Anda di halaman 1dari 34

DISUSUN OLEH:

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6


KOTA PALEMBANG
TAHUN 2018-2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
ABSTRACT ........................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3. Maksud dan Tujuan Budi Daya..................................................... 2
1.4. Manfaat Budi Daya........................................................................ 2
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 3
2.1. Budi Daya Tanaman HIas.............................................................. 3
2.1.1. Persiapan Media Tanam....................................................... 3
2.1.2. Pembibitan........................................................................... 3
2.1.3. Penanaman........................................................................... 4
2.1.4. Pemupukan........................................................................... 4
2.1.5. Pemeliharaan........................................................................ 4
2.1.6. Pengendalian OPT............................................................... 5
2.1.7. Panen dan Pascapanen......................................................... 5
2.2. Lidah Buaya................................................................................... 5
2.2.1. Klasifikasi Lidah Buaya....................................................... 6
2.2.2. Kandungan Gizi Lidah Buaya.............................................. 6
2.2.3. Kandungan Utama Daun Lidah Buaya................................ 7
2.3. Budi Daya Tanaman Lidah Buaya................................................ 7
2.4. Pemasaran...................................................................................... 8
BAB III METODOLOGI BUDI DAYA.......................................................... 9
3.1. Metodologi Budi Daya................................................................... 9
3.1.1. Metodologi Pengumpulan Data........................................... 9
3.1.2. Metode Deskriptif Data....................................................... 9
3.2. Tempat dan Waktu Budi Daya....................................................... 9

ii
3.3. Instrumen Budi daya...................................................................... 9
3.3.1. Alat....................................................................................... 9
3.3.2. Bahan...................................................................................10
3.3.3. Langkah-Langkah Budi Daya Tanaman Lidah Buaya........10
3.4. Variabel Budi daya........................................................................11
3.4.1. Variabel Bebas ....................................................................11
3.4.2. Variabel Terikat...................................................................11
3.4.3. Variabel Kontrol..................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................12
4.1. Budi Daya Lidah Buaya.................................................................12
4.2. Bahan dan Alat Budi Daya............................................................12
4.2.1. Bahan ..................................................................................12
4.2.2. Alat ......................................................................................12
4.3. Tahap Budi Daya Lidah Buaya......................................................13
4.4. Diagram Alur Budi Daya Lidah Buaya.........................................13
4.5. Hasil Pengamatan...........................................................................14
4.5.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Lidah Buaya...14
4.6. Keuntungan Budi Daya Lidah Buaya............................................15
4.7. Laporan Pemasaran........................................................................15
4.7.1. Perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi)..........................15
4.7.2. Harga Jual............................................................................16
4.7.3. Tabel Tanggapan Konsumen...............................................16
BAB V PENUTUP............................................................................................17
5.1. Kesimpulan....................................................................................17
5.2. Saran .............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18
LAMPIRAN.........................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara holtikultura dengan berbagai potensi di bidang
pertanian maupun perkebunan. Negara agraris beriklim tropis ini memiliki banyak
industri pengolahan hasil pertanian, salah satunya adalah industri pengolahan
komoditas lidah buaya.
Tanaman lidah buaya atau Aloe vera merupakan tanaman asli dari Afrika
yang mempunyai peluang sangat besar untuk dibudidayakan di Indonesia sebagai
usaha agribisnis dengan prospek yang cukup menjanjikan. Selain itu, keunggulan
komparatif dari komoditas ini antara lain pemeliharaannya yang relatif mudah,
produksi relatif lebih tahan lama, tidak mudah busuk, dan gangguan hama
penyakit relatif kecil. Hal ini menyebabkan tanaman lidah buaya banyak
dikembangbiakan atau dibudidayakan untuk digunakan sebagai tanaman hias,
obat-obatan, bahan baku pembuatan olahan makanan dan minuman lidah buaya,
dan lain-lain.
Akan tetapi, data statistik tanaman biofarma di Indonesia mengatakan, luas
lahan pertanian budidaya tanaman lidah buaya pada tahun 2018 mengalami
penurunan yang cukup signifikan dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Bedasarkan pengamatan yang telah dilakukan di Perumahan Permai Indah yang
terletak di Kota Palembang, Sumatera Selatan. Tidak ada satupun penduduk
disana yang menggunakan lahan perkarangannya untuk budidaya tanaman lidah
buaya. Hal ini disebabkan karena perhatian mereka terhadap budidaya tanaman
lidah buaya relatif masih kurang diminati. Bahkan, mereka berspekulasi
bahwasannya tanaman lidah buaya sulit dibudidayakan atau dikembangbiakan.
Dalam memenuhi tugas mata pelajaran kewirausahaan ini. Kami selaku
siswa-siswi SMAN 6 Palembang memberikan suatu solusi untuk menyingkapi
permasalahan diatas sekaligus mematahkan spekulasi negatif penduduk setempat
dengan cara membuktikan bahwasannya tanaman lidah buaya mudah
dibudidayakan atau dikembangbiakan. Oleh karena itu, makalah ini kami beri

1
judul “Optimalisasi Budidaya Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) di Perkarangan
Rumah”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses budidaya atau pengembangbiakan tanaman lidah buaya
(Aloe vera)?
2. Berapakah perhitungan biaya produksi tanaman lidah buaya hasil budi
daya sendiri yang meliputi HPP (Harga Pokok Produksi) dan harga jual?

1.3 Maksud dan Tujuan Budi Daya


Adapun maksud dan tujuan dari budi daya tanaman lidah buaya adalah:
1. Mengetahui proses budi daya atau pengembangbiakan tanaman lidah
buaya (Aloe vera).
2. Memasarkan tanaman lidah buaya sebagai hasil budi sendiri ke masyarakat
secara luas sehingga mendapatkan penghasilan dari penjualan tersebut.
3. Mematahkan spekulasi negatif masyarakat mengenai budi daya tanaman
lidah buaya yang sulit dilakukan.

1.4 Manfaat Budi Daya


Adapun manfaat yang diperoleh dari budi daya tanaman lidah buaya adalah:
1. Masyarakat dapat melakukan budi daya tanaman lidah buaya (Aloe vera)
secara mandiri di perkarangan rumah.
2. Memenuhi salah satu praktik tugas kewirausahaan dan sebagai penambah
pengetahuan sekaligus pengalaman dalam berwirausaha sehingga
mendapatkan live skill atau kemampuan berwirausaha secara utuh.
3. Mengaplikasikan ilmu kewirausahaan ke dalam praktik yang
sesungguhnya sehingga dapat berinteraksi dengan orang banyak dalam
menawarkan produk dengan baik dan sopan, meyakinkan pembeli untuk
membeli produk yang ditawarkan, dan memberikan pelayanan yang
terbaik agar customer merasa puas.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Budi Daya Tanaman Hias


Budi daya tanaman adalah usaha pengembangan tanaman dengan
memanfaatkanmedia tumbuhan. Budi daya tanaman saat ini banyak macamnya,
salah satunya adalah budidaya tanaman hias. Tanaman hias mencakup semua
tanaman yang memiliki bentuk dan kesan indah yang sengaja ditanam dengan
maksud dan tujuan tertentu. Pemanfaatan tanaman hias tidak hanya terpaku pada
bunga saja, tetapi mencakup buah, daun, dan tangkai atau ranting yang dapat
menjadi faktor keindahan tanaman hias. Budi daya tanaman hias tidak hanya
menjadi hobi semata, tetapi juga dapat menjadi peluang usaha. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam budi daya tanaman hias adalah benih atau bibit, media tanam,
pupuk, zat pengatur tumbuh, pestisida, mulsa plastik, dan pot. Adapun teknik budi
daya untuk tanaman hias adalah persiapan media tanam, pembibitan, penanaman,
pemupukan, pemeliharaan, pengendalian OPT, panen dan pascapanen[1].

2.1.1 Persiapan Media Tanam


Persiapan media tanam dilakukan untuk menyediakan media tumbuh
yang sesuai untuk setiap tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang biak
dengan baik. Selain itu, kondisi tanah yang subur dan gembur juga sangat
dibutuhkan dalam budi daya tanaman hias. Media tanam yang sering
digunakan adalah plastik atau paranet, dan pot[2].

2.1.2 Pembibitan
Pembibitan merupakan hal yang penting dalam budi daya tanaman hias.
pembibitan dapat dilakukan melalui biji atau secara seksual dan
menggunakan organ vegetatif atau secara vegetatif.
1
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 10 April 2019.
2
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 10 April 2019.

3
Pembibitan secara seksual dilakukan melalui biji yang merupakan hasil
pembuahan gamet betina oleh gamet jantan yang didahului oleh penyerbukan,
sedangkan pembibitan secara vegetative dapat dilakukan dengan
menggunakan organ-organ vegetatif seperti akar, batang, daun, tunas, sulur,
dan umbi. Pembibitan secara vegetatif dilakukan untuk menghasilkan bibit
yang seragam dalam jumlah yang banyak[3].

2.1.3 Penanaman
Penanaman dilakukan pada lahan tanam yang sudah gembur atau subur.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari. Sebelum ditanam,
sebaiknya benih atau bibit tanaman hias disemai terlebih dahulu, lalu ditanam
dalam lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk masing-masing
tanaman hias[4].

2.1.4 Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan unsur hara untuk mencukupi
kebutuhan tanaman. Pemupukan dapat dilakukan dengan diberikan secara
langsung ke media ataupun disemprot ke tanaman. Jenis pupuk yang
digunakan dapat berupa pupuk organik ataupun anorganik[5].

2.1.5 Pemeliharaan
Pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara penyulaman, penyiraman,
pembubunan, dan penyiangan. Penyulaman adalah menanam kembali
tanaman yang rusak atau mati. Penyiraman dapat dilakukan pada pagi atau
sore hari. Pembubunan adalah perbaikan aerasi tanah dan menutup pangkal
tanaman atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah. Penyiangan adalah
pembersihan gulma[6].
3
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 11 April 2019.
4
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 11 April 2019.
5
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 11 April 2019.
6
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 11 April 2019.

4
2.1.6 Pengendalian OPT
Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dilakukan untuk
mencegah dan mengendalikan organisme yang mengganggu pertumbuhan,
produksi dan kualitas hasil tanaman hias. Pengendalian OPT dapat dilakukan
dengan menggunakan pestisida atau mencabut tanaman yang rusak akibat
hama pengganggu tanaman[7].

2.1.7 Panen dan Pascapanen


Panen dan pascapanen adalah proses terakhir dalam budi daya tanaman
hias. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati agar hasil dan kualitas
tanaman hias dapat terjaga[8].

2.2 Lidah Buaya


Lidah buaya (Aloe vera) adalah jenis tumbuhan monokotil atau berbiji
tunggal dengan panjang akar serabut mencapai 30-40cm. Tanaman ini memiliki
bunga menyerupai terompet atau tabung kecil dengan panjang rata rata sekitar 2-
3cm, bunga lidah buaya mempunyai batang dengan panjang 50-100cm.
Tanaman lidah buaya mudah tumbuh di pekarangan rumah, tahan musim
kering, cepat tumbuh, tahan hama dan penyakit, serta kaya zat gizi. Dalam daging
lidah buaya, terkandung bermacam-macam mineral, asam amino, serat, enzim-
enzim, vitamin, serta berbagai zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan[9].
Dari 300 lebih jenis lidah buaya yang ada di dunia, ternyata pada saat ini
hanya jenis Aloe barbadensis atau lebih dikenal dengan nama Aloe Vera yang
dapat diolah menjadi bahan pangan. Tanaman lidah buaya jenis ini banyak
terdapat di Indonesia. Disamping lendir atau getah dalam daging buahnya banyak
digunakan sebagai penyubur rambut, ternyata secara tradisional tanaman ini
banyak digunakan sebagai obat. Daging Aloe Vera dapat digunakan sebagai obat
pencahar yang baik, serta membantu fungsi usus besar. Bila dicampur dengan
gula, lendir atau getah lidah buaya dapat digunakan untuk mengobati asma dan
7
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 12 April 2019.
8
Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta : Kementerian Pendidikan
dan Republik Indonesia. Hal 73-75. Diakses 12 April 2019.
9
Hasanah, Alimatul. 2010. Minuman Sari Lidah Buaya. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Hal 14-
15. Diakses 12 April 2019.

5
obat batuk. Lidah buaya juga bersifat antiseptik dan dapat merangsang jaringan
sel kulit. Selain itu, lidah buaya banyak digunakan untuk mengobati luka bekas
gigitan serangga, menjaga agar rambut tidak rontok, obat sakit mata, tumor, wasir,
mengatasi keluhan sakit perut dan usus besar, dan menghilangkan bau badan[10].

2.2.1 Klasifikasi Lidah Buaya


Berikut adalah klasifikasi tanaman lidah buaya dari tingkatan takson
tertinggi sampai terendah[11]:
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Asparagales
Famili : Xanthorrhoeaceae
Genus : Aloe L.
Spesies : Aloe vera L.

2.2.2 Kandungan Gizi Lidah Buaya


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 100 gram lidah
buaya (Aloe vera) mempunyai kandungan gizi sebagai berikut: 4kkal energi,
0.1gr protein, 0.2gr lemak, 0.4gr karbohidrat, 85mg kalsium, 186mg fosfor,
0.8mg zat besi, dan 0.01mg vitamin B1[12].

2.2.3 Kandungan Utama Daun Lidah Buaya

10
Aji TN, Subantoro R. 2015. Analisis Tataniaga Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera). Depok :
Universitas Indonesia. Hal 8-10. Diakses 12 April 2019.
11
Dra. Irmaningtyas, M.Pd. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Edisi Revisi 2016. Jakarta :
Erlangga. Hal 293-294. Diakses 12 April 2019.
12
Sugihantono, M.Kes, Dr. Anung. 2014. Pedoman Gizi seimbang. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Hal 88-90. Diakses 12 April 2019.

6
Lidah buaya tergolong tanaman hortikultura yang memiliki batang
yang pendek dengan tinggi sekitar 50 cm. Batang ini dikelilingi oleh daun-
daun tebal berbentuk pedang dengan ujung-ujung runcing yang mengarah ke
atas. Meskipun penampakannya seperti kaktus, tanaman ini tergolong
tanaman sukulen, yaitu tanaman yang berdaun dan bergetah dari suku
Liliaceae.
Bagian dalam daun lidah buaya berisi pulp atau daging daun yang berisi
getah yang pekat dan bening. Bagian luar daunnya berupa kulit tebal yang
mengandung klorofil. Kandungan utama dalam daun lidah buaya adalah
aloin, emodin, resin, gum, dan minyak asiri. Kandungan aloin pada gel lidah
buaya jenis Aloe Vera adalah 18-25%. Aloin mempunyai rasa getir yang
mengandung antibiotik dan bersifat antiseptik[13].

2.3 Budidaya Tanaman Lidah Buaya


Kegiatan budidaya lidah buaya merupakan aspek penting yang perlu
diperhatikan agar dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas lidah buaya yang
baik. Suprabowo (2015) dalam penelitiannya mengatakan bahwa kegiatan
budidaya lidah buaya dilakukan melalui beberapa tahap yaitu; pengolahan lahan,
pembuatan lubang tanam, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan[14].
Berdasarkan penelitian Suprabowo (2015) bahwa persiapan lahan untuk
budidaya lidah buaya harus dipilih lahan yang subur, kaya akan bahan organik,
gembur dan memiliki drainase yang baik. Selain itu, pemeliharaan tanaman lidah
buaya dapat dilakukan dengan memberikan pupuk yang berfungsi untuk
menyuburkan tanah. Hal ini disampaikan dalam penelitian Adhiana (2005) bahwa
petani lidah buaya di Kabupaten Bogor menggunakan pupuk dalam meningkatkan
mutu dan kualitas lidah buaya[15].
Waktu panen tanaman lidah buaya dapat dilakukan pada saat umur tanaman
lidah buaya mencapai 3-4 bulan setelah tanam dan panen berikutnya dapat
13
Hasanah, Alimatul. 2010. Minuman Sari Lidah Buaya. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Hal 14-
15. Diakses 14 April 2019.
14
Suprabowo RL. 2015. Analisis Usahatani Lidah Buaya di Kabupaten Bogor. Bogor : Institut
Pertanian Bogor. Hal. 20-23. Diakses 14 April 2019.
15
Adhiana. 2005. Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Lidah Buaya (Aloe vera) di Kabupaten
Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Hal 30-32. Diakses 14 April 2019.

7
dilakukan sebanyak 1-2 kali secara periodik setiap bulan hingga tanaman berumur
4-5 tahun.

2.4 Pemasaran
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang dimana individu
atau kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Menurut Wiliam J. Stanton (dikutip dari Rifky Ansyori, 2018) pemasaran
adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen[16]. Dapat disimpulkan
bahwa pemasaran sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling
berhubungan, sehingga konsumen mendapatkan kebutuhan dan keinginan serta
kepuasan. Oleh sebab itu, kami melakukan pemasaran guna mendapatkan laba
sebesar-besarnya dari hasil budi daya tanaman lidah buaya dengan mengeluarkan
modal sekecil-kecilnya.

BAB III
METODOLOGI BUDI DAYA

16
Ansyori, A. Rifky. dkk. 2018. Krendu Sebagai Hasil Kreativitas Olahan Durian. Palembang :
SMAN 6 Palembang. Hal 6. Diakses 14 April 2019.

8
3.1 Metodologi Budi Daya
3.1.1 Metodologi Pengumpulan Data
Adapun metode yang kami digunakan dalam pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Metode Studi Pustaka
Dalam pembuatan makalah ini, kami menggunakan berbagai informasi
atau data-data dari artikel-artikel yang bersumber dari berbagai buku,
website.
2. Metode Pengamatan
Dalam pembuatan makalah ini, kami melakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan lidah buaya setiap minggu untuk
mendapatkan data-data.

3.1.2 Metode Deskriptif Data


Metode yang menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai
dengan apa adanya dengan tujuan untuk menggambarkan objek secara
sistematis dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat melalui observasi
secara langsung, yang kemudian disajikan dalam bentuk kalimat maupun
bagan tabel.

3.2 Tempat dan Waktu Budi Daya


Budi daya tanaman lidah buaya dilakukan di Jl. Bina Cipta, Perumahan
Permai Indah, Blok B.8. Penelitian ini dilakukan dari tanggal 27 Maret 2019
sampai 21 April 2019.

3.3 Instrumen Budi Daya


3.3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan untuk budi daya tanaman lidah buaya,
yaitu:
1. Pot
2. Tanah
3. Pupuk Urea
4. Sendok

9
3.3.2 Bahan
Adapun bahan yang diperlukan untuk budi daya tanaman lidah buaya,
yaitu :
1. Air
2. Anakan (Tunas) Lidah Buaya

3.3.3 Langkah–Langkah Budi Daya Tanaman Lidah Buaya


1) Tahap Persiapan
1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan, yaitu: pot, tanah, pupuk
urea, dan sedok.
2. Siapkan bahan–bahan yang dibutuhkan, yaitu: air, dan anakan
(tunas) lidah buaya.
2) Tahap Budi Daya Tanaman Lidah Buaya
1. Masukan tanah ke dalam pot lalu campurkan dengan pupuk
urea secukupnya.
2. Masukan akar anakan (tunas) lidah buaya ke dalam campuran
tanah dan pupuk urea.
3. Pastikan akar dari anakan (tunas) lidah buaya tersebut sudah
terbenam dalam tanah lalu ratakan permukaan tanah dengan
sendok.
4. Agar tidak layu, siram anakan (tunas) lidah buaya tersebut
dengan air sebanyak 2 kali sehari secara periodik (pagi dan
sore hari).
5. Berikan pupuk urea secukupnya ke dalam tanah secara
periodik (sekali dalam seminggu).
6. Amati pertumbuhan dan perkembangan anakan (tunas) lidah
buaya tersebut tiap minggu.
7. Cabut tanaman pengganggu atau gulma yang ikut tumbuh di
sekitar lidah buaya.

10
8. Supaya dapat dipasarkan, lidah buaya tersebut harus memiliki
panjang mencapai kisaran 40-60cm dengan lebar 8-13cm dan
tebal antara 2-3cm.

3.4 Variabel Budi Daya


3.4.1 Variabel Bebas
Dalam makalah ini, penulis tidak menggunakan variabel bebas karena
waktu yang diberikan terbatas serta tujuan dari penelitian ini hanya untuk
mengetahui proses dari budi daya tanaman lidah buaya.

3.4.2 Variabel Terikat


Dalam makalah ini yang menjadi variabel terikat adalah ukuran dari
lidah buaya (bedasarkan perangkat percobaan yang sama dan pengamatan tiap
minggu).

3.4.3 Variabel Kontrol


Dalam makalah ini yang menjadi variabel kontrol adalah pemberian
air, pupuk, tanah, kelembapan, suhu, dan intensitas cahaya.

BAB IV
PEMBAHASAN

11
4.1 Budi Daya Lidah Buaya
Budi daya tanaman lidah buaya merupakan serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengembangbiakan tanaman lidah buaya. Minat masyarakat
mengenai budi daya tanaman lidah buaya mengalami penurunan yang cukup
signifikan pada tahun 2018. Oleh karena itu, penulis berusaha untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya budi daya tanaman lidah
buaya dengan melakukan optimalisasi budi daya tanaman lidah buaya di
perkarangan rumah.
Budi daya tanaman lidah buaya di perkarangan rumah memiliki banyak
manfaat bagi manusia dan lingkungan. Selain digunakan untuk mempercantik
halaman rumah. Lidah buaya dapat digunakan untuk produk kecantikan kulit,
kesehatan rambut, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan menyembuhkan
ruam dan iritasi kulit. Oleh sebab itu, tanaman lidah buaya sangat disarankan
untuk dibudidayakan di perkarangan rumah sebagai salah satu solusi untuk
meningkatkan produktivitas dari tanaman lidah buaya.

4.2 Bahan dan Alat Budi Daya


4.2.1 Bahan
Adapun bahan dalam budi daya tanaman lidah buaya, sebagai berikut :
1. Air
Air digunakan untuk mencegah lidah buaya dari kekeringan.
2. Anakan (Tunas) Lidah Buaya
Tunas Lidah buaya digunakan untuk membudidayakan lidah buaya.

4.2.2 Alat
Adapun alat dalam budi daya tanaman lidah buaya, sebagai berikut :
1. Pot
Pot digunakan untuk media tanam lidah buaya.
2. Tanah
Tanah digunakan untuk media hidup lidah buaya.
3. Pupuk Urea

12
Pupuk urea digunakan untuk merangsang pertumbuhan lidah buaya.
4. Sendok
Sendok digunakan untuk meratakan permukaan tanah.

4.3 Tahap Budi Daya Tanaman Lidah Buaya


Penulis memulai budi daya tanaman lidah buaya dengan mempersiapkan alat
dan bahan yang diperlukan. Kemudian, penulis mencampurkan tanah dan pupuk
urea secukupnya ke dalam pot. Selanjutnya, penulis memasukan akar dari anakan
(tunas) lidah buaya ke dalam campuran tanah dan pupuk urea. Lalu, penulis
meratakan permukaan tanah menggunakan sendok. Setelah itu, untuk mencegah
dari kekeringan, penulis menyiram air ke anakan (tunas) lidah buaya sebanyak 2
kali sehari secara periodik. Kemudian, penulis menambahkan kembali pupuk urea
sekali dalam seminggu. Selanjutnya, penulis mencabut tanaman pengganggu atau
gulma yang ikut tumbuh di sekitar lidah buaya. Terakhir, penulis mengamati
pertumbuhan dan perkembangan dari lidah buaya tersebut tiap minggu selagi
menunggu sampai dewasa agar dapat di pasarkan.

4.4 Diagram Alur Budi Daya Tanaman Lidah Buaya

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Masukan tanah ke dalam pot lalu campurkan dengan pupuk


secukupnya

Masukan akar anakan (tunas) lidah buaya ke dalam campuran


tanah dan pupuk urea

Pastikan akar dari anakan (tunas) lidah buaya tersebut sudah


terbenam dalam tanah

Ratakan permukaan tanah dengan sendok

Agar tidak layu, siram anakan (tunas) lidah buaya tersebut


dengan air sebanyak 2 kali sehari secara periodik (pagi dan
sore hari)
13
Berikan pupuk urea secukupnya ke dalam tanah secara
periodik (sekali dalam seminggu)

Amati pertumbuhan dan perkembangan anakan (tunas) lidah


buaya tersebut tiap minggu

Cabut tanaman pengganggu atau gulma yang ikut tumbuh di


sekitar lidah buaya

Supaya dapat dipasarkan, lidah buaya tersebut harus memiliki


panjang mencapai kisaran 40-60cm dengan lebar 8-13cm dan
tebal antara 2-3cm

4.5 Hasil Pengamatan


4.5.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Lidah Buaya
Minggu Jumlah Daun Tinggi Warna
Minggu 1 5 8,6cm Hijau (Segar)
Minggu 2 6 9,2cm Hijau (Segar)
Minggu 3 6 12,7cm Hijau (Segar)
Minggu 4 7 14,1cm Hijau (Segar)
Tabel 4.5.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Lidah Buaya

Penggunaan pupuk urea dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan


dari lidah buaya. Dapat dilihat dari bagan tabel tersebut bahwasannya dalam
selang waktu kurang lebih 1-2 minggu, daun lidah buaya sudah mulai tumbuh
dengan berbagai ukuran. Selain itu, pemberian pupuk juga berdampak pada
panjang rata-rata dari daun lidah buaya. Terlihat, pupuk urea bekerja secara
maksimum pada minggu ke-3 karena selisih panjang daun lidah buaya pada
minggu ke-3 dengan minggu ke-2 mencapai 3,5cm dan merupakan selisih yang
paling tinggi dibandingkan pada minggu sebelum maupun sesudahnya.
Pemberian air secara rutin dan periodik pada tanaman lidah buaya juga
berpengaruh terhadap warna dan tingkat kesuburan tanaman tersebut. Terbukti,

14
dari awal hingga terakhir (dari minggu pertama sampai minggu keempat) warna
daun lidah buaya tampak hijau segar dan tidak ada yang mengerut atau kering.
Hal ini menandakan bahwa tanaman lidah buaya tersebut tumbuh secara subur.
Selain itu, pemberian air secara rutin dapat menjaga tanah agar tetap lembap atau
tidak kering (tandus). Terbukti, kondisi tanah selalu lembap dan tidak kering atau
tidak tandus.

4.6 Keuntungan Budi Daya Tanaman Lidah Buaya


Adapun keuntungan dari budi daya tanaman lidah buaya, antara lain :
1. Mudah dilakukan dan diterapkan.
2. Lidah buaya yang dihasilkan dapat digunakan sebagai hiasan rumah
3. Lidah buaya yang dihasilkan dapat digunakan secara langsung untuk
shampoo alami ataupun pelembab kulit.
4. Dapat menyejukan udara.
5. Dapat dipasarkan atau dijual ke kalangan masyarakat.

4.7 Laporan Pemasaran


4.7.1 Perhitungan HPP (Harga Pokok Produksi)

Rincian Dana
1 Buah Pot Plastik Diameter 18cm Rp. 1.500,-

450gr Tanah Subur Tanaman Rp. 3.500,-

100gr Pupuk Urea Rp. 6.500,-

Tunas Lidah Buaya Rp. 9.000,-

Sendok -

Air (Secukupnya) Rp. 2.000,-

Total = Rp. 22.500,- per pot

4.7.2 Harga Jual


Harga jual = Modal + Untung (per pot)
= Rp. (22.500 + 2.500) per pot
= Rp. 25.000,- per pot

15
Oleh karena itu, penulis mendapatkan untung dari pemasaran sebanyak
Rp. 2.500,- per pot.
Untung dapat ditingkatkan atau diperbesar apabila produk yang dihasil-
kan sudah menjamur di masyarakat secara luas dengan bertahap.

4.7.3 Tabel Tanggapan Konsumen


No. Nama Konsumen Tanggapan
Wahhh…cantik ya lidah
1. Nyimas Fauziah buayanya…..
Baguss…tapi lumayan mahal
2. Azhari Nawawi juga
3. Muhammad Ghufran N. Lucu…..

4. Nyayu Hanifa Unik dan menarik

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

16
Dari hasil budi daya tanaman lidah buaya singkat yang telah kami gunakan
dalam makalah kami yang berjudul “Optimalisasi Budi Daya Lidah Buaya di
Perkarangan Rumah”, maka dapat kami simpulkan bahwa lidah buaya dapat
dibudidayakan dengan mudah dan praktis di perkarangan rumah. Tanaman lidah
buaya yang dihasilkan dapat digunakan secara langsung ataupun dipasarkan ke
kalangan masyarakat.
Kegiatan pemasaran yang telah kami lakukan merupakan suatu hal yang perlu
dimiliki oleh setiap pelajar Indonesia. Menawarkan dan menjual produk tanaman
hias lidah buaya di masyarakat Palembang terutama di lingkungan sekitar SMAN
6 Palembang mendapatkan respon positif dan menjadi pengalaman usaha kecil-
kecilan bagi kami. Oleh karena itu, budi daya tanaman lidah buaya dapat
menambah pendapatan apabila dilakukan secara serius dan sungguh-sunngguh.

5.2 Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka kami memberikan saran yang akan
bermanfaat demi pengembangan budi daya tanaman lidah buaya, yaitu:
1. Gunakan pupuk organik untuk mengurangi biaya operasional dan lebih
ramah lingkungan.
2. Gunakan tanah yang humus agar pertumbuhan dan perkembangan lidah
buaya semakin cepat.
3. Jangan terlalu banyak menggunakan pupuk dan air.
4. Selalu jaga dan perhatikan suhu atau intensitas sinar matahari.
5. Gunakan bibit lidah buaya sebagai awal budi daya lidah buaya.
6. Pada saat pemasaran pertama, lidah buaya dijual dengan harga yang
murah (untung sedikit) terlebih dahulu agar masyarakat bisa mengetahui
dan tertarik untuk membelinya lagi. Lalu, besar untung dapat
ditingkatkan secara bertahap.

DAFTAR PUSTAKA

Wirnas, Dr. Desta. dkk. 2016. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta :


Kementerian Pendidikan dan Republik Indonesia.

17
Hasanah, Alimatul. 2010. Minuman Sari Lidah Buaya. Bogor : Institut Pertanian
Bogor.

Aji TN, Subantoro R. 2015. Analisis Tataniaga Tanaman Lidah Buaya (Aloe
vera). Depok : Universitas Indonesia.

Dra. Irmaningtyas, M.Pd. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Edisi Revisi
2016. Jakarta : Erlangga.

Sugihantono, M.Kes, Dr. Anung. 2014. Pedoman Gizi seimbang. Jakarta :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Suprabowo RL. 2015. Analisis Usahatani Lidah Buaya di Kabupaten Bogor.


Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Adhiana. 2005. Analisis Efisiensi Ekonomi Usahatani Lidah Buaya (Aloe vera) di
Kabupaten Bogor. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Ansyori, A. Rifky. dkk. 2018. Krendu Sebagai Hasil Kreativitas Olahan Durian.
Palembang : SMAN 6 Palembang.

LAMPIRAN
1 ALAT DAN BAHAN
2 PROSES BUDI DAYA
3 BIODATA PENULIS

18
LAMPIRAN 01

ALAT

19
1.1 Pisau

1.2 Tanah

1.3
1.3Pupuk
PupukUrea
Urea

20
1.4 Sendok

LAMPIRAN 01

BAHAN

21
1.1 Anakan (Tunas) Lidah Buaya

1.2 Air

LAMPIRAN 02

PROSES PEMBUATAN

22
2.1 Campurkan Tanah dan Pupuk Urea

2.2 Tanamkan Akar dari Tunas Lidah Buaya ke


dalam Campuran Tanah dan Pupuk Urea

23
2.3 Ratakan Permukaan Tanah

2.4 Siram Lidah Buaya dengan Air secara Rutin

24
2.5 Amati Pertumbuhan dan Perkembangan
Lidah Buaya

BIODATA PENULIS

Ketua Kelompok

25
Nama : Achmad Rifky Ansyori
NIS : 10845
NISN : 0033053382
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 10 Maret 2003
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Bina Cipta, Perumahan Permai Indah, Block
B.8
Hobi : Membaca Buku Pengetahuan, Membuat Karya
Ilmiah, dan Menulis
Cita-cita : Dokter Bedah Kardiovaskuler
Bidang yang Disukai : Matematika, Biologi, Fisika, dan Kimia
Nomor Telepon : (0711)-825104
Nomor HP : 08127835565

BIODATA PENULIS

26
Anggota Kelompok

Nama : Deas Agata


NIS : 10861
NISN : 0032114309
Tempat Tanggal Lahir : Banyuasin, 27 Desember 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : JL. Kebun Bunga, Lorong Santoso, No. 51
Hobi : Bermain
Cita-cita : Psikolog
Bidang yang Disukai : Bahasa Indonesia
Nomor Telepon :-
Nomor HP : 081368150636

BIODATA PENULIS

27
Anggota Kelompok

Nama : Muhammad Ibnuraja Mahadi


NIS : 10865
NISN : 0033053374
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 2 Desember 2003
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Tanjung Raya
Hobi : Bermain Basket
Cita-cita : Pengusaha
Bidang yang Disukai : Olahraga
Nomor Telepon :-
Nomor HP : 081324745400

BIODATA PENULIS

28
Anggota Kelompok

Nama : Nurhaliza
NIS : 10858
NISN : 0031196567
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 21 Mei 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Supersemar, Lorong Kalpataru, No. 1227
Hobi : Menonton
Cita-cita : Psikolog
Bidang yang Disukai : Bahasa Indonesia
Nomor Telepon :-
Nomor HP : 0857686444238

BIODATA PENULIS

29
Anggota Kelompok

Nama : Malika Maharani


NIS : 10866
NISN : 0030972520
Tempat Tanggal Lahir : Palembang, 12 Juli 2003
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : Pondok Palem Indah, Blok E3
Hobi : Membaca, Menulis Sajak, dan Berhias
Cita-cita : Poliktikus
Bidang yang Disukai : Bahasa Indonesia, dan PPKn
Nomor Telepon :-
Nomor HP : 082375042321

BIODATA PENULIS

30
Anggota Kelompok

Nama : Annisa Aprilia


NIS : 10865
NISN : 0031230251
Tempat Tanggal Lahir : Banyuasin, 8 April 2004
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Palembang
Kelas : X MIPA 6
Alamat Sekolah : Jl. Sersan Sani, Basuki Rahmat. Kecamatan
Kemuning, Kota Palembang, Indonesia
Alamat Rumah : Jl. Wr. Supratman, No.1
Hobi : Membaca Novel
Cita-cita : Diplomat
Bidang yang Disukai : PPKn, dan Sejarah
Nomor Telepon :-
Nomor HP : 08228575221

31

Anda mungkin juga menyukai