Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SAP

“BLUE BIRD”

Disusun oleh :

1. Fitri Amalia (10221794)

2. Ibnu Abiarul Y.S. (10221890)

3. Raihana Fakhira (11221661)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS GUNADARMA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………….

1.1 Gambaran Umum Blue Bird…………………………………………………………………………………..

1.2 Produk dan Layanan………………………………………………………………………………………………..

1.3 Visi Misi……………………………………………………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………..

2.1 Implementasi PT. Blue Bird………………………………………………………………………………..

2.2 Kekurangan dan Kelebihan………………………………………………………………………………….

2.3 Solusi Untuk Mengatasi Kekurangan………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………

3.1 SAP PT. Blue Bird……………………………………………………………………………………………………….

3.2 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………………………

II
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Blue Bird

PT Blue Bird Indonesia didirikan pada tahun 1972 oleh

Nyonya Mutiara Djokosoetono, SH. Saat itu namanya belumlah Blue Bird,

melainkan Chandra Taksi. Target pasar yang dibidik adalah rental mobil

khusus untuk para jurnalis dan pengunjung dari atau ke hotel dan airport.

Saat itu hanya terdapat 25 mobil yang digunakan untuk beroprasi. Chandra

Taksi inilah kemudian dikenal sebagai Taksi Blue Bird.

Dari embrio taksi inilah berkembang sebuah perusahaan besar yang

membawahi sekitar 20 anak perusahaan yang bergerak tidak hanya

dibidang trasportasi, tetapi juga merambah usaha manufaktur, property,

dan support services. Khusus untuk bidang transportasi sendiri PT Blue

Bird Group telah mengakuisisi beberapa perusahaan taksi.

Untuk usaha transportasi khusus penumpang, PT Blue Bird Group

mengkatagorikan jasanya ke dalam beberapa anak perusahaan untuk

target market yang berbeda. Secaraumum, taksi yang memiliki warna biru

ditargetkan untuk segmen masyarakat umum. Dalam katagori ini, ada

beberapa anak perusahaan dimana setiap anak perusahaan memiliki nama

dan logo yang berbeda.

Di segmen eksekutif, PT Blue Bird Group menyediakan Silver Bird

dengan armadanya yang berwarna hitam. Jauh berbeda dengan taksi

regular yang berwarna biru, taksi eksekutif ini memberikan 3

keistimewaan utama, yaitu Comfort, Convenience, dan Safety. Mobil yan

gdipergunakan pun terbilang lebih mewah dari taksi regular, tapi tentu

saja masih ada lampu tanda taksi di atasnya. Dan yang terakhir untuk

segmen transportasi penumpang, yaitu katagori limousine yang dalam goup

ini dikenal dengan Golden Bird. Berbeda dengan dua katagori taksi

III
sebelumnya, taksi ini menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam,

yang artinya tentu saja mobil pribadi. Taksi ini ditunjukkan untuk orang-

orang kelas VIP. Golden Bird yang disewakan ini sangat tepat bagi

perusahaan yang menginginkan mobil mewah dalam operasional kantornya,

mengingat biaya operasional dan depresiasi akan bisa diminimalkan. Taksi

Golden Bird ini memang tidak tampak seperti pada umumnya. Hanya ada

tambahan stiker logo Blue Bird di bagian kaca depan sopir.

Selain taksi, untuk jasa angkutan penumpang PT Blue Bird Group

juga menyediakan sarana angkutan missal berupa bus carter, yaitu Big

Bird. Dengan area pelayanan transportasi meliputi Jawa, Bli, dan

Sumatera. Big Bird juga melayani transportasi bagi anak sekolah

diantaranya British International School, Jakarta Japanese School,

Korean International School, dan German International School.

1.2 Produk dan Layanan

Empat divisi utama dari Blue Bird terdiri dari:

a. Transportasi

1) Passanger

Perusahaan Service Type Tahun Berdiri


Blue Bird Taxi 1972
Golden Bird Limousine 1972
Big Bird Charter Bus 1979
Golden Bird Bali Limousine 1989
Gamnya Taxi 1990
Silver Bird Executive Taxi 1993
Bali Taksi Taxi 1994
Morante Jaya Taxi 1995
Lombok Taksi Taxi 1996
Surabaya Taksi Taxi 1997
Cendrawasih Taxi 1997
Pusaka Nuri Taxi 1998
Lintas Buana Taxi 2000
Pusaka Satria Taxi 2000

IV
2) Non-Passanger

Perusahaan Service Type Tahun Berdiri


Iron Bird Container Truck 1992
Angkutan Kontenindo Container Truck 1993

Antarmoda

b. Manufaktur

Perusahaan Service Type Tahun Berdiri


Everlite Automobile Lights 1975
Restu Ibu Bus Body Building 1981
Ziegler Indonesia Fire & Rescue Truck 1990

Manufacturing

c. Property

Perusahaan Service Type Tahun Berdiri


Holiday Resort Hotel 1991

Lombok

d. Supporting

Perusahaan Service Type Tahun berdiri


Jasa Alam Petrol & Gas Station 1987
Gas Biru CMG Converter 1987
Ritra Connas Freight Container Depot 1996

Centre Werehouse

1.3 Lokasi

a. Kantor Pusat

Gedung Blue Bird

Jl. Mampang Prapatan Raya No.60

Jakarta 12790, Indonesia

Telp. (021)7989000, 7989111

V
b. Pool (Jabodetabek)

Kemayoran, Mampang, Ciputat, Kramat Jati, Cimanggis, Raden Inten,

Penggilingan, Kelapa Gading, Daan Mogot, Puri Indah, Pondok Cabe I,

Pondok Cabe II, Bintaro, Halim, Narogong, Japos.

1.4 Strategi Bisnis Perusahaan

Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan

sekitarnya saja, melainkan di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali,

sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden

Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun

1994. Kemudian berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular

memasuki Lombok dengan nama Lombok Taksi dan kota Surabaya

dengannama Surabaya Taksi.

Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai menjamah kota

Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah

armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini mendapatkan pertentangan

yang cukup keras dari operator-operator taksi lainnya di Bandung. Harus

diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird

Group, cukup menjadi ancaman terhadap operator taksi lainnya.

Gebrakan bisnis Blue Bird sepertinya tidak cukup di jalur angkutan

penumpang saja, jasa non-penumpang pun telah digeluti Blue Bird dengan

menyediakan jasa Truck Container, yaitu Iron Bird dan Angkatan

Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi primer, Blue Bird juga

mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufaktur otomotif.

VI
Sebagai maarke leader, mempertahankan reputasi sebagai

mitra transportasi yang handal memang tidah mudah. Oleh sebab itu,

untuk membentuk brand loyality para konsumen, Blue Bird menerapkan

quality control terhadap seluruh lini usahanya, dari technical support

hingga customer service.

Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khususnya

adalah taksi. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini

adalah para pengemudinya. Selain berfungsi sebagai driver, pengemudi

juga berfungsi sebagai customer service dan sales force. Pengemudi di

Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari

pengemudi inilah image Blue Bird dibangun.

Selain pengemudi, ada pula call center yang harus bekerja keras

merespon setiap permintaan pelanggan. Beruntung dengan adanya

teknologi radio, GPS, MDT, Internet, dan kini dengan SMS, order dari

pelanggan dapat ditangani dengan cepat dan mudah.

Keistimewaan lainnya dari pelayanan transportasi Blue Bird ini

adalah ketersediaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan

tidak pernah sepi dari armada taksi. Dengan model kerja shift karyawan,

taksi yang beredar dijalananan diharapkan akan ada baik siang maupun

malam hari, dari hari kerja, biasa, hingga hari libur sekalipun.

Dari segi pricing, Blue Bird bukanlah perusahaan yang bermain-

main strategi ini. Tarif yang dikenakan oleh Blue Bird mengikuti standar

yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Bahkan untuk

menjaga image nya, setiap kali ada perubahan tarif, Blue Bird langsung

VII
aktif merespon. Dengan menerapkan tarif yang berlaku, Blue Bird menjadi

teladan dalam urusan pricing, dan tentunya tidak akan kebingungan dengan

biaya operasional. Bahkan, dengan pricing ini bagi konsumen Blue Bird akan

menjadikannya sebagai operator taksi yang konsisten sehingga positioning

Blue Bird tetap terjaga.

1.5 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi : Menjadi mitra transportasi yang terpercaya

b. Misi : - Mencapai kepuasan pelanggan

- Terus membangun dan mempertahankan posisi pertama sebagai

pemimpin pasar

2  Mencapai kepuasan pelanggan


3  Terus membangun dan mempertahankan posisi pertama sebagai pemimpi

Terus membangun dan


-

mempertahankan posisi
pertama sebagai pemimpin

BAB 3

PENUTUP

3.1 SAP Blue Bird

VIII
Hasil investasi implementasi system penjualan dengan aplikasi SAP modul

Sales Distribution, menggunakan metode information economics. Dalam kegiatan

oprasional sehari-hari departemen-departemen yang berhubungan dengan system

penjualan ialah departemen Sales dan departemen Operational. Mereka terlibat

dalam proses penjualan jasa kepada pelanggan sebagai bentuk transaksi bisnis PT

Blue Bird Group. Pada implementasi system aplikasi modul SD ini, setiap

departemen dapat mengakses informasi yang mereka butuhkan secara

terintegrasi.

Tahap kegiatan utama bisnis yang dilakukan akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Price quotation

Proses bisnis penjualan yang ada di PT Blue Bird group dimualai dengan

pembuatan quotation (pe-nawaran harga) oleh bagian Sales Marketing. Price

quotation dibuat berdasarkan permintaan dari pelang-gan untuk menggunakan

layanan jasa PT Blue Bird Group. Didalam price quotation terdapat informasi

rincian jenis kendaraan yang hendak digunakan, lama pemakaian, serta harga yang

diberlakukan. Quota-

tion kemudian diberikan kepada pelanggan untuk disetujui. Dalam satu

permintaan jasa dari pelanggan, proses pembuatan quotation ini sendiri bisa lebih

dari satu kali, sampai pihak pelanggan setuju terhadap harga yang diberikan.

IX
2. Contract

Pembuatan contract didasari oleh quotation yang telah disetujui, dan

bagian yang melaksanakannya adalah bagian Sales. Pembuatan contract

dimaksudkan untuk memberikan informasi secara mendetail berapa lama

pemakaian pelanggan terhadap jasa antar jemput PT Blue Bird Group.

X
Tampilan antarmuka pembuatan Contract

3. Create Sales Order

Setelah rincian contract selesai dibuat, maka proses selanjutnya ialah membuat

sales order untuk kepentingan bagian Sales. Sales order berfungsi sebagai

proses pelaksanaan contract yang disetujui. Informasi yang terdapat di dalam

sales order hampir sama dengan yang terdapat dalam contract namun juga

mencakup informasi penjualan lainnya seperti informasi perhitungan pajak,

dan lain – lain. Satu contract dapat memiliki banyak sales order, ini disebabkan

oleh pembuatan sales order yang dilakukan secara periodik, sampai masa

contract berakhir.

XI
Tampilan antarmuka pembuatan Sales Order

4. Planning Order

Planning order dibuat oleh bagian Operational. Bagian Operational dari

pool yang bersangkutan akan menangani pelaksanaan jasa layanan antar jemput

yang sudah didefinisikan dalam contract dan sales order, lalu kemudian

melakukan penjadwalan dan perencanaan sumber daya yang akan digunakan, ini

mencakup ketersediaan alat transportasi (bus, mobil, atau lainnya) serta

ketersediaan driver. Fungsi lainnya yang terdapat dalam manajemen planning

order ialah user dapat melihat status dari planning order dalam bentuk laporan

riwayat planning order. Status dari planning order akan terupdate didalam

sistem apabila driver telah melaksanakan proses ceklist (mobil keluar) dan

pengendalian (mobil masuk).

XII
5. Ceklist

Ceklist berfungsi untuk menandai apabila seorang driver membawa keluar mobil.

Ceklist mengupdate status dari planning order sehingga bagian operation pool

dapat mengetahui lewat sistem, mobil mana yang sedang berada diluar pool dan

jam keberangkatan. Ceklist didasari dari penugasan driver untuk melaksanakan

layanan antar jemput sesuai dengan planning order yang ditentukan sebelumnya

oleh bagian Operational

Sementara ceklist berfungsi mencatat mobil keluar, pengendalian berfungsi

untuk mencatat mobil yang masuk setelah melakukan layanan antar jemput, ini

mencakup informasi kepulangan mobil masuk pool, serta informasi overtime jika

ada.

Pengendalian mengupdate status dari planning order sehingga bagian operation

pool dapat mengetahui bahwa tugas antar jemput dari planning order telah

dilaksanakan.

XIII
6. Pengendalian

Sementara ceklist berfungsi mencatat mobil keluar, pengendalian berfungsi

untuk mencatat mobil yang masuk setelah melakukan layanan antar jemput, ini

mencakup informasi kepulangan mobil masuk pool, serta informasi overtime jika

ada. Pengendalian mengupdate status dari planning order sehingga bagian

operation pool dapat mengetahui bahwa tugas antar jemput dari planning order

telah dilaksanakan

7. Billing Invoice

Penagihan invoice kepada pelanggan dilakukan secara berkala. Penagihan invoice

dilakukan berdasarkan planning order yang sudah terpenuhi. Pada dasarnya

bagian Sales menagih sesuai dengan jumlah jam dan harga yang ditetapkan

sebelumnya dalam sales order. Namun demikian tidak selamanya jumlah jam

tertagih menjadi sama dengan sales order. Ini disebabkan jika terdapat

overtime dari pemakaian mobil.

Didalam aplikasi SAP. setelah invoice dibuat dan diverifikasi kebenaran datanya,

maka perlu dilakukan posting untuk membuat journal untuk keperluan

bagian finansial. Secara jurnal, posting invoice akan otomotis menambah

account payable untuk pelanggan yang ditagih sesuai jumlah invoice. Laporan

invoice yang juga dihasilkan pada saat posting akan muncul dilayar aplikasi

sehingga bagian Sales dapat mencetaknya untuk selanjutnya dikirim

melalui kurir kepada pelanggan.

XIV
Tampilan antarmuka pembuatan Billing Invoice

8. Payment Settlement

Satu lagi proses penting yang dilakukan oleh bagian Sales adalah

pembuatan jurnal settlement. Dalam satu periodik bulan, jurnal settlement

perlu dibuat berdasarkan pembayaran yang telah diterima perusahaan dari para

pelanggannya. Jurnal ini dimaksud untuk melalukan penyelesaian terhadap invoice

– invoice tertagih mana yang telah dibayar oleh pelanggan. Ini disebabkan dalam

satu pembayaran, pelanggan bisa saja membayar untuk beberapa invoice yang

ditagihkan kepadanya.

XV

Anda mungkin juga menyukai