Anda di halaman 1dari 8

LEMBAGA KURSUS & PELATIHAN

LKP KIRANA
KURSUS KECANTIKAN RAMBUT (TKR)
Jl. Bangbarung Raya No. 26, Kel. Bantarjati, Kec. Bogor Utara Kota Bogor 16153
Email : lkpkirana08@gmail.com, Wa : 0857 7372 1996

RESUME KKNI
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka penjenjangan


kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan,
dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman
kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan
struktur di berbagai sektor pekerjaan.[1] KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati
diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem pendidikan nasional, sistem pelatihan
kerja nasional, dan sistem penilaian kesetaraan capaian pembelajaran ( learning
outcomes) nasional, yang dimiliki Indonesia untuk menghasilkan sumber daya
manusia nasional yang bermutu dan produktif.

Daftar isi

 1 Sejarah KKNI
 2 Tujuan dan Manfaat KKNI

 3 Jenjang dan Deskripsi KKNI

 4 Penyetaraan Jenjang KKNI

o 4.1 Penyetaraan capaian pembelajaran melalui pendidikan dengan


jenjang KKNI

o 4.2 Penyetaraan capaian pembelajaran melalui pelatihan


kerja/pengalaman kerja dengan jenjang KKNI

 5 Pranala luar

 6 Referensi

Sejarah KKNI

Pengembangan KKNI merupakan perjalanan panjang yang dimulai dari usaha


pengembangan kualitas sumber daya manusia di Indonesia khususnya dalam bidang
pendidikan dan pelatihan. Milestone penting dalam perjalanan pengembangan KKNI
dimulai dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan[2] dan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem
Pelatihan Kerja Nasional[3] sebagai dasar kerja besar pengembangan KKNI pada
tahun-tahun selanjutnya, sampai pada tahun 2012 dengan diterbitkannya Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. [1]
Program pengembangan KKNI pada tahun 2015 merupakan kelanjutan dari berbagai
program yang sama pada tahun sebelumnya ataupun program baru. Program pada
tahun sebelumnya mengutamakan untuk menyusun konsep dan juga merealisasikan
menjadi kerangka yang operasional dan telah diperkuat dengan Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI. Dengan Peraturan Presiden tersebut, KKNI telah
menjadi rujukan dalam penyetaraan capaian pembelajaran berbagai sektor yang ada
di Indonesia. Sementara untuk memperkuat landasan hukum pelaksanaan KKNI di
perguruan tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 yang
mengatur penerapan KKNI di perguruan tinggi secara khusus dan pendidikan tinggi
di Indonesia secara keseluruhan. Penerapan KKNI di perguruan tinggi selanjutnya
menghasilkan program-program yang semakin memberdayakan KKNI. [4]

Penerapan KKNI tidak terbatas pada perguruan tinggi saja, namun juga ke berbagai
institusi lainnya seperti :

 SMK
 Lembaga Kursus dan Pelatihan

 Kolegium Keilmuan

 Konsil Kedokteran Indonesia

 Forum Program Studi

 BNSP, LSP

 Asosiasi Profesi

 KADIN, Asosiasi Industri

 BAN-PT

 BSNP

Tujuan dan Manfaat KKNI

Sebagai perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sistem pendidikan,
pelatihan, serta sistem pengakuan kompetensi kerja secara nasional, maka KKNI
dimaksudkan menjadi pedoman untuk :

 menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui


pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja;
 menetapkan skema pengakuan kualifikasi capaian pembelajaran yang
diperoleh melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman
kerja;

 menyetarakan kualifikasi di antara capaian pembelajaran yang diperoleh


melalui pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja;

 mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi tenaga kerja dari


negara lain yang akan bekerja di Indonesia.
Pada jangka panjang, penerapan KKNI akan berdampak pada :

 meningkatnya kuantitas sumber daya manusia Indonesia yang bermutu dan


berdaya saing internasional agar dapat menjamin terjadinya peningkatan
aksesibilitas sumber daya manusia Indonesia ke pasar kerja nasional dan
internasional;
 meningkatnya kontribusi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui
pendidikan formal, nonformal, informal, atau pengalaman kerja dalam
pertumbuhan ekonomi nasional;

 meningkatnya mobilitas akademik untuk meningkatkan saling pengertian,


solidaritas, dan kerja sama pendidikan tinggi antar-negara di dunia;

 meningkatnya pengakuan negara-negara lain, baik secara bilateral, regional,


maupun internasional kepada Indonesia tanpa meninggalkan ciri dan kepribadian
bangsa Indonesia.[5]

Jenjang dan Deskripsi KKNI

KKNI menyatakan sembilan jenjang kualifikasi sumber daya manusia Indonesia yang
produktif. Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI secara komprehensif
mempertimbangkan sebuah capaian pembelajaran yang utuh, yang dapat dihasilkan
oleh suatu proses pendidikan, baik formal, non-formal, informal, maupun
pengalaman mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas. Deskripsi
setiap jenjang kualifikasi juga disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, atau seni, serta perkembangan sektor-sektor pendukung perekonomian
dan kesejahteraan rakyat, seperti perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan
aspek lain yang terkait. Capaian pembelajaran juga mencakup aspek-aspek
pembangun jati diri bangsa yang tercermin dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, dan Bhinneka Tunggal Ika yaitu menjunjung tinggi pengamalan kelima sila
Pancasila dan penegakan hukum, serta mempunyai komitmen untuk menghargai
keragaman agama, suku, budaya, bahasa, dan seni yang tumbuh dan berkembang
di bumi Indonesia.

Pengelompokkan 9 jenjang kualifikasi KKNI terdiri atas:

 Jenjang 1 - 3 dikelompokkan dalam jabatan operator;


 Jenjang 4 - 6 dikelompokkan dalam jabatan teknisi atau analis;

 Jenjang 7 - 9 dikelompokkan dalam jabatan ahli. [1]

Deskripsi tiap jenjang KKNI sebagaimana uraian berikut ini.

JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI
Deskripsi umum  Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha ESa.

 Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam


menyelesaikan tugasnya.

 Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/KKNI
serta mendukung perdamaian dunia.

 Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian


yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.

 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan,


dan agama serta pendapat/temuan original orang lain.

 Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk


mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.
Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin, dengan
menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah ditetapkan, serta di
bawah bimbingan, pengawasan, dan tanggung jawab atasannya.
1
Memiliki pengetahuan faktual.
Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung jawab
atas pekerjaan orang lain.
Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan alat, dan
informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta menunjukkan
kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah pengawasan langsung
atasannya.
2 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual bidang
kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih penyelesaian yang tersedia
terhadap masalah yang lazim timbul.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab membimbing orang lain.
Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan menerjemahkan
informasi dan menggunakan alat, berdasarkan sejumlah pilihan prosedur
kerja, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang
terukur, yang sebagian merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan
tidak langsung.
Memiliki pengatahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip serta
3
konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian tertentu,
sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah yang lazim dengan
metode yang sesuai.
Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup kerjanya.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik dengan
menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode yang sesuai dari
beberapa pilihan yang baku, serta mampu menunjukkan kinerja dengan
mutu dan kuantitas yang terukur.
Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan mampu
4
menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang kerjanya.
Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun laporan
tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas hasil kerja orang lain.
5 Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yang
sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku dengan
menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dan
kuantitas yang terukur.
Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum,
serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara
komprehensif.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.
Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam
penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang
dihadapi.
Menguasai konsep teoretis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan
konsep teoretis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara
6 mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah
prosedural.
Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi
dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai
alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung
jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung
jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
7
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
monodisipliner.
Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan
akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di
bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam
bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga
menghasilkan karya inovatif dan teruji.
Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
8 dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau
multidisipliner.
Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi
masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional
dan internasional.
9 Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni baru di
dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.
Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter,
multi, dan transdisipliner.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/KKNI
Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, serta
mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Penyetaraan Jenjang KKNI

Setiap jenjang kualifikasi pada KKNI memiliki kesetaraan dengan capaian


pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan, pelatihan kerja atau pengalaman
kerja.[1]

Penyetaraan capaian pembelajaran melalui pendidikan dengan jenjang


KKNI

Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pendidikan dengan


jenjang kualifikasi pada KKNI terdiri atas:

 lulusan pendidikan dasar (SMP) setara dengan jenjang 1;


 lulusan pendidikan menengah (SMA) paling rendah setara dengan jenjang 2;

 lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;

 lulusan Diploma 2 paling rendah setara dengan jenjang 4;

 lulusan Diploma 3 paling rendah setara dengan jenjang 5;

 lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara
dengan jenjang 6;

 lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang
8;

 lulusan Doktor Terapan dan Doktor setara dengan jenjang 9;

 lulusan pendidikan profesi setara dengan jenjang 7 atau 8;

 lulusan pendidikan spesialis setara dengan jenjang 8 atau 9.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pendidikan diatur melalui
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 [6] tentang
Penerapan KKNI Bidang Pendidikan Tinggi.

Penyetaraan capaian pembelajaran melalui pelatihan kerja/pengalaman


kerja dengan jenjang KKNI

Penyetaraan capaian pembelajaran yang dihasilkan melalui pelatihan kerja atau


pengalaman kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI dilakukan dengan sertifikasi
kompetensi melalui uji kompetensi berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI).

Jenjang kualifikasi di setiap bidang pekerjaan pada suatu sektor/lapangan usaha


dirumuskan oleh tim perumus KKNI yang dibentuk oleh Komite Standar Kompetensi
pada Kementerian/Lembaga yang membidangi sektor tersebut. Tim perumus KKNI
berasal dari dunia usaha/industri atau perwakilan kelompok usaha/industri sejenis.
Penentuan jenjang kualifikasi dilakukan berdasarkan kriteria lingkup pelaksanaan
pekerjaan, keterampilan dan pengetahuan, kemampuan memproses informasi,
tanggung jawab, serta sikap dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kualifikasi yang
terdapat di setiap bidang pekerjaan pada sektor/lapangan usaha disusun
berdasarkan fungsi bisnis dan/atau jabatan dari suatu lapangan usaha.

Dalam hal suatu bidang pekerjaan pada suatu sektor/lapangan usaha tidak memiliki
9 (sembilan) jenjang kualifikasi, maka jenjang kualifikasi pada bidang pekerjaan
yang bersangkutan dapat disusun tidak dalam 9 jenjang, dan tidak harus dimulai
dari jenjang 1 (satu) dan/atau diakhiri dengan jenjang 9 (sembilan). Setiap jenjang
kualifikasi terdiri dari unit-unit kompetensi yang telah ditetapkan menjadi SKKNI oleh
Menteri Ketenagakerjaan. Penetapan unit-unit kompetensi dalam suatu jenjang
kualifikasi dilakukan berdasarkan aturan pengemasan inti dan pilihan.

Jenjang kualifikasi suatu bidang pekerjaan pada suatu sektor/lapangan usaha yang
telah dirumuskan oleh tim perumus diverifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan,
dan kemudian ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga teknis terkait. Penerapan
KKNI pada setiap sektor atau bidang profesi ditetapkan oleh kementerian atau
lembaga yang membidangi sektor atau bidang profesi yang bersangkutan sesuai
dengan kewenangannya.

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pelatihan kerja atau
pengalaman kerja diatur melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21
Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan KKNI.[7]

Pranala luar

http://kkni.ristekdikti.go.id

Referensi

o "Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012". peraturan.go.id. Diarsipkan dari versi


asli tanggal 2017-05-27. Diakses tanggal 2017-06-05.
o "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 - Wikisource bahasa
Indonesia". id.wikisource.org. Diakses tanggal 2017-10-29.
o "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 - Wikisource
bahasa Indonesia". id.wikisource.org. Diakses tanggal 2017-10-30.
o "KKNI". kkni-kemenristekdikti.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-13.
Diakses tanggal 2018-02-07.
o "KKNI". kkni-kemenristekdikti.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-10.
Diakses tanggal 2018-02-07.
o https://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/permen_tahun2013_nomor73.pdf
o http://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/Permenaker_21_Tahun_2014.pdf

Kategori :
 Dokumen resmi
 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/KKNI
Bogor, 22 Nopember 2021

LKP KIRANA

Hj. Tri Nurnaningsih, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai