Anda di halaman 1dari 17

OPTIMASI FORMULA LOSIO DENGAN KOMBINASI ZAT AKTIF VITAMIN

C DAN VITAMIN E SEBAGAI ANTIPENUAAN KULIT


SERTA UJI STABILITAS LOSIO

THE OPTIMIZATION OF LOTION FORMULA WITH ACTIVE SUBSTANCES


COMBINATION OF VITAMIN C AND VITAMIN E
AS ANTIAGING AND STABILITY TEST OF LOTION

Kartini Nauli Silalahi, Andhi Fahrurroji, Indri Kusharyanti


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura,
Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124

ABSTRAK
Radikal bebas adalah salah satu faktor penyebab terjadinya penuaan dini. Radikal bebas
dapat dihambat dengan antioksidan. Senyawa kimia yang memiliki aktivitas antioksidan dan
bersifat non-karsinogenik adalah Vitamin C dan Vitamin E. Vitamin C membantu meregenerasi
vitamin E dari bentuk teroksidasi, sehingga meningkatkan kapasitas antioksidan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui proporsi campuran zat aktif Vitamin C dan Vitamin E yang digunakan
untuk menghasilkan sifat fisikokimia yang optimal menggunakan metode Desain Faktorial dengan
perangkat lunak Design Expert versi 9.0.3.1 trial. Sifat fisikokimia yang dihasilkan oleh losio
dengan variasi Vitamin C dan Vitamin E memiliki rentang daya lekat 14-48; pH 7,1-7,88; dan
viskositas 9-46. Komposisi Vitamin C dan Vitamin E formula optimum hasil prediksi desain
faktorial adalah 0,02% Vitamin C dan 1% Vitamin E. Losio formula optimum yang diuji memiliki
daya lekat 39; pH 7,606; dan viskositas 46. Hasil uji beda menunjukkan bahwa sifat fisikokimia
hasil percobaan tidak berbeda signifikan dengan hasil prediksi desain faktorial (p>0,05). Hasil
pengukuran secara spektrofotometri menunjukkan bahwa losio formula optimum memiliki
aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 3,378 ppm. Losio formula optimum
mengalami oksidasi dengan terjadinya perubahan warna pada siklus ke-4 cycling test dan juga
tidak stabil untuk penyimpanan selama setahun setelah diuji dengan mechanical test.
Kata kunci: Vitamin C, Vitamin E, Desain Faktorial, Antioksidan, Stabilitas

ABSTRACT
Free radicals are one of the factors that cause premature aging. Free radicals can be
inhibited by antioxidants. Chemical compounds that have antioxidant activity and is non-
carcinogenic are Vitamin C and Vitamin E. Vitamin C helps regenerate vitamin E from the
oxidized form, thereby increasing the antioxidant capacity. This study aimed to determine the
proportion of active ingredient mixture of Vitamin C and Vitamin E that are used to generate the
optimal physicochemical properties using Factorial Design by Design Expert software version
9.0.3.1 trial. Lotion with variation of Vitamin C and Vitamin E had stickiness 14-48; pH 7,1-7,88;
and viscosity 9-46. The composition of Vitamin C and Vitamin E that predicted by factorial design
is 0,02% Vitamin C and 1% Vitamin E. This optimum formula had stickiness 39; pH 7,606; and
viscosity 46. One sample t-test between the physicochemical properties resulted from the
experiment and results predicted by factorial design showed no significant difference (p>0,05).
The results of spectrophotometric measurements showed that the optimum formula has a very
strong antioxidant activity with the value of IC50 is 3,378 ppm. The optimum formula was
oxidized with its color changed at the 4th cycle of cycling test and also unstable to storage for a
year after tested with the mechanical test.
Keywords: Vitamin C, Vitamin E, Factorial Design, Antioxidants, Stability

1
PENDAHULUAN
Manusia tidak dapat terbebas meregenerasi vitamin E dari bentuk
dari senyawa radikal bebas dalam teroksidasi, sehingga meningkatkan
kehidupan sehari-hari. Asap rokok, kapasitas antioksidan7. Maka dari itu
makanan yang digoreng dan dibakar, dipilih kombinasi antioksidan sintetik
paparan sinar matahari berlebih, obat- vitamin C dan vitamin E untuk
obat tertentu, racun dan polusi udara dioptimasikan ke dalam bentuk sediaan
merupakan beberapa sumber pembentuk losio. Sediaan ini dipilih karena
senyawa radikal bebas. Senyawa radikal memiliki konsistensi berbentuk cair
bebas merupakan molekul yang yang memungkinkan pemakaian cepat
memiliki satu atau lebih elektron yang dan merata pada permukaan kulit8.
tidak berpasangan. Elektron-elektron Losio dibuat dalam berbagai
yang tidak berpasangan ini konsentrasi untuk memperoleh
menyebabkan radikal bebas menjadi konsentrasi optimum yang dapat bekerja
sangat reaktif terhadap sel-sel tubuh sebagai antioksidan. Sediaan losio harus
dengan cara mengikat elektron molekul memiliki sifat fisikokimia yang baik
sel1,2. sehingga dilakukan uji sifat fisikokimia
Paparan sinar UV menyebabkan dari losio kombinasi vitamin C dan
terbentuknya radikal bebas dari ROS vitamin E, dan juga dilakukan
(Radical Oxygen Species) yang pengukuran aktivitas antioksidan losio
merupakan molekul tidak stabil. ROS dengan metode peredaman DPPH, serta
akan berikatan dengan komponen sel dianalisis dengan metode Desain
untuk mejadi stabil, sehingga akan Faktorial.
merusak komponen sel seperti lemak,
protein dan asam nukleat. Kerusakan METODOLOGI PENELITIAN
komponen sel menyebabkan penuaan Alat dan Bahan
dini pada kulit yang ditandai dengan Alat yang digunakan adalah
kulit kering, keriput dan kusam. Untuk alat-alat gelas (Pyrex), pipet volume
mencegah hal tersebut diperlukan (Pyrex), cawan penguap (Iwaki Pyrex),
sediaan kosmetik yang mampu timbangan digital (Precisa tipe XB
mencegah penuaan dini3. 4200C dan BEL tipe M254Ai),
Vitamin E 1% dan losio vitamin spektrofotometri UV-Vis (Shimadzu tipe
C 0,02% memiliki daya antioksidan 2450), viskometer (Brookfield
yang kuat dengan nilai IC50 masing- viscometer tipe VI-0325 HAT 200), pH
masing 8,27 μg/mL dan 3,09 μg/mL. meter (Horiba tipe B212), oven (Modena
Vitamin C memfasilitasi pengurangan tipe BO 3633), termometer, hot plate
prekursor teroksidasi untuk vitamin E, (Schott tipe D-55122), alat vortex,
inhibitor peroksida lemak (penyebab stopwatch, wadah losio.
karsinogenesis) yang paling ampuh, Bahan yang digunakan adalah
sehingga vitamin C dan vitamin E vitamin (ascorbic acid) (DSM kode
bersifat non-karsinogenik4,5,6. Kemudian bahan No.0422460), vitamin E (α-
kombinasi vitamin antioksidan muncul tocopherol) (Sigma-Aldrich kode bahan
untuk menjadi sinergis. Pada tingkat No.258024), asam stearat teknis
molekuler, vitamin C membantu (Brataco, nomor batch: B130519-13),

2
TEA teknis, paraffin cair teknis terdiri dari 4 formula dengan variasi
(Brataco, nomor batch: J0977-13), setil konsentrasi vitamin C dan vitamin E.
alkohol (Brataco, nomor batch: Formulasi losio dapat dilihat pada Tabel
1012060401), gliserin, metil paraben 1.
teknis (Brataco, nomor batch: AF-411), Bahan-bahan yang digunakan
aluminium foil, kertas saring, parfum, dipisah menjadi dua bagian, yaitu bahan
akuades teknis, kristal DPPH p.a yang larut fase minyak dan bahan yang
(Sigma-Aldrich kode bahan No.SA larut fase air. Bahan-bahan yang larut
D9132-IG) dan etanol p.a (Merck kode minyak yaitu asam stearat, setil alkohol
bahan No.1.06009.2500). dan parafin cair dimasukkan ke dalam
cawan penguap. Bahan-bahan yang larut
Penentuan Formula Losio air yaitu trietanolamin, gliserin, dan
Penentuan formula dilakukan akuades. Fase minyak dan fase air
dengan metode Desain Faktorial dipanaskan dan diaduk pada suhu 70-
menggunakan software Design Expert 75ºC secara terpisah hingga homogen.
versi 9.0.3.1.trial. Taraf yang akan Proses pencampuran kedua sediaan
digunakan yaitu rentang konsentrasi dilakukan pada suhu 70ºC. Proses
vitamin yang digunakan yaitu vitamin C pengadukan dilakukan hingga kedua
dan vitamin E diinput ke dalam fase homogen dan mencapai suhu 40ºC.
perangkat lunak Design Expert untuk Pengawet (metil paraben), parfum, dan
memperoleh rancangan formula. zat aktif yakni vitamin C dan vitamin E
Dilakukan replikasi 3 kali. dimasukkan ke dalam campuran pada
suhu 35ºC kemudian dilakukan
Pembuatan Sediaan Losio Kombinasi pengadukan selama kurang lebih satu
Vitamin C dan Vitamin E
menit9.
Pembuatan losio diawali dengan
penimbangan bahan-bahan yang
diperlukan. Sediaan losio yang dibuat

Tabel 1. Variasi Formula Losio Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E

Formula (%)
Bahan
A B C D
Vitamin C 0,02 0,02 0,5 0,5
Vitamin E 1 5 1 5
Asam stearat 2,5
Trietanolamin 1
Parafin cair 7
Setil alcohol 0,5
Gliserin 5
Metil paraben 0,1
Parfum 3 gtt
Aquades ad 100
Keterangan : gtt = guttae (tetes)

3
Pemeriksaan Fisikokimia Sediaan diperoleh persamaan dan grafik untuk
Losio Kombinasi Vitamin C dan tiap respon. Lalu ditentukan target yang
Vitamin E diinginkan yaitu untuk pH, viskositas
Uji Organoleptik dan daya lekat adalah maximize dengan
Pemeriksaan terhadap tekstur, tingkat Importance berbeda sehingga
warna, bau dan homogenitas losio. formula optimum dapat ditentukan.
Hasil prediksi losio formula optimum
Daya Sebar yang ditawarkan software kembali
Losio sebanyak 0,5 g di atas dibuat dan diverifikasi sifat
kaca arloji yang dilapisi kertas grafik. fisikokimianya.
Kemudian diberi beban dengan kaca
arloji yang sama selama 60 detik, lalu Pengujian Losio Optimum dengan
diberi masing-masing beban seberat 50 Metode DPPH
g, 100 g, 150 g dan 200 g dan dibiarkan Pembuatan Larutan Sampel
selama 60 detik. Dihitung diameter Formula A (Vitamin E 1%), B
penyebaran formula yang diambil dari (Vitamin C 0,02%), C (Vitamin C
rata-rata diameter dari beberapa sisi10. 0,02% - Vitamin E 1%) dan D (basis
losio) sebanyak 1 g masing-masing
Daya Lekat dilarutkan dengan 10 mL etanol p.a
Losio sebanyak 0,1 g di atas dalam labu ukur, kemudian disaring
gelas objek. Diletakkan gelas objek yang menggunakan kertas saring. Hasil
lain di atas losio tersebut. Kemudian penyaringan kemudian ditampung
ditekan dengan beban 1 kg selama 5 filtratnya.
menit. Dipasang gelas objek pada alat
tes. Kemudian dilepaskan beban seberat Pembuatan Larutan DPPH 50 ppm
80 g dan dicatat waktunya hingga kedua Sebanyak 25 mg DPPH
gelas objek ini terlepas10. dilarutkan dengan etanol dalam labu
ukur sampai 10 mL sehingga diperoleh
pH larutan dengan konsentrasi 2500 ppm,
Pemeriksaan pH diawali dengan kemudian diencerkan dengan etanol
kalibrasi alat pH meter menggunakan sampai diperoleh larutan dengan
larutan dapar pH 4 dan pH 7. Losio konsentrasi 50 ppm11.
dilarutkan dalam akuades lalu
dicelupkan pada pH meter dan dicatat Penentuan Panjang Gelombang
nilai pH pada pH meter. Serapan Maksimum DPPH
Sebanyak 4 mL larutan DPPH
Viskositas 50 ppm dibiarkan selama 30 menit
Viskositas losio diukur ditempat gelap pada suhu kamar,
menggunakan viskometer Brookfield, serapan larutan diukur dengan
karena sediaan losio berprinsip pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang
sistem aliran Non-Newton. gelombang 380-780 nm11.

Penentuan Formula Optimum Uji Efektivitas Antioksidan Losio


Penentuan formula optimum Vitamin C dan Vitamin E dengan
dilakukan menggunakan metode Desain DPPH
Faktorial melalui software Design Masing-masing larutan sampel
Expert versi 9.0.3.1.trial. Hasil (filtrat) sebanyak 2 mL ditambahkan
pengujian meliputi pH, viskositas dan dengan 2 mL larutan DPPH. Campuran
daya lekat yang diinput ke dalam selanjutnya divortex kemudian
software. Dilakukan analisis hingga didiamkan selama waktu operating time

4
yang telah diperoleh pada suhu kamar. dibuat dengan menggunakan program
Absorbansi diukur dengan Microsoft Office Excel, sedangkan hasil
spektrofotometer UV-Vis pada panjang perhitungan berbagai parameter tersebut
gelombang optimum11,12. Dilakukan tes
dilakukan dengan dua cara yaitu
untuk formula losio sebanyak 3 kali.
pendekatan secara teoritis dan statistika.
Penentuan Persentase Peredaman 1. Pendekatan secara teoritis
Parameter yang dipakai untuk Data yang diperoleh dari pengujian
menunjukkan aktivitas antioksidan dibandingkan dengan persyaratan-
adalah harga konsentrasi efisien atau persyaratan yang terdapat dalam
efficient concentration (EC50) atau kepustakaan yang sudah diketahui.
Inhibitory Concentration (IC50). 2. Analisis statistika
A1− A2 Data hasil pengujian daya sebar dan
Q=
A1
persen inhibisi dianalisis dengan
Keterangan : Q = Persen Peredaman menggunakan software R versi 2.14.1
A1 = AbsorbansiKontrol Package R commander untuk uji
A2 = Absorbansi sampel normalitas dengan uji Shapiro-Wilk,
IC50 dihitung dari kurva regresi uji homogenitas dengan uji Levene’s
linear pada berbagai konsentrasi filtrat Test of Homogenity of Varian dan
losio formula optimum versus % Bartlett Test of Homogeneity of
aktivitas antioksidan13. Variances, uji signifikansi dengan
One Way ANOVA dan Kruskal-
Uji Stabilitas Wallis dan uji signifikansi dua
Stabilitas losio dievaluasi sampel dengan Independent Sample
dengan metode cycling test dan t-Test dan Wilcoxon test. Kemudian
mechanical test. Pada metode cycling data hasil pengujian sifat fisikokimia
test, sampel losio disimpan pada suhu 4 losio berupa pH, viskositas dan daya
ºC selama 24 jam, lalu dipindahkan ke lekat dianalisis menggunakan
dalam oven dengan suhu 40 ± 2 ºC software Design Expert versi 9.0.3.1
selama 24 jam. Uji ini dilakukan selama trial dan software R versi 2.14.1
6 siklus. Pada metode mechanical test, Package R commander. Software
sampel losio disentrifugasi dengan Design Expert versi 9.0.3.1 trial
kecepatan putaran 3750 rpm pada radius digunakan untuk memperoleh
sentrifugasi selama 5 jam atau 10000 formula optimum komposisi Vitamin
rpm selama 30 menit, karena hasilnya C dan Vitamin E melalui analisis 3
ekivalen dengan efek gravitasi selama 1 sifat fisikokimia masing-masing
tahun. Kemudian amati apakah terjadi formula dengan metode desain
pemisahan fase atau tidak10,12. faktorial. Sementara software R versi
2.14.1 Package R commander
Analisis Data digunakan untuk uji T. Uji T yang
Data dari hasil penelitian berupa digunakan adalah uji T One Sample
grafik daya sebar formula losio, kurva untuk mengetahui signifikansi antara
regresi linear metode DPPH, grafik persentase sifat fisikokimia losio
persen inhibisi radikal bebas dan kurva optimum dengan percobaan.
regresi linear aktivitas antioksidan

5
HASIL DAN PEMBAHASAN konsentrasi yang digunakan yaitu 1%
Penentuan Formula Losio dan 5%. Konsentrasi 1% dipilih
Konsentrasi optimum losio yang berdasarkan penelitian Rohman dan
dapat bekerja sebagai antioksidan Riyanto dimana Vitamin E 1% memiliki
diperoleh dengan optimasi proporsi daya antioksidan dengan nilai IC50 8,27
kombinasi Vitamin C dan Vitamin E µg/mL4 sedangkan konsentrasi 5%
sebagai zat aktif dalam losio. Optimasi dipilih karena lebih besar dari 1% dan
dilakukan dengan menggunakan masih memenuhi batas konsentrasi
perangkat lunak Design Expert versi Vitamin E dalam kosmetik yaitu di
9.0.3.1 trial dengan model yang bawah 20%16. Data dimasukkan ke
digunakan adalah Desain Faktorial. dalam perangkat lunak Design Expert
Model ini dapat digunakan pada dengan menggunakan metode desain
optimasi yang tidak diketahui jumlah faktorial 22 . Kemudian diperoleh 4
pasti kombinasi antara kedua bahan, formula dengan masing-masing 3 kali
selain itu metode ini juga praktis dan replikasi.
cepat14.
Penentuan formula awal zat Pengujian Sifat Fisikokimia Losio
aktif dilakukan dengan menentukan Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E
faktor yang digunakan yaitu Vitamin C Empat formula losio dibuat
dan Vitamin E serta taraf-taraf yang replikasi 3 kali sehingga terdapat 12
digunakan yaitu konsentrasi bahan aktif sediaan. Pembuatan ke-12 sediaan
yang digunakan. Untuk Vitamin C dilakukan pada hari yang berbeda
konsentrasi yang digunakan yaitu 0,02% dimana tiap 1 sediaan dibuat dan
dan 0,5%. Konsentrasi 0,02% dipilih langsung diuji sifat fisikokimianya
berdasarkan penelitian Faramayuda dkk dalam sehari. Uji fisik yang dilakukan
dimana losio Vitamin C 0,02% memiliki meliputi pengamatan organoleptis,
daya antioksidan dengan nilai IC50 3,09 pengukuran terhadap daya sebar dan
µg/mL5 sedangkan konsentrasi 0,5% daya lekat, pengukuran viskositas
dipilih karena lebih besar dari 0,02% sediaan, sedangkan uji kimia yang
dan masih memenuhi batas konsentrasi dilakukan yaitu pengukuran pH. Nilai
Vitamin C dalam kosmetik yaitu di rata-rata masing-masing respon dapat
bawah 10%15. Untuk Vitamin E dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Rata-Rata Sifat Fisikokimia Losio (x ± SD; n=3)


Sifat Fisikokimia
Formula Daya Lekat
pH Viskositas (poise)
(Detik)
FA 7,606 ± 0,178 46 ± 0 39 ± 4,582
FB 7,726 ± 0,178 43 ± 0 37 ± 9,539
FC 7,233 ± 0,122 17 ± 1 15,333 ± 1,527
FD 7,393 ± 0,144 9,333 ± 0,577 15,166 ± 0,763
Keterangan:
FA = Vitamin C 0,02% : Vitamin E 1% ; FB = Vitamin C 0,02% : Vitamin E 5%
FC = Vitamin C 0,5% : Vitamin E 1% ; FD = Vitamin C 0,5% : Vitamin E 5%

6
Pengujian Organoleptis kemampuan menyebar losio pada saat
Losio yang dihasilkan tiap dioleskan di kulit yang berkaitan dengan
formula mempunyai warna dan daya distribusi zat aktif yang terkandung
homogenitas yang berbeda, tetapi di dalam sediaan. Daya sebar losio
mempunyai kesamaan dalam hal tekstur diukur dengan cara mengukur rata-rata
dan bau sediaan. Semakin besar diameter penyebaran pada skala kaca
konsentrasi Vitamin E, semakin pekat bulat. Daya sebar merupakan bagian dari
warna kuning yang dihasilkan. Hasil psikoreologi yang dapat dijadikan
pemeriksaan homogenitas menunjukan sebagai parameter aseptabilitas18. Suatu
bahwa sediaan losio FA , FB dan FC tidak sediaan akan lebih disukai bila dapat
memperlihatkan adanya butir-butir kasar menyebar dengan mudah di kulit, karena
pada saat sediaan dioleskan pada kaca pemakaiannya lebih mudah dan lebih
transparan17. Sementara losio FD nyaman.
memperlihatkan adanya butir-butir kasar Hasil analisis statistik yang
pada sediaan dan sedikit warna kuning. dilakukan antara pengaruh variasi
Semakin besar konsentrasi Vitamin C formula terhadap daya sebar dengan uji t
dan Vitamin E dalam losio, maka losio Independent Samples pada beban kaca +
semakin tidak homogen dan mudah 150 g dan beban kaca + 200 g
dituang. Losio tiap formula mempunyai menghasilkan data statistik berbeda
tekstur yang lembut saat dioleskan di signifikan (p<0,05). Hal ini dapat
kulit dan mempunyai bau khas vanili disimpulkan bahwa variasi konsentrasi
yang dicampur dalam losio. Jadi Vitamin C dan Vitamin E yang dipakai
disimpulkan bahwa FA adalah formula mempengaruhi daya sebar formula.
yang paling baik secara organoleptis. Berdasarkan hasil pengamatan
daya sebar (Gambar 1) yang telah
Pengujian Daya Sebar dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Pengujian daya sebar (Gambar semakin besar konsentrasi Vitamin C
1) bertujuan untuk mengetahui dan Vitamin E dalam losio maka

8
7
Rata-Rata Daya Sebar (cm)

6
5
4 Formula A

3 Formula B

2 Formula C

1 Formula D

0
Beban Kaca 50 100 150 200
Beban (gram)

Gambar 1. Grafik Hubungan Konsentrasi Vitamin C dan Vitamin E dengan Daya Sebar
Formula Losio

7
diameter penyebaran semakin besar. daya lekat dimana semakin meningkat
Dengan demikian FA adalah formula konsentrasi yang digunakan maka
yang paling baik. Hal ini disebabkan semakin kecil daya lekat yang
viskositas losio berkurang seiring dihasilkan.
meningkatnya Vitamin C dan E. Dari hasil analisis desain
Semakin besar konsentrasi Vitamin E faktorial, daya lekat losio lebih
yang berupa minyak maka akan semakin dipengaruhi oleh adanya campuran
sulit menyatu dengan fase minyak losio Vitamin C-Vitamin E, dimana interaksi
yang telah homogen, sehingga Vitamin keduanya ditunjukkan oleh persamaan 1.
E yang bersifat non polar akan sulit Y = 26,63 – 11,38 XA - 0,54 XB + 0,46
bercampur dengan Vitamin C yang XA XB ..................................Persamaan 1
bersifat polar mengakibatkan losio tidak Berdasarkan persamaan 1, efek
homogen dan kekentalan berkurang16. campuran Vitamin C-Vitamin E bernilai
positif, sehingga efeknya meningkatkan
Pengujian Daya Lekat daya lekat losio.
Pengujian daya lekat bertujuan Nilai efek Vitamin C adalah
untuk mengetahui kemampuan losio yang paling besar sehingga yang paling
melekat ketika dioleskan pada kulit. dominan terhadap menurunnya nilai
Semakin besar daya lekat sediaan, maka daya lekat adalah Vitamin C. Semakin
kemampuan melekat di kulit semakin banyak penggunaan Vitamin C, maka
kuat dan absorbsi di kulit semakin daya lekat losio akan menurun. Hal ini
lama10. dikarenakan penggunaan Vitamin C
Gambar 2 menunjukkan secara topikal lebih susah untuk masuk
terjadinya perubahan daya lekat losio ke dalam kulit19. Analisis ANOVA
dengan berubahnya campuran Vitamin untuk respon daya lekat dari hasil
C dan Vitamin E. Dari gambar dapat percobaan menunjukkan bahwa
dilihat bahwa baik Vitamin C maupun komponen Vitamin C dan Vitamin E
Vitamin E sama-sama mempengaruhi mempunyai nilai p>0,05 atau tidak
Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual
Interaksi
Interaction
Daya Lekat
Design Points B: Vitamin E
50 Vitamin E (%)
X1 = A: Vitamin C
X2 = B: Vitamin E

B- 1.00
B+ 5.00 40
D aya Lekat
Daya Lekat

30

20

10

0.02 0.12 0.21 0.31 0.40 0.50

Vitamin C (%)
A: Vitamin C
Gambar 2. Grafik Hubungan Interaksi Vitamin C dan Vitamin E terhadap Daya Lekat

8
berbeda signifikan yang artinya faktorial, pH losio lebih dipengaruhi
perubahan jumlah Vitamin C dan oleh adanya Vitamin E dibandingkan
Vitamin E pada formula tidak Vitamin C, dimana interaksi keduanya
berpengaruh signifikan pada sediaan. ditunjukkan oleh persamaan 2.
Y = 7,49 – 0,18 XA + 0,07 XB + 0,01
Pengujian pH XA XB ..................................Persamaan 2
Pengujian pH bertujuan untuk Berdasarkan persamaan 2, efek Vitamin
mengetahui apakah sediaan yang dibuat E dan campuran Vitamin C-Vitamin E
dapat diterima pH kulit atau tidak. bernilai positif, sehingga efek keduanya
Menurut SNI 16-4399-1996, pH dalam meningkatkan pH losio.
losio berkisar antara 4,5-8. Jika losio Nilai efek Vitamin E adalah
memiliki pH terlalu basa dapat yang paling besar sehingga yang paling
menyebabkan kulit bersisik, sedangkan dominan terhadap meningkatnya nilai
pH terlalu asam dapat menyebabkan pH adalah Vitamin E. Semakin banyak
iritasi kulit13,20. penggunaan Vitamin E, maka pH losio
Gambar 3 menunjukkan juga akan meningkat. Hal ini
terjadinya perubahan pH losio dengan dikarenakan Vitamin E yang bersifat
berubahnya campuran Vitamin C dan basa21. Hasil rata-rata pH dari keempat
Vitamin E. Dari gambar dapat dilihat formula berkisar antara 7,233-7,726 dan
bahwa baik Vitamin C maupun Vitamin nilai pH tersebut masih dalam batas
E sama-sama mempengaruhi pH dimana rentang 4,5-8. Hal ini menyatakan
semakin meningkat konsentrasi Vitamin bahwa losio yang dihasilkan relatif aman
C yang digunakan maka semakin kecil digunakan. Analisis ANOVA untuk
pH yang dihasilkan dan semakin respon pH dari hasil percobaan
meningkat konsentrasi Vitamin E yang memperlihatkan bahwa komponen
digunakan maka semakin besar pH yang Vitamin C dan Vitamin E mempunyai
dihasilkan. nilai p>0,05 atau tidak berbeda
Dari hasil analisis desain signifikan yang artinya perubahan
Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual
Interaksi
Interaction
pH
Design Points
8 B: Vitamin E
Vitamin E (%)
X1 = A: Vitamin C
X2 = B: Vitamin E

7.8
B- 1.00
B+ 5.00

7.6
pH
pH

7.4

7.2

0.02 0.12 0.21 0.31 0.40 0.50

Vitamin C (%)
A: Vitamin C
Gambar 3. Grafik Hubungan Interaksi Vitamin C dan E terhadap pH

9
jumlah Vitamin C dan Vitamin E pada keduanya ditunjukkan oleh persamaan 3.
formula tidak berpengaruh signifikan Y = 28,83 – 15,67 XA - 2,67 XB - 1,17
pada sediaan. XA XB ..................................Persamaan 3
Berdasarkan persamaan 3, efek Vitamin
Pengujian Viskositas C, Vitamin E dan campuran Vitamin C-
Viskositas merupakan uji fisika Vitamin E bernilai negatif, sehingga
untuk mengetahui kekentalan suatu efek ketiganya menurunkan viskositas
sediaan. Syarat viskositas losio menurut losio.
SNI 16-4399-1996 yaitu antara 20-500 Nilai efek Vitamin C adalah
Poise20. Kekentalan sediaan diukur yang paling besar sehingga yang paling
menggunakan viskosmeter Brookfield dominan terhadap menurunnya nilai
dengan spindel nomor 1 untuk viskositas adalah Vitamin C. Semakin
kekentalan sediaan 3-150 Poise. banyak penggunaan Vitamin C, maka
Gambar 4 menunjukkan viskositas losio juga akan menurun. Hal
terjadinya perubahan viskositas losio ini disebabkan Vitamin C dan Vitamin E
dengan berubahnya campuran Vitamin yang tidak homogen dalam losio apabila
C dan Vitamin E. Dari gambar dapat konsentrasi semakin ditingkatkan,
dilihat bahwa baik Vitamin C maupun menyebabkan sedikit pemisahan fase
Vitamin E sama-sama mempengaruhi dan losio lebih mudah dituang atau
viskositas dimana semakin meningkat kurang kental. Analisis ANOVA untuk
konsentrasi yang digunakan maka respon viskositas dari hasil percobaan
semakin kecil viskositas yang memperlihatkan bahwa komponen
dihasilkan. Vitamin C dan Vitamin E mempunyai
Dari hasil analisis desain nilai p<0,05 atau berbeda signifikan
faktorial, viskositas losio lebih yang artinya perubahan jumlah Vitamin
dipengaruhi oleh adanya campuran C dan Vitamin E pada formula
Vitamin C-Vitamin E, dimana interaksi berpengaruh signifikan pada sediaan.
Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual
Interaksi
Interaction
Viskositas
Design Points
50 B: Vitamin E
Vitamin E (%)
X1 = A: Vitamin C 3
X2 = B: Vitamin E
3
40
B- 1.00
B+ 5.00
V is k o s ita s

Viskositas

30

20

10
2

0.02 0.12 0.21 0.31 0.40 0.50

Vitamin C (%)
A: Vitamin C
Gambar 4. Grafik Hubungan Interaksi Vitamin C dan Vitamin E terhadap
Viskositas

10
Penentuan Formula Optimum Losio kemungkinan mendapatkan nilai respon
Hasil pengukuran respon sifat yang diinginkan22. Paramater yang
fisikokimia akan dianalisis oleh program dioptimasi pada penelitian ini adalah
Design Expert versi 9.0.3.1. Untuk sifat fisikokimia dari losio. Gambaran
melakukan optimasi, pada bagian kurva desirability (gambar 5)
Numerical Criteria ditentukan sasaran menunjukkan formula 0,02% Vitamin C
tiap-tiap komponen dengan batasan : 1% Vitamin E mempunyai tingkat
(goal) dan tingkat Importance. Program desirability yang paling tinggi. Solusi
Design Expert versi 9.0.3.1. trial yang ditawarkan oleh perangkat lunak
memberi pilihan goal untuk masing- Design Expert versi 9.0.3.1. trial untuk
masing respon, yaitu none, maximize, formula optimum adalah formula
minimize, target, dan in range. dengan nilai desirability sebesar 0,830.
Pada penelitian ini pH dibuat Nilai desirability ini berarti kemampuan
goal maximize karena pH yang ideal memprediksi sifat fisikokimia formula
adalah yang nilainya 4,5-8, viskositas optimum bernilai sekitar 83%. Selain
dibuat goal maximize karena viskositas memprediksi formula optimum,
losio tidak boleh terlalu encer karena software Design Expert juga akan
akan bermasalah pada absorbsi losio di memberikan nilai respon yang
kulit sehingga sulit digunakan, daya diprediksikan dari formula optimum.
lekat juga dibuat goal maximize karena Hasil prediksi dari formula optimum
losio yang baik memiliki kemampuan dipengaruhi oleh kriteria yang
untuk melekat pada kulit lebih kuat dan ditentukan. Nilai prediksi yang
absorbsi di kulit lebih lama. ditawarkan pada masing-masing respon
Saran yang ditawarkan dari hasil dimana untuk viskositas diprediksi
analisis memiliki tingkat desirability sebesar 46 poise, daya lekat 39 detik dan
tertentu dan visualisasi dalam bentuk pH 7,606. Setelah diperoleh formula
grafik. Nilai ini besarnya nol sampai optimum beserta prediksi sifat
dengan satu, dimana semakin mendekati fisikokimianya maka perlu dilakukan
satu artinya semakin tinggi verifikasi untuk membandingkan

Design-Expert® Software
Factor Coding: Actual
Desirability
Desirability
Desirability 5.00 3 3
Design Points 0.2
1.000

0.000
B: Vitamin E (%)

4.00
0.4
X1 = A: Vitamin C
B : V ita m in E

X2 = B: Vitamin E

3.00
0.6

2.00

0.8
Prediction 0.830
1.00 3 3
0.02 0.14
A: Vitamin
0.26
C (%) 0.38 0.50

Gambar 4. Kurva Desirability Sediaan terhadap Formulasi


A: Vitamin C

11
kesesuaian antara prediksi respon yang sample dengan perangkat lunak R untuk
diberikan dengan hasil percobaan. mengetahui apakah perangkat lunak
Design Expert versi 9.0.3.1. trial dapat
Pengujian Sifat Fisikokimia Losio memprediksi formula optimum atau
Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E tidak. Hasil perbandingan prediksi dan
Formula Optimum percobaan formula optimum dapat
Rancangan formula optimum dilihat pada tabel 3. Uji T one sample
yang diberikan oleh metode Desain digunakan untuk melihat signifikansi
Faktorial dengan perangkat lunak antara data prediksi dan percobaan,
Design Expert versi 9.0.3.1. trial dibuat hasilnya menunjukkan bahwa seluruh
dalam formula losio optimum dan data tidak berbeda signifikan karena
kembali diuji sifat fisikokimia untuk p>0,05 pada taraf kepercayaan 95%.
membuktikan dan memverifikasi data Berdasarkan hasil ini maka dapat
yang diprediksi oleh perangkat lunak disimpulkan bahwa metode Desain
tersebut sekaligus untuk melihat apakah Faktorial dengan perangkat lunak
hasil yang didapat telah sesuai atau Design Expert versi 9.0.3.1. trial dapat
tidak. memprediksi formula dengan respon pH,
Hasil percobaan dan prediksi viskositas dan daya lekat yang optimum.
diuji statistik menggunakan uji T one

Tabel 3. Hasil Perbandingan Prediksi dan Percobaan Formula Optimum (x ± SD;


n=3)
Parameter P SO p-value Signifikansi
pH 7,606 7,74 ± 0,09 p>0,05 Tbs
Viskositas (poise) 46 46,33 ± 0,577 p>0,05 Tbs
Daya Lekat 39 39 ± 2 P>0,05 Tbs
Keterangan:
P = Prediksi losio optimum
SO = Losio optimum hasil percobaan dengan 3 kali replikasi
tbs = tidak berbeda signifikan
maksimum DPPH yang digunakan untuk
Hasil Uji Efektivitas Antioksidan pengujian persen inhibisi radikal bebas
dengan Spektrofotometri UV-Vis adalah 515,6 nm dengan absorbansi
Uji efektivitas antioksidan losio maksimum 0,672. Panjang gelombang
kombinasi Vitamin C dan Vitamin E maksimum DPPH yang digunakan untuk
dilakukan dengan metode DPPH dengan pengujian IC50 adalah 516,4 nm dengan
sedikit modifikasi. absorbansi maksimum 1,018. Filtrat
Tahap awal yang dilakukan yang telah direaksikan dengan DPPH,
pada pengujian efektivitas losio selajutnya diinkubasi selama 30 menit
antioksidan ini adalah pengukuran pada suhu 37ºC yang mana suhu dapat
panjang gelombang maksimum (λmaks) mempercepat laju reaksi. Setelah
larutan DPPH. Pada panjang gelombang penambahan senyawa uji ke dalam
maksimum akan terjadi serapan larutan DPPH, terjadi penurunan
maksimum. Panjang gelombang absorbansi DPPH dibandingkan dengan

12
blanko. Turunnya absorbansi tersebut juga akan mengalami
23
menandakan berkurangnya konsentrasi penurunan . Nilai rata-rata absorbansi
radikal bebas dari DPPH yang dari hasil pengukuran 4 (empat) formula
dikarenakan oleh adanya reaksi dengan dapat dilihat pada Gambar 6.
senyawa antioksidan yang Berdasarkan Gambar 6
mengakibatkan molekul DPPH tereduksi memperlihatkan bahwa kombinasi losio
dan diikuti dengan berkurangnya Vitamin C-Vitamin E dengan formula
intensitas warna ungu dari larutan optimum memberikan persen hambat
DPPH11. Menurut hukum Lambert-Beer, radikal tertinggi dibandingkan dengan
ada korelasi sebanding antara losio Vitamin C tunggal dan losio
konsentrasi dengan absorbansi, jika Vitamin E tunggal.
terjadi penurunan konsentrasi maka
absorbansi spektrum sinar dari larutan

100 93,0922 94,2678 94,6636

80
% Inhibisi

60 Formula A
40 Formula B
19,5029
20 Formula C
0 Formula D
Formula A Formula B Formula C Formula D
Formula

Gambar 6. Grafik Pengujian Persen Inhibisi Radikal Bebas terhadap Formulasi Vitamin E
1% (FA), Vitamin C 0,02% (FB), Vitamin C 0,02%-Vitamin E 1% (FC), Basis (FD)

Selanjutnya dilakukan inkubasi selama 30 menit mengalami


pengukuran aktivitas antioksidan perubahan warna yang signifikan
menggunakan filtrat losio formula yaitu menjadi warna kuning. Kehilangan
optimum Vitamin C-Vitamin E dengan warna ungu menjadi kuning
lima seri konsentrasi yang meningkat. menandakan adanya aktivitas
Penggunaan konsentrasi tersebut antioksidan11. Sampel yang telah
didasarkan pada penggunaan metode diinkubasi selanjutnya dianalisis
regresi dalam membuat persamaan garis absorbansinya menggunakan
yang didasarkan pada nilai absorbansi spektrofotometri UV-Vis.
dan konsentrasi standar yang dibuat Parameter yang digunakan
paling sedikit menggunakan lima untuk menunjukan aktivitas antioksidan
rentang konsentrasi yang meningkat adalah Inhibitory Concentration (IC50)
agar dapat memberikan serapan linier24. yaitu konsentrasi zat antioksidan yang
Berdasarkan hasil pengamatan memberikan persen peredaman sebesar
secara visual, tampak bahwa filtrat losio 50%. Senyawa dikatakan memiliki
Vitamin C-Vitamin E yang telah aktivitas antioksidan sangat kuat apabila
direaksikan dengan DPPH setelah masa nilai IC50 kurang dari 50 μg/mL11. Nilai

13
IC50 diperoleh secara ekstrapolasi Pengujian Stabilitas
menggunakan persamaan regresi yaitu, y Pengujian cycling test bertujuan
= 0,1,868x + 43,689. Dari persamaan untuk mengetahui kestabilan emulsi
tersebut diperoleh IC50 sebesar 3,378 apakah terjadi kristalisasi atau
μg/mL. Kurva regresi linier aktivitas pengendapan maupun proses oksidasi
antioksidan filtrat losio kombinasi dalam sediaan antioksidan dalam suhu
Vitamin C dan Vitamin E dapat dilihat yang ekstrim dengan tingkat stres yang
pada gambar 7. tinggi29. Pengamatan pada formula
Berdasarkan hasil IC50 yang optimum losio kombinasi Vitamin C
diperoleh dapat disimpulkan bahwa dan Vitamin E tidak menunjukan adanya
filtrat losio kombinasi Vitamin C dan pemisahan fase, perubahan bau dan
Vitamin E memiliki aktivitas tekstur, sediaan tetap lembut. Akan
antioksidan yang sangat kuat. Hal ini tetapi pada siklus ke-4, sediaan losio
disebabkan Vitamin C dan Vitamin E mengalami oksidasi dengan terjadinya
merupakan senyawa murni sehingga di perubahan warna menjadi kekuningan.
dalamnya tidak ada senyawa lain yang Hal ini disebabkan karena zat aktif
dapat mengganggu proses peredaman Vitamin C sangat sensitif terhadap
radikal bebas. Vitamin C berfungsi pemanasan, bahkan pemanasan yang
sebagai oxygen scavenger dengan tergolong ringan (sedikit di atas suhu
mentransfer atom hidrogen ke oksigen kamar)21. Untuk menjaga stabilitas
sehingga oksigen radikal tidak tersedia Vitamin C, seharusnya disimpan di
untuk reaksi berikutnya25, sedangkan dalam wadah aluminium dengan lama
vitamin E bekerja dengan penyimpanan 36 bulan pada suhu 25 ± 2
o
menyumbangkan hidrogen kedalam C. Untuk penyimpanan pada uji
reaksi, sehingga memutus reaksi stabilitas dipercepat yaitu pada suhu 40
berantai dan bersifat membatasi ± 2 oC selama 6 bulan30.
kerusakan26. Dengan demikian Vitamin Uji mekanik dilakukan untuk
C dan Vitamin E mampu mencegah mengetahui terjadinya perubahan fase
penuaan dini karena menghambat dari emulsi yang mana hasilnya ekivalen
radikal bebas27,28. dengan gaya gravitasi selama 1 tahun31.

100
90
80
70
% Inhibisi

60
50
40 y = 1,868x + 43,689
30 r = 0,9997
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi (ppm)

Gambar 7. Kurva regresi linier aktivitas antioksidan filtrat losio kombinasi


Vitamin C dan Vitamin E

14
Hasil pengamatan organoleptis pada Forum Diagnosticum. Prodia
formula optimum losio kombinasi Diagnostic Educational Services;
Vitamin C dan Vitamin E setelah 1996. Hal. 1-12.
disentrifugasi tidak mengalami 3. Elsner P, Howard IM.
perubahan warna, bau dan tekstur. Cosmeceuticals drug vs cosmetics.
Sediaan losio tidak mengalami New York: Marcel Dekker Inc;
pemisahan fase, melainkan timbulnya 2000. p. 16, 145, 163.
busa. Hal ini dikarenakan emulgator 4. Rohman A, Riyanto S. Daya
yang dipakai dalam sediaan yaitu asam antioksidan ekstrak etanol daun
stearat dan trietanolamin. Apabila asam kemuning (Murraya paniculata (L)
Jack) secara in vitro. Majalah
stearat dan trietanolamin dicampur,
Farmasi Indonesia. 2005; 16(3):
maka akan terbentuk sabun anionik pH 8 136-140.
yang menyebabkan sediaan terlalu basa 5. Faramayuda, Fahrauk, Fikri A, Yesi
dan berpengaruh pada kondisi kulit saat D. Formulasi sediaan losion
pemakaian yang mana menyebabkan antioksidan ekstrak air daun teh
kulit bersisik32,33. Hal ini menunjukkan hijau (Camellia sinensis L.).
bahwa sediaan losio yang dihasilkan Majalah Obat Tradisional. 2010;
15(3): 105-111.
tidak stabil dan terpengaruh gaya
6. Thomas CT, Basil MH.
gravitasi untuk penyimpanan selama Cosmeceutical agents: a
setahun31,34. comprehensive review of the
literature. J Clin Med. 2008; 1: 1-
KESIMPULAN 20.
Berdasarkan penelitian yang 7. Huang CK, Miller TA. The truth
telah dilakukan maka dapat disimpulkan about over-the-counter topical anti-
formula optimum yang diperoleh aging products: a comprehensive
berdasarkan metode desain faktorial review. J Aest Surg. 2007; 27(4):
adalah formula dengan komposisi 402-412.
Vitamin C 0,02% dan Vitamin E 1% 8. Lachman LHA, Lieberman, Kanig
dimana untuk pengujian sifat JL. Teori dan praktek farmasi
fisikokimia formula optimum tidak industri. Edisi III. Jilid II. Jakarta:
berbeda signifikan dengan hasil prediksi Universitas Indonesia; 1994. Hal.
dan formula losio memiliki aktivitas 94.
antioksidan yang sangat tinggi dengan 9. Nowak GA. Cosmetics
nilai IC50 sebesar 3,378 μg/mL. Losio preparations. Augsburg: Verlag fur
tidak stabil karena proses oksidasi dan Chemische Industrie; 1962. p. 211-
penyabunan. 221.
10. Hana HS, Karim AZ. Physical
DAFTAR PUSTAKA stability and activity of cream w/o
1. Pietta PG. Flavonoids as etanolic fruit extract of mahkota
antioxidants. Reviews, J Nat Prod. dewa (Phaleria macrocarpha
1999; 63: 1035-1042. (scheff.) Boerl) as a sunscreen.
2. Wijaya A. Radikal bebas dan Trad Med J. 2013; 18(2): p 109-
parameter status antioksidan. 117.

15
11. Molyneux P. The use of the stable 19. Rigel SD. Photoaging. New York:
free radical diphenylpicrylhydrazyl Marcel Dekker Inc; 2005. p. 4.
(DPPH) for estimating antioxidant 20. Dewan Standarisasi Nasional.
activity. J Sci Technol. Mar-Apr Sediaan tabir surya. Jakarta:
2004; 26(2): 211-219. Standarisasi Nasional Indonesia 16-
12. Elya B, Dewi R, Budiman MH. 4399-1996; 1996.
Antioxidant cream of Solanum 21. Andarwulan, Koswara. Kimia
lycopersicum L. J PharmTech vitamin. Jakarta: Rajawali Press;
Research. 2013 Jan-Mar; 5(1): 233 1989. Hal. 32.
-238. 22. Montgomery DC, Runger GC.
13. Swastika A, Mufrod, Purwanto. Applied statistic & probability for
Aktivitas antioksidan krim ekstrak engineer. 3rd ed. New York: John
sari tomat (Solanum lycoperisum Wiley & Sons Inc; 2003. p. 536.
L.). Trad Med J. 2013 Sep; 18(3): 23. Gandjar IG, Rohman A. Kimia
132-140. farmasi analisis. Yogyakarta:
14. Sudjana. Desain dan analisis Pustaka Pelajar; 2009. Hal. 240,
eksperimen. Edisi IV. Bandung: 254-256, 359-360.
Penerbit Tarsito; 2002. Hal. 109, 24. Holme DJ, Peck H. Analytical
148-149. biochemistry. London: Longman
15. Elmore AR. Final report of the Inc; 1983. Hal. 66.
safety assessment of L-ascorbic 25. Giese J. Vitamin and mineral
acid, calcium ascorbate, magnesium fortification of foods. Food Tech.
ascorbate, magnesium ascorbyl
1995; 49(5): 110-122.
phosphate, sodium ascorbate, and
sodium ascorbyl phosphate as used 26. Watson RR, Leonard TK. Selenium
in cosmetics. Int J Toxicol. 2005; and vitamin A, E, and C: nutrient
24(2): 51-111. with cancer prevention properties. J
16. Zondlo FM. Final report on the Am Diet Ass. 1986; 86: 505-510.
safety assessment of tocopherol, 27. Levine M. Determination of
tocopheryl acetate, tocopheryl optimal vitamin C requirements in
linoleate, tocopheryl humans. J Am Clin Nutr. 1995; 62:
linoleate/oleate, tocopheryl 1347-1356.
nicotinate, tocopheryl succinate, 28. Lamid A. Vitamin E sebagai
dioleyl tocopheryl methylsilanol, antioksidan. Bogor: Puslitbang
potassium ascorbyl tocopheryl Gizi; 1995. Hal.4.
phosphate, and tocophersolan. Int J 29. Niazi SK. Pharmaceutical
Toxicol. 2002; 21(3): 51-116. manufacturing formuations
17. Departemen Kesehatan Republik semisolid products. Volume IV.
Indonesia. Farmakope indonesia. New York: CRC Press. p. 4.
Edisi III. Jakarta. Departemen 30. European Food Safety Authority.
Kesehatan RI; 1979. Hal. 57, 612. Scientific opinion on the safety and
18. Martin A. Farmasi fisik. Edisi III. efficacy of vitamin C (ascorbic acid
Jilid I. Jakarta: Universitas and sodium calcium ascorbyl
Indonesia; 1993. Hal. 29. phospate) as a feed additive for all

16
animal species based on a dossier
submitted by VITAC EEIG. EFSA
J. 2013; 11(2): 1-25.
31. Kurniati N. Uji stabilitas fisik dan
aktivitas antioksidan formula krim
mengandung ekstrak kulit buah
delima (Punica granatum L.).
Skripsi. Jakarta: FMIPA Farmasi.
2011.
32. Rowe RC, Sheskey PJ, Owen SC.
Handbook of pharmaceutical
excipients, 4th ed. London:
Pharmaceutical Press; 2006. p. 737-
738, 794-795, 503-504.
33. Garg A, Aggarwal D, Garg S, Sigla
AK. Spreading of semisolid
formulation: An Update. Pharm.
Technol. 2002. p. 84-102.
34. Ansel CH. Pengantar bentuk
sediaan farmasi. Jakarta:
Universitas Indonesia; 2005. Hal.
519.

17

Anda mungkin juga menyukai