Makalah Tafsir PB Matius
Makalah Tafsir PB Matius
Segala puji syukur kepada Tuhan yang maha esa, atas segala berkat kasih
karunianya yang menolong dan memimpin penulis sehingga penulis damai dan suka
cita dalam menyusun serta menyelesaikan makalah ini dengan baik, agar para
pembaca dapat memperoleh pengetahuan, terlebih berkat rohani dari makalah ini.
Makalah ini diadakan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
nilai dari mata kuliah Tafsir Pb. Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Sri Wahyuni M.Th,M.Pd,K selaku dosen yang telah membimbing,
menuntun, dan mengarahkan penulis dalam penyelesaian paper ini. Kiranya Tuhan
Yesus Kristus sebagai sumber segala berkat dengan kasih karunianya menolong dan
memberkati saudara–saudari yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membantu
penulis.
Noferianus Baene
DAFTAR ISI
Caver
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
a. latar belakang
b. Kerajaan surga
A. kesimpulan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKNG
Injil Matius sering disebut sebagai “Injil Pemenuhan” dan “Injil Kerajaan“, dan
kedua tema ini sesungguhnya mengacu pada satu maksud, yaitu bahwa kedatangan
Kerajaan Allah bukanlah sesuatu yang baru, melainkan pemenuhan dari janji-janji
Tuhan pada Perjanjian Lama. Injil Matius dikenal sebagai “Injil Kerajaan”, karena begitu
seringnya Injil ini menyebutkan tentang Kerajaan Allah yang disebut sebagai Kerajaan
Sorga, yaitu sebanyak kali Sorga di sini adalah istilah dalam bahasa Aram yang berarti
sama dengan ‘Allah’.
Injil Matius mengajarkan beberapa makna Kerajaan Allah, yaitu Kerajaan Kristus
Sang Mesias di dunia, pemenuhan Kerajaan Allah di Surga, dan pengakuan akan hak
Allah di dalam setiap jiwa manusia Karena begitu pentingnya Kerajaan Allah ini, maka
Yesus mengajarkan kita dalam doa “Bapa Kami” untuk memohon kedatangan Kerajaan
Sorga, yaitu pada saat kehendak-Nya terjadi di dunia ini, termasuk di dalam diri kita.
Sekarang masalahnya, sungguhkah kita menghayati permohonan ini yang setiap kali
kita ucapkan dalam doa Bapa Kami, “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu…”
Selanjutnya, Konsili Vatikan II menjelaskan, bahwa “Gereja merupakan benih dan awal
mula Kerajaan itu di dunia.Sementara itu, Gereja lambat-laun berkembang,
mendambakan Kerajaan yang sempurna, dan dengan sekuat tenaga berharap dan
menginginkan, agar kelak dipersatukan dengan Rajanya dalam kemuliaan benih awal
Kerajaan Allah.
BAB II
YESUS DAN INJIL KERAJAAN SURGA INJIL
MENURUT MATIUS
Mat 9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar
dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Dari perikop sebelumnya, kita mengetahui bahwa Yesus tidak hanya mengajar tetapi
juga menyembuhkan.Ia menyembuhkan orang lumpuh (Mat 9:1-8), wanita yang sakit
perdarahan (9:20-22), dua orang buta (9:27-30), orang bisu dan kerasukan setan (9:32-
34), bahkan Ia membangkitkan orang mati, yaitu anak kepala rumah ibadat (9:23-26).
Sungguh tiada yang mustahil bagi Yesus, sebab Ia adalah Putera Allah. Namun yang
perlu kita perhatikan juga adalah bagaimana Yesus melihat dosa sebagai kelemahan
manusia, seperti pada kisah orang lumpuh itu.Yesus mengampuni dosanya terlebih
dahulu, dan sebagai akibatnya orang lumpuh itu berjalan (lih. Mat 9:2-7).
C. KERAJAN SURGA
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN