RPP Sosiologi Bab 1
RPP Sosiologi Bab 1
(RPP)
Sekolah : SMA
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/ : X
Materi Pokok : Fungsi dan Peran Sosiologi
Waktu : 4 x 3JP
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, dan damai), santun, responsif dan proaktif,
serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1. Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain.
2. Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Kuasa serta merespon secara positif berbagai gejala sosial di
lingkungan sekitar.
3. Mendeskripsikan fungsi sosiologi dalam mengkaji berbagai gejala sosial yang
terjadi di masyarakat.
4. Melakukan kajian, diskusi dan menyimpulkan fungsi sosiologi dalam
memahami berbagai gejala sosial yang terjadi di masyarakat.
C. Indikator
1. Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Kuasa.
2. Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
3. Mampu mengidentifikasi gejala sosial.
4. Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
5. Mampu mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di
Masyarakat.
6. Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain.
7. Mampu merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar.
D. Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, siswa diharapkan :
1. Mensyukuri keberadaan diri dan keberagaman sosial sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Kuasa.
2. Menjelaskan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
3. Mampu mengidentifikasi gejala sosial.
4. Menjelaskan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan.
5. Mampu mengkaji berbagai gejala sosial yang terjadi di
Masyarakat.
6. Memperdalam nilai agama yang dianutnya dan menghormati agama lain.
7. Mampu merespon secara positif berbagai gejala sosial di lingkungan sekitar.
E. Materi Pembelajaran :
Materi berdasarkan fakta
Riset sosiologi telah membuktikan bahwa banyak berbagai hal serta penjelasan
yang dianggap umum (common sense) justru salah. Hal bahwa tidak ada
kemiskinan nyata di dunia maju; bahwa semua orang memiliki kesempatan
yang sama dalam kehidupan; bahwa laki-laki secara alamiah lebih kuat
dibanding wanita—hal ini telah dipertanyakan melalui penelitian sosiologi.
Pengujian ulang atas pandangan-pandangan umum itu menjadi perhatian dari
sosiologi.
5. Sosiologi mengenal dua macam metode ilmiah, yakni metode kualitatif dan
kuantitatif.
a. Metode kualitatif mengutamakan cara kerja dengan mendeskripsikan
hasil penelitian berdasarkan penilaian terhadap data yang diperoleh.
Metode ini dipakai apabila subjek penelitian tidak dapat terukur.
b. Metode kuantitatif mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka
atau gejala-gejala yang diukur dengan skala, indeks, tabel, atau uji
statistik.
F. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya Jawab
4. Penugasan
H. Karakter Kebangsaan
1. Religius
2. Toleransi
3. Peduli Lingkungan
4. Rasa Ingin Tahu
I. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
N Teknik
Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
o Penilaian
1. Sikap
2. Pengetahuan
3. Keterampilan
No Nama siswa
Sikap
Religius Toleransi Peduli Rasa Ingin
Lingkungan Tahu
K C B BS K C B BS K C B BS K C B BS
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
BS : Baik Sekali
Rubrik Penilaian
Kelompok
No. Kriteria
4 3 2 1
3 Kreativitas
5 Kerapihan hasil
Jumlahskor
Jumlah Skor
Nilai Perolehan =
20
3. PENILAIAN KETERAMPILAN
Studi Kasus
SatuanPendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : X /1
Indikator : Siswa mampu mengalisis topik yang diberikan dengan mampu menjawab
setiap pertanyaan dengan tepat.
Tujuan Studi Kasus :Memantau perkembangan kemampuan dan pemahaman siswa tentang
berbagai konsep dan penerapan ilmu sosiologi
Tugas:
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Wonosari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta, merekrut puluhan pengangguran di wilayah Gunung Kidul untuk dilatih menjadi tukang
kayu profesional. “Kami tergerak membuat program yang menyasar kalangan pasangan suami-istri
pengangguran serta kalangan dropped out,” ujar Kepala Sekolah SMKN 2 Wonosari, Sangkin.
Sangkin menuturkan, pelatihan akan ditangani oleh guru dan didampingi oleh siswa jurusan
bangunan. Pelatihan berlangsung dua hari dalam sepekan di bengkel milik sekolah, yakni pada Sabtu
dan Ahad. “Agar tidak menggangu proses belajar-mengajar siswa,” ujarnya. Untuk angkatan pertama
ini, ada 32 orang yang dilatih selama dua bulan. Dalam pelatihan itu, sekolah juga menggandeng
perusahaan mebel di Gunung Kidul. “Harapannya para warga itu mampu menimba pengalaman dan
rezeki di perusahaan profesional.”
Pelatihan selama dua bulan itu mendapatkan bantuan dana dari Kementerian Pendidikan
sebesar Rp 85 juta. Biaya dipakai untuk kegiatan operasional sekaligus memberi modal berupa alat
pertukangan dasar kepada semua peserta.
Kepala Dinas Perkebunan dan Kehuatanan Gunung Kidul Bambang Wisnu mengakui selama
ini potensi produksi kayu Gunung Kidul mayoritas hanya lari ke luar tanpa diolah sehingga nilainya
tidak meningkat. “Paling banter 25 persen dari kayu itu yang diolah di dalam, jadi seperti tak ada nilai
manfaatnya,” kata dia. Pengusaha mebel Gunung Kidul justru mendatangkan tenaga ahli dari Kudus
dan Jepara.
Kayu Jati dan Mahoni Gunung Kidul dipasok ke Sukoharjo, Klaten, Semarang, Kudus, dan
Jepara. Luas hutan rakyat di Gunung Kidul mencapai 35 ribu hektare. “Kami harap langkah
memperbanyak sumber daya yang bisa mengolah kayu memang memadai. Karena memprihatinkan
ketika di sini sumber kayu tapi tak bisa menjadi sentra industrinya sekaligus,” kata dia.
Pertanyaan Diskusi
1. Berdasarkan wacana di atas, apakah pelatihan para pengangguran untuk menjadi tukang kayu
profesional termasuk cara untuk mengatasi kemiskinan sebagai gejala sosial? Jelaskanlah
pendapat Anda.
2. Apakah semua gejala sosial di masyarakat harus diatasi? Jelaskanlah pendapat Anda.
3. Salah satu sikap sosial yang positif adalah tenggang rasa atau toleransi. Apakah tenggang rasa
dapat diterapkan dalam menghadapi semua gejala sosial? Jelaskanlah pendapat Anda.