Analisis Biomolekul
Analisis Biomolekul
ANALISIS BIOMOLEKUL
Kelompok 5
Nurul Marfira G84160084
Neng Sinta Noveria Aska G84160027
Veren Calisya G84160058
DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling
utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu
sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen,
oksigen, nitrogen dan terkadang juga sulfur serta fosfor (Poedjiadi dan Supriyanti
2006). Protein memiliki peranan sebagai enzim, alat pengangkut dan
penyimpanan, pengatur pergerakan, penunjang mekanik, pertahanan tubuh atau
imunisasi, media perambatan impuls saraf, dan pengendalian pertumbuhan
(Lehninger 2010).
Protein memiliki struktur yaitu primer, sekunder, tersier dan kuartener.
Struktur primer protein dibentuk oleh asam amino yang tergabung dalam ikatan
polipeptida. Pada struktur sekunder, rangkaian polipeptida bersifat reguler dan
memiliki pola lipatan berulang dari rangka protein. Dua tipe umum struktur
protein sekunder yaitu α-heliks dan β-sheet. Struktur polipeptida yang terjadi dari
lipatan disebut struktur tersier. Struktur kuartener protein adalah asosiasi yang
terjadi antara dua atau lebih rangkaian polipeptida menjadi protein multisubunit
(Wibowo 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur protein antara lain
suhu, pH, radiasi, dan pelarut organik (Poedjiadi dan Supriyanti 2006).
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, tidak dapat larut dalam
air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform
(Sloane 2003). Lipid memiliki berbagai fungsi di dalam tubuh, diantaranya adalah
menghasilkan energi yang dibutuhkan, menghasilkan asam lemak esensial,
pelumas di antara persendian, membantu pengeluaran sisa makanan, dan memberi
kepuasan cita rasa (Suhardjo dan Kusharto 2010). Lipid tidak memiliki rumus
molekul yang sama, tetapi terdiri dari beberapa golongan yang berbeda.
Berdasarkan kemiripan struktur kimia yang dimiliki, lipid dibagi menjadi
beberapa golongan, yaitu asam lemak, lemak dan fosfolipid. Lemak secara kimia
diartikan sebagai ester dari asam lemak dan gliserol (Salirawati 2007).
Komponen dasar lemak adalah asam lemak dan gliserol yang diperoleh
dari hasil hidrolisis lemak, minyak maupun senyawa lipid lainnya. Asam lemak
pembentuk lemak dapat dibedakan berdasarkan jumlah atom C, ada atau tidaknya
ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan rangkap (Sartika 2008).
Lipid dibagi dalam tiga golongan besar yaitu lipid sederhana, lipid gabungan dan
derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid,
contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol. Berdasarkan sumbernya, lipid
dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fat), lemak susu (milk fat), minyak
ikan (fish oil), Berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dapat dibagi dalam dua
golongan yang besar, yakni lipid yang dapat disabunkan, yakni dapat dihidrolisis
dengan basa, contohnya lemak, dan lipid yang tidak dapat disabunkan, contohnya
steroid (Hart 2003).
Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara sederhana
karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah senyawa
karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat paling
sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau
berupa aldehid keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Berdasarkan
pengertian diatas diketahui bahwa karbohidrat terdiri atas atom C, H dan O dan
rumus umum karbohidrat CnH2nOn atau Cn(H2O)n (Wiratmaja et al. 2011).
Karbohidrat tersusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O). Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya membedakan karbohidrat
satu dengan yang lainnya, sehingga ada karbohidrat yang masuk kelompok
struktur sederhana seperti monosakarida dan disakarida dan dengan struktur
kompleks atau polisakarida seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa
(Kusbandari 2015). Karbohidrat dibagi menjadi dua golongan yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas
monosakarida, disakarida dan oligosakarida (Siregar 2014).
Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida pati yang terdiri atas lebih
dari dua ikatan monosakarida dan polisakarida nonpati atau serat. Jenis
polisakarida yang banyak bermanfaat adalah pati, dekstrin, glikogen dan
polisakarida nonpati. Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-padian,
biji-bijian dan umbi-umbian (Siregar 2014).
Pati adalah polimer glukosa dengan rumus molekul (C6H10O5)n. Pati
dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu amilosa yang merupakan polimer rantai
lurus yang terdiri dari ribuan glukosa dengan ikatan α-1,4-glukosida dan
amilopektin yang mengandung percabangan rantai akibat adanya ikatan α-1,6-
glukosida di beberapa bagiannya. Pati dapat ditemukan pada umbi, daun, batang
dan biji-bijian. Pati merupakan kelompok terbesar karbohidrat cadangan yang
dimiliki oleh tumbuhan sesudah selulosa Secara molekuler, pemecahan pati oleh
enzim amilase dibantu oleh residu asam amino pada sisi aktif enzim (Nangin dan
Sutrisno 2015). Praktikum ini bertujuan menelusuri unsur pembentuk karbohidrat,
protein, dan lipid dengan metode pemanasan, mengamati kestabilan gelung heliks
pati dengan uji iodium terhadap pengaruh pemanasan, serta membandingkan
bentuk granula pati dari berbagai sumber karbohidrat.
METODE
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah pati, albumin, margarin,
tepung kanji, pereaksi iodium, akuades,tepung beras, tepung gandum, dan tepung
jagung.
Alat yang digunakan tabung reaksi, penjepit tabung, pemanas spritus,
gelas piala, gelas ukur, rak tabung, pipet volumetrik, neraca timbangan, kaki tiga
dan kawat basa.
Prosedur Percobaan
Protein (albumin) + + −
Lipid (margarin) + + −
Setelah pemanasan +
Setelah didinginkan ++
Keterangan: + : warna tidak pekat, ++ : warna pekat, +++ : warna sangat pekat.
Struktur granula pati terdiri dari kristal dan bukan kristal. Kristal merupakan
perubahan sejumlah besar rantai glukosa yang mengalami pengikatan hidrogen
untuk membentuk area yang sulit bagi air dan enzim untuk menembus. Granula
pati asli tidak dapat larut dalam air dingin. Ketika pati murni dipanaskan dalam
air, granula akan mengembang dan strukturnya hancur (gelatinisasi). Proses
penghilangan kristal oleh panas dan air tersebut disebut proses gelatinisasi.
Granula pati yang mengalami gelatinisasi dapat dibuat membengkak luar biasa
dan bersifat tidak dapat kembali pada kondisi semula. Suhu pada saat granula pati
pecah disebut suhu gelatinisasi (Winarno, 1992).
Berdasarkan Tabel 3, bentuk granula pati jagung terlihat berkumpul dan
berbentuk bulat. Hal ini sesuai literatur yang meyebutkan granula pati jagung
adalah membulat dan bersegi banyak, ukurannya antara 3 – 26 μm, hilum pada
granula terletak di tengah. Pati jagung komersial berwarna biru bila diberi Iodin.
Dibanding sumber pati lain, jagung mempunyai beragam jenis pati, mulai dari
amilopektin rendah sampai tinggi. Jagung dapat digolongkan menjadi empat jenis
berdasarkan sifat patinya, yaitu jenis normal mengandung 74- 76% amilopektin
dan 24-26% amilosa, jenis waxy mengandung 99% amilopektin, jenis amilomaize
mengandung 20% amilopektin atau 40-70% amilosa, dan jagung manis
mengandung sejumlah sukrosa di samping pati. Jagung normal mengandung 15,3-
25,1% amilosa, jagung jenis waxy hampir tidak beramilosa, jagung amilomize
mengandung 42,6-67,8% amilosa, jagung manis mengandung 22,8% amilosa
(Belitz dan Grosch 1999)
Menurut Belitz dan Grosch (1999) pengaturan dan susunan molekul amilosa
dan amilopektin dalam granula pati bersifat khas untuk setiap sumber pati
sehingga akan menentukan bentuk dan ukuran granula. Struktur amilosa yang
cenderung lurus sebagian besar berada pada bagian amorphous dari granula pati
dan sebagian kecil menyusun bagian kristalin pati. Sementara itu, molekul
amilopektin berperan sebagai komponen utama penyusun bagian kristalin pati.
Macam – macam bentuk granula pati umumnya adalah bulat, lonjong, ataupun
bersegi banyak. Ukuran granula pati umumnya berkisar antara 1 mikron sampai
100 mikron.
Tabel 3 Identifikasi granula polisakarida
Bahan Pengamatan Literatur
Tepung beras
https://journal.unpar.ac.id/
Tepung gandum
https://journal.unpar.ac.id/
Tepung jagung
https://journal.unpar.ac.id/
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA