Alaik Hosni Alvian 4 2 3 4 3 2 18 2,40
Aktif
2 Indra wani 3 3 3 4 4 3 20 2,67 Aktif 
Cukup
3 Khairul tamam 2 3 3 3 4 3 18 2,40
Aktif 
Cukup
4 Lailatul Jalila 3 2 3 4 2 2 16 2,13
Aktif 
Cukup
5 Misfatul Auliya 2 2 3 4 2 2 15 2,00
Aktif 
Cukup
6 Misjuni 2 2 3 3 2 2 14 1,87
Aktif 
Moh. Rub'e Cukup
7 3 2 2 4 2 2 15 2,00
Maulidi Aktif 
8 Muhammad Erfan 4 3 3 4 4 3 21 2,80  Aktif 
Nadhifatul  Cukup
9 3 2 3 4 2 2 16 2,13
Munawwarah Aktif
1 Serlin Dewi Cukup
3 2 2 2 2 2 13 1,73
0 Ayunda Aktif 
1 Cukup
Siti Auliaul Izza 3 2 3 3 2 2 15 2,00
1 Aktif 

Jumlah total Skor 30

jumlah skor
Nilai = x4 = ………
total skor
Keterangan :
Skor Nilai
3,20 – 4,00 Sangat Aktif
2,50 – 3,10 Aktif
1,70 – 2,40 Cukup Aktif
0,90 – 1,60 Kurang Aktif
0,0 – 0,80 Tidak Aktif

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa 2 peserta didik aktif 9 peserta didik cukup
aktif.
REKAP NILAI HASIL PRETES PADA SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV
Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

N KETERANGAN
NAMA NILAI
O T TT
1 Alaik Hosni Alvian 30   √
2 Indra wani 30   √
3 Khairul tamam 40   √
4 Lailatul Jalila 50   √
5 Misfatul Auliya 30   √
6 Misjuni 20   √
7 Moh. Rub'e Maulidi 40   √
8 Muhammad Erfan 70   √
9 Nadhifatul Munawwarah 70   √
10 Serlin Dewi Ayunda 60   √
11 Siti Auliaul Izza 50   √
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas
REKAP NILAI HASIL POSTES PADA SIKLUS II

Satuan Pendidikan : MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV

Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 75 √  
2 Indra wani 75 √
3 Khairul tamam 75 √
4 Lailatul Jalila 90 √
5 Misfatul Auliya 85 √
6 Misjuni 75 √
7 Moh. Rub'e Maulidi 75 √  
8 Muhammad Erfan 95 √  
9 Nadhifatul Munawwarah 90 √  
10 Serlin Dewi Ayunda 75 √  
11 Siti Auliaul Izza 80 √  
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa peserta didik


kelas IV hasil belajar pada siklus II untuk nilai pretes semua peserta didik tidak
ada yang tuntas. Namun pada rekap nilai postes dari 11 peserta didik tuntas
dengan nilai 75-95 sesuai dengan KKM yang sudah ditetapkan.
Oleh karena itu diperlukan tindakan pada siklus III untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran dengan medea video.
Diharapkan pada siklus 3 nanti dengan menggunakan media video peserta didik
dapat lebih meningkatkan nilai.

4. Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran pada siklus II ini dapat dilakukan
refleksi bahwa hasil belajar pada siklus II dengan menggunakan media video,
hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik sudah 100% tuntas meski dengan
nilai yang pas dengan KKM. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran pada
siklus II ini belum mencapai keberhasilan, salah satunya dikarenakan kurangnya
fokus dan konsentrasi peserta didik dalam proses pembelajaran pada Mapel fikih,
maka peneliti memutuskan untuk melakukan tindakan pada pembelajaran di siklus
III.
Ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan pada siklus III, terlebih pada
media pembelajaran yang sudah ditentukan. Adapun tindakan yang akan
dilakukan peneliti pada siklus III adalah sebagai berikut :
 Memberikan arahan dan penjelasan kepada peserta didik memalui video
dan slide powerpoint dengan lebih baik.
 Memberikan media video yang lebih interaktif dan menyenangkan.
 Mengarahkan Peserta didik agar lebih teliti dan fokus dalam mengerjakan
soal.
 Memberikan penyegaran pada siswa sebelum pembelajaran dimulai

c) Siklus III
1. Perencanaan
Penelitian tindakan siklus III Pada mata pelajaran Fikih pada KD 3.3
Menerapkan mandi wajib setelah haid bagi perempuan sesuai syarat dan rukun 3.4
Menerapkan mandi wajib setelah ihtilam (mimpi basah) bagi perempuan sesuai
syarat dan rukun, dengan Indikator pencapaian kompetensi (IPK) 3.3.1 Menelaah
(C4) informasi tata cara bersuci dari hadas besar 3.3.2 Menyimpulkan (C5) tata
cara bersuci dari hadas besar 3.4.1 Menelaah (C4) Hikmah mandi wajib 3.4.2
Menyimpulkan (C5) Hikmah mandi wajib.
PTK siklus III ini dilaksanakan pada hari Senin, 15 Nopember 2021, dengan
jumlah peserta didik yang mengikuti pembelajaran sebanyak 11 peserta didik.
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi yang dilakukan tindakan pada siklus II
terhadap hasil belajar Fikih peserta didik kelas IV MINU 07 Balik Terus 2
kecamatan Sangkapura kabupaten Gresik, sebelum melakukan tindakan pada
siklus III, peneliti melakukan persiapan sebagai berikut:
i. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam satu siklus dirancang dengan satu kali pertemuan dengan alokasi
waktu 2x35 menit. Perancangan RPP mencakup penentuan: kompetensi dasar,
materi pokok, indikator, skenanrio pembelajaran, media/sumber belajar, dan
penilaian.
Langkah-langkah atau skenario pembelajaran pada siklus I mencakup
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
7. Pendahuluan(20 menit)
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
8. Kegiatan inti(40 menit)
Tahap 2: Menyajikan Informasi
9. Penutup (10 menit)
Tahap 3 : Menyimpulkan dan menutup pembelajaran
j. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Sarana yang perlu dipersiapkan adalah proyektor, laptop, media video, dan
LKPD.
k. Membuat media pembelajaran
Media yang dibuat adalah media video pembelajaran terkait materi mandi
wajib setelah haid dan ihtilam dan juga tata cara mandi wajib dan hikmah
mandi wajib
l. Membuat format penilaian

2. Tindakan
Kegiatan pembelajaran pada tindakan siklus II ini dilaksanakan sesuai dengan
RPP yang telah disusun. Langkah awal dalam pelaksanaan penelitian, peneliti
langsung menggunakan media. Hal itu dilakukan sebagai tahapan untuk melihat
hasil belajar peserta didik.
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran siklus II ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan kabar dan


mengecek kehadiran siswa (Comunication)
2. Kelas dilanjutkan dengan berdoa. (Religius)
3. Siswa mengecek kebersihan ruangan dan kerapihan tempat belajarnya
dengan bimbingan guru. (TPACK)
4. Siswa diminta untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari Covid-19 dan
tetap semangat belajar.
5. Siswa disampaikan mengenai materi yang akan dipelajari yaitu
pengertian hadas, tata cara bersuci dan hikmah mandi wajib melalui
video pembelajaran.
6. Melaksanakan pretest
7. Siswa dijelaskan tujuan pembelajaran pada hari ini.
8. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang sudah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya secara sekilas. (Comunication,
Collaboration, Critical Thinking)
9. Siswa menyimak apersepsi dari guru mengenai materi yang akan
disampaikan.

b. Kegiatan Inti (40 menit)


Tahap 2: Menyajikan Informasi

1. Siswa bertanya jawab mengenai hadas, tata cara bersuci dan hikmah
mandi wajib dengan bimbingan guru (Comunication, Critical Thinking )
2. Siswa menyimak materi hadas, tata cara bersuci dan hikmah mandi wajib
dengan bimbingan guru melalui video pembelajaran.
3. Siswa bertanya jawab mengenai hadas, tata cara bersuci dan hikmah
mandi wajib dalam video pembelajaran dengan bimbingan guru
(Comunication, Critical Thinking)
4. Siswa diberikan pertanyaan mengenai Pengertian hadas
5. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai pengertian hadas (critical
thinking)
6. Siswa diberikan pertanyaan mengenai Rukun mandi wajib
7. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai Rukun mandi wajib (critical
thinking)
8. Siswa diberikan pertanyaan mengenai sunnah mandi wajib
9. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai sunnah mandi wajib (critical
thinking)
10. Siswa diberikan pertanyaan mengenai hikmah mandi wajib
11. Siswa menjawab pertanyaan guru mengenai hikmah mandi wajib (critical
thinking)
12. Siswa dibagikan LKPD mengenai materi hadas, tata cara bersuci dan
hikmah mandi wajib
Tahap 3 : mengorganisir siswa dalam kelompok
1. Guru membagi kelompok
2. Siswa berdiskusi materi hadas, tata cara bersuci dan hikmah mandi
wajib (Comunication, Collaboration, Creativity, and Critical Thinking)
3. Siswa dibimbing untuk memahami dan mengerjakan latihan di LKPD
tersebut (Comunication, Collaboration, Creativity, and Critical Thinking)
4. Selanjutnya, siswa bekerja secara berkelompok
5. Diskusi dan kerja kelompok dipantau oleh guru
6. Setelah siswa menyelesaikan, hasil pekerjaan kelompok dikumpulkan
7. Siswa diminta untuk jujur mengerjakan sesuai kemampuan.
(Integritas)
8. Hasil pekerjaan siswa dianalisis oleh guru sebagai penilaian

Tahap 4 : praktek mandi wajib


1. Siswa belajara tata cara mandi wajib secara berkelompok
2. Siswa mempraktekkan mandi wajib secara kelompok
Tahap 5: Evaluasi
9. Siswa diarahkan untuk mengerjakan soal evaluasi
10. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
Tahap 6: Penghargaan
Siswa diberikan penghargaan karena telah mengikuti pembelajaran dengan
baik
c. Kegiatan Penutup (15 menit)
6. Siswa dibantu oleh guru menyimpulkan materi hari ini (Comunication and
Critical Thinking )
7. Siswa diberikan penguatan materi pembelajaran.
8. Siswa diberikan pesan untuk tetap menjaga kesehatan.
9. Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
10. Siswa diarahkan untuk berdoa dan diakhiri salam. (Religius)

Selama proses pembelajaran berlangsung, di saat itulah peneliti melakukan


pengamatan dan penelitian pada peserta didik yang terfokus pada
pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar pada proses pembelajaran yang
sedang dilaksanakan.

3. Pengamatan

Setelah dilakukan tindakan, maka peneliti melakukan observasi. observasi


dilakukan untuk mengetahui hasil belajar pada pembelajaran Fikih. Berikut hasil
observasi dari pembelajaran siklus II.
a. Observasi Guru
Sebagaimana observasi pada siklus III, observasi guru menggunakan metode
centang yang dilakukan oleh teman sejawat sebagai observer. Observer pada
siklus II ini dilakukan oleh Guru MINU 07 BALIK TERUS 2 Bapak Samsul
Arifin, S. Pd.I. Dengan hasil sebagai berikut :
Gambar Hasil Observasi Guru Siklus III

Dari Tabel observasi diatas dapat disimpulkan bahwa guru telah melaksanakan proses
pembelajaran sesuai yang direncanakan dengan baik.

b. Observasi siswa

Observasi siswa pada siklus III menggunakan format penilaian sikap


keterampilan dalam diskusi dan persentasi yang dilakukan oleh guru.
Aspek Penilaian Juml
Nila
ah kategori
N Keaktifan i
Nama siswa skor
o
Visu Lisa Menden Menul Motor Ment
al n gar is ik al
1 Alaik Hosni Alvian 4 3 4 4 3 3 21 2,80  Aktif
Cukup
2 Indra wani 3 3 3 3 3 3 18 2,40
Aktif 
Cukup
3 Khairul tamam 2 3 2 3 4 2 16 2,13
Aktif 
4 Lailatul Jalila 3 3 4 4 3 3 20 2,67 Aktif 
5 Misfatul Auliya 3 3 3 4 3 3 19 2,53  Aktif
Cukup
6 Misjuni 3 3 3 3 2 2 16 2,13
Aktif 
Moh. Rub'e Cukup
7 3 3 3 3 3 3 18 2,40
Maulidi Aktif 
8 Muhammad Erfan 4 3 4 4 4 3 22 2,93  Aktif
Nadhifatul
9 3 3 3 4 3 3 19 2,53  Aktif
Munawwarah
1 Serlin Dewi Cukup
3 3 3 3 3 3 18 2,40
0 Ayunda Aktif 
1 Cukup
Siti Auliaul Izza 3 3 3 3 3 3 18 2,40
1 Aktif 
Hasil observasi adalah sebagai berikut :
30
Jumlah total Skor

jumlah skor
Nilai = x4 = ………
total skor

Keterangan :
Skor Nilai
3,20 – 4,00 Sangat Aktif
2,50 – 3,10 Aktif
1,70 – 2,40 Cukup Aktif
0,90 – 1,60 Kurang Aktif
0,0 – 0,80 Tidak Aktif

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa 5 peserta didik aktif 6 peserta didik
cukup aktif.
REKAP NILAI HASIL PRETES PADA SIKLUS III

Satuan Pendidikan : MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV

Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 30   √
2 Indra wani 30   √
3 Khairul tamam 40   √
4 Lailatul Jalila 75  √
5 Misfatul Auliya 30   √
6 Misjuni 20   √
7 Moh. Rub'e Maulidi 40   √
8 Muhammad Erfan 75 √ 
9 Nadhifatul Munawwarah 75 √ 
10 Serlin Dewi Ayunda 60   √
11 Siti Auliaul Izza 50   √
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas
REKAP NILAI HASIL POSTES PADA SIKLUS III

Satuan Pendidikan : MINU 07 BALIK TERUS 2

Kelas/Semester : IV

Mata Pelajaran : Fikih

KKM : 75

KETERANGAN
NO NAMA NILAI
T TT
1 Alaik Hosni Alvian 85 √  
2 Indra wani 85 √
3 Khairul tamam 80 √
4 Lailatul Jalila 100 √
5 Misfatul Auliya 90 √
6 Misjuni 75 √
7 Moh. Rub'e Maulidi 80 √  
8 Muhammad Erfan 100 √  
9 Nadhifatul Munawwarah 100 √  
10 Serlin Dewi Ayunda 100 √  
11 Siti Auliaul Izza 80 √  
Keterangan : T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Berdasarkan hasil pengamatan diatas, dapat diketahui bahwa peserta didik


kelas IV hasil belajar pada siklus III untuk nilai pretest semua peserta didik tidak
ada yang tuntas, namun pada rekap nilai posttest dari 11 peserta didik 100% peserta
didik tuntas dengan nilai 75-100 sesuai dengan KKM yang sudah ditetapkan.

4. Refleksi
Setelah melakukan proses pembelajaran pada siklus III ini dapat dilakukan
refleksi bahwa hasil belajar pada siklus III dengan menggunakan media video, hasil
belajar yang diperoleh oleh peserta didik sudah 100% tuntas. Berdasarkan hal
tersebut maka pembelajaran menggunakan media video pada siklus III ini mencapai
keberhasilan. Karenanya media pembelajaran video dapat dijadikan salu satu media
yang efektif untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.
C. PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di dalam
kelas pada saat proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran Fikih dengan menggunakan strategi pembelajaran
metode Video based learning, dari hasil penelitian pembelajaran Fikih menggunakan
strategi pembelajaran metode Video based learning hasil belajar yang baik dan
memuaskan. Hal ini mengalami peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 3.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik selama pembelajaran
berlangsung. Oleh karena itu maka pembelajaran menggunakan metode Video based
learning dapat dikatakan menjadi salah satu solusi untuk mencapai target yang telah
ditentukan. Berdasarkan dari hasil belajar pada siklus I masih banyak peserta didik
yang belum tuntas. Dengan demikian semangat belajar peserta didik kurang maksimal
dan masih banyak yang belum mencapai KKM.

Melihat hasil tersebut, agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik maka
peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode
Video based learning. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai tes yang diperoleh
peserta didik disetiap siklusnya pada table berikut:
Hasil Rekapitulasi Nilai-Nilai Antar Siklus

NILAI
NO NAMA Siklus I Siklus II Siklus
III
1 Alaik Hosni Alvian 80 75 85
2 Indra wani 60 75 85
3 Khairul tamam 60 75 80
4 Lailatul Jalila 100 90 100
5 Misfatul Auliya 80 85 90
6 Misjuni 60 75 75
7 Moh. Rub'e Maulidi 80 75 80
8 Muhammad Erfan 100 95 100
9 Nadhifatul Munawwarah 100 90 100
10 Serlin Dewi Ayunda 80 75 100
11 Siti Auliaul Izza 80 80 80

Pada siklus I hasil belajar yang didapat dari 11 peserta didik yang mengikuti

proses pembelajaran hanya 3 yang dinyatakan tidak tuntas dan 8 peserta didik tuntas.

Untuk menilai hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar yang selama ini telah

berlangsung, maka peneliti mengkaji ulang data yang diperoleh dan melakukan

perbaikan. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode Video

based learning dalam pembelajaran di kelas. Sehingga peneliti memberikan

penjelasan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang metode Video based

learning yang akan diterapkan dalam pembelajaran. Mengingat jumlah peserta didik

yang mencapai KKM belum mencapai target, maka dari itu diperlukan perbaikan

pada tahap berikutnya yaitu siklus 2

Pada siklus 2 hasil belajar yang di dapat dari 11 peserta didik yang mengikuti

proses pembelajaran seluruh peserta didik tuntas. Dengan nilai yang belum terlalu

baik. Untuk menilai hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar yang selama ini telah

berlangsung, maka peneliti mengkaji ulang data yang diperoleh dan melakukan

perbaikan. Perbaikan yang dilakukan adalah dengan menerapkan metode Video

based learning dalam pembelajaran di kelas. Sehingga peneliti memberikan

penjelasan terlebih dahulu kepada peserta didik tentang materi dengan menggunakan

metode Video based learning yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

Dengan menggunakan metode Video based learning ini pada siklus 3

terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik dari 11 peserta didik dinyatakan

tuntas 100%, bahkan hasil nilai semua peserta didik lebih dari KKM yang sudah

ditetapkan. Dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik yang sudah meningkat dan

sangat memuaskan yaitu telah melampaui KKM. Hasil pencapaian KKM pada siklus
I, siklus II dan siklus III dapat dilihat dari tabel berikut:

Data Ketuntasan KKM Peserta didik Antar Siklus

Jumlah
No Pelaksanaan Kategori Persentase
Peserta didik
Tuntas 8 73%
1 Siklus-I
Belum tuntas 3
27%
Tuntas 11
100%
2 Siklus-II
Belum tuntas 0
0%
Tuntas 11
100%
3 Siklus-III
Belum tuntas 0
0%

Data Ketuntasan KKM Peserta didik Antar Siklus

12

10

6 11 11

8
4

2 3
0 0
0

Dari pembahasan di atas adanya penerapan metode Video based learning

merupakan suatu inovasi baru dalam pembelajaran Fikih di MINU 07 Balik

Terus 2 yang variatif. metode Video based learning ini mengajak peserta didik

untuk aktif dan banyak latihan di kelas. Dalam pembelajaran aktif peserta didik

dituntut untuk mengeksplorasi pikiran dan pengetahuannya dalam memecahkan

suatu permasalahan pembelajaran secara bersama-sama. Sehingga peserta didik

termotivasi untuk belajar dan memahami pelajaran Fikih.

Dari hasil catatan lapangan, observasi, tes dan dokumentasi yang telah
dilaksanakan, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa metode Video based

learning dalam pembelajaran Fikih membawa dampak positif yang dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MINU 07 Balik Terus 2,

sudah mengalami peningkatan 100% namun harapan kedepan metode Video

based learning tidak hanya sampai disini, guru Fikih diharapkan mengadakan

tindak lanjut dari penerapan ini dengan metode Video based learning ataupun

strategi pembelajaran yang bersifat inovatif lainnya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai