Pertemuan Ke 4 Pasca UTS PSKE (Studi Kasus)
Pertemuan Ke 4 Pasca UTS PSKE (Studi Kasus)
Oleh :
Skripsi ini telah diterima dan disyahkan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
studi S1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Industri Jurusan Teknik Industri
Pada Tanggal :
Disusun Oleh :
Nim : D.600.990.110
Mengetahui
Jam : ______________________
Penguji
Mengetahui
(Dr. Ir. Waluyo Adi Siswanto, M. Eng) (Much. Djunaidi, ST, MT)
MOTTO
Persembahan
Keluarga Tercinta
TA, My Love
Teman - temanku
ALMAMATERKU
KATA PENGANTAR
Assalmualaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat
Akhir.
Kepada Bapak dan Ibu tercinta atas do’a restu, bimbingan, semangat, dan
segala telah engkau berikan dalam kasih sayangmu selama ini dan yang akan
tanpa bimbingan, petunjuk maupun saran-saran dari berbagai pihak penulis tidak
dapat dengan mudah menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini sehingga penulis
1. Bapak Dr. Waluyo Adi Siswanto, M. Eng selaku Dekan Fakultas Teknik
bimbingannya.
5. Bapak H. Sunardi dan Ibu Hj. Sri Muryati yang telah memberikan
membiayai yang tak pernah jenuh walaupun sesulit apapun, Dan Aku sangat
bangga padamu.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu harapan
dan do’a penulis semoga Allah SWT berkenan memberikan imbalan yang
sepadan. Harapan terbesar dari penulis semoga hasil karya sederhana ini dapat
(Penulis)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAKSI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Taksiran kebutuhan per jam untuk setiap kg berat ........................ 23
Konsumsi Energi............................................................................ 53
LAMPIRAN 1
Data Pengamatan................................................................................................. 56
a. RWL Loso................................................................................................ 56
a. RWL Loso................................................................................................ 61
d. RWL Sugiya............................................................................................. 70
d. RWL Sugiya............................................................................................. 75
LAMPIRAN 2
10. Perhitungan Energi Expenditure awal tiap operator pada truck 2: ............... 81
11. Perhitungan Energi Expenditure Akhir tiap operator pada truck 2:.............. 82
LAMPIRAN 3
c. Momen Loyo........................................................................................... 86
A. Profil Pekerja................................................................................................. 91
B. Profil Pekerja................................................................................................. 92
diperlukan. Hal ini berkaitan dengan kelebihan yang dimiliki oleh MMH
mengandalkan alat atau fisik manusia dari cara pengoperasionalan alat angkut
waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991
di Amerika Serikat.
secara langsung kepada pekerja, akan berdampak buruk pula pada kinerja
Permasalahan yang ada di PT. Murni Sri Jaya Sragen adalah tidak
adanya alat bantu untuk mengangkat pupuk. Selain itu pekerja dalam
kali, waktu lama bekerja di PT. Murni Sri Jaya tersebut juga variatif, ada
yang sudah lebih dari lima tahun, sehingga dikhawatirkan apabila tidak ada
untuk pekerjaannya.”
1. Berapa beban maksimal pekerja mengangkat di PT. Murni Sri Jaya Sragen
2. Apakah beban terlalu berat jika ditinjau menurut rumus Lifting Index (LI) ?
3. Berapa momen gaya para pekerja ?
sebagai berikut :
2. Pada penelitian ini jumlah sampel yang di ambil hanya dua truk dengan
gudang penyimpanan dengan jarak rata-rata untuk truk satu 500 cm dan
1. Bagi PT. Murni Sri Jaya Sragen, sebagai bahan masukan, informasi untuk
dirinya sehingga akan tahu tentang resiko yang akan terjadi apabila tidak
BAB I PENDAHULUAN
2. Perumusan masalah
3. Batasan masalah
4. Tujuan penelitian
5. Manfaat penelitian
1. Pengertian biomekanika
3. Biomekanika terapan
4. Model biomekanika
6. Syarat NIOSH
7. Faktor resiko
1. Obyek penelitian
2. Identifikasi data
1. Rekapitulasi data
BAB V PENUTUP
Kesimpulan :
yang dilakukan.
Saran :
adalah kekuatan kerja otot yang tergantung pada posisi anggota tubuh yang
bekerja, arah gerakan kerja, perbedaan kekuatan antar bagian tubuh dan usia.
Selain itu juga kecepatan dan ketelitian serta daya tahan jaringan tubuh
terhadap beban.
Haryanto, 2000 ).
Theoretical Mechanics
Anatomy Anthropometri
Kinesiology Bioinstrumentation
Biomechanics
General Occupational
Biomechanics Biomechanics
Biostatics Biodynamics
Workplace Design
Biokinematics Biokinetics
Tool & Equipment Design
tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun bergerak. Biostatik
adalah bagian dari biomekanika umum yang hanya menganalisa tubuh pada
posisi diam atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam
Dalam biomekanika ini banyak disiplin ilmu yang mendasari dan berkaitan
kontak dengan lingkungan faal dan mekanik eskternal yang harus diimbangi
dirancang oleh manusia, dilakukan oleh manusia dan dengan sasaran pokok
era lingkungan industri yang modern ini, efisiensi adalah produk sampingan
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan
langsung.
di depan tubuh).
suatu pencatatan.
2. Mengevaluasi pekerjaan.
3. Penyaringan pegawai.
tingkat satu. Otot leher memberikan gaya untuk menarik beban gaya
kepala akibat gravitasi. Dari sini, ergonomis bisa merancang situasi kerja
bagi pekerja yang menderita sakit leher (arthritis pada leher) untuk
dibuatkan tempat kerja yang dapat menjaga supaya posisi tubuh tepat dan
manusia. Otot achiles, sendi tumit dan pangkal jari, desain berdiri maupun
branchial, dan sendi siku merupakan fulkrum. Berat disatu sisi, fulkrum
disisi lain dengan gaya searah dengan pemberat. Gaya berada antara
pemberat dan fulkrum. Dari tiga model diatas dapat dilihat pada posisi
mana tubuh manusia berada pada posisi yang secara mekanikal tidak
menguntungkan.
4. Model dinamis tubuh manusia yang tersusun dari elemen masa pegas dan
tubuh jika mengalami getaran lewat tumpuan kaki. Dalam studinya, Soule
pegas, masa dan peredam. Dari model ini dapat ditunjukkan bahwa pada
5. Model menggambar cara kerja otot dan tulang lengan pada saat tangan
memutar. Dari model biomekanika ini dapat dipelajari pada posisi mana
bahwa 1/3 beban dapat menimbulkan beban momen yang sama dengan
belakang akan menerima beban yang tinggi sekali jika pada posisi ini
9. Beban momen yang besar bisa juga terjadi pada workplace yang dirancang
10. Posture yang salah dan yang benar yang ditujukan pada literatur-literatur
11. Oleh Chaffin (1969), bagaimana momen yang besar pada tubuh manusia
momen pada tubuh ini direaksi oleh tekanan abdomnal, gaya tekan tulang
belakang dan gaya tarik tulang belakang. Model ini bersifat dua dimensi
12. Model biomekanika bidang sagital dari pekerjaan manual lifting yang
oleh Schultz (1979). Model ini digunakan untuk mengurai momen yang
terjadi pada tubuh saat mengangkat barang menjadi komponen gaya yang
komponen tubuh dengan baik. Model ini lebih baik dari modelnya Chaffin
tiga dimensi.
oleh satu-satu segmen batang kaku dengan titik berat terpusat disatu titik
tertentu. Pada saat mengalami satu gerak dinamis, batang yang masanya
sehat maka perlu adanya suatu batasan angkat untuk operator. Pada
bagian ini akan dijelaskan beberapa batasan angkat secara legal dari
beberapa negara bagian benua Australia yang digunakan untuk pabrik dan
(Nurmianto, 1996 )
pada intervertabraldisk antara lumbor nomor lima dan sacrum nomor satu.
menentukan batas angkat. Kelelahan kerja yang terjadi dari aktifitas yang
berbeda-beda.
height).
tangan (fertikal).
Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat,
maka perlua adanya suatu batasan angkat untuk operator. Batas angkat
dan keselamatan kerja adalah berdasar pada beban tekan pada invertebral disk
berdasar gaya tekan adalah sebesar 3500 Newton pada L5/S1, ada 99% pria
dan 75% wanita yang mampu mengangkat beban diatas ini. Sedangkan gaya
angkat maksimum yang diijinkan oleh NIOSH adalah berdasar gaya tekan
sebesar 6500 Newton pada L5/S1. Namun hanya 25% pria dan 1% wanita
bada operator
angkat beban
faktor yang sangat komplek, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor eksternal beban kerja adalah beban kerja yang berasal dari
luar tubuh pekerja. Yang termasuk kerja eksternal adalah tugas (task) itu
sebagai stressor.
stasiun kerja, tata ruang tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi
pekerjaan dll.
pekerja adalah :
- Lingkungan kerja fisik seperti mikroklimat (suhu ambien,
serangga, dll.
tempat kerja.
Faktor internal beban kerja adalah faktor yang berasal dari dalam
tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban kerja eksternal.
Reaksi tubuh tersebut dikenal dengan strain. Berat ringannya strain dapat
status gizi).
dll)
Taksiran kebutuhan per jam untuk setiap kg berat dapat dilihat pada
Kilo Joule (23,87 Kilo Kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan
ringannya pekerjaan.
+ 2400 Kilo Joule (573 Kilo Kalori) untuk laki-laki dewasa dan
sebesar 2000 – 2400 Kilo Joule (477 – 425 Kilo Kalori) per hari
juga tidak diperlukan peralatan yang mahal serta hasilnya cukup reliabel
disamping itu tidak mengganggu proses kerja dan menyakiti orang yang
diterima tubuh cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama
dimulai.
c. Nadi kerja adalah selisih antara denyut nadi istirahat dan denyut nadi
kerja.
dengan rumus :
Keterangan :
Y = Energi (kkal/menit)
berikut :
KE = Et – EI
Keterangan :
KE = Konsumsi energi (kkal/menit)
Et = Pengeluaran energi pada saat melakukan kerja (kkal/menit)
EI = Pengeluaran energi pada saat istirahat (kkal/menit)
1. General Biomechanic
yaitu :
menganalisis tubuh pada posisi diam atau bergerak pada garis lurus
2. Occupational Biomechanic
disini akan kita bahas tentang anatomi tubuh yang menjadi dasar
1. Tulang
Fungsi otot disini untuk menjaga posisi tubuh agar tetap bersikap
sempurna.
2. Sambungan Cartilagenous
yang relatif kecil. Contoh: sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal
3. Ligamen
tulang yang sederhana ada pada siku dan lutut. Dengan adanya alasan
tangan.
4. Otot (Muscle)
4. Usia.
Suatu hal yang penting untuk mengetahui jenis otot yang sesuai
untuk menopang beban statis. Beban statis yang terjadi pada semua otot
harus diminimumkan. Gaya yang terjadi pada kontraksi otot sama
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari tiap
2. Gaya Reaksi, yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen
3. Gaya Otot, yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat
gerakan sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi.
seperti :
2. Lelah visual, yaitu lelah yang diakibatkan ketegangan yang terjadi pada
organ visual (mata) yang terkonsentrasi secara terus menerus pada suatu
objek.
3. Lelah mental, yaitu kelelahan yang datang melalui kerja mental seperti
menjemukan.
beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang
cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika
Serikat.
1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan ataupun
jam.
atau berlutut.
RWL = LC X HM VM X DM X AM X FM X CM
Keterangan :
Sedangkan untuk FM dan CM, (lihat tabel) dengan kriteria sebagai berikut :
3. Kriteria Poor
untuk diangkat. Adanya perbedaan ini karena faktor pengali vertikal sangat
ke ujung jari tangan dengan posisi lurus ke bawah). Perumusan faktor pengali
VM = ( 1 – 0,00326V – 69 )
Jika LI >1, maka aktifitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang.
Jika LI <1, maka aktifitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang
belakang.
melakukan pekerjaan tersebut, dapat dihitung besarnya gaya dan momen yang
terjadi setiap link dan sendi melalui analisa mekanik. Baik pada saat tubuh
aljabar dari semua gaya pada suatu benda dalam keadaan setimbang statis
gaya-gaya dibedakan sedikitnya dalam dua arah, yaitu vertikal dan horisontal.
penjumlahan aljabar momen-momen dari semua gaya yang bekerja pada suatu
Gambar II.3. Model sederhana garis punggung (low back) yang diteliti oleh Caffin
untuk analisis terhadap aktifitas angkat koplanar statis.
(Eko Nurmianto, 1996)
manusia dengan memandang tubuh sebagai sistem multiple link, maka hasil
perhitungan gaya dan momen suatu link akan dipengaruhi link sebelumnya
dan akan mempengaruhi link selanjutnya. Oleh sebab itu link terakhir (link
kaki) akan menahan beban yang berasal dari berat seluruh link sebelumnya,
Keterangan :
θ H = sudut tubuh
alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan tempat kerja dan
bertujuan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitanya dengan
lingkungan dan situai kerja, atau dengan kata lain berarti usaha melindungi
pekerja dengan menetapkan keamanan dan keselamatan yang berkaiatan
produktifitas nasional.
Pada penelitian ini obyek yang diteliti adalah para pekerja panggul yaitu
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berat beban, jarak horisontal,
denyut jantung sebelum melakukan kerja dan sesudah melakukan kerja. Ini
semua diambil dari sebagian pekerja panggul di PT. Murni Sri Jaya Sagen.
Pengumpulan data dalam penulisan Tugas Akhir ini dilakukan dengan cara :
1. Wawancara
diperlukan.
2. Observasi
3. Studi Pustaka
sebagai berikut :
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM . . . . . . . .(3.1)
Keterangan :
LC = Konstanta pembebanan = 23
Berat Beban
LI = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.2)
RWL
Keterangan :
Y = Energi (kkal/menit)
sebagai berikut :
KE = Et – EI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.4)
Keterangan :
bw + hW - DFA
FM = …………. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.5)
E
Momen = FM x E . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3.6)
Gambar III.1. Model Manusia Mengangkat beban
Keterangan :
θH = Sudut tubuh
3.5. Metode Analisis Data
1. Metode Kuantitatif
pekerja panggul
2. Metode Kualitatif
biomekanika.
3.6. Kerangka Pemecahan Masalah
Mulai
Survei Awal
Perumusan Masalah
Pengumpulan data :
Pengukuran Jarak Pengangkatan
Pengukuran Jarak Horisontal
Pengukuran Jarak Vertikal
Pengukuran Denyut Jantung
Pengukuran Momen Gaya
Pengolahan Data :
Y = 1,80411 – 0,229038X + 4,71733X 10-4 X2
KE = Et – EI
RWL = 23 (25/H) (1-0,003 (V-75)) (0,82 + 4,5/D) 1-(0,0032(°)FM.CM
Berat Beban
LI =
RWL
bw + hW - DFA
FM =
E
Analisa Data
Selesai
4.1.Rekapitulasi Data
Dalam melakukan pengamatan sampel yang kami ambil adalah dua truk
dengan 8 tukang panggul. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
berdasarkan berat beban dibagi dengan hasil RWL. Analisa ini dilihat berapa
besarnya hasil LI, lebih kecil dari satu atau lebih besar dari satu. Perhitungan
dan Origin truck 2, Destination truck 2 terlihat jelas dengan hasil Horisontal,
Vertikal, dan Asimetri yang berbeda, akan tetapi pada Coupling dan Frekuensi
yang sama akan menghasilkan hasil RWL (Recommended Weight Limit) yang
berbeda.
Sedangkan pada Vertikal berbeda juga karena ketinggian benda yang akan
diangkat oleh operator tidak sama. Pada Asimetri juga tidak sama karena
menghasilkan hasil yang sama ini dilihat dari frekuensi pengangkatan tiap
operator selama 1 jam. Sedangkan pada Jarak sama karena memang untuk
jarak dari truk 1 ke tempat penyimpanan 500 cm dan truk 2 dengan jarak 300
cm. Sedangkan pada copling menggunakan tipe Poor yang nilainya sama
Sehingga kita dapat lihat secara umum hasil dari perhitungan RWL
bahwa semuanya jauh dari yang direkomendasikan, sebab jika dilihat melalui
perhitungan beban yang harus diangkat oleh tiap operator kurang dari 50 kg.
terlihat jelas bahwa semua karyawan dari 8 sampel yang diteliti menunjukan
bahwa LI lebih besar dari satu, sehingga menurut analisa bahwa pekerjaan ini
Sedangkan analisa dilakukan dari hasil perhitungan denyut jantung awal dan
mempunyai hasil konsumsi energi yang melebihi batas, sehingga perlu adanya
energi seorang pria adalah 1,2 kkal/mnt. Sehingga jika melebihi batas
dibandingkan denyut jantung awal, ini disebabkan karena denyut jantung akhir
Hal ini terjadi dalam tubuh manusia bahwa apabila kita tidak melakukan
kerja maka energi yang diperlukan akan konstan, tetapi apabila tubuh dalam
naik. Sehingga pada saat tubuh dalam keadaaan istirahat setelah aktivitas
untuk mengetahui apakah perhitungan ini melebihi batas yang ditetapkan atau
momen gaya pada pekerja dapat diambil kesimpulan bahwa semua pekerja
Sri Jaya Sragen diketahui bahwa metode kerja yang digunakan tidak sesuai
dengan asas kesehatan dan keselaatan kerja karena melebihi batas yang
direkomendasikan. Untuk itu perlu dicari sebuah solusi bagaimana untuk
mengalami rasa sakit pada pekerja pada PT. Murni Sri Jaya Sragen diketahui
bahwa bagian tubuh yang mengalami sakit sekali adalah pingul, pinggang
karena bagian tubuh itu menanggung beban dari tubuh dan dari barang yang
diangkat. Bagian tubuh yang merasakan sakit adalah lengan, bahu, dan betis
tubuh yang agak sakit adalah leher, siku, dan pantat karena tidak berhubungan
bahwa pekerja tidak membawa alat pelindung yang seperti kaos tangan,
pakain khusus. Karena barang yang diangkat mengandung zat kimia yang bisa
mebuat tubuh menjadi sakit. Maka dari itu penulis menyarankan di PT. Murni
Sri Jaya untuk menyediakan alat pelindung kecelakan kerja supaya kesehatan
dan keselamatan dapat terjaga. Dan mengusulkan untuk memakai alat untuk
Pakaian khusus, sarung tangan, sepatu dan lainnya yang penting untuk
V.1. Kesimpulan
tulang belakang, karena Lifting Indek lebih besar dari satu. Berikut Tabel
No. Nama LI
1 Loso 3,22
2 Parno 3,55
3 Loyo 2,44
4 Supon 4,82
5 Ngadiman 3,14
6 Parmin 2,72
7 Warso 3,30
8 Sugiya 3,00
3. Juga dalam perhitungan Konsumsi Energi terlihat bahwa besarnya KE
melebihi batas yang ditetapkan yaitu energi yang dikeluarkan oleh pria
sakit pada bagian tubuh tulang belakang. Sehingga dalam waktu tertentu
Hal ini disebabkan karena pekerja terlalu berat menopang beban dari yang
mereka.
Nandiroh,ST, 2002, Jurnal Ilmiah Teknik Industi, Analisa Angkat Beban Manual,
Jurnal Teknik Industri UMS, Surakarta.
Data Pengamatan
a. RWL Loso
Horisontal (H) 24 cm
Vertikal (V) 100 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
= 25/24 = 1,04 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 100-75 )
= 1 - 0,075
= 0,925 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 CM
= 0,82 + 0,009
= 0,829 CM
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 0º
=1-0
= 1º
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 15.54 kg
b. RWL Parno
Horisontal (H) 22 cm
Vertikal (V) 85 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 650
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/22 = 1,14
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 85-75 )
= 1- 0,003
= 0,97 CM
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 CM
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 650
= 1 - 0,21
= 0,790
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 14,08 Kg.
c. RWL Loyo
Horisontal (H) 20 cm
Vertikal (V) 70 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/20 = 1,25 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 70-75 )
= 1 - (- 0,015)
= 1,015 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 cm
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 00
=1-0
= 10
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 20,46 Kg
d. RWL Supon
Horisontal (H) 25 cm
Vertikal (V) 120 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 800
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/25 = 1 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 120-75 )
= 1 - 0,135
= 1,865 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 cm
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 800
= 1 - 0,26
= 0.740
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 10.38 Kg
Tabel.2. Data Pengamatan Destination Truck 1 :
Nama Horisontal Vertikal Jarak Asimetrik Frekuensi Coupling
(H) (V) (D) (A) (FM) (CM)
Loso 20 cm 70 cm 500 cm 00 0,94 0,90
Parno 17 cm 67 cm 500 cm 00 0,94 0,90
Loyo 15 cm 60 cm 500 cm 750 0,94 0,90
0
Supon 18 cm 68 cm 500 cm 60 0,94 0,90
a. RWL Loso
Horisontal (H) 20 cm
Vertikal (V) 70 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
= 25/20 = 1,25 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 70-75 )
= 1-(-0,015)
= 1,015 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 CM
= 0,82 + 0,009
= 0,829 CM
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 0º
=1-0
= 1º
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 20,46 kg
b. RWL Parno
Horisontal (H) 17 cm
Vertikal (V) 67 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/17 = 1,47
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 67-75 )
= 1-(-0,024)
= 1,024 CM
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 CM
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 0
=1-0
= 10
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 24,28 Kg.
c. RWL Loyo
Horisontal (H) 15 cm
Vertikal (V) 60 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 750
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/15 = 1,67 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 60-75 )
= 1-(- 0,045)
= 1,045 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 cm
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 750
= 1 - 0,24
= 0,760
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 21,39 kg
d. RWL Supon
Horisontal (H) 18 cm
Vertikal (V) 68 cm
Jarak (D) 500 cm
Asimetri (A) 600
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/18 = 1,39 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 68-75 )
= 1- (-0,021)
= 1,021 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/500 cm
= 0,82 + 0,009
= 0,829 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 600
= 1 – 0,19
= 0,810
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 18,54 kg
Load Weight
LI =
RWL
50
=
15.54
= 3.22
b. Lifting Index (LI) Parno
Load Weight
LI =
RWL
50
=
14.08
= 3,55
Load Weight
LI =
RWL
50
=
20.46
= 2,44
d. Lifting Index (LI) Supon
Load Weight
LI =
RWL
50
=
10.38
= 4.82
Tabel .3. Data Pengamatan Origin Truck 2 :
Nama Horisontal Vertikal Jarak Asimetrik Frekuensi Coupling
(H) (V) (D) (A) (FM) (CM)
Ngadiman 23 cm 95 cm 300 cm 00 0,94 0,90
Parmin 22 cm 85 cm 300 cm 00 0,94 0,90
Warso 21 cm 70 cm 300 cm 800 0,94 0,90
0
Sugiya 24 cm 120 cm 300 cm 0 0,94 0,90
a. RWL Ngadiman
Horisontal (H) 23 cm
Vertikal (V) 95 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
= 25/23 = 1,08 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 95-75 )
= 1 - 0,06
= 0,94 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 0º
= 1- 0
= 1º
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 15,88 Kg
b. RWL Parmin
Horisontal (H) 22 cm
Vertikal (V) 75 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/18 = 1,13
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 75-75 )
=1-0
= 1 CM
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 00
=1-0
= 10
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 18,35 Kg.
c. RWL Warso
Horisontal (H) 21 cm
Vertikal (V) 60 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 750
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/15 = 1,19 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 60-75 )
= 1-(- 0,045)
= 1,045 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 800
= 1 – 0,25
= 0,750
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 15,15 kg
d. RWL Sugiya
Horisontal (H) 24 cm
Vertikal (V) 80 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/21 = 1,04 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 80-75 )
= 1 - 0,15
= 0,985 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 00
=1-0
= 10
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 16,64 kg
Tabel 4. Data Pengamatan Destination Truck 2 :
Nama Horisontal Vertikal Jarak Asimetrik Frekuensi Coupling
(H) (V) (D) (A) (FM) (CM)
Ngadiman 16 cm 65 cm 300 cm 00 0,94 0,90
Parmin 15 cm 60 cm 300 cm 700 0,94 0,90
Warso 19 cm 69 cm 300 cm 700 0,94 0,90
0
Sugiya 17 cm 67 cm 300 cm 88 0,94 0,90
a. RWL Ngadiman
Horisontal (H) 16 cm
Vertikal (V) 65 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 00
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
= 25/16 = 1,56 cm
VM = 1 - 0,003 ( V-75 )
= 1 - 0,003 ( 65-75 )
= 1 - (-0,03)
= 1,03 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 CM
= 0,82 + 0,015
= 0,835 CM
AM = 1 - 0,0032 x A
= 1 - 0,0032 x 0º
=1-0
= 1º
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 26,15 kg
b. RWL Parmin
Horisontal (H) 15 cm
Vertikal (V) 60 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 700
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/15 = 1,67
VM = 1- 0,003 ( V-75 )
= 1- 0,003 ( 60-75 )
= 1-(-0,045)
= 1,045 Cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 CM
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1- 0,0032 x A
= 1- 0,0032 x 700
= 1- 0,28
= 0,780
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 21,96 Kg.
c. RWL Warso
Horisontal (H) 19 cm
Vertikal (V) 67 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 880
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/19 = 1,32 cm
VM = 1- 0,003 ( V-75 )
= 1- 0,003 ( 67-75 )
= 1-(- 0,018)
= 1,018 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1- 0,0032 x A
= 1- 0,0032 x 780
= 1- 0,25
= 0,750
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 16,33 kg
d. RWL Sugiya
Horisontal (H) 17 cm
Vertikal (V) 67 cm
Jarak (D) 300 cm
Asimetri (A) 880
Frekuensi (FM) 0,94
Coupling (CM) 0,90
HM = 25/H
=25/17 = 1,47 cm
VM = 1- 0,003 ( V-75 )
= 1- 0,003 ( 67-75 )
= 1- (-0,024)
= 1,024 cm
DM = 0,82 + 4,5/D
= 0,82 + 4,5/300 cm
= 0,82 + 0,015
= 0,835 cm
AM = 1- 0,0032 x A
= 1- 0,0032 x 880
= 1-0,28
= 0,720
RWL= LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
= 17,58 kg
Load Weight
LI =
RWL
50
=
15.88
= 3,14
b. Lifting Index (LI) Parmin
Load Weight
LI =
RWL
50
=
18.35
= 2,72
Load Weight
LI =
RWL
50
=
15.15
= 3,30
d. Lifting Index (LI) Sugiya
Load Weight
LI =
RWL
50
=
16,64
= 3,00
Tabel .5. Data Denyut Jantung Tiap Operator Pada Truck 1 :
Nama Denyut Jantung Awal Denyut Jantung Akhir
Loso 88 /menit 120 /menit
Parno 103 /menit 126 /menit
Loyo 95 /menit 117 /menit
Supon 90 /menit 114 /menit
= 3,442 kkal/menit
= 4,45 kkal/menit
= 3,886 kkal/menit
= 3,564 kkal/menit
= 5,849 kkal/menit
= 6,407 kkal/menit
= 5,582 kkal/menit
d. Energi Expenditure Supon
= 5,324 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,849 – 3,442
= 2,407 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 6,407 – 4,450
= 1,957 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,582 – 3,886
= 1,696 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,324 – 3,564
= 1,,760 kkal/menit
Tabel .6. Data Denyut Jantung Tiap Operator Pada Truck 2 :
Nama Denyut Jantung Awal Denyut Jantung Akhir
Ngadiman 102 /menit 122 /menit
Parmin 98 /menit 120 /menit
Warso 100 /menit 117 /menit
Sugiya 95 /menit 113 /menit
= 4,376 kkal/menit
= 4,09 kkal/menit
= 4,231 kkal/menit
d. Energi Expenditure Sugiya
= 3,886 kkal/menit
= 6,031 kkal/menit
= 5,849 kkal/menit
= 5,582 kkal/menit
d. Energi Expenditure Sugiya
= 5,24 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 6,031 – 4,376
= 1,655 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,849 – 4,090
= 1,759 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,582 – 4,231
= 1,261 kkal/menit
KE = Y2 - Y1
= 5,240 – 3,886
= 1,354 kkal/menit
Tabel .7. Data Momen Gaya Pada Truck 1
Nama D w H b E W θH PA FA
0
Loso 9 cm 441 N 14 cm 10 cm 4 cm 490 N 80 0,25 N/cm2 116 N
Parno 12 cm 461 N 15cm 11 cm 6 cm 490 N 800 0,25 N/cm2 116 N
Loyo 12 cm 519 N 16 cm 12 cm 5 cm 490 N 800 0,25 N/cm2 116 N
Supon 11 cm 539 N 16 cm 12 cm 6 cm 490 N 800 0,25 N/cm2 116 N
a. Momen Loso
b 10 cm
w 441 N
h 14 cm
FA 116 N
E 4 cm
W 490 N
D 9 cm
PA 0,25 N/cm2
θH 80o
bw + hW - Df A
FM =
E
(10 x 441) + (14 x 490) − (9 x116)
=
4
4410 + 6860 - 1044
=
4
= 2557 N
Momen= FM x E
= 2557 x 4
= 10226 N
b. Momen Parno
b 11 cm
w 461 N
h 15 cm
FA 116 N
E 6 cm
W 490 N
D 11 cm
PA 0,25 N/cm2
θH 800o
bw + hW - Df A
FM =
E
bw + hW - Df A
FM =
E
a. Momen Ngadiman
b 11 cm
w 529 N
h 15 cm
FA 116 N
E 6 cm
W 490 N
D 11 cm
PA 0,25 N/cm2
θH 80o
bw + hW - Df A
FM =
E
(11x529) + (15 x 490) − (11x116)
=
6
5821 + 7350 - 1276
=
6
= 1983 N
Momen= FM x E
= 1983 x 6
= 11898 N
b. Momen Parmin
b 11 cm
w 480 N
h 15 cm
FA 116 N
E 5 cm
W 490 N
D 10 cm
PA 0,25 N/cm2
θH 80o
bw + hW - Df A
FM =
E
bw + hW - Df A
FM =
E
bw + hW - Df A
FM =
E
(12 x549) + (16 x 490) − (11x116)
=
6
6588 + 7840 - 1276
=
6
= 2192 N
Momen= FM x E
= 2192 x 6
= 13152 N
TABEL 1
Frequency Multilier Table (FM)
Frequency Work Duration
Lifts/min ≤ 1 Hour > 1 but ≤ 2 Hour > 2 but ≤ 8 Hour
(F) V < 75 V ≥ 75 V < 75 V ≥ 75 V < 75 V ≥ 75
≤ 0.2 1.00 1.00 0.95 0.95 0.85 0.85
0.5 0.97 0.97 0.92 0.92 0.81 0.81
1 0.94 0.94 0.88 0.88 0.74 0.74
2 0.91 0.91 0.84 0.84 0.65 0.65
3 0.88 0.88 0.79 0.79 0.55 0.55
4 0.84 0.84 0.72 0.72 0.45 0.45
5 0.80 0.80 0.60 0.60 0.35 0.35
6 0.75 0.75 0.50 0.50 0.27 0.27
7 0.70 0.70 0.42 0.42 0.22 0.22
8 0.60 0.60 0.35 0.35 0.18 0.18
9 0.52 0.52 0.30 0.30 0.00 0.15
10 0.45 0.45 0.26 0.26 0.00 0.13
11 0.41 0.41 0.00 0.23 0.00 0.00
12 0.37 0.37 0.00 0.31 0.00 0.00
13 0.00 0.34 0.00 0.00 0.00 0.00
14 0.00 0.31 0.00 0.00 0.00 0.00
15 0.00 0.28 0.00 0.00 0.00 0.00
≥ 15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
TABEL 2
Coupling Duration.
Coupling Coupling Multiplier
Type V < 75 cm V ≥ 75 cm
Good 1.00 1.00
Fair 0.95 1.00
Poor 0.90 0.90
Gambar Origin Loso.
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan:
Keterangan: