Model Pembelajaran STAD dikembangkan oleh Slavin dkk. Model pembelajaran STAD
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Isjoni (2007: 70) STAD
sangat sesuai untuk mengajarkan bahan ajar yang tujuannya didefinisikan secara jelas,
misalnya perhitungan dan aplikasi matematika,penggunaan bahasa, geografi, dan
keterampilan menggunakan peta.
Menurut Mohamad Nur (2008: 5), pada model ini siswa dikelompokkandalam tim dengan
anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis
kelamin, dan suku. Sedangkan menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009: 9),
“STAD didesain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling
menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”.
a. Penyampaian tujuan dan motivasi. Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai
pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
c. Presentasi dari guru. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu
menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya
pokok bahasan tersebut dipelajari.
d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim). Siswa bekerja dalam kelompok yang telah
dibentuk. Kerja tim merupakan ciri terpenting dari STAD.
e. Kuis (evaluasi). Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis (evaluasi) tentang
materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-
masing kelompok.
Menurut Yurisa, kelebihan dan kelemahan model pembelajaran STAD adalah sebagai
berikut: