ANWAR HAMDAN
PELATIHAN DASAR CPNS KEMENKUMHAM
ANGKATAN LXXXVII
KELOMPOK III
Profil Blue Bird Group
(Sejarah Berdirinya)
▧ Pada tahun 1972, Blue Bird
▧ Blue Bird didirikan pada tahun
Group memiliki armada
1972, oleh Nyonya Mutiara
sebanyak 25 taksi. Saat ini
Djokosoetono, SH.
armada Blue Bird Group telah
▧ Awal mula perusahaan ini semakin banyak yaitu
berdiri, perusahaan ini memiliki mencapai 28.904 kendaraan
satu layanan yaitu layanan yang tersebar di sejumlah kota
Golden Bird, kemudian layanan besar di Indonesia.
tersebut dikenal sebagai
▧ Blue Bird menjadi pelopor
Chandra Taksi yang merupakan
pengenaan tarif taksi
perusahaan penyedia jasa sewa
berdasarkan sistem argo, serta
mobil yang khusus melayani
melengkapi seluruh
para jurnalis asing serta
armadanya yang
pelanggan lain yang berkunjung
menggunakan AC (Air
ke Jakarta.
Conditioner) dan radio
komunikasi.
Visi dan Misi Blue Bird
Group
Visi
Menjadi Perusahaan yang mampu bertahan dan mengedepankan kualitas untuk
memastikan kesejahteraan yang berkelanjutan bagi para stakeholder.
Misi
Tujuan kita adalah tercapainya kepuasan pelanggan, dan mengembangkan serta
mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar di setiap kategori yang kita masuki.
Dalam transportasi darat, kita menyediakan layanan yang handal, dan berkualitas
tinggi dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan kita melakukannya sebagai
satu tim yang utuh.
STRUKTUR ORGANISASI
Nillai-nilai yang
diterapankan oleh perusahaan
2. Di sektor bisnis, mutu layanan difokuskan pada kepuasan pelanggan (customer). Semakin
banyak pelanggan yang merasa puas maka akan semakin banyak pelanggan yang membeli
produk atau jasa. Hal ini berdampak pada peningkatan omzet penjualan dan tentu saja juga
berdampak pada keuntungan (laba) yang akan diperoleh perusahaan. Target materi menjadi
bagian tidak terpisahkan dari standar mutu produk dan jasa pada perusahaan. Sedangkan
Di sektor publik, Standar mutu pelayanan administratif dari producer view ditetapkan
berbasis peraturan perundang-undangan, kebijakan, prosedur operasi baku atau SOP
(Standard Operating Procedure), dan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,
peningkatan mutu layanan tidak didasarkan pada motif materi, melainkan lebih pada
dorongannormatif/motif moral aparatur, dasar agama, dan akuntabilitas aparatur sebagai
bentuk tanggung jawab atas tugas-tugasnya.