Anda di halaman 1dari 12

‘’TUGAS BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA”

MAKALAH
‘’ PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DIPERLUKAN
DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK BAIK BANGSA ’’

Dosen : Bpk. Ginung Pratidina S.H , M.H


Di susun oleh ;
Agung rahmat hidayah
Nim : 211010201033
Kelas 01 HUKE 012
JURUSAN HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PAMULANG
1443 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
penulis dapat menyusun makalah ini.Makalah ini berjudul “Pendidikan budaya dan karakter
bangsa dalam pembentukan akhak baik bansa ” yang disusun untuk memenuhi salah satu tugas
makalah mata kuliah budaya dan karakter bangsa..
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Penulis sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi penulis
menyadari kesalahan dan kealfaan, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun
berkat arahan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca
umumnya. Amiin...

Jakarta,20 November 2021

Penulis

Agung rahmat hidayat


DAFTAR ISI
Judul …………………………………………….. I
Kata pengantar …………………………………………….. II
Daftar isi …………………………………………….. III
BAB I Pendahuluan ….…………………………………………. IV
1.1 Latar Belakang …………………………………………….. IV
1.2 Rumusan Masalah …. .………………………………………. V
1.3 Tujuan …………………………………………….. V
BAB II Pembahasan ……………………………………………. VI
2.1. Pengertian Pendidikan Karakter,Karakter Bangsa dan Pembinaan Kaarkter ………… VI
2.2. Contoh Perwujudan dari Pembinaan Karakter Bangsa ………………………………. VII
C. Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa. ………………….. X
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. XIII
3.2 Saran ......................................................................................................................... XIII
Daftar pustaka .................................................................................................................... XIV
BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam di
masyarakat, baik melalui media cetak, wawancara, dialog dan lain
sebagainya. Persoalan yang mengemuka di masyarakat seperti korupsi,
kekerasan, kejahatan seksual, perusakan yang terjadi di manamana, serta
dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu topik hangat di
masyarakat.

Gagasan pembangunan bangsa unggul sebenarnya telah ada sejak


kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945. Presiden soekarno menyatakan perlunya nation and character
building sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. Beliau menyadari
bahwa karakter suatu bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai
tingkat keberhasilan dan kemajuan bangsa.

Namun sungguh memprihatinkan kondisi bangsa dan Negara pada era


globalisasi ini. Nilai-nilai luhur yang tinggi yang bermuatan etika atau akhlak
atau budi pekerti yang diwariskan oleh nenek moyang hancur begitu saja
ketika disiram oleh global dan dibawa pula oleh arus global yang amat laju.
Nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui budaya, dituangkan dalam sisasisa
pancasila dan penjabarannya yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur agama
tampaknya kurang memberi bekas dalam kepribadian anak bangsa.

Pentingnya pembangunan karakter / budi pekerti bangsa telah disadari


oleh pemerintah. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan instruksi
presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 merupakan dasar
Hukum yang penting bahwa pemerintah sangat serius untuk membangun
karakter / budi pekerti bangsa.

Pemerintah sekarang bertekad membangunkan karakter / budi pekerti


bangsa sebagai salah satu fokus utama pembangunan nasional. Berbagai
alternatif penyelesaian masalah telah dilakukan seperti peraturan, undang-
undang, penerapan hukum yang lebih kuat. Kepedulian masyarakat terhadap
pendidikan budaya dan karakter bangsa juga telah menjadi perhatian
pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan pendidikan budaya dan
karakter bangsa melalui Departemen Pendidikan Nasional. Karena itulah
kami menjadi tertarik untuk menjadikan topik ini sebagai bahasan karya
ilmiah yang akan saya tulis.
1.2 Rumusan masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi Pendidikan karakter,Karakter Bangsa dan Pembinaan
Karakter Bangsa?
2. Bagaimana contoh Perwujudan dari Pembinaan Karakter Bangsa?
3. Apakah tujuan dari pendidikan karakter dan pembinaan karakter bangsa ?

1.3 Tujuan Masalah


Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Ilmu Budaya Sosial. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya. Adapun maksud dan tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi pendidikan karakter,karakter bangsa dan
Pembinaan karakter..
2. Untuk mengetahui tujuan dari pendidikan karakter dan pembinaan
karakter bangsa.
3. Untuk mengetahui bagaimana contoh perwujudan dari pembinaan
karakter bangsa

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Karakter


Menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah, bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budipekerti, perilaku, personalitas, sifat tabiat, temperamen dan
watak, sementara itu yang disebut dengan berkarakter ialah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat dan berwatak sedangkan pendidikan dalam
arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina,
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan
kebudayaan.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam
pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus
dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-
kurikuler,pemberdayaansarana,prasarana,dan,pembiayaan,dan,ethoskerjasel
uruhwargadanlingkungan sekolah.
“Pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh tidak sekedar
membentuk anak-anak muda menjadi pribadi yang cerdas dan baik,
melainkan juga membentuk mereka menjadi pelaku baik bagi perubahan
dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan
perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan
manusiawi.”(Doni Koesoema A.Ed).
2.2 Pengertian Karakter Bangsa Pendidikan
Adalah usaha sadar, terencana dan terstruktur untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan karakter merupakan sifat khusus atau moral dari perorangan
maupun individu. Pendidikan karakter bangsa adalah usaha sadar dan
terencana dalam menanamkan nilai-nilai yang menjadi pedoman dan jati diri
bangsa sehingga terinternalisasi didalam diri peserta didik yang mendorong
dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.
3. Pengertian Pembinaan Karakter Bangsa Pembinaan Karakter Bangsa
adalah upaya sistematik suatu negara berkebangsaan untuk mewujudkan
kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi,
konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan
nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa
yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong
royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan
Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pembinaan karakter bangsa dilakukan melalui proses sosialisasi, pendidikan
dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh
komponen bangsa dan negara.
2.2 Tujuan dari Pendidikan Karakter dan Pembinaan Karakter Bangsa
1. Pendidikan Karakter Bangsa Tujuan dari Pendidikan Karakter Bangsa yaitu]
:
a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga Negara yang memiliki nilai-nilai dan budaya bangsa.
b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religious.
c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik
sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan.
e. .mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan serta dengan
rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kasih sayang. Peran pendidikan
bagi kemajuan sebuah bangsa sangat penting, untuk itu perlu adanya
bimbingan dan binaan khusus bagi setiap individu atau kelompok untuk
mendapatkan pendidikan yang memadai.
2. Pembinan Karakter Bangsa Tujuan yang hendak dicapai oleh bangsa
Indonesia dalam malaksanakan pembinaan karakter bangsa adalah:
a. Meningkatkan dan mengokohkan semangat religiositas bangsa
. b. Menambah kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjamin terlaksananya pluralitas dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
d. Memantapkan wawasan, rasa dan semangat kebangsaan.
e. Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hukum.
f. Mengembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
g. Mengembangkan nilai dan kompetensi karakter pribadi dan bangsa.
h. Meningkatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sedangkan hasil yang hendak dicapai dalam pembinaan karakter
bangsa adalah terciptanya masyarakat yang bersikap dan bertingkah laku
secara santun berdasar Pancasila. Diharapkan agar perilaku warga negara baik
dalam aspek politik, ekonomi, maupun sosial budaya mengacu pada konsep,
prinsip dan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Secara rinci dapat
digambarkan bahwa pembinaan karakter bangsa tersebut untuk dapat
menghasilkan warganegara yang memiliki:
a. Keimanan dan ketaqwaan yang kuat terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama masing-masing, dan dapat bersikap
secara tepat dan baik dalam menghadapi pluralitas agama yang
terdapat di Indonesia
b. Sikap dan tingkah laku yang menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sebagai m
c. akhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, dengan mendudukan hak
asasi manusia secara proporsional sesuai dengan konsep dan prinsip
yang terkandung dalam Pancasila.
d. Semangat kebangsaan yang tinggi, sehingga selalu menjunjung
tinggi existensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kepentingan
pribadi dan golongan selalu diselaraskan dengan kepentingan
negara-bangsa.
e. Pengetahuan, sikap, perilaku dan kemampuan dalam menerapkan
demokrasi yang bersendi pada prinsip dan nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
f. Sikap, perilaku dan kemampuan untuk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
g. Kesadaran untuk mengembangkan nilai dan kompetensi universal
karakter warganegara.
2.3 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Pendidikan Karakter
Nilai-nilai pendidikan karakter Menurut Nurjaya (2013), Selain nilai
karakter diatas, Direktorat Pembinaan SMP Kemdiknas RI mengembangkan
nilai-nilai utama yang disarikan dari butir-butir standar kompetensi lulusan
(Permendiknas No. 23 tahun 2006) dan dari nilai-nilai utama yang
dikembangkan oleh Pusat Kurikulum Depdiknas RI (Pusat Kurikulum
Kemdiknas, 2009). Dari kedua sumber tersebut nilai-nilai utama yang harus
dicapai dalam pembelajaran di sekolah (institusi pendidikan) di antaranya
adalah:
1. Kereligiusan, yakni pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang
diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau
ajaran agamanya.
2. Kejujuran, yakni perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
Kecerdasan, yakni kemampuan seseorang dalam melakukan suatu tugas
secara cermat, tepat, dan cepat.
3. Ketangguhan, yakni sikap dan perilaku pantang menyerah atau tidak
pernah putus asa ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan atau tugas sehingga mampu mengatasi kesulitan
tersebut dalam mencapai tujuan.
4. Kedemokratisan, yakni cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang
menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
5. Kepedulian, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah
dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan
tatanan) di sekitar dirinya. 6. Kemandirian, yakni sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-
tugas. 11 7. Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, yakni berpikir dan
melakukan sesuatu secara kenyataan atau logika untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa yang telah dimiliki.
6. Keberanian mengambil risiko, yakni kesiapan menerima risiko/akibat
yang mungkin timbul dari tindakan nyata.
7. Berorientasi pada tindakan, yakni kemampuan untuk mewujudkan
gagasan menjadi tindakan nyata.
8. Berjiwa kepemimpinan, yakni kemampuan mengarahkan dan mengajak
individu atau kelompok untuk mencapai tujuan dengan berpegang pada
asas-asas kepemimpinan berbasis budaya bangsa.
9. Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas
(belajar/pekerjaan) dengan sebaik-baiknya.
10. Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
11. hidup sehat, yakni segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik
dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
12..Kedisiplinan, yakni tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
13.Percaya diri, yakni sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya
14. . Keingintahuan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
15. Cinta ilmu, yakni cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
16.Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, yakni sikap tahu
dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri
dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
17. Gaya hidup sehat, yakni segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang
baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan kebiasaan
buruk yang dapat mengganggu kesehatan.
18.Kedisiplinan, yakni tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
19.Percaya diri, yakni sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
20. Keingintahuan, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya,
dilihat, dan didengar.
21.. Cinta ilmu, yakni cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap
pengetahuan.
22.Kesadaran akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, yakni sikap tahu
dan mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik/hak diri sendiri
dan orang lain serta tugas/kewajiban diri sendiri serta orang lain.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mengingat penting dan luasnya cakupan pembinaan karakter


bangsa dalam rangka menjaga identitas bangsa dari kegoyahan arus
globalisasi, serta menjadikan masyarakat berketuhanan yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia,
berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia, maka diperlukan komitmen dan dukungan dari
lembaga penyelenggara negara, dunia usaha dan industri, masyarakat,
media massa dan pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun
program kerja dan mengkoordinasikan dengan pihak terkait agar terjadi
sinergi yang kokoh untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

3.2 Saran
Pendidikan karakter merupakan tonggak kehidupan
berkebangsaan yang nilai nilainya tertuang dalam dasar Negara. Apabila
pendidikan karakter mampu direalisasikan tujuan mulia bangsa
senantiasa terwujud dengan dengan baik. Semoga makalah ini dapat
memberikan sedikit gambaran mengenai Pendidikan Karakter di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Muchlas Samani, HariyantO, 2012, konsep dan modal Pendidikan


Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya Ngainun Naim, 2012,
Charakter Building, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Nurul Zuriah, 2011,
Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam perspektif perubahan,
Jakarta: Bumi Aksara Tuhana Taufiq Andrianto, 2013,
Mengembngkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media Budi Hardiman. 2001.
Pendidikan Moral sebagai Pendidikan Keadilan dalam Pendidikan:
Kegelisahan Sepanjang Zaman. Yogyakarta: Kanisius Sri Narwanti.
2011. Pendidikan Karakter (Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk
Karakter Dalam Mata Pelajaran). Yogyakarta: Familia.
(http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-
melengkapikepribadian/http://www.pendidikankarakter.com/kurikulum
-pendidikan-karakter).

Anda mungkin juga menyukai