Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LEARNING TO KNOW
(BELAJAR UNTUK MENGETAHUI)

Disusun oleh:
 Vonni Sirim (21,400,331,004)
 Gevaldi Kristomer Dombo (21,400,331,001)
 Yusran Pahu’u (21,400,331,021)
 Kevin Montjai (21,400,331,023)

JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POITIK
UNIVERSITAS KRISTEN TENTENA
2021
Alamat: Jl. Torulemba No. 21- Tentena, Telp. (0458) 21475, Email: sekretariat@unkrit.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tentena, 26 September 2021

Vonni Sirim
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

2.1 Penjelasan Umum Learning To Know...........................................

2.2 Penjelasan Learning To Know.....................................................


BAB III PENUTUP ...................................................................................

3.1 Kesimpulan .................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................

LAMPIRAN...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain
kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan kualitas
pendidikan bagi suatu bangsa, bagaimanapun mesti diprioritaskan. Sebab
kualitas pendidikan sangat penting artinya, karena hanya manusia yang
berkualitas saja yang bisa bertahan hidup di masa depan. Manusia yang
dapat bergumul dalam masa dimana dunia semakin sengit tingkat
kompetensinya adalah manusia yang berkualitas. Manusia demikianlah yang
diharapkan dapat bersama-sama manusia yang lain turut bepartisipasi dalam
percaturan dunia yang senantiasa berubah dan penuh teka-teki.
Sebagai mahasiswa jurusan sosiologi sudah selayaknya kita
mengetahui tentang pendidikan itu sendiri khususnya apa itu Learning To
Know. Disini dirasakan perlu mengetahui apa itu Learning To Know dari
pendidikan itu sendiri agar senantiasa para penikmat pendidikan bisa
berorientasi pada produk dan hasil belajar. kemudian agar kita sebagai
mahasiswa yang sedang belajar untuk dapat menguatkan sistem pendidikan
khususnya pendidikan di Indonesia serta bagaimana kita bisa
mengkonstruksi dasar dari suatu pendidikan.
Sehingga disini diharapkan dalam pembahasan mengenai Learning To
Know kita sebagai Mahasiswa diharapkan bisa nantinya untuk
mengaplikasikan pilar ini ketika turun ke lapangan serta mampu membangun
kesadaran kepada Mahasiswa lain untuk mengembangkan tujuan pendidikan
dari Learning To Know.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 A.   Penjelasan umum Learning to Know (belajar untuk menguasai)

Learning to know mengandung makna bahwa belajar tidak hanya berorientasi


pada produk atau hasil belajar, akan tetapi juga harus berorientasi pada proses
belajar. Dalam proses belajar, peserta didik bukan hanya menyadari apa yang
harus di pelajari tetapi juga diharapkan menyadari bagaimana cara mempelajari
apa yang seharusnya dipelajari. Kesadaran tersebut, memungkinkan proses belajar
tidak terbatas di sekolah saja, akan tetapi memungkinkan peserta didik untuk
belajar secara berkesinambungan. Inilah hakekat dari semboyan "belajar
sepanjang hayat". Apabila hal ini dimiliki peserta didik, maka masyarakat belajar
(learning society) sebagai salah satu tuntutan global saat ini akan terbentuk. Oleh
sebab itu belajar untuk mengetahui juga dapat bermakna belajar berpikir karena
setiap individu akan terus belajar sehingga dalam dirinya akan tumbuh kemauan
dan kemampuan untuk berpikir. Learning to know, dengan memadukan
pengetahuan umum yang cukup luas dengan keseempatan untuk mempelajari
secara mendalam pada sejumlkah kecil mata pelajaran. Pilar ini juga berarti
learning to learn (belajar untuk belajar), sehingga memperoleh keuntungan dari
kesempatan-kesempatan pendidikan yang disediakan sepanjang hayat.
Tidak hanya memperoleh pengetahuan tapi juga menguasai teknik
memperoleh pengetahuan tersebut. Pilar ini berpotensi besar untuk mencetak
generasi muda yang memiliki kemampuan intelektual dan akademik yang tinggi.
Secara implisit, learning to know bermakna belajar sepanjang hayat (Life long
education). Asas belajar sepanjang hayat bertitik tolak atas keyakinan bahwa
proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup, baik didalam
maupun diluar sekolah. Sehubungan dengan asas pendidikan seumur hidup
berlangsung seumur hidup, maka peranan subjek manusia untuk mendidik dan
mengembangkan diri sendiri secara wajar merupakan kewajiban kodrati manusia.
Dengan kebijakan tanpa batas umur dan batas waktu untuk belajar, maka kita
mendorong supaya tiap pribadi sebagai subjek yang bertanggung jawab atas
pedidikan diri sendiri menyadari, bahwa:
1)      Proses dan waktu pendidikan berlangsung seumur hidup sejak dalam
kandungan hingga manusia meninggal.
2)      Bahwa untuk belajar, tiada batas waktu. Artinya tidak ada kata terlambat
atau terlalu dini untuk belajar.
3)      Belajar/ mendidik diri sendiri adalah proses alamiah sebagai bagian integral/
totalitas kehidupan (Burhannudin Salam, 1997:207).

Menurut Isjoni (2008:47), guru adalah orang yang identik dengan pihak yang
memiliki tugas dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Di
tangan gurulah tunas-tunas bangsa ini terbentuk sikap dan moralitasnya, sehingga
mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di masa yang akan datang.
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan
dan membuat perencanaan secara saksama dalam meningkatkan kemampuan
belajar bagi siswanya, dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut
perubahan-perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode
mengajar, strategi belajar-mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam
mengelola proses belajar-mengajar. Guru bisa dikatakan unggul dan profesional
bila mampu mengembangkan kompetensi individunya dan tidak banyak
bergantung pada orang lain.
Konsep learning to know ini menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu
berperan sebagai berikut:
a.       Guru berperan sebagai sumber belajar
Peran ini berkaitan penting dengan penguasaan materi pembelajaran. Dikatakan
guru yang baik apabila ia dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik,
sehingga benar-benar berperan sebagi sumber belajar bagi anak didiknya.
b.      Guru sebagai Fasilitator
Guru berperan memberikan pelayanan memudahkan siswa dalam kegiatanproses
pembelajaran.

Guru berperan menciptakan iklim blajar yang memungkinkan siswa dapat


belajar secara nyaman. Prinsip-prinsip belajar yang harus diperhatikan guru dalam
pengelolaan pembelajaran, yaitu:
a)      Sesuatu yang dipelajari siswa, maka siswa harus mempelajarinya sendiri.
b)      Setiap siswa yang belajar memiliki kecepatan masing-masing.
c)      Siswa akan belajar lebih banyak, apabila setiap selesai melaksanakan tahapan
kegiatan diberikan reinforcement.
d)      Penguasaan secara penuh.
e)      Siswa yang diberi tanggung jawab, maka ia akan lebih termotivasi untuk
belajar
d.      Guru sebagai demonstrator
Guru berperan untuk menunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat
membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang
disampaikan.
e.    Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap
perbedaan. Perbedaan inilah yang menuntut guru harus berperan sebagai
pembimbing.
f. Guru sebagai mediator
Guru selain dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang Media pendidikan
juga arus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media dengan
baik.
g.       Guru sebagai Evaluator
Yakni sebagai penilai hasil pembelajaran siswa. Dengan penilaian tersebut,
guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa
terhadap pelajaran, serta ketepatan/ keefektifan metode mengajar (Fakhruddin,
2010:49-61).

Kiat-kiat Agar Menjadi Guru Favorit menurut Fakhruddin (2010:97) yaitu:


a)      Sabar
b)      Bisa menjadi sahabat
c)      Konsisten dan komitmen dalam bersikap
d)      Bisa menjadi pendengar dan penengah
e)      Visioner dan misioner
f)       Rendah hati
g)      Menyenangi kegiatan mengajar
h)      Memaknai mengajar sebagai pelayanan
i)       Bahasa cinta dan kasih sayang
j)       Menghargai proses
2.2 B.Penjelasan Learning to know

Learning to know (belajar untuk mengetahui) sanggatlah di butuhkan pada


pendidikan di indonesia pada saat ini agar masyarakat Indonesia memiliki
pengetahuan yang lebih luas lagi. Dengan learning to know masyarakat Indonesia
dapat memahami apa yang akan mereka lakukan atau dapat menyadari setiap apa
yang mereka lakukan. dengan learning to know masyarakat atau peserta didik
tidak hanya mendapatkan wawasan hanya berasal dari sekolah saja tetapi
mendapatkan wawasan dari lingkungan sekitar maupun secara global.dengan
adanya learning to know pada diri masing-masing masyarakat akan berpotensi
tinggi untuk mencetak generasi yang memiliki kemampuan intelektual dan
akademik yang tinggi.
BAB III
penutup
3.1 A.Kesimpulan

Dengan adanya learning to know pada diri masing-masing masyarakat


Indonesia maka negara ini akan memiliki masyarakat yang bermutuh dan siap
untuk bersaing dengan tuntutan global.

3.2 B.Saran

Kami sadar dalam membuat Makala ini masih banyak kekurangan. Namun

kami telah berusaha melaksanakannya secara maksimal. Selain itu, makala ini juga

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran yang membangun sangat kami

perlukan guna memperbaiki laporan yang masih jauh dari sempurna ini
Daftar pustaka

-http://maul15.blogspot.com/2019/02/learning-to-know.html?m=1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai