Anda di halaman 1dari 171

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA

Ny.SG2P1AH2UMUR 25TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN


“Hj. YENI HASFIANY, SST” TANJUNGPINANG TAHUN 2020

LaporanTugasAkhir
Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan pada Program Studi D-III Kebidanan
Politeknik KesehatanTanjungpinang

DisusunOleh :

TRISNAWATI
NIM. P07224217 1736

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI D III KEBIDANAN
2020
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini, saya :

Nama : TRISNAWATI

Nim : PO7224217 1736

Program Studi : D III KEBIDANAN

Angkatan : 2017-2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas
Akhir saya yang berjudul :

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


Ny.S G2 P1 A0 UMUR 25 TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “Hj.
YENIHASFIANY, SST” TANJUNGPINANG TAHUN 2020

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat,maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar benarnya`

Tanggal,Mei 2020

Penulis

TRISNAWATI
NIM:PO7224217 1736

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

UsulanLaporanTugasAkhir

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA


Ny.S G2 P1 A0 UMUR 25 TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN
“Hj. YENI HASFIANY, SST” TANJUNGPINANG TAHUN 2020

Oleh:
TRISNAWATI
NIM.P07224217 1736

Telahdisetujuiuntukdiperiksadandipertahankandihadapan Tim Penguji Proposal


LaporanTugasAkhir Prodi D III KebidananPoltekkesKemenkesTanjungpinang

Tanjungpinang,Mei 2020

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

NENY SAN AGUSTINA SIREGAR,SST.,M.Kes RAHMADONA,M.Keb

NIP . - NIP.1981070 200604 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL: LAPORAN KASUS ASUHAN


KEBIDANANKOMPREHENSIF PADA
NY.S G2P1A0H2 USIA 25 TAHUN
DIPRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ.
YENI HASFIANY,SST
TANJUNGPINANG TAHUN 2020
NAMA MAHASISWA :TRISNAWATI
NIM: PO7224217 1736
POLTEKKES KEMENKES: PRODI D III KEBIDANAN
TANJUNGPINANG

KETUA SIDANG

NENY SAN AGUSTINA SIREGAR,SST.,M.Kes


NIP . -

ANGGOTA ANGGOTA

RAHMADONA,M.Keb DARWITRI,M.Keb
NIP.1981070 200604 2 002 NIP.1984005 200604 3 003

DIREKTUR POLTEKKES KETUA


KEMENKES TANJUNGPINANG PRODI D III KEBIDANAN

NOVIAN ALDO,SST,MM FIDYAH AMININ,SST,,M.Kes


NIP. 19611128 198803 1 002 NIP. 19850419 201212 2 002

iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG
PRODI DIII KEBIDANAN
Laporan Tugas Akhir,Mei 2020

Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S G2P1A0H1


Usia 25 Tahun Di PMB Hj.Yeni Hasfiany,SST TanjungPinang Tahun 2020

Trisnawati,Neni San Agustina Siregar,sst,m.kes,Rahmadona,M.Keb


xi + 92 halaman + 5 tabel + 1 bagan + 15 lampiran

Intisari
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
indicator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyrakat karena dapat
menggambarkan kesehatan secara umum. Setiap hari di Indonesia 810 ibu
meninggal karena sebab akibat kompikasi kehamilan/persalinan.75 persen
kematian ibu disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan ,infeksi,partus lama
atau macet,dan aborsi yang tidak aman. Sedangkan bayi ¾ kematian neonatal
kurang dari setengah jumlah bayi meninggal dalam 24 jam pertama. Sedangkan
Kota Tanjungpinang pada tahun 2019 jumlah AKI ditanjungpinang sebesar
130.86/100.000 kelahiran hidup, dengan penyebab terbesarnya ialah ekslamsia
sebanyak 2 orang dan atonia uteri 1 orang. Sedangkan, jumlah AKBsebesar 6.02 /
1.000 kelahiran hidup.
Dalam laporan tugas akhir ini, penulis melakukan studi kasus. Asuhan
kebidanan komprehensif yang dilaksanakan pada bulan Januari s/d Mei 2020
dengan subjek Ny.S usia 25 tahun dan bayi Ny.S yang melakukan kunjungan di
PMB Hj. Yeni Hasfiany,SST TanjungPinang Tahun 2020. Dalam pembuatan
laporan ini penulis menggunakan empat teknik pengumpulan data yaitu
pemeriksaan fisik, interview (wawancara),observasi (pengamatan), dan
dokumentasi. Adapun hasil pengkajian data yaitu asuhan yang dilakukan kepada
Ny. S dan bayi Ny. S sesuai dengan standar pelayanan kebidanan tanpa
komplikasi dan dokumentasi dalam bentuk SOAP.
Kesimpulan dari hasil kebidanan kehamilan,persalinan,nifas, dan bayi baru
lahir pada Ny. S dan bayi Ny. S yang diberikan secara komprehensif berjalan
baik.Saran yang diberikan kepada Klien diharapkan dapat terus menerapkan
asuhan yang telah diberikan.

v
Data Kunci : Laporan Kasus, Asuhan Kebidanan Komprehensif
Daftar Pustaka : 19 Referensi (2010-2018)
HEALTH MINISTRY OF INDONESIAN REPUBLIC
HEALTH POLYTECHNIC OF TANJUNGPINANG
DIPLOMA III MIDWIFERY STUDY PROGRAM

Final Project Report, May 2020


The Comprehensive Midwifery Case Report on Mrs. S Age G2 P1 A0 H0 25
Years Old at the Privatety Practicing Midwife “Hj. Yeni Hasfiany, SST”
Tanjungpinang in 2020
Trisnawati, Neni San Agustina Siregar,sst,m.kes, Rahmadona, M.Keb
xi+ 92 pages + 6 table + 1 chart + 15 attachments

Abstract
Death rate of Maternal mortality and death rate of infant mortality is the
most important indicator of public health, since it can represent general health.
Every day 810 mothers die as a result of pregnancy or childbirth combined . 75
percent of maternal deaths are caused by post-labor hemorrhages, infections, old
parrots or jams, and unsafe abortions. Whereas 3/4 percent of neonatal deaths
amounted to less than half of all babies died within 24 hours.

In this thesis report, the authors conducted a case study. Comprehensive


midwifery care was carried out in January to May with the subject of Mrs. S and
baby Mrs. S who visited PMB Hj. Yeni Hasfiany, SST Tanjungpinang in 2020. In
the preparation of this report using fiur data collection techniques, namely
physical axamination, interview, observations, and ducumentaion. As for the
results of the data review namely care done to Ny. S and Ny.S babies in
accordance with the standards of obstetric care without complications and
documentation in the form of SOAP.

Conclusions from the results of obstetrics pregnancy, childbirth, and


newborns in Ny. S and infants. Ny. S provided comprehensively went well.
Suggestions that can be given to clients are expected to continue to apply the care
that has been given.

vi
Keywords : Comprehensive Midwifery Care Case Report
References : 19 referenhyces (2010-2018)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Trisnawati


TempatTanggal Lahir : Serasan, 02 Mei 2020
Agama : Islam
Jumlah Saudara : 2 (dua), anak ke 1 (pertama)
Alamat Asal : Serasan, Kabupaten Natuna Kepulauan Riau
Nama Orang Tua
Ayah : Yusri
Ibu : Lihaina
Email :Trisnawati00205@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1.SD : SD Negeri 003 Serasan Timur
2.SMP : SMP Negeri 01 Serasan Timur
3.SMA : SMA Negeri 01 Serasan Timur

vii
4.KULIAH : D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes
TanjungPinang

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapatmenyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
KebidananKomprehensif pada Ny.SG2P1A0H225 Tahun di Praktik Mandiri
Bidan“Hj. Yeni Hasfiany, SST” TanjungPinang Tahun 2020” dengan baik dan
tepat waktu.
Proposal Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan pada Program studi
D III Kebidanan Politeknik Kesehatan TanjungPinang.
Dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas Akhir ini penulis telah
mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Novian Aldo,SST, MM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


TanjungPinang
2. Ibu Fidyah Aminin,SST,M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes TanjungPinang
3. Ibu Neni San Agustina Siregar,SST,M.Kes selaku pembimbing utama yang
telah memberikan bimbingan,arahan serta motivasi kepada penulis ,sehingga
Proposal Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud
4. Ibu Rahmadona,M.Keb selaku pembimbing pendamping yang juga telah
memberikan bimbingan,arahan serta motivasi kepada penulis dalam penulisan
Proposal Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud

viii
5. Pimpinan Praktik Mandiri Bidan “Hj.Yeni Hasfiany,SST beserta pegawai
yang telah memberi izin
6. Ibu Siti Amanah yang telah bersedia menjadi subyek dalam penulisan Laporan
Tugas Akhir ini
7. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil,serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis
8. Seluruh teman teman mahasiswa Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
TanjungPinang yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi
maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Proposal Laporan Tugas
Akhir ini
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,yang ikut andil
dalam terwujudnya Proposal Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun kesempurnaan itu


hanya milik Allah SWT,Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Proposal Laporan
Tugas Akhir ini.

TanjungPinang, Mei 2020

Penulis

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii
ABSTRAK INDONESIA...............................................................................iv
ABSTRAK INGGRIS.....................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................vi
KATA PENGANTAR....................................................................................vii
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR......................................................................................x
DAFTAR BAGAN..........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................. 4
1. Tujuan umum............................................................................... 4
2. Tujuan khusus..............................................................................5
C. Manfaat Penulisan............................................................................ 5
1. Manfaat teoritis............................................................................ 5
2. Manfaat praktis............................................................................ 5
D. Sistematika Penulisan.......................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori.................................................................................7
B. Kerangka Teori................................................................................66
BAB III PERSIAPAN PELAKSANAAN TINJAUAN KASUS
A. Tempat dan waktu............................................................................67
B. Subyek laporan kasus.......................................................................67
C. Definisi operasional.........................................................................67
D. Teknik pengumpulan data................................................................69
E. Alat dan bahan..................................................................................70
BAB IV HASIL PENGKAJIAN KASUS
A. Gambaran umum lokasi penelitian...................................................73

x
B. Hasil Pengkajian Data......................................................................73
BAB V PEMBAHASAN
A. Kehamilan .......................................................................................81
B. Persalinan.........................................................................................83
C. Nifas.................................................................................................87
D. Bayi baru lahir..................................................................................89
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................91
B. Saran.................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 TFU padakehamilan trimester III 30


Tabel 2 involusi uterus 48
Tabel 3 Kunjungan masa nifas 56
Tabel 4 Perhitungannilai APGAR 61
Tabel 5 DefinisiOperasional 66

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pemeriksaan Leopold 32

xiii
DAFTAR BAGAN

F. KERANGKA TEORI 64

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan menjadi pasien

Lampiran 2 Persetujuan menjadi klien (informed consent)

Lampiran 3 Jadwal rencana pelaksanaan LTA

Lampiran 4 Jadwal kunjungan Laporan Kasus Komprehensif

Lampiran 5 Format/pengkajian ANC kunjungan I

Lampiran 6 Format/pengkajian ANC kunjungan II

Lampiran 7 Format/pengkajian INC

Lampiran 8 Format/pengkajian PNC kunjungan I

Lampiran 9 Format/pengkajian PNC kunjungan II

Lampiran 10 Format/pengkajian BBL kunjungan I

Lampiran 11 Formar/pengkajian BBL kunjungan II

Lampiran 12 Lembar konsultasi pembimbing utama

Lampiran 13 Lembar konsultasi pembimbinng pendamping

Lampiran 14 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) perawatan payudara

Lampiran 15 Partograf

Lampiran 16 Dokumentasi pelaksanaan LTA

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat karena dapat menggambarkan kesehatan penduduk
secara umum. Menurut data World Health Organization (WHO), pada
tahun 2017, setiap harinya sekitar 810 ibu meninggal karena sebab yang
bisa dicegah terkait dengan kehamilan dan persalinan. Hal ini
menyebabkan angka kematian ibu didunia sangat tinggi. Pada tahun 2017,
sekitar 295.000/ 100.000 kelahiran hidup ibu meninggal selama dan
setelah kehamilan dan persalinan. Sedangkan untuk AKB sekitar 7.000
kematian bayi baru lahir setiap harinya dengan sekitar 1/3 meninggal pada
hari kelahiran dan hampir ¾ meninggal dalam minggu pertama kehidupan.
(WHO, 2019)
Tingginya jumlah kematian ibu di beberapa daerah di dunia
mencerminkan kesenjangan dalam akses pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan menyoroti kesenjangan antara kaya dan miskin. Selain itu,
penyebab angka kematian ibu sangat tinggi terjadi karena komplikasi
selama dan setelah kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan hebat
setelah melahirkan, infeksi setelah melahirkan, pre-eklampsia dan
eklampsia, komplikasi dari persalinan dan aborsi yang tidak aman.
Sedangkan kematian bayi di dunia disebabkan oleh kelahiran prematur,
komplikasi terkait intrapartum (asfiksia), infeksi dan cacat lahir. (WHO,
2019)
Di Indonesia AKI dan AKB masih terbilang tinggi. Berdasarkan
Survei Antar Sensus Penduduk, AKI di Indonesia mengalami penurunan
pada tahun 2015 yaitu menjadi 305 / 100.000 kelahiran hidup namun tidak
berhasil mencapai targer MDGs yang harus dicapai yaitu 102 / 100.000
kelahiran hidup. Target penurunan AKI setiap tahunnya rata-rata 5,5%

1
sehingga diperkirakan pada tahun 2030 AKI di Indonesia turun menjadi
131 / 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut Survei Demogravi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) AKB mengalami penurunan on the track
(terus menurun) menjadi 24 / 1000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
(Kemkes, 2019)
AKI di Indonesia terjadi karena komplikasi kebidanan yang tidak
ditangani dengan baik dan tepat waktu. Beberapa penyebab berasal dari
kehamilan atau persalinan yang mengalami komplikasi. Sebagian besar
komplikasi tidak bisa diprediksi artinya setiap kehamilan beresiko.
Diketahui penyebab utama AKI berasal dari perdarahan parah (sebagian
besar perdarahan pasca salin), infeksi (biasanya pasca salin tekanan darah
tinggi saat kehamilan (pre-eclamsia/eclamsia), partus lama atau macet,
aborsi yang tidak aman. Sedangkan, AKB berkaitan erat dengan kualitas
pelayanan penanganan bayi baru lahir yang kurang optimal segera setelah
lahir dan beberapa hari pertama setelah lahir. 3/4 kematian neonatal terjadi
pada minggu pertama dan kurang dari setengah jumlah bayi meninggal
dalam 24 jam pertama. Penyebab utama keamatian bayi tahun (2016)
disebabkan oleh bayi prematur, komplikasi terkait persalinan (asfiksia atau
kesulitan nafas saat lahir ), infeksi dan cacat lahir (birth defect).(Kemkes
2019).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau AKI pada
tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu mencapai
125 / 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan, AKB mengalami peningkatan
pada tahun 2017 yaitu sebesar 7,63 / 1.000 kelahiran hidup. Adapun
penyebab angka kematian ibu di Provinsi Kepulauan Riau yaitu
perdarahan, eklampsia/pre-eklampsia, infeksi, gangguan metabolik dengan
sistem peredaran darah, dan sebab lainnya. Sedangkan, penyebab AKB di
Provinsi Kepulauan Riau meningkat karena asfiksia dan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR). (Dinkes Kepri, 2017)
Data Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang pada tahun 2019
jumlah AKI ditanjungpinang sebesar 130.86/100.000 kelahiran hidup,

2
dengan penyebab terbesar ialah ekslamsia sebanyak 2 orang dan atonia
uteri 1 orang. Sedangkan, jumlah AKBsebesar 6.02 / 1.000 kelahiran
hidup.(Profil Dinas Kesehatan Kota TanjungPinang,2019).
Dalam menurunkan AKI dan AKB diperlukan kesiapan pelayanan
kebidanan berkualitas setiap saat (24 jam/7 hari).Kebijakan penurunan
AKI dan AKB oleh pemerintah termasuk kedalam program Indonesia
Sehat yang fokus pada standar pelayanan minimal (Pemerintah
kabupaten/kota) pendekatan keluarga, dimana pelayanan kesehatan dengan
menjangkau seluruh keluarga diwilayah kerja puskesmas,dan gerakan
masyarakat hidup sehat.Upaya perioritas dalam penurunanAKI dan AKB
tahun 2015-2019 yaitu peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
antenatal, peningkatan pelayanan persalinan difasilitas
kesehatan,peningkatan pelayanan pencegahan komplikasi
kebidanan,pelayanan KB berkualitas,peningkatan pelayanan kesehatan
repsoduksi terpadu responsif gender,dan penguatan manajemen program
kesehatan ibu.(Dirjen Kesmas, 2018)
Pelaksanaan berbagai program tersebut sangat membutuhkan
sumber daya manusia yang kompeten agar dapat mencapai tujuannya,
terutama oleh tenaga kesehatan yaitu bidan. Bidan berperan penting
sebagai ujung tombak atau orang yang berada di garis terdepan karena
merupakan tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan wanita
dan bayi sebagai sasaran program. Oleh sebab itu, bidan perlu senantiasa
meningkatkan kompetensinya, salah satunya dengan meningkatkan asuhan
kebidanan komprehensif.
Asuhan kebidanan komprehensif adalah manajemen kebidanan
dimulai dari ibu hamil, bersalin, sampai bayi baru lahir sehingga
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan bayi yang dilahirkan
selamat dan sehat sampai masa dengan nifas. (Lapau, 2017). Asuhan
kebidanan komprehensif dilakukan untuk membantu mengurangi AKI dan
AKB serta meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh
dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan.

3
Salah satu fasilitas kesehatan yang dapat melakukan pencegahan
AKI dan AKB dengan cara melakukan asuhan kebidanan komprehensif
adalah Praktek Mandiri Bidan (PMB).Salah satu bidan yang dapat
melakukan asuhan kebidanan komprehensif di Tanjungpinang adalah Bd.
Hj. Yeni Hasfiany, SST.
Asuhan Kebidanan komprehensif yang dilakukan dimulai dari
pemeriksaan kehamilan minimal 4x selama kehamilan sesuai dengan 10
T,persalinan sesuai dengan 60 langkah asuhan persalinan normal (APN)
serta kunjungan pada masa nifas dan neonatal. Berdasarkan data tahun
2019, terdapat sebanyak 130 ibu hamil yang melakukan kunjungan
antenatal, 103 persalinan, dan 103 kunjungan pada ibu nifas serta bayi
baru lahir.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik membahas
kasus Ny.S G2P1H0 selama kehamilan, persalinan,nifas dan bayi baru lahir
dalam Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Kasus Asuhan
Kebidanan Komprehensif diPMB Bd.Hj.Yeni Hasfiany,SST Di Kota
TnjungPinang Tahun 2020.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S G 2P1A0
Umur 25 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanjungpinang Tahun 2020.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S
G2P1A0 Umur 25 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany,
SST Tanjungpinang Tahun 2020.

4
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. S
G2P1A0 Umur 25 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni
Hasfiany, SST Tanjungpinang Tahun 2020.
b. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. S
G2P1A0 Umur 25 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni
Hasfiany, SST Tanjungpinang Tahun 2020.
c. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan nifas pada Ny. S
G2P1A0Umur 25 Tahun di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni
Hasfiany, SST Tanjungpinang Tahun 2020.
d. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Bayi
Ny. S G2P1A0 di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanjungpinang Tahun 2020.
e. Mampu melaksanakan pendokumentasian asuhan kebidanan
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan metode
SOAP pada Ny.S dan Bayi Ny. S di Praktik Mandiri Bidan Hj.
Yeni Hasfiany, SST Tanjungpinang Tahun 2020.

D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Pengembangan ilmu dalam pelaksanaan asuhan komprehensif mulai
dari asuhan kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Praktik
Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST Tanjungpinang Tahun 2020.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang di dapat selama dibangku kuliah
khususnya manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif
pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahir dan
pendokumentasian SOAP.

5
b. Bagi Lahan Praktik
Dapat dijadikan sebagai salah satu masukan dalam
mempertahankan dan meningkatkan pelayanan kebidanan
khususnya di di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanjungpinang Tahun 2020.
c. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah referensi bahan bacaan di Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Tanjungpinang.
d. Bagi Klien
Mendapatkan pelayanan asuhan kebidanan yang aman dan nyaman
serta berkualitas secara komprehensif.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini disusun secara sistematis
dalam 3 bab, yaitu:
1. Bab I : Pendahuluan, yang menguraikan tentang latar belakang
masalahseperti gambaran permasalahan dan alasan pentingnya
penulisan laporan ini dilakukan, dan berisikan tujuan penulisan yang
terdiri dari tujuan umum dan khusus, manfaat, serta sistematika
penulisan.
2. Bab II : Tinjauan Pustaka, yang menguraikan landasan teori dan
kerangka teori tentang asuhan kehamilan, asuhan persalinan, asuhan
nifas, dan bayi baru lahir serta kerangka pikirnya.
3. Bab III : Persiapan Pelaksanaan Tinjauan Kasus meliputi tempat dan
waktu, subjek, definisi operasional dan teknik pengumpulan data, alat,
dan bahan.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


1. Definisi
Asuhan kebidanan komprehensif yaitu manajemen kebidanan
mulai dari ibu hamil, bersalin sampai bayi baru lahir sehingga
persalinan dapat berlangsung dengan aman dan bayi yang dilahirkan
selamat dan sehat sampai masa nifas.(Lapau, 2015)
2. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan komprehensif, yaitu :
a. Menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang
siklus reproduksi.
b. Mewujudkan keluarga berencana dan berkualitas, melalui
pemberdayaan perempuan dan keluarganya dengan menunjukan
rasa percaya diri.
3. Pentingnya Asuhan Kebidanan Komprehensif
a. Merupakan pelayanan yang menyeluruh yang meliputi upaya
preventif, kuratif serta rehabilitatif dalam pelayanan kebidanan.
b. Merupakan penanganan ibu dan bayi secara berkelanjutan dimulai
dari bayi yang masih didalam kandungan sampai setelah
melahirkan.

B. ASUHAN KEHAMILAN
1. Definisi
Kehamilan biasanya merupakan proses yang normal, alami dan
sehat. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin
(280 hari/ 40 minggu) atau 9 bulan 7 hari.
2. Tanda-tanda kehamilan trimester III
Tanda-tanda kehamilan di trimester 3, yaitu:
a. Kenaikan berat badan

7
Salah satu perubahan tubuh di awal trimester 3 adalah
kenaikan berat badan drastis. Ini termasuk wajar karena
diakibatkan oleh janin yang tumbuh semakin besar. Selain itu,
ukuran plasenta, cairan ketuban, rahim, serta payudara yang
membesar juga menjadi alasan mengapa berat badan Anda semakin
naik..
b. Sakit punggung dan panggul
Semakin dekat dengan waktu persalinan, maka hormon-
hormon tubuh akan berubah. Perubahan hormon ini menyebabkan
sendi antara tulang-tulang panggul mengendur. Sebenarnya kondisi
ini terjadi untuk memudahkan ibu hamil untuk mengeluarkan bayi
saat persalinan nanti. Tetapi selama trimester ketiga justru hal ini
yang menjadi penyebab sakit punggung pada ibu hamil.
c. Muncul kontraksi palsu
Bersiaplah untuk mengalami kontraksi beberapa kali
selama hamil trimester 3. Kontraksi yang terjadi lebih dari sekali
tersebut biasanya palsu bukan kontraksi tanda melahirkan nyata,
meski gejala dan rasanya hampir sama. Tidak semua wanita akan
mengalami kontraksi palsu ini, tetapi bukan tidak mungkin hal ini
bisa terjadi. Beberapa hal yang membedakan kontraksi palsu
dengan kontraksi sebenarnya:
1) Kontraksi palsu biasanya tidak sesakit kontraksi saat ingin
melahirkan
2) Tidak terjadi dalam interval waktu yang rutin
3) Bisa dihilangkan dengan berhenti melakukan aktivitas atau
mengubah posisi duduk atau tidur.
4) Tidak terjadi dalam waktu yang lama
5) Semakin sering terjadi maka rasa sakitnya akan berkurang
d. Napas jadi lebih pendek
Janin yang semakin tumbuh besar pada trimester akhir akan
secara otomatis mendorong rahim. Diafragma (otot di bawah paru-

8
paru yang membantu proses pengambilan udara) juga bergerak
naik sekitar 4 cm dari posisi sebelum hamil. Ruang udara di dalam
paru-paru juga dikompres. Semua hal ini mengakibatkan tidak
dapat mengambil terlalu banyak udara dalam satu tarikan napas.
e. Merasakan panas perut
Sensasi panas atau heartburn ini muncul ketika asam
lambung naik ke kerongkongan. Pada ibu hamil, hormon
progesteron akan melemaskan katup yang memisahkan antara
kerongkongan dengan lambung, sehingga asam lambung dapat
naik. Selain itu, hormon ini juga memperlambat kontraksi di dalam
usus, jadi pencernaan menjadi lebih lambat.  
f. Bengkak di beberapa bagian tubuh
Selama kehamilan, tubuh menghasilkan darah 50% lebih
banyak dibandingkan pada kondisi normal. hal ini tentu saja untuk
menunjang bayi yang sedang ada di dalam kandung ibu. Semakin
besarnya perut ibu, maka akan membuat pembuluh darah yang ada
di sekitar rahim tertekan. Tekanan ini membuat aliran darah
menjadi lebih lambat dan menyebabkan penumpukan cairan di
beberapa bagian tubuh. Bagian tubuh yang paling sering
mengalami pembengkakan adalah pergelangan kaki dan sekitarnya.
g. Sering buang air kecil
Ukuran rahim yang membesar juga bisa membuat kandung
kemih – organ tubuh yang menampung urin sebelum dikeluarkan –
tertekan. Posisi janin yang sudah bergerak ke arah panggul
membuat kandung kemih semakin tertekan. Tekanan pada kandung
kemih merangsang untuk lebih sering buang air kecil. Apalagi saat
tertawa, batuk, atau bersin, urin bisa saja keluar tiba-tiba karena
ada tekanan tambahan dari aktivitas yang dilakukan pada saat itu.
h. Timbul ambeien dan varises di kaki
Ambeien atau wasir terjadi jika pembuluh darah yang ada
di sekitar dubur yang mengalami pembengkakan. Sedangkan

9
varises juga merupakan pembengkakan pembuluh darah, tapi
dalam hal ini terjadi pada pembuluh darah kaki. Pembengkakan
pembuluh darah ini disebabkan oleh hormon progesteron yang
merangsang pembuluh darah agar melebarkan diri selama
kehamilan. Selain itu, tekanan dari rahim yang menyebabkan
pembuluh darah di sekitar rahim terhambat membuat aliran darah
di kaki dan bagian dubur juga melambat.

3. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Ibu Hamil Trimester III


a. Perubahan Fisiologis Trimester III
Menurut Vivian (2011) perubahan fisiologis pada kehamilan
trimester III:
1) Minggu ke-28/bulan ke-7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoudeus.
Hemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut. Gari bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa
panas perut mungkin terasa.
2) Minggu ke-32/bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan
nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. Selain itu,
mungkin juga terjadi dipnea.
3) Minggu ke-38/bulan ke-9
Penurunan bayi ke dalam pelvis/panggul ibu (Lightening).
Plasenta setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18
minggu dan beratnya 0,5-0,6 kg. sakit punggung dan sering
BAK meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan
segmen bawah Rahim disiapkan untuk persalinan.
b. Psikologis
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu tidak sabar menunggu kehadiran
bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal

10
yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibumerasa
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini
menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya
tanda dan gejala terjadninya persalinan pada ibu. Sering kali ibu
merasa khawatir atau takut kalua-kalau bayi yang akan
dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap
melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa
saja yang dianggap membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan
timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Selain itu, ibu juga
merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester ini,
ibu memerlukan ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga
dan bidan. Trimeseter ini juga saat persiapan aktif untuk kelahiran
bayi dan menjadi orang tua. (Hanni U, dkk, 2010)

4. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III


a. Perdarahan Pervaginam
Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil setelah
28 minggu disebut perdarahan antepartum. Perdarahan antepartum
harus mendapat perhatian penuh, karena merupakan tanda bahaya
yang dapat mengancam nyawa ibu dana tau janinnya.
b. Sakit Kepala yang Hebat
Sakit kepala biasa terjadi selama kehamilan dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal.
c. Bengkak di Wajah dan Jari Tangan
Edema (bengkak) adalah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari

11
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan
muka.
d. Keluar Cairan Pervaginam
Pecahnya selaput janin dalam kehamilan merupakan tanda bahaya
karena dapat menyebabkan terjadinya infeksi langsung pada janin.
Pecahnya selaput ketuban juga dapat diikuti dengan keluarnya
bagian kecil janin seperti tali pusat, tangan atau kaki.
e. Gerakan Janin tidak Terasa
Janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam,
gerakan janin akan lebih terasa jika ibu berbaring atau beristirahat.
Yangtermasuk tanda bahaya adalah bila gerakan janin mulai
berkurang bahkan tidak ada sama sekali.
f. Nyeri Perut yang Hebat
Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika
disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti papan disertai
perdarahan. Ini menandakan terjadi tanda bahaya kehamilan.

5. Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III


Ibu hamil lanjut pada kehamilan trimester III sering merasakan
ketidaknyamanan akibat adanya perubahan fisik maupun psikologis
yang terjadi. Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat
tubuh beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan
menimbulkan suatu masalah. Supaya ibu hamil dapat beradaptasi
terhadap ketidaknyamanan yang dirasakan maka ibu hamil perlu
memahami apa penyebab terjadi ketidaknyamanan yang dirasakan dan
bagaimana cara mencegah atau menanggulanginya.
Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil trimester III
(Tyastuti, Siti dan Heni.P.W, 2016):
a. Edema
Edema ini biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan III.
Penyebab dan cara meringankan edema pada kehamilan trimester

12
IIIpada prinsipnya hampir sama dengan edema pada trimster III,
hanya saja Anda harus lebih waspada dan dapat membedakan
antara edema yang normal dan edema yang tidak normal atau
patologis. Apabila edema tidak hilang setelah bangun tidur, edema
tidak hanya terdapat di kaki tetapi juga pada tangan dan muka,
maka Anda perlu waspada adanya pre eklampsia. Mungkin Anda
perlu melanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah dan
proteinuri. Faktor Penyebab : Pembesaran uterus pada ibu hamil
mengakibatkan tekanan pada vena pelvik sehingga menimbulkan
gangguan sirkulasi. Hal ini terjadi terutama pada waktu ibu hamil
duduk atau berdiri dalam waktu yang lama. Tekanan pada vena
cava inferior pada saat ibu berbaring terlentang.
b. Kongesti sirkulasi pada ekstremitas bawah
Kadar sodium (Natrium) meningkat karena pengaruh dari
hormonal. Natrium bersifat retensi cairan.
c. Pakaian ketat. Untuk meringankan atau mencegah edema,
sebaiknya ibu hamil menghindari menggunakan pakaian ketat,
mengkonsumsi makanan yang berkadar garam tinggi sangat tidak
dianjurkan. Saat bekerja atau istirahat hindari duduk atau berdiri
dalam jangka waktu lama. Saat istirahat, naikkan tungkai selama
20 menit Berulang –Ulang. Sebaiknya Ibu Hamil Makan Makanan
Tinggi Protein
d. Sering Buang Air Kecil (Bak).
Keluhan sering BAK sering dialami oleh ibu hamil trimester I dan
III, hanya frekwensinya lebih sering pada ibu hamil trimester III.
Apabila sering BAK ini terjadi pada malam hari akan mengganggu
tidur sehingga ibu hamil tidak dapat tidur dengan nyenyak,
sebentar– sebentar terbangun karena merasa ingin BAK. Sering
buang air (BAK) sering disebabkan oleh karena uterus membesar,
yang disebabkan karena terjadi penurunan bagian bawah janin
sehingga menekan kandung kemih. BAK juga berhubungan dengan

13
ekskresi sodium (unsur Na) yang meningkatdan perubahan
fisiologis ginjal sehingga produksi urine meningkat. Upaya untuk
meringankan dan mencegah sering BAK, ibu hamil dilarang untuk
menahan BAK, upayakan untuk mengosongkan kandung kencing
pada saat terasa ingin BAK. Perbanyak minum pada siang hari
untuk menjaga keseimbangan hidrasi.Apabila BAK pada malam
hari tidak mengganggu tidur maka tidak dianjurkan mengurangi
minum dimalam hari, tetapi bila ya, batasi minum setelah makan
malam, di samping itu ibu hamil harus membatasi minum yang
mengandung diuretic seperti teh, kopi, cola dengan coffeine. Saat
tidur ibu hamil dianjurkan menggunakan posisi berbaring miring
ke kiri dengan kaki ditinggikan, dan untuk mencegah infeksi
saluran kemihselesai BAK alat kelamin di bersihkan dan
dikeringkan
e. Gatal dan kaku pada jari.
Penyebab gatal–gatal ini belum diketahui secara pasti,
kemungkinan penyebabnya adalah hypersensitive terhadap antigen
placenta. Adanya perubahan gaya berat oleh karena pembesaran
rahim membuat berubahnya postur wanita dimana posisi bahu dan
kepala lebih kebelakang. Hal ini untuk menyeimbangkan
lengkungan punggung dan berat tubuh yang cenderung condong ke
depan. Hal ini dapat menekan syaraf di lengan sehingga
mengakibatkan rasa gatal dan kaku pada jari. Ada beberapa cara
yang dilakukan untuk meringankan dan mencegah antara lain
dengan mengkompres dengan air dingin atau mandi berendam atau
dengan menggunakan shower. Ibu hamil harus menjaga posisi
tubuh yang baik pada saat berdiri, duduk maupun ketika
mengambil sesuatu, janganmembungkuk tetapi tulang belakang
tetap diusahakan dalam posisi tegak. Bila merasa lelah lebih baik
berbaring.
f. Gusi Berdarah.

14
Keluhan gusi berdarah pada ibu hamil sering terjadi pada
kehamilan trimester II dan trimester III, kejadian ini paling parah
terjadi pada kehamilan trimester II. Pada ibu hamil sering terjadi
gusi bengkak yang disebut epulis kehamilan. Gusi yang hiperemik
dan lunak cenderung menimbulkan gusi menjadi mudah berdarah
terutama pada saat menyikat gigi. Gusi berdarah disebabkan oleh
peningkatan hormon estrogen yang berpengaruh terhadap
peningkatan aliran darah ke rongga mulut dan pergantian sel–sel
pelapis ephitel gusi lebih cepat.Terjadi hipervaskularisasi pada gusi
dan penyebaran pembuluh darah halus sangat tinggi.Gusi yang
sering berdarah juga disebabkan berkurangnya ketebalan
permukaan epithelial sehingga mengakibatkan jaringan gusi
menjadi rapuh dan mudah berdarah.Cara mengurangi atau
mencegah, ibu hamil dianjurkan minum suplemen vitamin C,
berkumur dengan air hangat, air garam, menjaga kebersihan gigi,
secara teratur memeriksa gigi ke dokter gigi.
g. Haemorroid.
Haemorroid disebut juga wasir biasa terjadi pada ibu hamil
trimester II dan trimester III, semakin bertambah parah dengan
bertambahnya umur kehamilan karena pembesaran uterus semakin
meningkat. Haemorroid dapat terjadi oleh karena adanya
konstipasi. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya progesteron
yang menyebabkan peristaltik usus lambat dan juga oleh vena
haemorroid tertekan karena pembesaran uterus. Haemorroid dapat
dicegah atau meringankan efeknya dapat dilakukan dengan
menghindari hal yang menyebabkan konstipasi, atau menghindari
mengejan pada saat defikasi. Ibu hamil harus membiasakan
defikasi yang baik, jangan duduk terlalu lama di toilet.
Membiasakan senam kegel secara teratur, dan saat duduk pada bak
yang berisi air hangat selama 15 – 20 menit, dilakukan sebanyak 3
sampai 4 kali sehari.

15
h. Insomnia (Sulit Tidur)
Insomnia dapat terjadi pada wanita hamil maupun wanita
yang tidak hamil. Insomnia pada ibu hamil ini biasanya dapat
terjadi mulai pada pertengahan masa kehamilan sampai akhir
kehamilan. Semakin bertambahnya umur kehamilan maka
insomnia semakin meningkat karena kecuali faktor fisik, faktor
psikologis juga ikut menjadi penyebab insomnia pada ibu hamil.
Insomnia dapat disebabkan oleh perubahan fisik yaitu pembesaran
uterus.Di samping itu insomnia dapat juga disebabkan perubahan
psikologis misalnya perasaan takut, gelisah atau khawatir karena
menghadapi kelahiran. Sering BAK dimalam hari/nochturia, dapat
juga menjadi penyebab terjadinya insomniapada ibu hamil.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Mandi air hangat sebelum tidur
2) Minum minuman hangat (susu hangat, teh hangat) sebelum
tidur.
3) Sebelum tidur jangan melakukan aktifitas yang dapat membuat
susah tidur.
4) Jangan makan porsi besar 2 – 3 jam sebelum tidur.
5) Jangan kawatir tentang tidak bisa tidur.
6) Kalau perlu baca sebentar untuk penghantar tidur.
7) Kurangi kebisingan dan cahaya.
8) Tidur dengan posisi relaks, lakukan relaksasi.
i. Keputihan / Leukorrea
Ibu hamil sering mengeluh mengeluarkan lendir dari vagina
yang lebih banyak sehingga membuat perasaan tidak nyaman
karena celana dalam sering menjadi basah sehingga harus sering
ganti celana dalam.Kejadian keputihan ini bisa terjadi pada ibu
hamil trimester pertama, kedua maupun ketiga. Hal ini disebabkan
oleh karena terjadi peningkatan kadar hormon estrogen,
hyperplasia pada mukosa vagina, pada ibu hamil. Cara

16
meringankan dan mencegah keputihan, ibu hamil harus rajin
membersihkan alat kelamin dan mengeringkan setiap sehabis BAB
atau BAK Saat membersihkan alat kelamin (cebok) dilakukan dari
arah depan ke belakang, bila celana dalam keadaan basah segera
diganti.Pakai celana dalam yang terbuat dari katun sehingga
menyerap keringat dan membuat sirkulasi udara yang baik.Tidak
dianjurkan memakai semprot atau douch.
j. Keringat Bertambah
Ibu hamil seringkali mengeluh kepanasan, mengeluarkan
keringat yang banyak. Keringat yang banyak menyebabkan rasa
tidak nyaman, kadang – kadang mengganggu tidur sehingga ibu
hamil merasa lelah karena kurang istirahat. Semakin bertambahnya
umur kehamilan maka semakin bertambah banyak produksi
keringat. Keringat yang bertambah terjadikarena perubahan
hormon pada kehamilan, yang berakibat pada peningkatan aktifitas
kelenjar keringat, aktifitas kelenjar sebasea ( kelenjar minyak) dan
folikel rambut meningkat. Keringat yang bertambah dapat
dipengaruhi oleh penambahan berat badan dan meningkatnya
metabolism pada ibu hamil. Keringat yang banyak dapat
dicegahdengan mandi dan berendam secara teratur, dan memakai
pakaian yang longgar dan tipis, terbuat dari katun supaya menyerap
keringat, dan perbanyak minum cairan untuk menjaga hidrasi.
k. Konstipasi ( Sembelit)
Konstipasi adalah BAB keras atau susah BAB biasa terjadi
pada ibu hamil trimester II dan III. Penyebabnya adalah gerakan
peristaltik usus lambat oleh karena meningkatnya hormon
progesterone. Konstipasi dapat juga disebabkan oleh karena
motilitas usus besar lambat sehingga menyebabkan penyerapan air
pada usus meningkat. Di samping itu konstipasi dapat terjadi bila
ibu hamil banyak mengkonsumsi suplemen zat besi, atau tekanan
uterus yang membesar pada usus. Cara meringankan atau

17
mencegah, dapat dilakukan dengan olah ragasecara teratur,
meningkatkan asupan cairan minimal 8 gelas sehari, minum cairan
panas atau sangat dingin pada saat perut kosong, makan sayur
segar, makan bekatul 3 sendok makan sehari, nasi beras merah.
Konstipasi dapat dicegah dengan membiasakan BAB secara
teratur, jangan menahan BAB, segera BAB ketika ada dorongan,
dan tidak mengkonsumsi buah apel segar,buahkopi karena dapat
meningkatkan konstipasi.
l. Kram pada Kaki
Kram pada kaki biasanya timbul pada ibu hamil mulai
kehamilan 24 minggu. Kram ini dirasakan oleh ibu hamil sangat
sakit. Kadang kala masih terjadi pada saat persalinan sehingga
sangat mengganggu ibu dalam proses persalinan. Faktor penyebab
belum pasti, namun ada beberapa kemungkinan diantaranya adalah
kadar kalsium dalam darah rendah, uterus membesar sehingga
menekan pembuluh darah pelvic, keletihan dan sirkulasi darah ke
tungkai bagian bawah kurang. Cara untuk meringankan atau
mencegah:
1) Penuhi asuhan kasium yang cukup ( susu, sayuran berwarna
hijau gelap).
2) Olahraga secara teratur.
3) Jaga kaki selalu dalam keadaan hangat
4) Mandi air hangat sebelum tidur
5) Meluruskan kaki dan lutut (dorsofleksi)
6) uduk dengan meluruskan kaki, tarik jari kaki kearah lutut
7) Pijat otot – otot yang kram
8) Rendam kaki yang kram dalam air hangat atau gunakan bantal
pemanas.
m. Mati rasa (baal) dan rasa nyeri pada jari kaki dan tangan
Mati rasa ini dapat terjadi pada kehamilan trimester II dan
trimester III. Makin bertambah umur kahamilan sehingga uterus

18
juga semakin besar maka rasa baal ini semakin bertambah. Faktor
penyebab baal antar lain,pembesaran uterus membuat sikap/postur
ibu hamil mengalami perubahan pada titik pusat gaya berat
sehingga karena postur tersebut dapat menekan syaraf ulna.
Hyperventilasi dapat juga menjadi penyebab rasa baal pada jari,
namun hal ini jarang terjadi. Cara meringankan atau mencegah baal
dapat dilakukan bila pada saat tidur berbaring miring kekiri,
dengan postur tubuh yang benar.
n. Sesak Napas
Sesak nafas ini biasanya mulai terjadi pada awal trimester
II sampai pada akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh
pembesaran uterus dan pergeseran organ–organ abdomen,
pembesaran uterus membuat pergeseran diafragma naik sekitar 4
cm. Peningkatan hormon progesterone membuat hyperventilasi.
Cara meringankan atau mencegah dengan melatih ibu hamil untuk
membiasakan dengan pernapasan normal,berdiri tegak dengan
kedua tangan direntangkan diatas kepala kemudian menarik nafas
panjang, dan selalu menjaga sikap tubuh yang baik. Agar ibu hamil
tenang para bidan dapat juga menjelaskan penyebab fisiologisyang
dapat menyebabkan sesak napas.
o. Nyeri Ligamentum Rotundum
Nyeri ligamentum rotundum ini biasa terjadi pada trimester
kedua dan ketiga. Faktor penyebab nyeri pada ibu hamil adalah
terjadi hypertropi dan peregangan pada ligamentum.dan juga
terjadi penekanan pada ligamentum karena uterus yang membesar.

Cara meringankan atau mencegah :


1) Menekuk lutut kearah abdomen.
2) Memiringkan panggul
3) Mandi dengan air hangat.
4) Menggunakan korset

19
5) Tidur berbaring miring ke kiri dengan menaruh bantal dibawah
perut dan lutut.
p. Palpitasi
Palpitasi atau rasa berdebar-debar sering dirasakan oleh ibu
hamil pada awal kehamilan. Pada ibu hamil terjadi peningkatan
kerja jantung karena jantung mempunyai 50 % darah tambahan
yang harus dipompakan melalui aorta setiap menit. Peningkatan
curah jantung ini mencapai puncaknya pada akhir trimester II dan
menurun kembali seperti sebelum hamil beberapa minggu sebelum
melahirkan. Faktor penyebab :
1) Peningkatan curah jantung pada ibu hamil.
2) Gangguan pada system syaraf simpati.
3) Pada trimester III karena uterus semakin membesar sehingga
terjadi tekanan intraabdomen. Agar ibu hamil dapat
lebihtenang, bidan dapatmenjelaskan bahwa palpitasi hal yang
normal terjadi pada kehamilan dan akan menghilang pada akhir
kehamilan.Bila ibu hamil tidak mempunyai keluhan jantung,
hal ini tidak perlu dikawatirkan.
q. Nyeri Ulu Hati
Nyeri ulu hati biasanya mulai terasa pada kehamilan
trimester II dan semakin bertambah umur kehamilan biasanya
semakin bertambah pula nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati dapat
disebabkan oleh karena meningkatnya produksi progesteron. Nyeri
juga dapat disebabkan oleh adanya pergeseran lambung karena
pembesaran uterus.Apendiks bergeser kearah lateral dan keatas
sehingga menimbulkan refluks lambung yang dapat mengakibatkan
rasa nyeri pada ulu hati.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Hindari makanan berminyak/digoreng
2) Hindari makanan yang berbumbu merangsang
3) Sering makan makanan ringan

20
4) Hindari kopi dan rokok
5) Minum air 6 – 8 gelas sehari.
6) Kunyah permen karet
r. Perut Kembung
Tidak jarang ibu hamil mengeluh perut terasa kembung, hal
ini sering terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Ibu
hamil biasanya mengatakan masuk angin apabila merasakan
perutnya kembung. Perut kembung dapat disebabkan oleh karena
peningkatan hormonprogesterone, yang dapat menyebabkan
motilitas usus turun sehingga pengosongan usus lambat,kehamilan
dapat memperbesar uterus dan menekan usus besar.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Menghindari makan makanan yang mengandung gas.
2) Mengunyah makanan secara sempurna.
3) Lakukan senam secara teratur.
4) Biasakan BAB teratur.
5) Tekuk lutut kedada untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
s. Ptyalism (Sekresi Air Liur Yang Berlebihan)
Ibu hamil sering merasakan saliva keluar lebih banyak dari
biasa, hal ini kadang – kadang dapat menimbulkan rasa mual
sehingga ibu hamil merasa tidak nyaman. Ptyalism biasanya
dirasakan ibu hamil mulai 2 sampai 3 minggu usia kehamilan dan
berhenti pada akhir kehamilan. Ptyalism terjadi oleh karena
meningkatnya keasaman mulut atau meningkatnya asupan pati
sehingga menstimulasi (merangsang) kelenjar saliva (kelenjar
ludah) untuk meningkatkan sekresi. Ibu hamil mengurangi makan
dengan maksud untuk mengurangi mual dapat menyebabkan
peningkatan jumlah saliva di mulut. Cara meringankan atau
mencegah ptyalism dengan cara mengurangi makan yang banyak
mengandung karbohidrat. Ada kalanya ibu hamil mengunyah

21
permen karet atau permen keras, dan sebaiknya ibu hamil menjaga
kebersihan mulut.
t. Pusing
Rasa pusing sering menjadikan keluhan ibu hamil trimester
II dan trimester III. Hal ini menimbulkan rasa ketidaknyamanan
pada ibu hamil, kalau tidak ditangani penyebabnya maka dapat
mengakibatkan tekanan darah rendah dan sampai meninggal.
Sebaiknya ibu hamil posisi tidur posisi berbaring terlentang, karena
penambahan berat badan dan pembesaran uterus maka
menyebabkan menekan pada vena cava inferior sehingga
menghambat dan mengurangi jumlah darah yang menuju ke hati
dan jantung. Rasa pusing pada ibu hamil pada trimester II dan III,
kemungkinan disebabkan karena hypoglycemia. Agar ibu hamil
terhindar dari rasa pusing, saat bangun tidur secara perlahan–lahan,
menghindari berdiri terlalu lama dalam lingkunagn yang panas dan
sesak.dan juga diupayakan untuk tidak berbaring dalam posisi
terlentang.
u. Sakit Kepala
Ibu hamil sering mengeluh sakit kepala, keluhan ini bisa
dirasakan ibu hamil baik trimester I, trimester II maupun trimester
III. Sakit kepal dapat terjadi bila ibu hamil kelelahan atau
keletihan, spasme / ketegangan otot. Ketegangan pada otot mata
dapat juga menimbulkan sakit kepala, kongesti yaitu akumulasi
berlebihan cairan tubuh.Kadang kala hal ini dapat terjadi oleh
dinamika cairan syaraf yang berubah. Cara meringankan atau
mencegah sakit kepala pada ibu hamil dengan melakukan relaksasi
untuk meringankan ketegangan/spasme, atau massase leher dan
otot bahu. Ibu hamiljuga dianjurkan untuk tidur cukup pada malam
hari dan istirahat cukup pada siang hari. Bila harus bepergian
usahakan membawa bekal, tidak baik bagi ibu hamil terlambat
makan, dan minum 10 gelas per hari, merupakan kebutuhan

22
minimal cairan. Mandi air hangat sangat dianjurkan bagi ibu hamil.
Sakit kepala juga dapat dihindari dengan menjaga ruangan tetap
bersih, rapi, bebas asap rokok, dan lingkungan sibuk ramai seperti
pasar tradisional. Ibu hamil dapat juga melakukan jalan santai di
udara segar , istirahat pada tempat yang tenang dan rileks.
Melakukan meditasi atau yoga dianjurkan bagi ibu hamil.
v. Sakit Punggung
Sakit punggung pada ibu hamil terjadi pada ibu hamil
trimester II dan III, dapat disebabkan karena pembesaran payudara
yang dapat berakibat pada ketegangan otot, dan keletihan. Posisi
tubuh membungkuk ketika mengangkat barang dapat merangsang
sakit punggung, hal ini berkaitan dengan kadar hormon yang
meningkat menyebabkan cartilage pada sendi besar menjadi
lembek, di samping itu posisi tulang belakang hiperlordosis.Untuk
meringankan atau mencegah sakit punggung ibu hamil harus
memakai BH yang dapat menopang payudara secara benar dengan
ukuran yang tepat. Hindari sikap hiperlordosis, jangan memakai
sepatu atau sandal hak tinggi, menhupayakan tidur dengan kasur
yang keras. Selalu berusaha mempertahankan postur yang baik,
hindari sikap membungkuk,tekuk lutut saat mengangkat barang.
Lakukan olah raga secara teratur, senam hamil atau yoga. Ibu
hamil harus berkonsultasi gizi dan asupan makan sehari-hari untuk
menghindari penambahan berat badan secara berlebuhan. Dapat
juga melakukan gosok atau pijat punggung.

w. Varises pada kaki atau vulva


Varises pada kaki menyebabkan perasaan tidak nyaman pada ibu
hamil, biasa terjadi pada kehamilan trimester II dan Trimester III.
Varises dapat terjadi oleh karena bawaan keluarga (turunan), atau
oleh karena peningkatan hormon estrogen sehinggajaringan elastic

23
menjadi rapuh. Varises juga terjadi oleh meningkatnya jumlah
darah pada vena bagian bawah.
Cara meringankan atau mencegah :
1) Lakukan olahraga secara teratur.
2) Hindari duduk atau berdiri dalam jangka waktu lama.
3) Pakai sepatu dengan telapak yang berisi bantalan.
4) Hindari memakai pakaian ketat
5) Berbaring dengan kaki ditinggikan.
6) Berbaring dengan kaki bersandar

6. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III


Kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester III (Tyastuti, Siti dan
Heni.P.W, 2016) :
a. Hubungan Seks Pada Trimester III
Memasuki trimester ketiga, janin sudah semakin besar dan
bobot janin semakin berat, membuat tidak nyaman untuk
melakukan hubungan intim. Di sini diperlukan pengertian suami
untuk memahami keengganan istri berintim-intim. Banyak suami
yang tidak mau tahu kesulitan sang istri. Jadi, suami pun perlu
diberikan penjelasan tentang kondisi istrinya. Kalau pasangan itu
bisa mengatur, pasti tidak akan ada masalah. Hubungan intim tetap
bisa dilakukan tetapi dengan posisi tertentu dan lebih hati-hati.
Pada trimester ketiga, minat dan libido menurun kembali ketika
kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa nyaman sudah jauh
berkurang. Pegal di punggung dan pinggul, tubuh bertambah berat
dengan cepat, nafas lebih sesak (karena besarnya janin mendesak
dada dan lambung), dan kembali merasa mual, itulah beberapa
penyebab menurunnya minat seksual. Tapi jika ibu termasuk yang
tidak mengalami penurunan libido di trimester ketiga, itu adalah
hal yang normal, apalagi jika termasuk yang menikmati masa
kehamilan. Hubungan seks selama kehamilan juga mempersiapkan

24
ibu untuk proses persalinan nantinya melalui latihan otot panggul
yang akan membuat otot tersebut menjadi kuat dan fleksibel
(MacDougall, 2003).
b. Mobilisasi dan Body Mekanik
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah:
sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan
lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan,gerak bagdan yang menghentak atau tiba-tiba dilarang
untuk dilakukan. Dianjurkan berjalan-jalan pagi hari dalam udara
yang bersih, masih segar, gerak badan ditempat: berdiri-jongkok,
terlentang kaki diangkat, terlentang perut diangkat, melatih
pernafasan. Latihan : normal tidak berlebihan, istirahat bila lelah.
Gerak tubuh yang harus diperhatikan oleh ibu hamil adalah :
1) Postur tubuh. Posisi tubuh supaya dengan tulang belakang
tetap tegak.
2) Mengangkat beban dan mengambil barang. Mengangkat beban
dan mengambil barang tidak boleh sambil membungkuk,
tulang belakang harus selalu tegak, kaki sebelah kanan maju
satu langkah, ambil barang kemudian berdiri dengan punggung
tetap tegak. Ketika mengangkat beban hendaknya dibawa
dengan kedua tangan, jangan membawa beban dengan satu
tangan sehingga posisi berdiri tidak seimbang, menyebabkan
posisi tulang belakang bengkok dan tidak tegak.
3) Bangun dari posisi berbaring. Ibu hamil sebaiknya tidak
bangun tidur dengan langsung dan cepat, tapi dengan pelan –
pelan karena ibu hamil tidak boleh ada gerakan yang
menghentak sehingga mengagetkan janin. Kalau akan bangun
dari posisi baring, geser terlebih dahulu ketepi tempat tidur,
tekuk lutut kemudian miring (kalau memungkinkan miring ke

25
kiri), kemudian dengan perlahan bangun dengan menahan
tubuh dengan kedua tangan sambil menurunkan kedua kaki
secara perlahan. Jaga posisi duduk beberapa saat sebelum
berdiri.
4) Berjalan. Pada saat berjalan ibu hamil sebaiknya memakai
sepatu / sandal harus terasa pas, enak dan nyaman. Sepatu yang
bertumit tinggi dan berujung lancip tidak baik bagi kaki,
khususnya pada saat hamil ketika stabilitas tubuh terganggu
dan edema kaki sering terjadi. Sepatu yang alasnya licin atau
berpaku bukan sepatu yang aman untuk ibu hamil.
5) Berbaring. Dengan semakin membesarnya perut maka posisi
berbaring terlentang semakin tidak nyaman. Posisi berbaring
terlentang tidak dianjurkan pada ibu hamil karena dapat
menekan pembuluh darah yang sangat penting yaitu vena cava
inferior sehingga mengganggu oksigenasi dari ibu ke janin.
Sebaiknya ibu hamil membiasakan berbaring dengan posisi
miring ke kiri sehingga sampai hamil besar sudah terbiasa.
Untuk memberikan kenyamanan maka letakkan guling diantara
kedua kaki sambil kaki atas ditekuk dan kaki bawah lurus.
c. Exercise/Senam Hamil
Dengan berolahraga tubuh seorang wanita menjadi semakin
kuat. Selama masa kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya
siap untuk menghadapi kelahiran. Wanita dapat berolah raga
sambil mengangkat air, bekerja di ladang, menggiling padi,
mengejar anakanaknya dan naik turun bukit. Bagi wanita yang
bekerja sambil duduk atau bekerja di rumah biasanya
membutuhkan olah raga lagi. Mereka dapat berjalan kaki,
melakukan kegiatankegiatan fisik atau melakukan bentuk-bentuk
olah raga lainnya. Olah raga mutlak dikurangi bila dijumpai :
1) Sering mengalami keguguran
2) Persalinan belum cukup bulan

26
3) Mempunyai sejarah persalinan sulit
4) Pada kasus infertilitas
5) Umur saat hamil relatif tua
6) Hamil dengan perdarahan dan mengeluarkan cairan Yang
banyak dianjurkan adalah jalan-jalan pagi hari untuk
ketenangan, relaksasi, latihan otot ringan dan mendapatkan
udara segar. Sekalipun senam paling populer dan banyak
dilakukan ibu hamil, jenis olahraga ini tidak dapat dilakukan
secara sembarangan. Hindari melakukan gerakan peregangan
yang berlebihan, khususnya pada otot perut, punggung serta
rahim. Misalnya, gerakan sit-up. Bila ingin melakukan senam
aerobik, pilihlah gerakan yang benturan ringan atau tanpa
benturan. Misalnya, senam low-impact contohnya cha-cha-cha.
Hindari gerakan lompat, melempar, juga gerakan memutar atau
mengubah arah tubuh dengan cepat. Sebaiknya ikuti senam
khusus untuk ibu hamil, karena gerakan-gerakan yang
dilakukan memang dikonsentrasikan pada organ-organ
kehamilan yang diperlukan untuk memperlancar proses
kehamilan dan persalinan.
7. Asuhan Antenatal
a. Definisi
Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan
antenatal atau yang dikenal antenatal care merupakan prosedur
rutin yang dilakukan oleh bidan dalam membina suatu hubungan
dalam proses pelayanan pada ibu hamil hingga persiapan
persalinannya.Dengan memberikan asuhan antenatal yang baik
akan menjadi salah satu tiang penyangga dalam safe motherhood
dalam usaha menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal. (Tyastuti, Siti dan Heni.P.W, 2016)
Hal-hal yang mendorong efektifitas Antenatal Care adalah
hal-hal sebagai berikut:

27
1) Asuhan diberikan oleh bidan yang terampil dan
berkesinambungan.
2) Asuhan yang diberikan berdasarkan evidence based practice.
3) Persiapan menghadapi persalinan yang baik dengan
memperkirakan serta komplikasi.
4) Mempromosikan kesehatan dan pencegahan penyakit (tetanus
toksoid, suplemen gizi, pencegahan konsumsi alkohol dan
rokok dan lain-lain).
5) Mendeteksi dini komplikasi serta perawatan penyakit yang
diderita ibu hamil (HIV, sifilis, tuberkulosis, Hepatitis,
penyakit medis lain yang diderita (misal: hipertensi, diabetes,
dan lain-lain).
6) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil.
7) Kunjungan ANC secara rutin.
Sesuai standar asuhan maka ibu hamil begitu diketahu hamil
disarankan sedini mungkinsegera melakukan kunjungan ANC.
Berdasarkanstandar WHO, ibu hamil disarankan
untukmelakukan kunjungan ANC minimal 4 kali selama
kehamilan, dengan komposisi waktukunjungan satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada
trimesterIII. Menurut standar pelayanan kebidanan, jadwal
kunjungan ANC, adalah sebagai berikut, satu kali setiap bulan
pada trimester I, satu kali setiap 2 minggu pada trimester II,
dan satu kalisetiapminggupada tri semester 3.
b. Tujuan Asuhan Kehamilan
Tujuan asuhan kehamilan yang harus di upayakan melalui
asuhan antenatal yang efektif; adalah mempromosikan dan
menjaga kesehatan fisik mental sosial ibu dan bayi dengan
pendidikan kesehatan, gizi, kebersihan diri, dan proses kelahiran
bayi. Di dalamnya juga harus dilakukan deteksi abnormalitas atau
komplikasi dan penatalaksanaan komplikasi medis, bedah, atau

28
obstetri selama kehamilan. Pada asuhan kehamilan juga
dikembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi, membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan
sukses, menjalankan nifas normaldan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial dan mempersiapkan rujukan apabila
diperlukan. (Tyastuti, Siti dan Heni.P.W, 2016)
c. Pemeriksaan Antenatal
Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus
memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar (10 T)
terdiri dari (Midwifery Update, 2016):
1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Penimbangan berat badan pada setiap kali kinjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan
janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan
dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil.
2) Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah
>140/90 mmHg).
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/Lila)
Pengukuran lila hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan pada trimester I untuk skrinning ibu hamil
berisiko KEK (Lila kurang dari 23,5 cm).
4) Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin
sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Standar pengukuran
menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24 minggu.

29
Tabel 1
TFU pada kehamilan TM III

TFU Usia Kehamilan

3 jari diatas pusat 28 minggu

Pertengahan px dan pusat 32 minggu

Setinggi px atau 2-3 jari di bawah px 36 minggu

Pertengahan px dan pusat 40 minggu

Sumber : (Manuaba, 2010).

5) Tentukan persentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir trimester II
dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester I. DJJ lambat kurang dari 120
kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit.
Menentukan persentasi janin pada pemeriksaan secara palpasi
dilakukan dengan menggunakan metode Leopold yakni :

a) Leopold 1
Leopold 1 digunakan untuk menentukan usia kehamilan
danbagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara
pemeriksaberdiri sebelah kanan dan menghadap ke muka
ibu, kemudiankaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat
paha, lengkungkanjari-jari kedua tangan untuk mengelilingi
bagian atas fundus,lalu tentukan apa yang ada dalam
fundus. Bila kepala sifatnyakeras, bundar dan melenting.
Sedangkan bokong akan lunak, kurangbundar dan kurang
melenting. (Yulizawati. dkk, 2017).

b) Leopold 2

30
Leopold 2 digunakan untuk menentukan bagian-bagian
janin yang teraba pada bagian kanan dan kiri perut
ibu.Apabila teraba tahanan memanjang (punggung) / jika
teraba bagian kecil-kecil (ekstremitas).Langkah-langkah
pemeriksaan leopold II, pemeriksa menghadap muka ibu
dan berada disisi kanan ibu, meraba bagian janin yang
terletak disebelah kanan maupun kiri uterus dengan
menggunakan kedua telapak tangan.(Marmi, 2011)
c) Leopold 3
Leopold 3 digunakan untuk menentukan bagian terbawah
janin di atas simfisis ibu dan bagian terbawah janin sudah
masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih bisa
digoyangkan(Manuaba,2010).Langkah-langkah
pemeriksaan leopold III, pemeriksaan menghadap muka ibu
dan berada di sisi kanan ibu, meraba bagian janin yang
terletak diatas simphisis pubis sementara tangan yang lain
menahan fundus untuk fiksasi. Apakah teraba bulat, besar
lunak (bokong)/ bulat, besar, keras (kepala). (Marmi,2011)
d) Leopold 4
Leopold 4 digunakan untuk menentukan bagian terbawah
janin dan seberapa jauh janin sudah masuk (pintu atas
panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya, maka tangan yang
melakukan pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran
terbesarnya belum masuk PAP, maka tangan pemeriksanya
konvergen (Manuaba, 2010).
Langkah-langkah pemeriksaan Leopold IV :
Pemeriksaan menghadap kaki ibu dan menentukan apakah
bagian terbawah janin menggunakan jari-jari tangan yang
dirapatkan. apabila presentasinya:

31
1) Konvergen : bagian terbawah janin belum masuk ke
PAP.
2) Sejajar : bagian terbawah janin sebagian telah masuk ke
PAP.
3) Divergen : bagian terbawah janin telah masuk ke PAP
(Marmi, 2011)

Leopold 1 Leopold 2 Leopold 3 Leopold 4

Gambar I
Pemeriksaan Leopold
Sumber : Hani, U. dkk, 2010

6) Skrinning status imunisasi tetanus


Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil
harus mendapat imunisasi TT. Ibu hamil minimal harus
memiliki status imunsasi T2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus.
7) Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat
minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak
kontak pertama.
8) Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan
laboratorium yang harus dilakukan pada ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, protein urin, dan
pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, IMS,
HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah

32
pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungna antenatal.
9) Tatalaksana/penanganan kasus
Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani
sesuai dengan standard an kewenangan bidan. Kasus-kasus
yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
10) Temu wicara (Konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal.

8. Standar Asuhan Kehamilan Trimester III


a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil
b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
c. Standar 5 : Palpasi abdominal
d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi Pada Kehamilan
f. Standar 8 : Persiapan Persalinan

C. ASUHAN PERSALINAN
1. Definisi
a. Persalinan / Partus
Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketubankeluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit.(Damayanti, Ika. P. dkk, 2014)
b. Persalinan
Persalinan yang dimulai secara spontan (dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir), berisiko rendah pada awal
persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan

33
antara 37-42 minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada
dalam kondisi baik (World Health Organization (WHO))
c. Persalinan
Menurut Rohani, 2011, persalinan adalah suatu proses yang
dimulai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi dan
kelahiran plaenta dan proses tersebut merupakan proses alamiah.
(Oktarina, Mika., 2016)

2. Tujuan Asuhan Persalinan


Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan
kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi
ibu dan bayinya melalui berbagai upaya intervensi minimal sehingga
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
optimal. Dengan pendekatan seperti ini berarti setiap intervensi yang
akan diaplikasikan dalam asuhan persalinan normal harus mempunyai
alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut
bagi kemajuan dan keberhasilan proses persalinan.(Ilmiah, Widia. S,
2015)

3. Tanda-Tanda Persalinan
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu
sebelumnya wanita memasuki kala pendahuluan (Preparatory stage of
labor), dengan tanda-tanda (Johariyah dan Ema. W.N., 2012):
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada
multigravida tidak begitu kelihatan.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah buang air kecil (polakisuria) karena
kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.

34
d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus, disebut “false labor pains”.
e. Servik menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah bisa bercampur dengan darah (bloody show).

Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan


menyebabkan perubahan pada serviks(membuka dan menipis) dan
berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Belum inpartu jika
kontraki uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.

Tanda dan gejala inpartu:

a. Kontraksi uterus yang semakinlama semakin sering dan teratur


dengan jarak kontraksi yang pendek, yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit)
b. Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina
c. Pada pemeriksaan dalam, dapat ditemukan:
1) Pelunakan serviks
2) Penipisan dan pembukaan serviks
d. Dapat diserta ketubah pecah
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
Pasien dikatakan dalam tahap persalinan I:
1) Jika sudah terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi
teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
2) Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap).
3) Proses pada kala I terbagi menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase laten (8 jam) dari pembukaan 0 cm sampai
pembukaan 3 cm
b) Fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm sampai
pembukaan 10 cm. dibagi lagi menjadi 3 fase, yaitu:

35
(1) Fase akselerasi (2 jam) dari pembukaan 3 cm sampai
4 cm
(2) Fase dilatasi maksimal (2jam) dari pembukaan 4 cm
sampai 9 cm
(3) Fase deselerasi dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm
c) Lamanya untuk primigravida berlangsung 12-14 jam
ssedangkan pada multigravida sekitar 6-8 jam
d) Berdasarkan Kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan pada primigravida 1 cm per jam dan
pembukaan pada multigravida 2 cm per jam.
b. Kala II (Pengeluaran Bayi)
1) Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari
pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
2) Uteru dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran
akan mendorong bayi hingga lahir.
3) Lamanya proses ini berlangsung selama 1 ½ - 2 jam pada
primigravida dan ½ - 1 jam pada multigravida
4) Diagnosis persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan dalam untuk memasttikan pembukaan sudah
lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan
diameter 5-6 cm
5) Tanda gejala kala II : dorongan meneran, tekanan anus,
perineum menonjol dan vulva membuka.
c. Kala III (Pelepasan Plasenta)
1) Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran
plasenta
2) setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus
berhenti sekitar 5-10 menit.
3) Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka
plasenta lepas dari lapisan Nitabusch.
4)

36
5) Tanda- tanda terlepasnya plasenta, sebagai berikut:
a) Uterus menjadi berbentuk bundar
b) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta terlepas ke
segmen bawah Rahim
c) Tali pusat semakin panjang
d) Terjadi perdarahan
6) Mengeluarkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
secara crede pada fundus uterus.
d. Kala IV (Observasi)
Hal penting yang harus diperhatikan pada Kala IV Persalinan :
1) Kontraksi uterus harus baik
2) Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genital lain
3) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
4) Kandung kencing harus kosong
5) Luka-luka diperinium harus dirawat dan tidak ada hematoma
6) Resume keadaan ibu dan bayi (Damayanti, Ika. P. dkk, 2014)

5. Adaptasi Psikologis Persalinan


Psikologi Persalinan (Johariyah, dkk. 2012):
a. Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran
bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada
saat itulah benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu
munculnya rasa bangga bisa melahirkan. Khususnya rasa lega itu
berlangsung bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu.
Mereka seolah-olah mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang
semula dianggap sebagai suatu “keadaan yang belum pasti”
sekarang menjadi hal yang nyata.
b. Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya merasa tidak sabar
mengikuti irama naluriah, dan mau mengatur sendiri, biasanya
mereka menolak nasihat-nasihat dari luar. Sikap-sikap yang

37
berlebihan ini pada hakekatnya merupakan ekspresi dari
mekanisme melawan ketakutan.
c. Wanita mungkin menjadi takut dan khawatir jika berada
dilingkungan yang baru, diberi obat, lingkungan RS yang tidak
menyenangkan, tidak mempunyai otonomi sendiri, kehilangan
identitas, dan kurang perhatian. Beberapa wanita menganggap
persalinan lebih tidak realistis sehingga mereka merasa gagal dan
kecewa.
d. Pada multigravida sering khawatir/cemas terhadap anak-anaknya
yang ditinggal dirumah, dalam hal ini bidan bisa berbuat banyak
untuk menghilangkan kecemasan ini.

6. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin


a. Kebersihan dan kenyamanan
Wanita yang sedang bersalin akan merasa sangat panas dan
berkeringat banyak. Bila memungkinkan ibu bisa mandi dan
berganti pakaian, atau bila tidak cukup waktu bisa dengan menyeka
tubuhnya dan mengganti pakaiannya. Baju yang bersih terbuat dari
bahan katun akan membuat ibu merasa nyaman.
b. Posisi
Rasa sakit akibat kontraksi akan semakin terasa sesuai dengan
bertambahnya pembukaan serviks. Ibu mungkin memerlukan
bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman.
c. Kontak fisik
Ibu mungkin tidak ingin bercakap-cakap tetapi mungkin akan
merasa nyaman dengan kontak fisik. Suami hendaknya dianjurkan
untuk emegang tangannya, menggosok punggungnya, menyeka
wajahnya dengan washlap atau hanya mendekapnya.
d. Pijatan
Wanita yang menderita sakit punggung atau nyeri selama
persalinan mungkin akan merasakan pijatan yang sangat

38
meringankan. Bidan atau suami ibu bisa melakukan pijatan
melingkar dibagian lumbosacralnya dengan menggunakan bedak
atau body lotion untuk mengurangi riksi.
e. Perawatan kandung kemih dan perut
Anjurkan ibu untuk mengososngkan kandung kemihnya secara
rutin selama persalinan.
(Johariyah. Ema. W. N., 2012)

7. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal


1) Melihat Tanda dan Gejala Kala Dua
a. Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum
dan vagina.
c. Perineum tampak menonjol.
d. Vulva dan sfingter ani membuka. 
2) Memastikan kelengkapan, bahan dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada
ibu dan bayi baru lahir.
3) Memakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus
cairan
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5) Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan
digunakan untuk pemeriksaan dalam.
6) Masukkan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik gunakkan
tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril (pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekannya dengan hati-
hati dari depan kebelakang dengan kapas yang sudah dibasahi air
desinfektan tingkat tinggi.

39
8) Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi.
9) Dekontaminasi sarung tangan (mencelupkan tangan yang masih
memakai saryung tangan kedalam larutan klorin 0,5% kemudian
lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan dilepaskan.
10) Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus mereda
(relaksasi) untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal
(120-160 x/menit).
11) Beri tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa inginmeneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu,
ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman.
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran.
14) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam selang waktu 60 menit.
15) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut
bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
16) Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17) Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
18) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

40
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm lindungi
perenium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas cepat dan
dangkal.
20) Periksa kemungkinan  adanya lilitan tali pusat pada leher janin
dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi.
21) Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar secara spontan.
22) Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang
kepala dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukan telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya
pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk)
25) Lakukan penilaian selintas
a) A
b) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? 
c) Apakah bayi bergerak aktif ?
26) Keringkan tubuh bayi
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)

41
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intremuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin)
30) Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi, kemudian
jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan
geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada
titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan
jari telunjuk dan tengah tangan lain untuk mendorng isi tali pusat
kea rah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat sekitar 2 cm distal
dai klem pertama.
31) Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32) Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae
ibu.
33) Manajemen Aktif Kala III (MAK III), pindahkan klem tali pusat
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas
simfisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
35) Setelh uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kea rah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang-atas
(dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri).
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi kembali prosedur diatas.

42
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah
dorsal ternyata diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal
maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan.
a) Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan sesuai
dengn sumbu jalan lahir
b) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta.
c) Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali
pusat, ulangi pemberian oksitosin 10 unit, lakukan
kateterisasi, minta keluarga menyiapkan rujukan, ulangi
tekanan dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya, jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak
bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual.
37) Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan
kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah
yang telah disediakan.
38) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan masase
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras)
39) Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan plasenta telah
dilahirkan lengkap. Masukan plasenta ke dalam kantung plastic
atau tempat khusus.
40) Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menyebabkan perdarahan.
41) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.

43
42) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tisu atau handuk yang
bersih dan kering.
43) Pastikan kandung kemih kosong
44) Ajarkan ibu cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45) Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46) Memeriksa nadi ibu dan pastika keadaan umum ibu baik
47) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik
48) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).. cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
49) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT.
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberika ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman
yang diinginkan
52) Dekontaminasi tempat bersalin denganlarutan klorin 0,5%
53) Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
54) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tisu atau handuk yang bersih dan kering.
55) Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melaakukan pemeriksaan
fisik bayi.

44
56) Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir, pernapasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan
temperatur tubuh (normal36,5-37,5oC) setiap 15 menit.
57) Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakan bayi
didalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58) Lepaskan srung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
59) Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tisu atau handuk yang bersih dan kering.
60) Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan Kala IV Persalinan.(IBI, 2016).
61)
8. Partograf
Partograf membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal
maupun yang disertai dengan penyulit. Pencatatan pada partograf
dimulai pada saat proses persalinan masuk dalam fase aktif. Untuk
menyatakan ibu sudah masuk dalam fase aktif harus ditandai dengan:
a. Kontraksi yang teratur minimal 3x dalam 10 menit
b. Lama kontraksi minimal 40 detik
c. Pembukaan 4 cm disertai penipisan
d. Bagian terendah sudah masuk pintu atas panggul

Komponen yang harus diobservasi :

a. Denyut jantung janin setiap ½ jam


b. Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus setiap ½ jam
c. Nadi setiap ½ jam
d. Pembukaan serviks setiap 4 jam
e. Penurunan setiap 4 jam

45
f. Tekanan darah dan temperatur tubuh setiap 4 jam
g. Produksi urin, aseton dan protein setiap 2 sampai 4 jam.

9. Standar Asuhan Persalinan Normal


a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala Satu
b. Standar 10 : Persalinan Kala Dua Yang Aman
c. Standar 11 : Penatalakasanaan Aktif Persalinan Kala Tiga
d. Standar 12 : Penanganan Kala Dua Dengan Gawat Janin Melalui
Episiotomi

D. ASUHAN MASA NIFAS


1. Definisi
Beberapa pengertian tentang masa nifas sebagai berikut (Wahyuni,
Elly. D, 2018) :
a. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. masa nifas berlangsung kirakira 6 minggu, akan
tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil dalam waktu 3 bulan (Prawirohardjo, 2009;
Saifuddin, 2002).
b. Masa nifas adalah masa segera setelah kelahiran sampai 6 minggu.
selama masa ini, fisiologi saluran reproduktif kembali pada
keadaan yang normal (Cunningham, 2007).
c. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas 6-8 minggu (Mochtar, 2010).
d. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah persalinan
selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Wiknjosastro,
2005).

46
e. Periode pasca partum (Puerperium) adalah masa enam minggu
sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (Bobak, 2004).
Dari berbagai uraian yang menjelaskan tentang pengertian masa nifas,
dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah dimulai setelah persalinan
selesai dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu.
2. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan nifas dan menyusui, sebagai berikut
(Wahyuni, Elly. D, 2018) :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun pisikologis
dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat
penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka
kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga.
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) dimana
bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu
masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengkajian, interpretasi
data dan analisa masalah, perencanaan, penatalaksanaan dan
evaluasi. Sehingga dengan asuhan kebidanan masa nifas dan
menyusui dapat mendeteksi secara dini penyulit maupun
komplikasi yang terjadi pada ibu dan bayi.
c. Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu bila terjadi
penyulit atau komplikasi pada ibu dan bayinya, ke fasilitas
pelayanan rujukan
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
nifas dan menyusui, kebutuhan nutrisi, perencanaan pengaturan
jarak kelahiran, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya,
perawatan bayi sehat serta memberikan pelayanan keluarga
berencana, sesuai dengan pilihan ibu.

47
3. Tahapan Masa Nifas
Tahapan pada masa nifas adalah sebagai berikut (Wahyuni, Elly.D,
2018):
a. Periode immediate postpartum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada
masa ini merupakan fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan
postpartum karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan perlu
melakukan pemantauan secara kontinu, yang meliputi; kontraksi
uterus, pengeluaran lokia, kandung kemih, tekanan darah dan suhu.
b. Periode early postpartum (>24 jam-1 minggu)
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
c. Periode late postpartum (>1 minggu-6 minggu) Pada periode ini
bidan tetap melakukan asuhan dan pemeriksaan sehari-hari serta
konseling perencanaan KB.
d. Remote puerperium
Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki penyulit
atau komplikasi.

4. Perubahan Fisiologi Masa Nifas


a. Sistem Reproduksi
1) Involusi
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang
berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih
pertengahan antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih
tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian
mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk
kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar.

48
Involusi uterus melibatkan pengreorganisasian dan
pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta,
sebagaimana diperlihatkan dalam pengurangan dalam ukuran
dan berat serta warna dan banyaknya lokia. Banyaknya lokia
dan kecepatan involusi tidak akan terpengaruh oleh pemberian
uterotonika pada saat manajemen aktif kala 3 proses persalinan.
Involusi tersebut dapat dipercepat proses bila ibu menyusui
bayinya. (Wahyuni, Elly. D, 2018)
Tabel 2
Involusi uterus

Involusi Uteri Tinggi Fundu Uteri Berat Uterus Diameter Uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari Pertengahan pusat dan 500 gram 7,5 cm


(Minggu 1) simpisis

14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm


(Minggu 2)

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Sumber: (Baston, 2011)

2) Pengeluaran Lochea atau Pengeluaran Darah Pervaginam


Lochea berasal dari bahasa Latin, yang digunakan untuk
menggambarkan perdarahan pervaginam setelah persalinan
(Cunningham et al., 2012). Menjelang akhir minggu kedua,
pengeluaran darah menjadi berwarna putih kekuningan yang
terdiri dari mukus serviks, leukosit dan organisme. Proses ini
dapat berlangsung selama tiga minggu, dan hasil penelitian
telah menunjukkan bahwa terdapat variasi luas dalam jumlah
darah, warna, dan durasi kehilangan darah/cairan pervaginam
dalam 6 minggu pertama postpartum.(Wahyuni, Elly. D, 2018).
Ada beberapa jenis Lochia yakni (Sukma, Febi. dkk, 2017) :

49
a) Lochia Rubra (Cruenta) : ini berisi darah segar dan sisa-
sisa selaput ketuban , sel-sel desidua (desidua, yakni
selaput lendir Rahim
b) dalam keadaan hamil), verniks caseosa (yakni palit
bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau semacam
noda dan sel-sel epitel, yang menyelimuti kulit janin)
lanugo, (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir),
dan meconium (yakni isi usus janin cukup bulan yang
terdiri dari atas getah kelenjar usus dan air ketuban,
berwarna hijau kehitaman), selama 2 hari pasca
persalinan.
c) Lochia Sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi
darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca
persalinan.
d) Lochia Serosa : Berwarna kuning dan cairan ini tidak
berdarah lagi pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
e) Lochia Alba : Cairan putih yang terjadinya pada hari
setelah 2 minggu.
f) Lochia Purulenta : Ini karena terjadi infeksi, keluar
cairan seperti nanah berbau busuk.
g) Lochiotosis : Lochia tidak lancar keluarnya.
3) Perineum, Vulva dan Vagina
Meskipun perineum tetap utuh pada saat melahirkan, ibu
tetap mengalami memar pada jaringan vagina dan perineum
selama beberapa hari pertama postpartum. Para ibu yang
mengalami cedera perineum akan merasakan nyeri selama
beberapa hari hingga penyembuhan terjadi. Luka perineum
secara bertahap akan berkurang nyerinya dan penyembuhan
trauma perineum biasanya terjadi dalam 7-10 hari postpartum
(Wahyuni, Elly. D, 2018).

50
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta
perenggangan yang sangat besar selama proses melahirkan
bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut
kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3
minggu postpartum, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae pada vagina secara berangsur- angsur
akan muncul kembali Himen tampak sebagai carunculae
mirtyformis, yang khas pada ibu multipara. Ukuran vagina
agak sedikit lebih besar dari sebelum persalinan. Perubahan
pada perineum postpartum terjadi pada saat perineum
mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara
spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu.
Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat
mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan
vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada
masa nifas dengan latihan atau senam nifas. (Wahyuni, Elly. D,
2018).
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Dinding abdominal menjadi lunak setelah proses persalinan
karena perut yang meregang selama kehamilan. Ibu nifas akan
mengalami beberapa derajat tingkat diastatis recti, yaitu
terpisahnya dua parallel otot abdomen, kondisi ini akibat
peregangan otot abdomen selama kehamilan. Tingkat keparahan
diastatis recti bergantung pada kondisi umum wanita dan tonus
ototnya, apakah ibu berlatih kontinyu untuk mendapat kembali
kesamaan otot abodimalnya atau tidak. Pada saat postpartum nafsu
makan ibu bertambah. Ibu dapat mengalami obstipasi karena waktu
melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan, pengeluaran cairan
yg berlebih, kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir,
pembengkakan perineal yg disebabkan episiotomi. Supaya buang
air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi serat,

51
peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal. Bila tidak berhasil,
dalam 2-3 hari dapat diberikan obat laksansia. (Sukma, Febi. dkk,
2017)
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml per hari pada 2 –
5 hari post partum. Hal ini akan mengakibatkan kandung kencing
penuh. Sisa urine dan trauma pada dinding kandung kencing waktu
persalinan memudahkan terjadinya infeksi. (Sukma, Febi. dkk,
2017)
d. Musculoskleletal
Pada wanita berdiri dihari pertama setelah melahirkan,
abdomennya akan menonjol dan membuat wanita tersebut tampak
seperti masih hamil. Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding
abdomen wanita itu akan rileks. Diperlukan sekitar 6 minggu untuk
dinding abdomen kembali ke keadaan sebelum hamil. Kulit
memperoleh kambali elastisitasnya, tetapi sejumlah kecil stria
menetap. (Sukma, Febi. dkk, 2017)
e. Endokrin
Hormon Plasenta menurun setelah persalinan, HCG
menurun dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke
tujuh sebagai omset pemenuhan mamae pada hari ke- 3 post
partum. Pada hormon pituitary prolaktin meningkat, pada wanita
tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH
meningkat pada minggu ke- 3. Lamanya seorang wanita
mendapatkan menstruasi juga dapat dipengerahui oleh factor
menyusui. Sering kali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi
karena rendahnya kadar estrogen dan progesterone. Setelah
persalinan terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna
sehingga aktifitas prolactin juga sedang meningkat dapat

52
mempengaruhi kelenjar mammae dalam menghasilkan ASI.
(Sukma, Febi. dkk, 2017)
f. Kardiovaskuler
Perubahan tanda- tanda vital yang terjadi masa nifas
1) Suhu badan.
Dalam 24 jam postpartum, suhu badan akan meningkat sedikit
(37,5 – 380C) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirka,
kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila dalam keadaan
normal suhu badan akan menjadi biasa. Biasanya pada hari ke-
3 suhu badan naik lagi karena adanya pembekuan ASI.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali
permenit. Denyut nadi setelah melahirkan biasanya akan lebih
cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100x/menit adalah
abnormal dan hal ini menunjukkan adanya kemungkinan
infeksi.
3) Tekanan Darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan
darah akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena adanya
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada saat postpartum dapat
menandakan terjadinya preeklampsi postpartum. (Sukma, Febi.
dkk, 2017)
g. Hematologi
Jumlah normal kehilangan darah dalam persalinan
pervaginam 500 ml, seksio secaria 1000 ml, histerektomi secaria
1500 ml. Total darah yang hilang hingga akhir masa postpartum
sebanyak 1500 ml, yaitu 200-500 ml pada saat persalinan, 500-800
ml pada minggu pertama postpartum ±500 ml pada saat
puerperium selanjutnya. Total volume darah kembali normal
setelah 3 minggu postpartum. Jumlah hemoglobin normal akan
kembali pada 4-6 minggu postpartum. (Sukma, Febi. dkk, 2017)

53
4. Berkurangnya perhatian keluarga. Terutama suami karena semua
perhatian tertuju pada anak yang baru lahir.Padahal usai persalinan si
ibu yang merasa lelah dan sakit pasca persalinan membuat ibu
membutuhkan perhatian. Kecewa terhadap penampilan fisik bayi
karena tidak sesuai dengan harapannya juga bisa memicu baby blues.
(Sulistyawati,2014.

5. Adaptasi Psikologis Masa Nifas


Periode ini dieskpresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga tahap
berikut ini (Sukma, mFebi. dkk. 2017):
a. Taking in Period ( Masa ketergantungan)
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
bergantung pada orang lain, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu
lebih mengingat pengalaman melahirkan dan persalinan yang
dialami, serta kebutuhan tidur dan nafsu makan meningkat
b. Taking hold period
Berlangsung 3-4 hari postpartum, ibu lebih berkonsentrasi pada
kemampuannya dalam menerima tanggung jawab sepenuhnya
terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif,
sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Leting go period
Dialami setelah tiba ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara
penuh menerima tanggung jawab sebagai “seorang ibu” dan
menyadari atau merasa kebutuhan bayi sangat bergantung pada
dirinya.

6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas


a. Kebutuhan Nutrisi

54
Kebutuhan nutrisi pada masa postpartum dan menyusui
meningkat 25%, karena berguna untuk proses penyembuhan
setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan
kebutuhan bayi. Kebutuhan nutrisi akan meningkat tiga kali dari
kebutuhan biasa (pada perempuan dewasa tidak hamil kebutuhan
kalori 2.000-2.500 kal, perempuan hamil 2.500-3.000 kal,
perempuan nifas dan menyusui 3.000-3.800 kal). Nutrisi yang
dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas, metabolisme,
cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pada 6 bulan pertama
postpartum, peningkatan kebutuhan kalori ibu 700 kalori, dan
menurun pada 6 bulan ke dua postpartum yaitu menjadi 500 kalori.
( Wahyuni, Elly. D, 2018).
b. Kebutuhan Eliminasi
1) Miksi Seorang ibu nifas dalam keadaan normal dapat buang air
kecil spontan setiap 3-4 jam. Ibu diusahakan buang air kecil
sendiri, bila tidak dapat dilakukan tindakan:
a) Dirangsang dengan mengalirkan air kran di dekat klien
b) Mengompres air hangat di atas simpisis

Apabila tindakan di atas tidak berhasil, yaitu selama selang


waktu 6 jam tidak berhasil, maka dilakukan kateterisasi.
Namun dari tindakan ini perlu diperhatikan risiko infeksi
saluran kencing.(Wahyuni, Elly. D, 2018).

2) Defekasi
Agar buang air besar dapat dilakukan secara teratur dapat
dilakukan dengan diit teratur, pemberian cairan banyak,
makanan yang cukup serat dan olah raga. Jika sampai hari ke 3
post partum ibu belum bisa buang air besar, maka perlu
diberikan supositoria dan minum air hangat.(Wahyuni, Elly. D,
2018).

55
c. Kebutuhan Ambulasi, Istirahat, Dan Exercise Atau Senam Nifas
Mobilisasi dini pada ibu postpartum disebut juga early
ambulation, yaitu upaya sesegera mungkin membimbing klien
keluar dari tempat tidurnya dan membimbing berjalan. Klien
diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post
partum.
Keuntungan yang diperoleh dari Early ambulation adalah:
1) Klien merasa lebih baik, lebih sehat, dan lebih kuat.
2) Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
3) Sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih lancar.
Seorang ibu nifas biasanya mengalami sulit tidur, karena
adanya perasaan ambivalensi tentang kemampuan merawat
bayinya. Ibu akan mengalami gangguan pola tidur karena beban
kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki bayinya,
mengganti popok dsb. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan. Ibu dapat mulai melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, dan ibu pergunakan
waktu istirahat dengan tidur di siang hari. Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri
dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan
ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya.
Mengenai kebutuhan exercise atau senam nifas,
mempunyai banyak manfaat yang esensinya untuk memulihkan
kesehatan ibu, meningkatkan kebugaran, sirkulasi darah dan juga
bisa mendukung ketenangan dan kenyamanan ibu.

Manfaat senam nifas secara umum, adalah sebagai berikut.

1) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang


mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-
bagian tersebut ke bentuk normal.

56
2) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar
diakibatkan kehamilan.
3) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan
menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi
pasca persalinan.

Jadwal atau ketentuan pelaksanaan senam nifas Jadwal atau


ketentuan pelaksanaan senam nifas adalah sebagai berikut:

1) Latihan tahap pertama: 24 jam setelah persalinan.


2) Latihan tahap kedua: 3 hari pasca persalinan.
3) Latihan tahap ketiga: setelah pemeriksaan pasca persalinan,
latihan ini dilakukan setiap hari selam 3 bulan. (Wahyuni, Elly.
D, 2018).
d. Kebutuhan Personal Higiene Dan Seksual
1) Personal Higiene
a) Perawatan perineum. Setelah buang air besar ataupun
buang air kecil, perinium dibersihkan secara rutin. Caranya
adalah dibersihkan dengan sabun yang lembut minimal
sekali sehari. Membersihkan dimulai dari arah depan ke
belakang sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu cara
mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai
terkontaminasi oleh tangan. Pembalut yang sudah kotor
diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberitahu tentang
jumlah, warna, dan bau lochea sehingga apabila ada
kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.(Wahyuni, Elly. D,
2018).
b) Perawatan payudara. Menjaga payudara tetap bersih dan
kering dengan menggunakan BH yang menyokong
payudara. Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau

57
ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap selesai
menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting
susu yang tidak lecet agar ketika bayi dengan daya hisap
paling kuat dimulai dari puting susu yang tidak lecet.
Apabila puting lecet sudah pada tahap berat dapat
diistirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan menggunakan sendok. Untuk
menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol 1
tablet 500 mg setiap 4-6 jam sehari.(Wahyuni, Elly. D,
2018).
2) Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan apabila darah sudah
berhenti dan luka episiotomi sudah sembuh. Koitus bisa
dilakukan pada 3-4 minggu post partum.(Wahyuni, Elly. D,
2018).

7. Kunjungan Masa Nifas


Tabel 3
Kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 Kunjungan I a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
(Pertama) 6-8 uteri
jam setelah b. Mendeteki penyebab lain perdarahan serta
persalinan melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut
c. Melakukan konseling pada ibu dan keluarga jika
terjadi masalah
d. Memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal
e. Memfasilitasi, mengajarkan cara hubungan ibu
dan bayi (Bounding Attachmant)
f. Menjaga bayi tetap sehat dan hangat dengan cara
mencegah hipotermia

58
g. Memastikan ibu merawat bayi dengan baik
(perawatan tali pusat, memandikan bayi)
2 Kunjungan II a. Memastikan involusi uterus berjalan normal,
(Kedua) 6 hari uterus berkontraksi baik, tinggi fundus uteri
setelah dibawah pusat (umbilicus), tidak ada perdarahan,
persalinan lochea tidak berbau
b. Mendeteki tanda-tanda : demam, perdarahan
abnormal, sakit kepala hebat, dan lain-lain
c. Memastikan ibu mendapatkan asupan nutrisi,
hidrasi dan istirahat yang cukup
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari
f. Melakukan konseling KB secara mandiri
g. Memastikan ibu untuk melakukan pemeriksaan
bayi ke pelayanan kesehatan terdekat
3 Kunjungan III Sama dengan kunjungan kedua
(Ketiga) 2
minggu
setelah
persalinan
4 Kunjungan IV a. Menanyakan kepada ibu adakah
(Keempat) 6 masalah/penyulit yang dialami baik ibu maupun
minggu bayinya
setelah b. Memastikan ibu untuk memilih kontrasepsi
persalinan efektif / sesuai kebutuhan
Sumber : IBI , 2016

8. Standar Asuhan Masa Nifas


Standart pelayanan nifas dalam kebidanan adalah :

59
a. Standart 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan.
Bidan melakukan pemantauan pada ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam  setelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal – hal yang mempercepat
pulihnya kesehatan ibu dan membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.
b. Standart 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas.
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua, dan minggu ke
enam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan
bayi melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini,
penanganan, atau perujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada
masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara
umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, Imunisasi

E. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


1. Definisi
a. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kelahiran 37
minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram.(Ilmiah,
Widia. S, 2015)
b. Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi ovum dan spermatozoon
dengan masa gestasi memungkinkan hidup diluar kandungan. Bayi
baru lahir disebut dengan neonates dengan tahapan:
1) Umur 0-7 hari disebut neonatal dini
2) Umur 8-28 hari disebu neonatal lanjut

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram –
4.000 gram.(Maternity, Dainty. dkk, 2018)

60
2. Tujuan
Tujuan asuhan pada bayi baru lahir adalah untuk mengetahui
aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikai masalah kesehatan bayi
baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong
persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.(Ilmiah, Widia. S,
2015)

3. Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus
sedikitnya 3 kali yaitu:
a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam kurun waktu 6-
48 jam setelah bayi lahir
Asuhan yang diberikan adalah: mempertahankan suhu
tubuh bayi, melakukan pemeriksaan fisik bayi, mengenali tanda-
tanda bahaya pada bayi, melakukan perawatan tali pusat dan
memberikan imunisasi Hb0.

b. Kunjungan Neonatal II (usia 3-7 hari)


Asuhan yang diberikan adalah : menjaga suhu tubuh bayi,
menjaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih, konseling
terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawtan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakn buku KIA , melakukan penanganan
dan rujukan kasus bila diperlukan
c. Kunjungan Neonatal III (usia 8-28 hari)
Asuhan yang diberikan adalah : menjaga suhu tubuh bayi,
menjaga tali pusat dalam keadaan kering dan bersih, konseling
terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif,
pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawtan bayi baru lahir
dirumah dengan menggunakn buku KIA , melakukan penanganan

61
dan rujukan kasus bila diperlukan serta memberitahukan ibu
tentang imunisasi (Kemenkes RI, 2018)

4. Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran. Asuhan yang dapat
diberikan pada bayi baru lahir yaitu.(Ilmiah, Widia. S, 2015):
a. Pencegahan Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses
persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.
Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan
upaya pencehan infeksi berikut:
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi
2) Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang
belum dimandikan
3) Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih.
b. Mempertahankan Suhu Tubuh
Pada waktu baru lahir, bayi harus dibungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil.
c. Membersihkan Jalan Napas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila
tidak langsung menangis, penolong harus segera membersihkan
jalan napas.
d. Memotong dan Merawat Tali Pusat

62
Tali pusat dipoyong 3 cm dari dinding perut bayi dengan dibuat
ikatan baru. Luka tali pusat dibalut dengan kassa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari atau setiap pembalut basah atau kotor.
e. Penilaian Awal
Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit pertama
dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan sistim
APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam menentukan tingkat
keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta langkah
segera yang akan diambil.
Klasifikasi klinik
1) Nilai 7-10 : bayi normal
2) Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan
3) Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

Tabel 4
Perhitungan nilai APGAR

Penilaian 0 1 2

A = Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh


(warna kulit) ekstremitas biru kemerah-
merahan

P = Pulse (denyut Tidak ada < 100 >100


nadi)

G = Grimace (reflek) Tidak ada Sedikit gerakan Batuk bersin


mimic (grimace)

A = Activity (tonus Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif


otot) dalam sedikit
fleksi

R = Respiration Tidak ada Lemah tidak Baik menangis


(usaha bernafas) teratur

Sumber: Ilmiah, Widia. S, 2015

63
f. Memberi Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru
lahir cukup tinggi, berkisar antara 0,25 – 0,5%. Untuk mencegah
terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5-1mg secara IM.
g. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata
Pemberian obat mata Chloramphenicol 0,5% dianjurkan untuk
pencegahan penyakit mata.
h. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
IMD adalah kontak dengan kulit segera setelah lahir dan menyusu
sendii dalam 1 jam pertama setelah melahirkan.(Jamil, Siti. M.
dkk, 2017)
i. Identifikasi Bayi
Apabila bayi yang dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya
mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang
efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus
ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

j. Pemantauan Bayi Baru Lahir


Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi:
1) Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) Bayi kemerahan atau biru

Selain itu, sebelum penolong meninggalkan ibu dan bayinya,


penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian
terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan
tindak lanjutt seperti:

1) Bayi kecil atau masa kehamilan yang kurang bulan

64
2) Gangguan pernapasan
3) Hipotermi
4) Infeksi
5) Cacat bawaan dan trauma lahir

5. Standar Asuhan Bayi Baru Lahir


Standar 13 :Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus
mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan
infeksi.
Tujuan nya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan
infeksi.
Hasil yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan perawatan
dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang
tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik.

65
F. KERANGKA TEORI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEHAMILAN ASUHAN PERSALINAN

Pemeriksaan kehamilan dengan standar 10 T


yaitu: BB & TB, TD, LILA, TFU, Imunisasi Asuhan persalinan normal 60 langkah A

TT, Tablet Fe, Persentase & DJJ, Temu dengan prinsip sayang ibu dan sayang

wicara, Tes laboratorium, Tata laksana kasus meliputi:

minimal 4 kali selama kehamilan: - Kala I

1 kali trimester I - Kala II


- Kala III
1 kali trimester II
- Kala IV
2 kali trimester III

ASUHAN NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR

ASUHAN NIFAS ASUHAN BAYI BARU LAHIR


Asuhan masa nifas terdiri dari 4 kali kunjungan:

- Kunjungan I (6-8 jam) Asuhan neonatus terdiri dari 3 k

- Kunjungan II (6 hari setelah persalinan) kunjungan rumah yaitu:

- Kunjungan III (2 minggu setelah - KN 1 (Usia 6-48 jam)


persalinan) - KN II (Usia 3-7 hari)
- Kunjungan IV (6 minggu setelah - KN III (Usia 8-28 hari)
persalinan)
66
BAB III
PERSIAPAN PELAKSANAAN TINJAUAN KASUS

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat
Asuhan kebidanan komprehensif pada ibu hamil akan dilaksanakan
di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST Kota Tanjungpinang
dan di rumah Ny S.

2. Waktu
Pelaksanaantinjaunkasus ini akan dilakukanpadabulan Januari
sampai dengan April 2020.

B. SubyekStudiKasus
Subyek yang digunakan dalam studi kasus dengan Menajemen
Asuhan Kebidanan ibu hamil normal mulai usia kehamilan 31-32 minggu
pada bulan Januari 2020 di Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanjungpinang kemudian diikuti sampai ibu bersalin dan nifas/bayi baru
lahir.

C. DefinisiOperasional
Definisioperasionalmerupakanuraiantentangbatasanvariabel yang
dimaksudatautentangapa yang diukurolehvariabel.
Digunakanuntukmembatasiruanglingkupataupengertianvariabel-variabel
yang diteliti.
Definisioperasionalinijugabermanfaatuntukmengarahkankepadapengukurt
erhadapvariabel yang bersangkutan (Notoadmodjo, 2012).

67
Tabel 5
Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur Cara
Ukur
Asuhankebi Asuhan yang Format pengkajian Intervie
danankeha diberikanpenuliskepadaNy. asuhan kebidanan w,
milan Sdenganmelakukanpemeriksaan kehamilan observas
danpelayanansesuaidenganstand
i dan
arkebidanan 10T, dan 3 kali
dokumen
kunjungankehamilandi PMB Hj.
tasi
YeniHasfiany, SST
Asuhankebi Asuhan yang diberikan penulis Format Interview
,
dananPersal kepada Ny. Ssesuaidengan 60 pengkajianasuhankeb
observasi
inan langkahAsuhanPersalinan idananpersalinandan dandoku
mentasi
Normal (APN) di PMB partograf
Hj.YeniHasfiany, SST

Asuhankebi Asuhan yangdiberikanpadaNy. Format Interview


danannifas Ssebanyak 2 kali yaitupadasaat pengkajianasuhankeb ,
6 idanannifasdan observasi
jamsetelahpersalinandankunjung dandoku
annifaskedua di mentasi
rumahpadaharike
7pascapersalinan di PMB Hj.
YeniHasfiany, SST
Asuhankebi Asuhan yangdiberikanpada By. Format Interview
dananbayib Ny.Ssebanyak 2 kali pengkajianasuhankeb ,
arulahir yaitupadasaat 6 jam idananbayibarulahir observasi
setelahpersalinan di PMB Hj. dandoku
YeniHasfiany, SST mentasi
dankunjunganbblkeduapadahari
ke 7pascapersalinan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalampengumpulanlaporankasusinidigunakanberbagaipengumpula
n data antara lain data primer dan data sekunder.

68
1. Data Primer
Data primer adalah data yang
dikumpulsendiridenganmengamatisecaralangsungpadapasienmelaluip
engisian format pengkajiandalambentuk SOAP
denganmenggunakantekniksebagaiberikut:
a. Interview (Wawancara)
Wawancaraadalahpertemuandua orang untukbertukarinformasidan
ide, pengumpulan data melalui Tanya
jawabsehinggadidapatkanketerangandarisubjek (responden).
b. Observasi (Pengamatan)
Pengamatanmerupakancarapengumpulan data
denganmelakukanobservasisecaralangsunguntukmencarihal-hal
yang akanditeliti.
Adapun observasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pemeriksaanfisik
Pemeriksaandigunakanuntukmengetahuikeadaanfisikibusecaras
istematisdengancarainspeksi, palpasi,auskultasi, danperkusi.
2) Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaanpenunjang (laboratorium)
digunakanuntukmengetahuikomplikasi yang
mungkinterjadipadapasien.
Pemeriksaandilakukandengancarapemeriksaandarah (Hb,
golongandarah, screening test HIV/AIDS) danpemeriksaanurin
(protein urindanglukosaurin).
c. Dokumentasi
Dokumentasimerupakanmetodepengumpulan data
dengancaramengambil data yang berasaldaridokumenasli. Adapun
dokumentasi yang digunakan dalam pembuatan laporan ini berupa
data yang diperoleh dari buku KIA Ny, S.
2. Data Sekunder

69
Data sekunderadalah data yang
diambildarisuatusumberdanbiasa data
itusudahdikompilasiterlebihdahuluolehinstansi. Data sekunder dalam
pembuatan laporan ini berupa data di PMB Hj. Yeni Hasfiany, SST,
AKI dana AKB di Indonesia, ProvinsiKepridan Tanjungpinang yang
berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau dan Dinas
Kesehatan Kota Tanjungpinang..

E. Alatdanbahan
Alatdanbahan yang digunakandalamstudikasusiniadalah :
1. Alatdanbahan yang
digunakanuntukmelakukanobservasiadalahsebagaiberikut:
a. Alat pemeriksaan ANC :
1) Timbangan dan pengukur tinggi badan
2) Termometer
3) Stetoskop dan tensimeter
4) Senter
5) Jam tangan
6) Leanec/Doppler
7) Medline/meteran
8) Pengukur LILA
9) Refleks hammer
10) Selimut
11) Handscoon
12) Pemeriksaan penunjang (Hbsahli set, protein urine set, dan
reduksi urine set)
b. Alat pertolongan persalinan :
1) Alat untuk TTV (tensi meter, stetoskop, thermometer)
2) Persiapan alat pelindung diri (APD)

70
3) Partus set (handscoon steril, kateter, ½ koher 1 buah, klem
talipusat 2 buah, gunting talipusat, benang talipusat, kassa
steril, gunting episiotomy)
4) Hecting set
5) Infuse set (bilaperlu)
6) Baskomberisi air DTT danlarutanklorin
7) Komberisi betadine
8) Spuit 3 cc
9) Obat-obatan seperti oksitosin, metergin dan lidokain (bila
perlu)
10) Leanec/Doppler
11) Jam tangan
12) Nierbekken 2 buah
13) Piring plasenta
14) Lampu sorot
15) Tabung oksigen
16) Tiang infuse
17) Tempat sampah medis dan non medis
18) Perlengkapan bayi (baju bayi, popok, bedong dan topi bayi)
19) Perlengkapan ibu (baju ibu, kain, BH, celana dalam, pampers,
underpad, dan gurita)
c. Alat pemeriksaan ibu nifas :
1) Stetoskop dan tensi meter
2) Thermometer
3) Senter
4) Jam tangan
5) Handscoon
6) Bengkok
7) Kom berisi kapas DTT
8) Perlak

71
d. Pemeriksaan bayi baru lahir :
1) Timbangan bayi
2) Metlin
3) Thermometer
4) Kom berisi kapas
5) Spuit 3 cc
6) Vit K
7) Hb0
8) Salap mata
2. Alatdanbahan yang digunakanuntukmelakukanwawancara : format
asuhankebidananpadaibuhamil, bersalin, dannifassertabayibarulahir.
3. Alatdanbahan yang digunakanuntukmelakukanstudidokumentasi
:catatanmedik (kohort) danbuku KIA ibu.

72
BAB IV
HASIL PENGKAJIAN DATA

A. Gambaran Umum Lokasi Pengkajian Data


Lokasi penelitian yang penulis lakukan terletak di PMB Bd. Hj. Yeni
Hasfiany, SST yang merupakan milik pribadi dari Bidan Hj. Yeni Hasfiany,
SST dan sudah ada sejak tahun 1996. PMB tersebut terletak di Tanjungpinang
tepatnya di Jalan Sultan Sulaiman KM 5 Bawah. PMB Hj. Yeni Hasfiany, SST
merupakan salah satu sarana kesehatan yang memadai dan bekerjasama dengan
BPJS. Sarana yang terdapat di PMB Bd. Hj Yeni Hasfiany, SST adalah satu
ruang tunggu, satu ruang pemeriksaan dan administrasi, satu ruanh bersalin
yang terdiri dari satu bed gynecology dan 2 kamar perawatan masa nifas. Jam
pelayanan di mulai dari pukul 06.00 WIB sampai jam 21.00 WIB, dan untuk
bersalin akan dilayani selama 24 jam. Jadwal imunisasi setiap tanggal 15 dari
jam 15.30 WIB sampai jam 19.00 WIB.

B. Hasil Pengkajian Data


Pada kasus ini penulis mengikuti perkembangan kehamilan Ny. S mulai
dari usia kehamilan 31-32 minggu sampai dengan bersalin hingga 6 hari
postpartum. ANC pertama pada tanggal 25 Januari 2020, ANC kedua pada
tanggal 2020. Asuhan persalinan pada tanggal 29 Maret 2020. Asuhan nifas
pertama pada tanggal 29 Maret 2020 dan asuhan nifas kedua pada tanggal 04
April 2020. Asuhan bayi baru lahir pertama pada tanggal 29 Maret 2020 dan
asuhan bayi baru lahir kedua pada tanggal 04 April 2020. Berikut ini
pengkajian data dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang
dijabarkan dibawah ini:
1. Asuhan Kebidanan Kehamilan
a. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan Pertama
Pada tanggal 25 Januari 2020 pukul 19.30 WIB dilakukan
Kunjungan I dengan hasil pengkajian data yang didapat penulis dari
melakukan anamnesa dan buku KIA yaitu ibu bernama Ny. Siti

73
Amanahusia 25 tahun. Berdasarkan riwayat menstruasi yang ditanyakan
pada ibu, ibu mengalami menarche pada saat umur 13 tahun dengan
siklus 28 hari atau lama haid 6-7 hari dengan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut. Hari pertama haid terakhir ibu pada tanggal 21 Juni 2019
dengan tafsiran persalinan 28 Maret 2020. Berdasarkan informasi dari
ibu, ibu hamil anak ke 2 dengan jumlah melahirkan 1 kali normal, dan
jarak persalinan terakhir dengan hamil ini selama tahun.
Riwayat kehamilan sekarang pada trimester pertama ibu
melakukan kunjungan dengan keluhan mual, trimester kedua dengan
keluhan mual dan muntah, dan trimester ke tiga ibu tidak mengalami
keluhan. Ibu merasakan pertama kali gerakan janin pada saat usia
kehamilan 20 minggu dengan banyaknya gerakan >13x/hari.
Saat ini Ny. S hamil dengan usia kehamilan 31-32 minggu datang
dengan alasan melakukan kunjungan ulang dan mengatakan tidak ada
keluhan. Pada pengkajian objektif dilakukan pemeriksaan secara umum
dengan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah
98/65 mmHg, pernapasan 20 x/m, suhu 36,3oC, nadi 82 x/m, BB
sebelum hamil 50 kg, BB sekarang 56 kg, tinggi badan 162 cm, lingkar
lengan atas 25,5 cm. pada pemeriksaan fisik dilakukan secara head to
toe dan tidak ada kelainan.
Saat dilakukan palpasi pada leopold I didapatkan hasil TFU
(Tinggi Fundus Uteri) pertengahan pusat-px sebesar 24 cm dan teraba
bokong dibagian fundus ibu, leopold II dibagian kanan perut ibu teraba
punggung janin dan dibagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas), leopold III dibagian bawah perut ibu teraba kepala
dan kepala masih bisa digoyangkan atau kepala belum masuk PAP
(Pintu Atas Panggul), sehingga leopold IV tidak dilakukan. Tafsiran
berat janin yang didapatkan yaitu 1705 gram. Pada pemeriksaan DJJ
(Denyut Jantung Janin) sebesar 147 x/menit. Dari pengkajian data
subjektif dan objektif didapatkan diagnosis Ny. S G2P1A0 Usia

74
Kehamilan 31-32 minggu dengan hamil normal. Dari pemeriksaan ibu
tidak memiliki masalah.
Dari pemeriksaan laboratorium yang dilakukan diPuskesmas pada
didapatkan hasil protein urine negative, glukosa urin negative, HB 12,0
gr%, HIV/AIDS non reaktif, HbsAg non reaktif, RPR negatif. Adapun
asuhan yang diberikan kepada Ny. S sesuai dengan keadaan dan usia
kehamilannya yaitu memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,
menganjurkan kepada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi,
menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya trimester III,
mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara saat kehamilan
memasuki trimester III, menginformasikan kepada ibu untuk
mengkonsumsi vitamin selama hamil, menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang.

b. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan Kedua


Pada tanggal 03 Maret 2020 pukul 17.00 WIB Ny. S melakukan
kunjungan ulang dengan tidak ada keluhan yang dirasakan. Setelah
dilakukan pemeriksaan umum didapatkan hasil keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/60 mmHg, pernapasan 22
x/m, suhu 36,5 oC, nadi 82 x/m, BB sekarang 60 kg. Pada pemeriksaan
fisik yang terfokus tidak ada kelainan. Saat dilakukan palpasi leopold I
didapatkan hasil TFU 3 jari dibawah px sebesar 28 cm, dan teraba
bokong dibagian fundus ibu, leopold II dibagian kanan perut ibu teraba
punggung janin dan dibagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas), leopold III dibagian bawah perut ibu teraba kepala
dan kepala tidak bisa digoyangkan atau kepala sudah masuk PAP (Pintu
Atas Panggul) sehingga dilakukan leopold IV dengan posisi tangan
Divergen. Tafsiran berat janin yang didapatkan yaitu 2635 gram. Pada
pemeriksaan DJJ (Denyut Jantung Janin) sebesar 148 x/menit.
Dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh penulis dengan hasil
protein urinenegatif, glukosa urine negatif. Dari pengkajian data

75
subjektif dan objektif didapatkan diagnosa Ny. S G2P1A0Usia
Kehamilan 36-37 minggu dengan hamil normal dan tidak ditemukan
masalah pada kunjungan ini. Adapun asuhan yang diberikan kepada Ny.
S sesuai dengan keadaan dan usia kehamilannya yaitu memberitahu
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan, menganjurkan kepada ibu tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi, menginformasikan kepada ibu tentang
tanda-tanda bahaya trimester III, memberitahu ibu tentang tanda-tanda
persalinan, menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

2. Asuhan Kebidanan Persalinan


a. Kala I
Ny. S usia 25 tahun G2P1A0 usia kehamilan 40-41 minggu datang
ke PMB Bd. Hj. Yeni Hasfiany, SST Tanjungpinang pada tanggal 29
Maret 2020 pukul 00.40 WIB dengan keluhan sakit perut yang menjalar
sampai kepinggang serta keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Pada pengkajian objektif saat pemeriksaan leopold I dilakukan
pengukuran tinggi fundus uteri sebesar 30 cm dan teraba bokong
dibagian atas fundus uteri ibu, leopold II teraba punggung janin dibagian
kanan perut ibu dan bagian-bagian kecil pada bagian kiri perut ibu,
leopold III teraba kepala dibagian bawah perut ibu dan kepala sudah
masuk PAP, sehingga dilakukan leopold IV dengan hasil posisi tangan
divergen. Tafsiran berat janin yang didapatkan dari TFU yaitu 2945
gram. Pada pemeriksaan DJJ sebesar 144 x/menit. Pada pemeriksaan
genetalia dilakukan pemeriksaan dalam pada pukul 00.40 WIB dengan
indikasi keluar lendIr bercampur darah dari jalan lahir dan hasil
pemeriksaan vagina normal, portio tipis, pembukaan 6 cm, selaput
ketuban utuh, presentasi kepala, posisi UUK belakang kepala, penurunan
2/5, dan tidak ada molase. Dari hasil pengkajian data subjektif dan
objektif didapatkan diagnosa Ny. S G2P1A0 usia kehamilan 40-41
minggu inpartu kala I fase aktif. Asuhan yang diberikan adalah
memberitahukan kepada ibu tentang hail pemeriksaan, memberikan

76
dukungan kepada ibu agar ibu semangat menghadapi proses persalinan
nya nanti, menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah
tenaga saat persalinan, mendokumentasikan asuhan dalam SOAP dan
hasil pemeriksaan dilembar observasi, serta memantau kemajuan
persalinan dan mendokumentasikan ke dalam partograf.
b. Kala II
Pada pukul 01.40 WIB, ibu mengatakan sakit perutnya semakin
kuat dan ada dorongan mengedan. Keadaan umum ibu baik, kesadaran
compos mentis, kontraksi 5 kali dalam 10 menit lamanya 60 detik,
perdarahan kala II ±60 cc, DJJ 142 x/menit. Hasil pemeriksaan dalam
yaitu portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban utuh, presentasi
kepala, posisi UUK belakang kepala, penurunan 0/5 dan tidak ada
moulase. Kemudian sudah timbul tanda-tanda gejala kala II yaitu sudah
adanya dorongan meneran, tekanan dianus, perineum menonjol, dan
vulva membuka. Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif
didapatkan diagnosa Ny. S G2P1A0 usia kehamilan 40-41 minggu
Inpartu kala II normal.
Asuhan yang diberikan pada Ny. S adalah melakukan asuhan
persalinana sesuai 60 langkah APN, bayi lahir spontan dan menangis
pukuL 02.00 WIB, jenis kelamin laki-laki, kemudian melakukan
penilaian sepintas: bayi menangis spontan, gerakan aktif, warna kulit
kemerahan. Langkah selanjutnya dilakukan pemotongan tali pusat dan
klem tali pusat, dan dilakukan IMD.
c. Kala III
Pada pukul 02.01 WIB Ibu mengatakan perutnya masih terasa
mules dan ibu merasa senang bayinya telah lahir. Keadaan umum baik,
kesadaran compos mentis, kontraksi baik, TFU teraba sepusat,
perdarahan kala III ±100 cc. terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
uterus globuler, tali pusat bertambah panjang, dan adanya semburan
darah. Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosa Ny. S P3A1 parturien kala III normal. Asuhan yang diberikan

77
yaitu melakukan Manajemen Aktif Kala III (MAK III) untuk melahirkan
plasenta. Plasenta lahir spontan dan lengkap pukul 02.05 WIB.
Kemudian dilakukan masase fundus uteri sebanyak 15 kali selama 15
detik dan kontraksi teraba keras. Setelah itu melakukan evaluasi laserasi.
Laserasi derajat I dan dilakukan heacting dengan anastesi.
d. Kala IV
Pada pukul 02.20 WIB, Ibu mengatakan senang telah melewati
proses persalinan dan nyeri luka jahitan. Dari hasil pemeriksaan keadaan
umum baik, kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital dalam batas
normal, kontraksi baik, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan ±100 cc,
kandung kemih kosong, terdapat laserasi derajat I dan sudah dilakukan
heacting. Dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosa Ny. S P2A0parturien kala IV normal. Asuhan yang diberikan
yaitu membersihkan ibu, membersihkan alat-alat yang telah digunakan
dengan air DTT dan larutan klorin 0,5 %. Memantau kala IV yang
terlampir dipatograf.

3. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


a. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) Kunjungan Pertama
Pada tanggal 29 Maret 2020 pukul 08.00 WIB ibu mengatakan
bahwa tidak ada keluhan. Pemenuhan kebiasaan makan baru 1 kali dari
sehabis melahirkan, minum air putih dan air teh, BAK 1 kali dan belum
ada BAB. Dari pengkajian data objekftif didapatkan hasil pemeriksaan
head to toe tidak ada kelainan. Kontraksi uterus baik, perdarahan dalam
batas normal, jenis lochea yang keluar adalah lochea rubra, TFU 2 jari
dibawah pusat.
Berdasarkan dari pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan
diagnosa Ny. S P2A0 Postpartum 6 jam normal. Asuhan yang diberikan
yaitu memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,
memberitahukan kepada ibu untuk memperhatikan kontraksi uterus,
mengajarkan ibu tentang teknik menyusui,memberitahu ibu untuk

78
melakukan pijatan pada payudara, memberikan obat untuk dikonsumsi,
memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi atau jika ibu merasa ada keluhan sebelum waktu kunjungan.
b. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) Kunjungan Kedua
Pada tanggal 04 April 2020 pukul 19.00 WIB ibu mengatakan tidak
ada keluhan. Setelah dilakukan pengkajian tidak ada tanda-tanda bahaya
masa nifas. Keadaan umum ibu baik, kesadaran compos mentis, tanda-
tanda vital dalam batas normal, kontraksi baik, TFU pertengahan pusat-
simpisis, perdarahan dalam batas normal. Dari pemeriksaan fisik tidak
ditemukan adanya kelainan.
Dari pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan
diagnosa Ny. S P2A0 Postpartum 6 hari normal. Asuhan yang diberikan
yaitu memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,
memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi dan istirahat dan
memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas dan
memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan tujuan
untuk konseling KB setelah 42 hari masa nifas.

4. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


a. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) Kunjungan Pertama
Pada tanggal 29 Maret 2020 pukul 08.00 WIB By. Ny. S usia 6
jam, lahir pada tanggal 29 Maret 2020 pukul 02.00 WIB, jenis kelamin
laki-laki dengan berat badan 3400 gram, panjang badan 50 cm, lingkar
kepala 32 cm, lingkar dada 32 cm, lingkar perut 35 cm. setelah dilakukan
pemeriksaan secara head to toe tidak ditemukan kelainan pada By. Ny. S.
Dari hasil pengkajian data subjektif dan data objektif didapatkan
diagnosa By. Ny. S usia 6 jam bayi baru lahir normal. Asuhan yang
diberikan yaitu menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan,
memberitahukan kepada ibu bahwa bayi akan dimandikan dan diberikan
imunisasi HB0, memberitahukan kepada ibu bahwa bayi akan
dimandikan, memberitahukan kepada ibu tentang perawatan tali pusat,

79
memberitahukan kepada ibu untuk menyusui bayi secara on demand,
memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir,
memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi atau jika bayi mengalami keluhan sebelum waktu kunjungan.
b. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) Kunjungan Kedua
Pada tanggal 04 April 2020 pukul 19.00 WIB dilakukan kunjungan
kedua pada By. Ny. S. Setelah dilakukan pemeriksaan keadaan bayi baik,
suhu 36, 7oC, pernafasan 52 x/menit, nadi 130 x/menit, berat badan 4500
gram, panjang badan 50 cm. Pada pemeriksaan head to toe tidak
ditemukan kelainan pada bayi. Dari hasil pengkajian data subjektif dan
data objektif didapatkan diagnosa By. Ny. S usia 6 hari bayi baru lahir
normal Asuhan yang diberikan yaitu memberitahukan kepada ibu tentang
hasil pemeriksaan, menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif,
menganjurkan ibu untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari,
memberitahukan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi,
memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir dan
memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang.

80
BAB V
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis membahas kasus yang diambil dan akan
membandingkan antara teori dengan praktik dilapangan, untuk lebih sistematisnya
maka penulis membuat pembahasan dengan mengacu pada pendekatan
manajemen kebidanan, menyimpulkan data, menganalisa data dan melakukan
penatalaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan manajemen kebidanan.

A. Asuhan Kebidanan Kehamilan


1. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan Pertama
Pada kunjungan kehamilan yang pertama dilakukan pemeriksaan
pada Ny. S usia 25 tahun G2P1A0 dengan asuhan yang diberikan kepada
Ny. S sesuai keadaan dan usia kehamilannya yaitu pertama, memberitahu
kepada ibu tentang hasil pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan dengan
mengacu pada standar kehamilan 10 T, dimulai dari berat badan ibu,
tekanan darah hingga konseling atau asuhan yang harus diberikan. Kedua,

81
menganjurkan kepada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan, kurangi makanan yang
mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti. Berdasarkan teori dalam
buku Tyastuti, Siti dan Heni.P.W, 2016, pemenuhan kebutuhan nutrisi
merupakan salah satu pendidikan kesehatan yang harus diberikan pada ibu
hamil agar kebutuhan gizi terpenuhi selama kehamilan.Berdasarkan hasil
pengkajian tidak terdapat kesenjangan teori dan praktik lapangan.
Ketiga, menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya
trimester III, seperti sakit kepala yang berlebihan, pembengkakan pada
jari dan tangan, pandangan kabur, gerakan janin berkurang, ketuban pecah
sebelum waktunya. Berdasarkan teori dalam buku Hanni U, dkk, 2010
tanda-tanda bahaya trimester III ditandai dengan sakit kepala yang hebat,
bengkak diwajah dan jari tangan, keluar cairan pervaginam, serta gerakan
janin yang tidak terasa.
Keempat, mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara
saat kehamilan memasuki trimester III yaitu bersihkan payudara
menggunakan air, lalu pijat dengan kedua tangan menggunakan baby oil.
Urut sekeliling payudara searah jarum jam, kemudian berbalik arah.
Lakukan pemijatan ini selama 10-15 menit. Menurut teori (Tyastuti,Siti
dan Heni.P.W,2016) hal ini bermanfaat membuka sel-sel mati yang
menghalangi keluarnya ASI. Berdasarkan hasil pengkajian tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Kelima, menginformasikan kepada ibu untuk mengkonsumsi
vitamin selama hamil yaitutablet zat besi (Fe) sebagai tablet tambah darah
dan Kalsium (Kalk) sebagai vitamin untuk tulang selama hamil.
Berdasarkan teori (Midwifery Update 2016), selama kehamilan seorang
ibu hamil harus mendapatkan 90 tablet Fe, karena sulit mendapatkan zat
besi dengan jumlah yang cukup. Berdasarkan hasil pengkajian tidak
ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
Keenam, menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2
minggu lagi atau jika ibu mengalami keluhan.

82
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S
usia 25 tahun G2P1A0 dari awal kehamilan hingga akhir kehamilan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.
2. Asuhan Kebidanan Kehamilan Kunjungan Kedua
Pada tanggal 03 Maret 2020 pukul 17.00 WIB Ny. S melakukan
kunjungan ulang. Adapun asuhan yang diberikan kepada Ny. S sesuai
dengan keadaan dan usia kehamilannya yaitu memberitahu kepada ibu
tentang hasil pemeriksaan sehingga didapatkan diagnosa Ny. S G2P1A0
Usia Kehamilan 36-37 minggu dengan hamil normal dan tidak ditemukan
masalah pada kunjungan ini. menganjurkan kepada ibu tentang
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-
buahan, kurangi makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau
roti. Berdasarkan teori dalam buku Tyastuti, Siti dan Heni.P.W, 2016,
pemenuhan kebutuhan nutrisi merupakan salah satu pendidikan kesehatan
yang harus diberikan pada ibu hamil agar kebutuhan gizi terpenuhi selama
kehamilan.
Asuhan pertama, menginformasikan kepada ibu tentang tanda
tanda bahaya trimester III menurut teori dalam buku Hanni U, dkk, 2010
yaitu seperti sakit kepala yang berlebihan, pembengkakan pada jari dan
tangan, pandangan kabur, gerakan janin berkurang, ketuban pecah
sebelum waktunya. Alasan di berikannya penkes tanda bahaya trimester
III agar ibu lebih mengetahui dan lebih waspada apabila hal itu terjadi
ibu bisa lansung segera ke klinik bidan atau ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu ibu harus
menyiapkan baju bayi terdiri dari topi, sarung tangan, sarung kaki, baju,
popok, bedong. Sedangkan untuk ibu yaitu baju ganti, sarung, gurita, dan
pampers dewasa. Berdasarkan teori dalam buku standar asuhan
kebidanan, persiapan persalinan termasuk ke dalam standar 8 yang harus
dipersiapkan selama kehamilan terutama memasuki trimester III.

83
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir
bercampur darah, sakit perut yang menjalar ke pinggang, sakit perut yang
semakin sering dan teratur. Berdasarkan teori dalam buku Tyastuti, Siti
dan Heni.P.W, 2016, memberitahu tentang tanda-tanda persalinan
merupakan salah satu upaya agar terwujudnya asuhan antenatal yang
efektif. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi atau jika ibu ada keluhan. Kunjungan ulang yang dilakukan pada
trimester III akhir dilakukan setiap satu minggu sekali dengan mengacu
pada standar pelayanan kebidanan tentang jadwal kunjungan selama
kehamilan.
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S
usia 25 tahun G2P1A0 dari awal kehamilan hingga akhir kehamilan tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.

B. Asuhan Kebidanan Persalinan


1. Kala I
Pada kasus persalinan Ny. S usia 25 tahun G2P1A0 berlangsung
normal, spontan dengan persentasi kepala. Asuhan yang diberikan selama
kala I persalinan yaitu memberitahukan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu baik dan janin baik. Ibu
memasuki proses persalinan dengan usia kehamilan 40-41 minggu (aterm)
dengan kehamilan normal.Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan
hasil tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,7 oC,
pernafasan 22 x/menit, his 4x10’x50”, DJJ 144 x/menit, pembukaan 6 cm,
portio tipis, ketuban utuh, persentasi bagian kepala belakang, tidak ada
molase.
Tindakan pertama yang dilakukan ialah menyiapkan alat partus set.
Berdasarkan teori menurut (Midwifery Update, 2016) memastikan
kelengkapan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan
merupakan salah satu langkah dalam asuhan persalinan normal.

84
Berdasarkan tindakan yang dilakukan sudah sesuai antara teori dan
praktik lapangan dan tidak terdapat kesenjangan.
Kemudian asuhan selanjutnya mengajarkan ibu teknik relaksasi
pada saat his dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung lalu
menghembuskan nafas secara perlahan melalui mulut dan jangan
mengedan terlebih dahulu karena pembukaan belum lengkap. Menurut
teori pengurangan rasa nyeri bisa dengan relaksasi dan latihan
pernafasan saat kontraksi muncul (Yulizawati, dkk, 2017).
Kemudian memberitahukan kepada keluarga untuk mengusap atau
memijat pinggang ibu, agar sakit berkurang dan ibu merasa nyaman.
Menganjurkan ibu untuk baring miring ke kiri karena di anggap lebih
aman untuk janin, lalu dapat meningkatkan aliran darah dan nutrisi dari
jantung ibu ke plasenta untuk memberi makan janin dalam kandungan
menurut teori dalam buku Johariyah. Ema. W. N., 2012. Berdasarkan
hasil pengkajian tidak ditemukannya kesenjangan anatar teori dan praktik
lapangan.
Menganjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela tidak ada
kontraksi agar pada saat mengejan nanti ibu kuat dan bertenaga. Ibu
bersedia minum walaupun sedikit. Dukungan yang diberikan merupakan
asuhan kebidanan persalinan yang merupakan kebutuhan dasar ibu
bersalin sesuai dengan teori dalam buku Johariyah. Ema. W. N., 2012.
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukannya kesenjangan anatar
teori dan praktik lapangan.
Mendokumentasikan asuhan dalam SOAP dan hasil pemeriksaan
dilembar observasi, serta memantau kemajuan persalinan dan
mendokumentasikan ke dalam partograf. Dari hasil pengkajian dan
pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S usia 25 tahun G2P1A0 pada kala
I persalinan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.
2. Kala II
Pada pukul 01.40 wib, ibu mengatakan sakitnya semakin kuat
dan sering serta ada dorongan ingin meneran. Menurut teori (Johariyah

85
dan Ema.W.N. 2012) hal tersebut merupakan gejala dan tanda dari kala
II.
Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam kembali dengan hasil
pembukaan 10 cm, ketuban utuh, persentasi kepala, dan tidak ada molase.
Ny. S memasuki proses persalinan kala II dengan tanda gejala, dorongan
ingin meneran, tekanan dianus, perineum menonjol, dan vulva membuka.
Hal ini sudah sesuai dengan teori (Johariyah dan Ema.W.N. 2012)
Asuhan selanjutnya yang diberikan yaitu memberitahu ibu dan
keluarga tentang hasil pemeriksaan, meminta keluarga untuk
mendampingi ibu selama persalinan, mengajarkan ibu teknik mengedan
yang baik dan benar, melakukan tindakan sesuai langkah APN 60
langkah. Bayi lahir spontan pukul 02.00 WIB dengan keadaan menangis
kuat, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, kemudian dilakukan inisiasi
menyusui dini (IMD). Lama kala II Ny. S berlangsung selama 20 menit.
Langkah-langkah yang dilakukan selama kala II persalinan dilakukan
berdasarkan teori dalam buku (Midwifery Update, 2016 ) sehingga tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.
3. Kala III
Setelah bayi lahir terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali
pusat bertambah panjang, uterus globuler, dan keluarnya semburan darah.
Kemudian asuhan yang dilakukan yaitu manajemen aktif kala III (MAK
III) yaitu menyutikan oksitosin di 1/3 paha bagian luar, melakukan
peregangan tali pusat dengan posisi tangan dorsocranial. Hal ini sudah
sesuai dengan teori( Midwifery Update, 2016) dan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Menurut teori asuhan yang diberikan pada kala III yaitu manajemen
aktif kala III yang bertujuan untuk menghasilkan kontraksi uterus yang
lebih efektif untuk mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
mengurangi kehilangan darah kala III persalinan dengan memberikan
suntikan oksitosin 10 UI/IM dibagian luar sebelah kanan paha ibu.
Kemudian melakukan peregangan tali pusat terkendali, pada saat tali

86
pusat bertambah panjang pindahkan klem 5-10 cm didepan vulva dan
melakukan massase fundus uteri untuk mendeteksi kontraksi, sedangkan
tangan yang satunya memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
Pada saat uterus berkontraksi tegangkan tali pusat ke bawah dan keatas
secara hati-hati. Hal ini sudah sesuai dengan teori (Midwifery Update,
2016) dan tidak terdapat kesenjangan di antara keduanya.
Kemudian Plasenta lahir spontan dan lengkap pada pukul 02.05
WIB, kemudian melakukan masase fundus uteri 15 kali selama 15 detik
searah jarum jam. Berdasarkan teori (Damayanti, Ika. P. dkk, 2014)
pelepasan plasenta ditandai dengan, uterus menjadi berbentuk bundar, tali
pusat semakin panjang, dan terjadi perdarahan. Berdasarkan hasil
pengkajian tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Kemudian, melakukan pemeriksaan plasenta. Kotiledon lengkap,
selaput ketuban utuh, panjang tali pusat ±50 cm, insersi sentralis, beratnya
±500 gram. Memasukan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat
khusus, kemudian melakukan evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Terjadi laserasi derajat I, kemudian dilakuakan penjahitan
dengan anastesi.Langkah-langkah yang dilakukan selama kala II
persalinan dilakukan berdasarkan teori dalam buku Midwifery Update,
2016 sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.

4. Kala IV
Pada kala IV asuhan yang diberikan yaitumemastikan uterus
berkontraksi dengan baik, perdarahan dalam batas nomal, dan TFU 2 jari
dibawah pusat. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu atau IMD paling sedikit 1 jam. Membersihkan ibu dengan air
DTT dan tempat bersalin dengan air klorin 0,5% kemudian bilas dengan
air DTT. Membantu ibu memakai pampers dan kain sarung yang baru.
Memastikan ibu merasa nyaman, ibu boleh makan dan minum yang
diinginkan. Mengajarkan ibu untuk mengusap bagian keras diperutnya
atau rahimnya. Jika terasa lembek dan keluar darah seperti air keran yang

87
mengalir, segera lakukan usapan tersebut dan beritahu bidan. Membuang
sampah sesuai jenisnya. Merendam peralatan yang dipakai dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Buka sarung tangan secara terbalik lalu
rendam dalam larutan klorin. Cuci, bilas, keringkan, merebus dan
mensterilkan alat. Mencuci tangan 6 langkah dibawah air mengalir dan
mengeringkan tangan menggunakan handuk bersih. Kemudian
melengkapi partograf. Melakukan pemantauan kala IV dengan memeriksa
tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri (TFU), kontraksi uterus,
kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada satu jam pertama
dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua.
Berdasarkan teori dalam buku Midwifery Update, 2016 melakukan
pemantauan 2 jam postpartum setelah membersihkan dan merapikan ibu
dan alat-alat persalinan serta mendokumentasikan hasil pemeriksaan ke
dalam partograf dengan melakukan pemeriksan TFU, kontraksi rahim,
perdarahan pervaginam, serta kandung kemih merupakan langkah-
langkah yang harus dilakukan sesuai dengan 60 langkah APN.
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S usia
25 tahun G2P1A0 dari awal persalinan hingga kala IV tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan dilapangan.

C. Asuhan Kebidanan Masa Nifas


Kunjungan masa nifas pada Ny. S dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada
kunjungan 6 jam setelah persalinan di PMB Bd. Hj. Yeni Hasfiany, SST dan
kunjungan ke dua 6 hari setelah persalinan di rumah.
1. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) Kunjungan Pertama
Pada tanggal 29 Maret 2020 jam 08.00 WIB dilakukan kunjungan
pertama dengan hasil pemeriksaan keadaan ibu baik, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu 36,0 o C, TFU 2 jari
dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong, dan terdapat
pengeluaran lochea berwarna merah segar. Berdasarkan teori masa nifas

88
yang pertama memasuki periode immediate postpartum, masa segera
setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada masa ini merupakan
fase kritis, sering terjadi insiden perdarahan postpartum karena atonia
uteri. Oleh karena itu, bidan perlu melakukan pemantauan secara kontinu,
yang meliputi; kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, kandung kemih,
tekanan darah dan suhu (Wahyuni, Elly.D, 2018). Kemudian terdapat
pengeluaran berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua (desidua, yakni selaput lendir rahim dalam keadaan hamil),
verniks caseosa, lochea ini disebut dengan lochea rubra (Sukma, Febi. dkk,
2017).
Pada kunjungan pertama di BPM Bd. Hj. Yeni Hasfiany, SST asuhan
yang diberikan yaitu tentang cara menjaga kontraksi dengan baik seperti
melakukan masase fundus uteri searah jarum jam sebanyak 15 kali dalam
15 detik, mengajarkan ibu teknik menyusui yang benar, memberitahu ibu
untuk melakukan pijatan pada payudara, selain itu dilakukan rawat gabung
antara ibu dan bayinya setelah persalinan tujuannya untuk meningkatkan
hubungan antara ibu dan bayinya, serta memeriksa tanda-tanda bahaya
masa nifas salah satunya yaitu uterus yang tidak berkontraksi sehingga
terjadi perdarahan. Hal ini sesuai dengan tujuan kunjungan masa nifas
pada 6 jam postpartum yaitu mencegah perdarahan akibat atonia uteri,
memfasilitasi ibu untuk pemberian ASI awal, memfasilitasi dan
meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi (Bounding Attachmant). (IBI,
2016).
2. Asuhan Kebidanan Postnatal Care (PNC) Kunjungan Kedua
Pada tanggal 04 April 2020 pukul 19.00 WIB penulis melakukan
kunjungan kedua masa nifas di rumah Ny. S. Hasil pengkajian tanda-tanda
vital Ny. S dalam batas normal dimana tekanan darah 90/60 mmHg, suhu
36oC, kontraksi baik, TFU berada dipertengahan antara pusat dan simpisis,
terdapat pengeluaran lochea berwarna merah kecoklatan. Periode early
postpartum (>24 jam-1 minggu) yaitu fase ini bidan memastikan involusi
uteri dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau

89
busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta
ibu dapat menyusui dengan baik (Wahyuni, Elly.D, 2018).
Pada kunjungan kedua Ny. S tidak merasakan keluhan-keluhan yang
berlebihan. Asuhan yang diberikan yaitu memberitahu ibu tentang
kebutuhan nutrisi dan istirahat.Ibu harus banyak makan sayur-sayuran
hijau dan banyak minum air putih agar produksi ASI nya banyak, jangan
makan-makanan yang pedas, lemak dan bersantan, untuk istirahat ibu
harus mengaturnya sebaik mungkin seperti ketika bayi tidur, ibu juga bisa
ikut tidur sehingga tidak akan mengganggu waktu istirahat ibu.
Berdasarkan teori dalam buku Wahyuni, Elly. D, 2018, Kebutuhan nutrisi
pada masa postpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguna
untuk proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI
untuk pemenuhan kebutuhan bayi sehingga dibutuhkan makanan yang
bergizi seperti sayur-sayuran dan air putih untuk memperbanyak produksi
ASI.
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu
perdarahan yang berlebihan, sakit kepala yang menetap, demam, bengkak
pada bagian tangan atau kaki, dan perubahan pada payudara. Hal ini
dberitahukan agar ibu lebih waspada dan bisa mengetahui bahayanya
apabila hal itu terjadi. Hal ini sudah sesuai dengan teori IBI (2016) dan
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik lapangan. Kemudian
memberikan, asuhan mengenai KB yang akan ibu gunakan. Asuhan-
asuhan yang diberikan saat kunjungan masa nifas sesuai teori dalam buku
IBI (2016).
Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. S
usia 25 tahun P2A0 dari nifas kunjungan pertama hingga kedua tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan dilapangan.

D. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Pada asuhan kebidanan bayi baru lahir penulis melakukan dua kali
kunjungan yaitu kujungan pertama saat bayi berusia 6 jam di BPM Bd. Hj.

90
Yeni Hasfiany, SST dan kunjungan kedua saat bayi berusia 6 hari yang
dilakukan di rumah Ny. S.

1. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) Kunjungan Pertama


Pada tanggal 29 Maret 2020 penulis melakukan kunjungan pertama.
Penulis melakukan pemeriksaan secara umum dengan hasil tanda-tanda
vital bayi dalam keadaan normal. Bayi lahir dengan berat badan 3400
gram, panjang badan 50 cm, lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 32, dan
lingkar perut 35 cm dan tidak ada masalah lainnya. Tindakan yang telah
dilakukan saat bayi lahir yaitu penilaian awal, membebaskan jalan nafas,
memotong tali pusat, menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan topi
(sesuai langkah APN), melakukan pencegahan infeksi dengan
menggunakan sarung tangan, memastikan pakaian bayi bersih, 2 jam
kemudian diberikan injeksi vitamin K untuk mencegah perdarahan di otak
dan salep mata untuk mencegah infeksi. Hal ini sesuai dengan teori asuhan
pada bayi baru lahir dalam buku Ilmiah, Widia. S (2015).
Asuhan kebidanan bayi baru lahir 6 jam yang penulis berikan
yaitu memberitahukan kepada ibu bahwa bayi akan dimandikan dan
diberikan imunisasi HB0, memberitahukan kepada ibu tentang perawatan
tali pusat yaitu tidak membungkus tali pusat dengan kain dan jaga tali
pusat agar tetap kering menurut teori (Kemenkes RI, 2019) menjaga tali
pusat agar tetap kering bisa mencegah terjaidnya infeksi neonatorum dan
berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukannya kesenjangan antara
teori dan praktik dan asuhan yang diberikan sudah sesuai dengan teori
pada kunjungan pertama neonatal.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan secara ondemand menurut teori
(Johariyah dan Ema.W.N, 2012) hisapan bayi bisa merangsang keluarnya
Asi dan Asi sangat baik untuk kebutuhan nutrisi si bayi. Dalam kasus ini
ibu sudah memberikan asinya secara ondemand dan sering kepada si bayi,

91
berdasarkan hasil pengkajian tersebut tidak ditemukannya kesenjangan
antara teori dan praktik.

2. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir (BBL) Kunjungan Kedua


Kunjungan kedua penulis lakukan pada tanggal 04 April 2020.
Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital bayi dalam keadaan normal. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan pada bayi. Asuhan yang telah
diberikan yaitu menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya secara
eklusif sampai bayi berusia 6 bulan secara ondemand menurut teori
(Johariyah dan Ema.W.N, 2012) hisapan bayi bisa merangsang keluarnya
Asi dan Asi sangat baik untuk kebutuhan nutrisi si bayi. Dalam kasus ini
ibu sudah memberikan asinya secara ondemand dan sering kepada si bayi,
berdasarkan hasil pengkajian tersebut tidak ditemukannya kesenjangan
antara teori dan praktik. Asuhan selanjuttnya yaitu menginformasikan
kepada ibu untuk memberikan bayinya imunisasi BCG setelah umur1
bulan, imunisasi bisa didapatkan di posyandu, klinik bidan, ataupun,
puskesmas.
Secara keseluruhan, bayi diberikan pelayanan sesuai standar yaitu
dengan melakukan perawatan bayi baru lahir (Oktarina, Mika, 2016).
Pelayanan ini diterapkan sesuai dengan kunjungan nenonatus. Penulis juga
melakukan kunjungan dua kali yaitu kunjungan pertama pada 2 hari
postpartum, dan kunjungan kedua pada 7 hari postpartum sesuai dengan
defenisi operasional yang penulis tetapkan.

92
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengkajian dan pembahasan, asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan padaNy. S dan bayi Ny. S sesuai dengan
standar kebidanan dan teori, dimana hasil dari asuhan tersebut dimulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir berjalan dengan baik,
sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.
S dan bayi Ny. S telah terpenuhi. Adapun kesimpulan dari hasil laporan kasus
mengenai asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan di PMB Bd. Hj.
Yeni Hasfiany, SST Tanjungpinang adalah sebagai berikut:
1. Untuk melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. S G2P1A0 yang
sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali kunjungan dengan standar 10 T dan
berlangsung normal.
2. Untuk melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. S G2P1A0 yang
berlangsung normal tanpa masalah dengan menggunakan asuhan
persalinan 60 langkah APN dan asuhan saying ibu

93
3. Untuk melakukan asuhan kebidanan masa nifas padaNy. S G2P1A0 yang
sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali kunjungan dan penatalaksanaannya
sesuai dengan asuhan masa nifas.
4. Untuk melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By. Ny. S yang
sudah dilaksanakan sebanyak 2 kali kunjungan dan penatalaksanaannya
sesuai dengan asuhan bayi baru lahir.
5. Asuhan komprehensif yang telah diberikan kepadaNy. S dan bayi Ny. S
didokumentasikan dalam bentuk pendokumentasian metode SOAP.

B. Saran
1. BagiMahasiswa
Mahasiswa dapat memberikan asuhan yang sesuai dengan memperhatikan
aspek fisiologis dan psikologis.
2. Bagi Klien
Klien diharapkan dapat terus menerapkan asuhan yang telah diberikan.
3. Bagi Lahan Praktik
Lahan praktik diharapkan untuk terus meningkatkan pelayanan dalam
memberikan asuhan yang menyeluruh bagi ibu dan bayi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menyediakan lebih banyak referensi atau bahan bacaan
yang dapat dijadikan acuan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

94
95
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti,Ika. P. dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu


Bersalin dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.

Dinkes Kota TanjungPinang, 2019. Profil Kesehatan Kota Kepulauan Riau Tahun
2019. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Kota Kepulauan Riau

DinkesProvKepri, 2017.Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017.


Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.

Hani, U. dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:


Salemba Medika.

IBI, 2016. Midwifery Update. Jakarta: PP IBI.

Ilmiah, Widia. S, 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha Medika

Johariyah dan Ema. W.N. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
lahir.

Kemkes. 2019. Kematian Maternal dan Neonatal di Indonesia.


(http://www.kemkes.go.id)diakses pada tanggal 15 Januari 2020.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar.

Oktarina, Mika. 2016. Asuhan Kebidanan, Persalinan, dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Deepublish.

Tyastuti, Siti dan Heni.P.W. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta:


PUSDIK SDM Kesehatan.

World Health Organization (WHO). 2019. Maternal Mortality,


(http://www.who.int) diakses pada tanggal 04 Februari 2020.
Yulizawati, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Padang: Erka

1
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI KLIEN

Kepada ,
Yth, Ny.S
Di Tempat

Dengan Hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini Mahasiswa Poltekkes Kemenkes
TanjungPinang TanjungPinang prodi D III Kebidanan
Nama : Trisnawati
NIM : P07224217 1736
Akan mengadakan kegiatan Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul:
“ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny.S G 2P1A0H1 USIA
25 TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “HJ.YENI HASFIANY ,SST
TANJUNGPINANG TAHUN 2020”.Kegiatan ini bertujuan untuk membantu
ibu dalam proses kehamilan persalinan,nifas,dan BBL, tidak menimbulkan akibat
yang merugikan bagi ibu sebagai klien,kerahasiaan semua informasi yang
diberikan semua akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan
kegiatan.Jika ibu tidak bersedia menjadi klien,maka tidak ada ancaman bagi ibu
dan keluarga.

Apabia ibu setuju untuk menjadi klien saya maka dengan ini saya mohon untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan saya dengan
wawancara.
Atas perhatian dan kesediaan ibu,saya ucapkan terimakasih

Pemohon

TRISNAWATI
NIM.P07224217 1736
Lampiran 2
Lampiran 3

PELAKSANAAN LAPORAN TUGAS AKHIR

No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan
Proposal LTA
2 Seminar Proposal
LTA
3 Revisi Proposal LTA
4 Asuhan Antenatal
Care Kunjungan I
5 Asuhan Antenatal
Care Kunjungan II
6 Asuhan Intranatal
Care
7 Asuhan Postnatal Care
Kunjungan I
Asuhan Bayi Baru
8 Lahir kunjungan I
Asuhan Postnatal Care
9 kunjungan II
Asuhan Bayi Baru
10 Lahir kunjungan II
11 Pembuatan LTA

12 Seminar LTA
13 Revisi LTA

TanjungPinang, Juni 2020

Trisnawati

LAPORAN KASUS KOMPREHENSIF


Lampiran 4

NO. Jenis Asuhan Hari/Tanggal Paraf CI Paraf Dosen


Pembimbing Pembimbing
1. Asuhan Kebidanan Sabtu/
Kehamilan (Kunjungan 25-01- 2020
Pertama)
2. Asuhan Kebidanan Senin/
Kehamilan (Kunjungan 03-03-2020
Kedua)

3. Asuhan Kebidanan Minggu/


Persalinan 29-03-2020
4. Asuhan Kebidanan Minggu/
Masa Nifas & Menyusui 29-03-2020
(Kunjungan Pertama)

5. Asuhan Kebidanan Jum`at/


Masa Nifas & Menyusui 04-04-2020
(Kunjungan Kedua)
6. Asuhan Kebidanan Bayi Minggu/
Baru Lahir (Kunjungan 29-03-2020
Pertama)
7. Asuhan Kebidanan Bayi Jum`at
Baru Lahir (Kunjungan 04-04-2020
Kedua)

Tanjungpinang, Maret2020
Dosen Pembimbing

Neny San Agustina Siregar,SST,M.Kes


NIP.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


PADA NY. S G2P1A0 UMUR 25 TAHUN USIA KEHAMILAN 31-32
Lampiran 5

MINGGU DIPRAKTIK MANDIRI BIDAN Hj. YENI HASFIANY, SST


TANJUNGPINANG TAHUN 2020

A. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil (Kunjungan ke-1)


Tempat : Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanggal : 25 Januari 2020

I. Data Subjektif
a. Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. M
Umur : 25 tahun Umur : 28 tahun
Suku/Bangsa : Melayu Suku/Bangsa : Melayu
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru
Gol.Darah :O No. Telp : 081261976559
Alamat : KM. 11

b. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang
Keluhan Utama : ibu mengatakan tidak ada keluhan

c. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun Dismenore : Ada
Siklus : 28 hari Banyaknya : 2-3 kali ganti
pembalut
Teratur/tidak : Teratur HPHT : 21-06-2019
Lama Haid : 6-7 hari TP : 28-03-2020
Lampiran 5

Warna : Merah tua

d. Riwayat Kehamilan Saat Ini


Keluhan-keluhan pada :
- TM I : Mual
- TM II : Tidak ada
- TM III : Tidak ada

Pergerakan janin pertama kali dirasakan ibu : 20 minggu


Berapa kali pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : >13x/hari

1) Imunisasi TT
TT 1 : Bayi
TT 2 : SD
TT 3 : SD
TT 4 : Catin
TT 5 : Hamil anak pertama
2) Keluhan yang dirasakan saat ini
Rasa 5 L (letih, lelah, lemah, lesu, lunglai) : Tidak ada
Mual muntah yang lam : Tidak ada
Nyeri perut : Tidak ada
Panas menggigil : Tidak ada
Sakit kepala berat terus –menerus : Tidak ada
Penglihatan Kabur : Tidak ada
Rasa nyeri panas waktu BAK : Tidak ada
Rasa gatal vulva, vagina, dan sekitarnya : Tidak ada
Pengeluaran cairan pervaginam : Tidak ada
Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Obat-obatan yang digunakan : Tidak ada
Lampiran 5

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu

Persalinan Komplikasi Bayi Nifas Ket


Hamil
ke-
Tahun Penol J Kead Involus
Jenis Tenpat Ibu Bayi BB/PB ASI
ong K aan i
Tidak
Tidak Tidak Lanc ada
1 2018 Spontan BPM Bidan L 3200 gr Baik Normal
ada ada ar Penyuli
t
Ini

f. Riwayat Penyakit yang Menyertai Kehamilan Ini


Jantung : Tidak ada Pre-Eklampsi :Tidak ada
Ginjal : Tidak ada Eklampsi : Tidak ada
Asma : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada PMS : Tidak ada
DM : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada
Hipertensi : Tidak ada

g. Riwayat Penyakit Keluarga


Jantung : Tidak ada DM : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada Hipertensi : Tidak ada
Asma :Tidak ada Hepatitis : Tidak ada
TBC : Tidak ada PMS : Tidak ada

h. Riwayat Operasi yang berhubungan dengan Kandungan


Ovarektomi : Tidak ada
Miomektomi : Tidak ada

i. Riwayat Operasi yang tidak berhubungan dengan Kandungan


Tidak ada

j. Riwayat Alergi
Lampiran 5

Makanan : Tidak ada


Obat-obatan : Tidak ada

k. Riwayat Perkawinan
Perkawinan ke : Satu
Status perkawinan : Sah
Umur waktu kawin : 23 tahun
Berapa lama kawin baru hami : Langsung hamil

l. Riwayat Kontrasepsi
Rencana pakai KB : Ada
Jenis KB yang pernah dipakai : Tidak ada
Jenis KB yang ingin dipakai : Suntik
Alasan berhenti menjadi akseptor : Tidak ada

m. Riwayat Psikososial
Keadaan emosional : Stabil
Pandangan ibu terhadap kehamilan : Senang
Pandangan suami terhadap kehamilan : Senang
Hubungan dengan keluarga : Baik
Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
Jenis kelamin anak yang diinginkan : Perempuan/laki-laki

n. Perencanaan Persiapan Persalinan


Tempat akan bersalin : PMB
Penolong persalinan : Bidan
Transportasi : Motor
Nama calon donor darah : Keluarga
Pendamping persalinan : Suami

o. Pemenuhan Kebutuhan Rutin


Lampiran 5

1) Nutrisi
a) Makanan
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, ayam, telur, tahu, tempe
Frekuensi : 2-3 x/hari
Porsi : 1 piring
Masalah : Tidak ada
b) Minuman
Jenis : Air putih, susu
Frekuensi : Air putih 7-8 gelas/hari, susu 1 gelas/hari
Masalah : Tidak ada
2) Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
b) BAK
Frekuensi : 7-8 x/hari
Warna : Jernih
Masalah : Tidak ada

c) Personal Hygiene
Ganti pakaian dalam: Jika lembab
Gosok gigi : 3x/hari
Mandi : 2x/hari
Keramas :3x/minggu
d) Istirahat
Tidur malam : 6-7 jam/hari
Tidur siang : 30 menit – 1 jam /hari
Maslah : Tidak ada
3) Aktivitas
Lampiran 5

Pekerjaan : Guru
Olahraga : Jalan pagi / jalan sore

II. Data Objektif


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
Tekanan darah : 98/65mmHg BB sebelum hamil : 50 kg
Pernapasan : 20 x/m BB sekarang : 56 kg
Suhu : 36,3oC Tinggi badan : 162
cm
Nadi : 82 x/m Lingkar lengan atas : 25,5
cm
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih
2) Mata
Sclera : Tidak ikterik
Konjungtiva : Merah muda
3) Muka
Oedema :Tidak oedama
Pucat : Tidak pucat
Choalasma : Tidak ada
4) Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
5) Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Lampiran 5

6) Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Carries : Tidak ada
7) Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
8) Payudara
Pembesaran mamae : Simetris
Areola mamae : Menghitam
Putting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
9) Jantung
Bunyi : Terdengar Lup Dup
Teratur/tidak : Teratur
10) Paru-paru
Bunyi Nafas : Tidak terdengar wheezing/ronchi

11) Ekstremitas Atas


a) Kanan
Oedema : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada
b) Kiri
Oedema : Tida ada
Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada
12) Abdomen
Lampiran 5

a) Inspeksi
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Luka bekas operasi: Tidak ada
Linea : Tidak ada
Striae gravidarum : Tidak ada
b) Palpasi
Leoold I : TFU pertengahan pusat-px pada bagian atas
perut ibu teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting yaitu bokong janin.
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba panjang,
keras, memapan yaitu punggung janin,
sedangkan bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin yaitu
ekstremitas janin.
Leoplod III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,
keras dan melenting yaitu kepala janin dan
dapat digoyangkan.
Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU : 24 cm
TBJ : (24-13) x 155 = 1705 gram
c) Auskultasi
DJJ : Ada
Irama : Teratur
Frekuensi : 147 x/menit
Punctum Max : Bagian kanan bawah perut ibu
13) Genitalia
Haemoroid : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Oedema :Tidak ada
14) Ekstremitas Bawah
a) Kanan b) Kiri
Lampiran 5

Oedema : Tidak ada Oedema : Tidak ada


Kebersihan : Bersih Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada Sianosis : Tidak ada
Reflex Patella : +/+
15) Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia christarum : Tidak dilakukan
Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul ; Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Penunjang
Protein Urine : Negatif
Glukosa Urine : Negatif
HB : 12,0 gr%
HIV/AIDS : Non Reaktif
HbsAg : Non Reaktif

III. Assesment
Diagnosa : Ny. S G2P1A0 Usia Kehamilan 31-32 minggu dengan
hamil normal
Masalah :Tidak ada masalah
Kebutuhan : Tidak ada masalah

IV. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin baik yaitu lingkar lengan atas 25,5 cm, TD:
98/65mmHg, R : 20x/menit, N: 82x/menit, BB : 56 kg, TB : 162
cm, DJJ : 147 x/menit. (Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan)
2. Menginformasikan kepada ibu tentang pemenuhan kebutuhan
nutrisi. Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan, kurangi
makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti. (Ibu
mengerti)
Lampiran 5

3. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya trimester


III seperti sakit kepala yang berlebihan, pembengkakan pada jari
dan tangan, pandangan kabur, gerakan janin berkurang, ketuban
pecah sebelum waktunya. Apabila salah-satu tanda diatas dialami
oleh ibu, segera dating ke fasilitas kesehatan terdekat. (Ibu
mengerti)
4. Mengajarkan ibu cara melakukan perawatan payudara saat
kehamilan memasuki trimester III yaitu bersihkan payudara
menggunakan air, lalu pijat dengan kedua tangan menggunakan
baby oil. Urut sekeliling payudara searah jarum jam, kemudian
berbalik arah. Lakukan pemijatan ini selama 10-15 menit. Hal ini
bermanfaat membuka sel-sel mati yang menghalangi keluarnya
ASI. (Ibu mengerti dan bersedia)
5. Menginformasikan kepada ibu untuk mengkonsumsi tablet zat besi
(Fe) sebagai tablet tambah darah dan Kalsium (Kalk) sebagai
vitamin untuk tulang selama hamil, (Ibu mengerti)
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi
atau jika ibu mengalami keluhan.(Ibu mengerti)
Lampiran 6

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


PADA NY. S G2P1A0 UMUR 25 TAHUN USIA KEHAMILAN 36 - 37
MINGGU DIPRAKTIK MANDIRI BIDAN Hj. YENI HASFIANY, SST
TANJUNGPINANG TAHUN 2020

B. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil (Kunjungan ke-1I)


Tempat : Praktik Mandiri Bidan Hj. Yeni Hasfiany, SST
Tanggal : 03 Maret 2020

I. Data Subjektif
a. Alasan Kunjungan: Ibu mengatakan ingin melakukan kunjungan ulang
b. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
c. Pemenuhan Kebutuhan Rutin
1) Nutrisi
a) Makanan
Jenis makanan : Nasi, sayur, ikan, ayam, telur, tahu, tempe
Frekuensi : 2-3 x/hari
Porsi : 1 piring
Masalah : Tidak ada
b) Minuman
Jenis : Air putih, susu
Frekuensi : Air putih 7-8 gelas/hari, susu 1x/hari
Masalah : Tidak ada
2) Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1x/hari
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
b) BAK
Lampiran 6

Frekuensi : 7-8 x/hari


Warna : Jernih
Masalah : Tidak ada
c) Personal Hygiene
Ganti pakaian dalam: Jika lembab
Gosok gigi : 3x/hari
Mandi : 2x/hari
Keramas : 2x/minggu
d) Istirahat
Tidur malam : 6-7 jam/hari
Tidur siang : 30 menit – 1 jam /hari
Maslah : Tidak ada
3) Aktivitas
Pekerjaan : Guru (mengajar, banyak jalan disekolah)
Olahraga : Jalan pagi / jalan sore

II. Data Objektif


a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
Tekanan darah : 90/60mmHg BB sebelum hamil : 50 kg
Pernapasan : 22 x/m BB sekarang : 60 kg
Suhu : 36,5oC Tinggi badan : 162
cm
Nadi : 82 x/m Lingkar lengan atas : 25,5
cm
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Rambut : Hitam
Kebersihan : Bersih
2) Mata
Sclera ka/ki : Tidak ikterik
Lampiran 6

Konjungtivaka/ki : Merah muda


3) Muka
Oedema :Tidak oedama
Pucat : Tidak pucat
Choalasma : Tidak ada
4) Hidung
Bentuk : Simetris
Polip : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
5) Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
6) Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gigi berlubang : Tidak ada
Carries : Tidak ada
7) Leher
Kelenjar tiroid : Tidak ada pembengkakan
Vena jugularis : Tidak ada pembengkakan
8) Payudara
Pembesaran mamae : Simetris
Areola mamae : Menghitam
Putting susu : Menonjol
Kebersihan : Bersih
Benjolan : Tidak ada
Pengeluaran : Tidak ada
9) Jantung
Bunyi : Terdengar Lup Dup
Teratur/tidak : Teratur
10) Paru-paru
Lampiran 6

Bunyi Nafas : Tidak terdengar wheezing/ronchi


11) Ekstremitas Atas
c) Kanan
Oedema : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada
d) Kiri
Oedema : Tida ada
Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada
12) Abdomen
d) Inspeksi
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Luka bekas operasi: Tidak ada
Linea : Tidak ada
Striae gravidarum : Tidak ada
e) Palpasi
Leoold I : TFU 2 jari dibawah px pada bagian atas
perut ibu teraba bulat, lunak, dan tidak
melenting yaitu bokong janin.
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu terab panjang,
keras, memapan yaitu punggung janin,
sedangkan bagian kiri perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin yaitu
ekstremitas janin.
Leoplod III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat,
keras dan melenting yaitu kepala janin dan
tidak dapat digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
TFU : 31 cm
TBJ : (28-11) x 155 = 3100 gram
Lampiran 6

f) Auskultasi
DJJ : Ada
Irama : Teratur
Frekuensi : 148 x/menit
Punctum Max : Bagian kiri bawah perut ibu
13) Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
14) Ekstremitas Bawah
a) Kanan b) Kiri
Oedema : Tidak ada Oedema : Tidak ada
Kebersihan : Bersih Kebersihan : Bersih
Sianosis : Tidak ada Sianosis : Tidak ada
Reflex Patella : +/+
15) Pemeriksaan Panggul Luar
Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia christarum : Tidak dilakukan
Conjugata eksterna : Tidak dilakukan
Lingkar panggul ; Tidak dilakukan
c. Pemeriksaan Penunjang
Tempat :PMB Bd.Hj Yeni H, SST Tanggal : 03 Maret 2020
Protein Urine : Negatif
Glukosa Urine : Negatif

III. Assesment
Diagnosa : Ny. S G2P1A0 Usia Kehamilan 36-37 minggu dengan
hamil normal
Masalah : Tidak ada masalah
Kebutuhan : Pendidikan Kesehatan Trimester III
Lampiran 6

IV. Planning
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin baik yaitu lingkar lengan atas 25,5cm, TD:
90/60mmHg, R : 22x/menit, N: 82x/menit, BB : 60 kg, TB : 162
cm, DJJ : 148 x/menit. (Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan)
2. Menganjurkan kepada ibu tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Perbanyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan, kurangi
makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi atau roti. (Ibu
mengerti)
3. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya trimester
III seperti sakit kepala yang berlebihan, pembengkakan pada jari
dan tangan, pandangan kabur, gerakan janin berkurang, ketuban
pecah sebelum waktunya. Apabila salah-satu tanda diatas dialami
oleh ibu, segera dating ke fasilitas kesehatan terdekat. (Ibu
mengerti)
4. Memberitahu ibu tentang persiapan persalinan yaitu ibu harus
menyiapkan baju bayi terdiri dari topi, sarung tangan, sarung kaki,
baju, popok, bedong. Sedangkan untuk ibu yaitu baju ganti, sarung,
gurita, dan pampers dewasa. Ibu mengerti
5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu keluar lendir
bercampur darah, sakit perut yang menjalar ke pinggang, sakit perut
yang semakin sering dan teratur. (Ibu mengerti)
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan. (Ibu mengerti).
Lampiran 7

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Ny. S G2P1A0 USIA 25


TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. YENI HASFIANY, SST
TAHUN 2020

Kala I Tanggal / Pukul : 29 Maret 2020 / 00.40


WIB

I. DATA SUBYEKTIF
A. KELUHAN UTAMA : Ibu mengatakan sakit perut yang menjalar sampai
kepinggang sejak pukul 21.00 wib (27 Maret 2020) serta keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir.
B. PEMENUHAN KEBUTUHAN
1. Nutrisi
Makan : Ibu mengatakan sudah makan
Minum : Ibu mengatakan sudah minum
Jenis : Nasi, ayam, sayur, air putih
Masalah : Tidak ada
Makan terakhir jam : 20.30 WIB
Minum terakhir jam : 20.30 WIB

2. Eliminasi
a) BAB
Frekuensi : 1 kali
Warna : Kecoklatan
Konsistensi : Lembek
Masalah : Tidak ada
BAB terakhir jam : 18.00 WIB (28 Maret 2020)
b) BAK
Frekuensi : 8 – 9 kali
Warna : Kuning jernih
Masalah : Tidak ada
BAK terakhir jam : 23.30 WIB
Lampiran 7

3. Istirahat
Tidur malam terakhir jam : 22.00 WIB
Tidur siang terakhir jam : 13.00 WIB
Masalah : Susah tidur
4. Psikologis : Ibu merasa khawatir menghadapi
persalinan

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : CM
TD : 140/90 mmHg BB sebelum : 50 kg
RR : 22 x/menit BB sekarang : 62 kg
N : 84 x/menit TB : 162 cm
S : 36,7oC Lila : 25,5 cm
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Abdomen
g) Inspeksi
Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
Luka bekas operasi : Tidak ada
Linea : Tidak ada
Striae gravidarum : Tidak ada
h) Palpasi
Leoold I : TFU setinggi px pada bagian atas perut ibu teraba bulat,
lunak, dan tidak melenting yaitu bokong janin.
Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba panjang, keras,
memapan yaitu punggung janin, sedangkan bagian kiri
perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin yaitu
ekstremitas janin.
Leoplod III : Pada bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras dan
melenting yaitu kepala janin dan tidak dapat
digoyangkan.
Lampiran 7

Leopold IV: Divergen


TFU : 30 cm
TBJ : (30-11) x 155 = 2945gram
Frekuensi HIS : 4 x 10’
Durasi : 50”
i) Auskultasi
DJJ : Ada
Irama : Teratur
Frekuensi : 144 x/menit
Punctum Max : Bagian kanan bawah perut ibu
2. Genetalia
Genetalia luar : Tidak ada kelainan
3. Pemeriksaan Dalam
Tanggal/Pukul : 29 Maret 2020 / 00.40 WIB
Indikasi : Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
Vagina : Normal
Portio : Tipis
Pembukaan : 6 cm
Selaput Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK belakang kepala
Penurunan : 2/5
Molase : Tidak ada
4. Ekstremitas
Atas : Bersih dan tidak oedema
Bawah : Bersih dan tidak oedema
III. ASSESMENT
Diagnosa : Ny. S G2P1A0 usia kehamilan 40-41 minggu
inpartu kala I fase aktif
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Lampiran 7

Diagnosa potensial : Tidak ada


Tindakan segera : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik dan janin baik. Usia kehamilan 40-41 minggu, DJJ 144
x/menit, saat ini pembukaan 6 cm. ibu mengerti dan mengetahui hasil
pemeriksaan.
2. Menyiapkan alat partus set. Terlaksana
3. Memberikan dukungan kepada ibu agar ibu semangat menghadapi proses
persalinan nya nanti. Terlaksana
a. Memberitahukan kepada keluarga untuk mengusap atau memijat
pinggang ibu, agar sakit berkurang dan ibu merasa nyaman. Keluarga
mau memijat pinggang ibu.
b. Mengajarkan ibu tehnik relaksasi pada saat his dengan cara menarik
nafas dalam melalui hidung lalu menghembuskan nafas secara
perlahan melalui mulut dan jangan mengedan terlebih dahulu karena
pembukaan belum lengkap. Ibu mengerti
c. Menganjurkan ibu untuk baring miring ke kiri. Ibu mngerti
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk menambah tenaga saat
persalinan nanti. Ibu bersedia minum walaupun sedikit.
5. Mendokumentasikan asuhan dalam SOAP dan hasil pemeriksaan
dilembar observasi, serta memantau kemajuan persalinan dan
mendokumentasikan ke dalam partograf. Terlaksana dan terlampir.

Kala II

Pukul : 01.40 WIB

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan sakit perutnya semakin kuat dan ada dorongan mengedan
Lampiran 7

II. Data Objektif


A. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : CM
TD : 140/90 mmHg HIS : 5 X 10’
RR : 22 x/menit Durasi : 60”
N : 84 x/menit DJJ : 142 x/menit
S : 36,6oC Perdarahan : ±60cc
B. Pemeriksaan Dalam
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK belakang kepala
Moulage : Tidak ada
Penurunan : 0/5

III. Assasment
Diagnosa : Ny. S G2P1A0 usia kehamilan 40-41 minggu Inpartu kala
II
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa potensial : Tidak ada
Tindakan segera : Tidak ada

IV. Planning
1. Memberitahukan kepada keluarga dan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
pembukaan ibu sudah lengkap dan ibu akan segera melahirkan. Keluarga
dan ibu mengerti dan mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memantau tanda-tanda gejala kala II yaitu dorongan ingin meneran,
tekanan dianus, perineum menonjol, dan vulva membuka. terlaksana
Lampiran 7

3. Menggunakan APD yaitu tutup kepala, masker, celemek, sepatu bot,


mencuci tangan, mengisi spuit 3 cc dengan oksitosin, mendekatkan alat dan
memakai sarung tangan. Terlaksana
4. Meminta keluarga untuk mendampingi ibu pada saat persalinan dan
memberi dukungan. Keluarga bersedia
5. Memberitahukan kepada ibu tentang teknik meneran yang baik yaitu tarik
nafas panjang atau dalam ketika ada his, posisi tangan merangkul kedua
paha, dagu menempel di dada, dan beri tekanan diperut. Jika tidak ada his
ibu boleh istirahat. Ibu mengerti dan melakukannya.
6. Membantu proses persalinan
a. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap.
Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka
lakukan amniotomi.
b. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut bawah ibu,
jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
c. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
d. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
e. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm lindungi perenium
dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan yang
lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif
atau bernafas cepat dan dangkal.
f. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin. Terdapat
lilitan tali pusat yang ketat, kemudian lakukan jepit jepit potong
menggunakan klem dan gunting tali pusat. Terlaksana
g. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar secara spontan.
h. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparental.
Anjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
Lampiran 7

bawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
i. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala
dan bahu. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
j. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kedua kaki dan pegang kedua kaki dengan
melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang
lain agar bertemu dengan jari telunjuk)
k. Melakukan penilaian sepintas pada bayi, mengeringkan bayi dan
mengganti dengan kain yang bersih. Bayi lahir spontan pukul 02.00
wib. Menangis kuat, warna kulit kemerahan, jenis kelamin laki-laki.
l. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir
(hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemelli)
m. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intremuskuler) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin)
n. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan
satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat bayi, kemudian jari telunjuk
dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm
proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian
tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah tangan
lain untuk mendorng isi tali pusat kea rah ibu (sekitar 5 cm) dan klem
tali pusat sekitar 2 cm distal dari klem pertama. Lekukan pemotongan
tali pusat.
o. Melakukan IMD. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak
kulit ibu-bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di
dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau areola mamae ibu.
Lampiran 7

Tutupi kepala bayi dengan topi dan badan dengan kain untuk menjaga
kehangatan.
Terlaksana.

Kala III

Pukul : 02.01 WIB

I. Data Subjektif
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan ibu merasa senang bayinya
telah lahir.

II. Data Objektif


A. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : CM
TD : 140/90 mmHg TFU : Sepusat
RR : 22 x/menit Kontraksi : Baik
N : 84 x/menit Perdarahan : ±100cc
S : 36,6oC

III. Assasment

Diagnosa : Ny. S P2A0 parturien kala III normal


Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

IV. Planning
1. Memberitahuan ibu bahwa keadaan ibu baik, dan mules yang ibu alami
adalah karena uterus berkontraksi dan plasenta akan segera dilahirkan. Ibu
mengerti
Lampiran 7

2. Memperhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus globuler, tali


pusat bertambah panjang, dan adanya semburan darah. Terlaksana
3. Melakukan Manajemen Aktif Kala III (MAK III), pindahkan klem tali
pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva. Letakkan satu tangan di atas
kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis), untuk mendeteksi kontraksi.
Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat. Setelah
uterus berkontraksi, regangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus kearah belakang-atas (dorsokranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Terlaksana
4. Saat plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan. Plasenta lahir pukul 02.05 WIB. Terlaksana
5. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus
15 kali dalam 15 detik, letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras). Terlaksana
6. Melakukan pemeriksaan plasenta. Kotiledon lengkap, selaput ketuban
utuh, panjang tali pusat ±50 cm, insersi sentralis, beratnya ±500 gram.
Memasukan plasenta ke dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Terlaksana
7. Melakukan evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Terjadi laserasi derajat I, kemudian dilakuakan penjahitan dengan
anastesi. Terlaksana

Kala IV

Pukul : 02.20 WIB

I. Data Subjektif
Ibu mengatakansenang telah melewati proses persalinan dan ibu masih
merasakan nyeri luka jahitan
Lampiran 7

II. Data Objektif


B. Pemeriksaan Umum
KU : Baik Kesadaran : CM
TD : 130/90 mmHg TFU : 2 jari dibawah pusat
RR : 22 x/menit Kontraksi : Baik
N : 84 x/menit Perdarahan : ±100 cc
S : 36oC Laserasi : Deraja I

III. Assasment

Diagnosa : Ny. S P2A0 parturien kala IV normal


Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

IV. Planning
1. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik, perdarahan dalam batas
nomal, dan TFU 2 jari dibawah pusat. Terlaksana
2. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu atau
IMD paling sedikit 1 jam. Terlaksana
3. Membersihkan ibu dengan air DTT dan tempat bersalin dengan air klorin
0,5% kemudian bilas dengan air DTT. Membantu ibu memakai pampers
dan kain sarung yang baru. Memastikan ibu merasa nyaman, ibu boleh
makan dan minum yang diinginkan. Terlaksana
4. Mengajarkan ibu untuk mengusap bagian keras diperutnya atau rahimnya.
Jika terasa lembek dan keluar darah seperti air keran yang mengalir,
segera lakukan usapan tersebut dan beritahu bidan. Terlaksana
5. Membuang sampah sesuai jenisnya. Merendam peralatan yang dipakai
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Buka sarung tangan secara
Lampiran 7

terbalik lalu rendam dalam larutan klorin. Cuci, bilas, keringkan, merebus
dan mensterilkan alat. Terlaksana
6. Mencuci tangan 6 langkah dibawah air mengalir dan mengeringkan
tangan menggunakan handuk bersih. Kemudian melengkapi partograf.
Terlaksana
7. Melakukan pemantauan kala IV dengan memeriksa tekanan darah, nadi,
suhu, tinggi fundus uteri (TFU), kontraksi uterus, kandung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit
pada 1 jam kedua. Terlaksana
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 8

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS KUNJUNGAN PERTAMA Ny.


S P2A0 USIA 25 TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. YENI
HASFIANY, SST TAHUN 2020

Kunjungan Pertama
Tanggal / Pukul : 29 Maret 2020 / 08.00 wib

I. DATA SUBYEKTIF
A. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
B. Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan dan pengeluaran abnormal : Tidak ada
2. Sakit daerah abdomen / punggung : Tidak ada
3. Sakit kepala terus-menerus : Tidak ada
4. Nyeri ulu hati : Tidak ada
5. Bengkak pada ekstremitas : Tidak ada
6. Demam atau muntah : Tidak ada
7. Sakit saat BAK : Tidak ada
8. Perubahan pada payudara : Tidak ada
9. Nyeri / kemerahan pada betis : Tidak ada
10. Depresi postpartum : Tidak ada
C. Riwayat Persalinan
Tanggal/Pukul bersalin: 29 Maret 2020 / 02.00 WIB
Ditolong oleh : Bidan
Jumlah perdarahan
Kala I : ±60cc Kala III : ±100cc
Kala II : ±50cc Kala IV : ±100cc
Komplikasi :Tidak ada
Warna Air Ketuban : Jernih
Bayi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 3400 gram
Panjang Badan :50 cm
Lampiran 8

Plasenta : ±500gram
Selaput Ketuban : Utuh
Tali Pusat : ±50cm
Insersi : Sentralis
D. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Makan : 1 kali
Jenis : Nasi, sayur, tahu, tempe dan ikan
Minum : 3 kali
Jenis : Air putih, teh
Masalah : Tidak ada
2. Eliminasi
BAK : 1 kali
BAB : Belum ada
3. Personal Hygiene
Ganti pakaian dalam: 1 kali
4. Istirahat
Tidur malam : 2-3 jam
Tidur siang : Belum ada
E. Riwayat Psikologis
Keadaan emosi : Stabil
Pandangan ibu terhadap kelahiran : Ibu merasa senang
Pandangan suami terhadap kelahiran : Suami merasa senang
F. Riwayat Kontrasepsi
Metode KB yang pernah digunakan :Tidak ada
Masalah : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
Lampiran 8

Tekanan darah : 120/80 mmHg TFU : 2 jari dibawah


pusat
Nadi : 82 x/menit Kontraksi : Baik
Pernafasan : 22 x/menit Kandung kemih: Kosong
Suhu : 36,0C
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Rambut bersih dan tidak rontok
2. Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema
3. Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip
5. Mulut : Bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada carries
6. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
7. Dada : Simetris, tidak ada kelainan
8. Payudara : Bersih, areola menghitam, putting susu menonjol
9. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat
10. Genetalia : Tidak ada kelainan, perdarahan dalam batas normal

C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

III. ASSASMENT
Diagnosa : Ny. S P2A0 Postpartum 6 jam normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, pernafasan 22 x/menit, suhu
Lampiran 8

36,3oC,involusi uterus normal, kontraksi baik, perdarahan normal. Ibu


mengerti
2. Memberitahukan kepada ibu untuk memperhatikan kontraksi uterus
dengan cara merasakan bagian perut, jika teraba keras berarti kontraksi
baik namun jika teraba lembek yang harus ibu lakukan adalah melakukan
masase searah jarum jam sebanyak 15 kali selama 15 detik. Ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.
3. Menginformasikan kembali kepada ibu untuk berjalan pelan-pelan
sehingga keadaan ibu cepat pulih kembali gunanya untuk meregangkan
otot yang tegang dan mengelastisitaskan otot-otot agar ibu tidak
mengalami keram.
4. Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yaitu mencuci tangan sebelum
dan sesudah memberika ASI, mengoleskan ASI disekitar putting susu
dan areola, meletakan kepala di lengan bagian dalam sedangkan telapak
tangan dibokong bayi, tempelkan perut bayi dan perut ibu pastikan bahu
lengan dan tangan dalam garis lurus, sanggah payudara dengan tangan
yang lainnya, rangsang mulut bayi dengan putting susu, jika sudah
membuka masukkan sampai bagian areola, jika bayi sudah menghisap
lepaskan sanggahan payudara, sambil memperhatikan bayi agar ada
kontak antara ibu dan bayi. Jika sudah selesai melepaskan putting susu
dari mulut bayi, oleskan kembali putting susu dan areola dengan ASI dan
sendawakan bayi. Ibu mengerti
5. Memberitahu ibu untuk melakukan pijatan pada payudara dengan
menggunakan baby oil dengan cara salah satu tangan menyangga
payudara, tangan yang satu lagi melakukan pijatan-pijatan ringan dari
arah dalam ke arah luar (putting susu) kemudian kompres payudara
dengan air hangat lalu air dingin. Lakukan 2 kali sehari sebelum mandi.
Pijatan yang dilakukan bertujuan agar produksi ASI lancar dan mencegah
pembengkakan pada payudara. Ibu mengerti
Lampiran 8

6. Menginformasikan kepada ibu untuk tetap mempertahankan suhu tubuh


bayi agar tetap hangat dengan kontak kulit ibu atau bungkus bayi dengan
selimut.(Terlaksana)
7. Menginformasikan kepada ibu tentang perawatan tali pusat,tidak
membungkus tali pusat dengan kasa,dan pastikan tali pusat dalam
keadaan kering agar tidak terjadi infeksi,Jika tali pusat sudah lepas
pastikan pangkal pusat tetap kering,tidak berbau dan tidak berwarna
kemerahan.Ibu mengerti tentang apa yang disampaikan.
8. Memberikan obat untuk dikonsumsi yaitu
a. Ciprofloxacin 2x1 sehari
b. Methylergometrin 3x1 sehari
c. Asam Mefenamat 3x1 sehari
d. Vitamin A 200.000 unit 2 butir (1 butir diminum langsung setelah
persalinan dan 1 butir lagi 24 jam dari yang pertama)
9. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1
minggu lagi atau jika ibu merasa ada keluhan sebelum waktu kunjungan.
Ibu mengerti
Lampiran 8
Lampiran 9

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS KUNJUNGAN KEDUA Ny. S


P2A0 USIA 25 TAHUN DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. YENI
HASFIANY, SST TAHUN 2020

Kunjungan Kedua
Tanggal / Pukul : 04 April 2020 / 19.00 wib

I. DATA SUBYEKTIF
A. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
B. Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan dan pengeluaran abnormal : Tidak ada
2. Sakit daerah abdomen / punggung : Tidak ada
3. Sakit kepala terus-menerus : Tidak ada
4. Nyeri ulu hati : Tidak ada
5. Bengkak pada ekstremitas : Tidak ada
6. Demam atau muntah : Tidak ada
7. Sakit saat BAK : Tidak ada
8. Perubahan pada payudara : Tidak ada
9. Nyeri / kemerahan pada betis : Tidak ada
10. Depresi postpartum : Tidak ada
C. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Makan : 3 kali/hari
Jenis : Nasi, sayur, tahu, temped, ikan dan ayam
Minum : 6-7 gelas/hari
Jenis : Air putih, teh
Masalah : Tidak ada
2. Eliminasi
BAK : 5-6 kali/hari
BAB : 1 kali dalam 3 hari
3. Personal Hygiene
Ganti pakaian dalam: 2-3 kali
Lampiran 9

4. Istirahat
Tidur malam : 5-6 jam
Tidur siang : 30 menit
D. Riwayat Psikologis
Keadaan emosi : Stabil
Pandangan ibu terhadap kelahiran : Ibu merasa senang
Pandangan suami terhadap kelahiran : Suami merasa senang
E. Riwayat Kontrasepsi
Metode KB yang pernah digunakan : Tidak ada
Masalah : Tidak ada

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : CM
Tekanan darah : 90/60 mmHg TFU : ½ pusat-simpisis
Nadi : 80 x/menit Kontraksi : Baik
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36o C
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala : Rambut bersih dan tidak rontok
2. Wajah : Simetris, tidak pucat, tidak ada oedema
3. Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak pucat
4. Hidung : Bersih, tidak ada polip
5. Mulut : Bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada carries
6. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar
7. Dada : Simetris, tidak ada kelainan
8. Payudara : Tidak ada pembengkakan, adanya pengeluaran ASI
9. Abdomen : TFU pertengahan pusat-simpisis
10. Genetalia : Tidak ada infeksi luka jahitan dan jahitan sudah
menyatu, ada pengeluaran lochea
Lampiran 9

C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

III. ASSASMENT
Diagnosa : Ny. S P2A0 Postpartum 6 hari normal
Masalah :Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

IV. Planning
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu tekanan
darah 90/60 mmHg, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, suhu 36 oC,
involusi uterus normal, kontraksi baik, perdarahan normal. Ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu tentang kebutuhan nutrisi dan istirahat. Ibu harus
banyak makan sayur-sayuran hijau dan banyak minum air putihh agar
produksi ASI nya banyak, jangan makan-makanan yang pedas, lemak
dan bersantan, untuk istirahat ibu harus mengaturnya sebaik mungkin
seperti ketika bayi tidur, ibu juga bisa ikut tidur sehingga tidak akan
mengganggu waktu istirahat ibu. Ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu
perdarahan yang berlebihan, sakit kepala yang menetap, demam, bengkak
pada bagian tangan atau kaki, dan perubahan pada payudara. Jika ibu
merasakan salah satu tanda tersebut, ibu bisa segera ke fasilitas kesehatan
terdekat. Ibu mengerti.
4. Mengajarkan ibu tentang teknik menyusui yaitu mencuci tangan sebelum
dan sesudah memberika ASI, mengoleskan ASI disekitar putting susu
dan areola, meletakan kepala di lengan bagian dalam sedangkan telapak
tangan dibokong bayi, tempelkan perut bayi dan perut ibu pastikan bahu
lengan dan tangan dalam garis lurus, sanggah payudara dengan tangan
yang lainnya, rangsang mulut bayi dengan putting susu, jika sudah
Lampiran 9

membuka masukkan sampai bagian areola, jika bayi sudah menghisap


lepaskan sanggahan payudara, sambil memperhatikan bayi agar ada
kontak antara ibu dan bayi. Jika sudah selesai melepaskan putting susu
dari mulut bayi, oleskan kembali putting susu dan areola dengan ASI dan
sendawakan bayi. Ibu mengerti
5. Memberitahu ibu tentang cara-cara ber-KB yaitu ada KB jangka pendek
dan jangka panjang. Jangka pendek yaitu suntik satu bulan, suntik 3
bulan (dianjurkan untuk ibu yang menyusui), dan pil. Jangka panjang ada
IUD yaitu KB dan Implant. Efek samping biasanya mual, pusing, berat
badan naik, dan gangguan haid. Ibu mengerti.
6. Memberitahukan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dengan tujuan
untuk memilih cara KB yang akan digunakan setelah 42 hari masa nifas.
Ibu mengerti.
Lampiran 9
Lampiran 10

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR KUNJUNGAN


PERTAMA BAYI Ny. S DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. YENI
HASFIANY, SST TAHUN 2020

Kunjungan Pertama
Tanggal : 29 Maret 2020
Pukul : 08.00 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
A. Biodata
Nama bayi : By. Ny. S
Umur : 6 jam
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal : 29 Maret 2020
Pukul lahir : 02.00 WIB

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik Nadi : 136x/menit
Pernafasan : 54x/menit Suhu : 36,7oC
Antropometri
Berat Badan : 3400 gram Lingkar Dada : 32 cm
Panjang Badan : 50 cm Lingkar Perut : 35 cm
Lingkar Kepala : 32 cm Lila : 10 cm

B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
UUK : Normal Bentuk : Simetris
UUB : Normal Molase : Tidak ada
Caput Succadenum: Tidak ada
Cepal Hematoma : Tidak ada
Lampiran 10

b. Wajah : Simetris
c. Mata
Sclera : Putih
Konjungtiva : Merah muda
Bentuk : Simetris
Tanda Infeksi : Tidak ada
d. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
e. Mulut
Labiokiziz : Tidak ada
Labiopalatokizis : Tidak ada
Reflek sucking : Ada
Reflek rooting : Ada
f. Leher
Bentuk : Normal
Reflek tonickneck : Ada
g. Dada
Bentuk : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Putting susu : Simetris
Bunyi nafas : Bersih, tidak ada whezing
Bunyi jantung : Lup-dup
h. Abdomen
Tali pusat : Bersih, tidak berbau
Pendarahan : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Penonjolan : Tidak ada
i. Genetalia
Kelainan : Tidak ada
Lubang penis : Diujung
Testis : Sudah masuk ke dalam skrotum
Lampiran 10

j. Anus : Ada lubang


k. Punggung : Tidak ada benjolan
l. Ekstremitas
Gerakan : Aktif
Jumlah jari : Lengkap
Reflek babinsky : Ada
m. Kulit
Warna : Kemerahan Pembengkakan : Tidak ada
Verniks : Ada Bercak hitam : Tidak ada
Lanugo : Ada Tanda lahir : Tidak ada

C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak Ada

III. ASSASMENT
Diagnosa : By. Ny. S usia 6 jam bayi baru lahir normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Menginformasikan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan
bayi baik dengan berat badan 3400 grram, panjang badan 50 cm dan tidak
ada tanda-tanda kelainan. Ibu mengerti
2. Memberitahukan kepada ibu bahwa bayi akan dimandikan dan diberikan
imunisasi HB0. Bayi dimandikan dan diberikan imunisasi pukul 08.30
WIB. Terlaksana
3. Memberitahukan kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu tali pusat
harus dalam kondisi bersih dan kering, menutup tali pusat dengan kassa
Lampiran 10

steril tanpa diberi betadine atau apa pun itu, dan kassa harus diganti jika
kotor atau basah. Ibu mengerti
4. Memberitahukan kepada ibu untuk menyusui bayi secara on demand, setiap
kali bayi mau menyusu atau 2-3 jam sekali. Berikan ASI secara eksklusif
atau ASI eksklusif, hanya ASI saja yang diberikan untuk bayi tanpa
tambahan apapun. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan
selalu memakaikan topi, mengganti pakaian yang basah agar tetap kering.
Ibu mengerti
6. Memberitahukan kepada ibu tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti
sulit menghisap, sulit bernafas, warna kulit abnormal, bayi tidur terus-
menerus, tidak BAB dan BAK, demam dan hipotermi. Jika ibu menemukan
salah satu tanda bahaya tersebut, segera beritahukan bidan yang ada
ditempat. Ibu mengerti
7. Memberitahukan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
lagi atau jika bayi mengalami keluhan sebelum waktu kunjungan. Ibu
mengerti
Lampiran 11

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR KUNJUNGAN


KEDUA BAYI Ny. S DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN HJ. YENI
HASFIANY, SST TAHUN 2020

Kunjungan Kedua
Tanggal : 04 April 2020
Pukul : 19.00 WIB

I. DATA SUBYEKTIF
Keluhan Utama : Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan

II. DATA OBJEKTIF


A. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik BB : 4500 gram
Pernafasan : 52 x/menit PB : 50 cm
Nadi : 130 x/menit Suhu : 36,7oC

B. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk : Simetris, tidak ada kelainan
2. Wajah : Simetris, tidak ada kelainan
3. Mata
Bentuk : Simetris
Sclera : Tampak kuning
Konjungtiva : Merah muda
Tanda Infeksi : Tidak ada
4. Telinga
Bentuk : Simetris
Pengeluaran : Tidak ada
5. Mulut
Labiokiziz : Tidak ada
Lampiran 11

Labiopalatokizis : Tidak ada


Reflek sucking : Ada
Reflek rooting : Ada
6. Leher
Reflek tonickneck : Ada
7. Dada
Bentuk : Simetris
Bunyi nafas : Bersih, tidak ada whezing
Bunyi jantung : Lup-dup teratur
8. Abdomen
Tali pusat : Sudah puput
Pendarahan : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Penonjolan : Tidak ada
9. Genetalia : Normal, tidak ada kelainan
10. Anus : Ada lubang
11. Punggung : Tidak ada benjolan
12. Ekstremitas
Gerakan : Aktif
Reflek babinsky : Ada
13. Kulit
Warna : kemerahan
Verniks : Tidak ada
Lanugo : Ada

C. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
III. ASSASMENT
Diagnosa : By. Ny S usia 6 hari bayi baru lahir normal
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Tidak ada
Lampiran 11

Diagnosa Potensial : Tidak ada


Tindakan Segera : Tidak ada

IV. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu keadaan
umum bayi baik, dan tidak ada kelainan. Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Eksklusif. Berikan hanya ASI
saja hingga bayi berusia 6 bulan. ASI diberikan secara on demand, setiap
kali bayi mau menyusu, dan ASI diberikan minimal 8 hingga 12 kali dalam
sehari. Ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayi dibawah sinar matahari di pagi
hari ±15 menit – 30 menit. Waktu terbaik menjemur bayi dari jam 07.00
WIB sampai jam 09.00 WIB. Tujuannya untuk mencegah kulit bayi
kuning, sinar matahari yang mengandung vitamin D dapat membantu
penyerapan kalsium sehingga baik untuk pertumbuhan bayi. Ibu mengerti
4. Memberitahukan kepada ibu tentang tali pusat yaitu tali pusat sudah lepas
dihari ke 5, tidak ada tunggul tali pusat yang tersisa sehingga pusat bayi
dalam keadaan kering dan bersih. Ibu mengerti
5. Memberitahukan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi dengan
selalu memakaikan topi, mengganti pakaian yang basah agar tetap kering.
Ibu mengerti
6. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi demam
dengan suhu diatas 37,5oC, bayi tampak kuning yang tidak hilang walaupun
sudah diberi ASI dan di jemur yang disertai bayi tidak mau menyusu dan
hanya tidur saja. Jika ada salah satu tanda tersebut ibu harus segera
membawa bayi nya ke fasilitas kesehatan terdekat. Ibu mengerti
7. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang jika ada keluhan yang
dirasakan oleh bayinya. Ibu mengerti.
Lampiran 14

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING UTAMA

Nama : Trisnawati
Judul LTA : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensifpada
Ny.DG2P1A0 Umur 25 Tahun di PMB Hj. Yeni
Hasfiany,SSTTanjungPinangg Tahun 2020
Pembimbing Utama : Neny San Agustina Siregar,SST,M.Kes

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN INTERPRETASI/SOLUSI TTD


TINDAK LANJUT PEMBIMBIN
G UTAMA
Rabu/22 Konsul BAB I  Perbaikan BAB I
1
Januari 2020
2 Jum’at/24 Konsul BAB I  Perbaikan BAB I
Januari 2020
3 Rabu/29 Konsul BAB I  Perbaikan Latar
dan II Belakang
Januari 2020
4 Kamis/30 Konsul BAB  Perbaikan BAB III
III
Januari 2020
5 Senin/06 Konsul BAB I  ACC
II dan III
Februari 2020
6 Selasa/28 Konsul BAB  Melanjutkan
III,IV,dan V lampiran
April 2020
ANC,INC,dan PNC
7 Minggu/07 juni Konsul Lta  Perbaikan materi
2020 lengkap BAB II dan lampiran
Nifas

8
9
10

NO HARI/TANGGAL KEGIATAN INTERPRETASI TTD


SOLUSI TINDAK PEMBIMBING
Lampiran 13

LANJUT PENDAMPING
1 Kamis/30 Konsul BAB I,II  Perbaikan
dan III susunan BAB I
Januari 2020
 Cek kesesuaian
Teori
2 Jum’at/31 Konsul revisi  Tambahkan
BAB I alasan
Januari 2020
pentingnya
asuhan
komprehensif
 Lengkapi BAB
II dan III
3 Senin/06 Konsul BAB  Buat askeb I
I,II,dan III  Lengkapi
Februari 2020
Lampiran
4 Kamis/09 Konsul Proposal  ACC lanjut
Lengkap,ACC sidang proposal
Februari 2020
5 /04 mei 2020 Konsul BAB  Perbaikan BAB
IV-VI V
6 Senin/15 mei 2020 Konsul BAB V  ACC
7 Sabtu/ 06 juni 2020 Konsul LTA  Perbaikan
lengkap
8 Minggu/07 juni Konsul LTA  ACC
2020 lengkap
LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING UTAMA

Nama : Trisnawati
Judul LTA : Laporan Kasus Asuhan Kebidanan
Komprehensifpada Ny.DG2P1A0 Umur 25 Tahun di
PMB Hj. Yeni Hasfiany,SSTTanjungPinangg Tahun
2020
Pembimbing Pendamping : Rahmadona, M.Ke
Lampiran 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Langkah dan Manfaat Senam Nifas


Sasaran : Ibu Nifas
Hari/Tanggal : Minggu/ Maret 2020
Pukul : 10.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan praktik selama ± 25 menit, diharapkan Ny. S
bisa mengetahui langkah dan manfaat senam nifas

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengetahui kegiatan selama 20 menit peserta yang mengikuti
kegiatan dapat menjelaskan :
1. Manfaat senam nifas

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Praktik
2. Tanya jawab

E. Media
Leaflet
Lampiran 14

F.Kegiatan
No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta
1. 10.00 s/d 10.10 Pembukaan Menjawab salam
WIB Memberikan salam Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan dari Memperhatikan
kegiatan
Menyebutkan topic yang
akan disampaikan
2. 10.11 s/d 10.20 Penjelasan materi singkat Memperhatikan
WIB 1. Tujuan Senam nifas dan menyimak
2. Manfaat senam nifas penjelasan
3. 14.21 s/d 14.25 Penutup Menjawab salam
WIB Tanya jawab
Mengucapkan salam

F. Evaluasi
Metode evaluasi : Mempraktikkan langkah-langkah senam nifas
Hasil evaluasi : Ny. S mengetahui dan bisa melakukan senam nifas

G. Lampiran Materi (Leaflet)


Terlampir
Lampiran 14
Lampiran 14
Lampiran 14
Lampiran 15

DOKUMENTASI PELAKSANAAN LTA

Anda mungkin juga menyukai