Tugas 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

TUGAS III

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Nama : Vitalis Hayonopun Jawan


NIM : 859270258
Semester I

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat. Demokrasi juga
dapat diartikan sebagai gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak
dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Inti dari demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Salah satu tonggak utama untuk
mendukung sistem politik yang demokratis adalah melalui Pemilu. Pemilu diselenggarakan
dengan tujuan untuk memilih wakil rakyat baik di tingkat pemerintahan pusat maupun
pemerintahan daerah, serta untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat, dan
memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana yang
diamanatkan oleh pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Pemilihan umum dilaksanakan oleh negara Indonesia dalam rangka mewujudkan
kedaulatan rakyat sekaligus penerapan prinsip-prinsip atau nilai- nilai demokrasi, meningkatkan
kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum demi
terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.
Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, karena
itu pancasila diterima oleh seluruh rakyat sebagai dasar negara yang mengatur hidup
ketatanegaraan.1 Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (philosofische Gronslag)
ideologi negara (staatidee), dan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara .2 Pancasila adalah
capaian demokrasi paling penting yang dihasilkan oleh para pendiri bangsa (founding father)
Indonesia. Pancasila tidak lain merupakan sebuah konsensus nasional bangsa Indonesia yang
majemuk. Pancasila merupakan bingkai kemajemukan Indonesia. Pancasila juga merupakan
simbol persatuan dan kesatuan Indonesia dimana pertemuan nilai-nilai (shared values) dan
pandangan ideology (shared ideas) terpaut dalam sebuah titik pertemuan yang menjadikan
landasan bersama (common platform) dalam kehidupan sebagai sebuah bangsa. Bangsa
Indonesia tidak meragukan lagi ketinggian nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila sebagai jiwa bangsa. Artinya kekuatan dan semangat mejiwai bangsa
berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.3 Kemajemukan Pancasila bisa
dilihat pada kelima silanya. Kelima sila Pancasila tersebut pada dasarnya mewakili beragam
pandangan dan kelompok dominan di Indonesia pada paru pertama abad ke-20. Sebagai wilayah
yang terbuka bagi pertemuan beragam budaya dan aneka pandangan ideologi dunia saat ini,
Indonesia merupakan kawasan subur bagi pertumbuhan beragam aliran pemikiran dan
pergerakan nasional dengan basis ideologi yang beraneka ragam, seperti Nasionalisme
,Sosialisme, Liberalisme, Islmaisme, Humanisme dan sebagainya. Presiden pertama Indonesia
Ir. Soekarno seorang pemimpin pergerakan nasional yang pertama kalinya memperkenalkan
konsep Pancasila dalam persidangan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945. Pandangan Soekarno tentang Pancasila
merupakan gagasannya untuk mewadahi beragam aliran pemikiran dan kelompok pergerakan
nasional pada waktu itu. Didasari semangat mempersatukan Indonesia yang lain dan majemuk,
Soekarno menyerap dinamika pemikiran dan idelogi yang berkembang pada saat itu dalam
Pancasila. Sebagai sebuah kompromi tentu saja Pancasila tidak dapat memuaskan seratus persen
semua pihak, tetapi dapat menampung keinginan banyak pihak Demokrasi di Indonesia telah
semakin berkembang seiring dengan pergantian pemimpin serta pergantian masa, mulai dari
masa penjajahan, orde lama sampai kepada masa reformasi sekarang. Demkorasi kini telah
sangat akrab dengan kehidupa masyarakat Indonesia. Penerapan demokrasipun telah merambat
sampai hampir ke semua aspek, tak terkecuali hal-hal besar seperti pemilihan kepala daerah
maupun hal-hal kecil seperti pemilihan ketua kelas, karena fungsinya yang begitu dekat dengan
keseharian maka demokrasi kini semakin gencar dipelajari.
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai tatanan
aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti diakui oleh Moh. Mahmud
MD, ada dua alasan demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir
semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah peranan masyarakat
untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya. Karena itu diperlukan
pengetahuan dan pemahaman yang benar pada warga masyarakat tentang demokrasi
Pada saat Negara Indonesia diproklamasikan kemerdekaanya pada 17 agustus 1945, para
pendiri Negara sudah memutuskan untuk menjadikan Negara Indonesia merdeka sebagai Negara
yang menganut system demokrasi. Salah satu dasar yang terdapat pada pancasila, dasar filsafat
Negara Indonesia adalah dasar demokrasi sebagaimana uyang terdapat didalam sila ke empat
panvasila, “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.”
Istilah demokrasi itu sendiri, tidak termaktub dalam Pembukaan Undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang memuat Pancasila. Namun, esensi demokrasi
terdapat dalam Sila keempat Pancasila, Kedaulatan Rakyat yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksnaan berdasar Permusyawaratan/ Perwakilan. Sejauh apa demokrasi kita merupakan
perwujudan Sila keempat itu ? Pancasila yang mempunyai hierarki dalam setiap sila-sila dalam
pancasila yang mempunyai wujud kepedulian terhadap bangsa Indonesia. Sila pertama yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa”, yang mempunyai arti bahwa negara dan bangsa Indonesia
mengakui adanya Tuhan dan Mempercayai agama dan melaksanakan ajaran-ajaran agama yang
dianut oleh bangsa Indonesia. Sila yang kedua sampai sila kelima merupakan sebuah akisoma
dari sisi humanisme bangsa Indonesia itu sendiri. Dengan masyarakat Indonesia yang dikatakan
heterogen, yang mempunyai kebudayaan, bahasa, suku yang berbeda-beda, maka pancasila
inilah yang menjadi sebuah kekuatan untuk mempersatukan masyarakat yang heterogen ini
(bhineka tunggal ika). Pancasila tidak memandang stereotype suatu suku, suatu adat, atau
budaya. Integrasi masyarakat yang heterogen menjadi masyarakat yang homogen dapat terwujud
bila adanya rasanya persatuan dan kesatuan
Pancasila memiliki peranan yang sangat penting didalam kehidupan berbangsa dan
bernegara Indonesia. Pancasila merupakan dasar Negara sekaligus merupakan ideologi
nasional dan sumber hukum di Indonesia. Sebagai dasar Negara nilai-nilai pancasila
menjadi dasar dan atau landasan didalam melaksanakan pemerintaha, termasuk didalam
implementasi system demokrasi di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi Indonesia, dengan
katalain dilandasi oleh nilai-nilai : Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan
Keadilan. Pancasila sebagai dasar Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya
setiap warga Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang
melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum
yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara
disertai sanksisanksi hukum. Sedangkan pengamalan Pancasila sebagai weltanschuung,
yaitu pelaksanaan Pancasila dalam hidup sehari-hari tidak disertai sanksi-sanksi hukum
tetapi mempunyai sifat mengikat, artinya setiap manusia Indonesia terikat dengan cita-cita
yang terkandung di dalamnya untuk mewujudkan dalam hidup dan kehidupanya,
sepanjang tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang barlaku di
Indonesia.Jadi, jelaslah bagi kita bahwa mengamalkan dan mengamankan Pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai sifat imperatif memaksa. Sedangkan
pengamalan atau pelaksanaan Pancasila sebagai pandangan hidup dalam hidup sehari-hari
tidak disertai sanksi-sanksi hukum tetapi mempunyai sifat mengikat.
Demokrasi Pancasila merupakan paham yang dianut Indonesia pada masa lalu. Adapun
konsep pemahaman demokrasi tersebut jelas berasal dari falsafah hidup negara Indonesia, yakni
Pancasila. Hal itu dikarenakan Pancasila merupakan representasi yang mewakili kepribadian
Bangsa Indonesia dari dulu hingga sekarang. Paham tentang demokrasi Pancasila tersebut
sangat penting untuk dipelajari karena demokrasi Pancasila juga penting untuk Bangsa
Indonesia, yaitu untuk mengawal pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketika para pendiri bangsa ini merumuskan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, sudah tentu ingin memberikan system ketatanegaraan yang terbaik bagi
bangsa ini. Yang terbaik itu, adalah yang sesuai dengan kondisi bangsa yang sangat plural, baik
dari aspek etnis, agama ,dan sosial budaya. Bahwa kedaulatan ditangan rakyat, mekanismenya
berdasar Permusyawaratan/ Perwakilan. Sudahkah esensi demokrasi seperti itu diterjemahkan
dalam kehidupan demokrasi kita? Sudahkah UU Pemilu kita benar-benar merujuk pada esensi
demokrasi yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini? Sudahkah mekansime demokrasi yang
kita tempuh dalam setiap pengambilan keputusan merujuk ke esensi demokrasi yang kita cita-
citakan? Demokrasi merupakan nilai dari pancasila, dimana nilai tersebut memiliki makna dan
hubungan yang erat. Adapun makna yang terkandung dalam pancasila sila ke-4 ( “Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”) adalah sebagai
berikut :
1. Setiap warga negara Indonesia memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
2. Tidak Boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama,
4. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah,
5. Didalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi atau
golongan

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksd dengan demokrasi di Indonesia?
2. Apa Saja Bentuk Demokrasi di Indonesia?
3. Sistem Demokrasi di Indonesia?
4. Makna Pancasila Sebagai azas Demokrasi di Indonesia?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksudkan dengan demokrasi.
2. Untuk mengetahui Apa Saja Bentuk Demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui system demokrasi di Indonesia
4. Untuk mengetahui makna pancasila sebagai azas Demokrasi di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Demokrasi di Indonesia
Sejak Orde baru lengser pada 1998 demokrasi telah menjadi kosa kata paling
banyak diucapkan. Ia telah menjadi kata kunci penting yang identik dengan perjuangan
pergerakan reformasi yang digulirkan oleh para tokoh reformasi dan kalangan Mahasisiwa.
Tak ada ferormasi tanpa demokrasi. Demikian sebaliknya, tidak ada demokrasi tanpa
reformasi. Dua kata ini laksana dua sisi dari satu keeping mata uang. Secara etimologi, kata
demokrasi (dari bahasa Yunani) adalah bentuk dari dua kata “ Demos” yang berarti rakyat
atau penduduk suatu tempat, dan “Cratein atau cratos” yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. Perpaduan kata demos dan Cratein atau cratos membentuk kata demokrasi
yang memiliki pengertian umum sebagai sebuah bentuk pemerintahan rakyat (government
of the people) dimana kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat dan dilakukan secara
langsung oleh rakyat atau melalui para wakil mereka melalui mekanisme pemilihan
langsung secara bebas.11 Menurut Abraham Lincoln demokrasi didefinisikan secara
Isitlah “demokrasi” berasal dari bahasa Yunani kuno yang diutarakan di Athena
kuno pada abad ke-5 SM. Kata demokrasi berasal dari dua kata, yaitu “demos” yang artinya
rakyat, dan “kratos” yang artinya pemerintahan. Sehingga dapat diartikan sebagai
pemerintahan rakyat atau yang lebih dikenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat
dan untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti politik dan
pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan sebagai warga
negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos menyiratkan makna
diskriminatif. Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi populus tertentu, yaitu
mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal memiliki hak preogratif dalam
proses pengambilan/pembuatan keputusan publik, wakil terpilih juga tidak mampu
mewakili aspirasi yang memilihnya.
sederhana dan cukup popular, yaitu “pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakayat”. Dan dalam definisi lain demokrasi dibatasi sebagai „government
or rule people’. Dan karena segala kekuasaan politik dipegang oleh rakyat, maka demokrasi
sering diartikan sebagai kekuasaan rakyat, demikian pula karena dalam prakteknya
demokrasi selalu menguntungkan pihak mayoritas, maka demokrasi kadang juga diartikan
sebagai kekuasaan mayoritas. Dari arti terminologis yang dimaksud dengan demokrasi
ialah “suatu system pemerintahan dimana rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan
negara”. Bonger dalam bukunya yang berjudul ‟masalah-masalah demokrasi‟
membatasinya sebagai “ suatu bentuk pemerintahan dari suatu kolektifitas yang
memerintah diri sendiri dalam hal mana sebagian besar anggota-anggotanya turut
mengambil bagian baik langsung maupun tidak langsung, dan dimana terjamin
kemerdekaan rohani dan persamaan buat hukum. Menurut Josefh A. Schmeter, “demokrasi
merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana
individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan dengan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat ”. Josefh A. Schmeter memandang demokrasi dapat dimaknai
dalam dua pengertian. Pertama, demokrasi sebagai kehendak rakyat. Sudah barang tentu
bahwa demokrasi akan terwujud manakala kehendak rakyat mayoritas dapat dipenuhi
oleh pemerintah berkuasa dengan (relative)baik. Karena itu pengertian ini tidak
memutarkan dari mana sumber kekuasaan itu berada. Dalam pendekatan non demokrasi.
Sumber kekuasaan dapat berada dari sesuatu yang adi kodrati atau kekuasaan yang dapat
berasal dari legitimasi tradisional yang melekat pada suatu klan, dan seterusnya, tetap
dalam kontek demokrasi kekuasaan berasal dari (the wiil of the people) rakyat. Artinya
ketika kekuasaan barasal serampangan oleh penguasa, maka bukan tidak mungkin otoritas
yang dimandatkan pada pemerintah berkuasa ditarik lagi oleh pemilik kedaulatan yang
sejati, yaitu: rakyat itu sendiri. Kedua, demokrasi adalah sebagai kebaikan bersama
(common goog). Menurut Josefh A. Schmeter sendiri, tujuan sistem pemerintahan
demokrasi ialah menciptakan kebaikan bersama yang ditetapkan dalam kontrak politik.
Jalan menuju hal tersebut tentu saja dengan “metode demokratis “ dimana didalamnya
terdapat mekanisme kelembagaan yang mana penetapan individu dalam memperoleh
kekuasaan untuk membuat keputusan melalui perjuangan kompetitif demokrasi dalam
rangka merengkuh suara-suara warga.
Pengertian Demokrasi Pancasila Secara Umum
Demokrasi Pancasila adalah suatu sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas
kekeluargaan dan gotong royong yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki
kandungan berupa unsur-unsur kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran,
budi pekerti luhur dan kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang konstitusional berdasarkan mekanisme
kedaulatan rakyat disetiap penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan
menurut konstitusi yaitu UUD 1945.
Demokrasi yang dianut di Indonesia adalah demokrasi berdasarkan Pancasila.
Dalam demokrasi Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri
atau dengan persetujuan rakyat. Kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi harus
diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan
dengan cita-cita hidup bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan,
sehingga tidak ada dominasi mayoritas atau minoritas.
Demokrasi adalah sebuah system politik sebagai sarana bagi sebuah Negara untuk
mewujudkan tujuan-tujuannya. Oleh karena itu pelaksanaan demokrasi tidak dapat
dilepaskan dari berbagai macam nilai yang mendasari Dan menjadi landasan baghi Negara
tersebut dalam menjalankan pemerintahannya.
Adapun pengertian Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas
apa yang terjadi di masa lampau, mengembalikan hak menentukan peminpin kepada rakya,
penguasa di bawah pengawasan rakyat. Dalamm sejarah ketatanan republik indonesia
yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami fluktuasi
(pasang surut). Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa indonesia adalah bagaimana
upaya meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik
yang demokratisndalam masyarakat yang plural.
Menurut Juliardi fluktasi demokrasi indonesia pada hakekarnya dapat dibagi dalam 5
periode:
1. Priode 1945-1949 dengan sistem demokrasi pancasila pada priode ini sistem
pemerintahan demokrasi pancasila seperti yang diamanatkan UUD 1945 belum
sepenuhnya dilaksanakan karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka
mempertahankan kemerdekaan.
2. Priode 1949-1959 dengan sistem demokrasi parlementer priode ini sangan
menonjolkan peranan parlemen dan partai politik.
3. Priode 1959-1965 dengan sistem demokrasi terpinpin, sistem demokrasi terpinpin
merupakan sistem demokrasi yang menyimpang dari konstitusional priode ini juga
sering disebut dengan orde lama.
4. Priode 1965-1998 dengan sistem demokrasi pancasila(orde baru), demokrasi
pancasila era orde baru yang merupakan demokrasi konstotusional yang
menojolkan sistem peredensial.
5. Priode 1998-sekarang dengan sistem demokrasi pancasila(orde reformasi)
demokrasi pancasila era reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang
berpaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara.
Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila
Ciri-ciri Demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah berjalan sesuai konstitusi.
2. Terdapat Pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya penghargaan atas Hak Asasi Manusia dan perlindungan untuk hak
minoritas.
4. Merupakan kompetisi dari berbagai ide dan cara dalam menyelesaikan masalah.
B. Bentuk Demokrasi di Indonesia
Demokrasi merupakan suatu jalan untuk melakukan perubahan atas apa yang
terjadi di masa lampau. Mengembalikan hak menentukan pemimpin kepada rakyat,
penguasa di bawah pengawasan rakyat. Dalam sejarah ketatanan Republik Indonesia yang
telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami pasang surut.
Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana upaya
meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial politik yang
demokratis dalam masyarakat yang plural. Demokrasi juga dapat di artikan sebagai
seperangkat gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya.
Negara yang menganut sistem demokrasi akan memberikan kebebasan untuk warga
negaranya menyampaikan pendapat.
1. Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat
a. Demokrasi langsung merupakan sistem demokrasi yang mengikutsertakan
seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan negara.
b. Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan
untuk menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.
2. Demokrasi berdasarkan hubungan antar kelengkapan negara.
a. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum merupakan sistem
demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat
diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
b. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem
demokrasi yang didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif
dengan badan legislatif.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan merupakan
sistem demokrasi dimana kedudukan antara eksekutif dengan legislatif
tepisah, sehingga keduanya tidak berkaitan secara langsung seperti sistem
parlemen.
d. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiiatif rakyat
merupakan sistem demokrasi gabungan dari demokrasi perwakilan/tidak
langsung dan demokrasi secara langsung
3. Berdasarkan prinsip ideology
a. Demokrasi liberal berdasarkan atas hak individu suatu negara yang
menekankan suatu kebebsan setiap individu dan sering mengabaikan
kepentingan umum.
b. Demokrasi rakyat berdasarkan atas hak pemerintah dalam suatu negara yang
didasari dri paham sosialisme dan komunisme yang mementingkan
kepentingan negara dan kepentingan umum.
c. Demokrasi pancasila yang bersumber dari tata nilai sosial dan budaya bangsa
indonesia dengan berdasarkan musyawarah dan mufakatyang mengutamakan
kepentingan umum.
Ada pula macam-macam demokrasi di Indonesia dari parlementar hingga pancasila
itu sendir, sebagai berikut :
1. Demokrasi Parlementer (1945-1959)
Macam-macam demokrasi di Indoensia yang pertama adalah demokrasi
parlementer yang menonjolkan peranan parlementer serta partai-partai. Akibatnya,
persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan
tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan. Sistem
parlementer ini mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan
kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan 1950. Banyak para ahli
menilai bahwa demokrasi parlementer kurang cocok untuk Indonesia. Karena lemahnya
benih-benih demokrasi sistem parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai
politik dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Undang-Undang Dasar 1950 menetapkan berlakunya sistem parlemen di mana
badan eksekutif terdiri dari presiden sebagai kepala Negara konstitusional beserta
menteri-menterinya yang mempunyai tanggung jawab politik. Karena fragmentasi partai-
partai politik usai kabinet pada masa ini jarang dapat bertahan lama. Koalisi yang dibangun
dengan gampang pecah hal ini mengakibatkan destabilisasi politik nasional. Faktor-faktor
semacam ini, ditambah dengan tidak memiliki anggota-anggota partai yang tergabung
dalam konstituante untuk mencapai konsensus mengenai dasar Negara untuk undang-
undang dasar baru. Kondisi tersebut akhirnya mendorong Ir. Soekarno sebagai presiden
untuk mengeluarkan dekrit 5 juli yang menentukan berlakunya kembali UUD 1945. Dengan
demikian demokrasi parlementer di Indonesia berakhir.
2. Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Macam-macam demokrasi di Indonesia berikutnya adalah demokrasi terpimpin.
Demokrasi terpimpin ini telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih
menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini kuat ditandai dengan
dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan
peran ABRI sebagai unsur sosial-politik semakin meluas. UUD 1945 membuka kesempatan
bagi seorang presiden untuk bertahan selama sekurang-kurangnya lima tahun. Namun
ketetapan MPRS No. III/1963 yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur
hidup telah membatalkan pembatasan waktu lima tahun ini yang ditentukan oleh Undang-
Undang Dasar.
Selain itu, banyak sekali tindakan yang menyimpang atau menyeleweng terhadap
ketentuan-ketentuan Undang-Undang Dasar seperti pada tahun 1960 Ir. Soekarno sebagai
presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum. Padahal dalam
penjelasan UUD 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai
wewenang untuk berbuat demikian. Berakhirnya pemerintahan Soekarno menjadi akhir
dari berlakunya demokrasi terpimpin di Indonesia, yang kemudian digantikan dengan
demokrasi pancasila.
3. Demokrasi Pancasila
Era Orde Baru (1966-1998)
Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan
sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945, dan Tap
MPRS/MPR dalam rangka meluruskan penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi
pada masa demokrasi terpimpin. Namun, dalam perkembangannya peran presiden justru
semakin dominan terhadap lembaga-lembaga Negara yang lain. Melihat praktik demokrasi
pada masa ini, nama pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politik penguasa pada
saat itu. Sebab kenyataannya yang dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Demokrasi Pancasila pada era Orde Baru kerap ditandai dengan dominasi peran
ABRI, Birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pengebirian peran dan
fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan partai politik dan
publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, inkorporasi lembaga non
pemerintah. Pemerintahan Orde Baru sendiri berakhir pada tahun 1998 setelah Soeharto
dilengserkan oleh rakyatnya pada Mei 1998. Demokrasi Pancasila Era Reformasi (1999-
Sekarang) Setelah Orde Baru berakhir, Indonesia mulai memasuki era Reformasi di mana
pemerintah Habibie mulai menjalankan demokrasi dengan menyuburkan kembali alam
demokrasi di Indonesia dengan jalan kebebasan pers dan kebebasan berbicara. Keduanya
dapat berfungsi sebagai check and balances serta memberikan kritik supaya kekuasaan
yang dijalankan tidak menyeleweng terlalu jauh. Dalam perkembangannya demokrasi di
Indonesia setelah rezim Habibie diteruskan oleh presiden Abdurahman Wahid sampai
dengan Pemerintahan Joko Widodo.

C. Sistem Demokrasi di Indonesia.


Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Sistem
pemerintahannya diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi
tercermin dari terselenggarakannya pemilihan umum (pemilu). Indonesia sudah
menyelenggaran pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
Selain pemilu, apa saja ciri negara demokratis? Bagaimana Indonesia menjalankan
demokrasi?
Sebelum kita melangka lebih jauh sebainya kita mengetahui lebih dalam Sejarah
demokrasi yang Dilansir Encylopaedia Britannica (2015), demokrasi berasal dari bahasa
Yunani yang diambil dari kata "demos" (rakyat) dan "kratos" (pemerintahan). Pada
pertengahan abad ke-5 SM, demos dan kratos adalah sebutan untuk sistem politik yang
berlaku di beberapa kota Yunani saat itu, salah satunya Athena. Sebagai bentuk
pemerintahan, demokrasi bertolak belakang dengan monarki. Dalam sistem monarki,
pemerintahan dipegang oleh raja, ratu, atau kaisar. Sistem demokrasi juga berbeda dengan
oligarki. Dalam pemerintahan oligarki, kekuasaan dipegang oleh beberapa orang.
Demokrasi juga berseberangan dengan sistem aristokrasi, atau pemerintahan oleh kelas
istimewa. Demokrasi juga beda dari despotisme, atau pemerintahan absolut oleh satu
orang. Bangsa Yunani kuno adalah bangsa pertama yang mempraktikkan demokrasi dalam
komunitas sebesar kota. Beberapa badan demokrasi yang mereka bentuk yakni majelis.
Majelis banyak ditiru di negara-negara demokrasi, salah satunya di Indonesia. Gunawan
Sumodiningrat & Ary Ginanjar Agustian, dalam bukunya Mencintai Bangsa dan Negara
Pegangan dalam Hidup Berbangsa dan Bernegara di Indonesia (2008), demokrasi adalah
bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau


melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik
kebebasan politik secara bebas dan setara. Demokrasi juga merupakan seperangkat
gagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta praktik dan prosedurnya. Demokrasi
mengandung makna penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia. Presiden
pertama Indonesia, Soekarno mengatakan jika demokrasi Indonesia lahir dari kehendak
memperjuangkan kemerdekaan. Menurut Soekarno, demokrasi Indonesia meletakan
embrionya pada perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme. Dikutip dari buku
Indonesia Menggugat (2001) dan Di Bawah Bendera Revolusi (2014), demokrasi adalah
suatu pemerintahan rakyat.

Lebih lanjut lagi, demokrasi adalah suatu cara dalam membentuk pemerintahan
yang memberikan hak kepada rakayat untuk ikut serta dalam proses pemerintahan.
Demokrasi yang diinginkan Soekarno tidak ingin meniru demokrasi modern yang lahir dari
Revolusi Prancis. Karena, demokrasi yang dihasilkan oleh Revolusi Prancis hanya
menguntungkan kaum borjuis dan menjadi tempat tumbuhnya kapitalisme. Suakrno
mengonsepsikan sendiri demokrasi yang menurutnya cocok untuk Indonesia dan tertuang
dalam pemikirannya, yaitu marhaenisme. Ada tiga pokok atau yang disebut sebagai
“Trisila” dalam marhaenisme yaitu:

1. Sosio-nasionalisme, yang berarti nasionalisme Indonesia yang


diinginkan oleh Soekarno adalah nasionalisme yang memiliki watak sosial dengan
menempatkan nilai-nilai kemanusiaan di dalam nasionalisme itu sendiri, jadi bukan
nasionalisme yang chauvinis.
2. Sosio-demokrasi, yang artinya bahwa demokrasi yang
dikehendaki Soekarno bukan semata-mata demokrasi politik saja. Tetapi juga
demokrasi ekonomi, dan demokrasi yang berangkat dari nilai-nilai kearifan lokal
budaya Indonesia, yaitu musyawarah mufakat.
3. Ketuhanan Yang Maha Esa, yang artinya bahwa Soekarno
menginginkan setiap rakyat Indonesia adalah manusia yang mengakui keberadaan
Tuhan (theis), apa pun agamanya. Muhammad Hatta, menilai jika demokratis
masyarakat asli Indonesia ini bersumber dari semangat kebersamaan atau
kolektivisme. Kolektivisme ini mewujud dalam sikap saling tolong menolong, gotong
royong, dan sebagainya. Kolektivisme dalam masyarakat asli Indonesia juga berarti
pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat. Ini berbeda
dengan kebiasaan yang berlaku dalam sistem demokrasi Barat yang individualistis.

Bentuk demokrasi

Secara umum ada beberapa bentuk demokrasi. Berikut kedua bentuk yang paling
umum beserta contoh negaranya:

1. Sistem Presidensial Sistem presidensial adalah


penyelenggaraan pemilihan presiden secara langsung melalui pemilihan umum
(pemilu) seperti yang ada di Indonesia. Dengan dipilihnya presiden secara
langsung oleh rakyat, maka presiden terpilih tersebut akan mendapatkan mandat
secara langsung oleh seluruh rakyatnya. Negara yang menerapkan sistem
presidensial di antaranya, yakni Amerika Serikat, Filipina, Argentina, Myanman,
Brazil, Kolombia, dan Mexico.
2. Sistem Parlementer Sistem parlementer menggunakan
dua konsep, yakni kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer
kepala negara adalah seorang raja, ratu atau presiden, sedangkan kepala
eksekutif adalah seorang perdana menteri. Negara yang menerapkan ini negara
yang sistemnya kerajaan, seperti Inggris dan India. Haniah Hanafie dan Suryani,
dalam bukunya Politik Indonesia (2007), Indonesia pernah memakai sistem
demokrasi parlementer pada 14 November hingga 12 Maret 1946. Ini terjadi di
bawah kepemimpinan Perdana Menteri pertama Indonesia, Sutan Sjahrir. Sistem
demokrasi parlementer diberlakukan setelah jatuhnya kabinet presidensial
pertama pada 14 November 1945. Kejatuhan itu disebabkan oleh keluarnya
Maklumat Wakil Presiden No. X/1945 pada 16 Oktober 1945. Kemudian diikuti
oleh Maklumat Pemerintah pada 3 November 1945 yang berisi tentang seruan
untuk mendirikan partai-partai politik di Indonesia. Saat ini, negara yang
menerapkan demokrasi parlementer yakni, Singapura, Malaysia, Thailand, Turki,
India, dan Pakistan.

Implementasi Demokrasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa

Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idiil bangsa Indonesia, dewasa ini
dalam zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi
selama lebih dari 50 tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari
ideologi negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap
Pancasila. Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasikan Pancasila sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Karena didalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia yang sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu
cepat menjangkit negara-negara diseluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang
demokrasi, Hak Asasi Manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme
bahkan telah memasuki cara pandang masyarakat Indonesia.

Hal demikian bisa meminggirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan
dengan kepribadian bangsa. Adapun pengimplementasian tersebut dirinci dalam berbagai
macam bidang, yaitu :

1. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik.


Pembangunan dan pengembangan bidang politik harus mendasar pada dasar
ontologis manusia. Hal ini didasarkan pada kenyataan objektif bahwa manusia
adalah sebagi subjek Negara, oleh karena itu kehidupan politik harus benar-benar
merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik
negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini harus mendasar pada
moralitas sebagimana tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensinya, sehingga
praktek-praktek politik yang menghalalkan segala cara harus segera diakhiri.
2. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi.
Di dalam ilmu ekonomi terdapat istilah yang kuat yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila yang
lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan yang mendasar pada tujuan demi
kesejahteraan rakyat secara luas (Mubyarto, 1999). Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi kemanusiaan, demi
kesejahteraan seluruh masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia mendasar atas
kekeluargaan seluruh bangsa.
3. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial Budaya.
Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial budaya hendaknya
didasarkan atas sistem nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh masyarakat tersebut. Terutama dalam rangka bangsa Indonesia melakukan
reformasi di segala bidang dewasa ini. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
dewasa ini sering kita saksikan adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam
masyarakat sehingga tidak mengherankan jika diberbagai wilayah Indonesia saat
ini terjadi berbagai gejolak yang sangat memprihatinkan antara lain amuk massa
yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok masyarakat saty dengan yang
lainnya yang muaranya adalah masalah politik. Oleh karena itu dalam
pengembangan sosial budaya pada masa reformasi ini kita harus menjunjung nilai-
nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagai dasar nilai yaitu nilai Pancasila. Dalam
prinsip etika Pancasila pada hakikatnya bersifat kemanusiaan., artinya nilai-nilai
Pancasila mendasar pada nilai yang bersumber pada harkat dan martabat manusia
sebagi makhluk yang berbudaya.

4. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan.


Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hak-hak warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan
negara, baik dalam rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka
melindungi hak-hak warganya. Karena Pancasila sebagai dasar Negara dan
mendasar diri pada hakikat nilai kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan
keamanan negara harus dikembalikan pada tercapainya harkat dan martabat
manusia sebagai pendukung pokok negara, dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan keamanan negara. Oleh
karena itu pertahanan dan keamanan negara harus mengimplementasikan nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Dan akhirnya agar benar-benar
negara meletakkan pada fungsi yang sebenarnya sebagai suatu negara hukum dan
bukannya suatu negara yang berdasarkan atas kekuasaan.

Nilai-Nilai Moral yang Terkandung dalam Demokrasi Pancasila

Nilai-nilai moral yang terkandung dalam demokrasi Pancasila antara lain, yaitu :

1. Adanya rasa tanggung jawab terhadap Tuhan Yang


Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi kepada nilai-nilai kemanusian yang
sesuai dengan harkat dan martabat manusia.
3. Menjamin dan dapat mempersatukan bangsa, Berguna
untuk mewujudkan keadilan sosial.

D. Makna Pancasila Sebagai azas Demokrasi di Indonesia


Demokrasi Indonesia adalah pemerintahan rakyat yang berdasarkan pada nilai-nilai
falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat berdasarkan pancasila.
Menurut Sumarsono, dkk, (2007) hal ini memiliki beberapa makna.
1. Demokrasi atau pemerintahan rakyat yang
digunakan oleh pemerintah Indonesia adalah system pemerintahan rakyat yang
dijiwai dan dituntun oleh nilai-nilai pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu
pancasila.
2. Demokrasi Indonesia pada dasarnya ialah
transformasi nilai-nilai falsafah pancasila menjadi suatu bentuk dan system
pemerintahan khas pancasila.
3. Demokrasi Indonesia yang dituntun oleh nilai-
nilai pancasila adalah konsekuensi dari komitmen pancasila dan UUD NRI tahun
1945 secara murni dan konsekuen dibidang pemerintahan atau politik.
4. Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan baik
mensyaratkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai falsafah Pancasila.
5. Pelaksanaan demokrasi Indonesia dengan benar
adalah pengalaman pancasila melalui politik pemerintahan.

Makna Demokrasi pancasila sebagaimana dikemukakan di atas memberiakan suatu


pemahaman bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi asli Indonesia atau
sistim pemerintahan yang tumbuh dari mkesatuan masyarakat adat di Indonesia.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara setelah proklamasi kemerdekaan
17 agustus 1945, demokrasi berdasarkan hukum adat ini dikembangkan dan
ditingkatkan menjadi demokrasi Indonesia menjadi milik nasional(Sumarsono,
dkk., 2007:29).
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Demokrasi adalah bentuk atau sistem pemerintahan yang segenap rakyat turut serta
memerintah dengan perantaraan wakil-wakilnya atau pemerintahan rakyat.Kata “demokrasi”
seiring waktu memiliki sangat banyak pengertian. Namun, diantara banyaknya pengertian yang
berbeda terdapat juga sejumlah persamaan penting yang menunjukkan unuversalitas konsep
demokrasi berdasarkan kriteria-kriteria yang menjadi cerminan perwujudan konsep tersebut.
Hendry B. Mayo, misalnya, mencatat setidaknya ada 8 ciri utama yang harus diperhatikan
untuk menilai apakah suatu masyarakat bersifat demokratis atau tidak.
Demokrasi berdasarkan penyaluran kehendak rakyat. Demokrasi langsung merupakan
sistem demokrasi yang mengikutsertakan seluruh rakyat dalam pengambilan keputusan
negara.Demokrasi tidaklangsung merupakan sistem demokrasi yang digunakan untuk
menyalurkan keinginan dari rakyat melalui perwakilan parlemen.Demokrasi berdasarkan
hubungan antar kelengkapan negara.Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum
merupakan sistem demokrasi yang dimana rakyat memiliki perwakilan untuk menjabat
diparlemen namun tetap di kontrol oleh referendum.
Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer merupakan sistem demokrasi yang
didalamnya terdapat hubungan kuat antara badan eksekutif dengan badan legislative

B. Saran
1. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila di Indonesia ini harus benar-benar berjalan Luber dan
jurdil, tidak adanya diskriminasi terhadap salah salu partai pada saat Pemilu, dan tidak
adanya Money Politik. Karen Money politik itu berarti tidak demokrasi, hak untuk
memberikan pendapat maupun hak suara tidak dari hati nurani tetapi melainkan dari
uang sogokan.
2. Pelaksanaan pemilu yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi, harus berjalan sesua
konsep-konsep demokrasi itu sendiri. Konsep-konsep demokrasi harus benar-benar
dilaksanakan dengan baik. Agar tidak adanya masyarakat yang protes dan melakukan
hal-hal yang tidak benar seperti unjuk rasa, pembakaran alat-alat peraga kampanye,
ancaman-ancaman bagi kader-kader partai-partai politik itu sendiri.
3. Pemerintah pusat dan daerah harus tegas dalam menjalankan sistem demokrasi di
Indonesia. Harus tegas mengambil sikap dan menjadi penengah saat berlangsungnya
pesta demokrasi yaitu pemilu legislative bahkan pemilu presiden harus juga menjadi
sikap independen tidak memihak kepada salah satu calon atau partai politik. Baik
lembaga-lembaga pemerintahan baik dari derah maupun pusat harus bersikap netral.
Bahkan penyelenggara pemilu, pemantau pemilu dan komite pengawas pemilu yang
notabenenya harus bersikap netral tetap harus berjalan sesuai prosedur yang berlaku
jangan melakukan hal kecurangan.
4. Bagi masyarakat Indonesia yang juga melaksanakan sistem demokrasi juga harus jujur
dan adil. Laksanakan hak dan kewajiban sebagai bangsa Indonesia dengan baik dan
besar. Ketika memberikan hak pendapat dan suara dengan hati nurani sendiri dan tidak
terpengaruh hanya dengan selembar uang. Masyarakat harus membantu agar
terlaksanakan sistem demokrasi di Indonesia berjalan dengan Azas-azasnya yang benar
dan jangan menjadi pihak-pihak yang tidak seharusnya merusak sistem demokrasi
Indonesia itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Gianto, Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan,


Sidoarjo:Uwais Inspirasi Indonesia, 2019.

Lubis Maulana arafat, pembelajara PPKn di SD/MI, Medan: Akasha


Sakti, 2018.

Nadrilun, mengenal lebih dekat demokrasi di Indonesia, jakarta Timur: PT Balai


Pustaka, 2012.

Anda mungkin juga menyukai