Anda di halaman 1dari 93

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Departemen Manajemen Skripsi Sarjana

2017

Pengaruh Kepemimpinan dan Beban


Kerja Terhadap Stres Kerja Perawat
Rumah Sakit Umum Friska Medan

Musrita, Ulfa
Universitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/21848
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP
STRES KERJA PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM
FRISKA MEDAN

OLEH:

ULFA MUSRITA
130502011

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BEBAN KERJA TERHADAP


STRES KERJA PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT
MARTHA FRISKA MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan


dan beban kerja terhadap stress kerja karyawan pada Rumah Sakit Martha Friska
Medan. Populasi penelitian ini berjumlah 56 orang karyawan pada Rumah Sakit
Martha Friska Medan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling atau metode sampling jenuh yang terdiri dari 56 orang Rumah Sakit
Martha Friska Medan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif dan teknik analisis statistik. Dan metode pengumpulan data melalui
wawancara, daftar pertanyan, dan studi dokumentasi.
Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak
kepemimpinan dan beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stress kerja
karyawan pada Rumah Sakit Martha Friska Medan. Uji koefisien determinasi
menunjukan bahwa kepemimpinan dan beban kerja memiliki hubungan yang
cukup erat terhadap kinerja karyawan pada Rumah Sakit Martha Friska Medan.
Kepemimpinan adalah variabel yang dapat menurunkan stress kerja pada
penelitian ini.

Kata Kunci : Kepemimpinan, Beban Kerja dan Stres Kerja

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT

INFLUENCE OF LEADERSHIP AND EXPENSES WORK TOWARD


STRESS WORK IN HOSPITAL EMPLOYEES
MARTHA FRISKA MEDAN

The purpose of this study was to determine the effect of leadership and
work load of the stress of employees at Martha Friska Hospital Medan. The
population of this research were 56 employees at the Hospital Martha Friska
Medan. The sample in this study using nonprobability sampling or saturated
sampling method that consists of 56 people Martha Friska Hospital Medan. Data
analysis technique used is descriptive analysis techniques and statistical analysis
techniques. And methods of collecting data through interviews, the question, and
documentation study.
In the results showed that the simultaneous leadership and significant
effect on the workload of the stress of employees at Martha Friska Hospital
Medan. Coefficient determination test shows that the leadership and the workload
has a fairly close relationship to the performance of employees at Martha Friska
Hospital Medan. Leadership is a variable that can reduce job stress in this study.

Keywords: Leadership, Workload and Job Stress

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur kepada Allah SWT penulis


dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Penulis persembahkan skripsi ini untuk orang tua tercinta Ayahanda Ir H.
Mursal Idris dan Ibunda Hj. Sri Wahyuni SE yang tidak pernah berhenti
mendo’akan, mendukung dan mencukupi segala kebutuhan materi maupun non-
materi dalam proses pembuatan skripsi ini, dan nasehat-nasehat yang selalu
memotivasi penulis.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Beban Kerja Terhadap
Stres Kerja Perawat Rumah Sakit Martha Friska Medan”. Penyusunan skripsi ini
tidak akan terselesaikan tanpa adanya bimbingan, saran, bantuan, motivasi dan
do’a dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis sampaikan rasa
hormat dan terimakasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung,
M.Si., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Dr. Yenni Absah SE, MSi selaku Dosen Pembimbing penulis. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya telah banyak
meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberikan saran
dan pengalaman kepada penulis dalam pengerjaan skripsi ini sampai
dengan terselesaikan.

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Ibu Dra. Lucy Anna,MS selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan dan perbaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Perawat Rumah Sakit Martha Friska Medan yang meluangkan
waktu dan tenaganya membantu penulis dalam memberikan informasi dan
pengarahan dalam pengumpulan data di Rumah Sakit.
9. Seluruh keluarga, Adik saya (Chamsa Musrisyah), dan Teman Terbaik
saya (Romy Muhammad Nasution) dan sepupu-sepupu yang selalu
memberikan motivasi terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat Kampus (Putri Ramdhani Harahap, Noni Mainday ,
Beby Halkirana, Nila Sari Dewi, Yoga Andika, Aditya Dermawan ,
Hariawan Ramadhan, Syukron Arjuna dll), Sahabat-sahabat di TIFUUY,
sahabat-sahabat terdekat dan teman-teman Mahasiswa Manajemen
angkatan 2013 yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu
yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan kebersamaan selama ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bermanfaat bagi penulis khususnya.

Medan, Februari 2017


Penulis

Ulfa Musrita

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................................................ i
ABSTRACT .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Stress Kerja .......................................................................... 9
2.1.1 Pengertian Stress Kerja .............................................. 9
2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja ........................... 9
2.1.3 Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan ................ 14
2.1.4 Dampak Stres Kerja Terhadap Karyawan .................. 14
2.2 Kepemimpinan ..................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan ......................................... 15
2.2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan ................................ 16
2.2.3 Jenis Gaya Kepemimpinan ......................................... 16
2.2.4 Teori-teori Kepemimpinan ......................................... I7
2.2.5 Indikator Kepemimpinan ............................................ 20
2.3 Beban kerja ........................................................................... 20
2.3.1 Pengertian Beban kerja ............................................... 20
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja ....... 21
2.3.3 Dimensi Beban Kerja ................................................. 22
2.3.4 Dampak Beban Kerja ................................................. 22
2.3.5 Mengendalikan Beban Kerja ...................................... 24
2.4 Penelitian Terdahulu ............................................................ 25
2.5 Kerangka Konseptual ........................................................... 27
2.6 Hipotesis ............................................................................... 28

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian ..................................................................... 29
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 29
3.3 Batasan Operasional ............................................................. 29
3.4 Definisi Operasional Variabel .............................................. 30
3.5 Skala Pengukuran Variabel .................................................. 33

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.6 Populasi dan Sampel ............................................................ 33
3.6.1 Populasi ...................................................................... 33
3.6.2 Sampel ........................................................................ 33
3.7 Sumber Data ......................................................................... 34
3.8 Metode Pengumpulan Data .................................................. 34
3.9 Validitas dan Realibilitas ..................................................... 34
3.9.1 Uji Validitas ............................................................... 34
3.9.2 Uji Reabilitas .............................................................. 36
3.10 TeknikAnalisis Data ........................................................... 37
3.10.1 Analisis Deskriptif .................................................... 37
3.10.2 Analisis Statistik ....................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 43
4.1.1 Visi dan Misi Perusahaan ........................................... 44
4.2 Hasil Penelitian ................................................................... 45
4.2.1. Metode Analisis Deskriptif ....................................... 45
4.2.1.1 Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 45
4.2.1.2 Berdasarkan Usia ........................................... 46
4.2.1.3 Berdasarkan Lama kerja ................................ 46
4.2.1.4 BerdasarkanStatus Pernikahan ....................... 47
4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif ....................................... 47
4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Kepemiminan. ................................. 48
4.2.2 .2 Uji Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Variabel Beban Kerja ................................... 52
4.2.2.3 U ji Distribusi Jawaban Responden Terhadap
Stress Kerja ................................................... 55
4.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................ 60
4.3.1 Uji Normalitas ............................................................ 60
4.3.2 Uji Multikolineritas .................................................... 62
4.3.3 Uji Heteroskedastisitas ............................................... 63
4.4 Analisis Regresi Linear Berganda ........................................ 65
4.5 Pengujian Hipotesis .............................................................. 67
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ............................... 67
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ................................... 68
4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ...................... 68
4.6 Pembahasan .......................................................................... 69
4.6.1 PengaruhKepemimpinan Terhadap Stress Kerja ........ 69
4.6.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stress Kerja ........... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan .......................................................................... 72
5.2 Saran ..................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 75


LAMPIRAN .......................................................................................... 78

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Halaman

1.1 Hasil Pra Survey Karyawan non Medis Rumah Sakit Umum
Martha Friska Medan .............................................................. 4
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................ 25
3.1 Operasionalisasi Variabel ........................................................ 31
3.2 Instrumen Skala Likert ............................................................. 33
3.3 Uji Validitas ............................................................................. 35
3.4 Uji Reliabilitis .......................................................................... 37
4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 45
4.2 Responden Berdasarkan Usia .................................................. 46
4.3 Responden Berdasarkan Lama Bekerja ................................... 46
4.4 Responden Berdasaran Status Pernikahan ............................... 47
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan ...... 48
4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Beban Kerja ........... 52
4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Sress Kerja ............. 55
4.8 Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 62
4.9 Uji Nilai Tolerance dan VIF .................................................... 63
4.10 Uji Gletser ................................................................................ 65
4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................. 66
4.12 Hasil Uji F ................................................................................ 67
4.13 Hasil Uji T ................................................................................ 68
4.14 Hasil Koefisien determinasi ..................................................... 69

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 27


4.1 Histogram Uji Normaalitas ..................................................... 61
4.2 Plot Uji Normalitas ................................................................. 61
4.3 Scatterplot Heterokedastisitas ................................................ 64

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Lampiran Halaman

1 Kuesioner Tentang Gaya Kepemimpinan Pada Rumah


Sakit Umum Martha Friska ................................................... 77
2 Kuesioner Penelitian ............................................................... 78

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi sekarang ini sumber daya manusia merupakan aset

penting dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan. Kelangsungan hidup suatu

perusahaan tergantung pada sejauh mana perusahaan memanfaatkan peluang serta

mampu mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal dengan segala potensi dari

sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Oleh karena itu sumber daya manusia

dituntut untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya, agar kualitas

kinerja karyawan semakin baik.

Setiap individu yang berada dalam suatu organisasi, dapat berperan

sebagai sumber stres bagi orang lain. Mengelola stres berarti belajar untuk

mengendalikan diri sendiri didalam kehidupan. Stres adalah sebagai suatu

ketidakseimbangan antara keinginan dengan kemampuan memenuhinya sehingga

menimbulkan konsekuensi penting bagi dirinya. Sebagai seorang pemimpin,

mengelola stres karyawan ditempat kerja lebih bersifat pemahaman akan

penyebab stres orang lain dan mengambil tindakan untuk menguranginya dalam

rangka pencapaian tujuan organisasi.

Menurut Sedarmayanti (2011:76) menyatakan bahwa stres kerja adalah

suatu kondisi berupa kelebihan tuntutan dan tekanan dari pimpinan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi

emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres yang terlalu besar

dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Faktor

1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kunci dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan

kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang

dihadapi. Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh

bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsikan suatu peristiwa. Robbins

(2007:367) juga menyebutkan bahwa salah satu hal yang menyebabkan stres kerja

adalah gaya kepemimpinan yang tidak efektif, yang pada akhirnya berpengaruh

terhadap keberlangsungan bisnis perusahaan. Faktor-faktor yang menyebabkan

stres kerja antara lain: balas jasa yang cenderung terlalu rendah, waktu dan

peralatan kerja kurang memadai, masalah keluarga, konflik kerja antar pribadi

dengan pimpinan atau kelompok, beban kerja yang sulit dan berlebihan, dan gaya

kepemimpinan yang tidak efektif.

Menurut Kartono (2003:74) Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni

mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada

kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai

tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok. Faktor kepemimpinan mempunyai peran

yang sangat penting dalam mengurangi stres kerja karyawan karena

kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua

pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Gaya kepemimpinan yang

efektif dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja semua karyawan dalammencapai

tujuan organisasi. Dengan demikian, gaya kepemimpinan dapat menjadi pedoman

yang baik dalam mengurangi stres kerja karyawan.

Setiap perusahaan selalu mengharapkan karyawannya mempunyai

prestasi, karena dengan memiliki karyawan yang berprestasi akan memberikan

kontribusi yang optimal bagi perusahaan. Selain itu, dengan memiliki karyawan

2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang berprestasi perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaannya, karena

seringkali perusahaan mengalami masalah tentang sumber daya manusianya,

maka masalah sumber daya manusia menjadi tantangan tersendiri bagi

manajemen karena keberhasilan manajemen tergantung pada kualitas sumber daya

manusianya. Apabila individu dalam perusahaan yaitu SDM-nya dapat berjalan

efektif, maka perusahaan dapat berjalan secara efektif. Dengan kata lain

kelangsungan suatu perusahaan itu ditentukan oleh kinerja karyawannya.

Oleh karena itu untuk mencapai kinerja yang maksimal perusahaan perlu

memperhatikan kondisi SDM-nya karena tubuh manusia dirancang untuk dapat

melakukan aktivitas pekerjaan sehari-hari dengan ketentuan massa otot yang

bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan manusia untuk

dapat menggerakkan tubuh dan melakukan pekerjaan. Perkerjaan disatu pihak

mempunyai arti penting bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga dapat

mencapai kehidupan yang produktif sebagai salah satu tujuan hidup pihak lain,

dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan

kata lain bahwa pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan. Beban

tersebut dapat berupa beban fisik maupun beban mental.

Menurut Meshkati dalam Tarwaka (2010:121), beban kerja didefinisikan

sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan

tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi. Menurut Suma’mur (2009:135), beban

kerja merupakan kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada

yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jasmani,

keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang

bersangkutan.

3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Rumah sakit Martha Friska adalah salah satu badan usaha milik swasta

yang bergerak dibidang jasa pelayanan kesehatan diamana telah menjadi rumah

sakit kelas B. Didalam rangka untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit umum

Martha Friska membuka cabang nya yang terletak di jalan Multatuli komplek

taman Multatuli Indah No.1 , Medan Sumatera Utara. Perawat dari Rumah sakit

Umum Martha Friska tentunya tidak luput dari masalah stres kerja. Berdasarkan

hasil prasurvey yang dilakukan kepada sebagian Perawat didapati bahwa Perawat

cenderung menjawab gaya kepemimpinan yang dipakai oleh pimpinan mereka

gaya kepemimpinan otoriter. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Hasil wawancara tentang gaya kepemimpinan pimpinan karyawan Rumah
Sakit Umum Martha Friska Medan (Bagian Keperawatan).
Gaya Jumlah Seluruh Jumlah Responden Persentase
Kepemimpinan Responden Menjawab (%)
Otoriter 20 17 85%
Demokratis 20 3 15%
Bebas 20 - -
Sumber: Wawancara kepada 20 orang Perawat

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 diketahui bahwa dari 20 orang responden

yang ditanya mengenai gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan

mereka di rumah sakit umum Martha Friska khusus nya bagian Perawat, 17 orang

menjawab bahwa gaya kepemimpinan yang digunakan adalah gaya

kepemimpinan otoriter. Dengan gaya kepemimpinan otoriter yang cenderung

dipakai oleh pimpinan mereka menunjukkan bahwa hubungan antara pimpinan

dan Perawat tidak cukup baik, dimana pimpinan mereka tidak cukup responsif

terhadap setiap persoalan yang dihadapi oleh bawahanya.

Adapun fenomena mengenai beban kerja, didapati dari hasil wawancara

Peneliti kepada pihak Rumah sakit Martha Friska pada bagian keperawatan, yaitu

4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pada kenyataannya Perawat, sering mengalami beberapa kondisi yang tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan dalam ruang lingkup pekerjaannya. Hal ini

disebabkan karena adanya serangkaian tuntutan yang berkaitan dengan pekerjaan,

dimana seorang perawat akan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan

yang maksimal namun kompensasi yang didapat masih diarasa jauh dari yang

diaharapkan, seorang perawat juga akan diberikan tugas dan tanggung jawab yang

sangat besar terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan, Peneliti juga

mendapati fakta bahwa masih ada hal hal seperti senioritas dikalangan perawat

yang membuat para perawat baru kurang maksimal dalam bekerja seperti sering

nya terjadi tumpang tindih tanggung jawab dan pekerjaan yang dilimpahkan oleh

perawat yang lebih senior dan hal-hal lain yang dapat membuat seorang perawat

merasa tertekan akan beban kerja yang mereka rasakan, Beban kerja yang dapat

dirasa bertambah disaat menghadapi beberapa pasien yang seringkali mendesak

pelayanan yang cepat terhadap pelayanan perawat di rumah sakit, padahal seorang

perawat sudah bekerja maksimal untuk dapat merawat pasien dengan sepenuh

hati.

Adapun fenomena mengenai stres kerja perawat di RSU Martha Friska

Medan dapat dilihat dari masalah yang muncul dari lingkungan kerja mereka. Dari

hasil wawancara yang dilakukan kepada pihak Rumah Sakit Martha Friska Medan

(bagian keperawatan). Didapati dimana tak jarang para perawat bekerja diluar jam

kerja yang didapat. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti rekan kerja

pada shift setelahnya yang telat ataupun tidak hadir dan menyebabkan seorang

perawat harus menambah jam kerja untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada

pasien. Padahal pembagian shift kerja sudah diatur oleh manajemen rumah sakit

5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana tenaga medis diberikan tiga pembagian kerja yaitu shift pertama pukul

07.00 s/d 14.15, shift kedua pukul 14.15 s/d 21.30, dan shift ketiga pukul 21.30

s/d 07.00. Selain itu pemberian tanggung jawab pelayanan yang dilimpahkan

pihak rumah sakit kepada perawat seperti kewajiban seorang perawat untuk

menangani lebih dari empat orang pasien dianggap terlalu berat, belum lagi

keadaan dimana tidak jarang pasien yang ditangani dirasa sedikit rewel terhadap

pelayanan yang diberikan, sehingga para perawat mengaku sering mengalami

sakit kepala dalam bekerja. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

adanya masalah stres kerja perawat.

Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Pengaruh Kepemimpinan dan Beban Kerja Terhadap Stres Kerja

Perawat di Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di paparkan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap stres kerja

Perawat di Rumah Sakit Umum Martha Friska ?

2. Apakah Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja Perawat

di Rumah Sakit Umum Martha Friska ?

3. Apakah Kepemimpinan dan Beban kerja berpengaruh signifikan terhadap

Bagian Keperawatan Stres kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Martha

Friska ?

6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan terhadap

stres kerja Perawat di. Rumah Sakit Umum Martha Friska

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Beban Kerja terhadap stres

kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Martha Friska

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Kepemimpinan dan Beban

kerja terhadap stres kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Martha Friska

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi pihak yang berkepentingan antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat mengenai gaya

Kepemimpinan yang baik digunakan dalam perusahaan dan mencegah

timbulnya Beban kerja yang berlebih dan dapat mengakibatkan stres kerja

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan penulis mengenai gaya

Kepemimpinan dan Beban kerja Perawat serta pengaruh nya terhadap stres

kerja Perawat pada suatu perusahaan atau organisasi.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan

pengembangan penilitian yang sama dimasa yang akan datang. Menambah

pengetahuan khususnya dibidang sumber daya manusia, yang berkaitan

7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan pengaruh Kepemimpinan dan Beban kerja terhadap stres kerja

Perawat.

8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Stres Kerja

2.1.1 Pengertian Stres Kerja

Menurut Sedarmayanti (2011:76) menyatakan bahwa stres kerja adalah

suatu kondisi berupa kelebihan tuntutan dan tekanan dari pimpinan yang

menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi,

proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Stres yang terlalu besar dapat

mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Faktor kunci

dari stres adalah persepsi seseorang dan penilaian terhadap situasi dan

kemampuannya untuk menghadapi atau mengambil manfaat dari situasi yang

dihadapi. Dengan kata lain, bahwa reaksi terhadap stres dipengaruhi oleh

bagaimana pikiran dan tubuh individu mempersepsikan suatu peristiwa.

2.1.2 Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

Fakto-faktorang menyebabkan timbulnya stres dari dalam diri individu

dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu faktor yang bersumber dari dalam

maupun dari luar individu tersebut. Penyebab stres yang berasal dari luar individu

dibedakan lagi menjadi stres yang bersumber dari dalam organisasi dan dari luar

organisasi. Sumber stres yang berasal dari luar organisasi itu seperti faktor

keluarga, masyarakat dan faktor keuangan. Sedangkan dari dalam organisasi

seperti faktor lingkungan fisik, faktor pekerjaan, faktor kelompok kerja, faktor

organisasi dan faktor karier, Gitosudarmono (2000:46).

9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Robbins dan Judge (2008:370) ada tiga kategori potensi pemicu

stres (stressor) yaitu:

1. Faktor-faktor Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Selain mempengaruhi disain struktur sebuah perusahaan,

ketidakpastian lingkungan juga mempengaruhi tingkat stres para

karyawan dalam perusahaan. Perubahan dalam siklus bisnis

menciptakan ketidakpastian ekonomi.

b. Ketidakpastian politik juga merupakan pemicu stres diantara karyawan

masyarakat Amerika, dan ketidakpastian yang sama mempengaruhi

karyawan di negara-negara seperti Haiti atau Venezuela.

c. Perubahan teknologi adalah faktor lingkungan ketiga yang dapat

menyebabkan stres, karena inovasi-inovasi baru yang dapat membuat

keterampilan dan pengalaman seorang karyawan jadi usang dalam

waktu singkat, komputer, sistem robotik, otomatisasi dan berbagai

bentuk inovasi teknologis lain yang serupa merupakan ancaman bagi

banyak orang dan membuat mereka stres.

2. Faktor-faktor Perusahaan

Faktor-faktor perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan

seseorang, meliputi: desain pekerjaan individual (otonomi, keragaman

tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja dan tata letak fisik pekerjaan.

b. Tuntutan peran adalah beban peran yang berlebihan dialami ketika

karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada waktu yang

10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ada. Ambiguitas peran manakala ekspektasi peran tidak dipahami

secara jelas dan karyawan tidak yakin apa yang harus ia lakukan.

c. Tuntutan antarpribadi yaitu tekanan yang diciptakan oleh karyawan

lain, tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi

yang buruk dapat menyebabkan stres.

3. Faktor-faktor Pribadi

Faktor-faktor pribadi ini terutama menyangkut masalah keluarga, masalah

ekonomi pribadi serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri

seseorang.Berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan

dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak merupakan masalah

hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan yang lalu terbawa

sampai ketempat kerja. Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih

besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lainyang menciptakan

stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja mereka

Menurut Handoko (2000:200-201) kondisi-kondisi yang menyebabkan

stres disebut dengan istilah stressors. Stres dapat disebabkan oleh satu stessor,

biasanya karyawan mengalami stres karena kombinasi beberapa stessor . Ada dua

kategori penyebab stres, yaitu on- the-job dan off- the-job. Hampir dalam set iap

kondisi pekerjaan di perusahaan dapat menyebabkan stres tergantung pada reaksi

karyawan. Misalnya, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan

mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan yang lain tidak

atau bahkan menolaknya. Beberapa kondisi kerja yang menyebabkan stres bagi

karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres “on the job “ antara lain:

11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Beban kerja yang berlebihan.

2. Tekanan atau desakan waktu

3. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

4. Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab

5. Ambiguitas peranan (role ambiguity)

6. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

7. Perbedaan antara nilai- nilai perusahaan dan karyawan

Stres kerja karyawan juga dapat disebabkan masalah – masalah yang

terjadi diluar perusahaan. Penyebab – penyebab stres “off- the-job” antara lain :

1. Kekuatiran finansial

2. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak

3. Masalah-masalah fisik

4. Masalah-masalah perkawinan

5. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak keluarga

Menurut Robbins (2008:370) ada tiga kategori potensi pemicu stres kerja

yaitu:

1. Faktor-faktor Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Selain mempengaruhi desain struktur sebuah perusahaan,

ketidakpastian lingkungan juga mempengaruhi tingkat stres para

karyawan dalam perusahaan. Perubahan dalam siklus bisnis

menciptakan ketidakpastian ekonomi.

b. Ketidakpastian politik juga merupakan pemicu stres diantara

karyawan.

12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Perubahan teknologi adalah faktor lingkungan ketiga yang dapat

menyebabkan stres, karena inovasi-inovasi baru yang dapat membuat

bentuk inovasi teknologi lain yang serupa merupakan ancaman bagi

banyak orang dan membuat mereka stres.

2. Faktor-faktor Perusahaan

Faktor-faktor perusahaan dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan

seseorang, meliputi: desain pekerjaan individual (otonomi, keragaman

tugas, tingkat otomatisasi), kondisi kerja dan tata letak fisik

pekerjaan.

b. Tuntutan peran adalah beban peran yang berlebihan dialami ketika

karyawan diharapkan melakukan lebih banyak daripada waktu yang

ada. Ambiguitas peran manakala ekspektasi peran tidak dipahami

secara jelas dan karyawan tidak yakin apa yang harus ia lakukan.

c. Tuntutan antarpribadi yaitu tekanan yang diciptakan oleh karyawan

lain, tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi

yang buruk dapat menyebabkan stres.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Faktor-faktor pribadi ini terutama menyangkut masalah keluarga,

masalah ekonomi pribadi serta kepribadian dan karakter yang melekat

dalam diri seseorang. Berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan,

retaknya hubungan dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak

merupakan masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan

yang lalu terbawa sampai ketempat kerja. Masalah ekonomi karena

13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala

pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu

konsentrasi kerja mereka.

2.1.3 Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan

Rendall Schuller (2001:53) menyatakan bahwa stres yang dihadapi oleh

karyawan berkorelasi dengan penurunan prestasi kerja, peningkatan

ketidakhadiran kerja serta tendesi mengalami kecelakaan. Secara singkat beberapa

dampak negatif yang ditimbulkan oleh stres kerja dapat berupa:

1. Terjadinya kekacauan, hambatan baik dalam manajemen maupun

operasional kerja

2. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja

3. Menurunkan tingkat produktivitas

4. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian financial

yang dialami perusahaan karena tidak imbangnya antara produktivitas

dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan

fasilitas lainnya.

2.1.4 Dampak Stres Kerja Terhadap Karyawan

Menurut (Gitosudarmo, 2000:54). Dampak stres kerja dapat

menguntungkan atau merugikan karyawan. Dampak yang menguntungkan

diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan

bersemangat sebaik-baiknya, namun jika stres tidak mampu diatasi maka akan

menimbulkan dampak yang merugikan karyawan. Dampak-dampak dari stres

kerja meliputi :

14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Faktor fisik seperti meningkatnya tekanan darah, meningkatnya kolesterol

dan penyakit jantung koroner.

2. Faktor psikologis seperti ketidakpastian kerja, murung, rendahnya

kepercayaan, dan mudah marah.

3. Faktor organisasi seperti ketidakhadiran, keterlambatan, rendahnya

prestasi kerja dan sabotase.

2.2 Kepemimpinan

2.2.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat didefenisikan sebagai upaya untuk mempengaruhi

banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan (Dubrin, 2005:4).

Sedangkan, Gilbert dalam Sule dkk (2005:255), menyatakan bahwa

kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para

anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Thoha (2008:262)

mendefenisikan kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku

orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun

kelompok dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Menurut Siagian (2003:154)

kepemimpinan adalah suatu kegiatan yang tidak hanya dibatasi oleh aturan-aturan

atau tata krama birokrasi, tidak harus diikat dalam organisasi tertentu, melainkan

dapat terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya

mempengaruhi perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Ivancevich dkk (2006:194), mendefenisikan kepemimpinan sebagaisuatu proses

mempengaruhi orang lain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi yang

relevan. Menurut Robbins (2008:342) kepemimpinan adalah sebagai kemampuan

15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
untuk mempengaruhi suatu kelompok guna mencapai sebuah visi atau

serangkaian tujuan yang ditetapkan.

2.2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan akan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai

dalam pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar dan tepat

akan mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan perusahaan.

Gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan pencapaian tujuan

perusahaan dan pengarahan terhadap pegawai akan menjadi tidak jelas.

Menurut Kartono (2005:62) gaya kepemimpinan adalah cara bekerja dan

bertingkah laku pemimpin dalam membimbing para bawahanya untuk berbuat

sesuatu, sedangkan menurut Pasalong (2010:37) gaya kepemimpinan adalah suatu

cara yang dipergunakan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi,

mengarahkan, mendorong, dan mengendalikan bawahanya dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gaya

kepemimpinan adalah suatu teknik yang dilakukan oleh pemimpin agar orang

yang dipimpinannya mengerjakan apa yang ditugaskan secara bertanggungjawab

sehingga tujuan dari organisasi tercapai.

2.2.3 Jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut Rivai (2002:122) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang

mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter Kepemimpinan otoriter disebut juga

kepemimpinan direktif atau diktator. Pemimpin memberikan instruksi kepada

bawahan, menjelaskan apa yang harus dikerjakan, selanjutnya karyawan

16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diperintahkan oleh atasan. Gaya

kepemimpinan ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam

mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah

yang paling diuntungkan dalam organisasi.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis Gaya kepemimpinan ini ditandai oleh adanya

suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan

keputusan yang kooperatif. Dalam gaya kepemimpinan ini, ada kerjasama

antara atasan dengan bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan

cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan

dapat mengarahkan diri sendiri.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan

penuh pada bawahan, struktur organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat

pasif. Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan

berpartisipasi jika diminta bawahan.

2.2.4 Teori-teori Kepemimpinan

Menurut Terry dalam Kartono (2005:71) ada beberapa teori gaya

kepemimpinan:

1. Teori Otokratis dan Pemimpin Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah dan

paksaan. Ia melakukan pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan

berlangsung secara efisien. Kepemimpinan ini memberikan perintah-

perintah yang dipaksakan dan harus dipatuhi, menentukan kebijakan untuk

semua pihak tanpa berkonsultasi dengan semua anggota, tidak pernah

17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan informasi yang mendetail tentang rencana-rencana yang akan

datang.

2. Teori Psikologis

Teori ini menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah

memunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik untuk

merangsang kesediaan kerja dari para pengikut dan anak buah. Pemimpin

merangsang bawahan agar mereka mau bekerja guna mencapai sasaran

organisasi maupun untuk memenuhi tujuan pribadi.

3. Teori Sosiologis

Kepemimpinan dianggap sebagai usaha-usaha untuk melancarkan antar

relasi dalam organisasi dan sebagai usaha untuk menelesaikan setiap

konflik organisasi antara para pengikutnya agar tercapai kerjasama yang

baik. Pemimpin menetapkan tujuan dengan menyertakan para pengikut

dalam pengambilan keputusan terakhir.

4. Teori Suportif

Menurut teori ini, para pengikut harus berusaha sekuat mungkin dan

bekerja dengan penuh gairah, sedangka pemimpin akan membimbing

dengan sebaik-baiknya melalui kebijakan tertentu. Untuk maksud ini

pemimpin perlu menciptakan suatu lingkungan kerja yng menyenangkan

dan bisa membantu mempertebal setiap pengikutnya untuk melaksanakan

pekerjaan sebaik mungkin, sanggup bekerja sama dengan pihak lain, mau

mengembangkan bakat dan ketrampilannya , dan menyadari benar

keinginan sendiri untuk maju.

18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Teori Laissez Faire

Dalam hal ini pemimpin tidak serius dalam memimpin, dia menyerahkan

semua tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahan. Pemimpin disini

hanya sebagai symbol dan biasanya tidak memiliki ketrampilan khusus.

Dia tidak mampu mengkoordinasikan semua jenis pekerjaan, tidak

berdaya menciptakan suasana yang kooperatif sehingga lembaga atau

perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau balau dan tidak memiliki

arah dan tujuan.

6. Teori Situasi

Kepemimpinan ini harus berifat multi-dimensional, serba bisa dan serba

trampil agar ia mampu melibatkan diri terhadap masyarakat dan dunia

bisnis yang cepat berubah. Teori ini beranggapan bahwa kepemimpinan ini

terdiri atas tiga elemen dasar yaitu pemimpin, pengikut, dan situasi. Maka

situasi dianggap sebagai elemen paling penting karena memiliki paling

banyak variabel dan kemungkinan yang bisa terjadi.

7. Teori Humanistik

Fungsi kepemimpinan menurut teori ini adalah merealisir kebebasan

manusia dan memenuhi segenap kebutuhan insani yang dicapai melalui

interaksi pemimpin dengan rakyat. Fokus dari teori ini adalah rakyat

dengan segenap harapan dan kebutuhan harus diperhatikan dan pemerintah

mau mendengar suara hati nurani rakyat agar tercapai negara yang

makmur, adil dan sejahtera bagi setiap warga negara dan individu.

19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.5 Indikator Kepemimpinan

Menurut Haris dalam Kartono (2005:16), indikator-indikator

kepemimpinan dapat dilihat sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan

Suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternatif

untuk melakukan aktifitas pada masa yang akan datang.

2. Hubungan antara atasan dan bahwan

Hubungan yang bersifat mendidik dan memberikan pengarahan kepada

bawahannya, sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan dan sikap

kerja merupakan tanggung jawab atasan.

3. Penetapan tujuan

Pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dilakukan dan

apa yang tidak harus dilakukan.

4. Pemecahan masalah

Proses penghilangan perbedaan yang terjadi antara hasil yang diperoleh

dan hasil yang diinginkan danmemilih solusi yang terbaik dari sejumlah

alternative yang tersedia.

2.3 Beban Kerja

2.3.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu. Menurut Munandar (2011:385), beban kerja adalah tugas-tugas yang

20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu

dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.

Sedangkan menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran

pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan

merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Robbins (2003:90)

menyatakan bahwa positif negatifnya beban kerja merupakan masalah persepsi.

Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan

dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan

mereka (Robbins,2007:160). Persepsi terhadap beban kerja berkaitan dengan

faktor atribut peran dan pekerjaan. Hal ini dikarenakan persepsi terhadap beban

kerja merupakan hal yang erat hubungannya dengan suatu pekerjaan, dimana

individu memberikan penilaian mengenai sejumlah tuntutan tugas atau kegiatan

yang membutuhkan aktivitas mental dan fisik yang harus ia selesaikan dalam

waktu tertentu, apakah memiliki dampak positif atau negatif terhadap

pekerjaannya.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Manuaba (2000) dalam Prihatini (2007:25), menyatakan bahwa beban

kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

1. Faktor eksternal,

yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti:

a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat

kerja kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-

tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat

kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.

21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift

kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi,

pelimpahan tugas dan wewenang.

c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,

lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.

2. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri

akibat dari reaksi beban kerja eksternal.Faktor internal meliputi faktor

somatis (jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi, dan kondisi

kesehatan) dan faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan, keinginan

dan kepuasan).

2.2.3 Dimensi Beban Kerja

Tarwaka (2011:131), mengklasifikasikan beban kerja kedalam faktor-

faktor intrinsik didalam pekerjaan sebagai berikut :

1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam

perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja.

2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha

mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3. Beban tekanan Psikologis (psychological stress load) yang menunjukan

tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.

2.2.4 Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik

fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan

kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan

yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada Pekerjaan, sehingga

secara potensial membahayakan pekerja. Beberapa akibat dari beban kerja adalah:

1. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah,

dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit

akibat kerja (Depkes dan Kessos RI, 2000).

2. Akibat beban kerja fisik yang berat yang berhubungan dengan waktu kerja

yang lebih dari 8 jam, maka dapat menurunkan produktivitas kerja serta

meningkatnya angka kecelakaan kerja dan sakit.

3. Akibat pembebanan kerja yang berlebihan, maka dapat mengakibatkan

kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi

oksigen akan meningkat sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban

kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi

aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk

suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang

ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat.

4. Akibat beratnya beban kerja, maka dapat menimbulkan cedera kerja. Hal

itu karena konsumsi energi sangat terbatas dalam mengatasi beratnya

beban kerja, tetapi tubuh berusaha mengatasi beratnya beban kerja

sehingga menimbulkan cedera kerja.

5. Salah satu masalah di perkantoran adalah keluhan low back pain yang

berhubungan dengan beban kerja, terutama cara angkat mengangkat serta

sikap kerja tidak ergonomi. Low back pain adalah gejala yang umum dari

23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
berbagai penyakit yang mengenai bagian bawah dari pinggul terutama

tulang pada persendiannya.

6. Beban kerja yang terlalu berat juga dapat menimbulkan stres psikologis.

7. Beban kerja yang overload, misalnya saja target kerja yang melebihi

kemampuan pekerja yang bersangkutan akan mengakibatkan kelelahan

dan berada dalam ketegangan yang tinggi.

2.2.5 Mengendalikan Beban Kerja

Beban kerja dapat dikendalikan dengan cara :

1. Menempatkan seorang tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya. Hal

lini dikarenakan setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda–

beda. Apabila menempatkan seseorang tidak sesuai dengan

kemampuannya maka dapat menambah beban kerja yang seseorang

dapatkan dan dengan menempatkan seseorang sesuai dengan

kemampuannya maka diharapkan seseorang dapat bekerja lebih maksimal

dengan tidak merasa bahwa apa yang sedang dia kerjakan merupakan

suatu beban.

2. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja

tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja maka akan menjadi

beban tambahan kerja. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga

kerja telah sesuai dan cocok, maka kelelahan yang diakibatkan oleh beban

kerja dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja

yang efisien berarti memperoleh produktivitas yang tinggi.

3. Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stress. Misalnya

dengan latihan yang dibimbing oleh psikolog, meditasi,

24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
relaksasi.Meningkatnya ketahanan mental tenaga kerja diharapkan beban

kerja yang diakibatkan oleh faktor psikologis dapat ditekan seminimal

mungkin.

4. Menghindari beban otot yang terlalu berat, sehingga energi tidak akan

terlalu banyak keluar dan tenaga kerja tidak akan mengalami kelelahan

yang berarti.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian yang Relevan

No Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


1 Sari, Pengaruh Kepemimpinan Regresi variabel kepemimpinan dan
Rindah dan Konflik Terhadap Linier konflik kerja berpengaruh positif
(2016) Stres Kerja Karyawan Berganda dan signifikan terhadap stres
Bidang Keperawatan kerja karyawan bidang
Pada Rumah Sakit Jiwa keperawatan Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Daerah Sumatera Utara
Sumatera Utara
2 Fadhilla, Pengaruh Kepemimpinan Regresi variabel independen ber-
Nurul. dan Beban kerja Linier pengaruh secara seignifikan
2015 karyawan terhadap Stres Berganda terhadap variabel stres kerja
Kerja Karyawan pada pegawai pada Bank Rakyat
Bank Rakyat Indonesia Indonesia Cabang Putri Hijau
Cabang Putri Hijau Medan
Medan
3 Aster Pengaruh Beban kerja Variabel Beban Kerja
Andriani, terhadap stres kerja dan Berpengaruh positif dan
Yoyok dampaknya terhadap signifikan terhadap variabel
Soesatyo kinerja karyawan stres kerja karyawan
(2014)
4 Eldy, Pengaruh Kepemimpinan Regresi variabel independen ber-
Rishky dan Beban Kerja terhadap Linier pengaruh secara seignifikan
Pratama terhadap Stres Kerja Berganda terhadap variabel stres kerja
(2014) Karyawan pada Bagian pegawai PT. Perkebunan
Sumber Daya Manusia Nusantara IV (persero) medan
PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero)
medan

25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.1 Lanjutan
Penelitian yang Relevan

No Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian


5 Sari, Dita Pengaruh Beban Kerja Regresi variabel independen berpengaruh
Fitrisia Peran Ganda Terhadap Linier secara seignifikan terhadap
2014 Stres Kerja Pada Berganda variabel stres kerja Karyawan
Karyawan Wanita Di
Dinas Pertanian Provinsi
Sumatera Utara
6 sitanggang, Pengaruh Kepemimpinan Regresi variabel independen berpengaruh
Roslena Dan Konflik Terhadap Linier secara seignifikan terhadap
Elisabeth Stres Kerja Karyawan Berganda variabel stres kerja Karyawan Pt.
(2013) Pada Pt. Telkom Telkom Indonesia Divisi
Indonesia Divisi Enterprise Service
Enterprise Service
7 Wiranata Pengaruh Kepemimpinan Regresi Hasil perhitungan korelasi
(2011) Terhadap Kinerja dan Linier diperoleh nilai korelasi sebesar
Stres karyawan Berganda 0,47 yang berarti
pada CV.mertanadi terdapat hubungan antara
kepemimpinan terhadap stres
kerja karyawan, dengan
tingkat hubungan sedang.
8 Gill (2010) The Impact of convenienc Menunjukkan peningkatan TL
Transformational e sampling dirasakan digunakan oleh para
Leadership and manajer dalam mengurangi stres
Empowerment on kerja kontak pelanggan karyawan
Employee Job Stress layanan
(CCSEs) di industri perhotelan
India
9 Rahmawati Analisis Stres kerja Analisis menyatakan bahwa Faktor-faktor
(2008) karyawan pada PT pada Jalur Path penyebab stres kerja (stressor)
PT Bank Rakyat karyawan PT BRI Cabang
Indonesia (Persero) Tbk Iskandar Muda secara
Cabang Iskandar Muda keseluruhan tergolong pada
kategori rendah. Seluruh
karakteristik karyawan tidak
memiliki hubungan yang
signifikan dengan stres kerja
10 Tacoma Work stress and convenienc mendukung regenerasi yang sehat
(2007) leadership development: e sampling dan meningkatkan keterlibatan
The role of selflea dan dengan demikian penting
untuk kemampuan pemimpin
dership, shared
untuk mengelola stres kerja dan
leadership, physical menciptakan lingkungan kerja
fitness and flow in yang aktif. Model multi-disiplin
managing demands and kami menawarkan cara yang
increasing job control proaktif bagi para
pemimpin untuk mengelola
tuntutan stres lingkungan kerja
saat ini.

26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.5 Kerangka Konseptual

2.5.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Stres Kerja Karyawan

Menurut Robbin (2007:432) kepemimpinan merupakan salah satu

pemicu arah dalam perkembangan perusahaan atau organisasi dimana gaya

kepemimpinan seseorang dalam mengelola organisasi mempunyai pen garuh

terhadap stres kerja. Pemimpin yang menuntut karyawan untuk melakukan tugas

dalam waktu yang sigkat, pengawasan yang ketat dan tekanan yang kurang dapat

menimbulkan stres kerja.

2.5.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja Karyawan

Fathoni (2006 :176 ) menyatakan bahwa terdapat enam faktor penyebab

stres kerja karyawan dalam suatu organisasi, antara lain beban kerja yang sulit dan

berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan tidak wajar, waktu

kerja yang terbatas dan peralatan yang kurang, konflik antara pribadi dengan

pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah dan adanya

masalah-masalah keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kerangka konseptual yang dapat

dilihat pada gambar 2.1

Kepemimpinan
(X1)

Stres Kerja
(Y)

Beban Kerja
(X2)

Sumber (Kartono(2005:16), Robbins (2007:430) dan Gitosudarmo (2000:54)


Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, Suharsimi

(2006:71).

Dalam kaitannya dengan pengaruh Kepemimpinan dan Beban Kerja

terhadap Stres kerja perawat diatas, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

H1 : Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja (Y)


karyawan .
H2 : Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap Stres Kerja (Y)
karyawan
H3 : Kepemimpinan dan Beban Kerja berpengaruh signifikan terhadap
Stres Kerja (Y) karyawan

28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan, penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif kausal. Menurut Sugiono dalam Rangkuti (2014: 16)

Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

mengungkapkan permasalahan yang bersifat hubungan sebab akibat antara 2

variabel atau lebih. Dalam penelitian ini terdapat variabel independen (yang

mempengaruhi) dan variabel dependen (yang dipengaruhi).

Penelitian ini hanya membahas pengaruh Kepemimpinan dan Beban Kerja

terhadap stres kerja perawat. Kepemimpinan dan Beban Kerja sebagai variabel

bebas (independent variable) dan Stres Kerja perawat sebagai variabel terikat

(dependent variable).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan.

Penelitian ini dimulai dari November 2016 sampai dengan Januari 2017.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam

membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan. Penelitian

ini membahas tentang variabel independent (variabel bebas), yaitu Kepemimpinan

29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(X1) dan Beban Kerja (X2). Variabel dependent (variabel terikat), yaitu Stres

Kerja perawat (Y) pada Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan

3.4 Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-

variabel yang ada didalam penelitian saling berkaitan dan dapat berpengaruh

terhadap faktor lainnya. Definisi variabel memberikan arahan pada peneliti

tentang tata cara mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini ada dua variabel

penelitian yaitu :

1. Variabel Indipendent (bebas) adalah variabel yang nilainya tidak terikat

pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel independent dari

penelitian ini adalah :

a. Kepemimpinan (X1)

Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi karyawan (perawat)

agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan pimpinan

perawat Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan untuk

membimbing perawatnya dalam mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan. Adapun

dimensi Kepemimpinan adalah :

1) Pengambilan Keputusan

2) Hubungan antara atasan dan bawahan

3) Penetapan Tujuan

4) Pemecahan Masalah

30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh jabatan

perawat selama satu periode. Adapun dimensi beban kerja adalah:

1) Beban waktu

2) Beban mental

3) Beban tekanan psikologis

2. Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang nilainya dipengaruhi

oleh variabel lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Stres kerja

perawat yang merupakan suatu kondisi berupa kelebihan tuntutan dan

tekanan dari pimpinan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik

dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir. Adapun dimensi

dari stres kerja adalah :

a. Fisik

b. Psikologis

c. Organisasi

Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Skla
Variabel Definisi Dimensi Indikator
Pengukuran
Kepemimpinan 1. partisipasi
adalah kegiatan atau perawat
seni mempengaruhi 1.Pengambilan 2. pertimbanga
perawat agar mau Keputusan n keputusan
bekerjasama yang yang
didasarkan pada objektif
kemampuan
1. Menjadikan
Kepemimpinan pimpinan Rumah Likert
perawat
(X1) Sakit Umum Martha
menjadi
Friskha Medan untuk 2.Hubungan
aset
membimbing antara atasan
2. Perusahaan
perawat nya dalam dan bawahan
memberikan
mencapai tujuan-
kesempatan
tujuanyang
kepada
diinginkan
perawat
perusahaan

31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.1 Lanjutan
Operasionalisasi Variabel
Skala
Variabel Definisi Dimensi Indikator
Pengukuran
1. Berorientasi
pada
produksi/hasil
3. Penetapan
2. merumuskan
Tujuan
sendiri ide,
rencana atau
tujuan
Likert
1. pelaksanaan
kebijakan
dengan tegas
4.Pemecahan
dan kaku
Masalah
2. Menggunakan
ancaman dan
hukuman
1. Standar waktu
1. Beban
Kerja
waktu
2. Volume
Beban kerja adalah
Beban Pekerjaan
besaran pekerjaan yang
Kerja 2. Beban usaha 1. Keputusan
harus dipikul oleh Likert
(X2) mental 2. Sikap
jabatan perawat selama
1. konsentrasi
satu periode 3. Beban
2. Kebingungan
tekanan
3. Frustasi
psikologis
1. Tekanan darah
Tinggi
Kondisi dinamis 2. Asam
dimana perawat 1. Fisik lambung
Rumah Sakit Umum meningkat
Martha Friskha 3. Sakit Kepala
Medan dihadapkan 1. Ketidak
Stres pada peluang, puasan kerja
Kerja tuntutan atau sumber 2. Murung Likert
2. Psikologis 3. Rendahnya
(Y) daya yang terkait
dengan apa yang kepercayaan
dihasratkan oleh 4. Mudah Marah
perawat yang 1. Ketidak
hadiran
dipandang tidak pasti
3. Organisasi 2. Keterlambatan
dan penting 3. Rendah nya
prestasi
Kartono : (2005:16), Robbins (2007:430), dan Gitosudarmo (2000:54), data diolah

32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan Skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan,

(Situmorang dan Muslich,2014:6).

Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Item Instrumen Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Sumber: Situmorang dan Muslich (2014:6)

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono dalam Rangkuti (2014: 51) populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian di tarik

kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat bagian keperawatan

Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan yang berjumlah 56 orang.

3.6.2 Sampel

Peneliti menggunakan teknik sampel jenuh/sensus karena semua anggota populasi

dijadikan sebagai sampel yang berjumlah 56 orang.

33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3.7 Sumber Data

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui

kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber – sumber lain yang

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti dari Rumah Sakit Umum

Martha Friskha Medan, jurnal, buku – buku pendukung, dan sebagainya.

3.8 Metode Pengumpulan Data

1. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara

langsung kepada perawat Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan

2. Daftar Pertanyaan (questionnaire), yaitu daftar pertanyaan yang berisi

pertanyaan- pertanyaan untuk diisi oleh para responden.

3. Studi dokumentasi, yaitu dilakukan dengan mengumpulkan data dan

mempelajari data yang diperoleh dari buku literatur, jurnal, majalah,

annual report dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah

semestinya rangkaian penelitian harus dilakukan dengan baik. Uji validitas

dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah didapat setelah penelitian

merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Bila

koefisien korelasi (r) lebih besar dari r tabel (0,361), maka pertanyaan tersebut

34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikatakan valid (Situmorang,2014:89). Uji validitas dilakukan terlebih dahulu

dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari luar

sampel yang dilakukan di RSU Sundari Medan. Pengujian validitas dilakukan

dengan menggunakan program SPSS dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel, maka pertanyaan dinyatakan valid

2. Jika r hitung < r tabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

Tabel 3.3
Validasi Tiap Pernyataan
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's Keterangan


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if
Item Deleted Correlation Item Deleted
VAR00001 206.3333 345.333 .454 .974 Valid
VAR00002 206.2000 346.166 .554 .974 Valid
VAR00003 206.1667 343.661 .569 .974 Valid
VAR00004 206.0333 342.516 .623 .973 Valid
VAR00005 206.1333 345.499 .580 .974 Valid
VAR00006 206.0667 342.823 .639 .973 Valid
VAR00007 206.0667 340.547 .620 .974 Valid
VAR00008 206.0000 341.103 .604 .974 Valid
VAR00009 206.1000 338.438 .680 .973 Valid
VAR00010 206.0667 339.789 .712 .973 Valid
VAR00011 206.0000 341.241 .655 .973 Valid
VAR00012 205.9333 337.720 .763 .973 Valid
VAR00013 206.0000 338.069 .800 .973 Valid
VAR00014 206.0333 340.171 .666 .973 Valid
VAR00015 206.1000 346.024 .412 .974 Valid
VAR00016 205.9667 346.240 .458 .974 Valid
VAR00017 206.0000 351.241 .424 .974 Valid
VAR00018 205.9667 345.689 .484 .974 Valid
VAR00019 206.0667 345.857 .667 .973 Valid
VAR00020 206.0333 345.413 .639 .973 Valid
VAR00021 206.1333 345.085 .718 .973 Valid
VAR00022 206.1000 345.403 .779 .973 Valid
VAR00023 206.0667 344.961 .726 .973 Valid
VAR00024 206.1000 344.645 .678 .973 Valid
VAR00025 206.1000 338.438 .680 .973 Valid
VAR00026 206.0667 339.789 .712 .973 Valid
VAR00027 206.0000 341.241 .655 .973 Valid
VAR00028 205.9333 337.720 .763 .973 Valid
VAR00029 206.0000 338.069 .800 .973 Valid
VAR00030 205.9667 345.689 .484 .974 Valid

35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 3.3 Lanjutan
Validasi Tiap Pernyataan
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Corrected Cronbach's Keterangan


Item Deleted Variance if Item-Total Alpha if
Item Deleted Correlation Item Deleted
VAR00031 206.0667 345.857 .667 .973 Valid
VAR00032 206.0333 345.413 .639 .973 Valid
VAR00033 206.1333 345.085 .718 .973 Valid
VAR00034 206.0333 342.516 .623 .973 Valid
VAR00035 206.1333 345.499 .580 .974 Valid
VAR00036 206.0667 342.823 .639 .973 Valid
VAR00037 206.0667 340.547 .620 .974 Valid
VAR00038 206.0667 345.857 .667 .973 Valid
VAR00039 206.0333 345.413 .639 .973 Valid
VAR00040 206.1333 345.085 .718 .973 Valid
VAR00041 206.1000 345.403 .779 .973 Valid
VAR00042 206.0667 344.961 .726 .973 Valid
VAR00043 206.1000 344.645 .678 .973 Valid
VAR00044 206.0667 340.547 .620 .974 Valid
VAR00045 206.0000 341.103 .604 .974 Valid
VAR00046 206.1000 338.438 .680 .973 Valid
VAR00047 206.0667 339.789 .712 .973 Valid
VAR00048 206.0000 341.241 .655 .973 Valid
VAR00049 205.9333 337.720 .763 .973 Valid
VAR00050 206.0000 338.069 .800 .973 Valid
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2017)

Pada Tabel 3.3 terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh nilai

Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas

0,361 sehingga dapat dinyatakan 50 (Limah puluh) butir pernyataan pada

kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, (Situmorang,2014:89).

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS butir pertanyaan yang

sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan

kriteria sebagai berikut (Situmorang,2014:92) :

a) Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,8 maka reliabilitas sangat baik

36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b) 0,7 < Cronbach's Alpha < 0,8 maka reliabilitas baik
c) Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,7 maka tidak reliable
Tabel 3.4
Reliabillity Statistic
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items

.958 50
Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2017)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument

kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar

0,958 lebih besar dari 0,80.

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono dalam Rangkuti (2014: 70) analisis deskriptif adalah

analisis yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu statistik

hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas

(generalisasi/infrensi). Pada penelitian ini memberikan gambaran yang jelas

mengenai persepsi Kepemimpinan dan Beban Kerja yang dilakukan Rumah Sakit

Umum Martha Friskha Medan serta pengaruhnya terhadap Stres kerja perawat.

3.10.2 Analisis Statistik

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis statistik regresi

linier berganda karena metode ini ditujukan untuk menentukan hubungan linear

antara beberapa variabel bebas (Kepemimpinan dan Beban Kerja) dengan variabel

terikat (Stres kerja). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS untuk

memperoleh hasil yang lebih terarah. Rumus perhitungan persamaan regresi

berganda adalah sebagai berikut:

37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y : Stres kerja
X1 : Kepemimpinan
X2 : Beban Kerja
a : Koefisien
b1,2 : Konstanta
e : Standar eror

Model regresi linier berganda diatas harus memenuhi syarat asumsi klasik

sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti

berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena

terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Ada dua cara yang dapat

digunakan untuk uji normalitas, yaitu:

a. Analisis Grafik
Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu

diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi

normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah

garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas.

b. Analisis Statistik

Selain melihat nilai grafik, untuk melihat apakah suatu data

mempunyai distribusi normal dapat dilihat dari nilai Zskewness.

Berdasarkan uji skewness ini, maka suatu data dikatakan memiliki

distribusi normal jika Z hitung lebih kecil dari Z tabel,

(Erlina,2011:102). Dimana pada penelitian ini penulis menggunakan

nilai Z tabel pada tingkat signifikasi 0,05 sebesar 1,96.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi di antara variabel independent. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent

(Erlina,2011:103).

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variabel Inflation Factor) melalui

SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Menurut Syafrizal dan

Muslich (2014:177) nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance

> 0,1 atau nilai VIF < 10, maka terjadi multikolinearitas.

39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Uji Heterokedastissitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan kepengamatan

lain. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi gejala

Heteroskedastisitas, yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk

suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena

heteroskedastisitas.

b. Analisis Statistik

Gejala Heteroskedastisitas juga dapat dideteksi melalui uji Glesjer.

Kriteria pengambilan keputusan dengan uji Glesjer sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikasi > 0,05 maka tidak mengalami ganguan

Heteroskedastisitas.

b) Jika nilai signifikasi > 0,05 maka mengalami ganguan

Heteroskedastisitas.

a. Uji F (Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent

secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap variabel dependent. Melalui uji statistik dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independent (Kepemimpinan dan

Beban Kerja) terhadap variabel dependent (Stres kerja).

Ha : b1 b2 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel independent (Kepemimpinan dan Beban

Kerja) terhadap variabel dependent (Stres kerja).

Nilai fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

a) H0 diterima jika fhitung < ftabel pada α = 5%

b) Ha diterima jika fhitung> ftabel pada α = 5%

b. Uji t (Parsial)

Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang

signifikan dari independent (Kepemimpinan dan Beban Kerja) terhadap

variabel dependent (Stres kerja). Bentuk pengujiannya yaitu:

a) Ho : bi = 0 (variabel independent secara parsial tidak berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent).

b) Ha : bi ≠ 0 (variabel independent secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel dependent).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

a) Ho diterima bila thitung< ttabel pada α = 5%

b) Ha ditolak bila thitung> ttabel pada α = 5%

41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Pengujian Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) bertujuan untuk mengetahui signifikansi

variabel. Koefisien deteminasi melihat seberapa besar pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan (R2)

berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2 ≤ 1). Apabila

deteminasi (R2) semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan

bahwa pengaruh variabel independent terhadap pengaruh variabel

dependent semakin kecil.

Hal ini berarti, model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan

pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent, dan bila R2

mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independent adalah

besar terhadap variabel dependent. Hal ini berarti, model yang digunakan semakin

kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independent yang diteliti terhadap

variabel dependent.

42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Martha Friskha Medan

Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat

di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan

status kepemilikan swasta (PT. Karya Utama Sehat Sejahtera) dengan Type

Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Beberapa pencapaian yang menjadi

catatan dalam perjalanan Rumah Sakit Martha Friska adalah sebagai berikut :

1. Pada tahun 1998 merupakan Rumah Sakit Swasta pertama di Sumatera

Utara yang melakukan pemasangan pacu Jantung permanen dengan sukses

oleh Tim Kardiologi Rumah Sakit Martha Friska .

2. Pada tahun 2001 menjadi Rumah Sakit Swasta pertama di Sumatera Utara

yang memberikan pelayanan karterisasi jantung dan Kardiologi Intervensi.

3. Pada tanggal 31 Agustus 2002, Tim Bedah Jantung Rumah Sakit Martha

Friska dengan dukungan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta melakukan

Operasi Jantung terbuka pada seorang penderita kelainan katup jantung.

Prestasi ini menjadikan Rumah Sakit Martha Friska sebagai Rumah Sakit

Swasta pertama diluar pulau Jawa yang berhasil melakukan bedah jantung

terbuka.

4. Pada tahun 2004, Rumah Sakit Martha Friska telah terakreditasi penuh

untuk 5 (lima) pelayanan dasar pada tanggal 21 Desember 2004.

Universitas Sumatera Utara

43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. Pada tahun 2009 tanggal 07 Mei ditetapkan oleh Menteri Kesehatan

Republik Indonesia menjadi Rumah Sakit kelas B non Pendidikan dengan

penetapan Nomor : 335/MENKES/SK/V/2009.

6. Pada tahun 2011, Rumah Sakit Martha Friska telah terakreditasi penuh

untuk 16 (enam belas) pelayanan pada tanggal 17 Maret 2011. Pada saat

ini sedang dalam tahap persiapan menuju JCI (Joint Comission

Inernational).

4.1.1 Visi dan Misi Rumah Sakit Martha Friska

4.1.1.1 Visi

Visi Rumah Sakit Martha Friska yaitu “Menjadi rumah sakit terdepan di

Sumatera pada tahun 2016 dengan jaminan pelayanan professional dengan

mengutamakan mutu dan keselamatan pasien”.

4.1.1.2 Misi

Misi Rumah Sakit Martha Friska adalah sebagai berikut :

a. Memberikan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan terbaik kepada seluruh

masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan.

b. Pengelolahan rumah sakit secara professional sehingga secara bisnis tumbuh

secara kompetitif dan berkesinambungan.

c. Memberikan pelayanan kesehatan berfokus kepada keselamatan pasien.

d. Menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompeten.

e. Menyediakan peralatan, fasilitas dan sarana prasarana yang lengkap.

44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah cara merumuskan dan menafsirkan data

yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan,

penyusunan, penganalisisan data, sehingga dapat diketahui gambaran umum dari

objek yang diteliti (Sugiyono,2011:29). Data utama dalam penelitian ini adalah

informasi dari responden dan pernyataan-pernyataan untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis masalah penelitian yang

dirumuskan.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

(kuesioner). Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 50 butir pertanyaan yakni 16

butir pertanyaan untuk variabel kepemimpinan (X1), 14 butir pertanyaan untuk

variabel beban kerja (X2) dan 20 butir pertanyaan untuk variabel stress kerja

karyawan (Y). Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran

kuesioner kepada 56 orang responden orang responden karyawan Rumah Sakit

Martha Friska Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas

pertanyaan yang diberikan. Karateristik responden dalam penelitian ini adalah

berdasarkan jenis kelamin, usia, lama bekerja dan status pernikahan

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE
RESPONDEN
LAKI LAKI 24 42,8
PEREMPUAN 32 57,2
JUMLAH 56 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis

kelamin adalah 24 orang responden (42,8%) berjenis kelamin laki-laki dan 32

orang responden (57,2%) berjenis kelamin perempuan.

4.2.1.2 Analisis deskriptif responden berdasarkan usia

Tabel 4.2
Karateristik Responden Berdasarkan Usia

USIA RESPONDEN JUMLAH RESPONDEN PERSENTASE (%)


20 – 25 18 32,1
26 – 30 23 41,1
31 – 35 12 21,4
> 35 3 5,4
JUMLAH 56 100 %
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan

usia adalah usia 20 – 25 tahun terdiri 18 orang (32,1%), usia 26 – 30 tahun terdiri

dari 23 orang (41,1%), usia 31 -35 tahun terdiri dari 12 orang (21,4%) dan usia

lebih dari 35 tahun terdiri dari 3 orang (5,1%). Perusahaan lebih mengutamakan

karyawan (kurir) yang memilki usia muda ( < 30 tahun) karena pada usia itu

stamina dan kesehatan sesorang dapat dikatakan baik sehingga dapat mendukung

karyawan tersebut dalam bekerja.

4.2.1.3 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.3
Karateristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama bekerja (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
<1 8 14,3
1–4 29 51,8
5–9 17 30,4
> 10 2 3,5
Jumlah 56 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat karateristik responden berdasarkan lama

bekerja nya adalah 8 orang responden (14,3%) telah bekerja selama < 1 tahun, 29

orang responden (51,8%) telah bekerja 1 – 4 tahun, 17 orang responden (30,4%)

yang bekerja 5 – 9 tahun dan 2 orang responden (3,5%) telah bekerja lebih dari

10 tahun.

4.2.1.4 Analisis Deskriptif Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.4
Karateristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Lama bekerja (Tahun) Jumlah Responden Persentase (%)
Belum Menikah 44 78,6
Menikah 12 21,4
Jumlah 56 100%
Sumber : Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat karateristik responden berdasarkan status

penikahan adalah 44 orang responden (78,6%) belum menikah dan 12 orang

responden (21,4%) sudah menikah.

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Secara deskriptif persentase hasil penelitian setiap dimensi faktor yang

mempengaruhi stress kerja karyawan Rumah Sakit Martha Friska Medan adalah

sebagai berikut :

47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kepemimpinan

Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Total
No. Setuju Setuju Setuju Tidak
Item Setuju
F % F % F % F % F % F %
1. 2 3,6 25 44,6 21 37,5 5 8,9 3 5,4 56 100
2. 2 3,6 27 48,2 21 37,5 3 5,4 3 5,4 56 100
3. 14 25 24 42,9 8 14,3 4 7,1 6 10,7 56 100
4. 5 8,9 30 53,6 12 21,4 4 7,1 5 8,9 56 100
5. 7 12,5 36 64,3 8 14,3 5 8,9 0 0 56 100
6. 9 16,1 35 62,5 7 12,5 5 8,9 0 0 56 100
7. 12 21,4 42 75 2 3,6 0 0 0 0 56 100
8. 7 12,5 38 67,9 11 19,6 0 0 0 0 56 100
9. 7 12,5 35 62,5 10 17,9 4 7,1 0 0 56 100
10. 20 35,7 34 60,7 2 3,6 0 0 0 0 56 100
11. 18 32,1 34 60,7 4 7,1 0 0 0 0 56 100
12. 11 19,6 43 76,8 2 3,6 0 0 0 0 56 100
13. 8 14,3 33 58,9 10 17,9 3 5,4 2 3,6 56 100
14. 7 12,5 21 37,5 24 42,9 2 3,6 2 3,6 56 100
15. 12 21,4 42 75 2 3,6 0 0 0 0 56 100
16. 7 12,5 38 67,9 11 19,6 0 0 0 0 56 100

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

1. Pada pernyataan pertama (Bapak/ ibu diikutsertakandalam pengambilan

keputusan pekerjaan bersama) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan

sangat setuju, 25 responden (44,6%) menyatakan setuju, 21 responden

(37,5%) menyatakan kurang setuju, 5 responden (8,9%) menyatakan tidak

setuju, dan 3 responden (5,4%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua (Bapak/ ibu diberi kesempatan memberikan saran)

sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat setuju, 27 responden

(48,2%) menyatakan setuju, 21 responden (37,5%) menyatakan kurang

setuju, 3 responden (5,4%) menyatakan tidak setuju, dan 3 responden

(5,4%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Pada pernyataan ketiga (Pimpinan cenderung mengambil keputusan yang

bersifat win-win solution) sebanyak 14 responden (25%) menyatakan

sangat setuju, 24 responden (42,9%) menyatakan setuju, 8 responden

(14,3%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (7,1%) menyatakan tidak

setuju, dan 6 responden (10,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat (Keputusan yang diambil berdasarkan

pertimbangan dari berbagai pihak) sebanyak 5 responden (8,9%)

menyatakan sangat setuju, 30 responden (53,6%) menyatakan setuju, 12

responden (21,4%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (7,1%)

menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan kelima (Pimpinan menganggap karyawan sebagai mitra

kerja) sebanyak 7 responden (12,5%) menyatakan sangat setuju, 36

responden (64,3%) menyatakan setuju, 8 responden (14,3%) menyatakan

kurang setuju, dan 5 responden (8,9%) menyatakan tidak setuju.

6. Pada pernyataan keenam (Pimpinan menganggap Bapak/ ibu sebagai

sumberdaya perusahaan) sebanyak 9 responden (16,1%) menyatakan

sangat setuju, 35 responden (62,5%) menyatakan setuju, 7 responden

(12,5%) menyatakan kurang setuju, dan 5 responden (8,9%) menyatakan

tidak setuju.

7. Pada pernyataan ketuju (Pimpinan memberi kesempatan pekerjaan kepada

Bapak/ ibu untuk berkembang) sebanyak 12 responden (21,4%)

menyatakan sangat setuju, 42 responden (75%) menyatakan setuju, dan 2

responden (3,6%) menyatakan kurang setuju.

49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Pada pernyataan kedelapan (Pimpinan memberikan kewenangan kepada

Bapak/ ibu) sebanyak 7 responden (12,5%) menyatakan sangat setuju, 38

responden (67,9%) menyatakan setuju, dan 11 responden (19,6%)

menyatakan kurang setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan (Pimpinan hanya menentukan target kerja

yang harus dicapai oleh karyawan nya) sebanyak 7 responden (12,5%)

menyatakan sangat setuju, 35 responden (62,5%) menyatakan setuju, 10

responden (17,9%) menyatakan kurang setuju, dan 4 responden (7,1%)

menyatakan tidak setuju.

10. Pada pernyataan kesepuluh (Bapak/ ibu dapat menentukan cara kerja nya

sendiri dalam mencapai target) sebanyak 20 responden (35,7%)

menyatakan sangat setuju, 34 responden (60,7%) menyatakan setuju, dan 2

responden (3,6%) menyatakan kurang setuju.

11. Pada pernyataan kesebelas (Pimpinan selalu memberitahukan kepada

Bapak/ ibu mengenai tujuan yang harus dicapai) sebanyak 18 responden

(32,1%) menyatakan sangat setuju, 34 responden (60,7%) menyatakan

setuju, dan 4 responden (7,1%) menyatakan kurang setuju.

12. Pada pernyataan kedua belas (Bapak/ ibu berkesempatan merumuskan

gagasan untuk menyelesaikan pekerjaan) sebanyak 11 responden (19,6%)

menyatakan sangat setuju, 43 responden (76,8%) menyatakan setuju, dan 2

responden (3,6%) menyatakan kurang setuju

13. Pada pernyataan ketiga belas (Pimpinan memberikan pengarahan kepada

karyawannya) sebanyak 8 responden (14,3%) menyatakan sangat setuju,

33 responden (58,9%) menyatakan setuju, 10 responden (17,9%)

50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyatakan kurang setuju, 3 responden (5,4%) menyatakan tidak setuju,

dan 2 responden (3,6%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

14. Pada pernyataan keempat belas (Pimpinan selalu mengawasi karyawan

saat bekerja) sebanyak 7 responden (12,5%) menyatakan sangat setuju, 21

responden (37,5%) menyatakan setuju, 24 responden (42,9%) menyatakan

kurang setuju, 2 responden (3,6%) menyatakan tidak setuju, dan 2

responden (3,6%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

15. Pada pernyataan kelima belas (Karyawan langsung diberikan sanksi bila

melakukan kesalahan disaat bekerja) sebanyak 12 responden (21,4%)

menyatakan sangat setuju, 42 responden (75%) menyatakan setuju, dan 2

responden (3,6%) menyatakan kurang setuju

16.Pada pernyataan keenam belas (Karyawan diberikan batasan waktu oleh


pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaanya) sebanyak 7 responden

(12,5%) menyatakan sangat setuju, 38 responden (67,9%) menyatakan

setuju, dan 11 responden (19,6%) menyatakan kurang setuju,

51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Beban Kerja

Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Beban Kerja

Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Total


No. Setuju Setuju Setuju Tidak
Item Setuju
F % F % F % F % F % F %
1. 7 12,5 19 33,9 28 50 2 3,6 0 0 56 100
2. 0 0 7 12,5 30 53,6 14 25,0 5 8,9 56 100
3. 6 10,7 6 10,7 29 51,8 8 14,3 7 12,5 56 100
4. 0 0 6 10,7 26 46,4 15 26,8 9 16,1 56 100
5. 0 0 6 10,7 30 53,6 15 26,8 5 8,9 56 100
6. 0 0 2 3,6 41 73,2 8 14,3 5 8,9 56 100
7. 0 0 2 3,6 32 57,1 12 21,4 10 17,9 56 100
8. 0 0 2 3,6 34 60,7 6 10,7 14 25 56 100
9. 0 0 2 3,6 23 41,1 11 19,6 20 35,7 56 100
10. 2 3,6 4 7,1 25 44,6 19 33,9 6 10,7 56 100
11. 0 0 6 10,7 22 39,3 17 30,4 11 19,6 56 100
12. 0 0 4 7,1 35 62,5 12 21,4 5 8,9 56 100
13. 0 0 4 7,1 27 48,2 17 30,4 8 14,3 56 100
14. 0 0 4 7,1 23 41,1 13 23,2 16 28,6 56 100

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

1. Pada pernyataan pertama (Tugas yang diberikan sesuai dengan

kemampuan saya) sebanyak 7 responden (12,5%) menyatakan sangat

setuju, 19 responden (33,9%) menyatakan setuju, dan 28 responden (50%)

menyatakan kurang setuju,

2. Pada pernyataan kedua (Waktu kerja yang diberikan sudah sesuai)

sebanyak 7 responden (12,5%) menyatakan setuju, 30 responden (53,6%)

menyatakan kurang setuju, 14 responden (25%) menyatakan tidak setuju,

dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju

3. Pada pernyataan ketiga Volume pekerjaan yang diberikan perusahaan

sesuai dengan kemampuan saya) sebanyak 6 responden (10,7%)

52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyatakan sangat setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan setuju, 29

responden (51,8%) menyatakan kurang setuju, 8 responden (14,3%)

menyatakan tidak setuju, dan 7 responden (12,5%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat (Volume pekerjaan yang diberikan perusahaan

masih dikatakan wajar) sebanyak 6 responden (10,7%) menyatakan setuju,

26 responden (46,4%) menyatakan kurang setuju, 15 responden (26,8%)

menyatakan tidak setuju, dan 9 responden (16,1%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

5. Pada pernyataan kelima (Saya bebas untuk melakukan tindakan pekerjaan

sesuai dengan tanggung jawab saya) sebanyak 6 responden (10,7%)

menyatakan setuju, 30 responden (53,6%) menyatakan kurang setuju, 15

responden (26,8%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (8,9%)

yang menyatakan sangat tidak setuju.

6. Pada pernyataan keenam (Saya dapat mengambil keputusan kerja sesuai

kondisi pekerjaan) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan setuju, 41

responden (73,2%) menyatakan kurang setuju, 8 responden (14,3%)

menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan

sangat tidak setuju

7. Pada pernyataan ketuju (Saya bekerja sesuai dengan peraturan rumah

sakit) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan setuju, 32 responden

(57,1%) menyatakan kurang setuju, 12 responden (21,4%) menyatakan

tidak setuju, dan 10 responden (17,9%) yang menyatakan sangat tidak

setuju.

53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Pada pernyataan kedelapan (Saya sadar akan tanggung jawab yang

diberikan) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan setuju, 34 responden

(60,7%) menyatakan kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan

tidak setuju, dan 14 responden (25%) yang menyatakan sangat tidak

setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan (Saya selalu berkonsentrasi saat melakukan

aktifitas dalam bekerja) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan setuju,

23 responden (41,1%) menyatakan kurang setuju, 11 responden (19,6%)

menyatakan tidak setuju, dan 20 responden (35,7%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

10. Pada pernyataan kesepuluh (Saya dapat berkonsentrasi dalam bekerja)

sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat setuju, 4 responden

(7,1%) menyatakan setuju, 25 responden (44,6%) menyatakan kurang

setuju, 19 responden (33,9%) menyatakan tidak setuju, dan 6 responden

(10,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

11. Pada pernyataan kesebelas (Saya tidak merasa bingung saat melakukan

pekerjaan) 6 responden (10,7%) menyatakan setuju, 22 responden (39,3%)

menyatakan kurang setuju, 17 responden (30,4%) menyatakan tidak

setuju, dan 11 responden (19,6%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

12. Pada pernyataan kedua belas (Saya selalu fokus dalam melakukan

pekerjaan n) sebanyak 4 responden (7,1%) menyatakan setuju, 35

responden (62,5%) menyatakan kurang setuju, 12 responden (21,4%)

menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13. Pada pernyataan ketiga belas (Saya tidak merasa frustasi saat mengadapi

tekanan dalam bekerja) sebanyak 4 responden (7,1%) menyatakan setuju,

27 responden (48,2%) menyatakan kurang setuju, 17 responden (30,4%)

menyatakan tidak setuju, dan 8 responden (14,3%) yang menyatakan

sangat tidak setuju.

14. Pada pernyataan keempat belas (Saya selalu berfikir jernih dalam bekerja)

sebanyak 4 responden (7,1%) menyatakan setuju, 23 responden (41,1%)

menyatakan kurang setuju, 13 responden (23,2%) menyatakan tidak

setuju, dan 16 responden (28,6%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Stres Kerja

Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Stres Kerja
Sangat Setuju Kurang Tidak Sangat Total
No. Setuju Setuju Setuju Tidak
Item Setuju
F % F % F % F % F % F %
1. 0 0 18 32,1 27 48,2 4 7,1 7 12,5 56 100
2. 0 0 25 44,6 16 28,6 6 10,7 9 16,1 56 100
3. 3 5,4 14 25 28 50 6 10,7 5 8,9 56 100
4. 13 23,2 29 51,8 7 12,5 7 12,5 0 0 56 100
5. 2 3,6 25 44,6 18 32,1 6 10,7 5 8,9 56 100
6. 2 3,6 9 16,1 34 60,7 6 10,7 5 8,9 56 100
7. 23 41,1 20 35,7 8 14,3 5 8,9 0 0 56 100
8. 6 10,7 22 39,3 19 33,9 4 7,1 5 8,9 56 100
9. 10 17,9 17 30,4 22 39,3 2 3,6 5 8,9 56 100
10. 2 3,6 35 62,5 8 14,3 6 10,7 5 8,9 56 100
11. 6 10,7 33 58,9 8 14,3 7 12,5 2 3,6 56 100
12. 0 0 27 48,2 9 16,1 9 16,1 11 19,6 56 100
13. 4 7,1 23 41,1 16 28,6 6 10,7 7 12,5 56 100
14. 0 0 11 19,6 28 50 8 14,3 9 16,1 56 100
15. 2 3,6 29 51,8 12 21,4 6 10,7 7 12,5 56 100
16. 2 3,6 25 44,6 16 28,6 6 10,7 7 12,5 56 100
17. 2 3,6 25 44,6 16 28,6 6 10,7 7 12,5 56 100
18. 6 10,7 27 48,2 12 21,4 4 7,1 7 12,5 56 100
19. 8 14,3 23 41,1 16 28,6 3 5,4 6 10,7 56 100
20. 4 7,1 23 41,1 20 35,7 5 8,9 4 7,1 56 100

Sumber: Hasil Penelitian (2017)

55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Pada pernyataan pertama (Beban kerja yang sulit tidak membuat tekanan

darah saya terkadang naik) sebanyak 18 responden (32,1%) menyatakan

setuju, 27 responden (48,2%) menyatakan kurang setuju, 4 responden

(7,1%) menyatakan tidak setuju, dan 7 responden (12,5%) yang

menyatakan sangat tidak setuju.

2. Pada pernyataan kedua (Saya memiliki emosi yang stabil) sebanya 25

responden (44,6%) menyatakan setuju, 16 responden (28,6%) menyatakan

kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan tidak setuju, dan 9

responden (16,1%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pernyataan ketiga (Saya memiliki nafsu makan yang baik) sebanyak

3 responden (5,4%) menyatakan sangat setuju, 14 responden (25%)

menyatakan setuju, 28 responden (50%) menyatakan kurang setuju, 6

responden (10,7%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden (8,9%)

yang menyatakan sangat tidak setuju.

4. Pada pernyataan keempat Saya cenderung memiliki pola makan yang

teratur apabila sedang banyak pekerjaan) sebanyak 13 responden (23,2%)

menyatakan sangat setuju, 29 responden (51,8%) menyatakan setuju, 7

responden (12,5%) menyatakan kurang setuju, dan 7 responden (12,5%)

menyatakan tidak setuju

5. Pada pernyataan kelima (Beban kerja yang berlebih tidak membuat saya

merasa pusing) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat setuju,

25 responden (44,6%) menyatakan setuju, 18 responden (32,1%)

menyatakan kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan tidak setuju,

dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6. Pada pernyataan keenam (Pola hidup saya cenderung teratur bila sedang

banyak pekerjaan) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat

setuju, 9 responden (16,1%) menyatakan setuju, 34 responden (60,7%)

menyatakan kurang setuju, 6 responden (10.7%) menyatakan tidak setuju,

dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

7. Pada pernyataan ketujuh (Kebijakan promosi yang diberikan sudah

dianggap adil) sebanyak 23 responden (41,1%) menyatakan sangat setuju,

20 responden (35,7%) menyatakan setuju, 8 responden (14,3%)

menyatakan kurang setuju, dan 5 responden (8,9%) menyatakan tidak

setuju.

8. Pada pernyataan kedelapan (Saya memiliki mitra kerja yang mendukung

disetiap pekerjaan) sebanyak 6 responden (10,7%) menyatakan sangat

setuju, 22 responden (39,3%) menyatakan setuju, 19 responden (33,9%)

menyatakan kurang setuju, 4 responden (7,1%) menyatakan tidak setuju,

dan 5 responden (8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

9. Pada pernyataan kesembilan (Saya tidak pernah murung disaat bekerja)

sebanyak 10 responden (17,9%) menyatakan sangat setuju, 17 responden

(30,4%) menyatakan setuju, 22 responden (39,3%) menyatakan kurang

setuju, 2 responden (3,6%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden

(8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

10. Pada pernyataan kesepuluh (Mood saya tidak berubah setelah bekerja)

sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat setuju, 35 responden

(62,5%) menyatakan setuju, 8 responden (14,3%) menyatakan kurang

57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan tidak setuju, dan 5 responden

(8,9%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

11. Pada pernyataan kesebelas (Saya sering mendapat pengawasan yang baik

disaat melakukan pekerjaan) sebanyak 6 responden (10,7%) menyatakan

sangat setuju, 33 responden (58,9%) menyatakan setuju, 8 responden

(14,3%) menyatakan kurang setuju, 7 responden (12,5%) menyatakan

tidak setuju, dan 2 responden (3,6%) yang menyatakan sangat tidak setuju

12. Pada pernyataan kedua belas (Saya selalu mendapatkan kepercayaan

didalam melakukan pekerjaan) sebanyak 27 responden (48,2%)

menyatakan setuju, 9 responden (16,1%) menyatakan kurang setuju, 9

responden (16,1%) menyatakan tidak setuju, dan 11 responden (19,6%)

yang menyatakan sangat tidak setuju

13. Pada pernyataan ketiga belas (Sikap pimpinan yang kurang wajar tidak

membuat saya gampang marah) sebanyak 4 responden (7,1%) menyatakan

sangat setuju, 23 responden (41,1%) menyatakan setuju, 16 responden

(28,6%) menyatakan kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan

tidak setuju, dan 7 responden (12,5%) yang menyatakan sangat tidak

setuju.

14. Pada pernyataan keempat belas (Saya merasa tidak gampang tersinggung

bila disalahkan pimpinan) sebanyak 11 responden (19,6%) menyatakan

setuju, 28 responden (50%) menyatakan kurang setuju, 8 responden

(14,3%) menyatakan tidak setuju, dan 9 responden (16,1%) yang

menyatakan sangat tidak setuju.

58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15. Pada pernyataan kelima belas (Saya merasa tidak malas pergi kekantor

bila sedang banyak pekerjaan) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan

sangat setuju, 29 responden (51,8%) menyatakan setuju, 12 responden

(21,4%) menyatakan kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan

tidak setuju, dan 7 responden (12,5%) yang menyatakan sangat tidak

setuju.

16.Pada pernyataan keenam belas (Saya tidak pernah bolos keluar disaat jam
kerja) sebanyak 2 responden (3,6%) menyatakan sangat setuju, 25

responden (44,6%) menyatakan setuju, 16 responden (28,6%) menyatakan

kurang setuju, 6 responden (10,7%) menyatakan tidak setuju, dan 7

responden (12,5%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

17.Pada pernyataan ketujuh belas (Waktu kerja yang diberikan perusahaan


cukup untuk menyelesaikan pekerjaan) sebanyak 2 responden (3,6%)

menyatakan sangat setuju, 25 responden (44,6%) menyatakan setuju, 16

responden (28,6%) menyatakan kurang setuju, 6 responden (10,7%)

menyatakan tidak setuju, dan 7 responden (12,5%) yang menyatakan

sangat tidak setuju

18.Pada pernyataan kedelpan belas (Saya tidak sering terlambat dalam


menyelesaikan pekerjaan) sebanyak 6 responden (10,7%) menyatakan

sangat setuju, 27 responden (48,2%) menyatakan setuju, 12 responden

(21,4%) menyatakan kurang setuju, 4 responden (7,1%) menyatakan tidak

setuju, dan 7 responden (12,5%) yang menyatakan sangat tidak setuju

19.Pada pernyataan kesembilan belas (Saya pernah mendapati apresiasi dari


pasien atas pelayanan yang saya berikan) sebanyak 8 responden (14,3%)

59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyatakan sangat setuju, 23 responden (41,1%) menyatakan setuju, 16

responden (28,6%) menyatakan kurang setuju, 3 responden (5,4%)

menyatakan tidak setuju, dan 6 responden (10,7%) yang menyatakan

sangat tidak setuju

20.Pada pernyataan kedua puluh (Saya mampu melayani pasien dengan baik)
sebanyak 4 responden (7,1%) menyatakan sangat setuju, 23 responden

(41,1%) menyatakan setuju, 20 responden (35,7%) menyatakan kurang

setuju, 5 responden (8,9%) menyatakan tidak setuju, dan 4 responden

(7,1%) yang menyatakan sangat tidak setuju

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau

tidak layak digunakan dalam penelitian.Uji asumsi klasik adalah persyaratan

statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti

atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel

residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik

histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi

dengan distribusi yang mendekati distribusi normal :

60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)


Gambar 4.1
Histogram Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi

normal, hal ini ditunjukkan oleh distribusi data yang berbentuk lonceng dan tidak

melenceng ke kiri atau ke kanan.

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)


Gambar 4.2
Plot Uji Normalitas

61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada scatter plot terlihat titik yang

mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa residual

peneliti normal. Namun untuk lebih memastikan bahwa di sepanjang garis

diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S).

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel. 4.8
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 56

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 11.23151479

Most Extreme Differences Absolute .131

Positive .082

Negative -.131

Kolmogorov-Smirnov Z .982

Asymp. Sig. (2-tailed) .290

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah

0.290 dan diatas nilai signifiksn (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan

bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya

gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance

value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas.

2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Apabila tolerance < 0,1 maka diduga terdapat multikolinearitas

4. Apabila tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas.

Tabel 4.9
Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 77.240 19.499 3.961 .000

kepemimpinan -.534 .258 -.263 -2.071 .043 .967 1.034

Beban kerja .519 .241 .274 2.156 .036 .967 1.034

a. Dependent Variable: Stres Kerja


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas

(kepemimpinan dan beban kerja) adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan

nilai VIF semua variabel bebas (kepemimpinan dan beban kerja) adalah lebih

kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan

tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu

pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang

Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendekati ada atau tidaknya heteroskedastisitas

yaitu :

63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Gambar 4.3
Scatterplot Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar 4.3 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar diatas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi

layak dipakai untuk memprediksi stress kerja berdasarkan masukan variabel

kepemimpinan dan beban kerja.

b. Uji Glesjer

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.10
Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 24.692 10.090 2.447 .018

kepemimpinan .038 .133 .035 .286 .776

Beban kerja -.495 .124 -.484 -3.978 .000

a. Dependent Variable: Absut


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Pada Tabel 4.10 terlihat variabel independen (kepemimpinan dan beban

kerja) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen

absolute Ut (absUt). Hal ini terlihat dari nilai kepemimpinan dan beban kerja

diatas tingkat signifikansi 5 % (0.05), jadi disimpulkan model regresi tidak

mengarah adanya heteroskedastisitas.

4.4 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa

besar pengaruh variabel bebas (kepemimpinan dan beban kerja) terhadap variabel

terikat (stress kerja). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan

pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS. Adapun

bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2+ e

Dimana :
Y = Stres Kerja
X1 = Kepemimpinan
X2 = Beban Kerja

65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
α = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Standar eror
Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi

linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 77.240 19.499 3.961 .000

kepemimpinan -.534 .258 -.263 -2.071 .043

Beban kerja .519 .241 .274 2.156 .036

a. Dependent Variable: Stres Kerja


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Pada kolom kedua (unstandardized Coefficients) bagian B diperoleh nilai

b1 variabel kepemimpinan sebesar – 0,534 nilai b2 dan variabel beban kerja

sebesar 0,519 dan nilai konstanta (a) adalah 77,240 maka diperoleh persamaan

regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 77,240 – 0,534 X1 + 0,519 X2 + e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 77,240 ini menunjukkan bahwa jika variabel

kepemimpinan dan beban kerja dianggap konstan maka tingkat variabel

stress kerja akan bernilai 77,240

2. Koefisien b1 (X1) = - 0,534 menunjukkan bahwa jika kepemimpinan

meningkat satu satuan maka nilai stress kerja akan menurun sebesar 0,534

satuan.

66
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Koefisien b2 (X2) = 0,519 menunjukkan bahwa jika beban kerja

meningkat satu satuan maka nilai stress kerja akan meningkat sebesar

0,519 satuan.

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji Signifikansi Simultan (Uji F) bertujuan untuk melihat bagaimana

pengaruh variabel bebas (kepemimpinan dan beban kerja) secara simultan

terhadap variabel terikat (stress kerja).

Tabel 4.12
Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)
ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1429.473 2 714.736 5.460 .007a

Residual 6938.081 53 130.907

Total 8367.554 55

a. Predictors: (Constant), Beban kerja, kepemimpinan

b. Dependent Variable: Stres Kerja


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Tabel 4.12 mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 5,460 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =

0,05) adalah 3,17. Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F-hitung > F-

tabel dan tingkat signifikansinya (0,007) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh

variabel bebas (kepemimpinan dan beban kerja) secara serempak adalah

signifikan terhadap stress kerja pada karyawan Rumah Sakit Martha Friska

Medan.

67
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah kepemimpinan dan

beban kerja secara parsial berpengaruh terhadap stress kerja pada karyawan

Rumah Sakit Martha Friska Medan.

Tabel 4.13
Uji Signifikansi Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) 77.240 19.499 3.961 .000

kepemimpinan -.534 .258 -.263 -2.071 .043

Beban kerja .519 .241 .274 2.156 .036

a. Dependent Variable: Stres Kerja


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2017)

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa :

1. Variabel kepemimpinan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap

stress kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,043) lebih kecil dari 0,05 dan

t-hitung (2,0,71) lebih besar dibandingkan t-tabel (2,00575)

2. Variabel beban kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap stress

kerja, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,036) lebih kecil dari 0,05 dan t-

hitung (2,156) lebih besar dibandingkan t-tabel (2,00575)

4.5.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)


Pengujian Koefisien determinan digunakan untuk mengukur seberapa

besar kontribusi variabel bebas (kepemimpinan dan beban kerja) terhadap variabel

terikat (stress kerja). Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu (0 ≤ R2

≥ 1).

68
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.14
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .513a .471 .440 1.44147

a. Predictors: (Constant), Beban kerja, kepemimpinan


Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.513 sama dengan 51,3% berarti hubungan ant bnara

variabel kepemimpinan dan beban kerja terhadap stress kerja pada

karyawan Rumah Sakit Martha Friska Medan sebesar 51,3% artinya

hubungannya kurang erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0.440 berarti 44,0% stress kerja pada karyawan

Rumah Sakit Martha Friska Medan dapat di jelaskan oleh variabel

kepemimpinan dan beban kerja Sedangkan sisanya 56% dapat dijelaskan

oleh faktor-faktor selain yang diteliti dalam penelitian ini seperti

kompensasi, pengembangan karir dan sebagainya.

4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Stres Kerja

Gilbert dalam Sule dkk (2005:255), menyatakan bahwa kepemimpinan

adalah proses dalam mengarahkan dan mempengaruhi para anggota dalam hal

berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Thoha (2008:262) mendefenisikan

kepemimpinan sebagai kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau

seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok dalam

mencapai suatu tujuan organisasi. Menurut Siagian (2003:154) kepemimpinan

69
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
adalah suatu kegiatan yang tidak hanya dibatasi oleh aturan-aturan atau tata krama

birokrasi, tidak harus diikat dalam organisasi tertentu, melainkan dapat terjadi

dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi

perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.

Berdasarkan Uji-t variabel kepemimpinan secara parsial berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap stress kerja pada karyawan Rumah Sakit Martha

Friska Medan Pernyataan pada variabel kepemimpinan cenderung mendapatkan

tanggapan setuju oleh responden. Pernyataan yang mendapatkan setuju paling

dominan dalam variabel ini adalah “Bapak/ ibu dapat menentukan cara kerja nya

sendiri dalam mencapai target” hal ini menunjukan bahwa mayoritas responden

memberikan tanggapan yang baik atas gaya kepemimpinan yang dimana

karyawan diberikan kebebasan bekerja (dalam hal positif) untuk dapat mencapai

target yang telah ditetapkan perusahaan.

Kepemimpinan adalah suatu teknik yang dilakukan oleh pemimpin agar

orang yang dipimpinannya mengerjakan apa yang ditugaskan secara

bertanggungjawab sehingga tujuan dari organisasi tercapai. Hasil penelitian ini

didukung oleh Sari Rindah (2016), Fadhila (2015) dan Eldy (2014) yang

menyatakan kepemimpinan memiliki hubungan negatif terhadap stress kerja.

4.6.2 Pengaruh Beban Kerja Terhadap Stres Kerja

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus

diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu

tertentu. Menurut Munandar (2011:385), beban kerja adalah tugas-tugas yang

diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu

dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja. Sedangkan

70
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menurut Permendagri No. 12/2008, beban kerja adalah besaran pekerjaan yang

harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali

antara volume kerja dan norma waktu.

Berdasarkan Uji-t variabel beban kerja secara parsial berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kerja pada karyawan Rumah Sakit Martha Friska Medan.

Pernyataan pada beban kerja cenderung mendapatkan tanggapan cenderung tidak

setuju oleh responden. Pernyataan yang mendapatkan tanggapan cenderung tidak

setuju paling dominan adalah “Saya selalu berkonsentrasi saat melakukan aktifitas

dalam bekerja” menunjukan mayoritas responden menyatakan mereka

menghadapi kesulitan untuk berkonsentrasi dalam bekerja. Hal ini dapat terjadi

karena beban pekerjaan yang dianggap tidak sesuai dengan kemampuan mereka

dan terkadang volume pekerjaan yang diberikan tidak sesuai dengan batas

kemampuan mereka.

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik

fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan

pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit

dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan

kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan

yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada Pekerjaan, sehingga

secara potensial membahayakan pekerja Hasil penelitian ini didukung oleh Nurul

(2015), Aster Andriani (2014), dan Roslena (2013) yang menyatakan beban kerja

memiliki hubungan positif terhadap stress kerja.

71
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa kepemimpinan dan beban kerja

secara serempak berpengaruh signifikan terhadap stress kerja pada

karyawan Rumah Sakit Martha Friska Medan.

2. Berdasarkan (Uji-t) variabel kepemimpinan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap stress kerja. Sedangkan variabel beban kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap stress kerja kerja pada

karyawan Rumah Sakit Martha Friska Medan.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R) menunjukkan bahwa

hubungan antar variabel kepemimpinan dan beban kerja memiliki

hubungan yang cukup erat terhadap stress kerja pada karyawan Rumah

Sakit Martha Friska Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran

sebagai berikut :

1. Variabel Kepemimpinan

Diharapkan kepada pihak pimpinan Rumah Sakit Martha Friska untuk

dapat mengevaluasi mengenai gaya kepemimpinan yang telah dilakukan

72
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebelumnya. Pada hasil kuesioner penelitian, sebagian karyawan

menyatakan gaya kepemimpinan sudah cukup baik namun ada sebagian

karyawan yang beranggapan bahwa gaya kepemimpinan yang merka

rasakan adalah gaya kepemimpinan yang otoriter, hal ini dapat dilihat dari

hasil pra survey. Dengan semakin baiknya gaya kepemimpinan maka

adanya kedekata antara pimpinan dan karyawan sehingga diharapkan

stress kerja karyawan dapat menurun dan kinerja karyawan dapat

ditingkatkan

2. Variabel Beban Kerja

Diharapkan kepada pihak Rumah Sakit Martha Friska Medan untuk dapat

memberikan tugas-tugas pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki oleh karyawannya dan pemerataan beban kerja yang seimbang

terhadap seluruh karyawan. Memberikan program pelatihan dan

pengembangan kepada karyawan dapat meningkatkan kompetensi diri

karyawan (skill, pengetahuan dan sikap) yang diharpkan dapat membantu

mereka dalam mengurangi beban kerja dan berdampak penurunan stress

kerja.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas untuk mengukur stres kerja

karyawan sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya diharapkan

memperhatikan variabel tersebut dengan mengembangkan indikator yang

lebih tepat atau menambahkan variabel lainnya seperti budaya organisasi,

pengembangan karir, kompensasi dan variabel lainnya yang lebih relevan

73
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang memiliki pengaruh terhadap stress kerja pada karyawan Rumah Sakit

Martha Friska Medan.

74
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Gitosudarmono. 2000. Perilaku Keorganisasian. Jilid II. Raja Grafindo. Jakarta.


Hasibuan, Malayu. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta
Handoko, Hani. 2000. Manajemen Personalia Dan Manajemen Sumber daya

Manusia. BPFE. Yogyakarta

Ivanchevich, Jhon. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga. Jakarta.


Ivanchevich, Jhon. 2005. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Erlangga. Jakarta.
Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan. Edisi Pertama. PT. Raja
Grafindo Perada. Jakarta
Kartono, Kartini. 2005. Pemimpin dan Kepemimpinan Apakah Pemimpin
Abnormal itu?. PT. Raja Grafindo Perada. Jakarta
Mangkunegara, Anwar A. A. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya Offset. Bandung.
Rivai, dan Mulyadi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
PT. Raja Grafindi Persada. Jakarta
Rivai, Veitzhal. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindi
Persada. Jakarta
Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).
Perhallindo. Jakarta
Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior).
Perhallindo. Jakarta
Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Raja Grafindi
Persada. Jakarta
Sculler, Rendall. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad Ke-
21. Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2012. Analisis Data: untuk riset
Manajemen dan Bisnis, USU Press. Medan
Wahyudi. 2008. Manajemen Konflik Dalam Organisasi.Alfabeta. Bandung.
Wahyudi. 2006. Manajemen Konflik Dalam Organisasi.Alfabeta. Bandung.

75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JURNAL

Aster,Yoyok. 2014. Pengaruh Beban kerja terhadap stres kerja dan dampaknya
terhadap kinerja karyawan, Jurnal Manajemen, Februari, 2(1), 20-22

Gill. 2010. The Impact of Transformational Leadership and Empowerment on


Employee Job Stress, March, 5(3), 39-45
Tacoma. 2007. Work stress and leadership development: The role of selflea
dership, shared leadership, physical fitness and flow in managing
demands and increasing job control. December, 3(12), 91-97

SKRIPSI

Sari, Rindah. 2016. Pengaruh Kepemimpinan dan Konflik Terhadap Stres Kerja
Karyawan Bidang Keperawatan Pada Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Sumatera Utara
Fadhilla, Nurul. 2015. Pengaruh Kepemimpinan dan Konflik terhadap Stres Kerja
Karyawan pada Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau Medan
Eldy, Rishky Pratama. 2014. Pengaruh Kepemimpinan dan Konflik terhadap Stres
Kerja Karyawan pada Bagian Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero) medan
Sari, Dita Fitrisia. 2014. Pengaruh Konflik Peran Ganda Terhadap Stres Kerja
Pada Karyawan Wanita Di Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara
sitanggang, Roslena Elisabeth. 2013. Pengaruh Kepemimpinan Dan Konflik
Terhadap Stres Kerja Karyawan Pada Pt. Telkom Indonesia Divisi
Enterprise Servic
Wiranata. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerjadan Stres karyawan
pada CV.mertanadi
Rahmawati. 2008. Analisis Stres kerja karyawan pada PT pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk Cabang Iskandar Muda

76
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1
Kuisioner Tentang Gaya Kepemimpinan Pada Rumah Sakit Umum
Martha Friska

Petunjuk Pengisian
1. Pilihlah Jawaban antara A, B, C
2. Sebelum menjawab pastikan untuk membaca terlebih dahulu tabel
ciri-ciri kepemimpinan di bawah ini
Tabel Ciri-Ciri Gaya Kepemimpinan Otoriter, Gaya Kepemimpinan
Demokratis, dan Gaya Kepemimpinan Bebas

Ciri Gaya Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan


Kepemimpinan Otoriter Demokratis, Bebas
(A) (B) (C)
Pimpinan tidak mau Pimpinan saya senang Pimpinan memberikan
menerima kritik, saran menerima saran, kesempatan untuk
dan pendapat bawahan pendapat bahkan kritikan menyelesaikan masalah
dari bawahan dengan cara saya sendiri
Pimpinan selalu membuat Pimpinan mengutamakan Pimpinan berperan
membuat keputusan kerjasama dalam usaha sebagai pemantau saja,
tanpa melibatkan mencapai tujuan bawahan diberikan
bawahan kepercayaan untuk
mencapai tujuan
Pimpinan mengendalikan Pimpinan menekankan Pimpinan memiliki
semua aspek didalam kemampuan karyawan partisipasi yang rendah
kegiatan perusahaan dalam menyelesaikan dalam kegiatan kelompok
tugas
Pimpinan menggunakan Pimpinan mengambil Pimpinan memberikan
pendekatan kekuasaan, keputusan dengan kebebasan penuhkepada
dimana keputusan menggunakan pendekaatn karyawan didalam
pimpinan harus koorporatif mengambil keputusan
dijalankan oleh karyawan (musyawarah)

Berdasarkan Tabel ciri gaya kepemimpinan diatas manakah yang menurut


bapak/ibu merupakan yang paling sesuai dengan gaya kepemimpinan atasan anda
(A) OTORITER
(B) DEMOKRATIS
(C) BEBAS

77
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN

Kepada Yth:

Karyawan Rumah Sakit Umum Martha Friska Medan

Di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dalam rangka memenuhi Tugas Akhir Skripsi Program Studi S-1
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, bersama
ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk menjadi responden
penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan dan Beban Kerja
Terhadap Stres Kerja Karyawan Karyawan Rumah Sakit Umum Martha
Friska Medan” Untuk itu mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari mengisi
angket ini berdasarkan kondisi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari masing-masing saat
ini, apa adanya. Semua informasi yang didapatkan ini akan menjadi bahan
penelitian secara akademis dan semua jawaban akan dirahasiakan. Keberhasilan
penelitian ini sangat tergantung pada partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari.

Atas dukungan dan partisipasinya saya mengucapkan banyak terima kasih.


Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Medan 2016
Hormat saya,

ULFA MUSRITA
130502011

78
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
No. Responden : ___________ (Diisi oleh peneliti)
Tanggal/Bulan/Tahun : _____/_____/______

Petunjuk pengisian

1. Pernyataan di bawah ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka
menyusun TAS (Tugas Akhir Skripsi).
2. Pilihlah salah satu jawaban yang memenuhi persepsi Saudara dengan cara
memberi tanda centang ( √ ).
3. Isilah data responden berikut berdasarkan kriteria yang Bapak/Ibu/Saudara-i
miliki.

Data Responden:
Umur :

Jenis Kelamin : (_____) 1. Laki-laki 2. Perempuan

Lama bekerja : ______ Tahun _____ Bulan

Status Pernikahan : Menikah

Belum Menikah

Pernah Bekerja di Rumah Sakit lain : YA di ( )

TIDAK

Jabatan saat ini :

Keterangan : 1. STS : Sangat Tidak Setuju


2. TS : Tidak Setuju
3. KS : Kurang Setuju
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju

79
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Kepemimpinan (X1)

No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Bapak/ ibu diikutsertakandalam pengambilan
keputusan pekerjaan bersama
2 Bapak/ ibu diberi kesempatan memberikan
saran atau ide
3 Pimpinan cenderung mengambil keputusan
yang bersifat win-win solution
4 Keputusan yang diambil berdasarkan
pertimbangan dari berbagai pihak
5 Pimpinan menganggap karyawan sebagai
mitra kerja
6 Pimpinan menganggap Bapak/ ibu sebagai
sumberdaya perusahaan
7 Pimpinan memberi kesempatan pekerjaan
kepada Bapak/ ibu untuk berkembang
8 Pimpinan memberikan kewenangan kepada
Bapak/ ibu
9 Pimpinan hanya menentukan target kerja yang
harus dicapai oleh karyawan nya
10 Bapak/ ibu dapat menentukan cara kerja nya
sendiri dalam mencapai target
11 Pimpinan selalu memberitahukan kepada
Bapak/ ibu mengenai tujuan yang harus
dicapai
12 Bapak/ ibu berkesempatan merumuskan
gagasan untuk menyelesaikan pekerjaan
13 Pimpinan memberikan pengarahan kepada
karyawannya
14 Pimpinan selalu mengawasi karyawan saat
bekerja
15 Karyawan langsung diberikan sanksi bila
melakukan kesalahan disaat bekerja
16 Karyawan diberikan batasan waktu oleh
pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaanya

80
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Beban Kerja (X2)

No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Tugas yang diberikan sesuai dengan
kemampuan saya

2 Waktu kerja yang diberikan sudah sesuai

3 Volume pekerjaan yang diberikan perusahaan


sesuai dengan kemampuan saya

4 Volume pekerjaan yang diberikan perusahaan


masih dikatakan wajar

5 Saya bebas untuk melakukan tindakan


pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab saya

6 Saya dapat mengambil keputusan kerja sesuai


kondisi pekerjaan

7 Saya bekerja sesuai dengan peraturan rumah


sakit

8 Saya sadar akan tanggung jawab yang


diberikan
9 Saya selalu berkonsentrasi saat melakukan
aktifitas dalam bekerja
10 Saya tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja
11 Saya tidak merasa bingung saat melakukan
pekerjaan
12 Saya selalu fokus dalam melakukan pekerjaan
13 Saya tidak merasa frustasi saat mengadapi
tekanan dalam bekerja
14 Saya selalu berfikir jernih dalam bekerja

81
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Stres Kerja (Y)

No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Beban kerja yang sulit membuat tekanan darah
saya terkadang naik
2 Tak jarang saya memiliki emosi yang tidak
stabil
3 Saya memiliki nafsu makan yang berkurang
4 Saya cenderung memiliki pola makan yang
tidak teratur apabila sedang banyak pekerjaan
5 Beban kerja yang berlebih sering membuat
saya sering merasa pusing
6 Pola hidup saya cenderung tidak teratur bila
sedang banyak pekerjaan
7 Kebijakan promosi yang diberikan sudah
dianggap adil
8 Saya memiliki mitra kerja yang mendukung
disetiap pekerjaan
9 Saya sering Murung disaat bekerja
10 Mood saya sering berubah setelah bekerja
11 Saya sering mendapat pengawasan berlebihan
disaat melakukan pekerjaan
12 Saya selalu tidak mendapatkan kepercayaan
didalam melakukan pekerjaan
13 Sikap pimpinan yang kurang wajar membuat
saya gampang marah
14 Saya merasa gampang tersinggung bila
disalahkan pimpinan
15 Saya merasa malas pergi kekantor bila sedang
banyak pekerjaan
16 Saya sering bolos keluar disaat jam kerja
17 Waktu kerja yang diberikan perusahaan cukup
untuk menyelesaikan pekerjaan
18 Saya sering terlambat dalam menyelesaikan
pekerjaan
19 Saya tidak pernah mendapati apresiasi dari
pasien atas pelayanan yang saya berikan
20 Saya kurang mampu melayani pasien dengan
baik

82
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai