Anda di halaman 1dari 6

PATOLOGI BIROKRASI PEMERINTAH KABUPATEN MINAHASA UTARA

(suatu studi di Badan Kepegawaian Daerah)

Michael S. Mantiri1

Abstrak
Badan Kepegawaian Daerah menjadi sebuah instansi pemerintahan yang sangat
penting, hal ini di karenakan salah satu tugas pokonya ialah penyelenggaraan
monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas-tugas bidang
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan yang meliputi perencanaan dan pengembangan
pegawai, pendidikan dan pelatihan, serta mutasi, akan tetapi dalam kenyataannya
justru pegawai BKD masih banyak yang melakukan pelanggaran yang dewasa ini
disebut patologi birokrasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya patologi
birorasi di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Minahasa Utara, selain itu ada
banyaknya jenis-jenis patologi birokrasi yang ada di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Minahasa Utara. Upaya dalam menanggulanginya juga masih belum
maksimal, baik itu upaya dari pemerintah daerah itu sendiri atau dari pemerintah
pusat. Upaya dalam mengurangi patologi birokrasi masih sedikit dan belum
menyeluruh di instansi pemerintahan daerah. Upaya yang dilakukan masih terkesan
belum maksimal dan tidak ada keseriusan dari pemerintah baik pemerintah daerah
maupun pusat untuk mengurangi patologi birokrasi ini.

Kata Kunci : Patologi Birokrasi, Upaya Mengurangi Patologi Birokrasi.

1
Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Unsrat.
Pendahuluan pelaksanaan tugas-tugas bidang
Dalam pemerintahan daerah, kepegawaian, pendidikan dan
ada badan yang disebut dengan BKD pelatihan yang meliputi perencanaan
(Badan Kepegawaian Daerah) yang dan pengembangan pegawai,
mempunyai mempunyai tugas pokok pendidikan dan pelatihan, serta
melaksanakan penyusunan dan mutasi
pelaksanaan kebijakan daerah bidang 7. Pengelolaan sekretariat Badan
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan Kepegawaian Daerah
sesuai dengan kewenangan daerah 8. Pelaksanaan tugas lain yang
yang meliputi perencanaan dan diberikan oleh Bupati sesuai dengan
pengembangan pegawai, pendidikan tugas pokok dan fungsinya
dan pelatihan, serta mutasi. Selain Berdasarkan pengamatan di
tugas pokok BKD juga memiliki lapangan masih ada pegawai di BKD
fungsi, yaitu: yang pada saat jam masuk kerja hanya
1. Perumusan kebijakan teknis bidang duduk-duduk di ruang tunggu dan
kepegawaian, pendidikan dan bercerengkama, ada 4 bidang di BKD
pelatihan yang meliputi perencanaan dan hanya ada pegawai di 1 bidang
dan pengembangan pegawai, yang tidak melakukannya karena tugas
pendidikan dan pelatihan, serta yang ada dibidang tersebut memang
mutasi lebih banyak dibandingkan bidang
2. Penyusunan perencanaan teknis dan yang lain. dalam hal ini tidak
program kerja bidang kepegawaian, efisiensinya jumlah pegawai dengan
pendidikan dan pelatihan yang beban kerja yang harus ditanggung.
meliputi perencanaan dan Jumlah pegawai melebihi jumlah beban
pengembangan pegawai, pendidikan kerja yang ditanggung mengakibatkan
dan pelatihan, serta mutasi banyak pegawai yang “menganggur”
3. Pembinaan dan pengendalian teknis pada saat jam kerja. Selain itu didapati
bidang kepegawaian, pendidikan juga pegawai yang pulang saat jam
dan pelatihan yang meliputi kerja dan kembali lagi pada saat jam
perencanaan dan pengembangan pulang kerja untuk absen pulang.
pegawai, pendidikan dan pelatihan, Absen yang digunakan sudah cukup
serta mutasi efektif yaitu menggunakan absen sidik
4. Pelayanan umum bidang jari, namun masih ada celah pegawai
kepegawaian, pendidikan dan untuk melakukan kecurangan salah
pelatihan yang meliputi perencanaan satunya dengan pulang pada waktu jam
dan pengembangan pegawai, kerja dan kembali pada waktu absen
pendidikan dan pelatihan, serta pulang. Hal ini meggambarkan ketidak
mutasi produkifan seorang pegawai dan juga
5. Pelaksanaan koordinasi kegiatan sabotase yang dilakukan oleh pegawai.
dan kerjasama teknis dengan pihak Proses patologi birokrasi yang
lain yang berhubungan dengan akut di Indonesia ini bukan sesuatu
bidang kepegawaian, pendidikan yang datang tiba-tiba, tapi terpelihara
dan pelatihan yang meliputi sejak lama. Birokrasi sudah terbiasa
perencanaan dan pengembangan menjadi simbol kemakmuran dan
pegawai, pendidikan dan pelatihan, kerajaan bagi aparatnya untuk
serta mutasi mendapat pelayanan dari masyarakat.
6. Penyelenggaraan monitoring, Meskipun pemerintah sudah berusaha
evaluasi, dan pelaporan terhadap untuk menguranginya dengan
melakukan reformasi birokrasi, namun deskriptif kuantitatif dengan tahapan-
untuk mengubah paradigm lama ini tahapan analisis yaitu dengan cara
masih sangat sulit untuk dilakukan. menyeleksi data, pemeriksaan
Berdasarkan fungsinya yaitu kelengkapan dan lesempurnaan data,
penyelenggaraan monitoring, evaluasi, serta kejelasan data, klasifikasi data,
dan pelaporan terhadap pelaksanaan yaitu pengelompokkan data dan
tugas-tugas bidang kepegawaian, dipilah-pilah sesuai dengan jenisnya,
pendidikan dan pelatihan yang meliputi mengadakan uji validitas dan
perencanaan dan pengembangan reliabilitas pada angket yang telah
pegawai, pendidikan dan pelatihan, disebar sebelumnya. Valid berarti
serta mutasi. Jelas disini BKD sebagai instrument tersebut dapat digunakan
monitoring dari ASN di seluruh SKPD untuk mengukur apa yang seharusnya
kabupaten Minahasa Utara, akan tetapi diukur, sedangkan reabilitas
patologi masih terjadi di badan yang menunjukkan adanya konsistensi dan
seharusnya mengawasi SKPD stabilitas nilai hasil skala pengukuran
diseluruh kabupaten. Hal ini membuat tertentu, data dimasukkan ke dalam
kinerja BKD patut dipertanyakan codding book (buku koding) dan
dalam evaluasi dan pelaporan terhadap codding sheet (lembar koding),
pelaksanaan tugas-tugas bidang mentabulasikan data, yaitu menyajikan
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan data dalam sebuah tabel (tabel induk,
yang meliputi perencanaan dan kemudian ketabel tunggal) sesuai
pengembangan pegawai, pendidikan tujuan analisis data, data yang
dan pelatihan, serta mutasi. Adanya ditabulasi dianalisis dengan koefisien
peraturan yang mengatur tentang korelasi Rank Spearman.
disiplin pegawai negeri sipil tidak
membuat ASN takut atau jera Hasil Penelitian
melakukan pelagaran. Patologi birokrasi bisa diartikan
sama dengan “penyakit birokrasi”.
Metode Penelitian Peran birokrasi sebagai implementor
Penelitian ini menggunakan dari kebijakan politik atau dengan kata
metode penelitian kuantitatif dengan lain birokrasi sebagai penyelenggara
jenis penelitian deskriptif analitik yakni pemerintahan, maka patologi birokrasi
penelitian yang dimaksud membuat dapat diartikan sebagai persoalan atau
analisis terhadap data kuantitatif secara permasalahan yang terjadi dalam
sistematis, faktual dan akurat. penyelenggaraan pemerintahan akibat
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten kinerja birokrasi tidak mampu dalam
Minahasa Utara tahun 2016. Subjek memenuhi kebutuhan public dengan
utama dalam penelitian ini adalah baik. Patologi yang terjadi di Badan
birokrasi di BKD Kabupaten Minahasa Kepegawaian Daerah Kabupaten
Utara. Data dari penelitian ini Minahasa Utara cukup
bersumber dari data primer dan data mengkhawatirkan. Sebagai lembaga
sekunder data primer dikumpulkan yang bertugas Penyelenggara
oleh peneliti dari penyeberan kuseioner monitoring, evaluasi, dan pelaporan
dan wawancara.Sedangkan data terhadap pelaksanaan tugas-tugas
sekunder diperoleh dari laporan- bidang kepegawaian, pendidikan dan
laporan dan data dari instansi terkait. pelatihan yang meliputi perencanaan
Dalam penelitian ini, data-data dan pengembangan pegawai,
terkumpul akan disusun secara pendidikan dan pelatihan, serta mutasi;
dengan demikian BKD memonitor, dalam berbagai instansi dalam
mengevaluasi dan melaporkan terhadap lingkungan pemerintahan. Dari
pelaksanaan tugas-tugas bidang pengelompokkan patologi diatas
kepegawaian di Kabupaten Minahasa didapatkan banyak jenis patologi
Utara, namun pada kenyataannya BKD birokrasi antara lain sebagai berikut:
juga masih melakukan pelanggaran dan (1) Patologi yang timbul karena
banyak diantara pegawai yang tidak persepsi dan gaya manajerial para
tahu bahwa mereka melakukan pejabat dilingkungan birokrasi. Ada 8
patologi birokrasi. Di lihat dari jenis patologi birokrasi dalam
pengetahuan birokrasi mengenai kelompok ini antara lain: a. Waktu
patologi birokrasi, di BKD masih Luang pada Saat Jam Kerja
banyak pegawai yang belum mehami Berlangsung b. Ijin Keluar Kantor Pada
arti dari patologi birokrasi itu sendiri. Jam Kerja c. Melakukan Sesuatu Tidak
Dari sebagian besar responden Sesuai Dengan Tugas/Wewenang d.
tidak mengetahui arti dari patologi Bermasalah Dengan Rekan Kerja
birokrasi. Dari sisi birokrasi tidak Sekantor e. Kritik Yang Diberikan
mengetahui apa itu patologi birokrasi Oleh PNS SKPD Lain f. Menerima
hal ini sangat menyedihkan. Pegawai Uang Dari PNS SKPD Lain g.
melakukan patologi birokrasi dalam Mempermudah Pelayanan Dikarenakan
keseharian tanpa tahu bahwa yang Adanya Relasi h. Menitipkan Relasi
mereka lakukan adalah sebuah Untuk Menjadi PNS Di Kabupaten
pelanggaran. Dapat kita ketahui bahwa Minahasa Utara (2) Patologi yang
masih banyak pegawai yang belum disebabkan kerena kurangnya atau
mengerti definisi patologi birokrasi rendahnya pengetahuan dan
secara utuh.Pengetahuan mengenai keterampilan para petugas pelaksana
patologi birokrasi penting bagi BKD berbagai kegiatan operasional. Ada 5
karena badan ini yang menentukan jenis patologi birokrasi dalam
seorang pegawai melakukan kelompok ini antara lain: a. Instruksi
pelanggaran atau tidak. Yang Diberikan Atasan b. Kesalahan
Menurut Siagian dalam Dalam Menjalankan Instruksi Atasan c.
Syamsudin patologi birokrasi bisa Diklat Yang Diikuti d. Usulan
dikelompokkan dalam lima katgeori. Berkaitan Dengan Tugas/Wewenang e.
Di antaranya adalah: (1) Patologi yang Usulan Tidak Berkaitan Dengan
timbul karena persepsi dan gaya Tugas/Wewenang (3) Patologi yang
manajerial para pejabat dilingkungan timbul karena tindakan para anggota
birokrasi (2) Patologi yang disebabkan birokrasi yang melanggar norma-norma
kerena kurangnya atau rendahnya hukum dan peraturan perundangan-
pengetahuan dan keterampilan para undangan yang berlaku Ada 3 jenis
petugas pelaksana berbagai kegiatan patologi birokrasi dalam kelompok ini
operasional (3) Patologi yang timbul antara lain: a. Pelanggaran Yang
karena tindakan para anggota birokrasi Pernah Dilakukan b. Menerima Uang
yang melanggar norma-norma hukum dari PNS SKPD Lain untuk
dan peraturan perundangan-undangan memperlancar pelayanan c. Bekerja
yang berlaku (4) Patologi yang tidak sesuai dengan aturan (4) Patologi
dimanifestasikan dalam perilaku para yang dimanifestasikan dalam perilaku
birokrat yang bersifat disfungsional para birokrat yang bersifat
atau negatif (5) Patologi yang disfungsional atau negatif Ada 6 jenis
merupakan akibat situasi internal patologi birokrasi dalam kelompok ini
antara lain: a. Menolak Melayani PNS 6. Upaya untuk menyelesaikan
SKPD Lain b. PNS SKPD Lain Marah miskomunikasi yang terjadi
Karena Pelayanan c. PNS SKPD Lain Perbedaan kepentingan yang
Kembali Berkali-Kali d. Terlambat terjadi di organisasi juga menjadi
Masuk Kantor e. Absen Pada Saat masalah yang mampu menimbulkan
Masuk Dan Pulang Kantor f. konflik besar di dalam organisasi itu
Membolos Apel Pagi (5) Patologi yang sendiri. Penyelesaiannya juga akan
merupakan akibat situasi internal melibatkan banyak pihak tidak hanya
dalam berbagai instansi dalam kedua belah pihak yang bersitegang
lingkungan pemerintahan Ada 6 jenis dan kepala sebagai penengah saja. Di
patologi birokrasi dalam kelompok ini BKD Kabupaten Minahasa Utara
antara lain: a. Misinformasi Antar perbedaan kepintangan juga tidak bisa
Pegawai b. Miskomunikasi Antar dihindari, seperti dua kasus diatas
Pegawai. penyelesaian mereka dalam mengatasi
Melihat patologi yang terjadi di permasalahan intern cukup efektif.
Badan Kepegawaian Kabupaten Pencarian jalan tengah tanpa
Minahasa Utara (BKD), meskipun melanggar aturan yang berlaku menjadi
kepala BKD Kabupaten Minahasa solusi terbaik jika ada perbedaan
Utara belum mengerti dengan benar kepentingan didalam BKD Kabupaten
apa itu patologi birokrasi masih ada Minahasa Utara.
usaha dari BKD Kabupaten Minahasa Patologi birokrasi merupakan
Utara untuk mengurangi patologi masalah yang mendasar yang terjadi di
birokrasi yang terjadi. Dalam birokrasi Indonesia.Dalam
pandangan birokrasi, tindakan pemberantasannya sudah pasti ada
indispliner adalah tindakan yang harus kendala yang dihadapi.Dari jawaban
dikurangi dan dimusnahkan.Ini juga kepala BKD Kabupaten Minahasa
anggapan dari Kepala BKD Kabupaten Utara mengenai patologi birokrasi,
Minahasa Utara.Tindakan indisipliner terlihat beliau masih belum mengerti
merupakan salah satu patologi betul definisi dari patologi birokrasi.Itu
birokrasi, sehingga upaya untuk menjadi kendala petama dalam upaya
menguranginya berarti pula ada upaya untuk mengurangi patologi birokrasi.
untuk mengurangi patologi birokrasi. Kendala selanjutnya adalah kesadaran
Berikut upaya untuk menanggulangi dari pegawai BKD Kabupaten
patologi birokrasi: Minahasa Utara itu sendiri. Dari potret
1. Upaya mencegah keterlambatan yang peneliti lihat, masih banyak
masuk kantor pegawai yang melanggar aturan dengan
2. Inspeksi mendadak yang dilakukan sadar seperti contoh ada seorang
oleh atasan di BKD Kabupaten pegawai BKD Kabupaten Minahasa
Minahasa Utara Utara yang selalu pulang kerumah
3. Respon pegawai terhadap inspeksi sekitar pukul 11.00 dan baru kembali
mendadak yang dilakukan oleh pukul 15.00 saat jam kerja akan
atasan mereka. berakhir hanya untuk absen. Hal diatas
4. Antisipasi yang dilakukan oleh disadari juga oleh kepala BKD
pegawai BKD Kabupaten Minahasa Kabupaten Minahasa Utara, beliau
Utara agar tidak melakukan menyatakan dalam wawancaranya
pelanggaran bagamaimana aturan yang ada sangat
5. Upaya dalam menyelesaikan sulit diterapkan kepada pegawainya.
misinformasi Hal ini mengindikasikan bahwa
birokrasi masih mau berubah untuk dilakukan oleh atasan di BKD
menjadi lebih baik. Mereka cenderung Kabupaten Minahasa Utara.
melakukan kebiasaan yang sudah ada 2. perlu melakukan antisipasi oleh
sejak lama. Berikut adalah petikan pegawai BKD Kabupaten
wawancara dengan kepala BKD Minahasa Utara agar tidak
Kabupaten Minahasa Utara mengenai melakukan pelanggaran, dan
kendala yang dihadapi dalam diawasi langsung oleh
penegakkan disiplin pegawai. Aturan pimpinan.
yang dibuat belum jelas. Ini menjadi
kendala juga dalam mengurangi
patologi birokrasi. Ketidak jelasan DAFTAR PUSTAKA
aturan ini mengindikasikan ketidak Amins, A. 2009. Manajemen Kinerja
seriusan pemerintah baik pusat maupun Pemerintah Daerah.
daerah untuk mengurangi patologi Yogyakarta: Laksbang
birokrasi.Belum adanya aturan yang Pressindo.
jelas untuk diterapkan menjadi Ismail. 2009. Etika Birokrasi Dalam
kesulitan utama dalam menegakkan Perspektif Manajemen Sumber
disiplin PNS dimana disiplin PNS ini Daya Manusia. Malang: Ash-
menjadi salah satu patologi birokrasi. Shiddiqy Press
Mustafa, D. 20014. Birokrasi
Kesimpulan Pemerintahan. Bandung:
1. Patologi birokrasi yang terjadi Alfabeta.
pada pemerintah Kabupaten Sirajudin. 2016. Hukum Administrasi
Minahasa Utara khususnya di Pemerintah Daerah. Malang:
Badan Kepegawaian Daerah Setara Pers.
lebih disebabkan pada Thoha, Miftah. 2002. Birokrasi dan
kebiasaan yang telah terpelihara Politik di Indonesia.Yogyakarta:
sejak terdahulu, dimana upaya PT RajaGrafindo Persada
untuk menghilangkan patalogi
birokrasi tersebut terkesan
masih lemah seperti tindakan
punishment yang akan membuat
jera pegawai yang melanggar
ketentuan.
2. Tindakan indisipliner yang
dilakukan pegawai (ASN)
merupakan salah satu bentuk
patologi birokrasi, sehingga
upaya untuk menguranginya
dapat berarti upaya untuk
mengurangi patologi birokrasi
tersebut.
Saran
1. Pemerintah Kabupaten
Minahasa perlu melakukan
upaya-upaya meminimalisir
patologi birokrasi melalui:
Inspeksi mendadak yang

Anda mungkin juga menyukai