Anda di halaman 1dari 8

Makanan Awetan dari Bahan Baku Nabati

Ada beberapa makanan awetan dari bahan baku nabati yang wajib untuk Anda ketahui.
Makanan awetan menarik karena efek kesehatannya tidak kalah baik dibanding makanan segar,
lho.

Penelitian terbaru bahkan menemukan makanan awetan itu lebih sehat daripada produk segar,
khususnya untuk bahan baku nabati seperti buah dan sayuran.

Nilai gizi makanan awetan umumnya lebih tinggi daripada makanan segar, tergantung pada produk
yang dihasilkan. Proses dalam membuat makanan awetan juga mudah, tidak merepotkan sama
sekali.

1. Jajanan keripik

Jajanan keripik adalah makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari. Setidaknya ada
dua faktor penting yang membuat jajanan keripik digemari.
Pertama, rasa asinnya memberikan kesan adiktif yang candu untuk terus mengkonsumsinya.
Kedua, teksturnya yang renyah membuatnya dianggap sebagai camilan paling enak.

Beberapa contoh bahan nabati yang bisa Anda olah menjadi keripik di antaranya adalah kentang,
pisang, singkong, dan ubi. Anda juga bisa menggunakan buah-buahan seperti semangka, mangga,
apel, dan sebagainya.

2. Kimchi ala Korea

Kimchi merupakan hidangan tradisional Korea yang terbuat dari sayuran yang difermentasi.
Sayuran seperti kol, mentimun, dan lobak akan dicampur bumbu seperti gula, garam, bawang
merah, bawang putih, jahe, dan cabai.

Kimchi memiliki ciri khas rasa yang asam. Dinobatkan sebagai makanan paling sehat di dunia,
kimchi mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan, seperti kaya akan nutrisi, mengandung
probiotik, meningkatkan sistem imun, mengurangi peradangan, hingga menghambat penuaan.

3. Buah kalengan
Buah kalengan bisa menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan asupan buah setiap
harinya. Sebuah pir mengandung 60 kalori dan 12 gram gula. Kandungannya bisa berubah menjadi
100 kalori dan 19 gram gula saat diawetkan dengan cara pengalengan dan ditambah sirup.

Selain pir, Anda bisa menggunakan bahan baku nabati lain seperti leci, mangga, apel, dan nanas.
Jika ingin membuat buah kalengan sendiri, usahakan tidak menggunakan kaleng yang
menggembung, penyok, bocor untuk meminimalkan risiko kesehatan.

Boleh juga memasarkan buah kalengan sebagai sirup buah alami atau ade yang nantinya bisa
dicampur ke soda atau air putih.

4. Selai buah
Selanjutnya ada selai buah yang sering dikonsumsi untuk topping roti tawar. Setelah potongan
buah dihaluskan, kemudian diberi tambahan gula dan dimasak hingga kental atau berbentuk
setengah padat.

Bahan selai buah yang biasanya digunakan adalah buah yang tidak terlalu matang dan mempunyai
rasa sedikit masam, seperti nanas, stroberi, aprikot, apel, anggur, dan pisang.

5. Asinan atau manisan


Asinan atau manisan sama-sama makanan awetan dari bahan baku nabati. Bedanya, manisan
terbuat dari buah-buahan yang direndam dalam air gula, sedangkan asinan menggunakan
rendaman larutan cuka dan garam untuk mengawetkan berbagai jenis buah dan sayuran.

Beberapa jenis asinan dan manisan yang paling dicari bervariasi, mulai dari manisan mangga,
manisan kolang-kaling, asinan rambutan, sampai asinan sayur.

Jika tidak berlebihan dikonsumsi, gula pada manisan bisa dipakai tubuh sebagai energi untuk
melakukan aktivitas. Sementara itu, asinan yang direndam dalam larutan garam atau cuka
menyediakan mineral, seperti natrium dan kalium yang berguna menjaga keseimbangan elektrolit,
kesehatan saraf, dan otot.

6. Acar
Umum dipakai sebagai tambahan untuk makanan lain, seperti sate atau nasi goreng, acar adalah
salah satu makanan awetan dari bahan baku nabati yang paling dicari. Acar bermanfaat sebagai
sumber antioksidan, mineral dan vitamin (C, A, K), serta meningkatkan sensitivitas insulin
karena membantu mengontrol kadar gula darah.

Bahan yang umum digunakan adalah timun yang difermentasikan menggunakan tambahan air
cuka. Di samping timun, Anda bisa pakai bahan lain, seperti nanas, wortel, dan bawang merah.

Cukup masukkan semua bahan-bahan acar ke dalam air rendaman cuka dan diamkan selama
beberapa jam atau hari sebelum dikonsumsi.

7. Tape
Salah satu makanan olahan asli Indonesia yang terbuat dari singkong ini memiliki rasa manis yang
sedikit asam. Rasa manis tape yang telah melalui proses fermentasi berasal dari ragi
(saccharosmyces cereviace) yang mengubah karbohidrat pada singkong menjadi gula. Itulah
mengapa tape bisa terasa manis meski tidak diberi gula.

Selain enak, makanan awetan dari bahan baku nabati ini juga baik untuk kesehatan. Tape
bermanfaat mencegah anemia, penyakit kurangnya produksi sel darah merah yang membuat tubuh
terasa lemas dan tidak bertenaga.

Proses fermentasi tape juga dapat meningkatkan produksi beberapa mikroorganisme, salah satunya
vitamin B12 yang baik untuk pembentukan protein dan sel darah.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung
didalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi
kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai
akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak.
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yang
menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragam
denganberbagai tingkat kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu
upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan.

B. SARAN

Bagi produsen makanan hendaknya jangan hanya mengenal produk pengawetan bahan
pangan nabati. Namun juga harus mengerti seperti manfaat pengawetan bahan nabati,
faktor penyebab kerusakan bahan pangan, dan contoh bahan nabati. Produsen makanan
juga hendaknya mengetahui bagaimana teknik dan carapengolahan dan pengawetan bahan
makanan yang ideal. Alangkah lebih baiknya para produsen juga harus mengetahui strategi
dan upaya dalam mengatasi permasalahan gizi dalam pengolahan dan pengawetan
makanan. Bagi produsen makanan jangan hanya ingin mendapatkan keuntungan yang
besar tetapi juga memperhatikanaspek kesehatan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya.

Anda mungkin juga menyukai