Anda di halaman 1dari 15

33

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah kuantitatif.

Menurut E.G. Carmines dan R.A. Zeller (dalam Etta Mamang Sangadji dan

Sopiah, 2010: 26) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya

dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh antara variabel

bebas dengan variabel terikat secara parsial dan secara simultan.

III.2. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian bertempat di Klinik Kulit dan Penyakit Kelamin Zulfa

Agung Mulia Pacitan beralamat di Jln. Letjen Suprapto 18 B Pacitan.Data

yang dikumpulkan dan digunakan untuk penelitian adalah 2 minggu pada

bulan Oktober di mulai dari tanggal 1 sampai 15 Oktober 2019.

III.3. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling

III.3.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulannya Sugiono (2009). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien yang ada di Klinik Kulit dan

33
34

Penyakit Kelamin Zulfa Agung Mulia Pacitan pada tanggal 1 – 15

Oktober 2019 dengan jumlah pasien sebanyak 200 pasien.

III.3.2. Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari keseluruhan serta

karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi Sugiyono (2008).

Sampel pada penelitian ini yaitu pasien baru dan pasien lama yang

datang berobat dan menerima jasa perawatan di antara tanggal 1 –

15 Oktoberdi klinik tersebut sebanyak 133 sampel. Berikut adalah

penghitungan sampel dengan menggunakan Rumus Slovin, dari

jumlah pasien 2 minggudi bulan Oktober 2019 adalah, jadi :

N
n=
1+ Ne ²

200
n=
1+(200 x 0,052 )

= 133,33 dibulatkan 133

Keterangan:

n = ukuran sampel

N= populasi

e = Magin Of Error, yaitu tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi,

ditentukan sebesar 5% = 0,05

Sehingga besar sampel yang digunakan sebanyak 133 orang.

III.3.3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling

penelitihan ini menggunakan teknik non probability sampling.


35

Yang artinya teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota

populasi untuk di pilih menjadi sampel. Sedangkan untuk metode

pengambilan sampelnya menggunakan teknik accidental sampling

yang artinya di mana peneliti memilih siapa saja yang kebetulan

ada atau dijumpai untuk dijadikan sampel.

III.4. Definisi Operasional Variabel

III.4.1. Image Masyarakat Terhadap Kepuasan

Ardianto (2010: 111) mengatakan bahwa citra adalah citra

adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan,

kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau

organisasi dapat diartikan citra itu dengan sengaja perlu diciptakan

agar bernilai positif. Karena citra itu sendiri merupakan salah satu

aset yang terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi. Brand

Image ialah persepsi serta keyakinan dilakukan konsumen,

tercermin dalam asosiasi dalam memori konsumen (Kotler&

Keller: 2009).

III.4.2. Kepercayaan Dokter (Sugesti / Suggestion ) Terhadap Kepuasan

Konsumen dapat mengalami salah satu dari tiga tingkat

kepuasan umum yaitu jika kinerja dibawah harapan, konsumen

akan merasa kecewa tetapi jika kinerja sesuai dengan harapan

pelanggan akan merasa puas dan apabila kinerja bisa melebihi


36

harapan maka pelanggan akan merasa sangat puas senang atau

gembira. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat kepuasaan

yang dirasakan oleh konsumen, maka semakin tinggi pula tingkat

kepercayaan yang dirasakan konsumen, begitu pun sebaliknya.

III.4.3. Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan

Yaitu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan (Tjptono, 2011: 164). Di bawah

ini tabel indikator dan item pertanyaan pada setiap variabel :

Variable Indikator Item Pernyataan


1. Image a. Keunggula 1. Klinik di nilai baik dalam keseluruhan
masyarakat n pelayanan
Variabel 2. Menyediakan alkes dan alat kecantikan yang
independen memadai untuk pasien
b. Kekuatan 1. Memberikan kesan nyaman dan aman terhadap
(X1)
pasien yang datang
2. Pasien dapat menerima semua informasi
dengan mudah dan dapat dimengerti
c. Keunikan 1. Pengobatan yang baik, tepat, dan dapat
memuaskan pasien yang berobat atau
perawatan
2. Jam datang dokter yang tepat waktu

4. Kepercaya a. Kemampua 1. Dokter paham dan mampu melayani keinginan


an terhadap n pasiennya
dokter 2. Dokter mampu memberikan pelayanan dan
(sugesti) pengobatan yang baik dan sesuai
Variabel
b. Kedekatan 1. Dokter dapat menjalin kedekatan dengan
independen
semua pasien
37

(X2) 2. Dokter dapat menjalin komunikasi efektif


dengan pasien

c. Integritas 1. Dokter menyampaikan semua hasil


diagnosanya terhadap pasiennya
2. Dokter mampu menyimpan rahasia dari
penyakit pasiennya

7. Kualitas a. Keandalan 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang


pelayanan cepat,tepat dan memuaskan
Variabel 2. Memberikan pelayanan kecantikan (Skin Care)
independen dengan nyaman, cepat dan memuaskan
b. Bukti
(X3)
1. Pasien datang ke dua untuk berobat mengalami
langsung
penurunan keluhan atas penyakitnya
2. Sarana dan prasarana pendukung lainnya yang
tersedia
c. Daya 1. Rasa tanggap seluruh karyawan untuk
tanggap membantu pasien dalam mendapatkan
pelayanan
2. Ketanggapan dalam menerima respon
permintaan pasien
10.Kepuasan a. Kualitas 1. Pasien merasa puas dengan pelayanan yang
Pasien Pelayanan diberikan pihak klinik secara keseluruhan
Variabel 2. Pasien kembali datang ke klinik untuk kembali
dependen menggunakan jasa
(Y)
1. Mendapatkan kualitas jasa yang baik dengan
b. Harga harga masih terjangkau
2. Pasien dari kalangan kurang mampu masih
dapat memakai jasa dari klinik tanpa terasa
mahal

c. Kemudaha 1. Pasien mudah untuk menjangkau pelayanan


n jasa dari klinik
2. Pasien mudah mendapatkan informasi tentang
38

tempat dan jam praktek dokter

III.5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data penelitian contohnya angket, kuesioner,

wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Bahkan semua hal yang

membantu atau mendukung dalam penelitianbisa disebut instrumen

penelitian. Dalam penelitihan ini peneliti menggunakan intrumen penelitian

berupa penyebaran kuesioner, wawancara pada pasien yang sedang datang

berobat di Klinik Kulit dan Penyakit Kelamin Zulfa Agung Mulia Pacitan.

Adanya Pengukuran Skala Likert di penelitian ini bertujuan

menjabarkan variabel menjadi indikator yang indikator tersebut menjadi

tolak ukur penyusunan item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau

pernyataan adalah sebagai berikut :

1. SS : Sangat Puas diberi Skor 5

2. S : Setuju diberi Skor 4

3. CS : Cukup Setuju diberi Skor 3

4. TS : Tidak Setuju diberi Skor 2

5. STS : Sangat Tidak Setuju diberi Skor 1

III.6. Sumber Data

III.6.1. Data Primer


39

Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung

dari sumber aslinya melalui angket atau kuesioner, observasi dari

suatu objek atau juga data hasil wawancara penelitian dengan

narasumber.

III.6.2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data penelitian yang diperoleh

secara tidak langsung oleh peneliti dari subjek penelitiannya.

Dalam hal ini, data sekunder bersumber dari studi pustaka melalui

berbagai jurnal, artikel yang di ambil dari internet dan referensi

lainnya.

III.7. Metode Pengumpulan Data

III.7.1. Kuisioner

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara

yang dilakukan untuk mengumpulkan data melalui beberapa alat

atau instrumen seperti angket atau kuesioner, wawancara,

observasi, dan dokumentasi pada penelitian ini. Berikut pengertian

alat-alat instrumen yang akan digunakan dipenelitian ini:

a. Kuesioner atau Anget : Angket atau kuisioner merupakan

suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak

langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat

pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah

pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau direspon oleh


40

responden. Format jawaban kuesioner disusun dengan skala likert,

dengan 5 alternatif jawaban yang sudah ada diatas.

b. Wawancara : wawancara adalah metode pengambilan data

dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden,

caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.

c. Studi pustaka : merupakan teknik pengambilan sampel

yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-

jurnal, maupun referensi yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilakukan.

d. Dokumentasi : data berupa foto kejadian dimana peneliti

sedang melakukan kegiatan penelitian.

III.8. Metode Analisis Data

III.8.1. Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner (Ghozali : 2006). Uji validitas

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table

untuk tingkat signifikansi 5% dan degree offreedom (df) = n-2,

dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel

maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya jika

r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.


41

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji untuk mengukur suatu

kuisioner yang merupakan indikator dari variabel (Ghozali :

2006). Uji reliabilitas instrumen dapat di lihat dari besarnya

nilai cornbach alpa pada masing-masing variabel. Cronbach

alpa digunakan untuk mengetahui reliabilitas konsisteninter

item atau menguji kekonsistenan responden dalam merespon

seluruh item. Instrumen untuk mengukur masing-masing

variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpa lebih

besar dari 0,06 (Ghozali: 2006).

III.8.2. Uji Asumsi Klasik

Untuk meyakinkan bahwa persamaan regresi linear adalah

valid (dapat dipergunakan) maka akan dilakukan pengujian asumsi

klasik diantaranya uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan

uji normalitas.

1. Uji Multikoliniearitas

Bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam

model regresi adalah dengan melihat nilai R2 yang dihasilkan

oleh suatu estimasi model regresi, menganalisis matrik korelasi

antar variabel-variabel bebas dan dari nilai tolerance dan VIF


42

(Variance Inflation Factor). Nilai yang umum dipakai untuk

menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <

0,10 atau sama dengan nilaiVIF >10.

2. Uji Heteroskedastisitas

Hal ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas

menunjukan penyebaran variabel bebas. Penyebaran yang acak

menunjukan model regresi yang baik. Dengan kata lain

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

mengujinya dapat menggunakan uji Glejser dilakukan dengan

cara meregresikan antara variabel independent dengan absolute

residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah model dalam

regresi, kedua variabel bebas maupun terikat mempunyai

distribusi normal atau setidaknya mendekati normal (Ghozali,

2005). Metode yang digunakan untuk menguji normalitas

adalah statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (Priyanto

: 2016), yaitu :

Ho : data residual berdistribusi normal

Ha : data residual tidak berdistribusi normal


43

Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov menghasilkan

probabilitas value ≥ 0,05 berarti lolos uji normalitas. Dan

sebaliknya apabila probabilitas value ≤ 0,05 berarti tidak lolos

uji normalitas.

4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada

problem autokorelasi. Autokorelasi terjadi karen observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu)

tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini

sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena

gangguan pada seseorang individu atau kelompok yang sama

pada periode berikutnya.

Pendekatan yang sering digunakan untuk menguji ada

tidaknya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (DW test)

(Ghozali : 2013).

III.8.3. Uji Hipotesis


44

1. Uji T (Uji Parsial)

Uji yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi

hubungan antara variabel X dan Y, apakah variabel X (image

masyarakat, kepercayaan terhadap dokter, kualitas pelayanan)

benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja

pegawai) secara terpisah / parsial

a. Mencari nilai t hitung dengan menggunakan rumus :

b
T hitung S b

dimana :

b : koefisienregresi

Sb : standart error

Menggunakan tingkats ignifikansi (α/2) = 0.05/2 = 0.025

dengan pengujian dua arah.

Degree of freedom (df) = (n-k-1)

Dimana :

n `= jumlah pengamatan

k =jumlah variable bebas

b. Ketentuan Pengujian

Apabilat hitung > t tabel, maka hasil diterima, berarti ada

pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat secara

parsial.
45

Apabilat hitung < t tabel, maka hasil ditolak, berarti tidak ada

pengaruh antara variable bebas dengan variable terikat secara

parsial.

2. Uji F (Uji Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variable

independent (image masyarakat, kepercayaan, kualitas

pelayanan) yang dimasukkan dalam persamaan atau model

regresi secara bersamaan berpengaruh terhadap variable

dependent (kepuasan). Nilai F dapat dilihat dari output

perhitungan SPSS. Dengan menggunakan program SPSS,

analisis Uji F dalam penelitian ini digunakan untuk menguji

signifikan hubungan pengaruh variable bebas yang terdiri dari

daya imajinasi, kreativitas dan promosi, secara simultan

terhadap volume penjualan sebagai variable terikat.

a. Mencari nilai F hitung dengan menggunakan rumus :


2
R / ( k-1 )
2
F  (1-R )( n-k-1)

Dimana :

F hitung : F hasil perhitungan

R2 : Koefisien determinasi

k : Derajat bebas pembilang

n-k-1 : Derajat bebas pembilang

menggunakan tingkat signifikansi (5%) = 0.05


46

degree of freedom (df) = (n-k-1)

dimana :

n : jumlah pengamatan

k : jumlah variable bebas

b. Ketentuan Pengujian

Apabila F hitung > F table, maka berarti secara simultan

variable bebas berpengaruh terhadap variable terikat.

Apabila F hitung < F table, maka berarti variable bebas tidak

berpengaruh terhadap variable terikat.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa

pengaruh variabel bebas (image masyarakat, kepercayaan

terhadap dokter, kualitas pelayanan) terhadap variabel terikat

(kepuasan pasien). Persamaan regresi linier berganda (Ghozali,

2005), sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Y = variabel dependen (kepuasan pasien)

a = konstanta

b1, b2, b3 = koefisien garis regresi

X1, X2, X3 = variabel independen

(image masyarakat, kepercayaan terhadap dokter, kualitas

pelayanan)
47

e = variabel pengganggu / error

4. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa

jauh model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai efisien determinas adalah antara 0 dan 1. Nilai yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Dan

nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi mempunyai interval no

sampai dengan satu (0<1). Jika = 1, berarti besarnya persentase

sumbangan terhadap variasi (naik-turunya) Y secara bersama-

sama adalah 100%. Hal ini menunjukkan bahawa apabila

koefisien determinasi mendekati 1, maka pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependennya semakin kuat,

maka semakin cocok pula garis regresi untuk mengetahui Y.

Dari kesimpulan diatas maka teknik analisis data pada penelitian

ini menggunakan analisis data kuantitatif, peneliti mengolah data

menggunakan SPSS.

Anda mungkin juga menyukai