Anda di halaman 1dari 3

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

SUCTION

Nama : Sunarsih Tanggal : 05 Oktober 2021


Nim : G3A020207 Ruang : IGD RSDK

1. Identitas pasien : Ny. F / 32 tahun


2. Diagnosa medis : SGB
3. Dasar pemikiran
Guillain – Barre Syndrome (GBS) adalah sindrom klinis yang penyebabnya tidak
diketahui secara pasti ditunjukkan oleh awitan akut dari gejala-gejala yang mengenai
saraf perifer dan kranial. Proses penyakit mencakup demielinasi dan degenerasi selaput
myelin pada saraf perifer dan kranial (Smeltzer, 2002).
Pendapat lain mengatakan bahwa Guillain – Barre Syndrome (GBS) adalah suatu
demielinasi polineuropati akut yang dikenal dengan beberapa nama lain yaitu polyneuritis
idiopatik, paralisis asenden landry, dan polineuropati inflamasi akut. Gambaran utama
GBS adalah paralisis motorik asendens secara primer dengan segala gangguan fungsi
sensorik. GBS adalah gangguan neuron motorik bagian bawah dalam saraf perifer, final
common pathway untuk gerakan motorik juga (Price, S. A, 2006).
Pasien pada stadium awal perlu dirawat di rumah sakit untuk terus dilakukan observasi
tanda tanda vital. Ventilator harus disiapkan disamping pasien sebab paralisa yang
terjadi dapat mengenai otot-otot pernapasan dalam waktu 24 jam.

Pasien dengan SGB terpasang Trakheostomi, terdapat sputum kental berwarna


kuning, karena kemampuan batuk tidak ada sputum harus dikeluarkan dengan cara di sedot
mengunakan suction.

4. Analisa data
SGB

Terpasang trakeostomi
reflek batuk menurun

akumulasi sputum di jalan nafas

jalan masuknya o2 terhambat

dapat dibebaskan dengan tindakan suction

5. Tindakan keperawatan yang dilakukan


Suction (Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah membersihakan jalan nafas melalui
penghisapan sekret/mucus pada trakeostomi dan mulut untuk mempertahankan kepatenan
jalan nafas.
6. Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresijalan nafas.
7. Data fokus
Ny. F. tahun diruang UGD terpasang trakeostomi, terdapat sekret di jalan nafas menyumbat
dengan konsistensi kental berwarna kuning, terdengar suara grok grok ,RR 24x/menit, Nadi
104x/menit, SpO2 94%

8. Prinsip tindakan dan rasional


Prinsip-prinsip tindakan yang harus diperhatikan dalam melakukan suction terbagi 3:
a. Asianotik
Tindakan tidak menyebabkan sianotik
- Tidak boleh dilakukan terlalu lama. Lama waktu penghisapan sekret selama waktu
diri sendiri masih kuat menahan nafas (diilustrasikan pada diri sendiri)
- Berikan oksigen terlebih dulu
- Berikan O2 100% untuk suport selama 2 menit
b. Atraumatik
Tindakan tidak menyebabkan trauma
- Jika klien mengguankan trakeostomi maka perhatikan tekanannya, untuk
menghindari O2 terhisap oleh suction dan mencegah terjadinya cedera di area
penghisapan
- Perhatikan ukuran suction
- Hiperoxigenasi
c. Aseptik
Tindakan menggunakan prinsip steril
- Gunakan close suction
- Handscoondan alat suction steril
9. Tujuan tindakan
Membersihkan secret di jalan nafas
10. Bahaya yang m ungkin terjadi
a. Perdarahan saluran nafas
b. Henti nafas selama dan pasca suction.
11. Evaluasi
a. Sekret yang keluar banyak
b. Jalan nafas bersih
c. Kebutuhan oksigenasi terpenuhi
12. Kepustakaan
a. Doenges E. Marlynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
b. Barbara C Long. (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Alih
bahasa, Brahm U Pendit. Edisi 6.Jakarta: EGC.
c. Lewis RA. Chronic Inflammatory Demyelinating Polyradiculoneuropathy. Available
from : URL : http://emedicine.medscape.com/article/1172965overview. diakses tanggal 7
Juni 2018
d. Muttaqin, A. 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai