Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

DOSEN PENGAMPUH: Dr. Mardiana Ahmad, M.Keb


DRAFT FORMAT SUPERVISOR DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Kebidanan Program Studi Magister Ilmu Kebidanan Sekolah Pascasarjana Universitas
Hasanuddin

KELOMPOK IIA

Dewi Lestari P102202002


Fatmawaty A. Tangke P102202004
Yoki Foranci P102202006
Firdaus Mubayyina P102202008
Yohana Rita Bitbit P102202010
Ulfah P102202012
Agusliani P102202014
Leli Wahyuni P102202016
Andi Kartiani P102202018
Dinah Inrawati Agustin P102202019
Nurpajri P102202022
Greta Vien Tetelepta P102202024
Indah Rukmana P102202026
Agriyaningsih Oktaviana Hadi P102202028
Nining Ariesti P102202030
Sri Wahyuni P102202032
Zafitri Nulandari P102202034

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI


MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2021
JOB SHEET
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan IV (Patologi)
Topik Keterampilan : Pertolongan Persalinan Letak Sungsang
Dengan Spontan Bracht
Waktu : 30 Menit

Objek Perilaku

Peserta tidak diharapkan untuk dapat melakukan semua langkah klinik


dengan benar pada pertama kali latihan. Namun Job Sheet ini ditujukan
untuk:

1. Membantu peserta dalam mempelajari langkah-langkah dan urutan


yang benar dari apa yang kelak harus dilakukannya (skill acquisition)
dan
2. Mengukur kemajuan belajar secara bertahap sampai peserta
memperoleh kepercayaan diri dan ketrampilan ( skill competency)

Referensi

1. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: YBPSP. 2007.


Hal: 104 – 111
2. Saifuddin, Abdul Bari. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP. 2006. Hal: 520 – 525
3. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP. 2005. Hal:
606 – 622
Dasar Teori
Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi dengan presentasi
bokong (sungsang) dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan
ibu, tetapi kepala terletak pada fundus uteri sedangkan bagian terbawah
adalah bokong (di daerah pintu atas panggul).

Mekanisme persalinan sungsang pervaginam berlangsung melalui


seven cardinal movement yang terjadi pada masing-masing tahapan
persalinan sungsang pervaginam :

1. Persalinan bokong
2. Persalinan bahu
3. Persalinan kepala

Persalinan sungsang pervaginam (sungsang “Bracht”) dapat dibagi


menjadi 3 tahap :

1. Fase lambat pertama


a) Tahapan persalinan dari bokong sampai umbilicus
b) Disebut fase lambat karena pada fase ini umumnya tidak terdapat
hal-hal yang membahayakan jalannya persalinan
c) Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya
persalinan
2. Fase cepat
a) Tahapan persalinan dari umbilicus sampai mulut
b) Disebut fase cepat oleh karena dalam waktu < 8 menit (1-2 kali
kontraksi uterus) fase ini harus sudah berakhir
c) Pada fase ini, tali pusat berada diantara kepala janin dengan PAP
sehingga dapat menyebabkan asfiksia janin
3. Fase lambat kedua
a) Tahapan persalinan dari mulut sampai seluruh kepala
b) Pertolongan persalinan pada tahap ini tidak boleh tergesa-gesa
oleh karena persalinan kepala yang terlalu cepat pada presentasi
sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi mendadak
pada kepala janin yang menyebabkan perdarahan intracranial.
Tehnik pertolongan sungsang spontan pervaginam (spontan
BRACHT )

1. Pertolongan dimulai setelah bokong nampak di vulva dengan


penampang sekitar 5-6 cm.
2. Dengan menggunakan tangan yang dilapisi oleh kain setengah
basah, bokong janin dipegang sedemikian rupa sehingga kedua ibu
jari penolong berada pada bagian belakang pangkal paha dan empat
jari-jari lain berada pada bokong janin.
3. Pada saat ibu meneran, dilakukan gerakan mengarahkan punggung
anak ke perut ibu ( gerak hiperlordosis )sampai kedua kaki anak lahir
4. Setelah kaki lahir, pegangan dirubah sedemikian rupa sehingga
kedua ibu jari sekarang berada pada lipatan paha bagian belakang
dan ke empat jari-jari berada pada pinggang janin
5. Dengan pegangan tersebut, dilakukan gerakan hiperlordosis
dilanjutkan ( gerak mendekatkan bokong anak pada perut ibu )
sedikit kearah kiri atau kearah kanan sesuai dengan posisi punggung
anak.
6. Gerakan hiperlordosis tersebut terus dilakukan sampai akhirnya lahir
muluthidung-dahi dan seluruh kepala anak.
7. Pada saat melahirkan kepala, asisten melakukan tekanan
suprasimfisis searah jalan lahir dengan tujuan untuk
mempertahankan posisi fleksi kepala janin.
8. Setelah anak lahir, perawatan dan pertolongan selanjutnya dilakukan
seperti pada persalinan spontan pervaginam pada presentasi
belakang kepala.

Prognosis

1. Prognosis lebih buruk dibandingkan persalinan pada presentasi


belakang kepala.
2. Prognosa lebih buruk oleh karena:
a) Perkiraan besar anak sulit ditentukan sehingga sulit diantisipasi
terjadinya peristiwa “after coming head”.
b) Kemungkinan ruptura perinei totalis lebih sering terjadi.
Petunjuk Umum

1. Baca dan pelajari dengan baik lembar kerja kerja yang tersedia
2. Perhatikan dan ikuti petunjuk dari pembimbing
3. Tanyakan pada dosen bila ada hal yang tidak di mengerti atau di
pahami

Petunjuk Khusus
1. Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur kerja dan
tindakan
2. Sebelum prosedur dilakukan letakkan peralatan pada tempat yang
terjangkau
3. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
4. Setiap langkah dilakukan secara sistematis
5. Perhatikan prinsip pencegahan infeksi

Peralatan
Troli dengan alasnya :

1) Bagian atasnya berisi

a. Bak istrumen yang berisi partus set

b. Kom berisi de lee


c. Kom yang berisi

 Oksitosin 1 ampl

 Lidokain 1 ampl

d. Kom yang berisi kapas DTT

e. Kom yang berisi betadine

f. Bak instrumen yang berisi hecting set

g. Tensi meter

h. Stetoskop

i. Lenek

j. Termometer

2) Bagian bawah berisi :

a. Masker

b. Kacamata

c. Celemek

d. Sepatu boot

e. Topi

f. 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan

g. 2 buah handuk bersih untuk mengeringkan bayi

h. 3 buah kain bersih

i. Pakaian bayi

3) 3 buah tempat sampah :

4) 1 buah ember berisi larutan klorin

5) 1 buah ember berisi larutan DTT


Pelaksanaan

No Langkah Kerja Gambar


1. Lakukan informed consent
Key Point : Gunakan bahasa
yang jelas dan mudah di
pahami oleh klien.

2. Siapkan alat, bahan, dan


perlengkapan
Key Point : Susun alat secara
ergonomis

3. Gunakan alat pelindung diri


Key Point : Ingat prinsip
pencegahan infeksi. Lindungi
diri dari kontaminasi.
4. Cuci tangan dan keringkan
Key Point : Lepaskan jam
tangan, perhiasan dan
gunakan teknik cuci tangan
efektif.

5. Baringkan ibu di atas bed


ginekologi dalam posisi litotomi
Key Point : Ajarkan kepada
ibu mempertahankan posisi
litotomi pada saat mengedan.

6. Gunakan sarung tangan steril /


DTT
Key Point : Pastikan sarung
tangan tidak bocor.

7. Pertolongan dimulai setelah


bokong nampak di vulva dengan
penampang sekitar 5-6 cm.
Key Point :
a. Memasang handuk bersih
untuk mengeringkan janin
pada perut ibu

b. Mengambil kain bersih,


melipat 1/3 bagian dan
meletakkan dibawah bokong
ibu

c. Membuka tutup partus set

d. Memakai sarung tangan DTT


pada kedua tangan

8. Dengan menggunakan tangan


yang dilapisi oleh kain setengah
basah, bokong
janin dipegang sedemikian rupa
sehingga kedua ibu jari penolong
berada pada bagian belakang
pangkal paha dan empat jari-jari
lain berada pada bokong janin
Key Point : Penolong bersikap
pasif menunggu jalannya
persalinan (Fase Lambat
Pertama)
9. Pimpin ibu meneran, lakukan
gerakan dengan mengarahkan
punggung anak ke perut ibu
( gerak hiperlordosis )sampai
kedua kaki anak lahir .
Key Point :
a. Tahap ini adalah fase
cepat oleh karena dalam
waktu < 8 menit (1-2 kali
kontraksi uterus) fase ini
harus sudah berakhir
b. Pada fase ini, tali pusat
berada diantara kepala
janin dengan PAP
sehingga dapat
menyebabkan asfiksia
janin
10 Setelah kaki lahir, pegangan
. dirubah sedemikian rupa
sehingga kedua ibu jari sekarang
berada pada lipatan paha bagian
belakang dan ke empat jari-jari
berada pada pinggang janin
Key Point :
Persalinan pada tahap ini tidak
boleh tergesa-gesa
11 Dengan pegangan tersebut,
. dilakukan gerakan hiperlordosis
dilanjutkan ( gerak mendekatkan
bokong anak pada perut ibu )
sedikit kearah kiri atau kearah
kanan sesuai dengan posisi
punggung anak.
Key Point:
Ini adalah Fase lambat kedua
a. Tahapan persalinan dari
mulut sampai seluruh
kepala
b. Pertolongan persalinan
pada tahap ini tidak boleh
tergesa-gesa oleh karena
persalinan kepala yang
terlalu cepat pada
presentasi sungsang
dapat menyebabkan
terjadinya dekompresi
mendadak pada kepala
janin yang menyebabkan
perdarahan intracranial
12 Pada saat melahirkan kepala,
. asisten melakukan tekanan
suprasimfisis searah jalan lahir
dengan tujuan untuk
mempertahankan posisi fleksi
kepala janin
Key Point:
Tekanan suprasimfisis untuk mencegah
dekompresi mendadak pada kepala janin
yang menyebabkan perdarahan
intracranial
13 Lahirkan kepala bayi kemudian
. letakkan di atas perut ibu
Key Point:
Lakukan perawatan BBL

13 Setelah anak lahir, perawatan Kala III


. dan pertolongan selanjutnya
dilakukan seperti pada
persalinan spontan pervaginam
pada presentasi belakang kepala
Key Point:
Penatalaksanaan Manajemen
Aktif Kala III dan Asuhan
Kebidanan Kala IV
Kala IV
Aplikasi

1. Mahasiswa mampu mempelajari keterampilan yang kompleks,


meliputi peniruan (imitasi) untuk mencapai hasil yang adekuat
melalui praktik laboratorium.
2. Tindakan dapat dilakukan dengan cakap dan percaya diri.
3. Kemahiran atau kecakapan tersebut diindikasikan dengan
kecepatan, keakuratan, koordinasi tingkat tinggi dan tidak
dibutuhkan banyak energi untuk mencapai hal tersebut. Tindakan
dilakukan secara otomatis dan tanpa keraguan.
4. Keterampilan dikembangkan dengan baik dan individu dapat
memodifikasi pola pergerakan motorik untuk dicocokkan dengan
kebutuhan yang khusus sesuai dengan keterampilan tindakan.

Evaluasi

Setiap mahasiswa mempraktikkan kembali pertolongan Persalinan letak


sungsang dengan Spontan Bracht, dilakukan penilaian oleh pembimbing
dengan menggunakan daftar tilik.

Penutup
Cara Klasik / Deventer (melahirkan bahu belakang lalu bahu depan)

1. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada


pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga
perut janin mendekati perut ibu.
2. Tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan
jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai fosa kubiti
kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah
lengan bawah mengusap muka janin.
3. Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki
janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke
bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
4. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan
5. Bila lengan depan susah dilahirkan, lengan depan harus diputar
menjadi lengan belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir
dicengkam dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa
sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak di punggung dan
sejajar dengan sumbu badan janin sedang jari-jari lain mencengkam
dada. Putaran diarahkan ke perut dan dada janin, sehingga lengan
depan terletak di belakang. Kemudian lengan belakang dilahirkan
dengan cara yang sama.

Cara Muller (melahirkan bahu depan dulu baru bahu belakang)

1. Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks yaitu kedua ibu jari


penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk
pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkam paha bagian depan.
2. Badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu
depan tampak di bawah simpisis, dan lengan depan dilahirkan
dengan mengait lengan bawahnya.
3. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, badan janin yang masih
dipegang secara femuro-pelvik ditarik ke atas sampai bahu belakang
lahir.
4. Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan
belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua
jari penolong.

PENUNTUN BELAJAR
PERSALINAN LETAK SUNGSANG DENGAN SPONTAN BRACHT
Nama Keterampilan : Persalinan Letak Sungsang Dengan Spontan Bracht
Nama Mahasiswa :
Nim :
Tanggal Penilaian :

1. Isi kolom sesuai dengan kinerja saudara saat melakukan prosedur


keterampilan
2. Setiap mahasiswa diberi kesempatan 5 kali untuk mencapai tingkat
keterampilan mahir ( Nilai 3) untuk setiap aspek langkah/tugas
3. Penilaian menggunakan daftar tilik dilakukan pada saat mahasiswa
telah mencapai nilai 3 (mahir) untuk seluruh tingkat keterampilan per
individu untuk setiap mahasiswa
4. Nilailah setiap kinerja langkah yang diamati menggunakan skala
sebagai berikut:

a. Perlu perbaikan : Langkah tidak dikerjakan dengan benar atau


tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

b. Mampu : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan


(jika harus berurutan), tetapi kurang tepat dan/atau
pembimbing/pengamat perlu membantu/mengingatkan hal-hal kecil
yang tidak terlalu berarti

c. Mahir : Langkah dikerjakan dengna benar, tepat tanpa


ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan sesuai dengan urutan (jika
harus berurutan)

PENUNTUN BELAJAR
KASUS
PERSALINAN SUNGSANG TEHNIK BRACHT
LANGKAH/TUGAS 1 2 3 4 5
I. MENGENAL TANDA DAN GEJALA KALA II
a. Adanya dorongan kuat untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat
pada rectum dan vagina
c. Perineum menonjol
d. Vulva, vagina dan spingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
A. Alat dan Bahan :
1. Troli dengan alasnya :
1) Bagian atasnya berisi

a. Bak istrumen yang berisi partus set


b. Kom berisi de lee

c. Kom yang berisi

 Oksitosin 1 ampl

 Lidokain 1 ampl

d. Kom yang berisi kapas DTT

e. Kom yang berisi betadine

f. Bak instrumen yang berisi hecting set

g. Tensi meter

h. Stetoskop

i. Lenek

j. Termometer

2) Bagian bawah berisi :

a. Masker

b. Kacamata

c. Celemek

d. Sepatu boot

e. Topi

f. 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan

g. 2 buah handuk bersih untuk mengeringkan


bayi

h. 3 buah kain bersih


i. Pakaian bayi

3) 3 buah tempat sampah :

4) 1 buah ember berisi larutan klorin

5) 1 buah ember berisi larutan DTT

B. INFORMED CONSENT
2. Lakukan Informed Consent dengan
menggunakan bahasa yang jelas.

C. TINDAKAN PRA PERSALINAN SUNGSANG


3. Baringkan ibu di atas bed ginekologi dalam
posisi litotomi. Ajarkan kepada ibu
mempertahankan posisi litotomi pada saat
mengedan.

4. Gunakan Alat Pelindung diri.

5. Mencuci tangan menggunakan sabun


dan air mengalir, keringkan dengan handuk
yang bersih.

6. Menggunakan sarung tangan DTT

III. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN


7. Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang dibasahi air DTT.

a. Jika introitus vagina, perineum atau anus


terkontaminasi tinja, bersihkan dari arah
depan ke belakang

b. Buang kapas/kasa pembersih (yang


terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia

c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi


(dekontaminasi), lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0.5%)

8. Melakukan pemeriksaan dalam,


pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban belum pecah maka lakukan
amniotomi

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan


cara mencelupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0.5%, kemudian lepaskan dan rendam
keadaan terbalik selama 10 menit, kemudian
cuci tangan

10. Periksa denyut jantung (DJJ) setelah


kontraksi untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120 -160 x /menit)

a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ


tidak normal

b. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan


dalam, DJJ, dan semua hasil penilaian
serta asuhan lainnya pada partograf

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah


lengkap dan keadaan janin baik. Yang perlu
dilakukan selanjutnya adalah :

a. Mengatur ibu dengan posisi litotomi


b. Meminta ibu untuk meneran saat ada his

c. Melanjutkan pemantauan kondisi


kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman
panatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada

d. Menjelaskan pada anggota keluarga


tentang bagaimana peran mereka untuk
membantu proses persalinan

12. Melaksanakan bimbingan meneran


saat ibu merasa ada dorongan yang kuat
untuk meneran :

a. Mendukung usaha ibu untuk meneran


b. Memberi ibu kesempatan istirahat disaat
tidak ada his (diantara his)
c. Memberi ibu kesempatan minum saat
istirahat
d. Menganjurkan keluarga memberi
dukungan dan semangat untuk ibu
e. Memberikan cukup asupan cairan peroral
(minum)
f. Menilai DJJ setiap kontraksi selesai
g. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak
akan segera lahir setelah 120 menit (2
jam) meneran (primigravida ) atau 60
menit(1 jam) meneran (multigravida)
13. Saat bokong janin terlihat pada vulva
dengan diameter 5-6 cm :

a. Memasang handuk bersih untuk


mengeringkan janin pada perut ibu

b. Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian


dan meletakkan dibawah bokong ibu

c. Membuka tutup partus set

d. Memakai sarung tangan DTT pada kedua


tangan.

IV.TEKNIK PERTOLONGAN DENGAN CARA


SPONTAN BRACHT :
14. Segera setelah bokong lahir, bokong
dicengkeram secara Bracht (kedua ibu jari
penolong sejajar dengan panjang paha, jari-
jari yang lain memegang daerah panggul)

15. Sementara langkah ini dilakukan,


seoarng asisten melakukan parasat Wigand
M. Wingkel.

16. Jangan melakukan intervensi, ikuti saja


proses keluarnya bayi

17. Bila terdapat hambatan pada tahapan


lahir setinggi scapula, bahu atau kepala maka
segera lanjut ke metode manual aid yang
sesuai

18. Melonggarkan tali pusat setelah


lahirnya perut dan sebagian dada

19. Melakukan hiperlordosis janin pada


saat angulus skapula tampak di bawah
simfisis (dengan mengikuti gerakan rotasi
anterior yaitu punggung janin didekatkan ke
arah perut ibu tanpa tarikan) disesuaikan
dengan lahirnya badan bayi.

20. Menggerakkan ke atas hingga lahir


dagu, mulut, hidung, dahi dan kepala.

21. Pada umumnya bayi dengan presentasi


bokong memerlukan perawatan segera
setelah lahir sehingga siapkan keperluan
tersebut sebelum memimpin persalinan.

V. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


22. Melakukan penilaian sepintas, dengan
menilai apakah bayi menangis kuat, bernafas
tanpa kesulitan, bayi bergerak aktif dan
bagiamana warna kulitnya.

23. Membersihkan dan keringkan bayi


mulai dari muka, kepala, bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan
verniks caseosa.

24. Memotong tali pusat dengan cara


meletakkan klem 2 cm dari permukaan perut
bayi, lalu Meletakkan lagi klem kedua 2-3 cm
dari klem pertama kemudian potong tali pusat
diantara kedua klem.

25. Mengganti handuk yang basah dengan


handuk kering dan biarkan bayi di atas perut
ibu.

26. Kemudian melakukan inisiasi menyusui


dini selama minimal satu jam sampai bayi
dapat menyusui sendiri sambil tubuh bayi dan
ibunya diselimuti.

VI. MANAJEMEN AKTIF KALA III


27. Memberitahukan ibu tentang tindakan
yang akan dilakukan bahwa akan dibantu
kelahiran plasenta

28. Memastikan tidak ada janin kedua


dengan melakukan palpasi

29. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik

30. Menyuntikkan oksitoksin 10 UI di


sepertiga paha luar atas bagian anterolateral.

31. Melakukan penengangan tali pusat


terkendali dengan memindahkan klem 5
sampai 10 cm didepan vulva.

32. Meletakkan tangan kiri diatas


simphysis, menahan bawah uterus dan
tangan kanan meneganggakan tali pusat.

33. Saat uterus berkontraksi tangan kanan


menarik tali pusat dan tangan kiri melakukan
tekanan kearah fundus ( dorso cranial ).

34. Saat plasenta terlihat di introitus


vagina, tangkap dengan kedua tangan
kemudian dipilin serah jarum jam secara
perlahan-lahan sampai plasenta lahir secara
lengkap.

35. Segara setelah plasenta lahir masase


fundus sampai berkontraksi maksimal 15
detik.
36. Memeriksa kelengkapan plasenta.

37. Memastikan kelengkapan plasenta


dengan memeriksa kedua sisi plasenta bayi
yang menempel pada ibu maupun janin

38. Memeriksa adanya laserasi dan pada


jalan lahir dan perineum.

39. Mengobservasi keadaan umum dan


jumlah perdarahan.

40. Memberitahu ibu bahwa plasenta


sudah lahir dan menjelaskan pada ibu bahwa
mules-mules yang dirasakan ibu adalah hal
yang normal karena proses kembalinya
ukuran rahim ke bentuk semula.

    

VII. ASUHAN KEBIDANAN KALA IV


41. Memastikan uterus berkontraksi
dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
berlebihan

42. Mengecek adanya laserasi dan hasil


epsiotomi kemudian melakukan menjahit luka
laserasi dan epsiotomi dengan menggunakan
benang catgut chromic dijahit secara jelujur.

43. Mengajarkan ibu dan keluarga cara


masase fundus dan memeriksa kontraksi
uterus.

44. Mengobservasi jumlah perdarahan

45. Mengobservasi KU, Vital sign,


TFU,kontraksi uterus dan kandung kemih,
perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama
dan tiap 30 menit pada 1 jam kedua.

46. Memberitahukan ibu tentang tanda


bahaya masa nifas seperti perdarahan yang
sangat banyak, kontraksi rahim lemah,
pandangan berkunang-kunang, pusing yang
hebat maka ibu atau keluarga segera
menghubungi tenaga kesehatan yang ada.
Serta mengajari ibu dan keluarga cara
masase uterus yang benar.

47. Menganjurkan ibu untuk melakukan


mobilisasi dini secara bertahap guna
mempercepat proses pemulihan pasca
persalinan.

48. Memberikan ibu nutrisi

VIII. KEBERSIHAN DAN KEAMANAN

49. Menempatkan semua peralatan bekas


pakai dalam larutan klorin 0,5% dan direndam
selam 10 menit, kemudian setelah 10 menit
mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontamnasi, membuang bahan-bahan
yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah
yang sesuai.

50. Membantu membersihkan dan


merapikan ibu, memakaikan pembalut dan
celana dalam dan mengganti pakaian kotor
dengan pakaian yang bersih dan kering.
51. Mendekontaminasi daerah yang
digunakan untuk tempat bersalin dengan
menggunakan larutan clorin 0,5%, dan
membilasnya dengan air bersih.

52. Mencelupkan sarung tangan kotor


dalam larutan clorin 0,5%, membalikkan
bagian dalam ke arah luar dan merendamnya
selama 10 menit.

53. Mencuci tangan dengan sabun dan air


mengalir

54. Memakai sarung tanga DTT untuk


melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.

55. Melakukan penimbangan dan


pengukuran Antropometri pada bayi baru lahir,
memberikan salep mata dan vitamin K 1/3
lateral paha kiri secara IM.

56. Memberikan imunisasi hepatitis B 1 jam


setelah pemberian vitamin K.

57. Melakukan pemeriksaan fisi bayi baru


lahir

58. Celupkan sarung tangan kotor kedalam


larutan klorin 0.5 %, dan buka secara terbalik
dengan bagian dalam ke luar, lalu rendam
dalam laruran klorin 0.5 % selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun


dibawah air mengalir dengan menggunakan
teknik cuci tangan 6 langkah.
60. Melengkapi partograf (halaman depan
dan belakang).

Catatan : Apabila mahasiswa belum mencapai skala penilaian 3


setiap langkahnyamaka mahasiswa harus mengulang
untuk semua langkah.
Makassar,....................2021
Mahasiswa Pembimbing

(.........................................) (.........................................)

DAFTAR TILIK
PERSALINAN LETAK SUNGSANG DENGAN SPONTAN BRACHT

Nama Keterampilan : Persalinan Letak Sungsang Dengan Spontan Bracht


Nama Mahasiswa :
Nim :
Tanggal Penilaian :

Petunjuk Penilaian:
Nilai setiap langkah yang diamati dengan menggunakan skala berikut:
1 : Tidak dilaksanakan
2 : Dilaksanakan tapi tidak sempurna
3 : Dilaksanakan dengan sempurna

Beri tanda (√) pada point yang tersedia sesuai tindakan yang dilakukan
oleh mahasiswa
A.SIKAP
NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2
1 Menyapa klien dengan ramah dan sopan
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
3 Merespon terhadap reaksi pasien
4 Percaya diri
5 Teruji menjaga privasi klien
TOTAL SCORE

B. CONTENT
NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2
PERSIAPAN
6 Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
7 Menginformasikan pada ibu apa yang akan dilakukan dan
diberikan dukungan agar ibu percaya diri dan berani bertanya
8 Mendengarkan apa yang ingin disampaikan ibu
9 Memberikan dukungan emosional dan jaminan
10 Memastikan bahwa prasyarat persalinan sungsang terpenuhi :
 Letak bokong murni
 Ukuran rongga panggul yang adekuat
 Bayi tidak terlalu besar
 Tidak ada riwayat SC karena CPD
 Kepala fleksi
11 Mendengarkan DJJ dengan menggunakan Laenec/Doppler
TINDAKAN PRA PERSALINAN SUNGSANG
12 Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
keringkan dengan handuk yang bersih
13 Menggunakan sarung tangan steril
14 Membersihkan daerah vulva dengan cairan antiseptik
15 Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan Presentasi
janin
PERSALINAN SUNGSANG (MELAHIRKAN BOKONG)
16 Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap,
meminta ibu meneran bersamaan dengan his
17 Jika perineum tampak kaku lakukan episiotomi
18 Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan kedua
ibu jari penolong sejajar dengan paha, jari-jari yang lain
memegang daerah panggul
19 Paha dipegang, bokong jangan ditarik, tidak melakukan
intervensi dan ikuti proses keluarnya janin sesuai sumbu jalan
lahir sambil ibu dipimpin meneran saat ada his
20 Melonggarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada ( segera memposisikan kembali kedua tangan penolong
mencengkam bokong janin )
21 Melakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inferior tampak dibawah simfisis ( dengan mengikuti gerak
rotasi anterior yaitu punggung janin di dekatkan ke arah perut
ibu tanpa tarikan) di sesuaikan dengan lahirnya badan janin
22 Menggerakkan ke arah atas hingga lahir berturut-turut dagu,
mulut, hidung, dahi dan kepala bayi lahir
23 Meletakkan bayi di atas perut ibu sambil melakukan penilaian
sepintas (warna kulit, bayi menangis kuat, pergerakan aktif)
24 Setelah melahirkan bayi periksa apakah ada perlukaan jalan
lahir
25 Jahit luka episiotomi jika sebelumnya dilakukan episiotomi
26 Lakukan asuhan segera pada ibu post partum dan bayi baru
lahir
TINDAKAN SETELAH PERSALINAN SUNGSANG
27 Sebelum melepaskan sarung tangan, buang terlebih dahulu
kapas atau kassa dan sampah lainnya ke dalam tempat
sampah yang tidak bocor/kantong plastik
28 Merendam instrumen ke dalam larutan klorin 0,5 % selama 10
menit untuk dekontaminasi
29 Membilas kedua sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% :
 Melepaskan sarung tangan dengan arah dari dalam keluar
 Jika sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan
disposibel buang ke dalam tempat sampah yang tidak
bocor/kantong plastik
 Jika sarung tangan akan digunakan kembali dekontaminasi
terlebih dahulu keadaan larutan klorin 0,5 % selama 10
menit
30 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kemudian
keringkan dengan handuk bersih
31 Mengobservasi 2 jam post partum
32 Melakukan pendokumentasian
TOTAL SCORE

C. TEHNIK
NILAI
NO KEGIATAN
0 1 2
33 Teruji melakukan prosedur secara sistematis
34 Teruji menerapkan teknik pencegahan infeksi
35 Teruji melaksanakan komunikasi selama tindakan
36 Teruji mendokumentasikan hasil tindakan dengan baik
TOTAL SCORE
TOTAL SELURUHNYA :
Total Seluruhnya
Nilai Akhir : =
19
Makassar,..................2021
Penguji

(........................................)

Anda mungkin juga menyukai